Faktor Media Lingkungan Terhadap Penyakit
Faktor Media Lingkungan Terhadap Penyakit
Faktor Media Lingkungan Terhadap Penyakit
Kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan pada manusia, tidak terlepas dari peran faktor
lingkungan. Hubungan interaktif antara manusia serta perilakunya dengan komponen
lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit, juga dikenal sebagai proses kejadian
penyakit. Sedangkan proses kejadian
penyakit satu dengan yang lain masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam
hal ini faktor lingkungan memegang peranan sangat penting. Interaksi manusia dengan
lingkungan telah menyebabkan kontak antara kuman dengan manusia. Sering terjadi kuman
yang tinggal di tubuh host kemudian berpindah ke manusia karena manusia tidak mampu
menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini tercermin dari tingginya kejadian penyakit berbasis
lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Untuk
mengurangi masalah kesehatan akibat penyakit-penyakit lingkungan adalah dengan
merencanakan dan melaksanakan suatu manajemen penyakit yang berbasis wilayah .
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 7 miliar penduduk dunia masih ada
sekitar 2,6 miliar orang yang tidak memiliki akses toilet dan fasilitas sanitasi. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merangking negara-negara dengan sanitasi terburuk di dunia dan
Indonesia menduduki peringkat ke-3
Faktor penyebab yang mempengaruhi penyakit di Indonesia sendiri sangatlah banyak dan
salah satunya akibat lingkungan yang salah satunya diakibatkan dari terbatasnya persediaan
sarana air bersih yang digunakan, penyediaan tempat sampah yang masih kurang diperhatikan
serta pengelolaan air limbah.
Sehingga dari masalah tersebut banyak menimbulkan berbagai masalah yang salah satunya
mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit salah satunya adalah penyakit Skabies. Skabies
merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau
Sarcoptes scabiei, skabies sendiri merupakan salah satu kondisi dermatologis yang paling
umum dan sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang kelompok yang paling rentan
adalah anak-anak, usia lanjut, dan penduduk miskin.
Penyebab dari skabies sendiri yaitu Sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan sangat erat
kaitannya dengan terjadinya skabies. Sanitasi lingkungan merupakan upaya yang dilakukan
seseorang atau masyarakat untuk mengendalikan faktor eksternal lingkungan yang dapat
membahayakan kesehatan dan mengancam kehidupan manusia.
Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kejadian skabies yang sebagian besar disebabkan
lingkungan tidak saniter. Lingkungan yang tidak saniter akan mempermudah tungau
Sarcopter scabiei berpindah dari reservoir ke barang disekitarnya sehingga menempati
pejamu baru dan dapat menyebabkan terjadinya penularan ke orang disekitarnya.
Sanitiasi Lingkungan yang berhubungan dengan timbulnya penyakit scabies :
1. Ventilasi
Ventilasi adalah sistem pertukaran udara dari luar ke dalam dan sebaliknya yang bertujuan
untuk mengontrol kualitas udara dalam ruangan. Adanya sistem pertukaran udara dapat
mengeluarkan polutan yang mengendap dalam ruangan sehingga menyediakan udara yang
sehat untuk kita bernapas. Udara kotor yang terperangkap di dalam rumah dapat
memengaruhi kesehatan kita Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, bangunan yang
berventilasi buruk dapat menjadi sarana penyebaran infeksi kuman penyebab penyakit yang
biasa menular lewat udara.
2. Kelembapan
Kelembapan mengacu pada jumlah partikel air (uap air) yang ada di udara Jika tingkat
kelembaban relatif yang tinggi baik karena kondisi eksternal, seperti suhu udara terbuka atau
faktor manusia, udara akan membawa lebih banyak uap air yang dapat mengakibatkan
kondisi seperti embun pada permukaan yang dingin menyebabkam kelembapan disekitar kita.
Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan pintu, permukaan ini
mengandung berkembang biaknya jamur dan lumut yang menjadi sumber masalah kesehatan
kita yang salah satunya adalah penyakit kulit (scabies).
4. Penggunaan Jamban
Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak tanpa
memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan sumber-
sumber penyediaan air. Disamping itu, juga akan dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat
dari species tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi,
menarik hewan ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-
kadang menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir. Atas dasar hal tersebut, maka perlu
dilakukan penanganan pembungan tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan
dilakukannya pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung serta mengisolir
tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung maupun tidak
langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne
diseases dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada
umumnya.
5. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan metode tertentu dengan
tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat.
Ada dua istilah yang harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste
(pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir). Pembuangan sampah
yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan adalah: Penyimpanan setempat
(onsite storage) Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya tikus,
lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu
persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.
Daftar Pustaka
Ummu Farihah, R.Azizah. 2015. Faktor Sinatasi Lingkungan Yang Berhubungan
Dengan Skabies di Pondok Pesantren Qomaruddin Kabupaten Gresik. Universitas
Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya: media neliti