Hubungan Motivasi Dan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhayangkara Manado
Hubungan Motivasi Dan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhayangkara Manado
Hubungan Motivasi Dan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhayangkara Manado
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil penelitian yan dilakukan oleh World Health Organization (WHO) dan
departemen kesehatan pada tahun 2004 di Provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa
Barat, dan DKI Jakarta ditemukan sebanyak 70,9% dari perawat tidak pernah mengikuti
pelatihan, 39,8% perawat di rumah sakit mengerjakan tugas non keperawatan, lalu sebanyak
47,4% perawat yang tidak mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis. DIrektorat
Pelayanan Keperawatan Depkes dan WHO akhirnya mengembangkan indikator penilaian
kinerja perawat yang disebut sebagai modedl pengembanan Manajemen Kinerja dengan
tujuan untuk meningkatkan profesionalitas perawat. (Nurhidayah, 2018)
Jumlah tenaga keperawatan di provinsi Sulawesi Utara dinilai cukup memadai, dari
data Laporan Sebaran Jumlah Perawat per Kabupaten pada bulan Juni Tahun 2011 oleh
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara terdapat
4.620 orang. Jumlah perawat yang terdata di kota Manado sebanyak 1.504 orang yang
tersebar baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas. Sehingga dapat dilihat dari jumlah data
yang ada bahwa perawat yang ada diharapkan mampu menopang dan memiliki peran
tersendiri dalam pelayanan kesehatan. (Makatiha et al 2015)
Motivasi kerja adalah alasan yang terjadi dalam situasi lingkungan kerja dalam suatu
organisasi. Keberhasilan dan kegagalan organisasi sering dikaitkan dengan motivasi kerja.
Pada dasarnya orang sering menginginkan hasil yang maksimal, sehingga motivasi atau
motivasi semangat dalam bekerja tergantung dari harapan yang akan dicapainya. Jika harapan
tersebut menjadi kenyataan, seseorang akan cenderung meningkatkan motivasinya dalam
bekerja. Kata motivasi kerja sering dikaitkan dalam konteks manajemen kinerja dengan
pemahaman tentang sesuatu yang ditujukan baik secara individu maupun kelompok. Motivasi
kerja berbicara tentang bagaimana meningkatkan semangat kerja seseorang yang ingin
bekerja dengan membawa hasil yang optimal dari kemampuan dan keahliannya untuk
mencapai tujuan organisasi. Sikap mental proaktif dan positifnya terhadap situasi kerjalah
yang selanjutnya memotivasi dirinya dalam bekerja untuk mencapai kinerja yang maksimal.
(Suryani dan John, 2018)
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. (Mangkunegara, 2008). Penampilan kerja (kinerja) merupakan hasil interaksi dari
dua variabel yaitu kemampuan melaksanakan tugas dan motivasi. Motivasi kerja disini adalah
merupakan suatu kondisi atau keadaan yang mempengaruhi seseorang untuk terus
meningkatkan, mengarahkan serta memelihara perilakunya yang berhubungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan lingkungan kerjanya. (Riyadi dan Kusnanto, 2007)
Secara garis besar faktor-faktor yang yang mempengaruhi kinerja dapat digolongkan
dalam dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang
mempengaruhi kinerja individu adalah motivasi. (Abdullah, 2014)
Kinerja dan motivasi kerja berbeda antara perawat satu dengan perawat lainnya.
Penurunan kinerja perawat dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor terutama adalah salah
satunya motivasi kerja dari perawat itu sendiri dan lingkungan kerja. Kunci utama kualitas
pelayanan rumah sakit adalah dengan kinerja yang baik agar pasien puas akan pelayanan
yang telah diberikan. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan pengelolaan sumber daya
manusia terutama motivasi dan kinerja bagi perawat agar mutu asuhan keperawatan yang
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu faktor penentu citra
institusi pelayanan kesehatan tetap baik. (Jais dan Hasanbasri, 2007)
Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai
“Hubungan Motivasi dan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Bhayangkara
Manado”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
“Apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja kerja perawat di ruang rawat inap RS
Bhayangkara Manado?”
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat diruang rawat inap
RS Bhayangkara.
a. Manfaat Teoritis : Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah wawasan tentang
hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat.
b. Manfaat Bagi Penulis : Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman
dalam melakukan penelitian.
c. Manfaat Praktisi : Bagi Rumah Sakit memberikan masukan dan sumber informasi bagi
pengelola Rumah Sakit sebagai dasar strategi dalam peningkatan motivasi kerja perawat
di Instalasi Rawat Inap RS Bhayangkara Manado. Bagi perawat sebagai masukan dan
pengetahuan untuk para perawat dalam meningkatkan kinerja untuk lebih baik lagi.
d. Bagi Peneliti Berikutnya : Dapat dijadikan perbandingan dan pertimbangan untuk
melakukan penelitian-penelitian ditempat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN