Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
17
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang dapat ditularkan oleh ibu
hamil kepada bayi. Ketiganya mempunyai jalur penularan yang sama berupa
hubungan seksual, darah, dan vertikal dari ibu ke janin. Transmisi ini kebanyakan
terjadi melalui transmisi vertikal dari ibu ke janin saat masa kehamilan. Penularan
HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada anak dari ibu pasien berdampak pada kesakitan,
Menurut data WHO, di Asia Tenggara pada tahun 2015 angka HIV
mencapai 5,1 juta jiwa pasien dengan 77.000 wanita hamil hidup dengan HIV, dan
19.000 kasus infeksi HIV pediatrik baru telah ditemukan. Hal itu merupakan angka
yang bisa dibilang fantastis dibandingkan dengan daerah lain. Sementara untuk
Asia Tenggara. Jumlah pasien menunjukkan angka hingga 167.000 kasus sifilis
pada ibu hamil. Hal itu mempunyai dampak yang amat buruk dengan menghasilkan
65.800 hasil yang merugikan termasuk kematian janin dini. Untuk Hepatitis B, Asia
Tenggara menanggung 15% dari jumlah total pasien Hepatitis B di seluruh dunia
0,39% untuk HIV, 1,7% untuk Sifilis dan 2,5% untuk Hepatitis B (Kemenkes RI
2017). Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, angka tersebut
17
masih termasuk dalam angka yang tinggi sehingga diperlukan adanya perhatian
Jawa Timur dengan 5 provinsi lain di Indonesia yakni Jawa Barat, DKI
Jakarta, Riau, Bali dan Papua termasuk provinsi yang termasuk HIV terkonsentrasi
yang artinya daerah dengan risiko tinggi. Jumlah infeksi di Jawa Timur pada tahun
2017 sebanyak 39.633 infeksi. Surabaya merupakan salah satu penyumbang angka
pasien yang besar. Pada tahun 2017 ditemukan 205 pasien perempuan di Surabaya.
Tetapi angka tersebut masih rendah dari yang diperkirakan dikarenakan banyak nya
Jumlah pasien sifilis di Surabaya tahun 2017 sebanyak 126 orang dengan
menunjukkan kenaikan kejadian 3 kali lipat pada 2017. Seribu dua ratus delapan
puluh tujuh kasus telah dilaporkan dengan pasien perempuan sebanyak 80,4% atau
1035 pasien (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2017). Dari data yang tercantum diatas,
penularan dapat menurun hingga dibawah 5% dari seharusnya 15% dengan adanya
kegiatan preventif. Kegiatan tersebut berupa pelaksanaan tes HIV, Hepatitis B dan
Sifilis saat Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil. Hal ini harus segera dilakukan
mengingat komplikasi yang akan terjadi jika terjadi penularan ketiga penyakit
tersebut dari ibu ke bayi. Dampak HIV pada kehamilan sangat berbahaya
diantaranya prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan yang paling parah
Untuk bayi sendiri, dia akan terlahir dengan gangguan imunitas yang sangat
rendah karena mengidap HIV sejak dini. Hepatitis B pada ibu hamil juga akan
hingga kematian. Bayi juga akan berisiko menderita penyakit liver dari yang ringan
hingga berat (Dibba et al, 2018). Yang ter akhir sifilis menyebabkan 40% bayi yang
dilahirkan dari ibu hamil pasien sifilis lahir mati atau meninggal setelah beberapa
saat dilahirkan. Bayi dengan sifilis kongenital juga akan mengalami kerusakan
tulang, anemia berat, pembesaran liver dan limpa, jaundice, masalah saraf yang
menyebabkan kebutaan atau tuli, meningitis, atau ruam kulit (CDC, 2015).
tahun 2030 sesuai dengan apa yang tertulis pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomer 52 tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis,
dan Hepatitis dari Ibu ke Anak. Data Dinas Kesehatan Jawa Timur 2017
menunjukkan bahwa 38 kota termasuk surabaya masih kurang dalam cakupan ANC
pada ibu hamil yang harusnya 100% dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM).
Puskesmas pelayanan rawat inap dan 42 Puskesmas pelayanan rawat jalan. Selain
kedua jenis puskesmas tersebut, terdapat beberapa inovasi dari Dinas Kesehatan
Timur, Dupak, Sememi, Jagir, Kedurus, Kedung Doro, Pucang Sewu, Kalirungkut,
Pemilihan Puskesmas Putat Jaya, Perak Timur dan Dupak didasarkan pada alasan
karena ketiga Puskesmas tersebut termasuk dari bagian Puskesmas Poli Sexual
menular seksual terbanyak. Hal tersebut sangat mendukung penelitian yang akan
dilakukan.
Penelitian mengenai IMS berupa HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada Ibu
hamil terutama mengenai program triple eliminasi masih sangat minim. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan hanya terbatas pada program sebelumnya yaitu PPIA
(Ningsih dan Hastuti, 2018; Puspitasari, 2017). Di luar negeri tepatnya di Belanda
jumlah infeksi HIV, sifilis, dan Hepatitis B sangat rendah hingga menyarankan
WHO untuk memvalidasi kembali program eliminasi karena lebih banyak data
berfokus pada profil program triple eliminasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti
(Chen, 2019; Qiao et al, 2019, Woodring et al, 2019) diluar negeri dengan banyak
data mengenai progres maupun keadaan saat ini tentang program Triple Eliminasi
dilaksanakan telah sesuai dengan target, sasaran, dan cakupan kegiatan yang telah
ditetapkan. Selain itu, data ibu hamil yang menderita ketiga penyakit berupa HIV,
Bagaimana profil Triple Eliminasi pada ibu hamil di Puskesmas Putat Jaya,
Puskesmas Dupak, dan Puskesmas Perak Timur Surabaya pada periode Januari-
Desember 2018?
Mengetahui profil Triple Eliminasi pada ibu hamil di Puskesmas Putat Jaya,
Desember 2018.
kesehatan.
jumlah ibu hamil yang menderita HIV, sifilis, dan hepatitis B melalui program
jumlah ibu hamil yang menderita HIV, sifilis, dan hepatitis B semenjak
Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi bahan evaluasi, kontrol, dan
penanganan selanjutnya bagi pemerintah atas kebijakan yang telah dibuat. Hasil
penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi penelitian lebih lanjut berikutnya.
mengenai teori kedokteran khusus nya penyakit HIV, sifilis, dan hepatitis B. Selain
perkembangan nya. Selain itu, masyarakat terutama ibu hamil juga dapat
mengetahui penting nya menjalani program yang telah tersedia dengan baik untuk