LP Mobilisasi
LP Mobilisasi
LP Mobilisasi
MOBILISASI
DI HOLISTIC NURSING THERAPHY, PROBOLINGGO
Tingkat Deskripsi
0 Kontraksi otot tidak terdeteksi
1 Kejapan yang hamper tidak terdeteksi atau bekas kontraksi dengan
observasi atau palpasi
2 Pergerakan aktif bagian tubuh dengan mengeliminasi gravitasi
3 Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi dan tidak melawan tahanan
4 Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit tahanan
5 Pergerakan aktif melawan tahana penuh tanpa adanya kelelahan otot
(kekuatan otot normal)
1.2. Etiologi
1.2.1 Gangguan Mobilitas Fisik
a. Kerusakan integritas struktur tulang
b. Perubahan metabolisme
c. Ketidak bugaran fisik
d. Penurunan kendali otot
e. Penurunan massa otot
f. Penurunan kekuatan otot
g. Kekakuan sendi
h. Gangguan muskulokeletal
1.2.2 Intoleransi Aktivitas
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Tirah baring
c. Kelemahan
d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
1.2.3 Keletihan
a. Gangguan tidur
b. Gaya hidup monoton
c. Kondisi fisiologis (misal penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi,
kehamilan)
d. Program perawatan /pengobatan jangka panjang
e. Peristiwa hidup negatif
f. Stress berlebihan
g. Depresi
Postur abnormal:
Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada otot
sternokleidomanstoid
Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/anterior
d. USG. Tes tanpa rasa sakit ini menggunakan gelombang suara untuk melihat area asam
urat.
1.7. Komplikasi
a. Penyakit jantung
b. Kerusakan sendi
c. Gagal ginjal
1.8. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan/ Farmakologi dan Non Farmakologi/
Konvensional dan Komplementer
1.8.1 Penatalaksanaan keperawatan :
a. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
b. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (misal tongkat)
d. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (Contoh terapi
komplementer invasif seperti akupuntur dan cupping (Bekam) yang menggunakan
jarum dalam pengobatannya)
e. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
mobilisasi/pergerakan
f. Ajarkan mobilisasi dini
1.8.2 Penatalaksaan Medis
a. Pemberian Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID)
b. Pemberian obat kortikosteroid
1.9 Konsep Keperawatan
1.9.1 Pengkajian
a. Riwayat penyakit saat ini dan teradulu untuk mendapatkan data dari klien
b. Observasi langsung pada respon perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah
untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjek.
c. Pengumpulan data
1) Identitas klien : Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnose medis.
2) Keluhan utama : Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
3) Riwayat penyakit sekarang : Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung
sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4) Riwayat penyakit dahulu : Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5) Riwayat penyakit keluarga : Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita
hipertensi ataupun diabetes militus.
6) Riwayat psikososial : Pengobotan tentu membutuhkan biaya yang lumayan besar.
Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan
keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran
klien dan keluarga.
7) Pola-pola fungsi kesehatan : Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Biasanya
ada riwayat perokok, penggunaan alkohol, penggunaan obat kontrasepsi oral.
8) Pola nutrisi dan metabolisme : Adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan
menurun, mual muntah pada fase akut.
9) Pola eliminasi : Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya
terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
10) Pola aktivitas dan latihan : Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah
11) Pola tidur dan istirahat : Biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena
kejang otot/nyeri otot.
12) Pola hubungan dan peran : Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien
mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.
13) Pola persepsi dan konsep diri : Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah
marah, tidak kooperatif.
14) Pola sensori dan kognitif : Pada pola sensori klien mengalami gangguan
penglihatan/kekaburan pandangan, perabaan/sentuhan menurun pada muka dan
ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif biasanya terjadi penurunan memori dan
proses berpikir.
15) Pola reproduksi seksual : Biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari
beberapa pengobatan stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi, antagonis
histamin.
16) Pola penanggulangan stress : Klien biasanya mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.
17) Pola tata nilai dan kepercayaan : Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena
tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
1.9.2 Diagnosa Keperawatan (PPNI, 2018)
Diagnosa : Gangguan mobilitas fisik (D.0077)
1) Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisikdari salah satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri.
2) Penyebab
Kerusakan integritas struktur tulang
Perubahan metabolism
Ketidakbugaran fisik
Penurunan kendali otot
Penurunan massa otot
Penurunan kekuatan otot
Kekakuan sendi
3) Tanda dan gejala
a. Tanda dan gejala mayor
Subjektif :
Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
Objektif :
Kekuatan otot menurun
Rentang gerak (ROM) menurun
b. Tanda dan gejala minor
Subjektif :
Nyeri saat bergerak
Enggan melakukan pergerakan
Merasa cemas saat bergerak
Objektif :
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
1.9.3 Perencanaan
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik Tujuan: Dukungan Mobilisasi (I. 05173)
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan Aktivitas:
penurunan kekuatan otot keperawatan 3x24 jam, O :
dibuktikan dengan pasien diharapkan nyeri dapat di Monitor frekuensi jantung dan
mengatakan kaki kiri sulit atasi degan kriteria hasil: tekanan darah sebelum
digerakkan, Ny. R tampak Mobiltas fisik (L. 05042) mobilisasi.
kesulitan menggerakkan Indikator SA ST Monitor kondisi umum selama
kaki kirinya, TD : 160/80 Pergerakan 2 4 melakukan mobilisasi.
mmHg, nadi : 95 ekstremitas T:
kali/menit. Kekuatan 3 4 Fasilitasi aktivitas mobilisasi
Kode Diagnosa otot dengan alat bantu (misal:
Keperawatan Indonesi: Rentang 2 4 tongkat).
D.0054 gerak (ROM) Libatkan keluarga untuk
DAFTAR PUSTAKA
Haswita & Reni Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta Timur: CV. Trans Info
Media.
Ignatavicius, Workman, & Rebar. 2017. Medical Surgical Nursing: Concepts For
Interprofessional Collaborative Care (9 th ed.). St. Louis : Elsevier, Inc.
Potter, A & Perry, A 2012, Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, dan praktik,
vol.2, edisi keempat. Jakarta: EGC
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.