Geomorfologi Tugas 9
Geomorfologi Tugas 9
Geomorfologi Tugas 9
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN.............................................................................................................
a. Latar Belakang..........................................................................................................................
b. Tujuan.......................................................................................................................................
BAB ll PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Bumi kita ini bukanlah benda yang statis karena Permukaan bumi selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu sebagai akibat dari tenaga dan proses geomorfologi, baik
yang berasal dari luar bumi (eksogen bersifat degradasi dan agradasi) maupun berasal dari
dalam dalam bumi (endogen mencakup diastrofisme dan vulkanisme). Dalam membicarakan
perubahan muka bumi yang bersifat degradasi (destruktif) dan agradasi (konstruktif), terlebih
dahulu dikemukakan mengenai pengertian mengenai tenaga dan proses geomorfologi. Tenaga
geomorfologi merupakan kekuatan yang menyebabkan permukaan bumi mengalami
perubahan. Sedangkan proses geomorfologi yang maksud adalah kelangsungan perubahan
sebagai akibat dari tenaga geomorfologi.
Bentuk lahan yang ada di permukaan bumi berdasarkan proses asalnya dibagi menjadi
9, salah satunya adalah Bentuk lahan asal denudasional. Bentuk lahan ini terjadi akibat
pengaruh dari gaya eksogen. Gaya tersebut menyebabkan permukaan bumi mengalami
“perusakan” dan pengelupasan permukaan sehingga terbentuk permukaan yang berbeda dari
sebelumnya.
b. Tujuan
2.5 Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah geomorfologi dan lingkungan.
BAB lI
PEMBAHASAN
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi
berarti proses penelanjangan permukaan bumi(96945465-Bentuk-Asal-Denudasional, n.d.).
Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi
akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses
pengendapan yang terjadi karena agradasi atau degradasi (Herlambang, Sudarno. 2004:42).
Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi
menyebabkan kenaikan permukaan bumi.(Wirawan, 2014)
Denudasi meliputi dua proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari
bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan (masswashting).
Pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan dan atau
dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material. Pelapukan dapat dibagi manjadi
pelpukan fisik, dan pelapukan biotik. Pelapukan fisik merupakan proses pecahnya batuan
menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa diikuti oleh perubahan komposisi kimia batuan.
Perubahan kimia merupakan proses berubahnya komposisi kimia batuan sehingga
menghasilkan mineral sekunder. Faktor pengontrol pelapukan adalah batuan induk, aktivitas
organism, topografi, dan iklim. Didalam evolusi bentanglahan yang menghasilkan
bentuklahan dedasuonal M. W. Davis mengemukakan adanya 3 faktor yang mempengaruhi
perkembangan bentuklahan struktur geologi, proses geomorfologi, waktu. Dengan adanya
factor tersebut maka dalam evolusinya, bentuklahan melewati beberapa stadium ; stadium
muda, stadium dewasa, stadium tua.
Proses denudasional sangat dipengaruhi oleh tipe material (mudah lapuk), kemiringan
lereng, curah hujan dan suhu udara serta sinar matahari, dan aliran-aliran yang relatif tidak
kontinyu. Karakteristik yang terlihat di foto udara, umumnya topografi agak kasar sampai
kasar tergantung tingkat dedudasinya, relief agak miring sampai miring, pola tidak teratur,
banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng/back erosion, penggunaan lahan tegalan atau
kebun campuran dan proses geomorfologi selalu meninggalkan bekas di lereng-lereng bukit
dan terjadi akumulasi di kaki lereng, serta kenampakan longsor lahan lebih sering dijumpai.
Umumnya bentuk lahan ini terdapat pada daerah dengan topografi perbukitan atau gunung
dengan batuan yang lunak (akibat proses pelapikan) dan beriklim basah, sehingga bentuk
strukturnya tidak nampak lagi karena adanya gerakan massa batuan. Pembagian bentuk lahan
denudasional dapat dilakukan dengan lebih rinci dengan mempertimbangkan : batuan, proses
gerak massa yang terjadi dan morfometri.
Ciri-ciri dari bentuk lahan yang asal terjadi secara denudasioanal, yaitu:
4. Relief lokal, pola aliran dan kerapatan aliran menjadi dasar utama untuk merinci satuan
bentuk lahan
5. Litologi menjadi dasar pembeda kedua untuk merinci satuan bentuk lahan. Litologi
terasosiasi dengan bukit, kerapatan aliran,dan tipe proses.
1. Pelapukan
Pelapukan (weathering) dari perkataan weather dalam bahasa Inggris yang berarti
cuaca, sehingga pelapukan batuan adalah proses yang berhubungan dengan perubahan
sifat (fisis dan kimia) batuan di permukaan bumi oleh pengaruh cuaca. Secara umum,
pelapukan diartikan sebagai proses hancurnya massa batuan oleh tenaga Eksogen,
menurut Olliver(1963) pelapukan adalah proses penyesaian kimia, mineral dan sifat
fisik batuan terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Akibat dari proses ini pada
batuan terjadi perubahan warna, misalnya kuning-coklat pada bagian luar dari suatu
bongkah batuan. Meskipun proses pelapukan ini berlangsung lambat, karena telah
berjalan dalam jangka waktu yang sangat lama maka di beberapa tempat telah terjadi
pelapukan sangat tebal. Ada juga daerah-daerah yang hasil pelapukannya sangat tipis,
bahkan tidak tampak sama sekali, hal ini terjadi sebagai akibat dari pemindahan hasil
pelapukan pada tempat yang bersangkutan ke tempat lain. Tanah yang kita kenal ini
adalah merupakan hasil pelapukan batuan.
3. Erosi
Erosi adalah suatu proses geomorfologi, yaitu proses pelepasan dan terangkutnya
material bumi oleh tenaga geomorfologis baik kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi.
Faktor yang mempengaruhi erosi tanah antara lain sifat hujan, kemiringan lereng dari
jaringan aliran air, tanaman penutup tanah, dan kemampuan tanah untuk menahan dispersi
dan untuk menghisap kemudian merembeskan air kelapisan yang lebih dalam.
3. Vegetasi, atau tumbuh-tumbuhan mempunyai peran yang cukup besar terhadap proses
pelapukan batuan. Hal ini dapat terjadi karena:
- Secara mekanis akar tumbuh-tumbuhan itu menembus batuan, bertambah panjang
dan membesar menyebabkan batuan pecah.
- Secara kimiawi tumbuh-tumbuhan melalui akarnya mengeluarkan zat-zat kimia yang
dapat mempercepat proses pelapukan batuan. Akar, batang, daun yang membusuk
dapat pula membantu proses pelapukan, karena pada bagian tumbuhan yang
membusuk akan mengeluarkan zat kimia yang mungkin dapat membantu
menguraikan susunan kimia pada batuan. Oleh karena itu, jenis dan jumlah
tumbuhan yang ada di suatu daerah sangat besar pengaruhnya terhadap pelapukan.
Sebenarnya antara tumbuh-tumbuh
4. Topografi
Topografi yang kemiringannya besar dan menghadap arah datangnya sinar matahari
atau arah hujan, maka akan mempercepat proses pelapukan.
4. Tanah. Kepekaan tanah terhadap erosi tergantung pada sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas, kapasitas menahan air dan struktur tanah.
1. Pegunungan Denudasional
Karakteristik umum unit mempunyai topografi bergunung dengan lereng sangat
curam (55>140%), perbedaan tinggi antara tempat terendah dan tertinggi (relief) > 500 m.
Mempunyai lembah yang dalam, berdinding terjal berbentuk V karena proses yng
dominan adalah proses pendalaman lembah (valley deepening).
2. Perbukitan Denudasional
Mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan lereng berkisar antara 15 >
55%, perbedaan tinggi (relief lokal) antara 50 -> 500 m.Terkikis sedang hingga kecil
tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup daik alami maupun tata guna
lahan. Salah satu contoh adalah pulau Berhala, hamper 72,54 persen pulau tersebut
merupakan perbukitan dengan luas 38,19 ha. Perbukitan yang berada di pulau tersebut
adalah perbukitan denudasional terkikis sedang yang disebabkan oleh gelombang air laut
serta erosi sehingga terbentuk lereng-lereng yang sangat curam.
Gambar. Bukit yang terbentuk dari proses denudasional di P. Berhala
Gambar. Dataran Nyaris Terjadi karena letusan gunung Merbabu pada tahun 1968 yang
menyebabkan erosi sehingga membentuk dataran tinggi yang lebar dan terpisah pada
puncak-puncaknya yang kemudian membentuk kaldera-kaldera yang telah mati seperti
Kawah Condrodimuko, Kawah Kombang, Kawah Kendang dan Kawah Sambernyowo.
Gambar. Dataran nyaris yang terjadi akibat proses denudasional yang bekerja pada
pegunungan atau perbukitan
A. Kesimpulan
1. Bentuk lahan asal denudasional merupakan suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-
proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses sedimentasi yang
terjadi karena agradasi atau degradasi.
2. Ciri-ciri dari bentuk lahan yang asal terjadi secara denudasioanal, yaitu:
3. Bentuk lahan asal denudasional disebabkan oleh tenaga eksogen, yaitu : Erosi, Pelapukan,
dan gerak massa batuan atau mass wasting serta pengendapan.
Pegunungan denudasional
Perbukitan denudasional
Dataran nyaris (peneplain)
Perbukitan Sisa terpisah
Kerucut talus
Lereng kaki
Lahan rusak
5. Dampak dari proses eksogen adalah membentuk lahan asal denudasional Selain itu erosi
dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tanah, pemandatan tanah, pendangkalan
pada sumber air, perluasan daratan, dan pembalikan lapisan tanah. Untuk pelapukan
mengakibatkan rusaknya struktur batuan dan tanah, pemicu mass wasting, menimbulkan
habitat baru, dan degradasi lahan. Sedangkan mass wasting berpengaruh terhadap
terjadinya bahaya longsor, pembalikan tanah, dan sedimentasi pada bagian bawah.
Sedimentasi berdampak pada pendangkalan dan pembentukan bentukan alam yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
96945465-Bentuk-Asal-Denudasional. (n.d.).
Wirawan, R. (2014). Bentang_Lahan_Denudasional.
http://dc405.4shared.com/doc/Hhb4ExyR/preview.html
http://www.scribd.com/doc/12844677/Analisa-Bentuk-Lahan-Struktural-Fluvial-
Denudasional