Laporan Praktikum 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK ANALISIS PENCEMAR LINGKUNGAN

“ANALISIS ZAT PADAT”

Disusun Oleh :
Reza Fadhillah Mukhtar 5014201005

Diketahui Oleh :

Dosen : Bieby Voijant Tangahu, ST., MT., PhD.

Asisten Laboratorium : Insani Larasati

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum analisis zat padat pada praktikum kali ini adalah
untuk menentukan besarnya kadar zat padat yang terlarut dalam air.

1.2 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan pada praktikum analisis zat padat ini didalamnya mencakup analisis
tentang Total Solid (TS), analisis zat padat tersuspensi atau Total Suspended Solid (TSS),
analisis zat padat terlarut atau Total Dissolved Solid (TDS), dan analisis zat padat total
organik dan inorganik atau Volatile Suspended Solide (VSS). Pada analisa praktikum ini
digunakan metode dan perhitungan secara gravimetri yaitu metode analitik untuk menentukan
kuantitas suatu zat atau komponen yang dapat diketahui dengan cara mengukur berat
komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Cawan dan kertas saring
sebelum dilakukan penimbangan terlebih dahulu untuk menentukan berat awal cawan dan
kertas saring. Sampel yang akan diuji disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang.
Residu yang tertahan pada kertas saring dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada
suhu 105◦C. Kenaikan berat kertas saringan mewakili padatan tersuspensi total. Apabila
padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama proses penyaringan, diameter
pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume sampel.

1.3 Dasar Teori


Salah satu aspek utama yang dianalisis pada percobaan analisis padat adalah air. Air
merupakan senyawa organik yang jumlahnya sangat melimpah dalam sistem kehidupan. Sel
air terdiri dari dua bentuk yaitu, dalam bentuk terikat dan dalam bentuk bebas. Air dalam
bentuk bebas berjumlah 95% dari total sel air yang digunakan sebagai pelarut alami. Air
dalam bentuk terikat hanya mewakili sebanyak 4-5% dari total sel air yang tertahan oleh
ikatan hidrogen dan terikat oleh gaya lain (Pathak, 2018).
Air di alam tidak selamanya hadir dalam kondisi yang jernih. Air dapat tercemar
dengan senyawa organik ataupun senyawa an organik. Beberapa air yang tercemar
didalamnya terdapat padatan yang mengendap ataupun terapung pada bagian permukaanya.
Total Solid (TS) merupakan jumlah padatan yang terdapat dalam substrat baik pada padatan
yang terlarut maupun padatan yang tidak terlarut. Total Solid Content (TS) adalah jumlah
materi padatan yang terdapat dalam limbah pada bahan organik selama proses digester terjadi
dan mengindikasikan laju penghancur atau pembusukan material padatan limbah organik.
Konsentrasi Total Solid yang tinggi dapat mempengaruhi sifat fisik dari limbah padat atau air
(Abbassi-Guendouz et al., 2012).
Selain Total Solid (TS) terdapat juga Total Dissolved Solid (TDS) yang merupakan
padatan terlarut yang memiliki ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Total Dissolved
Solid yang tidak diolah dan dikelola dengan baik dapat mencemari badan air. Bahan-bahan
yang terkandung didalam TDS tidak bersifat toksik, namun apabila bahan-bahan tersebut
jumlahnya sangat banyak maka dapat meningkatkan nilai kekeruhan. Nilai kekeruhan yang
tinggi dapat menghambat penetrasi cahaya matahari sehingga berpengaruh terhadap proses
fotosintesis didalam air (Kustiyaningsih dan Irawanto, 2020). Total Dissolved Solid
merupakan salah satu indikator fisik dalam standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk
air. TDS merupakan indikator yang menunjukkan kandungan padatan terlarut dalam air yang
didalamnya termasuk senyawa-senyawa organik dan anorganik, mineral dan garam –
garamnya. Kadar TDS yang tinggi dalam air dapat membuat kualitas air tersebut semakin
rendah sehingga air tidak bisa digunakan untuk keperluan sanitasi (Debateraja dkk., 2019).
Terdapat juga TSS atau Total Suspended Solid, menurut Fardiaz, 1992 mengutip dari
Sudiana, 2019 TSS merupakan padatan yang didalamnya terkandung zat yang dapat
menyebabkan air mengalami kekeruhan. Zat tersebut memiliki karakteristik tidak dapat larut
dan tidak dapat mengendap didalam air. Zat yang terdapat dalam padatan tersebut dapat
membentuk partikel-partikel kecil yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran
sedimen, mikroorganisme dan bahan-bahan organik lainnya. Air yang terkandung konsentrasi
TSS yang tinggi jika dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan terjadinya gumpalan
dan endapan sehingga air tersebut tidak layak digunakan atau dikatakan tercemar (Sudiana,
2019). Zat atau bahan yang biasanya terdapat didalam TSS adalah lumpur, pasir halus, jasad-
jasad renik yang penyebab utamanya adalah oleh kikisan tanah atau eros yang terbawa badan
air. TSS dapat menyebabkan turunnya kualitas air dan menybebkan terjadinya perubahan baik
secara fisika, kimia, dan biologi. Perubahan secara fisika didalamnya meliputi peningkatan
kekeruhan didalam air yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya. Penetrasi cahaya
yang terhambat membuat terjadinya perubahan secara kimia yang meliputi menurunnya
ketersediaan oksigen akibat kurangnya fotosintesis. Perubahan oksigen yang terjadi dapat
menyebabkan perubahan secara biologi yang meliputi matinya makhluk hidup aerob karena
air sudah berubah menjadi kondisi an aerob akibat hilangnya oksigen didalamnya (Rinawati,
2016).
Volatile Suspended Solid (VSS) merupakan ukuran kualitas padatan organik didalam
air yang diperoleh dari besarnya kehilangan dalam pembakaran total suspended solid. VSS
terdiri dari dua macam fraksi utama yaitu, lumpur aktif yang terdiri dari makhluk hidup
mikroorganisme yang bekerja pada metabolisme bahan organik yang menjadi influent. Fraksi
yang selanjutnya adalah sebuah komponen bahan tidak aktif yang terdiri dari bahan organik
yang didalamnya meliputi komponen tumbuhan yang mati dan sudah tidak menunjukkan
aktifitas metabolisme lagi (Quagraine et al., 2017).
Dalam analisis zat padat digunakan metode analisis gravimetri dalam perlakuannya.
Analisis gravimetri dapat dilakukan pada suatu sampel tunggal ataupun beberapa jumlah
sampel dalam suatu waktu tertentu. Pada analisis gravimetri, zat yang akan dianalisis
dipisahkan dari konstituen lainnya berupa endapan yang tidak apat larut. Endapan harus
bersifat stabil, tidak higroskopis dan tidap terpengaruh oleh atmosfer. Selain itu, komposisi
kimia endapan juga harus diketahui, tidak cukup larut sehingga mudah disaring, dan jumlah
yang hilang ketika dilakukan pencucian tidak begitu signifikan. Analisis gravimetri dalam
kebanyakan kasus digunakan untuk menentukan mass atom untuk banyak elemen hingga
akurasinya mencapai 6 titik desimal. Analisis gravimetri dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan instrumental dan analisi gravimetri juga tidak memerlukan rangkaian
standar untuk perhitungan dan tidak membetuhkan perlengkapan yang mahal (Singh et al.,
2013). Pada metode gravimetri dilakukan pengeringan dengan alat oven dengan suhu 100 –
105◦C. Pengeringan dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air didalam sampel yang
dikeringkan sehingga berat kadar air tidak mengganggu perhitungan berat nantinya. Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi analisis gravimetri diantaranya jumlah volume air
sebagai pengekstrak, waktu ekstraksi, tingkat pemekatan, dan rasio pengendap terhadap
volume ekstrak (Bana dkk., 2015). Prinsip dari metode gravimetri adalah bentuk komponen-
komponen yang dianalisis diubah menjadi bentuk yang sukar larut. Terdapat beberapa syarat
bentuk suatu senyawa yang diendapkan yaitu, senyawa tersebut harus memiliki kelarutan
yang rendah, endapan yang nantinya terbentuk mudah disaring dan dicuci, serta endapan
harus mudah diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang. Kelebihan analisis gravimetri
adalah tidak adanya zat pengotor karena bahan penyusun telah diisolasi, namun metode ini
lebih banyak memakan waktu karena dalam menjalankannya harus melakukan proses
pengeringan yang diulang-ulang untuk mendapatkan hasil penimbangan berat murni (Soraya
dkk., 2014).
BAB 2
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan Analisis Zat Padat Total adalah
sebagai berikut :
- Furnace
- Oven
- Cawan Porselin 50 mL
- Timbangan Analitis
- Desikator
- Sampel Uji

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan Analisis Zat Padat Tersuspensi
dan Terlarut adalah sebagai berikut :
- Furnace - Desikator
- Oven - Cawan Petridis
- Cawan Porselin 50 mL - Kertas Saring
- Timbangan Analitis - Vacum Filter
- Sampel Uji

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan Analisis Zat Padat Tersuspensi
dan Terlarut Organik dan Inorganik adalah sebagai berikut :
- Furnace - Desikator
- Oven - Cawan Petridis
- Cawan Porselin 50 mL - Kertas Saring
- Timbangan Analitis - Vacum Filter
- Sampel Uji

2.2 Diagram Alir


Skema analisis zat pada total atau analisis total solid dapat dilihat pada gambar 1
sebagai berikut :

Cawan Porselen 50 mL

 Dimasukkan ke dalam Furnace dengan suhu 550◦C selama 1 jam


 Dimasukkan ke dalam Oven dengan suhu 105◦C selama 15 menit
 Didinginkan didalam desikator selama 15 menit
 Ditimbang menggunakan timbangan analitis.
 Dicatat data berat cawan.

Sampel

 Dituangkan sebanyak 25 mL ke dalam cawan yang


telah ditimbang
 Dicatat volume sampel
Cawan Berisi Sampel

 Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105◦C


selama 24 jam
 Dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit
 Ditimbang dengan timbangan analitis
 Dicatat data berat cawan berisi sampel
 Dihitung jumlah zat padat total

Hasil

Gambar 1. Skema Analisis Zat Padat total

Skema analisis zat padat tersuspensi atau total suspended solid dapat dilihat pada
gambar 2 sebagai berikut :
Cawan Porselen 50 mL

 Dimasukkan ke dalam Furnace dengan suhu 550◦C


selama 1 jam
 Dimasukkan ke dalam Oven dengan suhu 105◦C
selama 15 menit

Kertas Saring

 Dimasukkan ke dalam Oven dengan suhu 105◦C


selama 1 jam

Cawan dan Kertas Saring

 Didinginkan di dalam desikator selama 15 menit


 Ditimbang menggunakan timbangan analitis
 Dicatat data berat cawan dan kertas saring

Kertas Saring

 Diletakkan pada vacum filter

Sampel

 Dituangkan sebanyak 25 mL ke atas filter pada


vacum filter
 Dicatat volume sampel
 Disaring hingga kering

Kertas Saring dan Cawan


 Kertas Saring diletakkan pada cawan
 Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105◦C
selama 1 jam
 Didinginkan di dalam desikator selama 15 menit
 Ditimbang dengan timbangan analitis
 Dihitung jumlah zat padat tersuspensi

Hasil

Gambar 2. Skema Analisis Zat Padat Tersuspensi

Skema analisis zat padat tersuspensi organik dan inorganik dapat dilihat pada gambar
3 sebagai berikut :
Cawan Porselen

 Dimasukkan ke dalam Furnace dengan suhu 550◦C


selama 1 jam
 Ditimbang menggunakan timbangan analitis

Cawan dan Kertas


Saring (Berisi Residu)

 Kertas saring dimasukkan ke dalam cawan


 Dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 550◦C
selama 1 jam
 Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105◦C
selama 15 menit
 Dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit
 Ditimbang menggunakan timbangan analitis
 Dihitung jumlah zat padat tersuspensi organik dan
inorganik

Hasil

Gambar 3. Skema Analisis Zat Padat Tersuspensi Organik dan


Inorganik
Skema analisis zat padat terlarut atau total dissolved solid dapat dilihat pada gambar 4
sebagai berikut :
Cawan Porselen 50 mL

 Dimasukkan ke dalam Furnace dengan suhu 550◦C


selama 1 jam
 Dimasukkan ke dalam Oven dengan suhu 105◦C
selama 15 menit
 Ditimbang dengan timbangan analitis
Cawan dan Filtrat Sampel

 Filtrat diambil dari sampel air yang sudah disaring


pada analisis zat padat tersuspensi
 Dicatat volume sampel
 Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105◦C
selama 24 jam
 Dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit
 Diitimbang dengan timbangan analitis
 Dihitung jumlah zat padat terlarut

Hasil

Gambar 4. Skema Analisis Zat Padat Terlarut


BAB 3
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Perlakuan dan pengamatan Analisis Zat Padat Total
No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Dimasukkan cawan ke Karakteristik cawan :
dalam oven dengan suhu - Berwarna putih
105◦C selama 15 menit - Memiliki bahan yang
kuat dan keras
- Suhu cawan sangat panas
- Tidak ada perubahan
fisik pada cawan

Cawan dimasukkan langsung ke


dalam oven karena sebelum
praktikum dimulai cawan sudah
dimasukkan ke dalam furnace
terlebih dahulu
2. Dimasukkan cawan ke Suhu cawan dari sangat panas
dalam desikator dengan turun menjadi suhu ruangan
tujuan untuk didinginkan
selama 15 menit

3. Ditimbang cawan Suhu cawan sudah sesuai


menggunakan timbangan dengan suhu ruangan.
analitis Didapatkan hasil timbangan
yaitu sebesar 28,8115 gram

4. Diambil sampel dari bak Terlihat pada sampel terdapat


yang berisi air yang akan beberapa padatan yang
diuji dengan terlebih mengendap
dahulu air diaduk dari
wadah sumber
No Perlakuan Keterangan Gambar
5. Dituangkan sampel Sampel dipindahkan terlebih
sebanyak 25 mL ke dalam dahulu ke dalam labu ukur
cawan porselen dengan ukuran 25 mL sembari
memperhatikan meniskus

6. Dimasukkan cawan yang Suhu cawan menjadi tinggi dan


berisi sampel ke dalam air sampel didalam cawan
oven dengan suhu 105◦C menguap menyisakkan padatan
selama 24 jam

7. Dimasukkan cawan ke Suhu cawan turun menjadi suhu


dalam desikator selama 15 ruangan
menit dengan tujuan
untuk mendinginkan
cawan

8. Ditimbang cawan dengan Suhu cawan sudah sesuai


timbangan analitis dengan suhu ruangan.
Didapatkan hasil timbangan
yaitu sebesar 28,8629 gram

Tabel 2. Perlakuan dan pengamatan analisis zat padat tersuspensi total


No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Dimasukkan cawan Karakteristik cawan :
dalam oven dengan suhu - Berwarna putih
105◦C selama 15 menit - Memiliki bahan yang
kuat dan keras
- Suhu cawan sangat
panas
- Tidak ada perubahan
fisik pada cawan
No Perlakuan Keterangan Gambar

Cawan dimasukkan langsung


ke dalam oven karena sebelum
praktikum dimulai cawan
sudah dimasukkan ke dalam
furnace terlebih dahulu
2. Dimasukkan kertas Kertas saring suhunya menjadi
saring ke dalam oven tinggi dan menjadi kering.
dengan suhu 105◦C Tidak ada perubahan fisik
selama 1 jam pada kertas saring

3. Dimasukkan cawan Suhu cawan dan kertas saring


beserta kertas saring ke menjadi turun sehingga
dalam desikator selama suhunya menjadi suhu ruangan
15 menit dengan tujuan
untuk didinginkan

4. Ditimbang kertas saring Suhu cawan dan kertas saring


beserta cawan dengan sudah sesuai dengan suhu
timbangan analitis ruangan dan didapatkan hasil
timbangan sebesar 27,6204
gram. Dengan berat cawan
saja sebesar 27,4756 gram dan
berat kertas saring saja sebesar
0,1755 gram

5. Dituangkan sampel ke Sampel berwujud cari dan


dalam labu ukur terlihat terdapat padatan yang
sebanyak 25 mL dengan mengendap dibawahnya
memperhatikan
meniskus
No Perlakuan Keterangan Gambar
6. Diletakkan kertas saring Kertas saring terletak pas pada
pada vacum filter dan lingkaran vacuum filter dan
dibasahi kertas saring kondisi nya sedikit basah
dengan aquades

7. Dituang sampel Terdapat beberapa partikel


sebanyak 25 mL ke kecil yang jatuh ke atas kertas
dalam vacuum filter saring dan air tertampung pada
vacuum filter

8. Disaring sampel sampai Kertas saring menjadi kering


airnya telah mengalir dan terlihat terdapat beberapa
semua ke tabung yang padatan yang tersisa diatas
ada dibawah vacuum kertas saring
filter

9. Diletakkan kertas saring Suhu kertas saring dan cawan


yang telah terdapat menjadi tinggi dan kondisi
residu didalamnya ke kertas saring beserta cawan
dalam cawan. Lalu menjadi kering
cawan beserta kertas
saring dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu
105◦C selama 1 jam
10. Dimasukkan kertas Suhu cawan dan kertas saring
saring dan cawan ke menjadi turun sehingga
dalam desikator dengan suhunya menjadi suhu ruangan
tujuan untuk didinginkan
selama 15 menit
No Perlakuan Keterangan Gambar
11. Ditimbang cawan dan Suhu cawan dan kertas saring
kertas saring dengan sudah sesuai dengan suhu
timbangan analitis ruangan dan didapatkan hasil
timbangan sebesar 27,6486
gram.

Tabel 3. Perlakuan dan pengamatan analisis zat padat tersuspensi organik dan inorganik
No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Dimasukkan cawan beserta kertas Suhu cawan dan
saring berisi residu analisis zat kertas saring tinggi.
padat tersuspensi ke dalam Kertas saring
furnace dengan suhu 550◦C beserta cawan
selama 15 menit kondisinya menjadi
kering

2. Dimasukkan cawan beserta kertas Suhu cawan dan


saring ke dalam oven dengan suhu kertas saring tinggi.
105◦C selama 15 menit Kertas saring
beserta cawan
kondisinya menjadi
sangat kering

3. Dimasukkan cawan beserta kertas Suhu cawan dan


saring ke dalam desikator dengan kertas saring
tujuan untuk mendinginkan menjadi turun
selama 15 menit sehingga suhunya
menjadi suhu
ruangan
No Perlakuan Keterangan Gambar
4. Ditimbang cawan dan kertas Suhu cawan dan
saring dengan timbangan analitis kertas saring sudah
sesuai dengan suhu
ruangan dan
didapatkan hasil
timbangan sebesar
27,6474 gram.

Tabel 4. Perlakuan dan pengamatan analisis zat padat terlarut total


No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Dimasukkan cawan ke Karakteristik cawan :
dalam oven dengan suhu - Berwarna putih
105◦C selama 15 menit - Memiliki bahan yang
kuat dan keras
- Suhu cawan sangat
panas
- Tidak ada perubahan
fisik pada cawan

Cawan dimasukkan langsung


ke dalam oven karena
sebelum praktikum dimulai
cawan sudah dimasukkan ke
dalam furnace terlebih
dahulu
2. Dimasukkan cawan ke Suhu cawan menjadi turun
dalam desikator dengan sehingga suhunya menjadi
tujuan untuk suhu ruangan
mendinginkan selama 15
menit
No Perlakuan Keterangan Gambar
3. Ditimbang cawan dengan Suhu cawan sudah sesuai
timbangan analitis dengan suhu ruangan dan
didapatkan hasil timbangan
sebesar 30,4517 gram.

4. Dituangkan sampel filtrat Sampel berwujud cari dan


yang telah disaring dari keruh
percobaan 2 sebanyak 23
mL ke dalam cawan yang
telah ditimbang

5. Dimasukkan cawan yang Suhu cawan tinggi dan


telah berisi sampel ke kondisi cawan menjadi
dalam oven dengan suhu kering
105◦C selama 24 jam

6. Dimasukkan cawan ke Suhu cawan menjadi turun


dalam desikator dengan sehingga suhunya menjadi
tujuan untuk suhu ruangan
mendinginkan selama 15
menit
No Perlakuan Keterangan Gambar
7. Ditimbang cawan dengan Suhu cawan sudah sesuai
timbangan analitik dengan suhu ruangan dan
didapatkan hasil timbangan
sebesar 30,5015 gram.

3.2 Diskusi dan Pembahasan


Praktikum mengenai analisis zat padat dilaksanakan pada Jumat, 8 April 2022 di
Laboratorium Air Gedung Teknik Lingkungan ITS. Pada praktikum kali ini terdiri dari
beberapa analisis, yaitu analisis zat padat, analisis zat padat tersuspensi total, analisis zat
padat tersuspensi organik dan inorganik, serta analisis zat padat terlarut. Analisi ini dapat
digunakan untuk mengukur kandungan material di perairan. Dasar dari praktikum ini adalah
analisis gravimetri yang merupakan analisis kuantitatif. Analisis gravimetri bertujuan untuk
menentukan jumlah padatan berat zat hasil reaksi bahan yang dianalisis dengan pereaksi
tertentu.
Analisis zat padat total dilakukan dengan beberapa tahap, yakni pertama membakar
cawan pada furnace dengan suhu 550◦C selama 1 jam yang bertujuan untuk mengurangi kadar
air, kemudian cawan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105◦C selama 15 menit, dan
didinginkan dengan desikator selama 15 menit. Pada saat mengambil atau meletakkan cawan
ke dalam desikator diwajibkan untuk membuka penutup desikator dengan digeser dan tidak
dibuka sepenuhnya agar tidak jatuh dan tidak terjadinya kontaminasi yang dapat
mempengaruhi sampel. Kemudian cawan ditimbang pada timbangan analitis dan dicatat data
berat cawan. Pada percobaan ini didapat berat cawan adalah 28,8115 gram. Kemudian
dilakukan pengambilan sampel air pada bak sampel dengan gelas ukur. Sebelum mengambil
air sampel, air pada bak sampel diaduk terlebih dahulu agar zat terlarut dan tersuspensi dapat
terambil ketika mengisi gelas ukur. Kemudian air sampel pada gelas ukur dituangkan pada
labu ukur sebanyak 25 mL, setelah itu sampel pada gelas ukur dituang ke dalam cawan yang
telah ditimbang. Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan kembali ke dalam oven
dengan suhu 105◦C selama 24 jam, untuk mengurangi volume air pada sampel sehingga
hanya tertinggal cawan dan padatan total dalam kondisi kering. Kemudian cawan diambil dari
oven dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit dengan tujuan untuk mendinginkan
cawan sehingga suhunya sama dengan suhu ruangan. Selanjutnya cawan berisi sampel
ditimbang dengan timbangan analitik untuk mengetahui berat cawan dan total padatan. Berat
dari cawan dan total padatan adalah 28,8629 gram. Kemudian dapat dihitung jumlah total zat
padat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Zat Padat Total( )
mg ( b−a )
l
=
c
x 1000 x 1000
Dimana huruf b merupakan berat cawan dan residu setelah dioven dengan suhu 105◦C,
sedangkan huruf a merupakan berat cawan kosong setelah dipanaskan dengan furnace pada
suhu 550◦C dan dioven pada suhu 105◦C, dan huruf c merupakan volume sampel. Sehingga
dapat dikehatui bahwa nilai dari b = 28,8629 gram , a = 28,8115 gram , dan c = 25 mL.
Sehingga diperoleh berat zat padat total sebagai berikut :
Zat Padat Total( )
mg ( 28,8629 gr−28,8115 gr )
l
=
25 ml
x 1000 x 1000

Zat Padat Total ( mgl )=2056 mg/l


Analisis zat padat tersuspensi total atau total suspended solid dilakukan dengan
beberapa tahap, yakni pertama cawan dimasukkan ke dalam furnace dengan suhu 550◦C
selama 1 jam kemudian di oven selama 15 menit pada suhu 105◦C. Setelah itu cawan
dimasukkan ke dalam desikator dengan tujuan untuk mendinginkan suhu cawan sehingga
sama dengan suhu ruangan selama 15 menit. Disaat cawa ingin dimasukkan ke dalam oven
ditambahkan juga kertas saring diatas cawan sehingga dipanaskan bersama cawan. Cawan dan
kertas saring juga dimasukkan ke dalam desikator secara bersama untuk menurunkan suhu
menjadi suhu ruangan. Kemudian cawan dan kertas saring ditimbang dengan timbangan
analitis dan didapatkan berat cawan dan kertas saring adalah 27,6204 gram. Kemudian kertas
saring diletakkan pada vacuum filter menggunakan pinset karena apabila menggunakan
tangan maka minyak atau keringat yang ada ditangan dapat mempengaruhi berat dari kertas
saring tersebut. Sebelum dilakukan penyaringan kertas saring dibasahi dengan aquades
terlebih dahulu untuk membuka pori-pori kertas saring sehingga dapat menyaring dengan
optimal. Kemudian larutan sampel dituang ke dalam vacuum filter sebanyak 25 mL dan
dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan hingga semua air yang tersaring dan
terkumpul pada alat penampung dibawah vacuum filter. Kemudian diperoleh 2 hasil yaitu
kertas saring yang berisi padatan tersuspensi dan air sampel yang tadinya 25 mL berkurang
menjadi 23 mL. Selanjutnya kertas saring diletakkan pada cawan dan dioven kembali selama
15 menit pada suhu 105◦C. Setelah itu kertas saring beserta cawan dimasukkan ke dalam
desikator selama 15 menit. Kemudian dilakukan penimbangan cawan dan kertas saring
menggunakan timbangan analitik dan diperoleh hasil penimbangan sebesar 27,6486 gram.
Setelah itu dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus berikut.

Zat Padat Tersuspensi Total ( mgl )= ( f −eg ) x 1000 x 1000


Dimana huruf f merupakan berat cawan dan total residu setelah dioven pada suhu
105◦C, sedangkan huruf e merupakan berat cawan setelah dilakukan pemanasan oleh furnace
pada suhu 550◦C dan dioven pada suhu 105◦C, dan huruf g merupakan volume dari sampel.
Sehingga dapat diketahui besar nilai f = 27,6486 gram, e = 27,6204 gram, dan g = 25 mL.
Diperoleh berat zat padat tersuspensi total sebagai berikut

Zat Padat Tersuspensi Total ( mgl )= ( 27,6486 gr25−27,6204


ml
gr )
x 1000 x 1000
Zat Padat Tersuspensi Total ( mgl )=1128 mg /l
Pada analisis zat padat tersuspensi organik dan inorganik terdapat beberapa tahap yaitu
kertas saring dan cawan hasil analisis zat tersuspensi total dimasukkan kedalam furnace
selama 1 jam pada suhu 550◦C dan kemudian dioven pada suhu 105◦C selama 15 menit.
Kemudian dimasukkan ke dalam desikator dengan tujuan untuk mendinginkan suhu dari
cawan dan kertas saring selama 15 menit. Setelah itu cawan ditimbang menggunakan
timbangan analitis dan diperoleh beratnya sebesar 27,6474 gram. Kemudian berdasarkan hasil
tersebut maka dapat dihitung berat zat padat tersuspensi organik dan inorganik menggunakan
rumus sebagai berikut.

Zat Padat Tersuspensi Organik ( mgl )= ( h−fg ) x 1000 x 1000


Zat Padat Tersuspensi Inorganik ( mgl )= ( h−e
g
)
x 1000 x 1000

Dimana huruf h merupakan berat cawan, kertas saring, dan residu setelah dilakukan
pembakaran didalam furnace pada suhu 550◦C dan pembakaran didalam oven pada suhu
105◦C. Sehingga dapat diketahui nilai dari h = 27,6474 gram, f = 27,6486 gram, e = 27,6204
gram, dan g = 25 mL. Sehingga dapat diperoleh berat zat pada tersuspensi organik dan
inorganik sebagai berikut.

Zat Padat Tersuspensi Organik ( mgl )= ( 27,6474 gr−27,6486


25 ml
gr )
x 1000 x 1000

Zat Padat Tersuspensi Organik (


l )
mg
=−48 mg/l

Zat Padat Tersuspensi Inorganik ( mgl )= ( 27,6474 gr25−27,6204


ml
gr )
x 1000 x 1000

Zat Padat Tersuspensi Inorganik ( mgl )=1080 mg/l


Pada percobaan zat padat terlarut terdapat beberapa tahap yang dilakukan yaitu,
pertama cawan porselen dibakar dengan furnace pada suhu 550◦C selama 1 jam. Kemudian
cawan porselen dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 105◦C. Setelah itu
cawan didinginkan pada desikator selama 15 menit. Kemudian cawan ditimbang
menggunakan timbangan analitis dan diperoleh berat cawan sebesar 30,4517 gram. Kemudian
air filtrat yang tersisa dari vacuum filter dituang ke atas cawan porselen dan diketahui volume
air sampel sebanyak 23 mL. Kemudian cawan yang berisi sampel dimasukkan kedalam oven
selama 24 jam pada suhu 105◦C untuk menghilangkan air sehingga yang tersisa pada cawan
hanyalah padatan tersuspensi saja. Kemudian cawan dimasukkan kedalam desikator selama
15 menit dengan tujuan untuk mendinginkan cawan sehingga suhunya sama dengan suhu
ruangan. Setelah itu cawan ditimbang menggunakan timbangan analitis dan diperoleh berat
cawan sebesar 30,5015 gram. Kemudian dapat dilakukan perhitungan berat zat padat terlarut
dengan rumus sebagai berikut.

Zat Padat Terlarut ( mgl )= ( k−ij ) x 1000 x 1000


Dimana huruf k merupakan berat cawan dan residu setelah dioven pada suhu 105◦C,
sedangkan huruf i merupakan berat cawan kosong setelah dipanaskan dengan furnace pada
suhu 550◦C dan dioven pada suhu 105◦C, dan huruf j merupakan volume sampel. Sehingga
diketahu nilai k = 30,5015 gram, i = 30,4517 gram, dan j = 23 mL. Kemudian dapat diperoleh
berat zat padat terlarut total sebagai berikut.

Zat Padat Terlarut ( )


mg ( 30,5015 gr−30,4517 gr )
l
=
23 ml
x 1000 x 1000

Zat Padat Terlarut ( mgl )=2165,22mg/l


Dalam praktikum ini terdapat beberapa faktor error yang mempengaruhi nilai berat
dari setiap cawan dan kertas saring yang ditimbang. Terlihat adanya perbedaan berat yang
lumayan cukup jauh antara cawan analisis zat padat total, analisis zat padat tersuspensi total,
dan analisis zat padat terlarut. Dimana perbedaannya mencapai 3 gram. Hal itu yang
mempengaruhi perhitungan berat zat padat menjadi terganggu. Faktor error yang terdapat
pada analisis zat padat yaitu keterbatasan alat sehingga waktu pada setiap tahap tidak sesuai
prosedur. Keterbatasan alat juga membuat cawan dan kertas saring berada pada udara terbuka
dan hal itu bisa menyebabkan adanya penambahan berat akibat kontaminasi ataupun
kelembapan udara. Selain itu cawan dan kertas saring yang berisi sampel seharusnya dioven
selama 24 jam namun pada praktikum kali ini tidak dilakukan selama itu karena laboratorium
diharuskan tutup pukul 15.00 dan praktikum terjeda selama 2 hari. Hal itu dapat
mempengaruhi hasil perhitungan berat analaisis zat padat.
Analisis zat padat dalam pengaplikasiannya di bidang teknik lingkungan yaitu dapat
membantu untuk mengukur kualitas suatu air. Total Suspended Solid, Total Dissolved Solid,
dan Volatile Suspended Solid apabila hadir dalam jumlah banyak maka dapat menyebabkan
air tersebut menjadi keruh dan tercemar. Maka dilakukan analisis untuk mengetahui kadar
dari 3 jenis zat padat tersebut untuk membantu mengetahui kualitas air. Menurut Abbassi-
Guendouz et al., 2012 analisa TSS dapat membantu mengetahui efisiensi suatu reaktor dalam
proses pencernaan mikroorganisme pada limbah padat. Jumlah TSS yang besar dapat
menghambat laju pencernaan mikroorganisme terhadap limbah padat.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan teknik analisis zat padat yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa zat padat total yang terdapat di dalam air dapat dibedakan menjadi zat
padat tersuspensi (TSS) dan zat padat terlarut (TDS). Zat padat tersuspensi (TSS) merupakan
banyaknya partikel padatan yang tertahan dalam filter saat dilakukan proses filtrasi. Zat padat
tersuspensi dapat dibedakan kompenen materialnya menjadi material organik dan inorganik.
Untuk membedakan material organik dan inorganik dalam suatu padatan tersuspensi, maka
dilakukan proses pembakaran dimana material organik akan menguap menjadi H2O, CO2,
dan lainnya (material ini dinamakan volatile solid) sementara residu yang tersisa merupakan
material inorganik (fixed solid). Sementara itu, zat padat terlarut (TDS) merupakan
banyaknya partikel padatan yang lolos saat proses filtrasi. Untuk menentukan banyaknya
padatan yang lolos dalam proses filtrasi, filtrat dikeringkan di dalam oven untuk
menghilangkan kadar air dalam sampel. Melalui berbagai percobaan yang telah dilakukan,
maka besarnya zat padat yang terlarut dalam air dapat ditentukan menggunakan metode
gravimetri. Metode gravimetri digunakan untuk mengetahui berat sampel yang dapat
diterapkan pada sistem reaksi apa pun tanpa dibatasi skala dan keseragaman sampel.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan konsentrasi total solid dalam
sampel sebesar 2056 mg/L, konsentrasi TSS dalam sampel sebesar 1128 mg/L, konsentrasi
TSS organik (volatile solid) dalam sampel sebesar -48 mg/L, konsentrasi TSS inorganik
(fixed solid) dalam sampel sebesar 1080 mg/L, serta konsentrasi TDS dalam sampel sebesar
2165,22 mg/L.
Daftar Pustaka

Abassi-Guendouz, Amel., Brockman, Doris., Trably, Eric., Dumas, Claire., Delgenes, Jean-
Philippe., Steyer, Jean-Philippe., & Escudie, Renaud. (2012). Total Solid Content Drive
High Solid Anaerobic Digestion Via Mass Transfer Limitation. Biosource Technology,
111, 55-61.
Bana, E. A. H., Mappiratu, Prismawiryanti (2015). Kajian Metode Gravimetri Dalam Analisis
Kadar Keraginan Rumput Laut Eucheuma cottonii. Jurnal Riset Kimia. 1(1) : 1-6.
Debataraja, Naomi Nessyana., Kusnandar, Dadan., Imroah, Nurfitri., & Rachmadiar
Marwalida. (2019). Penerapan Metode Cokriging untuk Mengestimasi Jumlah Zat Padat
Terlarut pada Air di Permukaan Kota Pontianak. Jurnal Matematika Sains dan
Teknologi, 20(2), 142-148.
Kustiyaningsih, E. dan Irawanto, R., 2020. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) Dalam
Fitoremediasi Deterjen Dengan Tumbuhan Sagittaria lancifolia. Jurnal Tanah dan
Sumber Daya Lahan. 7(1) : 143-148.

Pathak, Raghvendu., 2018. Myths and Reality about Chemistry of Oxidane – The Wonder
Liquid : A review. Sehnri Journal of Multidisciplinary Studies. Vol III No.1
Quagraine, Emmanuel K., Bruce Duncan, Minghui Chi, Austin Lothan, 2 Decades
Constructed Wetland Experience in Treating Municipal Effluent for Powe Plant
Cooling at the Shand Power Station, SaskPower Part III : Annual Treatment
Performance on PO43- -P. TP. Volatile and Total Suspended Solids, Inorganic
Constituents, and Bacteria. Journal of Water Sustainability. Volume 7 page : 113-137.
Rinawati, Hidayat, D., Suprianto, R., Dewi, P. S., 2016. Penentuan Kandungan Zat Padat
(Total Dissolve Solid dan Suspended Solid) di Perairan Teluk Lampung. Analit:
Analytical and Environmental Chemistry. 1(1) : 1-6.
Sigh, N., Sigh, N., Tripathy, S. S., Soni, D., Sigh, K., Gupta, P. K. (2013). Evaluation Of
Purity With Its Uncertainty Value In High Purity Lead Stick By Conventional And
Electro-Gravimetric Methods. Journal Chemistry Central. 7(108), 1-10.
Soraya, R., Naryanto, Nasution, M. I., Pusparini, S. T., 2014. Penentuan Kadar Klorida
Menggunakan Metode Gravimetri. Jurnal Kimia Analitik II.
Sudiana, Hanan. (2019). Analisis Perbandingan Pemberian Konsentrasi Tawas terhadap
Penurunan Konsentrasi Total Suspende Solid (TSS) pada Proses Pengolahan Air
Limbah di IPAL RSUD 45 Kuningan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(6), 49-62.

Lampiran :
Jawaban Pertanyaan :
1. Apa yang dapat diketahui dengan adanya zat organik ?
Jawab :
Dalam proses pengolahan air limbah, adanya zat organik digunakan untuk menentukan sistem
lumpur aktif, sedimentasi primer, sedimentasi sekunder, pengolahan lumpur dalam
pengolahan air limbah, serta komposisi lumpur dalam pengolahan limbah cair.

2. Apa yang harus dihindari dalam analisis zat padat organik dan inorganik ? jelaskan mengapa?
Jawab :
Hal yang harus dihindari dalam analisis zat padat organik dan inorganik adalah hilangnya
kristal air dari zat anorganiknya, reaksi kimia yang terjadi dalam proses penguapan karena
suhu tinggi, serta penyerapan kelembapan udara.
Hal-hal tersebut dihindari karena hasil pengamatan akan menunjukkan hasil yang tidak valid
yang dapat mempengaruhi analisis.

Anda mungkin juga menyukai