Process Description Unit GP

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

URAIAN PROSES BB DESTILASI.

Absorber Column (1-1):


Feed yang berupa Gas dan cairan terdiri dari campuran Methane, ethane, Propane,
Propylene, Buthane Butylene, dan Tops (Light Naphtha) masuk ke kolom Absorber 1-
1.
Feed Gas masuk pada tray no.16 sedangkan feed Liquid masuk pada tray no.14.
absorber column merupakan buble cap tray column dengan jumlah tray 48 buah, tingi
31,55 m dan diameter 2 m. Pada puncak kolom absorber di pompakan Lean Oil
(Kerosine) yang berfungsi untuk menyerap (Absorb) komponen-komponen C3 dan yang
lebih berat.
Top produk kolom absorber disebut drying gas, terdiri dari gas methane, ethane, dan
sedikit propane propylene dialirkan ke Liquid trap 6-3 dan selanjutnya sebagai produk
Refinery fuel gas, sedangkan bottom produk berupa Lean oil dan C 3 sebagian
dikembalikan ke kolom sebagai reboiling melalui reboiler 7-1/2 dan sisanya dialirkan
ke kolom Depropanizer sebagai feed melalui Accumulator 9-1.
Agar propane dapat seminimal mungkin terdapat dalam dry gas (<15%wt) maka :
1. suhu top absorber max 45 o C
2. Tekanan kolom 20-21 kg/cm2
3. Ratio lean oil: intake gas = 1,8:2,0

Untuk mengatur temperatur top kolom, maka kolom Absorber dilengkapi dengan 3
(tiga) buah intercooler, yaitu :
 1 (satu) buah intercooler untuk mendinginkan fat oil (lean oil yg sudah menyerap
propane) dari tray no.46 dan kembali ke tray no.45.
 2 (dua) buah intercooler untuk mendinginkan fat oil dari tray no.31 dan kembali ke
tray no.30.

Depropanizer Column (1-2).


Kolom ini berdiameter 2,1 meter, tinggi 30,5 meter, dan 48 tray. Feed dari bottom
kolom Absorber dipompakan dengan Pompa 4-4/5 masuk ke kolom Depropanizer pada
tray no.18. Untuk flexibilitas operasi dan variasi komposisi feed maka feed dapat masuk
ke plate no 14, 22, 31, dan 32.
Top produk kolom Depropanizer didingi nkan melalui Condenser 5-1/2/3/4 dan masuk
Accu tank 8-11. Gas keluar dari top accu tank 8-11 sebagai produk refinery Fuel Gas,
sedangkan bottom accu 8-11 dipompakan dengan pompa P-11/12 sebagian sebagai
Reflux dan sisanya sebagai produk Propane. Agar propane propylene dapat dipisahkan
dengan baik yaitu mengandung isobuthane kurang dari 1,0%wt, maka suhu top column
dijaga agar tidak melebihi dari 43 o C. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur reflux ke
top column. Dengan adanaya reflux tersebut maka suhu bottom depropanizer column
akan turun sehingga propane propylene masih terbawa dalam bottom produk. Maka
untuk menguapkan propane propylene yang terbawa didalam bottom product
diperlukan pemanasan melalui reboiler. Bottom produk kolom Depropanizer sebagian
dikembalikan ke kolom sebagai reboiling melalui Reboiler 7-3/4 dan sisanya dialirkan
ke kolom Debuthanizer (1-2) sebagai feed. untuk bottom temperature diatur 160-170,
tekanan 17 kg/cm2.
Debuthanizer Column (1-3).
Kolom ini berfungsi untuk memisahkan butan butylene yang terdapat dalam feed,
kolom ini berdiameter 2,4 meter, tinggi 28 meter, dan 44 tray (bubble cap tray)
Feed dari bottom kolom Depropanizer dipompakan dengan P 7-5/6 masuk ke kolom
Debuthanizer pada tray no.22, tapi untuk flexibilitas operasi feed dapat masuk ke salah
satu tray tray no 6, 10, 14, atau 23.
Top produk kolom Debuthanizer didinginkan melalui Condenser 5-5/6/7/8/9/10 dan
masuk Accu tank 8-12. Gas keluar dari top accu tank 8-12 sebagai produk refinery Fuel
Gas, sedangkan bottom accu 8-12 dipompakan dengan pompa P-9/10 sebagian sebagai
Reflux dan sisanya sebagai produk Fresh BB, dan dikirim ke BB treater.
Bottom produk kolom Debuthanizer sebagian dikembalikan ke kolom sebagai reboiling
melalui Reboiler 7-5/6 dan sisanya dialirkan ke kolom Stripper (1-4) sebagai feed.

Stripper Column (1-4).


Feed dari bottom kolom Debuthanizer masuk ke kolom Stripper (1-4) pada tray no.23.
Untuk flexilibilitas operasi, feed juga dapat dimasukan ke tray no 27 dan 31. Kolom ini
berukuran 1,8 meter dan tinggi 26 meter, merupakan kolom dengan bubble cap tray,
jumlah tray 40 buah. Top produk kolom Stripper didinginkan melalui Condenser 5-
11/12 dan selanjutnya masuk Accu tank 8-13. Bottom accu tank 8-13 dipompakan
dengan pompa P-7/8 sebagian sebagai Reflux dan sisanya sebagai produk Stabilized
Crack Top.
Bottom produk kolom Stripper sebagian dikembalikan ke kolom sebagai reboiling
melalui Reboiler 7-7 dan sisanya dialirkan ke Surge tank Lean Oil 9-2.
Dengan pompa P-3/4 setelah melewati cooler 4-6 dan 4-4/5 Lean Oil disirkulasikan
kembali ke kolom Absorbsi.

Untuk memanaskan Reboiler 7-1/2, 7-3/4, 7-5/6, dan 7-7 digunakan sirkulasi Heating
Oil (HCT) melalui Heating Oil surge tank 9-3 dan dapur. Agar pemisahan baik maka
temperature to 80 o C dan bottom 165 o C.

URAIAN PROSES BB TREATING.

Feed (untreat BB) dari BB destilasi masuk bersama-sama caustic Soda ( 35 OBe)
kedalam Mixer ke Caustic soda Settler 9-26 untuk dihilanhkan senyawa-senyawa
belerang (H2S, mercaptan, carbonyl sulfide, disulfide,dll) yang terkandung didalam
butane butylene. Pencucian dilakukan agar senyawa-senyawa tersebut tidak meracuni
catalyst bila BB dipakai sebagai feed untuk Polinerisasi, disamping itu juga agar
memenuhi spesifikasi copperstrip corrosion bila BB dipakai untuk LPG dan komponen
blending mogas/avigas. Setelah bereaksi maka caustic soda mengendap dan keluar
melalui bagian bawah settler, selanjutnya dengan pompa P-6/7 dipompa kan kembali ke
feed sebagai caustic circulation.
Buthane Butylene keluar dari bagian atas caustic soda settler 9-26 dan seterusnya
bersama dengan injeksi Air masuk ke Water settler 9-25 melalui Mixer. Berdasarkan
perbedaan berat jenisnya maka air akan mengendap dan keluar pada bagian bawah
settler 9-25 yang selanjutnya di drain ke parit, sedangkan treated Buthane butylene
keluar dari bagian atas settler 9-25 dan mengalir menuju Final settler 9-29 yang
digunakan untuk memisahkan entrin-ment air. Treated Buthane Butylene keluar dari
bagian atas final settler 9-29 dan selanjutnya mengalir ke tanki penampung (T-
1207/1208 untuk treated BB ex BB-Distiller)
Feed (untreat BB) dari BB sungai gerong masuk bersama-sama dengan injeksi Air
masuk ke Water settler 9-31 melalui Mixer. Berdasarkan perbedaan berat jenisnya
maka air akan mengendap dan keluar pada bagian bawah settler 9-31 yang selanjutnya
di drain ke parit, sedangkan treated Buthane butylene keluar dari bagian atas settler 9-
31 dan mengalir menuju Final settler 9-30 yang digunakan untuk memisahkan entrin-
ment air. Treated Buthane Butylene keluar dari bagian atas final settler 9-30 dan
selanjutnya mengalir ke tanki penampung (T-1205/ 1206 untuk treated BB ex
Stabilizer S. Gerong).
Water treating (Washing) dimaksudkan untuk melarutkan alkyl Amine dan entrainment
Caustic Soda.
Maksimum kadar Mercaptan sulfur (RSH) dalam treated BB = 20 ppm, apabila kadar RSH
> 20 ppm maka Caustic soda circulation diganti dengan yang baru

URAIAN PROSES POLIMERISASI.

Feed BB dipompakan dengan P-1/2/3/4 dari tank 1205/06 ke convertor section. Ada tiga set
convertor section: A set, B set, C set. Tiap set terdiri dari 3 convertor. Jadi 9 convertor yang
dipasang secara pararel dengan kapasitas 30t/day per convertor.
Sebelum masuk convertor feed dipanaskan dalam preheater 6-1/3/5 dan final heater 6-2/4/6
oleh heating oil ( solar) yang telah dipanaskan dulu dalam furnace.
Dari final heater heater BB masuk ke convertor section yang berupa tube/shell equipment.
Bagian tube diisi dengan catalyst ( P2O5) yg berbentuk pellet.
BB yang direaksikan masuk kedalam tube melewati catalyst sehingga terjadi reaksi yang
diinginkan.
Tiap set convertor berisi 9 drum catalyst @ 200kg = 1800kg. Reaksi polymerisasi
berlangsung pada tekanan dan temperatur yang tinggi yaitu 32 kg/cm2 dan 160 o C
Untuk memanaskan sampai suhu reaksi maka kedalam bagian shell dari convertor dialirkan
heating oil
Jika reaksi polymerisasi sudah berjalan normal maka solar yang mengalir melalui shell
bersifat sebagai pendingin juga pemanas. H.O ini disirkulasikan. Reaktor product
selanjutnya dialirkan kedalam bagian stabilizer column 1-1 untuk mengalami pemurnian.
Stabilizer column berfungsi sebagai pemisah butane dari polymer hasil reaksi. Top product
dari stabilizer column didinginkan dengan cooler 5-1/2/3/4 kemudian melalui accu tank 8-
1. Top product dialirkan ke flare,sedangkan bottom dari accu tank 8-1 didinginkan lagi
dengan cooler 4-8/9 dan disebut residual butane butylene merupakan campuran dari
isobutene, normal nutane, sisa butan butylene dan sedikit propane propylene. ResBB
tersebut disimpan didalam tanki 1207/08 untuk dipakai sebagai feed Alkylation unit.
Stabilizer column itu berukuran diameter 1,3 meter dan tinggi 14 meter, merupakan bubble
cap tray column dengan jumlah tray 25 buah. Agar pemisahan butane butylene dari
stabilizer column ini berjalan bail, pentan dalam top product = nol, maka suhu top di tahan
60 o C dan bottom 15 o C pada tekanan 6kg/cm2.
Maka bottom product stabilizer column 1-1 melalui cooler 4-10/11/5/6 dialirkan ke tanki O
sebagai product polymer.
Polymer ini merupakan component mogas yang mempunyai octane tinggi.
URAIAN PROSES ALKILASI.

Unit alkylasi meliput garis besar sebagai berikut :

- Bagian reaktor.
- Bagian destilasi.
- Bagian penghasil isobutane.

Adapun aliran prosesnya sebagai berikut :


Pada bagian reaktor :

1. Feed dari tanki 1207/08 sebelum masuk reaktor bersama isobutane recycle
didinginkan pada HE 6-2/3 produk reaktor sampai 25 o C.
2. Selanjutnya aliran ditampung di settler 8-8 untuk mencampur feed dan
memisahkan airnya, supaya tidak mengencerkan katalis asam sulfat yang bisa
menurunkan kecepatan reaksi alkylasi dan meninggikan konsumsi asam.

3. Aliran dari feed settler dengan asam dan sirkulasi produk reaktor bersama-sama
memasuki propane chiller 3-3/1/2 dengan pompa P45/20/24, untuk didinginkan
sampai 3-10 o C, dan selanjutnya dimasukkan ke reactor 2-3/1/2.
4. Reaktor terdiri dari 3 rangkaian paralel, berupa vessel vertikal dengan dengan
perforated plate. Reaksi alkylasi berlangsung pada 3-8 o C pada emulsi HC
dengan asam sulfat, dengan bantuan mixing oleh perforated plate. Produk
keluar dari bottom, sebagian disirkulasikan ke reaktor melalui propane chiller dan
sebagian lain mengalir ke reaktor separator dengan kekuatan tekanan reaktor 4.5-5
kg/cm2.
5. Dari reaktor separator dibuang ke parit, sedang HC dari top disempurnakan
pemisahan asamnya di final separator.
6. Bottom dari final separator dibuang ke parit, sedang HC dari top dipompa ke caustic
settler untuk membebaskan dari asam. Caustic diganti setelah kandungan minimum
40 g/l. HC keluar dari caustic settler berupa campuran alkylasi, butane, isobutane dan
propane, untuk dikirim ke bagian destilasi.
7. Untuk mencapai temperatur rendah di reaktor maka digunakan propane chiller,
untuk mendapatkan propane cair yang dingin dipakai sistem propane refrigeration.
Propane cair setelah dikeringkan dengan CaCl2 dalam propane dryer ditampung
dalam refrigerant accumulator. Selanjutnya propane mengalami siklus ekspansi yaitu :
evaporasi, kompresi dan kondensasi. Sewaktu evaporasi propane diserap panas dari
sekitarnya sehingga mendinginkan sistem.
Pada bagian destilasi :

1. Aliran produk reaktor pertama memasuki stabilizer column, yang beroperasi pada
tekanan kolom 7.5 kg/cm2, temperatur top 56 o C dan bottom 165 o C. Kolom ini
berfungsi memisahkan butane, isobutane dan propane dari produk alkylatenya.
Top produk berupa campuran butane, isobutane dan propane yang akan dimasukkan ke
Deisobutanizer. Bottom produk berupa light dan Heavy alkylate dengan tekanan
sendiri dimasukkan ke Rerun Column.
2. Pada deisobutanizer yang beroperasi pada tekanan 8.5 kg/cm 2, temperatur top 60
o
C bottom 78 o C ini dipisahkan propane dan isobutane pada top kolom dan n-butane
96 % pada bottom yang akan dialokasikan ke tanki LPG / butane atau komponen
pengatur mogas pool.
Aliran propane dan isobutane selanjutnya dikirim ke kolom depropanizer.
3. Pada depropanizer yang beroperasi pada tekanan 16 kg/cm 2, temperatur top 47 o C
bottom 90 o C ini dipisahkan propanenya yang akan dialokasikan ke propane chiller
atau sebagai LPG/Propane sebagai top produk.
Bottom yaitu isobutane akan dikirim sebagai recycle ke reaktor setelah melewati cooler.
4. Pada Rerun column yang beroperasi pada tekanan 0.2 kg/cm 2, temperatur top 105
o
C bottom 205 o C ini feednya berasal dari bottom stabilizer column, disini
dipisahkan sebagai top produk light alkylate yang merupakan produk utama unit, dan
pada bottom berupa heavy alkylate yang akan digunakan sebagai odourless solvent
dan lean oil pada unit polymerisasi.

Pada bagian penghasil isobutane :

1. Bila isobutane tidak mencukupi untuk feed di unit maka bagian ini akan
dioperasikan. Feed berupa fresh atau res. BB dimasukkan ke deisobutanizer
column. Disini terjadi pemisahan n-butane (+) sebagai bottom dan isobutane (-)
sebagai top produk, pada top produk selanjutnya dialokasikan ke depropanizer.
2. Pada depropanizer akan didapatkan propane pada top produk, dan isobutane
sebagai bottom produk yang akan dialokasikan untuk feed reaktor.

Untuk memanaskan / menaikkan : Temperatur keempat kolom di unit alkylasi


dilaksanakan sistem sirkulasi heating oil yang akan memanaskan reboiler kolomnya.
Pemanasan heating oil dilakukan dalam dapur pada temperatur 200 o C, brander di dapur
menggunakan gas.

URAIAN PROSES STABILIZER C/A/B.


Stabilizer C/A/B merupakan tiga unit (kolom) terpisah, dimana Stab-B merupakan
kelanjutan dari Stab-C dan Stab-A.

Stabilizer C.
Feed (SR-Tops) dari tanki “O” dipompakan dengan booster pump ke Unit Stabilizer,
dengan pompa Feed P-4/5 dipompakan melalui HE. 6-1/6-4 dan selanjutnya masuk ke
Kolom Stabilizer sebagai feed.
Top produk dari stabilizer-C didinginkan dengan condenser 5-1/5-2 dan kemudian
masuk ke Accu tank (8-1). Bottom dari accu tank 8-1 dengan pompa P-6/7 dipompakan
sebagian sebagai reflux dan sebagian lagi sebagai feed Stabilizer-B.
Gas yang tidak terkondensasi pada accu tank 8-1 dialirkan ke SRMGC.
Bottom produk Stabilizer kolom sebagian dikembalikan sebagai reboiling dan sebagian
lagi didinginkan melalui HE.6-1/6-4 dan Cooler 4-5/4-8 yang selanjutnya di pompakan
ke tanki penampung sebagai produk Dip Top (LOMC).

Stabilizer A.
Feed (SR-Tops) dari tanki “O” dipompakan dengan booster pump ke Unit Stabilizer,
dengan pompa Feed P-9/10 dipompakan melalui HE. 6-1/6-2 dan selanjutnya masuk ke
Kolom Stabilizer sebagai feed.
Top produk dari stabilizer-C didinginkan dengan condenser 5-4/5-6 dan kemudian
masuk ke Accu tank (8-2). Bottom dari accu tank 8-2 dengan pompa P-25/26
dipompakan sebagian sebagai reflux dan sebagian lagi sebagai feed Stabilizer-B.
Gas yang tidak terkondensasi pada accu tank 8-2 dialirkan ke SRMGC.
Bottom produk Stabilizer kolom sebagian dikembalikan sebagai reboiling dan sebagian
lagi didinginkan melalui HE.6-1/6-2 dan Cooler 4-6/4-7 yang selanjutnya dengan
pompa P-25/26 di pompakan ke tanki penampung.

Stabilizer B.
Feed Stabilizer-B adalah Top produk (bottom Accu tank 8-1 dan 8-2) dari Stabilizer-C
dan A yang sebelumnya telah dipanaskan melalui HE.6-1/6-2.
Top produk dari stabilizer-B didinginkan dengan condenser 5-4/5-5 dan kemudian
masuk ke Accu tank (8-2). Bottom dari accu tank 8-2 dengan pompa P-25/26
dipompakan sebagian sebagai reflux dan sebagian lagi sebagai produk Raw Buthane.
Gas yang tidak terkondensasi pada accu tank 8-2 dialirkan ke SRMGC.
Bottom produk Stabilizer kolom sebagian di kembalikan sebagai reboiling dan sebagian
lagi didinginkan melalui HE.6-1/6-2 dan Cooler 4-6/4-7 yang selanjutnya dengan
pompa P-25/26 di pompakan ke tanki penampung sebagai produk SBPX-40B.

URAIAN PROSES SRMGC


Unit ini terdiri dari 4 buah kompresor. Kompresor–kompresor ini digerakkan oleh
motor bakar yang berbahan bakar gas.
Unit SRMGC berfungsi untuk menempa gas yang dihasilkan oleh unit Crude
Distiller (CDU II, III, IV, dan V), Stabillizer C/A/B, Thermal Reforming, dan Redistiller
I/II kilang Plaju. Proses yang terjadi dalam unit ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Umpan fraksi gas yang berasal dari pengolahan di CD II/III/IV/V, dan Stab C/A/B
dimasukkan ke dalam sebuah buffer tank (9-1) agar kondensat yang terbawa dalam fraksi
gas tersebut dapat dipisahkan. Gas yang sudah terbebas dari kondensatnya dikeluarkan dari
tangki (9-1) dengan tekanan 0.8 K. Gas tersebut kemudian dinaikkan tekanannya dalam
empat buah kompresor (C-1/2/3/4) yang dipasang paralel sampai mencapai tekanan 5.5 K.
Gas hasil kompresi kemudian didinginkan oleh cooler (4-1/2/3/4) dan dimasukkan ke
tangki akumulator (9-2). Gas yang tidak terkondensasi pada tangki (9-2) diumpankan ke
unit BBMGC untuk dinaikkan kembali tekanannya. Kondensat yang terbentuk pada tangki
(9-2) dikeluarkan dan digabung dengan aliran kondensat dari tangki (9-1) untuk kemudian
diumpankan ke unit BB distiller bersama–sama dengan kondensat dari unit BBMGC.
Kondensat–kondensat ini disebut sebagai comprimate.
URAIAN PROSES BBMGC
Sama seperti unit SRMGC, unit BBMGC berfungsi untuk menaikkan tekanan fraksi
gas. Gas yang dikompresi pada unit ini adalah gas yang berasal dari unit SRMGC.
Kompresi ini dilakukan oleh tiga buah kompresor (MGC-1/2/3) yang dipasang paralel.
Proses yang terjadi dalam unit ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Gas dari SRMGC masuk ke tangki 1201 dengan tekanan 4,1 kg/cm2. Fasa gas dari top
tangki 1201 yang terdiri dari C4 dan yang lebih ringan dan fraksi berat yang terikut akan
dipanasi di evaporator 3-1 dengan steam coil. Dari outlet evaporator masuk ke dalam
kompresor MGC-1/2/3 gas akan ditekan menjadi 22 kg/cm2, kemudian didinginkan dengan
cooler 4-7/8/9/10. Dari cooler dimasukkan ke comprimate accu tank 8-1/2/3/4. Disini
terbentuk 2 fasa, gas atau res gas dan cairan atau comprimate. Pada comprimate accu tank
ini dilakukan pendrainan air .Kemudian comprimate ditampung di accu tank 8-5.

Anda mungkin juga menyukai