Askep CA Mamae Ny.S
Askep CA Mamae Ny.S
Askep CA Mamae Ny.S
Oleh:
Hari/ Tanggal :
Nama mahasiswa : Melinda Selly Ary Setya
NIM : 7421004
Ruang : Bima
Mengetahui,
Kepala Ruangan
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
1) Obesitas
2) Pecandu alkohol
3) Perokok berat
4) Stress
1) Genetik
2) Jenis kelamin
3) Riwayat kehamilan
4) Riwayat menstruasi
5) Riwayat menyusui
Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa
tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada
kulit atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang
jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada
puting atau terjadi retraksi pada puting, edema atau cekungan pada kulit,
payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila. Benjolan yang
timbul disertai nyeri tekan dan terus bertambah besar seiring berjalannya
waktu. Pembesaran yang terjadi akibat dari ca mamae ini biasanya dikeluhkan
oleh penderita memasuki pada stadium 2.
Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu
kanker payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan kanker
payudara paget’s disease. Uraian lengkapnya sebagai berikut: (Putra, 2015)
Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak dan
jaringan di sekitarnya. Pada tahap ini kanker telah menyebar keluar dari
kantong susu dan menyerang jaringan disekitarnya, bahkan menyebabkan
metastase seperti ke jaringan kelenjar limfe. Kanker bermula tumbuh di
saluran susu, kemudian menyebar ke kulit areola dan puting. Tandanya
terlihat kulit pecah-pecah, memerah, dan mengeluarkan cairan.
Penyembuhan pada jenis kanker ini lebih baik jika tidak disertai dengan
massa.
a. Stadium 0
Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar
getah bening region, tidak ada metastase ke bagian lain, dan memeiliki
harapan hidup 99% selama 5 tahun kedepan.
b. Stadium I
Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor
dalam kelenjar getah bening region, tidak ada metastase jauh dan
memiliki harapan hidup 92% selama 5 tahun kedepan.
c. Stadium IIA
d. Stadium IIIA
e. Stadium IV
1.5 Patofisiologi
1.7 Penatalaksanaan
a. Mastektomi
Definisi :
Cara Kerja :
Kemungkinan resiko :
1) Perdarahan berlebihan – Hal ini dapat terjadi selama dan setelah operasi
serta merupakan salah satu masalah dalam prosedur ini.
8) Depresi – Prosedur ini memiliki dampak yang cukup besar pada status
mental pasien, serta sering menyebabkan pasien depresi. Tekanan
mental juga mungkin muncul akibat kecacatan yang muncul akibat
prosedur, yang mungkin sulit untuk diatasi oleh beberapa pasien.
b. Radioterapi
d. Terapi Hormonal
1.8 Komplikasi
Penekanan pada Suplai nutrisi ke Metastase sel kanker Luka pembedahan Hambatan pada
jaringan mamae jaringan ca ↑ aliran darah
Ulkus DEFISIT
NUTRISI Dyspnea
GANGGUAN
POLA NAPAS
INTEGRITAS
TIDAK EFEKTIF
KULIT/
JARINGAN
BAB II
KONSEP PENGKAJIAN
2. Konsep Pengkajian
2.1 Pengkajian
Anamnesis. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba , oleh
wanita itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit , tidak enak atau
tegang didaerah sekitar payudara .
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan
pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami
sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks. Pemakaian obat-obatan, hormon,
termasuk pil kb jangka waktu yang lama. Riwayat menarche, jumlah
kehamilan, abortus, riwayat menyusui.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae berpengaruh
pada kemungkinan klien mengalami karsinoma mammae atau pun
keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi
Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva agak
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret tidak
ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan
nyeri tekan.
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kelainan
Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi
atau tanda-tanda radang.
Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudaranya ke rumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
2. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
3. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik
6. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
8. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputusasaan.
11. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya
dengan lapang dada.
2.2 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
1 Gangguan Integritas 1. Integritas jaringan: Perawatan Luka
Kulit kulit dan membran 1. Angkat balutan dan
mukosa plester perekat
Definisi: Kerusakan Rasional:
kulit (dermis dan/ atau Kriteria hasil: menghindari resiko
epidermis) atau 1. Suhu kulit sekitar infeksi akibat dari
jaringan (membrane luka dalam rentang balutan yang sudah
mukosa, kornea, fasia, normal (skala 4) lama terpasang
otot, tendon, tulang, 2. Hidrasi sekitar luka 2. Monitor
kartilago, kapsul sendi normal (skala 5) karakteristik luka,
dan/ atau ligament). 3. Perfusi jaringan termasuk drainase,
adekuat (skala 4) warna, ukuran dan bau
Penyebab: 4. Integritas kulit Rasional:
1. Perubahan sirkulasi membaik (skala 4) mengetahui
2. Perubahan status 5. Tidak tampak perkembangan
nutrisi nekrosis (skala 4) karakteristik dari
(kelebihan atau 6. Tidak ada luka
kekurangan) pigmentasi 3. Bersihkan dengan
3. Kekurangan/ abnormal (skala 5) NaCl atau pembersih
kelebihan volume yang tidak beracun,
cairan dengan tepat
4. Penurunan mobilitas 4. Berikan perawatan
5. Bahan kimia iritatif ulkus pada kulit yang
6. Suhu lingkunan yang diperlukan
ekstrem 5. Berikan balutan
7. Faktor mekanis (mis: sesuai dengan jenis
penekanan pada luka
tonjolan 6. Pertahankan teknik
tulang, gesekan) atau balutan steril ketika
faktor elektris melakukan perawatan
(elektrodiatermi, luka dengan tepat
energy 7. Periksa luka setiap
listrik bertegangan kali perubahan balutan
tinggi) 8. Bandingkan dan
8. Efek samping terapi catat setiap perubahan
radiasi luka
9. Kelembapan 9. Dokumentasikan
10. Proses penuaan lokasi luka, ukuran
11. Neuropati perifer dan tampilan
12. Perubahan
pigmentasi Monitor Tanda-tanda
13. Perubahan vital
hormonal 1. Monitor tekanan
14. Kurang terpapar darah, nadi, suhu, dan
informasi tentang statu pernafasan
upaya Rasional:
mempertahankan/ Mengetahui keadaan
melindungi integritas statuskondisi pasien
jaringan secara umum
2. Monitor dan
Gejala dan Tanda laporkan tanda dan
Mayor gejala hipotermia dan
a. Subjektif hipertermia
(tidak tersedia) Rasional:
b. Objektif Memantau dan
1. Kerusakan jaringan mencegah adanya
dan/ atau lapisan kulit perubahan suhu secara
drastis
Gejala dan Tanda 3. Monitor warna
Minor kulit, suhu, dan
a. Subjektif kelembapan
(tidak tersedia) Rasional:
b. Objektif Mengetahui adanya
1. Nyeri tanda-tanda perubahan
2. Perdarahan yang terjadi pada kulit
3. Kemerahan 4. Periksa secara
4. Hematoma berkala keakuratan
instrument yang di
gunakan untuk
perolehan data pasien
Rasional:
Memastikan instrumen
pengukuran tidak rusak
dan hasil yang
ditunjukan akurat
1. Nyeri akut
2. Risiko infeksi
3. Pola napas tidak efektif
4. Defisit nutrisi
5. Risiko gangguan integritas kulit/ jaringan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3. Laporan Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
Umur : 44 tahun
Agama : Islam
1. Pola Tidur dan Tidur siang 1-2 jam Pasien tidak mengalami
Istirahat gangguan masalah tidur.
Tidur malam 7-8 jam
Dapat tidur nyenyak 2-3 jam
pada siang hari, dan 2-8 jam
pada malam hari.
3. Pola Eliminasi BAB 1 kali sehari, dan Belum BAB sejak post op
4. Pola Kebersihan Pasien mandi 2-3 kali sehari Pasien hanya diseka oleh
Diri di pagi hari, siang, dan sore keluarga 2 kali sehari pada
hari. waktu pagi dan sore hari.
Cuci rambut dan oral
hygiene belum dilakukan.
Pasien tinggal bersama suami dan anak, hubungan antar anggota keluarga
berjalan dengan baik
10. Abdomen Inspeksi: Pasien tidak gemuk dan tidak kurus, tidak
terdapat lesi dan benjolan
2. Segmen 37 50-70%
3. Monosit 18 2-8 %
3.4 Penatalaksanaan
Instruksi Post Op :
Do:
TD 140/80 mmHg
RR 18 x/menit
N: 80 x/menit
S: 36oC
Px sesekali tampak
meringis
P: post op MRM
Q: seperti terbakar
R: mamae sinistra
S: 3
T: saat bergerak
3.6 Diagnosa Keperawatan
Kategori dan Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
No Diagnosa
sub kategori Subjektif Objektif Subjektif Objektif
Intervensi pendukung:
2. Edukasi teknik napas
a. Observasi
Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
b. Terapeutik
19.00
Nyeri akut 13 Januari 2022 S: Px mengatakan nyeri luka operasi pada payudara
b.d agen sebelah kiri.
pencedera
fisik O: B1: napas spontan, sesak (-), RR 20 x/menit, SPO2:
99%
B2: akral hangat, TD: 120/90 mmHg, N: 86
x/menit, S: 36,8˚C
B3: kesadaran composmentis, GCS 456
B4: BAK spontan
B5: Abdomen supel, BU (-)
B6: tidak ada kelemahan otot, terdapat lesi luka
post operasi tertutup dressing pada mamae sinistra,
terpasang drain MRM konsistensi cair berwarna
kemerahan sebanyak ±70cc
A: Nyeri akut
P: Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi lokasi nyeri
-Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respon nyeri
-Identifikasi terapi non-farmakologis
-Kolaborasi dengan tim medis
-Posisikan semi-fowler atau fowler
Nyeri akut 14 Januari 2022 S: Px mengatakan nyeri luka operasi pada payudara
b.d agen sebelah kiri.
pencedera
fisik O: K/U cukup
B1: napas spontan, sesak (-), RR 20 x/menit, SPO2
97%
B2: akral hangat, CRT <2 detik, TD: 110/70
mmHg, N: 84 x/menit, S: 37,5˚C
B3: kesadaran composmentis, GCS 456
B4: BAK spontan
B5: Abdomen supel, BU (+)
B6: tidak ada kelemahan otot, terdapat lesi luka
post operasi tertutup dressing pada mamae sinistra,
terpasang drain MRM konsistensi cair berwarna
kemerahan sebanyak ±70cc
A: Nyeri akut
P: Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi lokasi nyeri
-Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi respon nyeri
-Identifikasi terapi non-farmakologis
-Kolaborasi dengan tim medis
-Posisikan semi-fowler atau fowler
Nyeri akut 30 Desember S: Px mengatakan onset nyeri pada luka operasi pada
b.d agen 2021 payudara sebelah kiri lebih berkurang dan merasa
pencedera jauh lebih baik dari sebelumnya.
fisik
O: K/U cukup
B1: napas spontan, sesak (-), RR 20 x/menit, SPO2
98%
B2: akral hangat, CRT <2 detik, TD: 110/80
mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,5˚C
B3: kesadaran composmentis, GCS 456
B4: BAK spontan
B5: Abdomen supel, tidak ada mual muntah
B6: tidak ada kelemahan otot, terdapat lesi luka
post operasi tertutup dressing pada mamae sinistra,
pemasangan drain telah dilepas
A: Nyeri akut
P: Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan:
-Identifikasi skala nyeri
-Kolaborasi dengan tim medis
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, D., Pakpahan, M., Togatorop, L. B., Manurung, E. I., Sitanggang, Y. F.,
Annisaa Fitrah Umara, R. M. S., FLorensa, M. V. A., Angin, M. A. P.-, &
Mukhoirotin. (2021). Pengantar Proses Keperawatan, Konsep Teori dan
Aplikasi. Yayasan Kita Menulis.