Kel.1 Demam Typoid Revisi
Kel.1 Demam Typoid Revisi
Kel.1 Demam Typoid Revisi
KELOMPOK 1
Ainun Nisah (421J0021)
Ajeng Ayu Fujianingsih (421J0023)
Anis (421J0018)
Dian Khusufi W (421J0028)
Widya Dwi J (421J0030)
Disusun Oleh :
AINUN NISAH
NPM.21J0021
Menyetujui,
Preseptor Akademik
Preseptor Klinik
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
A. Konsep teori
2.1 Definisi
Demam typhoid atau Typhusabdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluranpencernaan dengan gejala demam yang lebih dari
satuminggu, gangguan pada pencernaan dan juga gangguan kesadaran (Price A. Sylvia
& Lorraine M. Wilson,2015).
Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonellaThypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi olehfeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella ( Bruner
and Sudart, 2014 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usushalus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypiA,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah
Typhoid dan juga paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 2015).
Demam typhoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh salmonellathypi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan,
ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia /endokardial dan juga
invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa,
kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan juga dapat menular pada orang lain melalui
makanan /air yang terkontaminasi (Nurarif & Kusuma, 2015).
2.2 Etiologi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi. Bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,
tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri
atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI. Dalam serum
penderita, terdapatzat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman
tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius
(optimum 37 derajat celsius) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah
lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang
terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016).
2.3 Patogenesis
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella
Parathypi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif tidak
membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak dengan rambut
getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam
air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 60 derajat
celcius) selama 15 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi. Genus Salmonella
terdiri dari dua species, yaitu Salmonella entericadan Salmonella bongori (disebut juga
subspecies V). Salmonella enterica dibagi ke dalam enam jenis subspecies yang
dibedakan berdasarkan komposisi karbohidrat, flagell, dan/serta struktur
lipopolisakarida. subspecies dari salmonella enterica antara lain subsp. Enterica, subsp
salamae, subsp arizonae, subsp diarizonae, subsp houtenae, subsp indica.
Penularan demam tifoid dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu dikenal dengan
5 F yaitu (food, finger, fomitus, fly, feses). Feses dan muntahan dari penderita demam
tifoid dapat menularkan bakteri salmonella typhi kepada orang lain. Kuman tersebut
ditularkan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi dan melalui
perantara lalat, di mana lalat tersebut akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi
oleh orang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar oleh bakteri salmonella typhi masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut selanjutnya orang sehat tersebut akan menjadi
sakit. Salmonella typhi dan salmonella paratyphi masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan yang telah terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak. Bila respon imun
kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya
ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel
fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak didalam
makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque peyeri ileum distal dan kemudian ke
kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus, kuman yang
terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan
bakterimia pertama yang asimtomatik) dan menyebar keseluruh organ retikuloendotelial
tubuh terutama hati dan limpa. Manifestasi klinis demam tifoid pada anak tidak khas dan
sangat bervariasi, tetapi biasanya didapatkan trias tifoid, yaitu demam lebih dari 5 hari,
gangguan pada saluran cerna dan dapat disertai atau tanpa adanya gangguan kesadaran,
serta bradikardia relatif. Umumnya perjalanan penyakit ini berlangsung dalam jangka
waktu pendek dan jarang menetap lebih dari 2 minggu. Manifestasi klinis dari demam
tifoid bervariasi dari gejala ringan seperti demam, malaise, batuk kering serta rasa tidak
nyaman ringan di perut. Faktor tersebut antara lain durasi penyakit sebelum dimulainya
terapi yang tepat, pemilihan antimikroba, usia, paparan atau riwayat vaksinasi, virulensi
strain bakteri, jumlah inokulum tertelan, faktor host (misalnya jenis HLA, AIDS atau
imunosupresi lainnya) dan apakah individu mengkonsumsi obat lain seperti H2 blocker
atau antasida untuk mengurangi asam lambung (Wahyudi, 2019).
2.4 Patofisiologi
Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan atau minuman masukkedalam tubuh
melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengansuasana asam (pH<2) banyak bakteri
yang mati. Keadaan-keadaan sepertiaklorhidiria, gastrektomi, pengobatan dengan
antagonis reseptor histaminH2, inhibitor pompaproton /antasida dalam jumlah besar,
akanmengurangi dosis infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usushalus. Di
usus halus, bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan jugakemudian menginvasi mukosa
dan menembus dinding usus, tepatnya diileum dan jejunum. Sel-selM, selepitel khusus
yang melapisi Peyer’spatch, merupakan tempat internalisasi Salmonellatyphi. Bakteri
mencapaifolikel limfe usus halus, mengikuti aliran kekelenjar limfe mesenterikabahkan
ada yang melewati sirkulasi sistemik sampai kejaringan RES diorgan hati dan limpa.
Salmonella typhi mengalami multiplikasi di dalamsel fagosit mononuklear didalam
folikel limfe, kelenjarlimfe mesenterika,hati dan limfe (Soedarmo, Sumarmo S Poorwo,
dkk. 2012. Buku AjarInfeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI).
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanyaditentukan
oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun pejamumaka Salmonella yphi akan
keluar dari habitatnya dan melalui duktustorasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Dengan cara ini organismedapat mencapai organ manapun, akantetapi tempat yang
disukai oehSalmonellatyphi adalah hati, limpa, sumsum tulang belakang,
kandungempedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal. Invasi kandung empedudapat
terjadi baik secara langsung dari darah/ penyebaran retrograd dari empedu. Ekskresi
organisme diempedu dapat menginvasi ulang dindingusus /dikeluarkan melalui tinja.
Peran endotoksin dalam patogenesisdemam tifoid tidakjelas, hal tersebut terbukti dengan
tidak terdeteksinyaendotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan
limulus.Diduga endotoksin dari Salmonellatyphi menstimulasi makrofag di dalamhati,
limpa, folikel limfoma usus halus dan juga kelenjar limfemesenterika untuk
memproduksi sitokin dan zat-zat lain. Produk darimakrofag inilah yang dapat
menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskularyang tidak stabil, demam, depresi sumsum
tulang belakang, kelainanpada darah dan jugamenstimulasi sistem imunologik
(Soedarmo,Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.Jakarta:
IDAI).
2.5 Pathway
2.9 Penatalaksanaan
Menurut Widodo (2016), penatalaksanaan pada pasien demam tifoid meliputi:
1. Medis
a. Antibiotic (membunuhkuman):
1). Klorampenicol
2). Amoxilin
3). Kotrimoxasol
4). Ceftriaxon
5). Cefixim
b. Antipiretik (menurunkan panas)
1). Paracetamol
2. Keperawatan
a. Observasi kesehatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam kurang lebih 14
hari .hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi perforasi usus
c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien
d. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah pada
waktu–waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan dekubits
e. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadangkadang terjadi
konstipasi dan diare
f. Diet
1). Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
2). Pada penderita yang akut dapat diberi bubur sarig
3). Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
4). Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari
g. Pola hidup bersih dan sehat
1). Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
2). Menjaga kebersihan lingkungan rumah
ASUHAN KEPERAWATAN
Namaorangtua
Ayah
Nama :Tn. S
Pekerjaan :Kulibangunan
Pendidikan : SD
Ibu
Nama : Ny. M
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Wahidin, Cirebon.
Keluhan Utama
Demam sudah 6 hari, tidak mau makan.
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang (berdasarkanPQRST)
Ibu pasien mengatakan demam sudah 6 hari, suhu paling tinggi 38,8°C, mual (+),
batuk (-), riwayat kejang (-). Sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak ada
perubahan.
3. Riwayat KesehatanKeluarga
- Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit
berat?
Tidak ada
- Genogram
Keterangan :
Perempuan
Laki-laki
Klien
Postnatal
APGAR skore : tidak terkaji
Pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama : tidak terkaji
Bagaimana kekuatan tangisan bayi : tangis bayi kuat saat lahir
Obat-obatan yang diperoleh bayi setelah lahir : tidak terkaji
Apakah bayi mendapatkan ASI eksklusif : tidak
Apakah bayi mendapatkan imunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio,
campak,hepatitis) : imunisasi lengkap
c. Warna
c. Lamanya
Gosok gigi
a. Frekuensi 2x sehari Tidak
b. Penggunaan sikat gigi/tidak Iya Tidak
Mencuci rambut
a. frekuensi 3 hari sekali Tidak
b. penggunaan sampo, zat Iya Tidak
pembersih lainnya
c. penggunaan air Dingin Tidak mencuci rambut
AKTIVITAS BERMAIN
a. Waktu bermain Siang sampai sore tidak bermain
b. Jenis permainan Lari – lari, boneka, Tidak bermain
petak umpet
c. Senangbermain Kelompok Tidak bermain
sendiri/kelompok
7. Pengkajian Fisik
Penampilan Umum
Wajah : simmetris
Postur : tinggi, kurus
Hygiene : bersih
Nutrisi : nafsu makan berkurang
Perilaku : diem
StatusKesadaran : compos mentis
Kulit
Warna : sawo matang
Tekstur : elastis
Suhu : panas 38,1°C
Turgor : normal
Struktur aksesoris
Rambut : hitam, pendek
Kuku : bersih
Dermatoglifik :
Nodus limfe
Ukuran : tidak ada
Mobilitas: tidak ada
Pembesaran : tidak ada pebesaran
Kepala
Bentukdankesimetrisan : bentuk kepala bulat dan simetris
Fontanel :
Hygienekulitkepala: bersih
Lesi : tidak ada lesi
Jantung
Inspeksiukuran :
Palpasiimpulsapikal :
Auskultasibunyijantung :
Perkusiareajantung :
Alatperekamjantung :
Abdomen
Inspeksi (ukuran, kontur, tonus, kondisikulit):
Auskultasi (bising usus, pulsasiaostic):
Perkusi (lambung, hepar,limpa, intestinal, colon, appendix):
Palpasi(nadifemoralis) :
Umbilicus :
Colostomi :
Ginjal
Auskultasi (bising dan pulsasi aretrirenalis):
Perkusi :
Genitalia
Pria
- Ukuranpenis :
- Glanspenis :
- Preputium :
- Meatusuretra:
- Skrotum :
- Testis :
Wanita
- Monspubis :
- Klitoris :
- Labia mayoradanminora :
- Meatusuretra:
- KelenjarScene :
- KelenjarBartholin :
- Orifisiumvaginalis :
Anus
Penampilan umum (keutuhan, kondisi kulit, hygiene):
Refleksianal :
Punggung dan Ekstrimitas
Punggung
- Klavikula :
- Kurvatura dan kesimetrisan :
- Keutuhan spinalis, vertebra dan lumbal:
- Ujiskoliosis :
- Mobilitas :
- Reflextruncincurvation :
- Reflexperez :
Ekstrimitas Atas dan bawah
- Keutuhanjari-jari :
- Kesimetrisan jari-jari dan patelakanan-kiri:
- Ujikekuatanotot :
- Tulangmaleolus :
- Posisitelapakkaki :
- Caraberjalan :
- Reflexpatella:
- Reflexbabinski :
- Refleksbruzinksi :
- Reflexpalmar :
- Reflexplantar :
- Tandatrombhoplebitis :
- Sensasi :
- Sirkulasi :
- Pergerakan :
- Allen test :
Galaezi – Alli’s test :
Tes ortolani–Barlow :
6. Pemeriksaan TumbuhKembang
a. Usia Infant – Pra sekolah (60Bulan)
Menggunakan Borang Denver II atau KPSP, CHAT, MME,
2. Motorik halusadaptif
3. Motorikkasar
4. Kognitif danbahasa
9. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Hipertermia
ibu pasien mengatakan anaknya
demam naik turun terakhir suhu
dirumah 39,5
Do:
Anak tampak lesu
Suhu 38,1
Trombosit 85 (normal :
184-488)
2. Ds: Defisit nutrisi
ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan dan BB nya turun dari 23kg ke 21kg
Do:
Anak tampak lesu
Anak hanya berbaring
ditempat tidur
BB turun 2kg
3. Ds: Intoleransi aktivitas
Ibu pasien mengatakan
anaknya lemas
Do :
Anak tampak leseu
Anak datang ke RS
digendong bapaknya
Anak tampak terbaring
ditempat tidur
Anak nafsu makan
menurun Suhu : 38,1
Nadi teraba lemah
1. Hipertermia
P : Lanjutkan intervensi
19 januari
2022
Defisit S : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
nutrisi mau makan
P : lanjutkan intervensi
Intoleransi S : Ibu pasien mengatakan anaknya lemas
aktivitas terus
P: lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Intolernsi S : Ibu pasien mengatakan anaknya lemas
aktivitas terus
P: lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Intolernsi S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih
aktivitas lemas terus
P: lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Intolernsi S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
aktivitas mulai ingin bermain
P: lanjutkan intervensi
BAB IV
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN