Modul Sementara
Modul Sementara
Modul Sementara
MODUL
Oleh :
ELIN HIKMAH
2015 22 022
JAMBI 2019
2
B.
Setting
Peserta (keluarga) duduk berhadapan dengan terapis dalamposisi yang nyaman
C.
Alat dan bahan
Leaflet/lembar balik, modul, dan buku kerja keluarga (format evaluasi dan
dokumentasi)
D.
Metode
Curah pendapat, ceramah, diskusi, dan tanya jawab
E.
Langka-langka
1. Persiapan
a. Mengingatkan keluarga 2 hari sebelum pelaksanaan terapi
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Pelaksanaan
Fase Orientasi:
a. Salam terapeutik: salam dari terapis
b. Memperkenalkan nama dan panggilan terapis
c. Menanyakan nama dan panggilan peserta
d. validasi
Menanyakan bagaimana perasaan peserta dalam mengikuti program
psikoedukasi keluarga saat ini.
e. kontrak
Menjelaskan tujuan pertemuan pertama yaitu untuk bekerjasama dalam
membantu keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan gangguan
jiwa.
f. Terapis mengingatkan langkah-langkah setiap sesi sebagai berikut:
a.
Menyepakati pelaksanaan terapi selama 5 sesi
b.
Lama kegiatan 45 – 60 menit
c.
Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai dengan anggota
keluarga yang tidak berganti
Fase Kerja :
a.
Menanyakan tentang apa yang dirasakan keluarga selama ini terkait
dengan gangguan jiwa yang dialami salah satu anggota keluarga.
4
1.
Masalah pribadi yang dirasakan anggota keluarga sendiri
2.
Masalah dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa
3.
Keluarga menuliskan masalahnya pada buku kerja keluarga
4.
Terapis menuliskan pada buku kerja sendiri
5.
Menanyakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam keluarga
dengan adanya salah satu anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa (Setiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk
menyampaikan perubahan-perubahan yang dialami dalam keluarga)
b.
Menanyakan keinginan dan harapan keluarga selama mengikuti
psikoedukasi keluarga
c.
Memberikan kesempatan keluarga untuk mengajukan pertanyaan terkait
dengan hasil diskusi yang sudah dilakukan.
Fase Terminasi:
a.
Evaluasi
1.
Menyimpulkan hasil diskusi sesi I
2.
Menanyakan perasaan keluarga setelah selesai sesi I
3.
Memberikan umpan balik positif atas kerjasama dan kemampuan
keluarga dalam menyampaikan apa yang dirasakan
b.
Tindak Lanjut
Menganjurkan keluarga untuk menyampaikan dan mendiskusikan
pada anggota keluarga yang lain tentang masalah yang dihadapi keluarga
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada keluarga dengan gangguan
jiwa.
c.
Kontrak
1.
Menyepakati topik sesi 2 yaitu menyampaikan tentang gangguan jiwa
dan cara merawat klien gangguan jiwa
2.
Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya
5
F.
Evaluasi Dan Dokumentasi
1.
Evaluasi proses
Evaluasi ketepatan waktu pelaksanaan terapi khususnya tahap kerja,
keaktifan keluarga, keterlibatan keluarga dan proses pelaksanaan kegiatan
secara keseluruhan.
2.
Dokumentasi kemampuan
Pada dokumentasi dituliskan ungkapan secara singkat apa yang telah
disampaikan oleh keluarga yaitu masalah pribadi yang dirasakan anggota
keluarga dan masalah yang dialami selama merawat anggota keluarga
dengan gangguan jiwa dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
keluarga.
aib yang besar. Hal ini tidak terbatas pada keluarga dengan status sosial-ekonomi-
pendidikan yang rendah saja, namun juga dialami oleh keluarga kalangan atas.
Biasanya keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia
akan menyerahkan sepenuhnya perawatan dan pengobatan kepada pihak rumah
sakit jiwa karena mereka kurang mengetahui bagaiman cara merawat penderita
skizofrenia dan mereka berkeyakinan bahwa dengan menjalani perawatan di
rumah sakit jiwa maka pasien akan mendapat perawatan dan pengobatan yang
tepat sehingga kemungkinan untuk pulih sangat besar (Anwar, 2013).
Biasanya pasien yang pertama kali dibawa ke rumahsakit jiwa untuk
berobat pasti akan meronta-ronta, mengamuk bahkan cenderung bersikap kasar
karena dia menolak untuk diobati. Tetapi pihak rumah sakit harus bisa
menenangkan pasien tersebut untuk pengobatan selanjutnya. Setelah diberi
pengobatan dan terapi-terapi psikologis, pasien akan mulai terbiasa dan bisa
beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta mulai bisa menerima obat-obatan anti
psikotik yang dia konsumsi (Anwar, 2013).
Perawatan di rumah sakit jiwa menurunkan stres pada pasien dan
membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan di
rumah sakit tergantung pada keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas
pengobatan rawat jalan. Penelitian telah menunjukkan bahwa perawatan singkat di
rumah sakit jiwa (empat sampai enam minggu) adalah sama efektifnya dengan
perawatan jangka panjang di rumah sakit jiwa dan bahwa rumah sakit jiwa dengan
pendekatan perilaku yang aktif adalah lebih efektif daripada institusi yang
biasanya dan komunitas terapeutik berorientasi-tilikan. Dengan mendapat
perawatan yang tepat dari pihak rumah sakit jiwa, keluarga pasien penderita
skizofrenia berharap bahwa pasien akan pulih dari simtom-simtom penyebab
gangguan tersebut dan dapat beraktivitas seperti biasa serta tidak lagi membebani
keluarga dan masyarakat. Pasien rawat inap yang sudah menunjukkan perilaku
yang baik setelah pengobatan dan tidak lagi menunjukkan gejala-gejala yang
buruk maka dapat direkomendasikan oleh rumah sakit jiwa untuk pulang ke
rumah dan menjalani rawat jalan dengan pengawasan keluarganya. Namun
bagaimana jika seorang pasien yang sebelumnya mendapat perawatan yang cukup
7
baik dan pengobatan yang sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter serta
diizinkan untuk menjalani rawat jalan tidak berapa lama mengalamikekambuhan
dengan menunjukkan gejala-gejala seperti saat belum mendapatkan perawatan
dirumah sakit jiwa. Hal inilah yang biasa disebut dengan relaps atau kekambuhan
kembali (Anwar, 2013).
A.
Tujuan sesi II
1.
Keluarga mengetahui tentang gangguan jiwa yang dialami oleh klien.
2.
Keluarga mengetahui tentang pengertian, gejala, etiologi, prognosis,
intervensi dan terapi yang dapat diberikan kepada klien gangguan jiwa
3.
Keluarga mengetahui cara merawat klien dengan gangguan jiwa di rumah
4.
Keluarga mampu memperagakan cara merawat klien dengan gangguan jiwa
di rumah.
B.
Setting
Peserta (keluarga) duduk berhadapan dengan terapis dalamposisi yang nyaman.
C.
Alat dan bahan
Leaflet/lembar balik, modul, dan buku kerja keluarga (format evaluasi dan
dokumentasi).
D.
Metode
Curah pendapat, ceramah, diskusi, dan tanya jawab
E.
Langka-langka
1. Persiapan
a. Mengingatkan keluarga 2 hari sebelum pelaksanaan terapi
b. Mempersiapkan diri, tempat dan peserta
2. Pelaksanaan
Fase Orientasi:
a. Salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi: menanyakan perasaan keluarga hari ini dan menanyakan apakah
keluarga mempunyai pertanyaan dari pertemuan sebelumnya, misalnya
tentang masalah yang dialami oleh anggota keluarga yang lain.
8
c. Kontrak
Menyepakati waktu dan lama sesi.
Fase Kerja :
a. Mendiskusikan tentang gangguan jiwa yang dialami oleh salah satu
anggota keluarga (misalnya: perilaku kekerasan, halusinasi).
1. Anggota keluarga menyampaikan pengalamannya selama ini
2. Memberi kesempatan anggota keluarga lain untuk memberi pendapat
b. Menyampaikan tentang konsep gangguan jiwa meliputi pengertian,
penyebab, tanda, prognosis, intervensi dan terapi.
1. Anggota keluarga menyampaikan pengalaman mereka
2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
c. Mendiskusikan cara merawat klien dengan gangguan jiwa yang selama
ini dilakukan oleh keluarga.
d. Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan gangguan jiwa, misalnya
klien dengan halusinasi atau perilaku kekerasan.
1. Meminta keluarga untuk mendemonstrasikan kembali salah satu cara
merawat klien dengan gangguan jiwa, misalnya halusinasi.
2. Memberi masukan terhadap hal–hal yang perlu ditingkatkan oleh
keluarga.
3. Memberi kesempatan anggota keluarga lain untuk memperagakan cara
merawat klien dengan gangguan jiwa di rumah.
Fase Terminasi:
a.
Evaluasi
1.
Menanyakan perasaan keluarga setelah sesi II selesai.
2.
Memberikan umpan balik positif atas kerjasama peserta yang baik.
b.
Tindak Lanjut
Menganjurkan keluarga untuk menyampaikan tentang materi
gangguan jiwa yang telah dijelaskan kepada anggota keluarga yang
lain.
9
c. Kontrak
Menyepakati topik sesi berikutnya, waktu dan tempat untuk pertemuan
berikutnya.
F.
Evaluasi Dan Dokumentasi
1.
Evaluasi proses
Evaluasi ketepatan waktu pelaksanaan terapi khususnya tahap kerja,
keaktifan keluarga, keterlibatan keluarga dan proses pelaksanaan kegiatan
secara keseluruhan.
2.
Dokumentasi kemampuan
Pada dokumentasi dituliskan ungkapan secara singkat apa yang telah
disampaikan oleh keluarga
B.
Setting
Peserta (keluarga) duduk berhadapan dengan terapis dalamposisi yang nyaman.
C.
Alat dan bahan
Leaflet/lembar balik, modul, dan buku kerja keluarga (format evaluasi dan
dokumentasi) alat bantu disesuikan dengan teknik manajemen stres yang
dipilih.
D.
Metode
Ceramah, diskusi, curah pendapat, role play (bermain peran) dan tanya jawab
E.
Langka-langka
1. Persiapan
a. Mengingatkan keluarga 2 hari sebelum pelaksanaan terapi
b. Mempersiapkan diri, tempat dan peserta
2. Pelaksanaan
Fase Orientasi:
a. Salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi: menanyakan perasaan keluarga hari ini dan menanyakan apakah
keluarga mempunyai pertanyaan dari pertemuan sebelumnya, misalnya
tentang materi gangguan jiwa dan cara merawat klien di rumah.
c. Kontrak
Menyepakati lama waktu terapi (sesi) serta materi yang akan disampaikan.
Fase Kerja :
a. Menanyakan pada keluarga terkait stres yang mereka alami dengan adanya
klien gangguan jiwa.
a. Anggota keluarga menyampaikan pengalamannya selama ini
b. Memberikan pujian/penghargaan atas kemampuan anggota keluarga
menyampaikan pendapat/perasaannya.
c. Menjelaskan tentang stres yang dialami keluarga akibat salah satu
anggota mengalami gangguan jiwa dengan menggunakan leaflet.
d. Meminta anggota keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala serta cara
mengurangi stres sesuai dengan penjelasan terapis
12
D.
Metode
Ceramah, diskusi, curah pendapat, role play (bermain peran) dan tanya jawab
E.
Langka-langka
1. Persiapan
a. Mengingatkan keluarga 2 hari sebelum pelaksanaan terapi
b. Mempersiapkan diri, tempat dan peserta
2. Pelaksanaan
Fase Orientasi:
a. Salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi: menanyakan penerapan cara mengatasi stres yang sudah dilakukan
keluarga di rumah sesuai dengan diajarkan pada sesi sebelumnya dan hasil
yang dirasakan.
c. Kontrak
Menyepakati kontrak waktu dan topik yang akan disampaikan yaitu tentang
beban keluarga.
Fase Kerja :
a.
Menanyakan apa yang dirasakan anggota keluarga tentang beban objektif
maupun subjektif yang dialami keluarga akibat adanya anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa.
1. Anggota keluarga menyampaikan pengalamannya selama ini
2. Memberikan kesempatan anggota keluarga lain untuk memberikan
tanggapan.
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas kemampuan anggota keluarga
menyampaikan pendapat atau perasaanya.
b. Menanyakan pendapat anggota keluarga tentang cara mengatasi beban yang
sudah dilakukan dengan adanya anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa.
c. Menjelaskan macam-macam beban keluarga dan cara mengatasi beban yang
dialami keluarga karena adanya anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa dengan menggunakan leaflet.
16
A.
Tujuan sesi V
1. Keluarga dapat mengungkapkan hambatan dalam merawat klien gangguan
jiwa di rumah.
2. Keluarga dapat mengungkapkan hambatan dalam berhubungan dengan
tenaga kesehatan dan mengetahui cara mengatasi hambatan dalam
berkolaborasi.
3. Keluarga dapat berdiskusi dengan tenaga kesehatan dari puskesmas tentang
sistem rujukan, advokasi hak-hak klien gangguan jiwa dan mencari
dukungan untuk pembentukan Self Help Group.
B.
Setting
Peserta (keluarga) duduk berhadapan dengan terapis dalamposisi yang nyaman.
C.
Alat dan bahan
Leaflet/lembar balik, modul, dan buku kerja keluarga (format evaluasi dan
dokumentasi) .
D.
Metode
Ceramah, diskusi, curah pendapat, role play (bermain peran) dan tanya jawab
E.
Langka-langka
1. Persiapan
a. Mengingatkan keluarga 2 hari sebelum pelaksanaan terapi
b. Mempersiapkan diri, tempat dan peserta
2. Pelaksanaan
Fase Orientasi:
a.
Salam terapeutik: salam dari terapis
b.
Evaluasi: mengevaluasi hasil keluarga dalam menerpakan cara untuk
mengatasi beban pada keluarga.
a.
Kontrak
Menyampaikan topik pada sesi ini yaitu tentang pemberdayaan komunitas.
Fase Kerja :
a.
Menanyakan hambatan yang dirasakan selama merawat klien gangguan jiwa
di rumah
19
1.
Masing-masing keluarga diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapat
2.
Memberi kesempatan kepada keluarga lain untuk menanggapi
b.
Menanyakan hambatan dalam berhubungan dengan tenaga kesehatan selama
ini.
1. Masing-masing keluarga diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapat
2. Memberi kesempatan kepada keluarga lain untuk menanggapi
c.
Menjelaskan kepada keluarga bagaimana seharusnya hubungan keluarga
dengan tenaga kesehatan.
d.
Menjelaskan kepada keluarga bagaimana cara mengatasi hambatan dalam
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan.
e.
Memberi kesempatan keluarga untuk berdiskusi dengan tenaga kesehatan
dari Puskesmas (atau yang mewakili) tentang sistem rujukan, advokasi hak-
hak klien gangguan jiwa dan mencari dukungan untuk pembentukan Self
Help Group.
1. Masing-masing keluarga diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapat
2. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3. Memfasilitasi dialog antara keluarga dengan pihak Puskesmas
4. Menyimpulkan hasil diskusi
Fase Terminasi:
a.
Evaluasi
1.
Menanyakan perasaan keluarga setelah sesi V selesai.
2.
Memberikan umpan balik positif atas kerjasama peserta yang baik.
b.
Tindak Lanjut
Menganjurkan keluarga untuk tetap menerapkan apa yang telah dilakukan selama
terapi yaitu merawat klien dengan gangguan jiwa di rumah, menyarankan
keluarga untuk memanfaatkan sistem rujukan yang telah ada, menjalankan
kelompok swabantu yang akan difasilitasi oleh pihak puskesmas dan disepakati
oleh keluarga.
20