Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
1
Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa standar kompetensi
matematika adalah membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Mata pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu program
pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, dan efektif.
Selain membina perubahan dan harapan kehidupan pada anak, juga
mempersiapkan siswa agar menggunakan matematika dan pola pikir matematika
dalam kehidupan seari hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Pentingnya pembelajaran matematika disekolah dasar juga dituangkan dalam
Kurikulum matematika SD, bahwa pengajaran matematika di SD dapat
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (Menggunakan
Bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan pembelajaran matematika ditentukan oleh bagaimana guru
merencanakan, melaksanakan dan menilai dan tujuan yang telah ditetapkan.
Metematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan menggunakan rumus matematika sederhana yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi mengenal segi tiga, segi
empat, dan lingkaran.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika di SD adalah melatih cara berfikir
dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan-kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,
konsisten dan inkonsisten dan mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, mencoba-coba serta
2
kemampuan memecahkan masalah. Menurut Jean Peaget dan teman-temannya
menunjukkan bahwa anak tidak bertindak dan berfikir sama seperti orang dewasa
lebih-lebih dalam pembelajaran matematika di SD, suatu yang abstrak dapat saja
dipandang sedrhana menurut kita yang sudah formal, namun dapat saja menjadi
sesuatu yang sulit dimengerti oleh anak yang belum formal.
Berdasarkan refleksi guru kelas V di SDN 3 Sukajawa guru lebih sering
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan
pendekatan, metode, maupun model pembelajaran yang inovatif dan kreatif,. Hal
tersebut menyebabkan siswa kurang antusias pada pembelajaran matematika
karena mereka hanya sebagai objek pembelajaran yang pasif dan hanya
mengerjakan tugas yang diberi oleh guru.
Kurang optimalnya pembelajaran matematika di SDN 3 Sukajawa dapat
dilihat dari data ulangan harian mata pelajaran matematika materi KPK dan FPB
pada siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2016/2017, yang secara rata-rata
menunjukkan hasil di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan
sekolah yaitu 60, dari 36 siswa hanya 21 siswa yang tuntas dan 15 siwa yang tidak
tuntas. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi
80 dengan rata-rata kelas 55,67 dan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar
41,67%. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran tersebut
perlu sekali diadakan peningkatan aktivitas belajar agar siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran dan hasil belajar agar siswa kelas V sekolah dasar lebih menguasai
pembelajaran geometri sebagai dasar untuk pembelajaran di kelas dan jenjang
yang lebih tinggi, serta bekal dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu upaya yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika yaitu dengan menggunakan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT). Gagasan utama dibalik model
TGT adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu
sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru.
Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan,
mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang
diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik
3
dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
berharga dan menyenangkan
Atas dasar latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V pada Materi Kelipatan Persekutan Terkecil (KPK) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games
Tournament (TGT) di SDN 3 Sukajawa Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2017/2018”.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu terdiri dari
tujuan umum dan tujuan khusus yang dijelaskan sebagai berikut:
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
guru melalui penerapan pendekatan, model, maupun metode baru atau tindakan
baru yang guru temukan dan diyakini karena pendekatan, model, maupun metode
baru itu telah teruji ternyata efektif meningkatkan hasil pembelajaran seperti
diharapkan. Diharapkan melalui PTK akan menghasilkan peningkatan kualitas
pembelajaran baik aktivitas maupun hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil proses dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V SDN 3 Sukajawa
Bandar Lampung.
5
untuk memperbaiki bahkan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian
ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak antara lain siswa, guru,
dan sekolah.
1.5.1 Manfaat bagi siswa
Pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kesalahan dan kesulitan dalam
proses pembelajaran akan dengan cepat dianalisis, sehingga kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat
segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan dan memberikan
manfaat bagi siswa. manfaat bagi siswa dalam penelitian ini antara lain:
1. Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
2. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
7
Wissenschaften, kata yang sesuai dengan ilmu pengetahuan berarti
(lapangan) pengetahuan.
3. Kurikulum 2006
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan mempromosikan kekuatan pikiran manusia.
Matematika Sebagai Ilmu Pengetahuan Carl Friedrich Gauss, menganggap
dirinya sebagai “pangeran matematika”, dan mengatakan matematika sebagai
“Ratu Ilmu”. Yang berarti bahwa spesialisasi yang sempit dalam ilmu alam adalah
periode terakhir. Ketika salah satu ilmu pandangan terbatas pada dunia fisik, maka
matematika, atau murni setidaknya matematika, bukanlah ilmu.
8
2.1.3 Manfaat Matematika
Dalam perkembangan ilmu dan teknologi, matematika memegang peranan
penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi
lebih sempurna. Beberapa contoh tentang hubungan matematika dengan bidang
studi- bidang studi lain.
9
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan.
Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
2. Para siswa memiliki tanggungjawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan
yang sama.
4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama
besarnya diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan unsur-
unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut:
1. Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan.
Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota
harus menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab
melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.
10
4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan
mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan
keputusan, komunikasi dan konflik manajemen keahlian.
5. Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai
apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan
mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka
lebih efektif di waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson
dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
1. Menentukan objek pembelajaran
2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.
4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.
5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara
mendiskusikan cara kerjasama.
11
memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan
untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.
b. Menghargai kontribusi
Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau
mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok
yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak
menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus
terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.
g. Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok
untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok.
12
Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi
atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok
tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang
orisinil atau kurang imajinatif.
h. Mengundang orang lain untuk berbicara
Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu
meminta orang lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.
k. Mengatasi gangguan
Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang
diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang
diberikan. Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat
menyelesaikan tugas belajar yang diberikan.
13
dikurangi, rasa memiliki dan persahabatan dapat dikembangkan serta
masing-masing individu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa
kebaikan, sensitivitas dan toleransi.
e. Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau
penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep,
seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan
14
anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan
serta.
f. Membuat ringkasan
Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini
dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan
dan apa yang perlu dikerjakan.
g. Menafsirkan
Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan
kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang
penting dapat diberi penekanan.
i. Memeriksa ketepatan
Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu
benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan
kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan
berkembang.
j. Menerima tanggungjawab
Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul
tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan
kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.
k. Menggunakan kesabaran
15
Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada
kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.
c. Menanyakan kebenaran
Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban
yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk
jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk
berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan
terhadap ketepatan jawaban tersebut.
16
e. Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas.
Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas.
f. Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan
persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat
kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.
17
kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan.
Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk
permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah –
masalah satu sama lain, memastikan telah terjadi tanggung jawab
individual.Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,
mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa.
Slavin dalam Miftahul Huda menyarankan agar TGT diterapkan setiap
minggu. Dengan TGT siswa akan menikmati bagaimana suasana tournament itu,
dan arena mereka berkompetisi dengan kelompok – kelompok yang memiliki
komposisi kemampuan yang setara, maka kompetisi dalam TGT terasa lebih fair
dibandingkan kompetisi dalam pembelajarn- pembeajaran tradisional pada
umumnya.
18
2. Tim (team)
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang
siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Pada
tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling
membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat
memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai
hasil kerja kelompok.
3. Game
Game terdiri atas pertanyaan – pertanyaan yang kontennya relevan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari
presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Kebanyakan gane terdiri
dari pertanyaan – pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor
itu.
Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan
skor. Permaianan dalam TGT dapat berupa pertanyaan – pertanyaan yang
ditulis pada kartu kartu yang diberi angka. Seorang siswa mengambil
sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor
yang tertera pada kartu tersebut.
4. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru
memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja
kelompok terhadap lembar kegiatan.
5. Rekognisi Tim (penghargan kelompok)
Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau mendapat
skor tertinggi, skor tersebut pada akhirnya akan dijadikan sebagai
19
tambahan nilai tugas siswa. Selain itu diberikan pada hadiah (reward)
sebagai motivasi belajar.
20
dicocokkan bersama dari soal work sheet tersebut.
21
2. Detail kegiatan pembelajaran kooperatif Tipe Team Games Tournament
(TGT)
a. Penyajian Kelas
1) Pembukaan
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari, tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi
(prasyarat belajar). Saat pembelajaran, guru harus sudah
mempersiapkan work sheet dan soal turnamen
2) Pengembangan
Guru memberikan penjelasan materi secara garis besar.
3) Belajar Kelompok
Guru membacakan anggota kelompok dan meminta siswa
untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing – masing. Satu
kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 siswa yang anggotanya
heterogen, yang dilihat dari presentasi akademik, jenis kelamin, dan
ras atau etnis. Guru memerintahkan kepada siswa untuk belajar
dalam kelompok (kelompok asal). Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih
khusus untuk mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game. Biasanya belajar kelompok ini
mendiskusikan masalah bersama – sama, membandingkan jawaban
dan memperbaiki pemahaman yang salah tentang suatu materi.
Kelompok merupakan bagian yang utama dalam TGT.
Dalam segala hal, perhatian ditempatkan pada anggota
kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompok melakukan
yang terbaik untuk membantu sesama anggota. Jika ada satu anggota
yang tidak bisa mengerjakan soal atau memiliki pertanyaan yang
terkait dengan soal tersebut, maka teman sekelompoknya
mempunyai tanggungjawab untuk menjelaskan soal atau pertanyaan
22
tersebut. Jika dalam satu kelompok tersebut tidak ada yang bisa
mengerjakan maka siswa yang bisa meminta bimbingan guru.
Setelah belajar kelompok selesai guru meminta kepada perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Dalam
pembelajaran TGT guru bertugas sebagai fasilitator berkeliling
dalam kelompok jika ada kelompok yang mengalami kesulitan.
4) Validasi kelas
Artinya guru meminta tiap-tiap kelompok untuk menjawab
soal-soal yang sudah didiskusikan sesama kelompoknya dan guru
menyampaikan jawaban dari masing-masing kelompok untuk
didiskusikan bersama
5) Turnamen
Sebelum turnamen dilakukan, guru membagi siswa kedalam
meja-meja turnamen. Setelah masing-masing siswa berada dalam
meja turnamen berdasarkan unggulan masing-masing, kemudian
guru membagikan satu set seperangkat turnamen. Satu set
seperangkat turnamen terdiri dari soal turnamen, kartu soal, lembar
jawaban, gambar smile, dan lembar skor turnamen. Semua
seperangkat soal untuk masing-masing meja adalah sama.
23
toleransi, dan bisa menerima pendapat orang lain.
24
1. Bilangan Prima
Sebelum memasuki materi ini lebih baik ingat kembali apakah
itu bilangan prima, faktor prima dan faktorisasi prima. Seperti yang
diketahui,
Bilangan prima adalah bilangan bulat lebih dari satu yang hanya
bisa terbagi habis oleh 1 dan bilangan itu sendiri.
Contoh : 2, 3, 5, 7, 11, dll
Faktor prima adalah faktor-faktor dari suatu bilangan yang
berbentuk bilangan prima. Sedangkan faktorisasi prima adalah suatu
perkalian dari semua faktor-faktor primanya.
Contoh :
Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, dan 15. Dari faktor-faktor 15 tersebut
terdapat faktor prima, yaitu 3 dan 5. Jadi faktor prima dari 30 adalah 3 dan
5. Dan faktorisasi primanya adalah 3 x 5 = 15.
25
menggunakan faktor kedua bilangan, tetapi lebih memudahkan untuk
bilangan yang besar.
Contoh :
Mencari FPB dari 50 dan 90
Pohon faktor dari 50
26
3. KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil)
KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) dari dua bilangan adalah suatu
bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua bilangan
itu.
Ada beberapa cara untuk mengetahui KPK suatu bilangan, yaitu :
a. Dengan mencari kelipatan yang sama diantara kedua bilangan
Contoh :
Mencari KPK dari 4 dan 14
– Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, …
– Kelipatan 14 = 14, 28, 42,….
Dari kelipatan dua bilangan tersebut, terdapat 2 bilangan kelipatan sama
yang terkecil yaitu 28, jadi KPK dari 4 dan 14 adalah 28.
b. Dengan menggunakan pohon faktor.
Mencari KPK dari 32 dan 42
Pohon faktor dari 32
27
Faktor dari 42 adalah = 2, 3, 7
Untuk mencari KPK dari kedua bilangan, ambil faktor dari kedua
bilangan tersebut, ketika ada faktor yang sama maka ambil pangkat
terbesar, kemudian kalikan semua faktor tersebut.
Jadi KPK dari 32 dan 42 adalah = 25 x 3 x 7=672
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.3 Observer/Collaborator
Pada penelitian ini yang melaksanakan kegiatan mengajar adalah peneliti,
sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat peneliti. Teman
sejawat peneliti adalah Ibu Karlina, S.Pd.SD dan Ibu Sulasmini, S.Pd. Baik
observer maupun peneliti saling berkerjasama dalam penelitian ini.
29
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research (CAR) atau Penelitian
Tindak Kelas yang terdiri dari 2 Siklus. Menurut Mulyasa (2011:70) prosedur
PTK biasanya meliputi beberapa siklus, sesuai dengan tingkat permasalahan yang
akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Rancangan yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan
tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Alur penelitian
tindakan kelas dapat dilihat dalam bagan berikut:
Refleksi Rencana
Siklus I
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi
Siklus II
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
30
1. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran,
dan indikator yang ingin dicapai.
2. Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan skenario
pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan
Media Gambar.
3. Menyiapkan sumber (buku, dan alat peraga berupa gambar-gambar) yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja
siswa.Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru,
siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Adapun perencaaan dalam setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
Siklus I pertemuan 1
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Apersepsi. Pada tahap ini guru mengingatkan kemabli tentang bilangan
prima
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan cara mencari KPK dengan menggunakan kelipatan
dan pohon faktor
2) Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang telah dibentuk pada
pertemuan sebelumnya.
3) Guru menyampaikan aturan-aturan yang terkait dengan permainan, di
antaranya:
a) Siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat mendiskusikan
siapa anggota kelompok yang ditugaskan menjawab pertanyaan
pada kartu kuis sesuai dengan tingkat kemudahan/kesulitan
pertanyaan. Hal ini menjadi aturan dalam permainan agar semua
anggota kelompok memiliki partisipasi memberikan skor kepada
kelompoknya agar dapat menjadi pemenang,
b) Anggota kelompok lain yang belum gilirannya bermain untuk tidak
31
mengeluarkan pernyataan apapun terkait dengan pertanyaan kuis.
Jika hal ini dilanggar maka kelompok yang anggotanya melanggar
diberi sanksi dalam bentuk pengurangan skor, meskipun belum
bermain.
4) Permainan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, guru meminta masing-
masing 1 anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 yang bertugas sebagai
pelaksana dan kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta permainan. 1 orang
dari pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh
anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang
diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1 orang
memegang kunci jawaban dari kartu kuis.
5) Untuk sesi kedua, guru meminta masing-masing 1 anggota dari
kelompok 1, 2, dan 3 yang bertugas sebagai pelaksana dan kelompok 4,
5, dan 6 sebagai peserta permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas
membacakan soal dari kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang
bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing
kelompok peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban
dari kartu kuis.
6) Pada permainan pertama, kartu kuis yang disediakan sebanyak 18 kartu
sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta
kuis, sedangkan untuk permainan kedua kartu kuis yang disediakan
juga 18 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 4, 5, dan 6
sebagai peserta kuis.
7) Selama permainan berlangsung peneliti dan teman sejawat (guru) yang
ditugaskan untuk mengisi format observasi melakukan pengamatan
terhadap seluruh aktivitas siswa.
8) Setelah permainan sesi pertama selesai, siswa yang bertugas mencatat
skor permainan membacakan skor masing-masing kelompok dan
mengumumkan siapa pemenangnya.
c. Kegiatan Akhir
32
1) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian pada setiap
kelompok yang berhasil mengerjakan soal dengan benar
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru mengadakan refleksi tentang materi yang belum dimengerti.
4) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah
dan menginformasikan pembelajaran yang akan datang.
Siklus I pertemuan 2
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Apersepsi. Pada tahap ini guru mengingatkan kembali tentang KPK
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyiapkan siswa untuk kegiatan turnamen
2) Sebelum pelaksanaan turnamen, peneliti memberikan penjelasan
aturan-aturan dalam turnamen yaitu
a) siswa duduk di meja turnamen masing-masing sesuai dengan
kemampuan akademiknya. Pada turnamen I terdapat enam meja
turnamen, setiap meja terdiri dari 6 siswa yang homogen dari
kemampuan akademik.
b) Soal turnamen terdiri dari 10 soal isian.
c) siswa mengambil satu kartu soal dan satu lembar jawaban untuk
dikerjakan pada saat turnamen.
d) Satu kartu soal terdiri dari satu soal, siswa harus mengerjakan satu
soal pada lembar jawaban masing-masing.
e) Setelah mengerjakan satu soal siswa harus mengembalikan kartu
tersebut pada tempatnya.
f) Apabila jawaban dapat dijawab siswa dengan benar, maka siswa
akan mendapatkan 10 poin. Siswa yang menjawab dengan benar dan
banyak akan mendapat poin yang lebih banyak pula.
33
g) Nilai kelompok berpengaruh terhadap nilai individu
3) Setelah waktu turnamen habis, peneliti dan semua masing-masing
perwakilan turnamen mencocokkan hasil jawaban yang telah dijawab
oleh perwakilan turnamen.
4) Guru melakukan penghitungan poin dan pengumuman tiga kelompok
terbaik pertama yang menjadi juara I, II, dan III. Penghargaan untuk
juara I yaitu mendapat 4 gambar smile, juara II mendapat 3 gambar
smile, dan juara III mendapat 2 gambar smile.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian dan jaminan nilai
hasil belajar yang baik kepada kelompok pemenang, sedangkan
kelompok yang skor rendah diberi motivasi agar belajar lebih giat lagi
dan setiap anggota agar dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya
terkait dengan materi ajar agar memiliki kontribusi terhadap
kelompoknyapada setiap kelompok yang berhasil mengerjakan soal
dengan benar
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru mengadakan refleksi tentang materi yang belum dimengerti.
4) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah
dan menginformasikan pembelajaran yang akan datang.
Siklus I pertemuan 3
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Apersepsi. Pada tahap ini guru mengingatkan kembali tentang KPK
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi KPK
b. Kegiatan Akhir
34
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2) Guru mengadakan refleksi tentang materi yang belum dimengerti.
Siklus II pertemuan 1
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Apersepsi. Pada tahap ini guru mengingatkan kembali tentang bilangan
prima
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan cara mencari FPB dengan menggunakan Faktor dan
pohon faktor
2) Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang telah dibentuk pada
pertemuan sebelumnya.
3) Guru menyampaikan aturan-aturan yang terkait dengan permainan, di
antaranya:
a) Siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat mendiskusikan
siapa anggota kelompok yang ditugaskan menjawab pertanyaan
pada kartu kuis sesuai dengan tingkat kemudahan/kesulitan
pertanyaan. Hal ini menjadi aturan dalam permainan agar semua
anggota kelompok memiliki partisipasi memberikan skor kepada
kelompoknya agar dapat menjadi pemenang,
b) Anggota kelompok lain yang belum gilirannya bermain untuk tidak
mengeluarkan pernyataan apapun terkait dengan pertanyaan kuis.
Jika hal ini dilanggar maka kelompok yang anggotanya melanggar
diberi sanksi dalam bentuk pengurangan skor, meskipun belum
bermain.
4) Permainan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, guru meminta masing-
masing 1 anggota dari kelompok 4, 5, dan 6 yang bertugas sebagai
pelaksana dan kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta permainan. 1 orang
dari pelaksana bertugas membacakan soal dari kartu yang diambil oleh
35
anggota kelompok yang bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang
diperoleh masing-masing kelompok peserta permainan, dan 1 orang
memegang kunci jawaban dari kartu kuis.
5) Untuk sesi kedua, guru meminta masing-masing 1 anggota dari
kelompok 1, 2, dan 3 yang bertugas sebagai pelaksana dan kelompok 4,
5, dan 6 sebagai peserta permainan. 1 orang dari pelaksana bertugas
membacakan soal dari kartu yang diambil oleh anggota kelompok yang
bermain, 1 orang bertugas mencatat skor yang diperoleh masing-masing
kelompok peserta permainan, dan 1 orang memegang kunci jawaban
dari kartu kuis.
6) Pada permainan pertama, kartu kuis yang disediakan sebanyak 15 kartu
sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 1, 2, dan 3 sebagai peserta
kuis, sedangkan untuk permainan kedua kartu kuis yang disediakan
juga 15 kartu sesuai dengan jumlah anggota dari kelompok 4, 5, dan 6
sebagai peserta kuis.
7) Selama permainan berlangsung peneliti dan teman sejawat (guru) yang
ditugaskan untuk mengisi format observasi melakukan pengamatan
terhadap seluruh aktivitas siswa.
8) Setelah permainan sesi pertama selesai, siswa yang bertugas mencatat
skor permainan membacakan skor masing-masing kelompok dan
mengumumkan siapa pemenangnya.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian pada setiap
kelompok yang berhasil mengerjakan soal dengan benar
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru mengadakan refleksi tentang materi yang belum dimengerti.
4) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah
dan menginformasikan pembelajaran yang akan datang.
Siklus II pertemuan 2
a. Kegiatan Awal
36
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Apersepsi. Pada tahap ini guru mengingatkan kembali tentang FPB
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyiapkan siswa untuk kegiatan turnamen
2) Sebelum pelaksanaan turnamen, peneliti memberikan penjelasan
aturan-aturan dalam turnamen yaitu
a) siswa duduk di meja turnamen masing-masing sesuai dengan kemampuan
akademiknya. Pada turnamen I terdapat enam meja turnamen, setiap meja
terdiri dari 6 siswa yang homogen dari kemampuan akademik.
b) Soal turnamen terdiri dari 10 soal isian.
c) siswa mengambil satu kartu soal dan satu lembar jawaban untuk
dikerjakan pada saat turnamen.
d) Satu kartu soal terdiri dari satu soal, siswa harus mengerjakan satu
soal pada lembar jawaban masing-masing.
e) Setelah mengerjakan satu soal siswa harus mengembalikan kartu
tersebut pada tempatnya.
f) Apabila jawaban dapat dijawab siswa dengan benar, maka siswa
akan mendapatkan 10 poin. Siswa yang menjawab dengan benar dan
banyak akan mendapat poin yang lebih banyak pula.
g) Nilai kelompok berpengaruh terhadap nilai individu
3) Setelah waktu turnamen habis, peneliti dan semua masing-masing
perwakilan turnamen mencocokkan hasil jawaban yang telah dijawab
oleh perwakilan turnamen.
4) Guru melakukan penghitungan poin dan pengumuman tiga kelompok
terbaik pertama yang menjadi juara I, II, dan III. Penghargaan untuk
juara I yaitu mendapat 4 gambar smile, juara II mendapat 3 gambar
smile, dan juara III mendapat 2 gambar smile.
c. Kegiatan Akhir
37
1) Guru memberikan penghargaan dalam bentuk pujian dan jaminan nilai
hasil belajar yang baik kepada kelompok pemenang, sedangkan
kelompok yang skor rendah diberi motivasi agar belajar lebih giat lagi
dan setiap anggota agar dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya
terkait dengan materi ajar agar memiliki kontribusi terhadap
kelompoknya pada setiap kelompok yang berhasil mengerjakan soal
dengan benar
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru mengadakan refleksi tentang materi yang belum dimengerti.
4) Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah
dan menginformasikan pembelajaran yang akan datang.
Siklus II pertemuan 3
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
2) Apersepsi. Pada tahap ini guru mengingatkan kembali tentang FPB
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi KPK
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi FPB
2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3) Guru mengadakan refleksi tentang materi yang belum dimengerti.
3.2.2 Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakasanakan pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya
Dalam pelaksanakan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
38
Setiap siklusnya dilaksanakan tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama peneliti
menjelaskan materi, pada pertemuan kedua peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT, sedangkan pada pertemuan ketiga peneliti
engadakan evaluasi. Pada siklus pertama peneliti menjelaskan materi KPK. Pada
siklus kedua peneliti menjelaskan materi FPB.
3.2.3 Pengamatan/Observasi
Pengamatan atau observasi tindakan untuk setiap siklus dilakukan pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Selama penelitian berlangsung kolaborator melakukan pengamatan terhadap
pembelajaran. Observasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1. Mengamati keterampilan guru dalam proses pembelajaran matematika
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tema Games
Tournament (TGT) sesuai dengan lembar pengamatan keterampilan guru
yang telah disediakan.
2. Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tema Games Tournament
(TGT) sesuai dengan lembar pengamatan aktivitas siswa yang telah
disediakan.
3.2.4 Refleksi
Pada kegiatan ini akan dilakukan suatu analisis berdasarkan hasil pengamatan
/ observasi. Hasil analisis berupa masukan akan digunakan untuk perbaikan
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis peneliti melakukan refleksi, dengan alur sebagai
berikut:
1. Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dalam
pembelajaran matematika pada siklus I.
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dalam
pembelajaran matematika siklus I.
39
3. Merencanakan perencanaan perbaikan untuk siklus selanjutnya berdasarkan
hasil evaluasi proses dan hasil yang telah diperoleh dalam pembelajaran
matematika siklus I.
3.4.1.1 Observasi
Dalam penelitian, observasi ini digunakan untuk menggambarkan
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui
40
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
Sasaran dalam observasi ini adalah guru dan siswa dengan menggunakan alat
lembar observasi (pengamatan) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kualitas pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
3.4.1.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik memperoleh informasi secara langsung
melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang dipandang
dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan 80 yang
diajukan. Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Dalam wawancara, mereka
yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan disebut dengan
informan. Datanya berupa jawaban-jawaban atau pernyataan-pernyataan yang
diajukan. Untuk memperoleh informasi dalam wawancara biasanya diajukan
seperangkat pertanyaan atau yang tersusun dalam suatu daftar
Pada Penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas V.
Wawancara dilakukan untuk menelusuri dan menggali pemahaman siswa tentang
materi yang diberikan. Peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara
terstruktur adalah jenis wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan telah disusun
sedemikian rupa sehinggan runtut
3.4.1.4 Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam
41
observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelompok
siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret
mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika
aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.
3.4.2 Teknik Tes
Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
dan mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes yang diberikan berupa lembar
soal
evaluasi individu dan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran.
Jenis tes yang digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian ini adalah
tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang
aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara
tertulis. Tes yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu :
1. Tes pada awal penelitian (pre test), dengan tujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.
2. Tes pada setiap akhir tindakan (post test), dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi yang akan
diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT).
Pada penelitian ini, data tentang skor awal siswa diperoleh dari tes awal
penelitian (pre test). Skor awal ini digunakan untuk membentuk kelompok belajar
siswa dan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I yaitu
dengan membandingkan presentase siswa yang tuntas belajar pada tes akhir siklus
I. Pada saat tindakan, terdapat 2 macam tes yaitu turnamen dan tes akhir siklus.
Turnamen digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dipelajari pada pembelajaran tersebut. Selain itu, juga untuk memotivasi
siswa dalam belajar. Turnamen dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Pada saat
turnamen, siswa diberi beberapa soal untuk dikerjakan dilembar jawaban. Dari
lembar jawaban itu siswa akan mendapat skor turnamen. Skor kelompok
diperoleh dengan menjumlahkan skor turnamen setiap anggota kelompok. Skor
setiap kelompok akan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Dan
tiga kelompok dengan skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan kelompok.
42
Tes akhir siklus dilakukan setiap akhir siklus. Pada penelitian ini, dilakukan
dua kali tes yaitu tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. Tes akhir siklus
digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus
yaitu dengan membandingkan presentase siswa yang tuntas belajar pada masing-
masing siklus. Cara melaksanakan tes akhir siklus adalah dengan tes tulis. Siswa
menjawab soal yang diberikan oleh peneliti secara tertulis pada lembar jawaban.
Soal yang diberikan berupa uraian.
43
bahwa cara untuk mengolah data skor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi aktivitas siswa
Tabel 3.2 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa
Siklus Ke…
Aspek yang dinilai
No Indikator Pengamatan Jumlah
1 2 3 4
Jumlah siwa
Kesiapan siswa dalam mengikuti
1
pelajaran
Menanggapi apersepsi dengan
2 menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru
Memperhatikan penjelasan guru
3
tentang materi yang telah diberikan
4 Berkerjasama dalam kelompok
Mempresentasikan hasil kerja
5
kelompok
Partisipasi dalam games dan
6
tounrnament
7 Mengerjakan tugas/evaluasi
Jumlah Skor
Rata-rata
Persentase
Kategori
44
7 Membimbing siswa dalam games dan turnament
Memberikan penguatan kepada siswa dengan
8
pemberian reward dan punishment
9 Memberikan soal evaluasi
10 Menutup pelajaran
Jumlah Skor
Rata-rata
Persentase
Kategori
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel
kriteria ketuntasan data kualitatif.
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif
Nilai Kriteria
30,5 – 40 Sangat Baik
20,5 – 30 Baik
10,5 – 20 Cukup
0 - 10 Kurang
45
Skor=
∑ Jawaban Benar x 100
∑ Soal
Nilai Rata−rata=
∑ Jumlah Nilai
∑ Jumlah skor seluruhnya
Persentase=
∑ Jumlah Siswa Tuntas Belajar x 100 %
∑ JUmlah Seluruh Siswa
≥ 60 75% Tuntas
Djamarah (2010: 108) menyatakan bahwa apabila 75 % dari jumlah siswa telah
mencapai taraf keberhasilan minimal, maka proses belajar berikutnya dapat
membahas pokok bahasan baru. Membahas pokok bahasan baru dapat diartikan
bahwa pembelajaran yang dilakukan telah berhasil. Besarnya angka 75%
merupakan persentase minimal ketuntasan klasikal. Maka peneliti menentukan
tingkat keberhasilan hasil belajar dengan persentase ketuntasan 80%.
46
1. Keterampilan guru pada pembelajaran matematika melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). meningkat
dengan kategori sekurang-kurangnya baik dengan skor 20 < skor ≤ 30,5.
2. Aktivitas siswa pada pembelajaran matematika melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). meningkat
dengan kategori sekurang-kurangnya baik dengan skor 20 < skor ≤ 30,5.
3. Hasil belajar kognitif siswa mengalami ketuntasan belajar individual sebesar
≥55 dan sekurang-kurangnya 75% dari seluruh siswa kelas V SDN 3 Sukajawa
dalam pembelajaran matematika.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47
Hasil penelitian tindakan kelas diperoleh dari hasil tes dan non tes. Hasil
keduanya terangkum dalam dua bagian yaitu siklus I dan siklus II. Hasil tes pada
dua siklus tersebut berupa tes formatif yang dilaksanakan di setiap akhir siklus
untuk mengukur pemahaman dan penguasaan konsep matematika melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)..
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian yang terdiri atas observasi
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas V SDN 3
Sukajawa Bandar Lampung pada pembelajaran matematika melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
4.2.1 Deskripsi Data Prasiklus
Pra siklus dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Agustus 2017 pukul 07.30-08.40
WIB, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x35) menit. Pada pra skilus siswa
diberi soal tes formatif KPK dan FPB setelah sebelumnya guru menjelaskan
materi KPK dan FPB dengan metode ceramah.
Berikut hasil tes formatif pra siklus:
Tabel 4.1 Hasil pre tes siswa
No. Nama Siswa Nilai Siklus 1
1 Adrian Yusuf 30
2 Afriyan Gunawan 40
3 Anjar Ahmad 30
4 Argi Mey landri 50
5 Asfareiti Cahaya 50
6 Aurel Putri 70
7 Az Zahrah 50
8 Bimo Surya P 30
9 Dede Nuraini 40
10 Dian Safitri 70
11 Dinda Putri 60
12 Elsa Amelia 70
13 Farel Ramadhan 70
14 Febrina Asyifa 50
15 Fitri Sewiana 50
16 Kevin Adriand 70
17 M. Alfahri 50
18 M. Alif Wangsa 30
19 M. Fahril 60
48
20 M. Riyan Ardi 70
21 Marisa Anggraini 70
22 Meise Almira 60
23 Nur Fadli 60
24 Nur Mala Dewi 60
25 Nur Safitri 60
26 Pabo Deenejad 70
27 Raihan Alif 50
28 Raihan Tri S 70
29 Restu Fadilah 50
30 Riyanti Tri S 80
31 Sabrina Yolivia 70
32 Taufik Kurahman 60
33 Vega Asawati 80
34 Yovi Ferdian 50
35 Zahrah 60
36 Zidan Al Habsi 60
Jumlah 2040
Rata-rata 56.67
Berdasarkan hasil prasiklus dapat ditemukan bahwa tingkat ketuntasan
obelajar hanya sebesar 58,3 %, yang artinya hanya 21 siswa dari 36 siswa yang
mendapat nilai diatas KKM ≥ 60. Selain itu ditemukan bahwa nilai rata-rata tes
formatif sebesar 56,67.
Hasil prasiklus dijadikan acuan dalam pembentukan kelompok belajar.
Berikut pengelompokan siswa berdasarkan nilai pre test
Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Berdasarkan Nilai
Kriteria siswa Nama Siswa Nilai Siswa
Tinggi 1 Riyanti Tri S 80
Vega Asawati 80
Aurel Putri 70
Dian Safitri 70
M. Riyan Ardi 70
Marissa Anggraini 70
Tinggi II Elsa Amelia 70
Farid Rahman 70
Kevin Adriand 70
Pabo Deenejad 70
Raihan Tri S 70
Sabrina Yolivia 70
Sedang I Taufikurrohman 60
49
Zahrah 60
Zaidah Al Habsi 60
Dinda Putri 60
M. Fahril 60
Meise Almira 60
Sedang II Nurmala Dewi 60
Nursafitri 60
Nur Fadli 60
Raihan Alif 50
Restu Fadhillah 50
Yovi Ferdian 50
Rendah I Argi Meylandri 50
Asfaireiti Cahaya 50
Azzahrah 50
Febrina Asyifa 50
Fitri Sewiani 50
M. Alfahri 50
Rendah II Adrian Yusuf 30
Afriyan Gunawan 30
Anjar Ahmad 30
Bimo Surya P 30
Dede Nuraini 40
M. Alif Wangsa 30
50
Raihan Alif
Bimo Surya P
Febrina Asyifa
M. Riyan Ardi
Raihan Tri S
M. Fahril
Kelompok 5
Restu Fadhillah
Fitri Sewiani
Dede Nuraini
Sabrina Yolivia
Marissa Anggraini
Meise Almira
Kelompok 6
Yovi Ferdian
M. Alfahri
M. Alif Wangsa
51
kisi, soal games, soal tournament, soal evaluasi berupa tes tertulis dan
kunci jawaban).
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa, dalam proses pembelajaran serta alat atau instrument
pengumpulan data untuk memperkuat hasil observasi meliputi lembar
pengamatan, angket, catatan lapangan, dan dokumentasi berupa alat foto.
52
Sabrina Yolivia 10
6 Marissa Anggraini 10 30
Meise Almira 10
5 M. Riyan Ardi 10 20
Raihan Tri S 10
4 Dian Safitri 10 10
2. Siklus I pertemuan 2
Pada siklus I pertemuan 2, peneliti menitik beratkan kegiatan
pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) pada kegiatan turnamen.
Sebelum pelaksanakan turnamen peneliti menjelasakan aturan-atiran
turnamen yaitu soswa duduk di meja turnamen masing masing sesuai dengan
kemampuan akademiknya. Pada turnamen I terdapat enam meja turnamen,
setiap meja terdiri dari 6 orang siswa yang homogen dari kemampuan
akademiknya. Soal turnamen terdiri dari 10 soal yang terdiri dari soal isian.
Selanjutnya siswa mengambil satu kartu soal untuk di kerjakan saat turnamen.
Satu kartu soal terdiri dari satu soal, siswa harus mengerjakannya satu soal
pada lembar jawaban masing-masing. Setelah menngerjakan soal siswa harus
mengembalikan kartu saoal pada tempatnya.
Pada saat turnamen berlangsung siswa terlihat sungguh sungguh
dalam mengerjakan soal mereka juga dituntut benar dalam menngerjakan
53
soal, mereka juga dituntut cepat dalam mengerjakan soal sehingga
mendapatkan banyak poin. Setelah waktu turnamen habis peneliti dan semua
masing-masing perwakilan turamen mencocokkan hasil turnamennya yang
telah dijawab oleh perwakilan turnamen. Apabila jawaban dapat dijawab
siswa dengan benar, maka siswa akan mendapat 10 poin. Siswa yang
menjawab dengan benar dan banyak akan mendapat pounyang lebih bayak
pula.
Tahap selanjutnya penghitungan poin dan pengumuman tiga
kelompok terbaik yang menjadi tiga juara yakni juara I, juara II dan Juara III.
penghargaan untuk juara 1 mendapat lima kartu senyum dan juara II
mendapat empat kartu senyum dan untuk juara III mendapat tiga kartu
senyum dan dua kartu senyum untuk kelompok yang belum berhasil agar
mereka lebih semangat lagi dalam turnamen slanjutnya. Soal turnamen dapat
dilihat pada lampiran. Hasil turnamen masing masing kelompok dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Turnamen
Meja 1 Meja 2
Kel Nama Skor Kel Nama Skor
1 Riyanti Tri S 70 1 Elsa Amelia 70
2 Vega Asawati 70 2 Farid Rahman 60
3 Aurel Putri 80 3 Kevin Andriand 70
4 Dian Safitri 70 4 Pabo Deenejad 70
5 M. Riyan Ardi 70 5 Raihan Tri S 80
Marissa
6 80 6 Sabrina Yolivia 70
Anggraeni
Meja 3 Meja 4
Kel Nama Skor Kel Nama Skor
1 Taufikurohman 70 1 Nurmala dewi 70
2 Zahrah 70 2 Nursafitri 80
3 Zidan Al Habsi 80 3 Raihan Alif 60
54
4 Dinda Putri 60 4 Restu Fadhillah 70
5 M. Fahril 70 5 Yovi Ferdian 70
6 Meise Almira 80 6 Nur Fadli 80
Meja 5 Meja 6
Kel Nama Skor Kel Nama Skor
1 Argi Melylandri 70 1 Andrian Yusuf 60
Afriayan
2 Asfareiti Cahaya 60 2 50
Gunawan
3 Azzahrah 60 3 Anjar Ahmad 70
4 Febrina Asyifa 70 4 Bimo Surya P 60
5 Fitri Sewiani 60 5 Dede Nur’aini 50
6 M. Alfahri 70 6 M. Ali Wangsa 50
55
Febrina Asyifa 70
Bimo Surya P 60
M. Riyan Ardi 70
Raihan Tri S 80
M. Fahril 70
5 400
Yovi Ferdian 70
Fitri Sewiani 60
Dede Nur’aini 50
Marissa Anggraeni 80
Sabrina Yolivia 70
Meise Almira 80
6 430
Nur Fadli 80
M. Alfahri 70
M. Ali Wangsa 50
3. Siklus I pertemuan 3
Pada siklus I pertemuan 3 peneliti menitik beratkan kegiatan
pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) pada kegiatan evaluasi
Pada tahap ini siswa bukan lagi berkelompok dan berdiskusi, melainkan
mengerjakan tugas masing-masing individu, dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa dalam 2 pertemuan tersebut. Siswa akan diberi
soal tes tindakan I (post test I) yang terdiri dari 10 soal essay dengan waktu 40
menit.
56
Games Tournament (TGT). pada siklus I, hasil penelitian dapat di lihat pada
paparan berikut ini:
Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I
Siklus 1
No Indikator Pengamatan Rata-
P1 P2 Kategori
Rata
1 Membuka pelajaran 2 3 2.5 B
2 Melakukan Apersepsi 2 2 2.0 C
Menjelaskan materi pelajaran secara
3 3 3 3.0 B
klasikal
4 Membagi siswa dalam setiap kelompok 3 3 3.0 B
Membimbing siswa berdiskusi dalam
5 2 3 2.5 C
setiap kelompok
Membimbing siswa dalam
6 3 3 3.0 B
mempresentasikan hasil kerja kelompok
Membimbing siswa dalam games dan
7 2 3 2.5 C
turnament
Memberikan penguatan kepada siswa
8 dengan pemberian reward dan 2 3 2.5 B
punishment
9 Memberikan soal evaluasi 3 3 3.0 B
10 Menutup pelajaran 3 3 3.0 B
Jumlah Skor 25 29 27.0
Rata-rata 2.5 2.9 2.7
62. 72.
Persentase 67.5
5 5
Kategori C
Nilai Kriteria
30,5 – 40 Sangat Baik
20,5 – 30 Baik
57
10,5 – 20 Cukup
0 - 10 Kurang
Pada tabel 4.7 menunjukkan jumlah nilai rata-rata dari pertemuan 1
dan 2 yang diperoleh dari hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus I
adalah 2,7 dengan kategori cukup. Keterampilan guru yang mendapat
perhatian adalah melakukan apersip dengan nilai 2,0. Apersepsi yang
dilakukan guru kurang mengena dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan.
58
Kategori Baik
Rata-
No Indikator Pengamatan P1 P2
Rata
Kesiapan siswa dalam mengikuti
1 85 93 89
pelajaran
Menanggapi apersepsi dengan
2 menjawab pertanyaan yang diberikan 79 93 86
oleh guru
Memperhatikan penjelasan guru
3 79 87 83
tentang materi yang telah diberikan
Mengamati gambar tentang pesawat
4 70 99 84.5
sederhana
5 Keaktifan siswa dalam pembelajaran 84 96 90
Mengikuti permainan Make a Match
6 85 101 93
berbantuan media gambar
59
Melaksanakan kerja kelompok yaitu
7 101 106 103.5
berdiskusi dengan pasangannya
Jumlah Skor 583 675 629
1 Adrian Yusuf 40
2 Afriyan Gunawan 50
3 Anjar Ahmad 50
4 Argi Mey landri 50
5 Asfareiti Cahaya 70
6 Aurel Putri 80
7 Az Zahrah 70
8 Bimo Surya P 50
9 Dede Nuraini 50
10 Dian Safitri 80
11 Dinda Putri 80
12 Elsa Amelia 90
13 Farel Ramadhan 80
14 Febrina Asyifa 60
15 Fitri Sewiana 50
16 Kevin Adriand 90
60
17 M. Alfahri 70
18 M. Alif Wangsa 40
19 M. Fahril 70
20 M. Riyan Ardi 80
21 Marisa Anggraini 70
22 Meise Almira 70
23 Nur Fadli 80
24 Nur Mala Dewi 70
25 Nur Safitri 70
26 Pabo Deenejad 90
27 Raihan Alif 50
28 Raihan Tri S 80
29 Restu Fadilah 50
30 Riyanti Tri S 90
31 Sabrina Yolivia 90
32 Taufik Kurahman 70
33 Vega Asawati 90
34 Yovi Ferdian 50
35 Zahrah 70
36 Zidan Al Habsi 80
Jumlah 2470
Rata-rata 68.61
61
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut:
Tuntas
69%
62
1. Keterampilan guru
a. Guru belum terampil dalam menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT
b. Guru belum menggunakan apersepsi yang tepat
2. Aktivitas siswa
a. Ada beberapa siswa yang belum terlibat aktif dalam diskusi
kelompok.
b. Suasana kelas agak ramai ketika siswa sedang melakukan diskusi pada
kelompok.
c. Masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu ketika menjawab soal
turnamen
d. Masih ada siswa yang melihat jawaban teman ketika turnamen
e. Kegiatan diskusi kelompok belum berjalan lancar, terlihat ada
beberapa siswa yang tidak aktif dalam diskusi.
f. Masih ada beberapa siswa yang mengerjakan soal evaluasi I dengan
melihat jawaban teman.
3. Hasil belajar
Dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I yaitu 69,4 %
ketuntasan klasikal; 62,40 nilai rata-rata; 40 nilai terendah; 90 nilai
tertinggi, maka temuan ini mutlak membutuhkan usaha guru untuk
meningkatkan bimbingan terhadap siswa, khusunya pada siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM.
63
b. Guru harus jeli mempersiapkan apersepsi yang berkaitan dengan
materi pembelajaran
2. Aktivitas Siswa
a. Guru harus membimbing siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi
kelompok.
b. Guru harus menciptakan suasana kelas yang nyaman saat diskusi
kelompok
c. Guru harus memotivasi siswa untuk lebih percaya diri ketika
mengerjakan soal turnamen dan soal evaluasi
d. Guru harus memotivasi siswa dalam kegiatan diskusi kelompok agar
semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi.
3. Hasil Belajar
Untuk meningkatkan hasil belajar guru harus membimbing siswa
terutama untuk siswa yang nilainya berada di bawah KKM.
4.2.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran matematika melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)..
Hasil penelitian dijabarkan sebagai berikut:
4.2.3.1 Perencanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti (guru) memperbaiki rencana pelaksanaan
pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT) pada siklus I. Hal ini bertujuan agar
pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat memperbaiki kekurangan yang masih
ada pada siklus I. Perencanaan perlu dilakukan sebelum melaksanakan tindakan.
Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar. Tahap
perencanaan siklus II yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi SK, KD, indikator serta materi pembelajaran bersama
kolaborator. Dalam penelitian ini Standar Kompetensinya adalah 1.
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
Kompetensi dasar 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
64
operasi hitung, KPK dan FPB
2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari: silabus, RPP, tujuan
pembelajaran, indikator, materi ajar, LKS, Kisi-kisi soal, soal-soal
evaluasi, Kunci Jawaban dengan rincian terlampir dalam RPP.
3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa, nomor undian, dan alat evaluasi (kisi-
kisi, soal games, soal tournament, soal evaluasi berupa tes tertulis dan
kunci jawaban).
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan
aktivitas siswa, dalam proses pembelajaran serta alat atau instrument
pengumpulan data untuk memperkuat hasil observasi meliputi lembar
pengamatan, angket, catatan lapangan, dan dokumentasi berupa alat foto.
65
diperebutkan oleh kelompok peserta dan anggota kelompok yang sudah maju
mengerjakan soal tidak diperbolehkan maju kembali. Berikut hasil penilaian
kuis:
Tabel 4.15 hasil kuis sesi 1
Kelompok Nama Peserta Nilai Total Skor
Restu Fadhilah 10
5 Fitri Sewiani 10 30
Dede Nuraini 10
Yovi Ferdian 10
6 20
M. Alfahri 10
4 Pabo Deneejad 10 10
2. Siklus II pertemuan 2
Pada siklus II pertemuan 2, peneliti menitik beratkan kegiatan
pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) pada kegiatan turnamen.
Sebelum pelaksanakan turnamen peneliti menjelasakan aturan-atiran
turnamen yaitu siswa duduk di meja turnamen masing masing sesuai dengan
kemampuan akademiknya. Pada turnamen I terdapat enam meja turnamen,
setiap meja terdiri dari 6 orang siswa yang homogen dari kemampuan
akademiknya. Soal turnamen terdiri dari 20 soal yang terdiri dari soal isian.
Selanjutnya siswa mengambil satu kartu soal untuk di kerjakan saat turnamen.
66
Satu kartu soal terdiri dari satu soal, siswa harus mengerjakannya satu soal
pada lembar jawaban masing-masing. Setelah menngerjakan soal siswa harus
mengembalikan kartu saoal pada tempatnya.
Pada saat turnamen berlangsung siswa terlihat sungguh sungguh
dalam mengerjakan soal mereka juga dituntut benar dalam menngerjakan
soal, mereka juga dituntut cepat dalam mengerjakan soal sehingga
mendapatkan banyak poin. Setelah waktu turnamen habis peneliti dan semua
masing-masing perwakilan turamen mencocokkan hasil turnamennya yang
telah dijawab oleh perwakilan turnamen. Apabila jawaban dapat dijawab
siswa dengan benar, maka siswa akan mendapat 10 poin. Siswa yang
menjawab dengan benar dan banyak akan mendapat pounyang lebih bayak
pula.
Tahap selanjutnya penghitungan poin dan pengumuman tiga
kelompok terbaik yang menjadi tiga juara yakni juara I, juara II dan Juara III.
penghargaan untuk juara 1 mendapat lima kartu senyum dan juara II
mendapat empat kartu senyum dan untuk juara III mendapat tiga kartu
senyum dan dua kartu senyum untuk kelompok yang belum berhasil agar
mereka lebih semangat lagi dalam turnamen slanjutnya. Soal turnamen dapat
dilihat pada lampiran. Hasil turnamen masing masing kelompok dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Hasil Turnamen
Meja 1 Meja 2
Kel Nama Skor Kel Nama Skor
1 Riyanti Tri S 90 1 Elsa Amelia 80
2 Vega Asawati 70 2 Farid Rahman 70
3 Aurel Putri 80 3 Kevin Andriand 80
4 Dian Safitri 70 4 Pabo Deenejad 80
5 M. Riyan Ardi 70 5 Raihan Tri S 70
Marissa
6 70 6 Sabrina Yolivia 70
Anggraeni
67
Meja 3 Meja 4
Kel Nama Skor Kel Nama Skor
1 Taufikurohman 80 1 Nurmala dewi 80
2 Zahrah 70 2 Nursafitri 90
3 Zidan Al Habsi 70 3 Raihan Alif 80
4 Dinda Putri 80 4 Restu Fadhillah 70
5 M. Fahril 80 5 Yovi Ferdian 70
6 Meise Almira 70 6 Nur Fadli 80
Meja 5 Meja 6
Kel Nama Skor Kel Nama Skor
1 Argi Melylandri 70 1 Andrian Yusuf 60
2 Asfareiti Cahaya 70 2 Afriayan G 70
3 Azzahrah 60 3 Anjar Ahmad 60
4 Febrina Asyifa 70 4 Bimo Surya P 60
5 Fitri Sewiani 60 5 Dede Nur’aini 70
6 M. Alfahri 60 6 M. Ali Wangsa 60
68
Asfareiti Cahaya 70
Afriayan Gunawan 70
Aurel Putri 80
Kevin Andriand 80
Zidan Al Habsi 70
3 420
Raihan Alif 80
Azzahrah 60
Anjar Ahmad 50
Dian Safitri 70
Pabo Deenejad 80
Dinda Putri 80
4 430
Restu Fadhillah 70
Febrina Asyifa 70
Bimo Surya P 60
M. Riyan Ardi 70
Raihan Tri S 70
M. Fahril 80
5 420
Yovi Ferdian 70
Fitri Sewiani 60
Dede Nur’aini 70
Marissa Anggraeni 70
Sabrina Yolivia 70
Meise Almira 70
6 410
Nur Fadli 80
M. Alfahri 60
M. Ali Wangsa 60
69
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
antara lain:
1. Deskripsi Keterampilan Guru Siklus II
Data hasil pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran
matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT) pada siklus II, hasil penelitian dapat di lihat pada
paparan berikut ini:
Tabel 4.19 Data Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II
Siklus 1
No Indikator Pengamatan Rata-
P1 P2 Kategori
Rata
1 Membuka pelajaran 3 3 3.0 B
2 Melakukan Apersepsi 2 3 2.5 C
Menjelaskan materi pelajaran secara
3 3 3 3.0 B
klasikal
4 Membagi siswa dalam setiap kelompok 3 3 3.0 B
Membimbing siswa berdiskusi dalam
5 3 3 3.0 B
setiap kelompok
Membimbing siswa dalam
6 3 4 3.5 B
mempresentasikan hasil kerja kelompok
Membimbing siswa dalam games dan
7 3 4 3.5 B
turnament
Memberikan penguatan kepada siswa
8 dengan pemberian reward dan 3 3 3.0 B
punishment
9 Memberikan soal evaluasi 3 4 3.5 B
10 Menutup pelajaran 3 4 3.5 B
Jumlah Skor 29 34 31.5
Rata-rata 2.9 3.4 3.2
72.
Persentase 85 78.8
5
Kategori B
70
1 Kurang D Tidak Tuntas
Nilai Kriteria
30,5 – 40 Sangat Baik
20,5 – 30 Baik
10,5 – 20 Cukup
0 - 10 Kurang
Pada tabel 4.19 menunjukkan jumlah nilai rata-rata dari pertemuan 1
dan 2 yang diperoleh dari hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus II
adalah 3,2 dengan kategori baik. Pada setiap indicator mengalami
peningkatan. Peningkatan yang paling tinggi terdapat pada indicator ke 7
yaitu membimbing siswa dalam kegiatan games dan turnamen.
71
Melaksanakan kerja kelompok yaitu
7 2 5 14 15 114
berdiskusi dengan pasangannya
Jumlah Skor 31 56 87 78 716
Rata-rata 19,89
Persentase 71,03
Kategori Baik
Rata-
No Indikator Pengamatan P1 P2
Rata
Kesiapan siswa dalam mengikuti
1 97 93 102
pelajaran
Menanggapi apersepsi dengan
2 menjawab pertanyaan yang diberikan 97 93 98
oleh guru
72
Memperhatikan penjelasan guru
3 100 87 102
tentang materi yang telah diberikan
Mengamati gambar tentang pesawat
4 103 99 104
sederhana
5 Keaktifan siswa dalam pembelajaran 100 96 101.5
Mengikuti permainan Make a Match
6 105 101 105
berbantuan media gambar
Melaksanakan kerja kelompok yaitu
7 114 106 118
berdiskusi dengan pasangannya
Jumlah Skor 716 675 730.5
Rata-rata 19,89 20,69 20,29
Persentase 71,03 73,91 72.47
Kategori
1 Adrian Yusuf 50
2 Afriyan Gunawan 60
3 Anjar Ahmad 50
4 Argi Mey landri 70
5 Asfareiti Cahaya 70
6 Aurel Putri 90
7 Az Zahrah 90
8 Bimo Surya P 50
9 Dede Nuraini 80
73
10 Dian Safitri 90
11 Dinda Putri 90
12 Elsa Amelia 100
13 Farel Ramadhan 70
14 Febrina Asyifa 70
15 Fitri Sewiana 70
16 Kevin Adriand 80
17 M. Alfahri 90
18 M. Alif Wangsa 50
19 M. Fahril 80
20 M. Riyan Ardi 100
21 Marisa Anggraini 80
22 Meise Almira 80
23 Nur Fadli 90
24 Nur Mala Dewi 80
25 Nur Safitri 90
26 Pabo Deenejad 100
27 Raihan Alif 60
28 Raihan Tri S 80
29 Restu Fadilah 50
30 Riyanti Tri S 100
31 Sabrina Yolivia 80
32 Taufik Kurahman 100
33 Vega Asawati 100
34 Yovi Ferdian 50
35 Zahrah 80
36 Zidan Al Habsi 90
Jumlah 2810
Rata-rata 78.06
74
100, sedangkan nilai terendahnya 50. Data tersebut menunjukkan bahwa
siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa dan yang belum tuntas 6 siswa.
Persentase ketuntasan belajar kalsikal yaitu 83,3%. Dengan ketuntasan belajar
yang telah melebihi 75% maka indicator penelitian telah terpenuhi.
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut:
Tuntas
Hasil tersebut menunjukkan bahwa siklus ketiga secara klasikal siswa telah
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 55 sebesar 83,3% dan telah
melewati presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.
75
1. Keterampilan guru
Pada siklus III diperoleh nilai sebesar 31,5 dengan rata-rata 3,2
dengan demikian keterampilan guru telah meningkat secara signifikan
2. Aktivitas siswa
Pada setiap indicator terlihat siswa telah aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT).
3. Hasil belajar
Pada siklus II telah menunjukkan ketuntasan belajar secara
klasikal.
4.3 Pembahasan
Tabel 4.26 Rekapitulasi Keteram pilan Guru Aktivitas Siswa dan Hasil belajar
Siklus I dan II
Keterampilan
1 27 31,5 2,7 3,2 67,5 78,8
Guru
Aktivitas
2 629 730,5 17,47 20,29 62,4 72,47
Siswa
Ketuntasan
3 2470 2810 68,61 78,06 69,4 83,3
Belajar
76
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) menunjukkan
bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II.
Pada siklus I diperoleh skor 27 dengan nilai rata-rata 2,7 dan persentase 67,5%
dengan kategori cukup. Pada siklus II diperoleh skor 31,5 dengan nilai rata-rata
3,2 persentase 78,8% dengan kategori baik.
Peningkatan keterampilan guru pada setiap siklusnya dijabarkan dalam diagram
dibawah ini:
77
Peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya dijabarkan dalam diagram
dibawah ini:
78
Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dari siklus I
sampai siklus II mengalami peningkatan. Secara lebih jelas, peningkatan tersebut
dapat dilihat pada diagram dibawah
Diagram 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
250
200
150
100
50
0
Skor Rata-Rata Persentase
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang menerapkan
pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
79
Team Games Tournament (TGT) kelas V SDN 3 Sukajawa dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran matematika kelas V SDN 3
Sukajawa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT).
2. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika kelas V di SDN 3 Sukajawa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)..
Ditunjukkan dengan hasil:
a. Keterampilan guru siklus I mendapat skor 27 (baik), siklus II mendapat
skor 31,5 (sangat baik).
b. Aktivitas siswa siklus I mendapat skor rata-rata 17,47 (baik), siklus II
mendapat skor 20,29 (baik)
c. Hasil belajar siswa siklus I mendapat skor rata-rata 68,61 (cukup),
siklus II mendapat skor 78,06 (baik).
3. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
matemmatika sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditentukan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT). Ditunjukkan dengan hasil siklus I mengalami
persentase ketuntasan klasikal sebesar 69,4% dan pada siklus II
mengalami persentase ketuntasan klasikal sebesar 83,3%
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Siswa
Demi tercapainya tujuan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) maka hendaknya:
1. Siswa melakukan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran
2. Siswa bersungguh-sungguh dalam mengikuti pemberlajaran.
80
Demi tercapainya tujuan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT )serta peningkatan
kualitas pembelajaran, maka guru hendaknya:
1. Guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT), misalnya menyiapkan materi yang akan dipelajari siswa serta
menyusun rancangan pembelajaran dengan baik.
2. Guru aktif melakukan inovasi pembelajaran agar pembelajaran tidak
membosankan dan siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran
81