Bab Iii
Bab Iii
Bab Iii
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan experimental dengan dilakukan uji
daya hambat ekstrak etanol buah terong duri (Solanum Carolinense)
dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80% terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Kontrol yang
digunakan pada penelitian ini ada 2 kontrol yaitu kontrol negatif
yang dibuat dengan merendam cakram disk menggunakan etanol
96%, sedangkan kontrol positif yaitu disk antibiotik Amoxicillin 25
μg. Penggunaan kontrol positif pada penelitian ini hanya digunakan
sebagai kontrol kerja.
Bentuk rancangan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel :
Unit Analisa Posttest
R (Kelompok Eksperimen) R X O2
R (Kelompok Kontrol) K O4
Tabel 3.1 Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design Sumber :
(Sugiyono, 2017)
Keterangan :
R :Kelompok eksperimen yang merupakan konsentrasi
ekstrak buah Terong Duri (Solanum carolinense)
dengan konsentrasi yaitu 20, 40, 60, dan 80%
(Kelompok yang di beri perlakuan)
K :Kelompok kontrol yang digunakan yaitu etanol 96%
sebagai kontrol negatif dan antibiotik Amoxicillin 25μg
sebagai kontrol positif
O2:O4 :Pengukuran kedua (posttest) yaitu diameter zona
hambat yang terbentuk
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (Independent variable)
Perbedaan konsentrasi ekstrak etanol buah terong duri (Solanum
carolinense) pada konsentrasi 20, 40, 60 dan 80%.
2. Variabel terikat (Dependent variable)
Zona hambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
3. Variabel control
Adanya kontaminasi mikroba lain, ketebalan media, kekeruhan suspensi
bakteri, suhu inkibas, jarak cakram disk, waktu inkubasi,sterilisasi alat,
media dan ruangan.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah ekstrak etanol buah terong duri (Solanum Carolinense), yang
diperoleh di daerah Ciberung. Massa sampel ekstrak etanol buah
terong duri yang diperlukan yaitu 4 gram dengan konsentrasi 100%.
Selanjutnya dibuat variasi konsentrasi yaitu 20, 40, 60 dan 80% dengan
cara mengencerkan ekstrak pekat dengan etanol 96%. Kontrol negatif
pada penelitian ini adalah pelarut yang digunakan yaitu etanol 96%.
Tabel 3.2. Perbandingan Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Buah Terong Duri
(Solanum Carolinense) (%b/v)
NO Massa C1 V2 C2 Akuades (ml)
(gram) (ml)
1 0,2 100% 1 20% Hingga 1 ml
2 0,4 100% 1 40% Hingga 1 ml
3 0,6 100% 1 60% Hingga 1 ml
4 0,8 100% 1 80% Hingga 1 ml
Keterangan :
M = Masa (gr)
C1 = Control pertama
C2 = Control kedua
V2 = Volume
Jumlah pengulangan sebanyak empat kali dan replikasi
sebanyak dua kali (Hanafiah, 2008). Dengan demikian besar sampel
dalam penelitian ini sebanyak 32 data dan ditambah dengan kontrol
negatif mengandung etanol 96% dan kontrol positif Amoxicillin.
Menurut Hanafiah (2008), syarat minimal jumlah pengulangan
yang bisa dilakukan untuk percobaan laboratorium adalah minimal
tiga kali pengulangan, maka pengulangan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini sudah memenuhi syarat.
b. Pengolahan sampel
c. Ekstraksi sampel
Cara pembuatan:
Streptococcus mutans
Analisis hasil
Gambar 4. Kerangka kerja penentuan zona hambatpertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans.
Keterangan gambar:
Bakteri Streptococcus mutans yang telah dibuat suspensi
dengan kekeruhan yang sama dengan standar 0,5 Mc Farlland
(setara dengan 1,5 x 108 sel bakteri) digoreskan pada media
Nutrien Agar (NA) secara merata. Cakram disk dari masing-
masing konsentrasi ekstrak buah terong duri serta kontrol
ditempelkan pada media Nutrien Agar (NA) dengan jarak minimal
tiap disk adalah 15 mm, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
didalam inkubator CO2 5% selama ±24 jam. Diukur diameter zona
hambat yang terbentuk pada setiap disk dan dianalisis
menggunakan uji statistik dengan bantuan perangkat lunak
computer.
2. Prosedur Kerja
a. Persiapan sampel
1) Pembuatan ekstrak etanol buah terong duri dengan metode
maserasia
a. Buah terong duri yang berwarna kuning tua dengan
ukuran diameter ±3 cm, dipetik sebanyak 500 g
selanjutnya buah dibersihkan dari kotoran dengan
dibilas menggunakan air bersih, lalu ditiriskan untuk
menghilangkan sisa air.
b. Lalu dipotong-potong menjadi bagianyang lebih kecil
menggunakan pisau.
c. Kemudian di keringkan dengan cara diangin anginkan
dan dikenakan sinar matahari langsung beberapa hari
(6-7 hari) hingga kering (Maryam, Juniasti and Kosman,
2015)
d. Lalu dihitung kadar airnya (kadar air minimal 10%)
e. Setelah kering kemudian dihaluskan dengan alat blender
dan diayak agar mendapatkan serbuk yang lebih halus,
serbuk yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk
ekstraksi
f. Serbuk buah terong duri ditimbang sebanyak 100 gr,
kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker yang
bersih dan ditutup dengan aluminium foil.
g. Ditambahkan etanol 96% 500 ml hingga serbuk buah
terong duri terendam sempurna kemudian maserasi
selama tiga hari dengan diaduk menggunakan magnetic
stirrer selama 24 jam (8 jam berturut-turut selama 3
hari)
h. Hasil maserasi buah terong duri disaring dengan kertas
saring dan filtrat ditampung ke dalam botol kaca bersih.
Dilakukan remaserasi atau maserasi ulang terhadap
residu buah terong duri tersebut.
i. Kemudian filtrat dari hasil maserasi pertama dan kedua
ditampung dalam labu penampung pada alat evaporatori
j. Setelah itu dimasukkan kedalam alat evaporatori
k. Dilakukan proses evaporasi pada alat evaporator secara
automatic
l. Hasil evaporasi buah belimbing wuluh yang dihasilkan
ditampung dalam botol vial yang telah disiapkan
% = b/v x100
Keterangan rumus:
% : variasi konsentrasi dalam satuan persen
b : massa ekstrak etanol buah beliming wuluh (100%)
v : volume pengenceran
b. Jumlah ekstrak buah terong duri konsentrasi 100% yang
diperlukan untuk masing-masing konsentrasi adalah
sebagai berikut:
5) Tahap pemeriksaan
6) Pelaporan hasil
2. Analisis data
J. Jadwal Penelitian