PPD Kelompok 1
PPD Kelompok 1
PPD Kelompok 1
DIDIK
Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2018
1
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
2
Ibid., 13-14.
2
rangsangan-rangsanga lingkungan. Orangtua dalam hal ini dituntut untuk
mengisi atau mengajari sejak lahir.3
Pandangan-pandangan John Locke ini kemudian ditentang oleh Jean
Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis abad ke-18, ia sama
sekali menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif, yang
perkembangannya ditentukan oleh pengalaman. Ia beranggapan bahwa sejak
lahir anak adalah makhluk aktif, dan suka bereksplorasi. Oelh sebab itu anak
harus dibiarkan memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri melalui
interaksinya dengan lingkungan. Locke dipandang sebagai tokoh "teori
environmental dan teori belajar. Sedangkan, Rousseau dipandang sebagai tokoh
" Teori Development".4
2. Pembentukan Psikologi Perkembangan secara ilmiah
3
Ibid.
4
Ibid., 14-15.
5
Ibid., 16.
3
anak. Dalam karyanya Darwin mengemukakan hasil pengamatan terhadap anak
laki-lakinya sendiri. Menurut Darwin, anak merupakan suatu sumber yang kaya
akan informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia. Pandangan-pandangan
biologis Darwin, yang menganggap perkembangan sebagai pembukaan
kemampuan dan ciri-ciri yang telah terprogram secara genetic, kemudian
menjadi landasan bagi sejumlah teoritisi psikologi perkembangan dalam
merumuskan teori-teori perkembangan.6
7
Ibid., 17-18.
8
Ibid., 22.
4
Munculnya Perkembangan Kognitif dan Perkembangan Bahasa oleh Piaget
Pengaruh Teori Sosial-Belajar
Teori belajar-sosial (social learning theory) adalah sebuah teori
perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku,
lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan. Istilah
Sosial-Belajar timbul ketika kelompok seperti O. H Mowrer, Robert R. Sears,
Neal Miller, John Dollar, menemukan teori mengenai perkembangan anak
dengan dasar teori S. R dan Psikoanalisa. Psikologi perkembangan lebih
dikenal hingga pada akhirnya menggantikan psikolog perkembangan anak.
Kemudian, muncul psikologi perkembangan rentang hidup.9
10
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 1.
11
Martha Lally and Suzanne, Introduction to Psychology (Valentine-French: Lake County
Foundation. 2018), 11.
5
merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara
saksama. Apalagi di dunia pendidikan (di sekolah) hal ini merupakan faktor
yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pendidik dalam rangka
memfasilitasi peserta didik untuk lebih baik. Dengan kata lain, dalam
mengaplikasikan perkembangan tidak boleh pilih kasih atau diskriminasi
peserta didik.12
12
Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), 13.
13
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarya: Erlangga, t.t), 2.
14
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 27
6
Berikut definisi psikologi perkembangan menurut para ahli:
15
Husamah, A to Z Kamus Psikologi Super Lengkap (Yogyakarta: Andi Offset, 2015), 79.
16
Umi Latifa, "Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan Perkembangannya",
Jurnal Academica, 1 (2) (Juli - Desember 2017) : 186.
17
Ibid.
18
Desmita, Psikologi Perkembangan., 4.
7
area aktivitas, semakin realitas dapat membedakan mana yang nyata dan yang
khayal, kecakapan dan berbagai kemungkinan lain.19
20
James Julian M. dan John Alfred, Belajar Keprbadian, terjemahan dari The Accelerated Learning for
Personality (Yogyakarta: Pustaka Baca, 2008), 7.
8
mempelajari psikologi perkembangan pada setiap individu guna melatih
kesiapan calon tenaga pendidik menghadapi perbedaan psikologis siswa di
kemudian hari. Psikologi perkembangan peserta didik memudahkan tenaga
pendidik memberikan metode pengajaran yang sesuai agar peserta didik
nantinya dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan. Adapun yang
dipelajari dalam psikologi perkembangan peserta didik meliputi aspek kognitif,
linguistik, emosional, moral, sosial, fisik.
9
memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam ciri-ciri guru bermutu (teacher
quality) memahami perkembangan peserta didik merupakan salah satu enam dari
ciri guru yang bermutu. Enam ciri guru yang bermutu adalah memahami dan
memperhatikan pribadi siswa, menghargai dan memperlakukan siswa yang sama,
interaksi sosial dengan siswa, motivasi belajar, sikap profesi, dan sikap reflektif.22
Oleh karena itu, sangat urgen bagi tenaga pendidik untuk dapat memahami
perkembangan peserta didik. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan di
antaranya pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu
mereka mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Kemudian, melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembaaan peserta didik dapat diantisipasi tentang berbagai upaya untuk
memfasilitasi perkembangan tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Di samping itu, dapat diantisipasi juga tentang upaya untuk
mencegah berbagai kendala atau faktor-faktor yang mungkin akan
mengkontaminasi (meracuni) perkembangan anak.24
22
Ibid., 19-20.
23
Aliya Sikandar, “John Dewey and His Philosophy of Education”, Journal of Education and
Educational Development, 2 (2) (Desember, 2015), 193.
24
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 12.
10
Menurut Mussen, Conger, Kagan (1969), dewasa ini psikologi perkembangan
lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan
perubahan-perubahan. Oleh sebab itu tujuan psikologi meliputi:
3. Menemukan sebab-sebabnya.
11
6. Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal.25
Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru perlu
memahami perkembangan peserta didik. Alasan-alasan itu sebagai berikut,
mempelajari dan memahami perkembangan peserta didik adalah standar kompetensi
bagi seorang calon tenaga pendidik. Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang
berbeda dan latar belakang yang berbeda. Misalnya, ada anak yang secara mentalnya
sangat intovert sehingga cenderung malu untuk mengungkapkan sesuatu. Ada pula
yang secara akademis kurang begitu baik tapi, secara nonakademis justru berbakat.
Lain lagi halnya dengan peserta didik yang cenderung bersikap apatis terhadap
pelajaran mungkin disebabkan karena faktor keluarga yang kurang harmonis. Seorang
calon pendidik juga harus memperhatikan pula keadaan peserta didik yang
mengalami kondisi fisik kurang sempurna misalnya tuna rungu dan autisme. Maka,
seorang tenaga pendidik nantinya dapat mengantisipasi kendala-kendala yang
mungkin terjadi selama pembelajaran.
25
Desmita, op. Cit., 10.
12
2. Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan
respons yang tepat terhadap perilaku anak.
1. Membantu kita mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan yang kita
harapkan itu muncul.
2. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dari anak ini, memungkinkan kita
untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat,
skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
13
Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan peserta didik
yang meliputi individu dalam menjalani tahapan perkembangan dari pre-natal
hingga lanjut.
Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran
sesuai dengan tahapan perkembangnnya.26
E. KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Sedangkan karakteristik perkrmbangan ialah sebagai berikut. Karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Sedangkan karakteristik berarti sifat-sifat
khusus.27
1. Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang mendominasi
perkembangan individu.
4. Lentur (plastis), artinya bergantung pada kondisi kehidupan individu.28 Hal ini
berarti perkembangan berbagai macam ranah dapat distimulasi untuk
berkembang secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak dapat
diasah sejak dini dengan memberikan latihan pada anak untuk terbiasa
26
Sutirna, Pertumbuhan dan Perkembangan., 11-12.
27
Ainia Prihatini, Kamus Mini Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2015), 20.
28
Sutirna, Pertumbuhan dan Perkembangan, 14.
14
memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai macam cara dari hasil
eksplorasinya.29
Lebih rinci lagi ciri perkembangan dapat diperhatikan dari segi fisik dan psikis.
29
Markus Delli Girik Allo, Perkembangan Peserta Didi (Toraja: Universitas Kristen Indonesia Toraja,
2017), 8-9.
30
Ibid.
31
Ibid. w3w
15
organ tubuh lain. kemampuan berpikir,
mengingat, dan menggunakan
imajinasi kreatifnya.
Diperoleh tanda- Pergantian gigi, karakteristik Rasa yang ingin tahu terutama
tanda baru seks pada remaja usia yang berhubungan dengan ilmu
sekunder (perubahan pengetahuan, seks, nilai moral,
anggota tubuh) dan primer dan keyakinan beragama.32
(menstruasi/mimpi basah)
32
Sutirna, Pertumbuhan dan Perkembangan., 15.
33
Samiudin, "Pentingnya Memahami Perkembangan Anak untuk Menyesuaikan Cara Mengajar yang
Diberikan, Jurnal Studi Islam Pancawahana, 12 (1) (April, 2017), 2.
16
Tahap Afektif Kognitif Psikomotor
Peserta
Didik
SD Mengungkapkan Amat realistik, Perubahan-perubahan
amarah dalam ingin tahu, ingin ukuran tubuh proporsi
bentuk murung, belajar. Sebagian tubuh, ciri kelamin
menggerutu dan besar anak pada yang primer, dan dari
berbagai ungkapan masa ini belum kelamin sekunder.
kasar. Karena mampu memahami Lingkungan dan status
emosi cenderung konsep-konsep ekonomi keluarga juga
kurang abstrak. Masa ini sangat berpengaruh
menyenangkan, disifatkan sebagai terhadap
maka dalam masa realisme, perkembangan
periode ini yaitu realisme naif psikomotorik anak.
meningginya emosi (umur 8 sampai 10 Anak-anak yang
menjadi periode tahun) dan realisme berasal dari tingkat
ketidakseimbangan, kritis (umur 10 sosial ekonomi atas
yaitu saat dimana sampai 12 tahun). cenderung mempunyai
anak menjadi sulit Adanya perhatian lebih sedikit
dihadapi. kepada kehidupan keterampilan daripada
Penyebabnya yang prakus dan anak yang berasal dan
keadaan fisik dan konkret tersebut tingkat yang lebih
lingkungan, membawa rendah. Juga,
misalnya karena kecenderungan keterampilan yang
sakit, lelah dan untuk membantu dipelajari lebih
mungkin keadaan pekerjaan- terpusat dalam bidang
keluarga yang pekerjaan yang keterampilan
mengalami praktis. menolong yang
17
keretakan, bersifat sendiri dan
kematian atau sosial, sedangkan anak
perceraian. dan tingkat sosial
menengah dan lebih
tinggi terpusat pada
kelompok
keterampilan bermain.
SMP Kemampuan Ditandai dengan
berpikir secara gerakan kaku dan
simbolis dan bisa lambat. Hal ini terjadi
memahami karena siswa masih
sesuatu secara dalam taraf belajar
bermakna (mean mengendalikan
ingfully) tanpa gerakannya.
memerlukan Terkadang siswa juga
objek yang sering mengalami
konkret, bahkan frustasi tinggi dan
objek yang sering membuat
visual. kesalahan.
berkembang
ketujuh
kecerdasan
dalam Multiple
Intelligences
yang
dikemukakan
oleh Gardner
(1993)
18
SMA Memperhatikan Mampu memahami bertambahnya ukuran
fenomena secara konsep abstrak, tubuh dan berubahnya
kompleks, kecenderungan proporsi tubuh.
untuk melamun,
berpikir secara
deduktif hipotesi
dan kombinatoris.
34
Sutirna, op. Cit., 17.
35
Ibid.
19
4. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo yang
berlainan. Artinya, perkembangan individu tidak ada yang sama. Ada
yang perkembangannya lambat, sedang, dan cepat.
36
Ibid.,18.
20
DAFTAR PUSTAKA
21