Rancangan Aktualisasi Belum Jadi
Rancangan Aktualisasi Belum Jadi
Rancangan Aktualisasi Belum Jadi
Oleh :
LIA ANGGITA HARAHAP, S.Kep., Ns
Penata Muda (III/a)
199407272019032025
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna untuk itu
penulis berharap saran dan masukan yang bersifat membangun.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tupoksi Organisasi....................................................................................................3
1.2.1 Tugas Organisasi..................................................................................................3
1.2.2 Fungsi Organisasi.................................................................................................4
1.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pengelola Sistem Informasi.........................................4
1.3 Tujuan Organisasi.....................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................................5
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU.....................................................................6
2.1. Identifikasi Isu...........................................................................................................6
2.2. Analisis dan Penetapan Isu Terpilih dan Penyebabnya.........................................6
2.2.1. Analisis APKL....................................................................................................6
2.2.2. Analisis USG.......................................................................................................7
2.2.3. Analisis Fishbone................................................................................................8
2.3. Dampak Isu Terpilih.................................................................................................9
2.4. Role Model...............................................................................................................10
BAB III STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH.................................................11
3.1 Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif............................................................11
3.2 Relevansi Aktualisasi Agenda 2 (Nilai Dasar/Core Values ASN BerAKHLAK)
dengan Rencana Kegiatan.................................................................................................11
3.2.1. Berorientasi Pelayanan.......................................................................................11
3.2.2. Akuntabel...........................................................................................................12
3.2.3. Kompeten...........................................................................................................12
3.2.4. Harmonis............................................................................................................13
3.2.5. Loyal..................................................................................................................14
3.2.6. Adaptif...............................................................................................................14
3.2.7. Kolaboratif.........................................................................................................15
3.3 Relevansi Agenda 3 (Kedudukan dan Peran PNS Menuju SMART
Governance) dengan Rencana Kegiatan..........................................................................16
ii
3.3.1. Smart ASN.........................................................................................................17
3.3.2. Manajemen ASN................................................................................................18
3.4 Rancangan Aktualisasi.............................................................................................21
3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................................27
BAB IV PENUTUP................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
Smart ASN dan Manajemen ASN. Diharapkan setelah mengikuti Pelatihan Dasar, peserta
wajib menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dalam proses latihan dasar dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya pada satuan kerja atau instansi masing- masing.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat kerja yang memiliki risiko terhadap
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan fasilitas
pelayanan kesehatan. Dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan
dengan keselamatan dan kesehatan kerja untuk menciptakan kondisi fasilitas pelayanan
kesehatan yang sehat, aman, selamat, dan nyaman, perlu diselenggarakan keselamatan dan
kesehatan kerja di fasilitas pelayanan Kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan
kewaspadaan standar.
Kewaspadaan standar meliputi cuci tangan secara benar, penggunaan alat pelindung,
dekontaminasi peralatan, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen, pembuangan
benda tajam, tatalaksana tertusuk jarum, penempatan pasien, etika batuk dan bersin, dan
praktik menyuntik yang aman (Permenkes No.27, 2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Yotlely (2019) menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara pengetahuan tentang kewaspadaan standar dengan kepatuhan petugas dalam
penerapan kewaspadaan standar. Sehingga perlu adanya peningkatan informasi dan
pelatihan, sosialisasi kebijakan dan standar operasional prosedur yang terkait dengan
kewaspadaan standar.
Berdasarkan latar belakang diatas saya tertarik untuk mengangkat judul Aktualisasi dan
Habituasi nilai dasar ASN dengan judul “Meningkatkan Pengetahuan Petugas tentang
7
Kewaspadaan Standar sebagai Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Gunungtua”.
1.2 Tupoksi Organisasi
1.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
Tugas pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah sebagai
berikut:
Tugas Pokok :
1) Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2) Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga.
3) Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan
program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Fungsi :
1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
1.2.2 Visi, Misi dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua
a. Visi
“Bersama Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Padang Bolak Sehat yang
Mandiri dan Berkeadilan”
Visi ini menjadi acuan dalam menentukan kebijakan terkait upaya
kesehatan masyarakat dan kesehatan perorangan di unit kerja UPTD
Puskesmas Rawat Inap Gunungtua. Dengan adanya visi ini, diharapkan seluruh
penyelenggara pelayanan pada UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua dapat
mengimplementasikan visi dalam setiap pelayanan yang diberikan. Upaya
implementasi visi UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua dapat terlaksana
dengan adanya misi UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua.
b. Misi
1) Membudayakan masyarakat agar mandiri untuk hidup sehat.
8
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan
berkeadilan.
3) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan.
4) Meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga dan meningkatkan keluarga
sadar gizi yang bermutu merata dan terjangkau.
5) Mendayagunakan sumber daya kesehatan.
c. Tata Nilai
UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua mempunyai tata nilai “HOLAT”
yaitu:
H : Handal
O : Optimis
L : Loyalitas
A : Aktif
T : Terampil
1.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Ahli Pertama
Sesuai dengan Permenpan RB No. 35 Tahun 2019 uraian kegiatan tugas
jabatan fungsional Perawat Ahli Pertama ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai
berikut:
1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan;
9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan);
9
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan);
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal;
15. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi;
17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
tubuh;
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu;
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal
bedah;
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
10
41. melakukan perawatan luka;
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas
kesehatan;
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat; dan
51. melakukan preseptorship dan mentorship;
1.3 Tujuan
Dengan adanya Diklat Pelatihan Dasar CPNS, maka peserta mampu
melaksanakan setiap tugas yang diembannya dengan menerapkan nilai-nilai dasar
ASN BerAKHLAK di instasi masing-masing, pelaksanaannya antara lain:
1) Kemampuan memberikan pelayanan yang prima dan berkualitas kepada
masyarakat dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
2) Kemampuan mewujudkan sikap akuntabel yaitu selalu bekerja dengan penuh
tanggung jawab, cermat, teliti dan berintegritas dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
3) Kemampuan mewujudkan sikap kompeten dan terus mengembangkan kapasitas
diri dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
4) Kemampuan mewujudkan keharmonisan pada lingkungan kerja dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
5) Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dan selalu memegang teguh
ideologi pancasila serta peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
6) Kemampuan untuk selalu adaptif yaitu berinovasi dan proaktif dalam menjawab
perubahan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
7) Kemampuan untuk mewujudkan sikap kolaboratif, baik sesama rekan kerja,
11
atasan, maupun OPD lain dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
1.4 Manfaat
1) Bagi Peserta
Menjadikan ASN mampu menerapkan dan melaksanakan nilai-nilai
BerAKHLAK dan nilai-nilai tentang agenda peran dan kedudukan ASN, nilai
meliputi Smart ASN dan Manajemen ASN sehingga mampu melaksanakan tugas
dan perannya secara professional sebagai pelayan publik serta dapat
mengaktualisasikan nilai dasar tersebut di unit kerja.
2) Bagi Unit Kerja
Mampu mewujudkan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
masyarakat. Mampu menghasilkan ASN profesional yang berkarakter dalam
melayani masyarakat serta berdaya saing.
3) Bagi Masyarakat
Meningkatkan kepuasan masyarakat karena terbentuknya pelayanan publik yang
prima yang diselenggarakan Pemerintah dengan kinerja ASN yang menerapkan
nilai-nilai BerAKHLAK.
12
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU
13
3. Kurang optimalnya pemberian Pendidikan
Kesehatan di poli pemeriksaan umum
UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua
14
as Rawat
Inap
Gunungt
ua
2. Belum optimalnya proses 4 4 4 12 2
pengkajian dan dokumentasi
status kesehatan pasien di
poli rawat jalan UPTD
Puskesmas Rawat Inap
Gunungtua
3. Kurang optimalnya 4 3 3 10 3
pemberian Pendidikan
Kesehatan di poli
pemeriksaan umum UPTD
Puskesmas Rawat Inap
Gunungtua
Keterangan: (Skala Likert)
1: Tidak mendesak/serius/berdampak
2: Kurang mendesak/serius/berdampak
3: Cukup mendesak/serius/berdampak
4: mendesak/serius/berdampak
5: Sangat mendesak/serius/berdampak
15
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH
3.2 Relevansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Agenda 2 (Nilai-Nilai Dasar ASN,
Core Value ASN BerAKHLAK)
ASN yang profesional adalah ASN yang karakternya dibentuk oleh nilai - nilai
dasar profesi ASN sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
BerAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
16
Adaptif dan Kolaboratif.
3.2.1 Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan adalah salah satu nilai dasar yang harus dimiliki oleh
ASN yaitu berkomitmen memberikan layanan prima demi kepuasan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait
dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib
mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Panduan sikap perilaku dalam berorientasi pelayanan adalah sebagai
berikut:
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Ramah, cekata, solutif dan dapat diandalkan
3) Melakukan perbaikan tiada henti
3.2.2 Akuntabel
Akuntabel adalah sikap bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah
diberikan. Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
instansi untuk mempertanggungjawabankan segala tindak tanduknya sebagai
seorang ASN. Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu
akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil,
akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,
2007), yaitu pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal
(horizontal accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang
berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas
kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.
Panduan sikap perilaku akuntabel adalah sebagai berikut :
17
1) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, cermat, serta disiplin
dan berintegritas tinggi.
2) Menggunakan kekayaan milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien.
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Adapun kata kunci dari core value berorientasi pelayanan adalah
responsif, kualitas dan kepuasan.
3.2.3 Kompeten
Kompeten diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan yang dimiliki
oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar kerja yang
ditetapkan. Sebagai seorang ASN, kita diwajibakan memiliki kompetensi dan
terus belajar dalam mengembangkan kapasitas diri. Kompetensi merupakan
perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terindikasi dalam
kemampuan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Panduan sikap perilaku dalam nilai dasar kompeten adalah sebagai
berikut:
18
Panduan sikap perilaku Harmonis adalah sebagai berikut :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
2) Suka menolong orang lain.
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Adapun kata kunci dari core value harmonis adalah peduli, perbedaan dan
selaras. Sebagai seorang ASN, kita memiliki peran dalam menciptakan suasana
harmonis dilingkungan tempat kita bekerja. Peran tersebut antara lain :
1) Bersikap netral (tidak berpihak pada salah satu kelompok atau golongan) dan
adil (tidak diskriminatif, obyektif, jujur dan transparan.
2) Mengayomi kepentingan kelompok minoritas, tidak membuat kebijakan yang
diskriminatif terhadap keberadaan kelompok tertentu.
3) Memiliki sikap toleran atas perbedaan.
4) Dalam melaksanakan tugas, ASN harus memiliki sikap suka menolong
pengguna layanan atau masyarakat serta membantu kolega ASN lainnya jika
ada yang membutuhkan pertolongan.
5) Menjadi figur dan teladan yang baik dilingkungan masyarakat.
3.2.5 Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil,
kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1) Taat pada Peraturan.
2) Bekerja dengan Integritas
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
4) Kemauan untuk Bekerja Sama.
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
6) Hubungan Antar Pribadi
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain
19
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah.
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
3.2.6 Adaptif
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi yang
selaku berubah-ubah agar tetap bertahan. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam
diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana
individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan
budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di
antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab,
unsur kepemimpinan dan lainnya.
Sebagai seorang ASN kita harus memiliki nilai dasar adaptif yaitu terus
berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan.
Panduan sikap perilaku nilai core value adaptif adalah sebagai berikut :
1) Cepat menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan.
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
3) Bertindak proaktif
Adapun kata kunci core value adaptif adalah inovasi, antusias terhadap
perubahan dan proaktif.
20
3.2.7 Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerja sama yang sinergis dengan kata kunci
kesediaan untuk bekerja sama dan besinergi untuk hasil terbaik. Nilai core value
kolaboratif memiliki panduan sikap perilaku sebagai berikut:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Dalam menjalin kolaborasi ada beberapa proses yang harus dilalui, yaitu
sebagai berikut:
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
2) Face to face Dialogue: melakukan negosiasi dengan baik dan bersungguh-
sungguh;
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5) Menetapkan outcome
3.3 Relevansi Rencana Aktualisasi Dikaitkan dengan Agenda 3 (Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI menuju Smart Governance)
3.3.1 Smart ASN
Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan
segala hal. Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi,
salah satunya perkembangan pesat bidang komunikasi. Sesuai dengan 5 arahan
presiden dalam upaya percepatan transformasi digital, pengembangan SDM
merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk khusus dari
Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa
transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan
mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar,
bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak
ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN.
Dalam hal tersebut berikut merupakan empat pilar literasi digital yaitu:
1) Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi
21
literasi digital yaitu mengetahui, memahami, menggunakan perangkat keras,
Teknologi Informasi Komunikasi dan sister Operasi.
2) Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud di mana
kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai
warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak,
kewajiban, dan tanggung jawabnya.
3) Digital Ethics (Etika Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik
di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat
digital.
4) Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar
dapat menjaga keselamatan dirinya.
22
Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki Nomor Induk Pegawai.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PPPK adalah warga
negara Indonesua yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintahan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
menjalankan tugas pemerintahan.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Kemudian Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hak
PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN No. 5 tahun 2014 sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1. Gaji dan tunjangan;
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN
23
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga
wajib memberikan perlindungan berupa:
1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya
diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN No. 5
Tahun 2014 adalah:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
7. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada
kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
24
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi
para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
25
26
3.4 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengetahuan petugas tentang kewaspadaan standar sebagai upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua.
2. Belum optimalnya proses pengkajian dan dokumentasi status kesehatan pasien di poli rawat jalan
UPTD
Puskesmas Rawat Inap Gunungtua.
3. Kurang optimalnya pemberian Pendidikan Kesehatan di poli pemeriksaan umum UPTD Puskesmas
Rawat Inap Gunungtua.
Isu yang Diangkat : Kurangnya pengetahuan petugas tentang kewaspadaan standar sebagai upaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua
Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan Pengetahuan Petugas tentang Kewaspadaan Standar sebagai Upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di UPTD Puskesmas Rawat Inap Gunungtua