Bab Ii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Media
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat penting untuk suatu proses
pembelajaran dalam naungan pendidikan, dalam penelitian yang
menggunakan media diperlukan kajian teori mengenai media
pembelajaran tersebut. Kajian teori yang akan dibahas dalam media
pembelajaran meliputi: pengertian media pembelajaran, kriteria
pemilihan media pembelajaran, fungsi media pembelajaran, manfaat
media pembelajaran,aspek media pembelajaran, dan klasifikasi media
pembelajaran.
a. Pengertaian Media Pembelajaran
Asal usul kata media berasal dari bahasa latin medius secara
harfiah yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’, ‘pengantar’. menurut
bahasa arab, media adalah perantara wasaail pengantar pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan (Arsyad, 2016). Menurut
Gerlach & Ely (1971) dalam buku Arsyad (2016) mengatakan
bahwa media adalah kejadian yang membangun kondisi peserta
didik yang mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap, apabila dipahami secara garis besar. Dalam pengertian
tersebut guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media Pembelajaran. Secara khusus media yang digunakan dalam
proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai photografis, alat-
alat grafis, atau elektronis untuk memproses, menyusun dan
menangkap kembali informasi secara verbal atau visual. Menurut
Zulkarnain, Firdaos, & Sada, (2019) media merupakan suatu
instrumen yang dapat dimanipulasi, ditinjau didengarkan, dan
dihafalkan. Menurut Musfiqon (2012) media pembelajaran
diartikan sebagai alat bantu nonfisik ataupun fisik yang akan
digunakan sebagai alat atau perantara antara guru dan peserta didik
dalam menjelaskan atau memahami materi pembelajaran agar lebih

10
11

efektif dan efesien dalam proses pembelajaran. Sehingga materi


pembelajaran lebih cepet diterima peserta didik dengan utuh dan
dapat menarik perhatian maupun minat dari peserta didik untuk
belajar lebih menyenangkan.
Dari beberapa pengertian yang sudah dijabarkan di atas,
dapat disimpulkan bahwasanya pengertian dari media
pembelajaran merupakan sesuatu atau benda yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, kemauan, menyalurkan pesan dari
pengantar maupun penerima pesan. Sehingga dapat mendorong
tercapainya proses belajar yang menyenangkan dan memberikan
informasi baru terhadap diri peserta didik . Media memberikan
motivasi atau rangsangan utuk peserta didik melakui proses
pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sesui.
b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Terdapat enam kriteria untuk memilihan sebuah media yang
digunakan saat pembelajaran menurut Arsyad (2015), antara lain:
1) Diesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini
diwujudkan dalam bentuk sebuah tugas yang akan dikerjakan
peserta didik. Selain itu, tujuan ini juga mengacu pada
gabungan dari beberapa ranah kognitif, afektif, atau
psikomotorik.
2) Tepat untuk mendukung materi pelajaran yang bersifat fakta,
nyata, sesuai konsep, atau generalisasi. Kriteria ini digunakan
untuk membantu kegiatan pembelajaran supaya menjadi
efektif, sehingga media harus selaras atau sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran, baik itu tugas peserta didik maupun
mental peserta didik.
3) Praktis, luwes, dan bertahan lama. Kriteria ini menganjurkan
guru atau pendidik untuk memilih media yang mudah
ditemukan, mudah dibuat sendiri , atau mudah diperoleh, dapat
digunakan dimana pun dan kapan pun, serta mudah dibawa
kemana-mana dan mudah dipindahkan.
12

4) Pendidik harus terampil dan menguasai dalam menggunakan


media . Apa pun media yang ada atau yang digunakan, guru
harus mampu menggunakan, karena jika guru belum dapat
menggunakan media tersebut, maka mutu dan hasil belajar
tidak meningkat dan tidak akan sesuai dengan keinginan.
5) Pengelompokan sasaran. Kriteria media berhubungan dengan
penggunaan media yang disasarkan untuk individu atau
kelompok.
6) Mutu teknis. Kriteria ini berkaitan dengan syarat teknis untuk
pembuatan media.
Sedangkan untuk pemilihan kriteria media pembelajaran yang
baik menurut Arsyad (2015), antara lain :
1) Kemampuan mengakomodasikan dari sebuah media dengan
penyajian stimulus yang tepat (visual atau audio).
2) Kemampuan mengakomodasikan respons peserta didik yang
tepat (dalam bentuk tertulis, audio, dan kegiatan fisik).
3) Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.
4) Memilih sebuah media utama dan media sekunder untuk
penyajian informasi atau stimulus yang akan disajikan atau
dipaparkan pada peserta didik, dan untuk tes maupun latihan
(sebaiknya pada latihan maupun tes menggunakan media yang
sama untuk disajikan pada peserta didik). Misalnya, untuk
tujuan pembelajaran yang melibatkan penghafalan peserta
didik.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, memilih, menentukan
dan menggunakan media pembelajaran yang baik dalam proses
pembelajaran merupakan hal yang penting. Hal ini dipertegas oleh
Mc.M.Connel dalam Guslinda, & Kurnia (2018) yang mengatakan
bahwa “menggunakan media harus memiliki kesesuaian dengan
kebutuhan belajar, karena media apapun dapat digunakan dalam
aktifitas belajar mengajar asalkan sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran tersebut dan pengajaran itu sendiri”. Melalui
13

penjelasan dari para ahli di atas, dalam pemilihan sebuah media


pembelajaran harus tepat dan sesuai dengan kriteria, sehingga
mampu menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
c. Fungsi Media Pembelajaran
Media atau alat bantu dalam pembelajaran sangat dibutuhkan
dalam pendidikan. Menurut Hamalik (1986) dalam buku Arsyad
(2016) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi,
keingintahuan, minat yang baru yang ditanamkan pada diri peserta
didik, rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh terhadap psikologis peserta didik . Pada awalnya media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam
kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana prasarana yang
dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik untuk
mendorong motivasi belajar peserta didik, memperjelas dan
mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
sederhana, kongkrit, dan mudah difahami. Levies & Lentz (1982)
dalam buku Arsyad (2016) mengemukakan beberapa fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1) Fungsi atensi
Media visual merupakan inti, yaitu mengarahkan dan
menarik perhatian peserta didik untuk lebih memperhatikan
atau berkonsentrasi kepada materi pelajaran yang berkaitan
langsung dengan makna visual yang ditampilkan atau
menggunakan teks materi pelajaran. Saat pembelajaran
berlangsung seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
bersemangat dan kurang tertarik dengan materi pelajaran,
atau mata pelajaran itu termasuk salah satu materi pelajaran
yang susah bagi peserta didik, yang mengakibatkan peserta
didik tidak suka pada matapelajaran tersebut sehingga
mereka tidak memperhatikan.
14

2) Fungsi efektif
Media visual dapat dilihat dari semangat peserta didik ketika
belajar atau pada saat membaca teks yang bergambar.
Gambar atau lambang visual dari media dapat menggugah
semangat, emosi dan sikap peserta didik.
3) Fungsi kompensatoris
Media visual memberikan konteks pemahaman untuk
memahami teks. Media visual membantu peserta didik yang
kurang bisa atau lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi atau memudahkan dalam teks
dan mengingatkan kembali teks tersebut. Dan media
pembelajaran berfungsi untuk memudahkan peserta didik
yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.
Fungsi media pembelajaran Menurut Musfiqon (2012) yaitu
merupakan alat bantu untuk peserta didik untuk menjelaskan
sebagian dari keseluruhan materi pembelajaran yang sulit
dijelaskan atau difahami secara langsung atau secar verbal. Materi
dalam pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam proses
pembelajaran menggunakan media pembelajaran. maka media
pembelajaran tidak untuk menjelaskan keseluruhan materi
pelajaran, tetapi sebagian yang belum jelas saja. Ini sesui dengan
fungsi media yaitu sebagi penjelas.
d. Manfaat Media Pembelajaran
Media selain memiliki fungsi dalam pembelajaran juga
memiliki manfaat seperti yang dikemukakan Dale (1969: 180)
dalam buku Arsyad (2016) bahwa bahan-bahan audio visual
memberikan manfaat bagi peserta didik asalkan guru atau
pendidikan berperan aktif dalam proses pembelajaran secara
langsung. Guru dan peserta didik harus berhubungan dengan baik
mereka merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan
15

modern saat ini dalam kelas pada saat proses pembelajaran. Guru
harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan
bantuan media, dan peserta didik hadir untuk menerima materi dari
guru agar manfaat berikut ini terealisasikan:
1) Meningkatkan rasa saling menghormati, saling pengertian
dan simpati di dalam kelas pada saat proses pembelajaran
2) Menjadikan perubahan signifikan terhadap tingkah laku yang
lebih baik pada peserta didik
3) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang
berhubungan dengan mata pelajaran, kebutuhan dan minat
peserta didik
4) Membawa suasana baru dalam pengalaman belajar peserta
didik
5) Mendorong peserta didik lebih kreatif dengan melibatkan
imajenasi dan partisipasi yang meningkatnya hasil belajar
peserta didik
6) Memberikan umpan balik yang dapat membantu siswa
menemukan banyak pembelajaran.
Menurut Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam Arsyad (2016)
mengemukakan manfaat media pembelajaran pada saat proses
pembelajaran peserta didik, yaitu:
1) Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dengan
pembelajaran yang lebih menarik perhatian peserta didik
2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
mudah dipahami dan dikuasai peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran
3) Metode mengajar guru akan lebih bervariasi, sehingga
peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan
pembelajaran, seperti mengamati, melakukan,
mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.
16

Begitu juga Encyclopedia of educational Rasearch dalam


buku Arsyad (2016) mengemukakan manfaat media pendidikan
sebagai berikut :
1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir, oleh
karena itu menggunakan verbalisme
2) Memberikan perhatian lebih pada peserta didik
3) Menggunakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
belajar lebih baik lagi
4) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat
menumbuhkan kreativitas peserta didik sehingga peserta
didik lebih kreatif
5) Menumbuhkan pemikiran yang sesuai,teratur dan kontinyu
6) Membantu perkembangan kemampuan berbahasa, sopan
santun yang digunakan peserta didik
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain kepada peserta didik, dan membantu efesiensi dan
keragaman yang lebih banyak dalam proses pembelajaran
Dari uraian dan beberpa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulakan beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran
di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat mempermudah memahami materi
dan memberikan informasi sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
2) Media pembelajaran bisa meningkatkan dan menarik
perhatian peserta didik sehingga menimbulakan motivasi
untuk belajar lebih bersemangat, dan memudahkan peserta
didik untuk belajar sendiri-sendiri sesui dengan kemampuan
dan minatnya.
3) Media pembelajaran mampu mengatasi keterbatasan indra,
ruang dan waktu
4) Media pembelajaran memberikan pengalaman baru kepada
peserta didik ten tang peristiwa-peristiwa yang ada
17

dilingkungan mereka, serta memudahkan terjadinya interaksi


langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
misalnya karyawisata, kunjungan kemusium-musiem dan
kebun binatang.
Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar yakni dapat
memperjelas pelajaran agar lebih mudah difahami peserta didik
secara kongkrit saat menggunakan media. Adanya media ini
peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih semangat dalam
belajaran IPA materi penggolongan hewan berdasarkan
makanannya, perkembangbiakanya, daur hidupnya, dan sistem
penapasanya, karena menggunakan media yang berdasarkan
dengan materi yang diajarkan.
e. Aspek Media Pembelajaran
Menurut Fatimah, & Widiyatmoko (2009) aspek media
pembelajaran, antara lain :
1) Kemudahan dalam penggunaan sebuah media pembelajaran
dalam proses pembelajaran
2) Media pembelajaran dapat mendukung kegiatan belajar untuk
peserta didik
3) Media pembelajaran bisa membantu guru dalam mengajarkan
konsep yang sudah ditentukan dalam materi yang akan
disampaikan pada peserta didik
4) Media pembelajaran efisien saat digunakan
5) Media pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta
didik
6) Media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran mampu menarik minat pada peserta didik.
7) Media pembelajaran mempunyai nilai kepraktisan dan
kesederhanaan
8) Media pembelajaran dapat membantu atau mempermudah
peserta didik belajar secara mandiri
18

9) Media pembelajaran dapat membantu peserta didik menjadi


lebih aktif dan keingintahuanya lebih terpacu dalam proses
pembelajaran
10) Media pembelajaran mampu membantu peserta didik untuk
mengetahui informasi mengenai materi pembelajaran
Sedangkan menurut Sadiman, Rahardjo, Haryono, &, Harjito
(2018) aspek media pembelajaran, antara lain :
1) Kesesuaian dengan tujuan
2) Kosa kata
3) Penyusunan materi
4) Isi materi
5) Kemungkinan bertahan lama
6) Kecepatan presentasi
7) Kesesuaian untuk berbagai jenis peserta didik
8) Kualitas validasi prosedur
9) Kualitas pedoman guru
10) Kualitas suara
11) Kualitas visual (gambar, tulisan, warna)
Berdasarkan aspek-aspek media pembelajaran yang
dijelaskan di atas peneliti menggunakan aspek yang dikemukakan
oleh Fatimah & Widiyatmoko untuk memvalidasi media
pembelajaran. Sedangkan untuk memvalidasi materi pelajaran
yang ada pada media pembelajaran, peneliti menggunakan kisi-kisi
instrumen ahli media yang dimukakan BSNP 2008.
f. Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut Punaji dalam Mudlofir & Rusydiyah (2019) klasifikasi
media pembelajaran didasarkan atas empat, yakni:
1) Bentuk dan ciri fisiknya
a) Media dua dimensi, contoh: peta, gambar, bagan.
b) Media tiga dimensi, contoh: globe, model kerangka
manusia.
2) Jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh
19

a) Pengalaman langsung, yaitu pengalaman yang dialam


secara langsung dalam suatu peristiwa atau mengamati
kejadian atau objek yang sebenarnya.
b) Pengalaman tiruan, yaitu pengalaman yang didasarkan atas
model, dramatisasi, dan berbagai rekaman objek atau
kejadian.
c) Pengalaman dari kata-kata, yaitu perkataan yang diucapkan,
rekaman, kata-kata yang ditulis maupun dicetak dari media
3) Persepsi indra yang diperoleh
a) Media visual, misalnya: buku dan media grafis.
b) Media audio, misalnya: radio.
c) Media audio visual, misalnya: televisi dan film
4) Penggunaanya
a) Media pembelajaran yang penggunaanya secara individual
b) Media pembelajaran yang penggunaannya digunakan
secara berkelompok.
c) Media pembelajaran yang dalam penggunaannya secara
masal.
Berbeda dengan seels & Glasgow dalam Arsyad (2015) yang
mengelompokkan media dilihat dari segi tehnologinya, yaitu:
1) Pemilihan media tradisional
a) Visual diam yang diproyeksikan, contoh : proyeksi
overhead, proyeksi opaque, film strips, slides.
b) Visual yang diproyeksikan, contoh :gambar, foto, poster,
pameran, charts, grafik, papan info, diagram.
c) Audio, contoh : rekaman piringan, pita, reel, kaset,
catridge.
d) Penyajian multimedia, contoh : multi image, slide plus
suara (tape).
e) Visual dinamis yang diproyeksikan, contoh : film, televisi,
video.
20

f) Cetak, contoh : modul, teks terprogram, work book, buku


teks, , lembaran lepas (hand out), majalah ilmiah berkala.
g) Permainan, contoh : ular tangga, teka-teki, simulasi,
permainan papan.
h) Realia, contoh : model, specimen (contoh), manipulatif
(peta, boneka).
2) Pemilihan media teknologi mutakhir
a) Media berbasis telekomunikasi, contoh : teleconfeerence,
kuliah jarak jauh.
b) Media berbasis mikroprosesor, contoh : instruction,
computer assisted sistem tutor intelejen, interaktif
multimedia, compact (video) disc, permainan komputer.
Berdasarkan penjelasan klasifikasi media pembelajaran
menurut para ahli di atas peneliti menggunakan media
pembelajaran berbentuk visual yang menggunkan pilihan
media tradisional yakni media cetak. Media cetak yang
digunkan peneliti adalah media cetak 3 dimensi berupa
magic disc.
2. Media Magic Disc
a. Pengertian Magic Disc
Media Magic disc merupakan sebuah media yang berbentuk
lingkaran bertingkat yang menyerupai disc (kaset). Akan tetapi
media ini diputar secara manual dengan tangan. Magic disc terdiri
atas dua kata, yaitu magic dan disc. Magic berasal dari bahasa
Inggris yang berarti ajaib. Sedangkan disc adalah kata yang
menunjuk benda yang berarti kepingan atau cakram. Menurut
Budi (2010) menjelaskan media pembelajaran magic disc
berdasarkan turunan arti kata pada Kamus Besar Bahasa Indonsesia
adalah suatu alat perantara untuk proses pembelajaran yang
berbentuk seperti piringan atau bulat pipih seperti lingkaran yang
memuat materi pembelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian di
atas, maka magic disc penggolongan hewan berdasarkan makanan,
21

perkembangbiakan, daur hidup dan sistem pernapasan dapat


didefinisikan sebagai salah satu media pembelajaran yang
berbentuk kepingan cakram berbentuk lingkaran dan di dalamnya
memuat materi penggolongan hewan berdasarkan makanan,
perkembangbiakan, daur hidup dan sistem pernapasan. Magic Disc
dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang membantu
pencapaian tujuan pembelajaran penggolongan hewan berdasarkan
makanan perkembangbiakan, daur hidup dan system pernapasan di
SD.
Magic Disc adalah media yang digunakan pada saat proses
pembelajaran. Magic Disc merupakan media yang fasilitasnya
penting disekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan
motivasi, perhatian peserta didik pada saat proses pembelajaran
sehingga peserta didik fokus memperhatian materi yang ada di
media tersebut. Dengan media Magic Disc peserta didik diajak
secara aktif dan fokus memperhatikan materi yang disajikan guru
melalui Magic Disc. Penggunaan Magic Disc diikuti dengan
metode anak aktif, kreatif maka efektifitas pengajaran akan
semakin baik yang mana akan mempengaruhi hasil belajar peserta
didik. Magic Disk juga dapat melengkapi media di sekolah-
sekolah. Disamping itu dengan diimbangi kreasi-kreasi yang
meningkatkan kreatifitas peserta didik , misalnya dengan
menggunakan Magic Disc sebagai media pembelajaran pada setiap
topik pembahasan atau setiap materi.
Menurut Risky (2017) Magic Disc memiliki dua bagian atau
kepingan yang berbentuk lingkaran. bagian satu dengan bagian
kedua disatukan dengan kancing (as) pada bagian tengah. Cara
kerja Magic Disc diputar salah satu bagian Magic Disc tersebut
yaitu bagian satu atau bagian dua searah jarum jam atau
sebaliknya. Sehingga mudah untuk digunakan peserta didik,
bernilai praktis dan sangat membantu dalam proses pembelajaran.
b. Kelebihan Media Magic Disc
22

Magic Disc IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dipilih sebagai


solusi permasalahan dalam pembelajaran IPA di SD untuk
membantu peserta pemahaman didik. Menuru Sadiman, A, R, & A,
(2012) mengemukakan bahwa kelebihan media Magic Disc dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, bersifat kongkrit dan
menampilan informasi secara cepat dan paktis serta mudah
digunakan. Sedangkan menurut Anwar (2016) mengemukakan
bahwa media pembelajaran magic disc dapat digunakan lebih muda
daam menampilkan informasi secara cepa dan praktis.
Dari Beberapa Pendapat Di atas dapat disimpulkan bahwa
Kelebihan Magic Disc tersebut dapat membantu guru dalam
mengajar. Selain itu penggunaan Magic Disc dapat mempermudah
peserta didik untuk belajar penggolongan hewan berdasarkan
makanannya, perkembangbiakanya, daur hidupnya dan sistem
pernapasanya karena mampu menjembatani antara materi dan
kemampuan peserta didik sendiri. Media Magic Disc dapat
menambah pengalaman bagi peserta didik, karena dengan media
ini pembelajaran dapat dengan mudah dilaksanakan dan pendidik
akan merasa terbantu untuk menyampaikan materi pembelajaran
kepada peserta didik khusuusnya Ilmu Pengetauan Alam materi
penggolonga hewan berdasarkan makananya dan
perkembangbiakanya, daur hidupnya, dan sistem pernapasanya.
Magic Disc yang peneliti kembangkan materi penggolongan
hewan yaitu:
1) Magiic Disc penggolongan hewan berdasarkan jenis
makana
2) Magiic Disc penggolongan hewan berdasarkan
perkembangbiakan
3) Magiic Disc penggolongan hewan berdasarkan daur
hidup
4) Magiic Disc penggolongan hewan berdasarkan sistem
pernapasan.
23

3. Pembelajaran IPA
a. Tematik
Di Indonesia pada saat ini menerapkan sistem pendidikan
kurikulum 2013. Ada empat aspek yang dinilai oleh guru dalam
menggunakan kurikulum 2013, yaitu aspek spiritual, aspek
pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek
keterampilan (psikomotorik). Pembelajaran yang dilakukan dalam
kurikulum 2013 adalah menggunakan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik disajikan dengan memetakkan beberapa
disiplin ilmu menjadi suatu tema.
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik dalam Sungkono (2006)
berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap
pembelajaran, pada peserta didik serta pemikiran yang aktif, kreatif
dengan menggunakan tema yang ada di tematik.
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang berpusat
pada peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung. Hal ini
dipertegas oleh Sungkono (2006), bahwa karakteristik
pembelajaran tematik antara lain:
1) Berpusat pada peserta didik secara langsung
2) Memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4) proses pembelajaran menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran
5) Bersifat fleksibel
6) Minat dan kebutuhan peserta didik dapat berkembang sesuai
dengan Hasil pembelajaran
b. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang membahas
tentang materi gejala-gejala alam sebagai materi di dalamnya.
Materi gejala-gejala alam kebanyakan disajikan melalui kegiatan
yang telah disusun dan dilaksanakan secara tersusu dan sistematis
24

agar peserta didik bisa memahami dengan sendiri materi tentang


gejala-gejala di alam dengan pengalaman yang diperolehnya.
Wahyana dalam Trianto (2010) mengemukakan bahwa hal ini
sejalan dengan pendapat para ahli bahwa kumpulan pengetahuan
IPA hanya terbatas pada gejala-gejala alam dan penggunaan
pengetahuan dalam IPA tersusun secara sistematis.
Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2010)
mengemukakan bahwa:
“IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang makhluk
hidup maupun benda hidup dan dunia zat yang diamati.
pembelajaran IPA memiliki Ilmu yang disampaikan melalui
suatu pembelajaran sehingga di khususkan menjadi suatu
mata pelajaran memiliki tujuan masing-masing kepada para
penerima ilmu tersebut”.
Materi yang terdapat pada pelajaran IPA secara garis besar
mempelajari tentang alam, kehidupan makhluk hidup dan seluruh
isinya. Dalam penyampaiannya, ilmu pengetahuan alam tersebut
harus disesuaikan dengan tinngkatan sekolah atau tahap
perkembangan peserta didik agar dapat mudah dipahami dan
dimengerti. Oleh karena itu, ilmu yang cukup luas termuat dalam
pembelajaran IPA tersebut dapat diberikan melalui sebuah kegiatan
belajar mengajar. Dikhususkannya IPA menjadi sebuah mata
pelajaran memiliki tujuan bagi penerima ilmu itu sendiri
Disamping itu, IPA dalam prosesnya secara tidak langsung
sehingga tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai.
Menurut Trianto (2010) beberapa tujuan pendidikan secara
umum termaktub dalam taksonomi Bloom yaitu:
“kognitif yaitu dapat diharapkan seperti tujuan utama dalam
sebuah pembelajaran yakni memberikan pengetahuan bagi
peserta didik. pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep
yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari yaitu yang
dimaksud dengan pengetahuan. Pengetahuan secara garis
besar yaitu tentang fakta yang ada di alam semesta untuk
dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan
melihat adanya keterangan serta keteraturannya. Disamping
hal itu, pembelajaran diharapkan pula memberikan
kemampuan sikap ilmiah (afektif), keterampilan
(psikomotorik), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. Di
25

dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahan yang


ada dalam pembelajaran”.

Berdasarkan tujuan pendidikan yang ada pada taksonomi


Bloom dapat disimpulkan bahwa tujuan utama bagi mata pelajaran
IPA memberikan pengetahuan kognitif bagi penerima atau peserta
didik. Untuk mengatasi sebuah permasalahan di masa yang akan
datang, ilmu Pengetahuan yang diperoleh diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari dan untuk
sebuah proses perolehan hal tersebut diperlukan keterlibatan panca
indera penerima yang berguna bagi pembentukan keterampilan
sehingga bermanfaat.
Pembelajaran IPA tentang hewan digolongkan beberapa
kategori yang tidak dicantumkan di SD, bahkan dalam materi
penggolongn hewan di SD kurang terstruktur dengan baik. Materi
pembelajaran penggolongan hewan dalam K-13 tidak terstruktur
dengan benar, terpecah-pecah, dan tidak ada kerangka dalam
penggolonga hewan. Pada kelas 4 materi pengglongan hewan
disebutkan berdasrkan makannanya dan daur hidupnya. Untuk
kelas 5 materi penggolongan hewan disebutkan berdasarkan sistem
pernapasan. Sedangkan dalam kelas 6 disebutkan penggolongan
hewan berdasarkan perkembangbiakanya. Sehingga membuat
peserta didik tidak megetahui bahwa penggolongan hewan terdiri
dari beberapa jenis atau dikelompokkan dalam beberapa
pengolongan.
Pada awal pembahasan hewan di kelas 4 seharusnya
dijekaskan beberapa kategori penggolongan hewan tersebut.
Seharusnya dalam pembelajaran materi peggolongan hewan
memiliki kerangka atau peta konsep yang menunjukkan hewan
digolongkan menjadi beberapa kelompok. Sehingga tidak ada
miskonsepsi terhadap peserta didik. Dan peserta didik mengetahu
bahwa penggolongan hewan berdasarkan jenisnya tidak Cuma
26

satu. Maka dari itu peneliti membuat peta konsep penggolongan


hewan dalam sebgai berikut:

PENGGOLONGAN HEWAN

Penggolongan Penggolongan Penggolongan Penggolongan


hewan hewan hewan hewan
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
makanan perkembangbiakan daur hidup sistem
pernapasan

 Karnivora  Ovipar  Metamorfosis


 Herbivora  sempurna
Vivpar
  Paru-paru
 omnivora  Metamorfosis
ovovivipar
tidak sempurna  Trakea
 Insang
 kulit
Bagan 2.1 penggolongan hewan

c. Penggolongan hewan berdasarkan makanannya


Materi penggolongan hewan berdasarkan makananya
merupkan materi yang biasa digunakan sebagai salah satu dasar
kesesuiana pengembangan media PH (Penggolongan Hewan)
berdasarkan jenis makananya oleh para peneliti. Materi
penggolongan hewan berdasarkan makananya merupakan salah
satu materi untuk peserta didik kelas V semester 1 pada mata
pelajaran IPA.
Menurut Eka (2015) dalam bukunya yang berjudul
“miskonsepsi dalam pelajaran IPA di Sekolah Dasar tinjauan krisis
dari ilmu pengetahuan” penggolongan hewan berdasarkan jenis
makannanya terbagi menjadi 3 macam yaitu Herbivora, Karnivora,
dan Omnivora. Penggolongan hewan berdasarkan makananya
sangat beragam yang sudah digolong-golongkan dan pada
umumnya hewan memakan tumbuhan atau hewan lain. Selain itu,
27

ada beberapa hewan yang memakan tumbuhan sekaligus memakan


hewan lainnya. Jenis hewan yang memakan tumbuhan seperti unta,
kambing, kuda jerapah,sapi, rusa dan lain-lain masih banyak lagi.
Jenis hewan pemakan biji-bijian seperti burung merpati, tupai dan
masih banyak lagi yang lainya. Jenis hewan pemakan buah seperti
ulat, burung pipit dan lain-lain. Jenis hewan yang memakan
jenisnya tergolong hewan buas seperti singa, buaya, elang dll.
Disamping itu, ada juga hewan yang memakan hewan lebih kecil
dari tubuhnya seperti katak yang memakan serangga, cicak
memakan nyamuk, dan masih banyak lagi. Hewan yang memakan
tumbuhan dan hewan lain seperti ayam karena ayam juga menyukai
biji-bijian dan terkadang dia juga memakan cacing.
Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya antara
lain menurut :
1) Herbivora
Herbivora adalah kelompok hewan pemakan tumbuhan..
Gigi hewan ini terdiri dari gigi seri, gigi graham, dan tidak
memiliki gigi taring. Susunan gigi tersebut adalah ciri khas
dari hewan herbivora. Gigi graham memiliki fungsi untuk
menghaluskan makanan yang telah dipotong oleh gigi seri
sedangkan gigi seri berada di depan dan sangat tajam, gigi ini
berguna untuk memotong makanan. Sementara itu Contoh
hewan yang termasuk kelompok ini adalah bangsa burung
misalnya burung nuri, burung merpati, burung kakatua, burung
beo, burung betet dan sebagainya. Sedangkan untuk Bangsa
hewan mamalia seperti kijang, kuda, sapi, kerbau, dan
kambing. Kalau untuk bangsa serangga misalnya capung, kutu
daun, belalang, dll.
Ciri-ciri hewan Herbivora yaitu:
a) Memiliki gigi seri tajam
b) Memiliki gigi graham yang bergelombang
c) Tidak memiliki gigi taring
28

d) Gigi taringnya digunakan untuk menunyah makanan


e) Gigi seri digunakan untuk menggigit makanan

Gambar 2.1 Tengkorak Hewan Herbivora


(Karitas, 2017)
2) Karnivora
Karnivora adalah kelompok hewan pemakan daging atau
pemakan hewan lain.sebagian besar hewan yang termasuk di
dalam kelompok ini merupakan hewan buas atau liar. Hewan
karnivora harus berburu terlebih dahulu untuk mendapatkan
makanannya. Maka dari itu, hewan ini memiliki gigi taring
yang sangat tajam dan kuat. Gigi taring memiliki fungsi untuk
merobek dan mengoyak mangsa yang didapatkan dari
pemburuan. Hewan yang termasuk Kelompok ini yaitu bangsa
burung seperti burung burung hantu, burung rajawali elang,
dan sebagainya. Bangsa serangga misalnya laba-laba, dll.
Bangsa mamalia seperti macan, serigala, dan sebagainya.
Bangsa reptil seperti cicak, komodo, dan tokek sedangkan
bangsa ikan misalnya ikan hiu, ikan arwana, dll.
Ciri-ciri hewan Karnivora yaitu:
a) Memiliki gigi taring yang kuat dan tajam
b) Memiliki gigi seri yang kuat dan tajam walaupun berukuran
kecil
29

Gambar 2.2 Tengkorak Hewan Karnivora


(Karitas, 2017)
3) Omnivora
Omnivora adalah jenis hewan pemakan tumbuhan dan
memakan hewan lain atau yang disebut pemakan segalanya.
Hewan omnivora memiliki susunan gigi tersendiri, yaitu gigi
seri, gigi taring, dan gigi graham, hewan ini berkembang
dengan baik untuk menyesuikan dengan makannya. Gigi seri
dan gigi taring digunakan untuk memakan makanan yang
berupa hewan lain. Hewan tersebut di antaranya seperti
beruang, itik, musang, ayam, babi, burung jalak dan burung
kutilang. Sementara itu gigi graham digunakan ketika
memakan makanan berupa tumbuhan.
Ciri-ciri hewan omnivora yaitu:
a) Memiliki susunan gigi seri, gigi taring, dan gigi graham
b) Berkembang biak secara bertelur dan sebgaian
berkembangbiak secara beranak.

Gambar 2.3 tengkorak hewan omnivore


30

(Karitas, 2017)
d. Penggolongan hewan berdasarkan perkembangbiakanya
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan memperbanyak
jenisnya begitu juga dengan hewan. Hewan yang sudah dewasa
akan membentuk sel-sel kelamin. hewan betina akan menghasilkan
sel telur/ovum. sedangkan hewan jantan akan menghasilkan sel
kelamin jantan atau yang disebut sperma.
Perkembangbiakan generatif pada hewan diawali dengan
perkawinan atau pembuahan. Peleburan antara ovum dengan
sperma setelah terjadi pembuahan berbentuk zigot itu adalah yang
disebut Pembuahan. Sedangkan sel telur yang telah dibuahi disebut
Zigot. Dari zigot zigot akan tumbuh menjadi janin, dari janin
kemudian akan tumbuh menjadi anak atau individu baru.
Berdasarkan tempat pertumbuhan janinya, maka hewan
dikelompokkan menjadi hewan melahirkan yang disebut vivipar,
hewan bertelur yang disebut ovipar dan hewan bertelut melahirkan
yang disebut ovovivipar.
Penggolongan hewan berdasarkan perkembangbiakanya
antara lain menurut Sulistyanto & Wiyono (2008):
1) Hewan melahirkan atau vivipar
Vivipar adalah hewan yang melahirkan anak atau
individu baru. Hewan vivipar atau hewan yang
melahirkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Janin tumbuh di dalam induk betina yang disebut
dengan masa kehamilan hewan
b) Janin memperoleh makanan dari induknya dengan
melalui perantara tali pusat atau plasenta
sepertihalnya manusia
c) Pertumbuhan janin relatif lambat
d) Bentuk tubuh anak atau individu baru yang lahir sama
bentuk tubuh induk hewan
e) Mempunyai daun telinga
31

f) Induk betina menyusui anaknya setelah melahirkan


Hewan menusui anaknya disebut mamalia. Contoh
hewan melahirkan antara lain kambing, kucing, singa,
tikus, kerbau, kelelawar, sapi, kuda, beruang, paus,
lumba-lumba, dan sebagainya.

Gambar 2.4 Hewan Vivipar


(Sulistyanto & Wiyono, 2008)

2) Hewan bertelur atau ovipar


Ovipar adalah hewan yang meletakan telur di luar
tubuh induk betinanya. Hewan bertelur atau ovipar
memiliki ciri-ciri sebagai berikut menurut Sulistyanto &
Wiyono (2008):
a) Hewan bertelur yaitu janin tumbuh diluar induk
betina tetapi di dalam telur bercangkang.
b) Didalam telur sudah tersimpan makanan untuk
cadangan makanan janinnya.
c) Janin tumbuh relatif cepat didalam telur.
d) Cangkan yang sudah menteas akan menjadi anak
bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk
tubuh induknya
e) Hewan ovipar tidak memiliki daun telinga.
f) Tidak memiliki kelenjar susu seperti hewan vivipar.
g) Dan hewan tersenut tidak akan menyusui anaknya
karena tidak memiliki klenjar susu.
Contoh hewan bertelur atau ovipar antara penyu,
ular, ikan, katak, kupu-kupu, dan lain sebagainya.
32

Pada beberapa unggas atau burung, proses penetasan


telur dierami sehingga memperoleh panas yang sesuai
dari tubuh induknya yang akan membuat telur tersebut
menetas. Contoh, proses penetasan pada ayam, yaitu
ayam mengerami telurnya yaitu selama 21 hari. Setelah
melalui masa telur dierami telur ayam akan menetas,
kulit telur akan pecah dan akan keluar anak ayam yang
sama dengan bentuk induknya. Masa mengerami pada
setiap jenis hewan bertelur berbeda-beda. Beberapa
hewan bertelur, seperti ulat, katak, kupu-kupu, nyamuk,
dan belalang, ketika bentuk anak belum dewasa bentuk
tubuh anaknya berbeda dengan bentuk tubuh induknya.
hewan akan mengalami metamorfosis yaitu pertumbuhan
dan perkembangan menuju hewan dewasa, hewan-hewan
tersebut mengalami beberapa kali perubahan bentuk.

Gambar 2.5 hewan ovipar


(Sulistyanto & Wiyono, 2008)
3) Hewan melahirkan dan bertelur atau ovovivipar
Cara berkembang biaknya hewan yaitu dengan cara
bertelur dan beranak, embrionya berkembang di dalam
telur, dan telur tetap berada di dalam tubuh induknya
sampai telur menetas. Setelah telur menetas, individu
baru tersebut keluar dari tubuh induknya disebut
Ovovivipar.
Ciri-ciri hewan ovovivipar sebagai berikut menurut
Sulistyanto & Wiyono (2008):
33

a) Calon individu baru dibentuk secara


generatif/seksual
b) Telur mendapatkan makanan tetapi telur tetap
berkembang dalam induknya
c) Hewan bertelur setelah itu telur menetas dengan
keluar dari tubuh induknya
d) Pembuatan terjadi di dalam tubuh induknya
e) Tidak menyusui
f) Tidak mengasuh calon individu yang menetas
g) Tidak mempunyai rahim
h) Berdarah dingin
Contoh hewan ovovivipar antara lain ikan pari,
buaya, kadal, ikan gapi-gapi, ular piton, dan sebagainya.
Kadal adalah hewan yang awalnya bertelur, akan tetapi
telur yang dihasiklan induk kadal menetas di dalam
tubuh induk betina kemudian anaknya keluar dari tubuh
induk betina.

Gambar 2.6 gambar ovovivipar


(Sulistyanto & Wiyono, 2008)
e. Penggolongan hewan berdasarkan daur hidupnya
Menurut Nurhayati (2014) daur hidup adalah tahapan-tahapan
kehidupan makhluk hidup yang berasal dari telur kemudian
menetas dan menjadi hewan dewasa.
1) Metamorfosis sempurna
34

Metamorfosis sempurna adalah Metamorfosis yang dialami


hewan dan hasil dari penetasan hewan tersebut berbeda dengan
bentuk induk hewan tersebut.
Ciri-ciri hewan ini:
a) Meninggalkan telur yang ditetaskan
b) Tidak mengasuh anaknya
Contohnya: kupu-kupu, nyamuk, katak.

Gambar 2.7 metamorfosisi sempurna


(Nurhayati, 2014)
2) Metamorfosis tidak sempurna
Metamorfosis tidak sempurna adalah Metamorfosis yang
dialami hewan yang setelah menetas bentuk tubuhnya sudah
sama dengan bentuk induknya.
Contohnya: jangkrik, semut, rayap, belalang

Gambar 2.8 metamorfosis tidak sempurna


(Nurhayati, 2014)
f. Penggolongan hewan berdasarkan sisem pernafasanya
Menurut Rohendi (2017) sistem pernafasan dan alat
pernapasan pada hewan berbeda-beda, dipengaruhi oleh habitat.
Hewan yang habitatnya atau hidunya di air mempunyai alat
pernapasan berupa insang, misalkan ikan. Namun, ada beberapa
35

hewan di air yang bernpas dengan paru-paru, misalnya lumba-


lumba dan paus untuk menghirup oksigen hewan tersebut sering
kali muncul ke permukaan air.
Alat pernapasan pada hewan:
a) Paru-paru
Hewan yang mempunyai alat pernapasan paru-paru adalah
hewan yang habitatnya di darat. Hewan mamalia adalah
hewan yang termasuk bernapas dengan paru-paru.
Contohnya kuda, sapi, kambing, dan kerbau. Sementara
hewan yang hebitatnya di dalam air dan bernapas dengan
paru-paru contohnya paus dan lumba-lumba.
b) Kulit
Ciri-ciri hewan bernapas melalui kulit mempunyai tubuh
yang berbiku-buku. contohnya adalah cacing tanah dan
kelabang
c) Trakea
Trakea yaitu alat pernapasan yang berupa kantong udara
dan dimiliki oleh jenis serangga. Contoh hewan yang
bernapas melalui trakea adalah belalang, semut, dan
burung
d) Insang
Insang adalah alat pernapasan yang terdapat pada ikan dan
berudu. Habitat yang memiliki alat pernapasan berupa
insang biasanya berada di air.
1) Sistem pernapasan pada beberapa hewan
a) Sistem pernapasan yang dimiliki burung
36

1.9 sistem pernapasan burung


(Rohendi, 2017)
Alat pernapasan pada burung adalah trakea, bronkus, paru-
paru, dan lubang hidung. Burung mempunyai alat
pernapasan khusus yang membantu saat terbang yang
dinamakan dengan pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara
terlentak diantara organ tubuh, tulang, dan otot dada. Pada
bagian trakea terdapat siring yang berfungsi menghasilkan
suara.
b) Sistem pernapasan yang dimiliki ikan
(1) Insang
Insang berada di bagian sisi kanan dan sisi kiri
kepala ikan. Insang pada ikan dilindungi oleh tutup
insang (operculum). Fungsi lain dari insang yaitu
sebagai transportasi garam-garam dan alat ekskresi.
Air yang mengandung oksigen masuk kedalam
melalui mulut ikan. Pada saat masuk, insang akan
meutup. Pada saat mulut ikan menutup, insang akan
membuka dan mengeluarkan korban dioksida dan air.
Jenis-jenis insang sebagai berikut:
(a) Insang terbuka
Hewan yang memiliki insang terbuka adalah
jenis-jenis ikan yang bertulang sejati. Contoh:
ikan mas. Ikan nila, dan ikan gurami
(b) Insang tertutup
Hewan yang memiliki insang tertutup adalah
jenis ikan yang bertulang rawan. Contoh: ikan
hiu.
(2) Labirin
Ada juga ikan yang mempunyai labirin insang yang
berbentuk lipatan-lipatan. Ikan yang mempunyai labirin
adalah ikan yang bertahan hidup di lumpur dan tidak
mengandung banyak air. Fungsi labirin untuk
37

menyimpan udara. Ikan memiliki gelembung udara


yang berfungsi mengatur berat tubuhnya ketika berada
di air. Alat tersebut menyebabkan ikan dapat berenang
bebas.
(3) Pulmosis
Ada beberapa ikan yang melakukan pernapasan secara
pulmosis. Pernapasan pulmosis adalah proses
pernapasan pada ikan rawa yang memiliki kandungan
air sedikit. Ketika banyak air, ikan akan bernapas
dengan insang, tetapi ketika kering ikan akan bernapas
menggunakan gelembung udara.

1.10 Sisitem pernapasan ikan


(Rohendi, 2017)

c) Sistem pernapasan pada katak

1.11 Sisitem pernapasan katak


(Rohendi, 2017)
(1) Berudu kecil (6 hari)
38

Katak yang masih berudu (kurang lebih 6 hari)


bernapas menggunakaninsang luar. Insang luar
mengandung kapiler-kapiler darah yang berfungsi
untuk menyerap oksigen ketika di dalam air.
(2) Berudu dewasa (9 hari)
Setelah berudu tumbuh lebih dewasa (kurang lebih 9
hari) dan sudah mulai tumbuh kaki pada bagian
ekornya, sistem pernapasanya berubah menjadi insang
dala. Bagian insangnya memiliki tutup insang.
(3) Katak dewasa
Pada saat katak dewasa, sistem pernapasan
menggunakan paru-paru, rongga mulut, dan kulit. Pada
rongga mulut, terdapat pembulu kapiler yang berfungsi
menyerap oksigen. Sementara kulitnya mengandung
lender-lendir yang berfungsi sebagai alat pernapasan.
d) Sistem pernapasan pada reptil

1.12 Sistem pernapasan reptile


(Rohendi, 2017)
Sistem pernapasan pada kadal sama seperti pada burung.
Yang membedakanya adalah tidak adanya alat pernapasan
bantu berupa pundi-pundi udara.
e) Sistem pernapasan apada cacing tanah
Cacing tahan bernapas dengan kulit. Kulitnya mengandung
kelenjar yang berfungsi membasahi tubuhnya. Ketika
tubuh cacing basah, maka oksigen akan masuk dengan cara
difusi.
f) Sistem pernapasan pada laba-laba
39

1.13 Sistem pernapasan laba-laba


(Rohendi, 2017)
Paru-paru buku yaitu Alat pernapasan yang digunakan
laba-laba. Paru-paru buku tersusun dari lamella-lamela.
Lamella adalah lembaran-lembaran tipis yang bersusun
secara teratur. Pada paru-paru buku terjadi proses
pernapasan, yaitu keluarnya karbon dioksida yang
digantikan dengan oksigen.
g) Sistm pernpasan apada serangga

1.14 Sistem pernapasan serangga


(Rohendi, 2017)
Alat pernapasan pada serangga adalah trakea. Trakea
memiliki pembuluh yang dinamakan dengan pembuluh
trakea. Bentuknya bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya
dan berfungsi mengalihkan oksigen yang masuk menuju
tubuh serangga. Pembulu-pembulu trakea bermuara pada
stigma. Stigma adalah jalan atau saluran tempat keluar dan
masuknya sirkulasi udara. Pada ujung trakea ada sebuah
40

alat yang merupakan tempat pertukaran gas yang


dinamakan dengan trakeola.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Peneliti mengangkat judul “Pengembangan Media Magic Disc
Penggolongan Hewan Berdasarkan Makananya Pada Kelas V di Sekolah
Dasar” dengan mencari referensi penelitian yang berkaitan dengan
penelitian yang dikaji, diantaranya adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2015), mengangkat judul
Pengembangan Magic Dsc Aksara Jawa sebagai Pembelajaran
Mandiri untuk siswa SD/MI Kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitian
yang didapatkan adalah produk permaianan Magic Disc aksara jawa.
Kualitas dan kelayakan dari media pembelajaran yang akan
dikembangkan diketahui melalui validasi media, validasi materi, pee
reviewer, dan penilaian guru. Dari sebuah penilaian ahli media adalah
Baik (B) mendapatkan skor 39 dan rata-rata 3,90. Penilaian dari ahli
materi baik (B) mendapatkan skor 41 dan rata-rata 4,10. Berdasarkan
penilaian peer reviewer 1adalah sangat baik (SB) dengan penilaian
skor 85 dan rata-rata 4,25. berdasarkan penilaian pee reviewer 2 adalah
sangat baik (SB) dengan mendapatkan skor 87 dan rata-rata 4,35.
Berdasarka penilaian guru 1 adalah sangat baik (SB) dengan jumlah
skor 92 dan rata-rta 4,60. Berdasarkan penilaian guru 2 adalah sangat
baik (SB) mendapatkan skor 89 dan rata-rta 4,45.akan tetapi,
kekurangan dari media Magic Disc tersebut hasil cetakan font aksara
jawa tidak 100% sempurna dan hasilnya huruf aksara jawa terlihat
kabur. Sehingga perlu pengeditan yang bagus untuk menghasilkan
tulisan Magic Disc tercetak 100% sempurna.
2. penelitian yang dilakukan oleh Elalanda (2019) dengan judul
pengembangkan media Magic Disc pada materi membaca kelas I
Sekolah Dasar. Hasil pengembangkan media Magic Disc pada materi
membaca presentase dari validasi ahli materi adalah 90,62% dan
validasi media 93,18%. Berdasarkan presentase yang diperoleh dari
validasi media dikatakan layak dalam pembelajaran karena memiliki
41

cara penggunaan yang mudah dipahami, relevansi terhadap materi dan


materi yang dijelaskan bisa tersampaikan dengan jelas dan ringkas
menggunakan media. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik
menunjukkan presentase 90% serta memiliki nilai rata-rata 90. Bisa
dilihat dari hasil respon siswa yang menunjukkan presentase 94,35%.
Selain dari respon siswa, kemenarikan media juga dapat dilihat dari
respon guru yang menunjukkan presentase 94,44%. Hal ini
menunjukkan media Magic Disc sangat efektif untuk digunakan di
kelas I Sekolah Dasar media Magic Disc yang dikembangkan tidak
memiliki kekurangan atau kelemahan.
3. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Handri (2015) mengangkat judul
Pengembangan Media Magic Disc Pada Pelajaran Agama Islam
Budipekerti Materi Walisongo Kelas 4 Sdm Tanjungtejo 3 Malang.
Hasil nebelitianya adalah media magic disc walisongo, dengan hasil
validasi ahli media pembelajaran tingkat kelayakan 72,6% dengan
keterangan sangat baik, hasil validasi materi tingkat kelayakan
diperoleh 85,5 % keterangan sangat baik, sedangkan validasi ahli
pembelajaran tingkat kelayakan 75,38% keterangan sangat baik.
Tingkat daya tari magic disc memiliki tingkat kemenarikan yang tinggi
pula, berdasarkan rata-rata penilaian sisiwa terhadap semua komponen
mencapai 86,4% kualifikasi sangat baik. Hasil uji yang dilakukan
peneliti terhadap media magic disc yang dipraktekkan kepada seluru
sisiwa kelas V SDN Tanjungtejo 3 Malang menunjukkan tingkat
keefektifan yang tinggi ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil
post-test sesudah menggunakan media magic disc 28,75. Berdasarkan
keseluruhan hasil analis data tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajarah hasil pengembangan sudah memenuhi unsur kebutuhan
pembelajaran, khususnya pada pembelajaran pendidikan agama islam
dan budi pekerti materi walisongo di SDN Tanjungrejo 3 Malang.
4. Penelitian yang dilakukan Fauzan, dkk (2019) mengangkat judul
Pengembangan Media Pembelajaran Qur’an Hadits Dengan Nagic
Dusc Tajwid. Penilaian yang dilakukan peneliti didapatkan dari
42

validator ahli materi yaitu mendapatkan nilai sebesar 79%, penilaian


dari validator ahli media mendapatkan skor sebesar 75,1%. Untuk
penilaian peserta didik peneliti peneliti melakuakan uji coba lapangan
yang dilakuakn pada skala kecil mendapatkan penilaian persentase
sebesar 83%, dan uji coba lapangan pada skala besar mendapatkan
penilaian persentase sebesar 95%. Bahwasanya media magic dics
digunakan untuk miningkatkan motivasi, minat belajara pserta didik
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian yang sudah
dilkukan peneliti menghasilkan sebuah produk berupa media
pembelajaran Magic Disctajwid materi pada pokok bahasan nun mati
atau tanwin yang berbentuk piringan dan dapat digunakan dalam
proses pembelajaran di kelas.
C. Kerangka berfikir
Kerangka berfikir penelitian dapat digambarkan melalui bagan
sebagai berikut:
43

Permasalahan
Perlu adanya media pembelajaran
untuk pemahaman peserta didik yang
sesui dengan pembelajaran

Kajian Teori Solusi Hasil yang Diharapkan


Mengemba Terciptanya media
Media pembelajaran ngkan pembelajaran Magic Disc
merupakan sarana atu
media
alat yang digunakan oleh
guru untuk
Magic Disc
menyampaikan isi
materi pelajaran.
Contohnya adalah
menggunakan Magic Penelitian terdahulu
Disc. 1. Penelitian yang dilakukan oleh
Media Magic Disc Nuraini (2015), mengangkat judul
merupakan dua bagian Pengembangan Media
berbentuk lingkaran. “Pengembangan Magic Disc Aksara
Antar satu bagian Jawa sebagai Pembelajaran Mandiri
dengan bagian yang lain untuk siswa SD/MI Kelas V Sekolah
disatukan dengan Dasar”. Hasil penelitian yang
kancing (as) pada bagian didapatkan adalah produk permaianan
tengah. Magic Disc aksara jawa.
Media ini dikembangkan 2. penelitian yang dilakukan oleh
menjadi media Elalanda (2019) dengan judul
pembelajaran Magic “pengembangkan media Magic Disc
Disc berbasis pada materi membaca kelas I Sekolah
penggolongan hewan Dasar. media Magic Disc sangat
berdasarkan makananya. efektif untuk digunakan di kelas I
Pokok bahasan yang Sekolah Dasar”. Media Magic Disc
dibahas dalam media ini yang dikembangkan tidak memiliki
adalah penggolongan kekurangan atau kelemahan.
hewan berdasarkan jenis 3. Penelitian yang dilakukan oleh Handri
makanan yang meliputi: (2015) mengangkat judul “Pengembangan
Herbivora. Karnivora, Media Magic Disc Pada Pelajaran Agama
dan omnivora. Islam Budipekerti Materi Walisongo
Kelas 4 SDM Tanjungtejo 3 Malang”.
Hasil pengembangan sudah memenuhi
unsur kebutuhan pembelajaran

Bagan 2.2 Kerangka Berfikir

Anda mungkin juga menyukai