Fisika Cahaya
Fisika Cahaya
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya adalah suatu hal yang paling penting dalam kehidupan kita sehari-hari, saat pagihari
kita membutuhkan cahaya matahari untuk mendapatkan vitamin D, pada siang hari cahaya
juga berguna untuk pencahayaan, ataupun mengeringkan pakaian dan berguna juga untuk
fotosintesis, saat malam hari cahaya dibutuhkan sebagai penerangan dalam gelap.
Cahaya adalah sinar yang biasanya bersumber dari matahari atau lampu dan juga benda
lainnya yang dapat menghasilkan cahaya.
Issac Newton menyatakan bahwa cahaya adalah suatu partikel dan merambat dalam satu
garis lurus.Pendapat itu sering disebut teori korpuskuler.
Cahaya matahari juga menghasilkan panas, cahaya mempunyai warna antara lain violet,
biru, hijau, kuning, oranye, merah. Karena cahaya merupakan hal yang tiap hari kita
butuhkan, dan mempunyai fungsi banyak lainnya, maka kami membuat makalah iniuntuk
menambah wawasan kami.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari
besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fase
cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan
paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu:
interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut
dengan optika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics).
2
1. Cahaya Merambat Lurus
3
2. Cahaya Dapat Dibelokkan Atau Dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium
yang berbeda kerapatannya. Pembiasan ini dimanfaatkan manusia dalam pembuatan
alat optik.
Apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan
mendekati garis normal.Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Contohnya
adalah jika kita meletakkan sebilah tongkat ke dalam air yang terkena cahaya
matahari dari atas maka tongkat tersebut terlihat lebih besar dari ukuran yang
sebenarnya.
4
permukaan yang mengilap. Salah satu contoh permukaan yang dapat
memantulkan cahaya adalah cermin.
b) Hukum Pemantulan Cahaya
1) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Besar sudut datang sama dengan sudut pantul.
c) Pemantulan Cahaya Pada Cermin
1. Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan
tidak melengkung.Cermin datar biasa kamu gunakan untuk bercermin. Pada
saat bercermin, kamu akan melihat bayanganmu di dalam cermin.
Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut:
2. Cermin Lekung
Cermin lekung ada dua yaitu :
a) Cermin Cembung (positif)
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya
melengkung ke arah luar.Cermin cembung biasa digunakan untuk spion
pada kendaraan bermotor.Bayanganpada cermin cembung bersifat maya,
tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.
b) Cermin Cekung (negatif)
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke
arah dalam.Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada
lampu mobil dan lampu senter.Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh
cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin. Jika
5
benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih
besar, dan semu (maya). Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan
benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari.Ke mana pun kamu
berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan
hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang
besar. Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.Ketika
cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga
terbentuklah bayangan.Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon
yang besar.Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat
menembus suatu benda. Bayangan dibedakan menjadi dua, yakni bayangan nyata dan
bayangan maya.Bayangan maya (semu) adalah bayangan yang dapat dilihat mata,
tapi tidak dapat ditangkap pada layar, sedangkan bayangan nyata adalah bayangan
yang dapat ditangkap layar.
Berdasarkan dapat atau tidaknya di tembus cahaya, benda-benda digolongkan
menjadi :
1. Opaque atau benda tidak tembus cahaya, Adalah benda gelap yang tidak dapat
ditembus oleh cahaya sama sekali. Opaque memantulkan semua cahaya yang
mengenainya. Benda semacam ini contohnya adalah buku, kayu, tembok, dan air
keruh.
2. Benda Bening, yakni benda-benda yang dapat ditembus cahaya. Benda bening
juga sering disebut benda transparant. Benda transparant meneruskan semua
cahaya yang mengenainya. Contohnya kaca yang bening dan air jernih
3. Benda Transluent adalah benda-benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya
yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya. Contohnya kain
gorden tipis, dan beberapa jenis plastik.
6
5. Cahaya Dapat Diuraikan
7
b) Teleskop
Teleskop memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan periskop. Teleskop
memiliki dua lensa yang dapat membiaskan cahaya. Adanya pembiasan itu membuat
objek yang jauh terlihat sangat dekat. Teleskop pertama dibuat pada tahun 1608 oleh
orang Belanda bernama Hans Lippershey. Setahun kemudian, Galileo Galilei
menyempurnakan teleskop itu. Setelah disempurnakan, teleskop dapat
digunakan untuk mengamati bintang.
c) Kaleidoskop
Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin.Dengan alat ini,
kamu dapat membuat aneka macam pola yang mengagumkan.Pola-pola ini diperoleh
karena bayangan benda-benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali-
kali.Dengan demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak daripada benda aslinya.
d) Lup
Lup merupakan alat optik yang sangat sederhana.Alat ini berupa lensa
cembung.Lupberfungsi membantu mata untuk melihat bendabenda kecil agar tampak
besar dan jelas.
8
Gambar 10.4 Muka gelombang membentuk muka gelombang baru dicontohkan oleh titik
Q dan P’
Gambar 10.5 memperlihatkan bahwa muka gelombang (P) menumbuk bidang pemantul
dan membentuk muka gelombang baru (Q) membentuk muka gelombang baru yang
menumbuk bidang pemantul di P’. Terlihat bahwa QP=Q’P’, dan membentuk segitiga
dengan hipotenusa yang sama yaitu PP’ sehingga θ=θ’ , ini berarti sudut datang (θ)
senilai dengan sudut pantul (θ’)
9
Arah perambatan gelombang tegak lurus terhadap muka gelombang, sehingga
pernyataan θ dan θ’ diatas senilai pula terhadap garis normal. Garis normal merupakan
garis yang berarah normal terhadap bidang pemantul. Berikutnya ί (= θ) sebagai lambang
r (=θ) untuk sudut pantul (Gambar 10.6) di mana i = r. Pada peristiwa ini muka
gelombang berupa bidang datar, adapun muka gelombang sekunder berupa lengkung
permukaan bola.
sudut sinar
bias bias
10
1) Sinar yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat
dibiaskan mendekati garis normal.
2) Sinar yang dating dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
dibiaskan menjauhi garis normal.
3) Sinar yang dating tegak lurus bidang batas tidak dibiaskan melainkan
diteruskan.
sin i v 1 λ 1 n 2
= = =
sin r v 2 λ 2 n 1
Dengan: i =sudutdatang
r =sudut bias
v1 = cepatrambatcahayapada medium 1
v2 = cepatrambatcahayapada medium 2
λ1 = panjanggelombangcahayapada medium 1
λ2 = panjanggelombangcahayapada medium 2
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
B. Indeks Bias
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium. Secara matematis ditulis:
c
n=
v
v1 n2
n21= =
v2 n1
C. Sudut Batas
12
Bila berkas sinar dating dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, pada
saat sudut biasnya (r) mencapai 90o, maka sudut datangnya disebut dengan sudut batas
atau sudut kritis (ik).
D. Pemantulan Sempurna
Bila seberkas sinar dating dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan
sudut datang yang lebih besar dari sudut batasnya maka sinar-sinar itu tidak akan
dibiaskan melainkan dipantulkan. Peristiwa pemantulan ini dinamakan pemantula
nsempurna.
Coba sobat amati beberapa peristiwa berikut, asal sobat tahu peristiwa tersebut
merupakan fenomena yang diakibatkan oleh pembiasan cahaya.
1) Dasar kolam (kolam renang atau kolam yang airnya jernih) terlihat lebih dangkal
bila dilihat dari atas.
2) Pensil yang terlihat patah saat sebagian dimasukkan dalam gelas berisi air. Hal ini
disebabkan karena cahaya yang melalui media yang lebih padat dibanding media
yang dilewati sebelumnya, akan dibiaskan (dibelokkan).
3) Posisi ikan dalam akuarium yang terlihat lebih keatas dari yang sebenarnya.
4) Terjadinyapelangisetelahturunhujan.
5) Ada lagi satu peristiwa pembiasan cahaya yang jarang kita perhatikan yaitu
pembelokan Posisi Bintang. Pembiasan sinar bintang karena cahaya bintang
merambat dari ruang hampa ke atmosfer yang kerapatannya berbeda-beda, maka
cahaya tersebut dibiaskan mendekati garis normal, sehingga bintang yang kita
lihat tidak tepat pada posisi aslinya di sana.
13
Cahaya merambat dari suatu tempat ke tempat yang lain; cahaya dari sumber yang
memancar keluar ke segala arah misalnya cahaya matahari, cahaya lilin. Cahaya lampu
senter bergerak dalam satu arah, berkas cahaya bergerak kira-kira dalam satu garis lurus .
Jika medium yang dilalui oleh cahaya bersifat homogen , cahaya akan merambat lurus.
Ada 2 macam bayangan yg terbentuk dibelakang benda, yaitu Umbra dan Panumbra
yaitu :
1. Umbra adalah daerah gelap dibelakang benda yg tidak menerima cahaya sama sekali.
2. Panumbra adalah daerah remang-remang di belakang benda yg masih menerima
sebagian cahaya.
Keterangan :
M = perbesaran linear bayangan
h’= tinggi bayangan (m)
h = tinggi benda (m)
s’ = jarak bayangan (m)
s = jarak benda (m)
f = fokus
{(+) jika cermin cekung, (-) jika cermin cembung}
Contoh soal :
1. Jarak fokus sebuah cermin cekung adalah 10cm. Tentukan jarak bayangannya . Untuk
jarak 20cm !
Penyelesaian :?
Dik : f=10cm dit : s’ ?
s=20cm
Jawab :
1+ 1 = 1
14
s s’ f
1+ 1= 1
20 s’ 10
1=1 _ 1
s’ 10 20
1 = 2-1
s’20
1=1
s’20
s’= 20
2. Sebuah benda terletak 14 cm di depan cermin cembung yang memiliki jari-jari
kelengkungan 20 cm. Berapakah jarak bayangannya?
Penyelesaian:
Diketahui :
Jarak benda (s) = 14 cm (di depan cermin)
Jari-jari kelengkungan (R) = -20 cm (cermin cembung)
Ditanya : Jarak bayangan (s’) ?
PENUTUP
KESIMPULAN
16