Kejenuhan Dalam Olahraga
Kejenuhan Dalam Olahraga
Kejenuhan Dalam Olahraga
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk ganda, baik secara fisik maupun
psikis, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia tidak bisa lepas
dari pengaruh emosi. Oleh karena itu, aspek psikologis atlet harus
mendapat perhatian lebih agar kondisi psikologis atlet stabil dan tidak
mengalami gangguan yang mengganggu perkembangannya. Salah satu
faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan atlet adalah
kejenuhan.
Kejenuhan terjadi di sela-sela masa aktif yang dialami. Hal ini serupa
dengan mesin kendaraan yang terus dipacu, lama kelamaan mesin menjadi
panas dan perlu didinginkan beberapa saat hingga suhu kembali normal.
Kejenuhan adalah suatu proses bertahap yang merusak secara fisik,
emosional dan psikologis, hal ini disebabkan oleh potensi stressor
(penyebab stres) dari dalam diri orang itu sendiri atau dari luar dirinya
(Armand T. Fabella, 1993). Kejenuhan adalah masalah hidup, apalagi jika
tingkat kejenuhannya melebihi ambang batas yang wajar. Tidak ada jalan
lain selain mengatasi kebosanan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu kita
perlu memahami penyebab kejenuhan.
Pengertian Kejenuhan
Istilah jenuh akar katanya adalah jenuh, kejenuhan bisa berarti padat atau
penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apa pun, jenuh juga bisa berarti
jemu atau bosan. Kejenuhan terjadi di sela-sela masa giat yang dialami. Hal
ini serupa dengan mesin kendaraan yang terus dipacu, lama kelamaan
mesin itu menjadi panas dan perlu didinginkan untuk sementara sampai
temperaturnya normal kembali.
Pada suatu ketika, kita merasa bersemangat ketika kita mengejar sesuatu.
Sangat bersemangat sehingga dia melupakan banyak hal, tetapi waktu
aktifnya tidak bertahan lama. Setelah itu datanglah masa kemalasan,
kelesuan dan kebosanan, inilah masa dimana ketekunan mencapai titik
jenuhnya. Ketika ketekunan berada di ambang batas, itu tidak dapat
dinaikkan lebih tinggi. Setelah masa kebosanan ini berjalan beberapa lama,
tak lama kemudian semangat kembali untuk melanjutkan kesibukan
seperti semula, begitu seterusnya, rasa beraktivitas dan kebosanan, silih
berganti datang silih berganti.Berikut ini dipaparkan pengertian kejenuhan
menurut para ahli :
Menurut Muhibbin Syah jenuh juga dapat berarti jemu dan bosan di
mana sistem akalnya tidak dapat bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman
baru. Sedangkan secara harfiah jenuh ialah padat atau penuh
sehingga tidak memuat apa pun.
Dari pengertian menurut para ahli diatas dapat diartikan bahwa kejenuhan
adalah suatu keadaan psikologis yang dapat terjadi ketika seseorang
berusaha untuk mencapai suatu tujuan yang tidak realistis dan pada
akhirnya kehabisan tenaga, waktu dan kehilangan semangat untuk
mencapai tujuan tersebut. Kejenuhan merupakan salah satu aspek
psikologis atlet yang harus dihindari seminimal mungkin, karena jika atlet
sudah berada pada tingkat kejenuhannya maka otomatis atlet tersebut
akan kehilangan semangat dalam berlatih dan mengejar tujuan dari latihan
tersebut.
Jenis-jenis Kejenuhan
Satu langkah penting yang sangat dibutuhkan ketika kita mulai berusaha
mengatasi masalah kejenuhan, yaitu mengenali jenis-jenih kejenuhan.
Secara umum ada tiga jenis kejenuhan yaitu kejenuhan positif, kejenuhan
wajar dan kejenuhan negatif (Abu Abdirrahman Al-Qowiy, 2004):
a) Kejenuhan Positif
Kejenuhan positif adalah kejenuhan terhadap segala sesuatu yang
buruk, baik berupa penyimpangan perilaku maupun perbuatan
tercela. Contoh kejenuhan positif : misalnya seorang bosan berhura-
hura, bosan dengan aktivitas yang negatif, sehingga kejenuhan positif
ini akan membawa siswa maupun atlet tetap berada didalam aktivitas
dan lingkungan yang positif. Kemudian seorang atlet telah bosan
dengan hasil yang didapati saat pertandingan, seperti halnya kalah
dan ada motivasi untuk meningkatkan latihannya agar pada
pertandingan berikutnya akan mendapatkan hasil yang baik dari
sebelumnya. Kejenuhan positif tidak perlu dilawan, atau di carikan
kiat-kiat tertentu untuk memusnahkannya. Akan tetapi, kejenuhan
seperti ini harus terus ditumbuh kembangkan.
b) Kejenuhan Wajar
Kejenuhan wajar merupakan kejenuhan yang sangat lumrah terjadi.
Setiap orang melakukan kesibukan berulang-ulang pasti akan
mengalami kejenuhan. Kejenuhan wajar sering kita jumpai dalam
aktifitas belajar, berkerja, latihan, bergaul dan lain-lain. Dari
pengertian diatas jelas bahwa kejenuhan wajar pasti akan dialami
setiap orang, karena kejenuhan tidak bisa dihapuskan dan sudah
menyatu dengan kodrat hidup manusia. Untuk itu perlunya aktivitas
yang baru, pola hidup yang baru atau dapat berekreasi untuk
menghilangkan rasa jenuh yang wajar ini, agar tidak berlarut-larut.
c) Kejenuhan Negatif
Kejenuhan negatif adalah kejenuhan yang berat, merusak kehidupan
dan bisa memicu munculnya keburukan-keburukan lain yang lebih
serius. Kejenuhan negatif, misalnya kejenuhan akibat kegagalan,
kalah dalam pertandingan hingga menimbukan sakit hati, juga hidup
kacau dan lain-lain. Kejenuhan negatif merupakan bahaya bagi
kehidupan manusia karena pengaruhnya sangat buruk bagi
kehidupan.
e) Kurangnya Apresiasi
Alasan lain yang memicu kejenuhan adalah penghargaan yang kecil
atas capaian pengorbanan yang telah dilakukan. Dalam dunia
pendidikan, betapa banyak kita melihat siswa yang kecewa dengan
guru atau lembaga pendidikan yang tidak menghargai suatu prestasi
yang dicapai siswa, begitu juga dalam dunia olahraga. Terkadang hal-
hal kecil dapat mengubah sesuatu dan sangat berarti bagi seseorang,
terutama dalam hal pencapaian atau prestasi. Seorang siswa atau
atlet, jika mampu mencapai suatu target, guru atau pelatih harus
memberikan apresiasi kepada siswa, karena dengan begitu ada
kesenangan dan kebahagiaan yang dirasakan siswa meskipun hanya
tepuk tangan dari rekan-rekannya. Dengan begitu ada nilai positif
bagi siswa untuk terus giat dalam belajar maupun atlet giat dalam
latihan.
f) Perlakuan Buruk
Alasan lain yang sering menyebabkan kejenuhan adalah perlakuan
yang buruk. Hal ini juga dapat terjadi pada siswa yang mendapatkan
perlakuan buruk dari gurunya dalam satu bidang studi, tentunya
siswa tersebut akan merasa bosan, bosan dan malas terhadap mata
pelajaran tersebut. Begitu juga dalam suatu sesi latihan, seorang atlet
mendapat kritikan bahkan luapan emosi yang berlebihan dari pelatih
juga berdampak buruk pada mentalitas atlet tersebut, sehingga atlet
tersebut akan merasa bosan dengan keadaan seperti itu.
Kejenuhan sebagai stres yang sangat negatif adalah masalah di dalam. Itu
terjadi di dalam diri orang itu sendiri. Karena itu menjadi urusannya sendiri
untuk mencegah atau melawan kebosanan. Langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengurangi kejenuhan tidak didasarkan pada sifat-sifat
permanen orang, tetapi pada faktor-faktor sosial dan situasional tertentu
yang dapat berubah. Strategi yang digunakan untuk mengatasi kebosanan
adalah sebagai berikut (Armand T. Fabella, 1993): Meningkatkan kesadaran
diri. Pelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Santai. Kembangkan
minat baru. Berolahraga secara teratur. Kembangkan keterampilan
manajemen waktu. Kembangkan dan tanamkan rasa humor. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kebosanan adalah sebagai
berikut:
1) Mengurangi latihan yang monoton
2) Mengentikan latihan untuk sementara
3) Mengubah lingkungan
4) Mengubah pola latihan
5) Melakukan variasi dalam kehidupan sehari-hari
6) Mengembangkan keterampilan psikologis, seperti relaksasi, imajeri,
penentuan sasaran, dan self talk atau sugesti diri secara positif
2. Depresi
Dampak kebosanan juga bisa membuat seseorang depresi. Depresi
atau dalam istilah medis disebut dengan major depressive disorder
adalah gangguan jiwa yang mempengaruhi bagaimana seseorang
merasa, berpikir dan bertindak. Individu yang mengalami depresi
cenderung merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan
aktivitas yang biasa dilakukan. Hal ini menyebabkan seseorang
kehilangan akal sehatnya dan akhirnya mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri. Dan di sini kita menemukan banyak kasus
depresi yang berujung pada kematian tragis.
3. Kecemasan
Kebosanan atau kejenuhan yang tak kunjung usai juga bisa
membuat seseorang cemas (anxiety). Karena umumnya mereka yang
mengalami kebosanan sangat sulit untuk melakukan aktivitas
seperti biasanya, hal ini disebabkan gaya hidup yang tidak positif
sehingga mereka yang mengalami gangguan kecemasan akan
menutup diri dan akan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya
dilakukan dan tentunya ini sangat berbahaya.
5. Agresif
Dampak lain dari ketidakmampuan mengatasi rasa bosan atau
jenuh, seseorang cenderung berubah menjadi pribadi yang agresif,
mudah tersinggung, brutal bahkan menjadi seseorang yang sulit
untuk ditenangkan, hal ini disebabkan oleh perubahan psikologis
yang dialami seseorang akibat dampak dari kebosanan yang
berkepanjangan dan menyebabkan seseorang berubah drastis.
Seseorang akan mengikuti egonya dalam bertindak atau menanggapi
sesuatu secara berlebihan. Dan juga cenderung melakukan sesuatu
yang berisiko.