Bab I Pembahasan 1.1 Desentralisasi Dan Pusat Pertanggungjawaban
Bab I Pembahasan 1.1 Desentralisasi Dan Pusat Pertanggungjawaban
Bab I Pembahasan 1.1 Desentralisasi Dan Pusat Pertanggungjawaban
PEMBAHASAN
Data tersebut menunjukkan ada 2.000 unit di dalam persediaan akhir (10.000 -
8.000). Tampilan 10-5 menunjukkan cara menghitung biaya persediaan akhir dengan
menggunakan perhitungan biaya absorpsi dan variabel untuk Fairchild Company. Pada
perhitungan biaya persediaan akhir dapat menggunakan perhitungan biaya absorpsi dan
perhitungan biaya variabel. Pada persediaan absorpsi, persediaan akhir mencakup biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan overhead tetap per unit.
Pada metode perhitungan biaya variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Tidak dimasukkannya overhead tetap
dalam hasil biaya persediaan perhitungan biaya variabel membuat penilaian persediaan yang
lebih rendah daripada model absorpsi.
Perhitungan Biaya Absorpsi Perhitungan Biaya Variabel
Bahan baku langsung $ 50 Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung 100 Tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50 Overhead variabel 50
Overhead tetap 25
Biaya produk per unit $ 225 Biaya produk per unit $ 200
Nilai persediaan akhir:
= 2.000 x $ 225 = $ 450.000 = 2.000 x $ 200 = $ 400.000
1.2.2 Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi
Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok
penjualan, metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba
bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui
sebagai beban pada kedua metode. Dengan menggunakan data dari Fairchild Company
sebagai contoh, Tampilan 10-6 menunjukkan laba menurut perhitungan biaya absorpsi adalah
$50.000 lebih tinggi daripada laba menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena
sebagian overhead tetap periode tersebut yang masuk dalam persediaan ketika perhitungan
biaya absorpsi digunakan. Bahkan, hanya $200.000 ($25 x 8.000) dari overhead tetap yang
dimasukkan dalam harga pokok penjualan pada perhitungan biaya absorpsi; sisanya, yaitu
$50.000 ($25 x 2.000) ditambahkan ke persediaan. Akan tetapi pada perhitungan biaya
variabel, semua biaya overhead tetap sebesar $250.000 untuk periode tersebut ditambahkan
ke beban pada laporan laba-rugi. Perhatikan bahwa Beban penjualan dan administrasi tidak
pernah dimasukkan dalam biaya produk. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan
dari laporan laba rugi dan tidak pernah muncul di neraca.
1.2.3 Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah.
Jika barang yang terjual lebih banyak dari barang yang diproduksi, maka laba menurut
perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi.
Menurut perhitungan biaya absorpsi, unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung
overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu, unit-unit yang diproduksi dan dijual telah
mengandung seluruh overhead tetap periode berjalan. Dengan demikian, jumlah beban
overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode
berjalan, yaitu sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan. Oleh karena itu,
laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya
absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir keluar dari persediaan awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan laba yang
dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi –
seperti juga perhitungan biaya variabel – akan mengakui total overhead tetap periode tersebut
sebagai beban. Tidak ada overhead tetap yang masuk atau keluar dari persediaan.
Jika Maka
1. Produksi > Penjualan Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih Variabel
2. Produksi < Penjualan Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih Variabel
3. Produksi = Penjualan Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih Variabel
ROI=Margin × Turnover
Operating Income Sales
ROI= ×
Sales Average Operating Assets
Margin merupakan rasio dari laba operasi terhadap penjualan dan menyatakan
bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, serta laba. Sedangkan
perputaran (turnover) merupakan suatu ukuran lain yang dihitung melalui pembagian antara
penjualan dan ktiva operasi rata-rata. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Komparasi Margin Dan Turnover Divisi A Dan Divisi B PT. DEF
Divisi A Divisi B
Tahun Pertama :
Sales Rp 30.000.000 Rp 117.000.000
Operating Income Rp 1.800.000 Rp 3.510.000
Average Operating
Rp 10.000.000 Rp 19.500.000
Assets
Terdapat beberapa sisi positif dari penggunaan ROI, diantaranya adalah sebagai
berikut.
a) Mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
b) Mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
c) Mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang
sempit. Dua aspek negatif ROI yang sering disebutkan, adalah sebagai berikut.
a) Mengakibatkan fokus yang sempit hanya pada profitabilitas divisi dengan
mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan.
b) Mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
1.4 Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi
D. Mengukur Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi
Untuk melawan tren ROI dalam memegang investasi yang menguntungkan,
beberapa perusahaan telah mengadopsi metrik kinerja alternatif seperti pendapatan residual.
Economic Value Added merupakan metode alternatif untuk menghitung pendapatan residual
yang saat ini digunakan oleh beberapa perusahaan.
1. Laba Residu
Laba Residu adalah perbedaan antara pendapatan operasional dan tingkat
pengembalian minimum yang disyaratkan dalam dolar atas aset operasi perusahaan.
Pengembalian minimum ditentukan oleh perusahaan dan sesuai dengan tingkat
retensi yang ditentukan di bagian ROI. Jika pendapatan residual lebih besar dari nol,
pendapatan departemen lebih besar dari pengembalian minimum. Jika pendapatan
residual kurang dari nol, pendapatan departemen di bawah pendapatan minimum.
1. Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang
ditransfer, maka harga transfer yang sesuai adalah harga pasar. Pada suatu demikian, berbagai
Tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara
simultan. Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
Karena divisi penjual mampu menjual barangnya pada harga pasar, transfer internal pada
harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi. Divisi
pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar untuk barang yang ditransfer
secara internal.
Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena produk
yang akan ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk. Dalam
hal ini, perusahaan bisa menggunakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya. Sebagai
contoh, perusahaan matras menggunakan busa dengan kepadatan tinggi untuk matras dari
tempat tidur lipat tersebut dan perusahaan luar tidak memproduksi matras semacam ini
dengan ukuran yang sesuai. Jika perusahaan telah menetapkan kebijakan penetapan harga
transfer berdasarkan biaya, maka divisi matras akan membebankan biaya penuh mencakup
biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan bagian dari
overhead tetap.
Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan
penjual untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat
kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk
menghindari biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di
antara dua divisi.
1.6 Kasus
Kasus 1
Biaya per Unit, Penilaian Persediaan, Perhitun Biaya Variabel dan Absorpsi (TB2)
Soal
Witherspoon Company memproduksi 20.000 unit selama tahun pertama operasi dan
menjual 19.350 unit. Perusahaan memilih aktivitas praktis—dengan 20.000 unit—untuk
menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya manufaktur adalah
sebagai berikut.
Diminta
1. Hitunglah biaya per unit dan biaya persediaan barang jadi dengan perhitungan biaya
absorpsi!
2. Hitunglah biaya per unit dan biaya persediaan barang jadi dengan perhitungan biaya
variabel!
3. Berapa dolarkah jumlah yang akan digunakan untuk melaporkan biaya persediaan
barang jadi pada pihak eksternal? Mengapa?
Jawaban
1. Hitunglah biaya per unit dan biaya persediaan barang jadi dengan perhitungan biaya
absorpsi!
2. Hitunglah biaya per unit dan biaya persediaan barang jadi dengan perhitungan biaya
variabel!
3. Berapa dolarkah jumlah yang akan digunakan untuk melaporkan biaya persediaan
barang jadi pada pihak eksternal? Mengapa?
Biaya absorpsi diperlukan untuk pelaporan eksternal, sehingga jumlah yang
dilaporkan yaitu sebesar $9.912,50.
Kasus 2
Soal
Schipper Company memiliki laba operasi setelah pajak tahun lalu sebesar
$115.000. Dua sumber pendanaan digunakan oleh perusahaan; $1,3 juta berupa obligasi
hipotek dengan 8 persen bunga dan $700.000 dalam saham biasa yang dianggap tidak lebih
atau kurang beresiko disbanding saham lainnya. Tingkat pengembalian obligasi jangka
pendek pemerintahan adalah 6 persen. Perusahaan Schipper membayar suatu tingkat pajak
marginal sebesar 30 persen. Total modal yang dipakai adalah $1,5 juta.
Diminta
1. Berapakah biaya setelah pajak obligasi hipotek?
2. Berapakah biaya setelah pajak saham biasa?
3. Berapakah biaya rata-rata tertimbang atas modal bagi Schipper?
4. Berapakah biaya dolar atas modal bagi Schipper?
5. Hitunglah EVA untuk Shipper! Apakah Schipper menciptakan kekayaan atau tidak?
Jawaban
1. Biaya setelah pajak obligasi hipotek
¿ ( 1−0,3 )( 0.08 )
¿ 0,056
2. Biaya setelah pajak saham biasa
¿ ( 0,06+0,06 )
¿ 0,12
3. Biaya rata-rata tertimbang atas modal bagi Schipper
Jumlah Persen x Biaya Setelah Pajak = Biaya
Tertimbang
Obligasi hipotek $ 0,65 0,056 0,0364
1.300.000
Saham biasa 700.000 0,35 0,120 0,0420
Total $
2.000.000
Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2007. Managerial Accounting,8th edition. Thomson. :
South–Western (HM).
Debi Sihombing, Y. 2019. “Penilaian Prestasi Kerja Pgeawai pada PT Jasa Raharja”. Tugas
Akhir.Program Studi administrasi Bisnis, Administrasi Niaga, Politeknik Negeri
Medan. Diakses pada tanggal 14 Maret 2022.