KLP 8 Askep TB Paru Fix
KLP 8 Askep TB Paru Fix
KLP 8 Askep TB Paru Fix
OLEH:
KELOMPOK 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melaporkan bahwa sekitar sepertiga populasi dunia atau sekitar 2 miliar orang
2018).
inhalasi partikel kecil yang mencapai alveolus. Partikel kecil tersebut dapat
keluar saat berbicara, batuk, bersin atau tertawa (Black & Hawks, 2014). Kasus
Faktor kesehatan seperti sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga rentang
terpapar penyakit TB. Faktor lingkungan seperti kepadatan penduduk dan polusi
2020).
produktif atau produktif, batuk darah, nyeri dada, sesak dada bunyi krekels pada
saat auskultasi. Pasien juga merasa lelah, hilang nafsu makan, kehilangan berat
badan, dan demam menggigil disertai berkeringat di malam hari (Black &
Hawks, 2014). TB juga memberikan dampak buruk secara sosial seperti stigma
Selain itu, perawat memberikan informasi yang lengkap dan dukungan untuk
membantu klien memahami proses pemulihan jangka panjang (Black & Hawks,
2014).
Sudirohusodo Makassar.
B. Tujuan
KONSEP KEPERAWATAN
1. Konsep Penyakit
a. Definisi
menyerang bagian tubuh lain seperti otak, ginjal, tulang dan kelenjar
pernapasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling
banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi
bakteri tersebut.
b. Etiologi
dan di udara yang berasal dari penderita TBC dan orang yang terkena
rentang terinfeksi bila menghirupnya (Nurafif & Kusuma, 2014). Pada saat
dapat hidup (Inayah, 2019). Selain itu, penyebaran TB juga berisiko terjadi
pada orang terdekat yang tinggal bersama setiap hari seperti anggota
keluarga dan teman terdekat (CDC, 2022). Organisme yang berhasil masuk
ke parenkim paru juga dapat masuk ke kelenjar limpa dan aliran darah
sehingaa dapat menginfeksi bagian tubuh lain seperti ginjal dan tulang
- Menyentuh linen
1) Batuk ≥ 2 minggu
2) Batuk berdahak
5) Sesak napas
1) Malaise
4) Menggigil
5) Demam
d. Penataksanaan Medis
resistensi
2) Diberikan dalam dosis yang tepat
kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari
sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten
*Pasien berusia > 60 tahun tidak dapat mentoleransi lebih dari 500-700 mg
pasien dengan kelompok usia ini. Pasien dengan berat badan < 50 kg tidak
ATAU
baru seperti ini cenderung memiliki pola resistensi obat yang sama
dengan kasus sumber. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan uji kepekaan
kepekaan obat maka paduan obat yang berdasarkan uji kepekaan obat
Rekomendasi A
Pada akhir fase intensif, bila hasil apusan dahak tetap positif maka fase sisipan
Rekomendasi A
bulan. Untuk TB ekstra paru biasanya diperlukan durasi pengobatan yang lebih
dari 6 bulan.
dengan metode cepat atau rapid test (TCM, LPA lini 1 dan 2), dan metode
konvensional baik metode padat (LJ), atau metode cair (MGIT) . Bila
terdapat laboratorium yang dapat melakukan uji kepekaan obat berdasarkan
uji molekular cepat dan mendapatkan hasil dalam 1-2 hari maka hasil ini
dapat melakukan uji kepekaan obat konvensional dengan media cair atau
padat yang baru dapat menunjukkan hasil dalam beberapa minggu atau
sambil menunggu hasil uji kepekaan obat. Pada daerah tanpa fasilitas
kepekaan.
e. Kompikasi
f. Prognosis
Kelompok pasien berikut ini lebih rentan terhadap hasil yang lebih buruk
- Immunosupression
g. Pemeriksaan Penunjang
Cheever, 2018)
negative
gambaran seperti :
- Adanya lesi terletak di lapangan paru atas atau segmen apical lobus
bawah
- Adanya kalsifikasi
- Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
- Bayangan millie
a. Pengkajian
1. Data pasien
TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai dewasa
2. Riwayat kesehatan
paru-paru.
keringat malam. Gejala ini makin lama makin berat dan terjadi
Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernapas dan jantung
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit
penyakitnya
A., 2020).
7. Keadaan lingkungan
2010). Kepadatan hunian dan kondisi fisik rumah menjadi faktor risko
kadar oksigen dalam ruangan tersebut begitupun kadar uap air dan
karena itu untuk menjaga kelembaban dan suhu maka perlu adanya
dilakukan adalah membuka pintu dan jendela tiap hari, upayakan sinar
8. Riwayat psikososial
9. Pemeriksaan fisik
c) Skin test (PPD, mantoux, tine, and volmert patch), reaksi positif
Cheever, 2018)
kerusakan paru-paru
No
Diagnosis Keperawatan Tujuan/sasaran Intervensi
.
1. Kategori: Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Latihan Batuk Efektif
Subkategori: Respirasi keperawatan diharapkan bersihan jalan
Kode: D.0149 napas klien dapat meningkat dengan Tindakan observasi:
kriteria hasil: Identifikasi kemampuan batuk
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Batuk efektif meningkat Tindakan terapeutik:
Produksi sputum menurun Atur posisi semi-fowler atau fowler
Gejala dan tanda mayor:
Mengi, wheezing, dan/atau ronkhi Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
Batuk tidak efektif pasien
menurun
Sputum berlebih Dispnea membaik Buang sekret pada tempat sputum
Mengi, wheezing, dan/atau Ortopnea membaik Tindakan edukasi:
ronkhi Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Frekuensi napas membaik
Pola napas membaik Anjurkan tarik napas dalam melalui
Gejala dan tanda minor:
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
Dispnea
detik, kemudian keluarkan dari mulut
Ortopnea dengan b bibir mencucu selama 8 detik
Frekuensi napas berubah Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
Pola napas berubah hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung
Kondisi klinis terkait: infeksi setelah tarik napas dalam yang ke-3
saluran napas Tindakan kolaborasi:
Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
2. Kategori: Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
Subkategori: Respirasi keperawatan diharapkan pertukaran
Kode: D.0003 gas klien dapat meningkat dengan Tindakan observasi:
kriteria hasil: Monitor frekuensi, irama, pola napas,
Gangguan Pertukaran Gas Dispnea menurun saturasi oksigen, dan nilai AGD
Bunyi napas tambahan menurun Monitor adanya produksi sputum dan
Gejala dan tanda mayor: kemampuan batuk efektif
Gelisah menurun
Dispnea Tindakan terapeutik:
PCO2 membaik
PCO2 meningkat/menurun Atur interval pemantauan respirasi
PO2 membaik
PO2 menurun Dokumentasikan hasil pemantauan
Takikardia membaik
Takikardia Tindakan edukasi:
pH arteri membaik
pH arteri meningkat/menurun Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Pola napas membaik
Bunyi napas tambahan
Gejala dan tanda minor:
Gelisah
Pola napas abnormal
(cepat/lambat, reguler/ireguler,
dalam/dangkal)
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Data Pengkajian
Tanggal : 21-02-2022 Jam : 13.30 S : 36,7oC P : 26 x/m N : 82 x/m SaO2 : 98%
Cara dengan : TD : 120/80 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝ Berbaring
⃝ Brankard ⃝ Lainnya : ⃝ Duduk
Datang melalui : TB : 169 BB : 52 Kg IMT : 18,18
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosa Masuk : Thypoid Fever
Diagnosis Medis : TB Paru Kasus Baru
Keluhan utama :
- Pasien mengatakan Sesak Napas dan Batuk Berlendir
- Tampak pasien sesak dan batuk berlendir
Riwayat Alergi : Ada/ Tidak : Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat alergi ⃝ Lainnya
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin :
⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak : Pasien mengatakan tidak
menggunakan alat bantu ⃝
⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar Lainnya
⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda :
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :
⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Riwayat operasi : Ya/tidak : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat operasi
Merokok : Ya/ tidak : Pasien mengatakan tidak merokok
Konsumsi alkohol : Ya/tidak : pasien mengatakan tidak mengonsumsi alkohol
Riwayat Penyakit Keluarga
⃝ Hipertensi : Ayah Pasien ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes :
⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma : ⃝ Hepatitis :
⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental :
⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan
⃝ Lainnya : pasien mengatakan saat ini
pekerjaannya adalah Pelatih Bola
Status emosi : ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya/ tidak
Keterangan : pasien mengatakan pernah dirawat 4 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama
Catatan:
- Sklera tidak tampak icterus
- Konjungtiva tampak pucat
Catatan :
- Pasien mengatakan sesak dan batuk berlendir
- Pasien mengatakan sulit mengeluarkan dahak
- Hasil pemeriksaan menunjukkan tampak bentuk dada simetris, tampak sputum saat batuk berwarna hijau, terdengar
suara napas tambahan (ronchi) pada basal paru bilateral
⃝ Takikardi : ⃝ Iregular:
⃝ Tingling : ⃝ Edema :
⃝ Bradikardi: ⃝ Murmur:
VASKULA
KARDIO
- Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia
⃝ Rigiditas ⃝ Hiperperistaltik: ⃝ Disfagia
⃝ Konstipasi ⃝ Ostomi
STR
GA
-
⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir ⃝ Dekubitus : Stage 1/2/3/4
⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari ⃝ TPN/PPN/tube feeding
NUTRISI
⃝ Urostomy ⃝ Kehamilan
Catatan :
- pasien mengatakan tidak ada keluhan
- Tidak dilakukan pemeriksaan fisik pada genitourinari
Catatan :
- Pasien mengatakan tangan dan kakinya bengkak
- Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan Tampak edema pada esktremitas atas dan bawah
ssme
Asse
nt)
nsia nurin inkontinen kadang
dan alvi urin inkontinen
urin
Ket : Skor 15
< 12 : resiko tinggi decubitus, 12-15 resiko sedang decubitus, 16-20 : resiko rendah (Risiko sedang
dekubitus)
Berubah posisi dari 0. Tidak mampu 1.Dibantu lebih dari 2 orang 2. Dibantu 1 3.Mandiri
berbaring ke duduk atau 2
orang
Berpindah/berjalan 0. Tidak mampu 1.dengan kursi roda 2. dibantu 1 3.mandiri
orang
Memakai baju 0. tergantung 1.sebagian dibantu 2. mandiri
Vit D3 400/oral mencegah dan salah satu bentuk dari vitamin D yang dapat ditemukan
mengatasi pada beberapa jenis bahan makanan, seperti hati sapi,
MEDIKASI
Codein 1 mg/IV/8 jam meredakan nyeri obat ini akan berikatan dengan reseptor khusus di sistem
ringan hingga saraf pusat sehingga memengaruhi respon terhadap rasa
sedang nyeri. Selain itu, codeine juga memiliki efek antitusif
atau penekan respon batuk yang bekerja dengan cara
menghambat penyampaian sinyal batuk di sistem saraf
pusat.
Lanzoprazole 30 mg/oral/24 jam mengatasi kondisi Lansoprazole mampu menurunkan produksi asam
yang berkaitan lambung dan meredakan gejala akibat peningkatan asam
dengan peningkat lambung, seperti sensasi terbakar di dada, mulut terasa
an asam asam, serta mual dan muntah. Dengan begitu, kerusakan
lambung. Obat atau komplikasi yang dapat disebabkan oleh asam
ini umum lambung yang tinggi bisa dicegah.
digunakan pada
penderita tukak
lambung, GERD
(gastro
esophageal reflux
disease), esofagiti
s erosif, dan
sindrom
Zollinger-Ellison.
Ceftriaxone 2 gr/IV/24 jam mengatasi menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh
berbagai infeksi bakteri.
bakteri yang
terjadi pada
tubuh.
B Fluid 500 ml/IV/24 jam perawatan
Overdosis
parasetamol,
Lendir
menipis, Pencegah
an nefropati
radiocontrast-
diinduksi, Gula
darah
rendah, Dehidrasi,
Skizofrenia,
Penyembuhan
luka, Gigi
sensitif, Virus
herpes
simpleks, Depresi
dan kondisi
lainnya.
- Foto Thorax AP (08-02-2022) : Kesan : Edema paru disertai efusi pleura bilateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
No. RM : 658030
No RM : 658030
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan intervensi 3 x 24 Manajemen Nutrisi (I.03119) Mengidentifikasi dan
jam, status nutrisi membaik dengan Observasi : mengelola asupan nutrisi
kriteria : - Identifikasi status nutrisi yang seimbang
- Prosi makanan yang - Identifikasi alergi dan
dihabiskan meningkat intoleransi makanan
- Frekuensi makan cukup - Monitor asupan makanan
membaik - Monitor hasil pemeriksaan
- Nasfsu makan cukup laboratorium
membaik Terapeutik :
- Sajikan mkanan yang menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk saat
makan
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
3. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi 3 x Dukungan mobilisasi (I.05173), Memfasilitasi pasien
24 jam, mobilitas fisik Observasi : untuk meningkatkan
meningkat dengan kriteria : - Identifikasi adanya nyeri dan aktivitas pergerakan fisik
- Pergerakan ekstremitas keluhan fisik lainnya
cukup meningkat - Identifikasi toleransi fisik
- Kelemahan fisik cukup melakukan pergerakan
meningkat - Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi
Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas mobilitas
dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan
pergerakan
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilitas dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
Catatan Perkembangan
Evaluasi
Hari 1 Hari 2 Hari ke 3 Hari 4 Hari 5
Tanggal : 21-02-2022 Tanggal : 22-02-2022 Tanggal : 23-02-2022 Tanggal : 25-02-2022 Tanggal : 25-02-2022
Jam : 13.30 WITA Jam : 20.30 WITA Jam : 20.40 WITA Jam : 07.00 WITA Jam : 07.00 WITA
S: S: S: S: S:
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
sesak batuk berlendir masih terasa sesak sesak berkurang sesak berkurang
- Pasien mengatakn - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
batuk berlendir masih sulit masih batuk berlendir masih terasa batuk masih terasa batuk
- Pasien mengatakan mengeluarkan lendir - Pasien mengatakan
sulit mengeluarkan saat batuk sudah dapat
lendir saat batuk memahami secara baik
cara batuk efektif O: O:
O: O: O: - Suara napas ronchi - Suara napas ronchi
- Tampak klien batuk pada basal paru pada basal paru
- Tampak klien batuk - Suara napas ronchi - Suara napas ronchi bilateral bilateral
- Suara napas ronchi pada basal paru pada basal paru - Foto thoraks : edema - Foto thoraks : edema
pada basal paru bilateral bilateral paru disertai efusi paru disertai efusi
bilateral - Tanda-tanda vital : - Foto thoraks : edema pleura bilateral pleura bilateral
- Foto thoraks : edema TD : 144/82 paru disertai efusi - Tanda-tanda vital : - Tanda-tanda vital :
paru disertai efusi mmHg pleura bilateral TD : 110/70 TD : 110/70
pleura bilateral N : 81 x/m - Tanda-tanda vital : mmHg mmHg
- Tanda-tanda vital : S : 36,5oC TD : 130/90 N : 90 x/m N : 90 x/m
TD : 120/80 P : 25 x/m mmHg S : 36,0oC S : 36,0oC
mmHg SpO2 : 99% N : 77 x/m P : 24 x/m P : 22 x/m
N : 82 x/m S : 36,8oC SpO2 : 99% SpO2 : 99%
S : 36,7oC P : 26 x/m
P : 26 x/m SpO2 : 98%
SpO2 : 98% A: A:
A: Bersihan jalan napas tidak Bersihan jalan napas tidak
A: Bersihan jalan napas tidak A: efektif sebagian teratasi efektif sebagian teratasi
Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi Bersihan jalan napas tidak P: P:
efektif belum teratasi P: efektif belum teratasi Pemantaun respirasi Pemantaun respirasi
P: Pemantaun respirasi P: (I.01014) (I.01014)
Pemantaun respirasi (I.01014) Pemantaun respirasi Observasi : Observasi :
(I.01014) Observasi : (I.01014) - Monitor frekuensi, - Monitor frekuensi,
Observasi : - Monitor frekuensi, Observasi : irama, kedalaman dan irama, kedalaman dan
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan - Monitor frekuensi, upaya napas upaya napas
irama, kedalaman dan upaya napas irama, kedalaman dan - Monitor kemampuan - Monitor kemampuan
upaya napas - Monitor kemampuan upaya napas batuk efektif batuk efektif
- Monitor kemampuan batuk efektif - Monitor kemampuan - Monitor adanya - Monitor adanya
batuk efektif - Monitor adanya batuk efektif produksi sputum produksi sputum
- Monitor adanya produksi sputum - Monitor adanya - Palpasi kesimetrisan - Palpasi kesimetrisan
produksi sputum - Palpasi kesimetrisan produksi sputum ekspansi paru ekspansi paru
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru - Palpasi kesimetrisan - Auskultasi bunyi napas - Auskultasi bunyi napas
ekspansi paru - Auskultasi bunyi napas ekspansi paru - Monitor saturasi - Monitor saturasi
- Auskultasi bunyi napas - Monitor saturasi - Auskultasi bunyi napas oksgien oksgien
- Monitor saturasi oksgien - Monitor saturasi Terapeutik : Terapeutik :
oksgien Terapeutik : oksgien - Dokumentasi hasil - Dokumentasi hasil
Terapeutik : - Dokumentasi hasil Terapeutik : pemantauan pemantauan
- Dokumentasi hasil pemantauan - Dokumentasi hasil Edukasi : Edukasi :
pemantauan Edukasi : pemantauan - Informasikan hasil - Informasikan hasil
Edukasi : - Informasikan hasil Edukasi : pemantauan pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan - Informasikan hasil Kolaborasi : Kolaborasi :
pemantauan pemantauan - Kolaborasi pemberian - Kolaborasi pemberian
mukolitik atau mukolitik atau
Latihan batuk efektif ekspektoran ekspektoran
Latihan batuk efektif (I.01006), Latihan batuk efektif
(I.01006), Observasi : (I.01006),
Observasi : - Identifikasi Observasi :
- Identifikasi kemampuan batuk - Identifikasi
kemampuan batuk - Monitor adanya retensi kemampuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum - Monitor adanya retensi
sputum Terapeutik : sputum
Terapeutik : - Atur posisi fowler Terapeutik :
- Atur posisi fowler - Buang sekret pada - Atur posisi fowler
- Buang sekret pada tempat sputum - Buang sekret pada
tempat sputum Edukasi : tempat sputum
Edukasi : - Anjurkan tarik napas Kolaborasi :
- Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung Kolaborasi pemberian
dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan mukolitik atau
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, ekspektoran
selama 2 detik, kemudian keluarkan
kemudian keluarkan dari mulut dengan
dari mulut dengan bibir menucucu
bibir menucucu (dibulatkan) selama 8
(dibulatkan) selama 8 detik
detik - Anjurkan mengulangi
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
tarik napas dalam hingga 3 kali
hingga 3 kali - Anjurkan batuk
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung
dengan kuat langsung setelah tarik napas
setelah tarik napas dalam yang ke 3
dalam yang ke 3 Kolaborasi :
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau
mukolitik atau ekspektoran
ekspektoran
Kolaborasi :
- Melakukan Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
Hasil :
Energi = 1105,5 kkal
(50%)
Protein = 35,8 gr
(13%)
Karbohidrat = 143,6 gr
(52%)
Lemak = 41,39 gr
(33%)
Catatan Perkembangan
Evaluasi
Hari 1 Hari 2 Hari ke 3 Hari 4 Hari 5
Tanggal : 21-02-2022 Tanggal : 22-02-2022 Tanggal : 23-02-2022 Tanggal : 25-02-2022 Tanggal : 26-02-2022
Jam : 13.30 WITA Jam : 20.30 WITA Jam : 20.30 WITA Jam : 07.30 WITA Jam : 07.30 WITA
S: S: S: S: S:
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
nafsu makan masih nafsu makan masih nafsu makan sedikit nafsu makan sedikit nafsu makan sedikit
berkurang kurang meningkat meningkat meningkat
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
hanya bisa hanya bisa hanya bisa hanya bisa hanya bisa
menghabiskan menghabiskan menghabiskan menghabiskan menghabiskan
makanan sekitar 3-4 makanan sekitar 1/3 makanan sekitar 1/3 makanan sekitar 1/2 makanan sekitar 1/2
sendok porsi porsi porsi porsi
O: O: O: O: O:
- Tampak pasien lemas - Tampak pasien masih - Tampak pasien masih - Tampak pasien masih - Tampak pasien masih
- Tampak pasien hanya lemas lemas lemas lemas
bisa menghabiskan 1/3 - Tampak pasien hanya - Tampak pasien hanya - Tampak pasien hanya - Tampak pasien hanya
porsi makanan yang bisa menghabiskan 1/3 bisa menghabiskan 1/3 bisa menghabiskan 1/2 bisa menghabiskan 1/2
diberikan nutrisionis porsi makanan yang porsi makanan yang porsi makanan yang porsi makanan yang
diberikan nutrisionis diberikan nutrisionis diberikan nutrisionis diberikan nutrisionis
A: A: A: A: A:
Defisit Nutrisi belum Defisit Nutrisi belum Defisit Nutrisi sebagian Defisit Nutrisi sebagian Defisit Nutrisi sebagian
teratasi teratasi teratasi teratasi teratasi
P: P: P: P: P:
Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi
(I.03119) (I.03119) (I.03119) (I.03119) (I.03119)
Observasi : Observasi : Observasi : Observasi : Observasi :
- Monitor asupan - Monitor asupan - Monitor asupan - Monitor asupan - Monitor asupan
makanan makanan makanan makanan makanan
- Monitor hasil - Monitor hasil - Monitor hasil - Monitor hasil - Monitor hasil
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
laboratorium laboratorium laboratorium laboratorium laboratorium
Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik :
- Sajikan mkanan yang - Sajikan mkanan yang - Sajikan mkanan yang - Sajikan mkanan yang - Sajikan mkanan yang
menarik dan suhu yang menarik dan suhu yang menarik dan suhu yang menarik dan suhu yang menarik dan suhu yang
sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
- Berikan makanan - Berikan makanan - Berikan makanan - Berikan makanan - Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi tinggi kalori dan tinggi tinggi kalori dan tinggi tinggi kalori dan tinggi tinggi kalori dan tinggi
protein protein protein protein protein
Edukasi : Edukasi : Edukasi : Edukasi : Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk - Anjurkan posisi duduk - Anjurkan posisi duduk - Anjurkan posisi duduk - Anjurkan posisi duduk
saat makan saat makan saat makan saat makan saat makan
- Ajarkan diet yang - Ajarkan diet yang - Ajarkan diet yang - Ajarkan diet yang - Ajarkan diet yang
diprogramkan diprogramkan diprogramkan diprogramkan diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari ke 3 Hari 4 Hari 5
Tanggal : 21-02-2022 Tanggal : 22-02-2022 Tanggal : 23-02-2022 Tanggal : 24-02-2022 Tanggal : 25-02-2022
Jam : 08.30 WITA Jam : 14.30 WITA Jam : 14.30 WITA Jam : 14.30 WITA Jam : 14.30 WITA
Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi
(I.05173), (I.05173), (I.05173), (I.05173), (I.05173),
Observasi : Observasi : Observasi : Observasi : Observasi :
- Mengidentifikasi - Mengidentifikasi - Mengidentifikasi - Mengidentifikasi - Mengidentifikasi
adanya nyeri dan adanya nyeri dan adanya nyeri dan adanya nyeri dan adanya nyeri dan
keluhan fisik lainnya keluhan fisik lainnya keluhan fisik lainnya keluhan fisik lainnya keluhan fisik lainnya
Hasil : Pasien Hasil : Pasien Hasil : Pasien Hasil : Pasien Hasil : Pasien
mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada mengatakan tidak ada
keluhan nyeri, hanya keluhan nyeri, hanya keluhan nyeri, hanya keluhan nyeri, hanya keluhan nyeri, hanya
sulit bergerak karena sulit bergerak karena sulit bergerak karena sulit bergerak karena sulit bergerak karena
kaki tangannya terasa kaki tangannya terasa kaki tangannya terasa kaki tangannya terasa kaki tangannya terasa
berat akibat bengkak. berat akibat bengkak. berat akibat bengkak. berat akibat bengkak. berat akibat bengkak.
- Mengidentifikasi - Memonitoring kondisi - Memonitoring kondisi - Memonitoring kondisi - Memonitoring kondisi
toleransi fisik umum selama umum selama umum selama umum selama
melakukan pergerakan melakukan ambulasi melakukan ambulasi melakukan ambulasi melakukan ambulasi
Hasil : tidak ada Hasil : tidak terjadi Hasil : tidak terjadi Hasil : tidak terjadi Hasil : tidak terjadi
toleransi fisik dalam perubahan kondisi saat perubahan kondisi saat perubahan kondisi saat perubahan kondisi saat
melakukan pergerakan dilakukan ambulasi dilakukan ambulasi dilakukan ambulasi dilakukan ambulasi
- Memonitoring kondisi
umum selama
melakukan ambulasi
Hasil : tidak terjadi
perubahan kondisi saat
dilakukan ambulasi
Catatan Perkembangan
Evaluasi
Hari 1 Hari 2 Hari ke 3 Hari 4 Hari 5
Tanggal : 21-02-2022 Tanggal : 22-02-2022 Tanggal : 23-02-2022 Tanggal : 25-02-2022 Tanggal : 26-02-2022
Jam : 13.30 WITA Jam : 20.30 WITA Jam : 20.30 WITA Jam : 07.30 WITA Jam : 07.30 WITA
S: S: S: S: S:
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
kaki dan tangannya kaki dan tangannya kaki dan tangannya kaki dan tangannya kaki dan tangannya
bengkak masih bengkak masih bengkak masih bengkak masih bengkak
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
keluhan bengkak masih sulit bergerak masih sulit bergerak masih sulit bergerak masih sulit bergerak
setelah dipasang infus - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan masih perlu dibantu masih perlu dibantu masih perlu dibantu masih perlu dibantu
sulit bergerak saat mau berubah saat mau berubah saat mau berubah saat mau berubah
- Pasien mengatakan posisi tidur posisi tidur posisi tidur posisi tidur
sulit mengangkat
kakinya
- Pasien mengatakan
dibantu saat mau
berubah posisi tidur
O: O: O: O: O:
- Tampak edema pada - Tampak edema pada - Tampak edema pada - Tampak edema pada - Tampak edema pada
keduai tungkai bawah keduai tungkai bawah keduai tungkai bawah keduai tungkai bawah keduai tungkai bawah
dan tangan kanan dan tangan kanan dan tangan kanan dan tangan kanan dan tangan kanan
pasien pasien pasien pasien pasien
- Albumin : 2,1 gr/dL
A: A: A: A: A:
Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan Mobilitas Fisik
belum teratasi belum teratasi belum teratasi belum teratasi belum teratasi
P: P: P: P: P:
Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi Dukungan mobilisasi
(I.05173), (I.05173), (I.05173), (I.05173), (I.05173),
Observasi : Observasi : Observasi : Observasi : Observasi :
- Identifikasi adanya - Identifikasi adanya - Identifikasi adanya - Identifikasi adanya - Identifikasi adanya
nyeri dan keluhan fisik nyeri dan keluhan fisik nyeri dan keluhan fisik nyeri dan keluhan fisik nyeri dan keluhan fisik
lainnya lainnya lainnya lainnya lainnya
- Monitor kondisi umum - Monitor kondisi umum - Monitor kondisi umum - Monitor kondisi umum - Monitor kondisi umum
selama melakukan selama melakukan selama melakukan selama melakukan selama melakukan
ambulasi ambulasi ambulasi ambulasi ambulasi
Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik :
- Fasilitasi melakukan - Fasilitasi melakukan - Fasilitasi melakukan - Fasilitasi melakukan - Fasilitasi melakukan
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
- Libatkan keluarga - Libatkan keluarga - Libatkan keluarga - Libatkan keluarga - Libatkan keluarga
untuk membantu untuk membantu untuk membantu untuk membantu untuk membantu
pasien dalam pasien dalam pasien dalam pasien dalam pasien dalam
meningkatkan meningkatkan meningkatkan meningkatkan meningkatkan
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
Edukasi : Edukasi : Edukasi : Edukasi : Edukasi :
- Anjurkan melakukan - Anjurkan melakukan - Anjurkan melakukan - Anjurkan melakukan - Anjurkan melakukan
mobilitas mobilitas mobilitas mobilitas mobilitas
BAB IV
sesak napas. Hal ini sejalan dengan teori bahwa pasien yang mengalami
produksi radang di paru-paru (Umara, A., F., dkk., 2021). Sesak napas
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasi sudah meliputi
2014). Hal ini sejalan dengan hasil dari foto torax pasien dimana infiltrasi
telah melebihi seperdua paru-paru dan juga disertai dengan massa cairan
2. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basal paru bilateral pada Tn. A.
ronkhi adalah suara napas tambahan yang terjadi akibat penundaan jalan
secret yang tertahan yang biasanya di dengar pada proses inspirasi (Muttaqin,
Arif, 2014). Hal ini sejalan dengan temuan bahwa pasien mengalami batuk
di kedua extremitas atas dan bawahnya. Hal ini tidak umum dialami pasien
TB paru. Namun, edema yang dialami pasien dapat di sebabkan karena kadar
albumin pasien yang rendah dan atau efek samping terapi OAT yang
4. Tn. A di diagnose tuberculosis paru enam hari yang lalu dan pada saat itu
juga menerima terapi OAT untuk 2 bulan kedepan yang disebut fase intensif.
Hal ini sejalan dengan teori bahwa pengobatan tuberculosis paru dilakukan
selama 6 bulan untuk dapat sembuh total dan mencegah ke kambuhan. Fase
intensif (tahap awal) selama 2 bulan untuk menurunkan jumlah kuman yang
ada dalam tubuh dan fase lanjut selama 4 bulan untuk membunuh sisa-sisa
Tuberculosis terdeteksi pada sputum pasien. Hal ini sesuai dengan teori
nyeri akut. Namun, berdasarkan kasus yang diperoleh yaitu pada Tn. A yang
bersihan jalan napas tidak efektif, defisit nutrisi dan gangguan mobilitas fisik.
lebih dari 10% dalam sebulan dan pasien juga tidak nafsu makan. Hambatan
mobilitas fisik pada Tn. A dikarenakan oleh udem ektremitas. Udem terjadi
malnutrisi karena nafsu makan yang tidak baik (Jatiningsih, Pramantara, &
inflamasi paru. Pada proses inflamasi terjadi pengeluaran cytokines yang akan
meningkatkan sintesis fase akut reaktan pada hati. Peningkatan fase akut
(OAT) juga menurunkan produksi albumin oleh hati karena efek obat OAT
yang menyebabkan drug induced liver injury (DILI) (Ganesan & Gopinath,
2019). Adapun kandungan OAT yang dapat menyebabkan drug induced liver
2015).
mukus, dan kemudian kebersihan mukosiliar pun meningkat. Selain itu, NAC
mana dapat mencegah proliferasi sel T dan produksi IFN-γ. NAC dapat
dan kematian sel pada makrofag yang terinfeksi MTB (Cumming et al., 2014;
seseorang yang mengalami gejala tersebut karena terlalu banyak sekret yang
efektif merupakan salah satu tindakan terapi non farmakologi yang efektif
dilakukan untuk mengeluarkan sputum (sekret yang ada di dalam paru- paru)
penting juga dilakukan latihan nafas dalam dan batuk efektif dikarenakan
dengan latihan nafas dalam dan batuk efektif dapat merangsang terbukanya
Match Pair Test nilai P value 0,04 dengan nilai kepercayaan < 0,05.
Penelitian oleh Nurmayanti et al. (2019) pada penelitiannya juga mengatakan
bahwa batuk efektif dapat meningkatkan saturasi oksigen pasien. Selain itu,
hasil bahwa tindakan batuk efektif dapat mengeluarkan sputum pada pasien
tuberculosis.
mukolitik dan latihan batuk efektif, pasien sudah tidak sulit mengeluarkan
dahak dan intensitas batuk juga berkurang. Namun, ronkhi masih ada ketika
di auskultasi.
BAB V
1. Kesimpulan
cincin Waldeyer. Tonsilitis adalah penyakit yang umum dan sekitar 1,3% dari
kunjungan rawat jalan. Ini sebagian besar merupakan hasil dari infeksi virus atau
terutama yang tidak mendapat terapi adekuat. Selain pengobatan tonsilitis akut
yang tidak adekuat, faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis lain adalah higien
mulut yang buruk, kelelahan fisik dan beberapa jenis makanan. Adapun asuhan
keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa medis tonsilitis kronis antara lain sebagai
berikut:
1. Ny. R (46 tahun) saat ini dirawat di ruang perawatan Baji Dakka RSUD
Labuang Baji, dikaji pada tanggal 29 Maret 2022. Pasien dating ke rumah sakit
melalui poliklinik THT dengan diagnosa medis Tonsilitis Kronis, keluhan utama
saat dikaji: pasien mengatakan nyeri tenggorokan, nyeri bertambah saat menelan
dengan onset ± 1 menit, pasien mengatakan terasa perih dan mengganjal pada
2. Masalah keperawatan
Adapun masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien Ny. R antara lain
Infeksi
Adapun rencana asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien Ny. R yaitu
Infeksi
2. Saran
pola hidup sehat dan pemberian informasi mengenai definisi, penyebab, gejala, dan
bahaya tuberkulosis paru baiknya diberikan secara lebih luas sehingga masyarakat
dapat mengenali dan melakukan tindakan yang tepat serta dapat mencegah