Daftar Tilik Kunjungan Antenatal Pertama Prodi D Iii Kebidanan Stikes Nauli Husada Sibolga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

DAFTAR TILIK KUNJUNGAN ANTENATAL

PERTAMA

PRODI D III KEBIDANAN STIKes NAULI


HUSADA SIBOLGA

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


2 :Langkahkerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan
(apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

PENILAIAN
LANGKAH TUGAS
1 2 3 4
PERSIAPAN
1. Pastikan anda menyediakan tempat yang nyaman untuk
melakukan panggilan riwayat kesehatan, pemeriksaan dan
konseling
2. Persiapkan bahan-bahan untuk panggilan riwayat kesehatan,
dan konseling seperti :
 Kartu antenatal/KMS
 Buku register antenatal
 Pena
 Kalender kehamilan
 Alat bantu untuk melakukan konseling
3. Persiapkan peralatan untuk melakukan pemeriksaan antenatal :
 Sphigmomanometer (air raksa)
 Termometer
 Stetoskop, fetal stetoskop (doptone, monoaural)
 Penlight
 Spekulum DTT dalam wadahnya
 Sarung tangan DTT
 Waskom berisi klorin 0,5 %
PERKENALAN
1. Sambut ibu dan pendamping serta perkenalkan diri anda
sendiri (5s)
2. Ciptakan suasana yang nyaman
3. Tanyakan secara sopan mengenai identitas klien
4. Kaji tujuan ibu datang ke fasilitas kesehatan
5. Tanyakan pada ibu apakah ada keberatan atau pertanyaan yang
ingin
diajukan sebelum anda melanjutkan
6. Kaji apakah ibu mengalami/merasakan tanda-tanda bahaya
kehamilan
(sesuai dengan trisemester)
7. Kaji dan catat keluhan yang normal dalam kehamilan yang
mungkin
dirasakan oleh ibu dan bagaimana ibu mengatasinya
PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN
1) Jelaskan prosedur klinik dan tujuan penggalian riwayat yang
akan anda lakukan
2) Kaji biodata/riwayat sosial ekonomi dan catat, termasuk :
 Nama, usia, pekerjaan. Agama, pendidikan terakhir,
alamat dan no.telp. Ibu dan suaminya
 Status perkawinan dan lama menikah
 Bahasa yang digunakan
 Kebiasaan sosial/life style (merokok, konsumsi alkohol
dan napza)
 Dukungan selama hamil
 Status kesehatan suami
 Imunisasi tetanus toxoid (TT)
 Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
 Pengambilan keputusan dalam keluarga
 Hubungan seks selama kehamilan
 Rencana tempat persalinan yang diinginkan ibu
3) Kaji dan catat riwayat kesehatan keluarga, termasuk :
 Hipertensi
 Diabetes Melitus
 Keturunan kembar
 Sickle cell disease
 Alergi
 Epilepsi
 Penyakit jantung
 Kelainan mental
 Kelainan kongenital
4) Kaji dan catat riwayat kesehatan ibu, khususnya kondisi
kesehatan yang dapat diperparah dengan adanya kehamilan,
termasuk :
 Penyakit jantung
 Hipertensi
 Diabetes militus
 Astma atau batuk yang berkepanjangan lebih dari 1
bulan
 Penyakit ginjal
 Sickle cell disease
 Riwayat alergi
 Obat-obatan
 Psychosa postpartum
5) Kaji dan catat riwayat penyakit menular seksual, termasuk :
 Riwayat diagnosis dan pengobatan Sexual Transmitted
Infection (STI) termasuk AIDS
 Pengeluaran vagina yang abnormal
 Luka dan pembengkakan pada vagina
 Rasa nyeri pada saat berkemih
 Diare yang berkelanjutan lebih dari 1 bulan
6) Kaji dan catat riwayat operasi, termasuk :
 Operasi atau luka pada pelvis yang dapat
mempengaruhi diameter pelvis
 Tranfusi darah
7) Kaji dan catat riwayat ginekologi, termasuk :
 Salpingectomy
 Pengobatan infertilitas
 Kehamilan ektopik
 Operasi pada vagina, pelvik, dan uterus
8) Kaji dan catat riwayat menstruasi, termasuk :
 Usia menarche
 Siklus menstruasi
 Lama dan jumlah darah
 Rasa sakit pada saat menstruasi (dismenorhoe)
9) Kaji dan catat riwayat kontrasepsi, termasuk :
 Metoda yang pernah digunakan
 Kapan berhenti dan alasannya
 Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil
10) Kaji dan catat riwayat obstetri, termasuk :
Riwayat kehamilan sekarang
1) HPHT dan apakah normal serta tentukan TP
2) Kapan pertama kali merasakan gerakan janin
3) Jika sudah merasakan gerakan janin, bagaimana pergerakannya
dalam 24 jam terakhir
4) Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu)
5) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus
Riwayat kehamilan yang lalu
1) Jumlah kehamilan
2) Jumlah anak yang hidup dan riwayat menyusui
3) Jumlah kelahiran prematur
4) Jumlah keguguran
5) Persalinan dengan tindakan (operasi caesar, forsep, vakum)
6) Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan
7) Kehamilan dengan Tekanan Darah Tinggi
8) Berat bayi < 2,5 atau 4 kg
9) Masalah lain
10) kaji riwayat diet ibu secara komplit : berusaha untuk
mengetahui apa yang ibu makan dan berapa kali ibu makan.
 Tanyakan apakah ibu menkonsumsi makanan non food
(pica)
 Tanyakan apakah ibu mengalami gejala-gejala :
kelelahan, sakit kepala, letih, lesu, sakit gusi,
kehilangan selera makan, mual muntah
11) Hitung usia kehamilan dan tanyakan kepada ibu apakah dia
tahu berapa bulan usia kehamilannya?
12) Beritahu ibu tentang temuan yang anda dapatkan dari hasil
panggilan riwayat
13) Tanyakan pada ibu apakah ada pertanyaan yang ingin diajukan
sebelum dilanjutkan
14) Jelaskan bahwa akan dilakukan prosedur pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN FISIK
1. Jelaskan alasan akan dilakukan beberapa pemeriksaan dan
diskusikan area mana saja yang akan diperiksa
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih
3. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
4. Pastikan bahwa privacy ibu terjaga (tanyakan juga, apakah ada
orang yang ibu inginkan mendampingi ibu pada saat
pemeriksaan fisik)
Keadaan umum dan tanda-tanda vital
1. Perhatikan :
 Tingkat energi ibu, dan keadaan umum emosi ibu
 Postur dan sikap tubuhnya
 Ukur dan catat tinggi dan berat badan ibu
 Ukur tanda-tanda vital
2. Jelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan
3. Ajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil
melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan
4. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan menawarkan
kain linen untuk penutup tubuhnya (atau meminta pasien untuk
melonggarkan pakaian dan menggunakannya sebagai penutup
tubuh)
1. Periksa rambut ibu untuk melihat kebersihan, ketombe,
alopesia, infeksi kulit
2. Periksa wajah untuk melihat apakah terjadi edema dan cloasma
3. Periksa mata untuk melihat apakah :
 Pucat pada kelopak bagian bawah
 Berwarna kuning pada sclera
4. Periksa mulut, untuk melihat :
 Kering, pecah-pecah dan inflamasi pada bibir
 Apakah rahang dan lidah pucat, sakit dan terdapat lesi
 Adakah gigi yang rusak
5. Periksa dan raba leher untuk mengetahui :
 Pembesaran kelenjar tiroid
 Pembesaran pembuluh limfe
 Peningkatan vena jugularis
Payudara
1. Dengan posisi tangan klien di samping , periksa
 Bentuk
 Ukuran
 Tanda-tanda kehamilan
 Kondisi puting
 Kondisi kulit
2. Pada saat ibu mengangkat tangan ke atas kepala, periksa
payudara untuk mengetahui adanya retraksi atau dimpling
3. Lakukan palpasi secara sistematis pada payudara sebelah kiri
(sesudah itu sebelah kanan juga) dari arah payudara, axilla dan
moduler, kalau-kalau terdapat : massa dan pembesaran
pembuluh limfe
4. Tanyakan tentang rencana menyusui
5. Ajarkan ibu cara merawat payudara dan melakukan
pemeriksaan diri
Tangan dan kaki
1. Tanyakan pada ibu apakah ada rasa nyeri dan perih pada saat
menggenggam
2. Periksa tangan dan jari tangan untuk melihat adanya oedema,
pucat pada telapak tangan dan ujung jari
3. Periksa kaki :
 Oedema
 Varices
 Refleks patella
Punggung
Periksa punggung untuk melihat
 Oedema pada daerah sakral
 Deformitas pada tulang belakang (skoliosis)
Bantu ibu untuk relaks saat berada di tempat tidur, berikan bantal
dibawah kepalanya dan berikan selimut yang hangat.
Abdomen
1. Periksa, apakah ada :
 Bekas luka operasi
 Ukuran dan bentuk
 Tanda-tanda kehamilan
 Gerakan janin
2. Tanyakan apakah ibu merasakan adanya nyeri pada abdomen
3. Palpasi abdomen, untuk pemeriksaan :
 Kelembutan (konsistensi)
 Massa
 Pembesaran hati dan lien
 Suprapubis tenderness
4. Cek presentasi, posisi dan letak fetus dari atau setelah 36
minggu kehamilan (lihat penuntun belajar pemeriksaan
abdomen)
5. Ukur tinggi fundus uteri
 Gunakan jari tangan (kalau < 20 minggu) atau pita
ukuran (kalau > 22 minggu)
 Bandingkan tinggi fundus hasil pengukuran dengan
perkiraan tinggi fundus berdasarkan usia kehamilan
6. Dengarkan denyut jantung janin (dengan fetoskop kalau > 20
minggu) selamat satu menit dan hitung
7. Beritahu jika merasakan gerakan janin dan tanyakan apakah
ibu juga merasakannya
Pemeriksaan lipat paha
1. Cuci tangan anda dan keringkan. Pakai sarung tangan bersih
sebelum anda melakukan pemeriksaan lipat paha
2. Periksa lipat paha
 Palpasi apakah ada pembengkakan kelenjar lympe
 Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5 %
 Cuci tangan dan keringkan
Vulva dan perineum
1. Persiapkan alat-alat untuk mengambil spesimen jika diperlukan
2. Siapkan lampu sorot untuk menerangi daerah genitalia
3. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman untuk pemeriksaan
4. Pakai sepasang sarung tangan DTT
5. Duduklah dengan nyaman agar dapat melihat bagian genitalia
dengan mudah
6. Beritahu ibu apa yang akan dilakukan. Pastikan bahwa bahasa
yang digunakan dapat dimengerti oleh ibu
7. Sentuhlah bagian paha dalam ibu sebelum memulai menyentuh
daerah genitalia agar tidak mengagetkan ibu
Panggul : Genitalia Luar
1. Inspeksi daerah labia, klitoris dan perineum
 Kulit harusnya lembut, bersih dan terdapat rambut
pubis
 Labia mayora biasanya memiliki bentuk dan ukuran
yang sama
 Konsistensi labia biasanya terasa lembut pada seluruh
bagian. Jika terdapat pada salah satu bagian samping
posterior mungkin berhubungan dengan abses pada
kelenjar bartoloni
 Lihat bekas garukan, luka atau benjolan yang
berhubungan dengan infeksi
 Lihat daerah kulit apakah ada perbedaan warna yang
mencolok, pembesaran pembuluh darah, jaringan parut
dan tanda-tanda trauma
 Lihat apakah ada bekas luka episiotomi atau laserasi
jika ibu sudah pernah melahirkan
 Lihat apakah ada discharge, luka, kutil, bisul dan tanda-
tanda inflamasi
 Lihat apakah ada tanda-tanda fistulae
 Lihat apakah ada discharge yang abnormal (catat
warna, konsistensi dan baunya) ataupun perdarahan
2. Lakukan pemeriksaan vagina (lihat penuntun belajar
pemeriksaan vagina) untuk :
 Melihat tanda-tanda kehamilan
 Konfirmasi usia kehamilan
 Dilatasi cervik untuk tujuan diagnosis
 Mendeteksi posisi uterus
 Mendeteksi kelainan pada vulva dan vagina
3. Cuci tangan dengan sabun dan air serta mengangin-anginkan
atau melapnya dengan kain bersih
Lakukan pemeriksaan yang tepat jika diperlukan (sesuai indikasi) dan
jika fasilitas memungkinkan
1. Pemeriksaan urine untuk mengetes adanya :
 Kehamilan
 Albumin
 Asympotomatic bacteriuria (rekomendasi WHO)
 Gula
 Aceton
2. Pemeriksaan darah untuk :
 Haemoglobin
 Golongan darah dan faktor RH
 Test untuk sipilis
 HIV (lihat penuntun belajar untuk konseling tes HIV
selama pemeriksaan antenatal
 Glukosa 6 phosphate dehydrogenase (C6PD)
3. Ambil apus vagina jika ditemukan adanya discharge
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS
1. Evaluasi hasil temuan baik dari hasil pengkajian riwayat
maupun dari pemeriksaan fisik untuk menemukan faktor-faktor
yang berhubungan dengan keluhan yang normal maupun
masalah dan komplikasi
2. Analisis data yang telah dikumpulkan dan buat keputusan
tentang asuhan rutin apa yang akan diberikan, asuhan untuk
keluhan-keluhan yang normal, penanganan komplikasi yang
ditemukan atau perlunya rujukan
3. Nilai kebutuhan pendidikan yang ibu perlukan dan buat
rencana untuk konseling
PEMBERIAN ASUHAN
1. Informasikan hasil temuan pemeriksaan kepada ibu dan
pendamping
 Kemajuan kehamilan
 Status kesehatannya dan janinnya
2. Diskusikan masalah/komplikasi yang ditemukan (jelaskan
kemungkinan penyebab dari masalah/komplikasi yang muncul
tersebut) selama kunjungan, jelaskan penanganan dan
pentingnya hal tersebut untuk kehamilan dan persalinan ibu
3. Jika ibu perlu untuk dirujuk ke tempat pelayanan yang lebih
tinggi, jelaskan alasan kenapa ibu harus dirujuk
4. Tulis dan jelaskan tentang obat-obatan yang diberikan, seperti :
 Fe
 Asam folat
 Obat-obatan lain yang diperlukan ibu
5. Berikan imunisasi TT sesuai dengan jadwal dan informasikan
kapan ibu harus mendapatkan imunisasi TT kembali
KONSELING
Target konseling yang berikan harus sesuai dengan kebutuhan ibu
yang telah di identifikasi sebelumnya
TINDAK LANJUT
1. Informasikan kepada ibu tentang tahapan selanjutnya. Jadwal
kunjungan ulang. Jika ibu datang sendiri, dorong ibu untuk
datang bersama dengan orang yang ibu inginkan untuk
menemani ibu pada kunjungan berikutnya
2. Evaluasi pemahaman ibu tentang hasil pemeriksaan
3. Ingatkan ibu agar segera mengunjungi bidan/dokter jika
menemukan/merasakan tanda-tanda bahaya atau mempunyai
pertanyakan yang ingin diajukan
4. Beri ibu kartu kunjungan antenatal
5. Ucapkan salam dan terimakasih
6. Dokumentasikan asuhan
Total skor : 384

jumlah nilai diperoleh


NILAI = x 100
total skor

Batas kelulusan : 70
KRITERIA PENILAIAN
Amat Baik : 80 - 100
Baik : 68 – 79
Cukup : 56 – 67
Kurang : 0 - 55
Sibolga, .......................20.......

DOSEN PENGUJI

(………………………….)
DAFTAR TILIK KUNJUNGAN ULANG
ANTENATAL

PRODI D III KEBIDANAN STIKes NAULI


HUSADA SIBOLGA

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan
(apabila harus
berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS N/
1 2 3 4
A
PERSIAPAN
1. Pastikan tempat pemeriksaan yang nyaman untuk melakukan
pengkajian riwayat kesehatan, pemeriksaan dan konseling
2. Persiapkan bahan-bahan untuk pengkajian riwayat kesehatan,
dan konseling seperti :
 Kartu antenatal/KMS
 Buku register antenatal
 Pena
 Kalender kehamilan
 Alat bantu untuk melakukan konseling
3. Siapkan peralatan untuk melakukan pemeriksaan antenatal :
 Sphigmomanometer (air raksa)
 Termometer
 Stetoskop, fetal stetoskop (doptone, monoaural)
 Penlight/senter
 Spekulum DTT dalam wadahnya
 Sarung tangan DTT
 Waskom berisi klorin 0,5 %
PERKENALAN
1. Sambut ibu dan atau pendamping serta perkenalkan diri
2. Ciptakan suasana yang nyaman dan akrab
3. Tanyakan secara sopan mengenai identitas klien
4. Jika ibu di dampingi, tawarkan ibu apakah ingindidampingi oleh
orang tersebut pada saat masuk ke ruang konseling
5. Kaji tujuan ibu datang ke fasilitas kesehatan
6. Tanyakan tentang kartu antenatal dan kaji
7. Tanyakan pada ibu apakah ada pertanyaan yang ingin diajukan
sebelum anda melanjutkan
8. Kaji dan catat keluhan yang normal dalam kehamilan yang
mungkin dirasakan oleh ibu dan bagaimana ibu mengatasinya

RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


1. Tanyakan bagaimana perasaan klien sejak kunjungan
terakhirnya
2. Tanyakan apakah klien mempunyai pertanyaan atau
kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir
3. Tanyakan tentang gerakan janin dalam 24 jam terakhir ini
4. Kaji informasi tentang masalah atau tanda-tanda bahaya yang
mungkin dialami klien sejak kunjungan terakhirnya
5. Hitung usia kehamilan berdasarkan HPHT
6. Tanyakan dan kaji mengenai obat-obatan yang dikonsumsi
7. Jelaskan bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
PENDEKATAN UMUM UNTUK PEMERIKSAAN
Amati penampilan, suasana emosi dan sikap ibu selama pemeriksaan
Jelaskan prosedur sebelum melakukan pemeriksaan
Lanjutkan pertanyaan yang diperlukan dan klarifikasi kembali sambil
melakukan pemeriksaan
Anjurkan untuk mengosongkan kandung kencing, jika ibu
menginginkan
Jaga privasi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Nilai keadaan umum ibu
2. Cek berat badan dan bandingkan dengan berat badan terakhir
3. Periksa tekanan darah
4. Periksa muka (oedema)
5. Periksa mata (konjungtiva, sklera)
6. Periksa gigi (karies, plak), gusi (pucat), bibir (pucat, stomatitis)
7. Periksa telapak tangan dan ujung kuku untuk melihat apakah ada
pucat atau tidak
PEMERIKSAAN ABDOMEN
1. Ukur tinggi fundus uteri dengan jari tangan (kalau > 12
minggu), dengan pita ukuran (kalau > 22 minggu)
2. Palpasi abdomen untuk kehamilan ganda (jika > 28 minggu)
3. Palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin (> 36 minggu)
4. Periksa DJJ (dengan feteskop kalau > 20 minggu)
Lakukan pemeriksaan genitaia hanya jika diperlukan
Lakukan pemeriksaan lain jika diperlukan (urine, darah dan lab. lain)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS
1. Evaluasi hasil pengkajian riwayat dan pemeriksaan fisik untuk
menentukan nomalitas kehamilan atau adakah faktor-faktor
yang berhubungan dengan komplikasi/masalah dalam kehamilan
2. Lakukan analisis data yang dikumpulkan dan buat keputusan
tentang asuhan yang akan diberikan termasuk asuhan rutin,
penatalaksanaan komplikasi dan rujukan
3. Tentukan kebutuhan pendidikan kesehatan dan rencana
konseling
PELAKSANAAN ASUHAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu tentang :
 Perkembangan kehamilan
 Status kesehatan ibu dan janin
2. Diskusikan komplikasi/masalah yang ditemukan (jelaskan
penyebabnya apabila memungkinkan) dan jelaskan penanganan
yang harus dilakukan dan pentingnya hal tersebut untuk
kehamilan dan persalinanya
3. Jika ibu perlu di rujuk, jelaskan alasannya
4. Jelaskan dan catat terapi yang di berikan
5. Berikan imunisasi TT sesuai jadwal dan informasikan waktu
untuk penyuntikan ulang
KONSELING
Konseling yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu (lihat penuntun
belajar pendidikan kesehatan secara individu dalam antenatal care)
TINDAK LANJUT
1. Informasikan kepada ibu tentang tahapan selanjutnya. Jadwal
kunjungan ulang. Jika ibu datang sendiri, dorong ibu untuk
datang bersama dengan orang yang ibu inginkan untuk
menemani ibu pada kunjungan berikutnya
2. Evaluasi pemahaman ibu tentang hasil pemeriksaan
3. Ingatkan ibu agar segera mengunjungi bidan/dokter jika
menemukan/merasakan tanda-tanda bahaya atau mempunyai
pertanyakan Yang ingin diajukan
4. Beri ibu kartu kunjungan antenatal
5. Ucapkan salam dan terimakasih
6. Dokumentasikan asuhan
Total skor : 184
jumlah nilai diperoleh
NILAI AKHIR : x 100
total skor

Batas kelulusan : 70
KRITERIA PENILAIAN
Amat Baik : 80 - 100
Baik : 68 – 79
Cukup : 56 – 67
Kurang : 0 - 55

Sibolga, .......................20.......

DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN ABDOMEN PADA ASUHAN ANTENATAL

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN
Review temuan yang didapat pada kunjungan :
 Riwayat tindakan/operasi kebidanan dan kandungan yang lalu
 Taksiran persalinan
 Hitung usia kehamilan saat ini
 Identifikasi masalah yang berpengaruh pada tinggi fundus,
pergerakan janin maupun detak jantung (misalnya : penyakit
ibu, dll)
 Riwayat lainnya yang bisa mempengaruhi presentasi janin
(misalnya : grande multipara, tumor fibroid, dll)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Jelaskan prosedur kepada ibu
2. Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih
3. Jaga privasi ibu
4. Bantu ibu berbaring di tempat tidur dalam posisi dorsal
recumbent
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air lalu dikeringkan
6. Buka pakaian ibu hanya di daerah abdomen
7. Gosokan kedua telapak tangan supaya hangat
8. Berdiri disamping kanan ibu
9. Lakukan pemeriksaan inspeksi
 Bentuk dan ukuran
 Luka bekas operasi
 Garis dan striae gravidarum
 Pergerakan janin
10. UKUR TINGGI FUNDUS UTERI
 Tentukan pinggir atas dari simphisis pubis
 Letakkan titik “0 (nol)” dari pita ukuran di pinggir
atas simphisis
 Bentangkan pita ukuran sepanjang garis tengah
abdomen sampai fundus uteri
 Catat hasil pengukuran dalam sentimeter
 Palpasi abdomen (gunakan telapak dan pinggir tangan
dibandingkan menggunakan ujung jari)
 Bandingkan hasil pengukuran fundus uteri dengan
umur kehamilan untuk mengetahui ada/tidaknya
ketidaksesuaian

TENTUKAN POSISI, LETAK DAN PRESENTASI JANIN


(penting
pada usia kehamilan ≥ 36 minggu)

 Fundus
a. Posisi menghadap ibu, tempatkan kedua
telapak tangan di kedua sisi fundus
b. Lengkungkan jari-jemari melingkari bagian
atas fundus
c. Tentukan bagian janin yang berada di fundus

 Lateral :
a. Tempatkan telapak tangan di kedua sisi uterus,
di pertengahan antara simphisis dan fundus
b. Fiksasi atau sisi uterus menggunakan 1 tangan
dan nilai bagian sisi lain dengan menggunakan
tangan yang bebas
c. Palpasi keseluruhan area garis tengah
abdomen menuju lateral, dan dari simphisis
pubis ke fundus dengan cara melingkar.
Tentukan posisi punggung janin (permukaan
lebar dan datar mengindikasikan punggung,
sedangkan bila terasa pergerakan
mengindikasikan bagian-bagian kecil)
d. Lakukan secara bergantian pada sisi lainnya
dengan cara yang sama

 Pelvik :
a. Pemeriksa berbalik menghadap bagian kaki
ibu
b. Minta ibu untuk sedikit menekukkan kakinya.
Bantu ibu untuk relaksasi dengan cara
mengatur nafas teratur dan perlahan
c. Letakkan tangan pada kedua sisi uterus,
dengan posisi telapak tangan sedikit dibawah
garis umbilikal dan jemari mengarah simphisis
pubis, kedua ibu jari hampir bersentuhan.
Tentukan apakah kepala janin yang menjadi
presentasi

 Penurunan Kepala (pada fase persalinan atau


primipara dengan usia kehamilan aterm) :
Tentukan lokasi bahu anterior (bahu anterior biasanya
berada dibawah umbilical, kira-kira 2-5 cm dari linea
nigra, dimana bagian-bagian kecil/ekstremitas berada)
a. Tahan dua jari diatas bahu anterior
b. Tentukan lokasi simphisis pubis
c. Tempatkan sisi ulnar tangan kanan tepat diatas
simphisis pubis dan bahu anterior
d. Hitung berapa bagian jari yang dapat meraba
kepala (perlimaan)
d.

AUSKULTASI

 Hangatkan stetoskop fetal dengan menggosokkannya


pada telapak tangan
 Letakkan stetoskop fetal pada area punggung janin
berada
 Dengarkan bunyi DJJ
 Jangan sentuh stetoskop fetal selama mendengarkan
DJJ
 Bila perlu, pindahkan stetoskop fetal ke area lain
 Lanjutkan memindahkan posisi stetoskop fetal sampai
DJJ terdengar jelas
 Hitung DJJ selama 1 (satu) menit penuh
 Bandingkan hasilnya dengan denyut jantung ibu
 Catat frekuensi dan ritme DJJ
1. Catat pergerakan janin, dan tanyakan kepada ibu apakah ia
merasakan gerakan janin (ibu dapat mulai merasakan gerakan
janin dari usia kehamilan 5-6 bulan )
 Tanyakan kepada ibu apakah bayinya bergerak atau
terdapat perubahan gerakan janin
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS
1. Evaluasi hasil temuan dan tentukan bila :
 Terdapat riwayat tindakan operasi pada uterus yang
membutuhkan tindak lanjut
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 DJJ dan pergerakan janin dalam kondisi normal
 Presentasi janin normal
2. Analisis data yang terkumpul dan buat keputusan mengenai :
 Kebutuhan yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan
 Tindakan segera atau rujukan

3. Nilai kebutuhan informasi kesehatan dan rencanakan


konseling untuk ibu dan keluarga
TINDAK LANJUT
1. Sampaikan hasil temuan kepada ibu
2. Tutup kembali bagian abdomen dan bantu ibu bangun dari
tempat tidur
3. Rapikan tempat tidur
4. Cuci tangan dan keringkan
5. Dokumentasikan asuhan yang diberikan
Total skor : 76

jumlah nilai diperoleh


NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN GENITALIA DALAM ASUHAN ANTENATAL

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN
Siapkan alat (lampu sorot, sarung tangan, kassa/kapas DTT, air DTT)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Bantu ibu untuk tidur di meja pemeriksaan dengan nyaman,
tempatkan bantal di bawah kepala ibu dan berikan selimut
untuk menjaga kehangatan dan kenyamanan. Jaga privasi dan
bersikap sopan
2. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun, lalu keringkan
dengan handuk bersih
3. Posisikan kaki ibu meneluk dan membuka kakinya dengan
lembut dan sopan
4. Nyalakan lampu sorot dan atur cahayanya tepat menyinari
daerah genitalia
5. Pakai sarung tangan DTT dengan teknik yang benar
6. Bidan duduk dengan nyaman sehingga dapat melakukan
inspeksi daerah genitalia dengan mudah
7. Jelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan pastikan
bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh ibu
8. Sentuhlah bagian paha dalam ibu sebelum melakukan
pemeriksaan di area genitalia, sehingga tidak mengejutkan ibu
9. Inspeksi labia, klitoris dan perineum :
 Pastikan kulit dan rambut pubis yang diinspeksi lembut
dan bersih
 Pastikan ukuran dan bentuk labia majora simetris,
tetapi jangan bandingkan dengan ibu yang lain karena
mungkin saja bentuknya terbuka atau tertutup, kering
atau lembab, tipis atau kendur atau padat
 Jaringan labia seharusnya terasa lembut dan konsistensi
semua permukaan. Apakah ada bengkak, kemerahan
atau tenderness, perhatikan bila terdapat pembengkakan
dan kemerahan pada salah satu bagian di posterior, jika
ada maka kemungkinan terdapat abses pada kelenjar
bartholini
 Lihat apakah ada jaringan parut, kemerahan, jerawat
atau luka yang menandakan adanya infeksi
 Lihat apakah ada daerah kulit dengan warna yang
berbeda dari yang lain, adanya pelebaran pembuluh
darah, atau adanya tanda trauma atau jaringan parut
 Lihat luka parut bekas jahitan luka episiotomi jika ibu
mempunyai riwayat persalinan
 Lihat adanya tanda inflamasi, pengeluaran, luka, kutil-
kutil ataupun bisul
 Lihat adanya tanda fistula (balik recto-vaginal maupun
vesico-vaginal)
 Lihat apakah ada pengeluaran pervaginam yang
abnormal (catat warnanya, konsistensi dan bau) atau
adanya perdarahan
10. Dengan lembut pisahkan kedua labia majora dengan dua jari
dan lihat bagian labia minora, klitoris, lubang urethtra dan
vagina. Himen pada lubang vagina dapat berbentuk tipis,
vertikal ataupun celah oval jika ibu belum pernah melahirkan,
namun jika ibu sudah pernah melahirkan maka bentuknya
irreguler
 Pastikan ukuran dan bentuk labia minora simetris dan
permukaannya lembab
 Palpasi labia mayora dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk, jaringan seharusnya lembut dan lembab,
pastikan tidak ada bengkak, bagian kulit yang
mempunyai warna berbeda, pengeluaran, lesi, fistula
dan celah atau luka pada kulit. Ibu seharusnya tidak
merasakan adanya tenderness ketika Bidan
menyentuhnya
 Lihat adanya tanda inflamasi, pengeluaran, luka, kutil-
kutil ataupun bisul
 Rasakan adanya irregularitas dan adanya benjolan
 Lihat adanya polip, fistula dan pengeluaran termasuk
adanya nanah
11. Periksa pengeluaran dan tenderness dari kelenjar skene dan
uretra. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukan
jari telunjuk ke dalam ujung lubang vagina bagian atas, dorong
keatas dengan lembut untuk melihat pengeluaran yang berasal
dari uretra dan kelenjar skene
 Lakukan prosedur di atas pada sisi lain dari uretra dan
bagian di bawah uretra
 Jika ada pengeluaran, ambil cairan yang keluar untuk
pemeriksaan lab terhadap penyakit Gonorhoe dan
Klamida (jika fasilitas labnya tersedia)
12. Periksa kelenjar Bartholoni. Masukan jari telunjuk ke dalam
lubang vagina bagian bawah dan ibu jari berada di labia
Mayora (pada arah jam 7 dan 8 ataupun arah jam 4 dan jam 5)
 Palpasi area kelenjar bartoloni apakah ada bengkak atau
tenderness. Jika ada maka menindikasikan adanya
abses dari kelenjar. Massa yang tidak kenyal
menandakan adanya kista yang berhubungan dengan
adanya inflamasi kronis dari kelenjar tersebut, atau
adanya penyumbatan saluran cairan yang berasal dari
kelenjar Bartholoni
 Jika ada pengeluaran, ambil cairan yang keluar untuk
pemeriksaan lab terhadap penyakit Gonorhoe dan
Klamida (jika fasilitas labnya tersedia)
13. Anjurkan ibu untuk meneran sambil pemeriksa membuka labia
dan melihat apakah ada bagian dinding anterior dan posterior
vagina yang menonjol (jika ada dinding anterior maka
mengindikasikan adanya sistoke, dan jika di bagian posterior
disebut rektokel. Jika serviks terdorong ke dalam vagina maka
mengindikasikan adanya prolaps uteri
14. Lihat bagian perineum :
 Permukaan seharusnya tebal dan lembut pada nulipara,
pada multipara akan lebih tebal dan kaku
 Kulit anus lebih gelap dan terlihat kasar. Seharusnya
tidak ada jaringan parut, lesi, tanda inflamasi,
bengkak/benjolan, luka pada kulitnya
 Jika ada luka terbuka pada area ini, ganti sarung tangan
sebelum melakukan pemeriksaan bimanual
15. Bersihkan daerah genitalia luar dengan kapas DTT
16. Putuskan apakah perlu pemeriksaan inspekulo atau hanya perlu
pemeriksaan bimanual saja
PEMERIKSAAN DENGAN SPEKULUM
1. Pilih spekulum bivalve dengan ukuran terkecil sehingga dapat
dengan mudah melakukan pemeriksaan pada vagina dan
serviks
Catatan : menggunakan spekulum yang besar dan medium
dapat
menimbulkan ketidak nyamanan pada ibu selama
pemeriksaan
2. Sebelum memasang spekulum, perlihatkan spekulum dan
jelaskan bahwa bagian dari alat tersebut yang akan dimasukkan
ke dalam vagina
Catatan : jika spekulium terasa dingin, hangatkan dengan air
DTT yang
hangat atau dekatkan spekulum ke sumber cahaya
lampu atau
genggam dengan tangan jika air hangat tidak tersedia
3. Ketika memasukan spekulum ke dalam vagina, anjurkan ibu
untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan dari
mulut, hal ini akan membantu ibu untuk lebih relaks sehingga
otot vagina ibu tidak berkontraksi
4. Untuk memasukkan spekulum :
 Dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan
kiri buka bagian labia, jika vagina kering, maka
gunakan lubrikan untuk melicinkan vagina
(Catatan : jangan membuka labia dengan ujung
spekulum)
 Dengan menggunakan tangan kanan, masukkan
spekulum dengan ujung spekulum dalam posisi vertikal
dan dengan sudut yang sedikit oblique
 Setelah mencapai bagian posterior dari vagina, putar
dengan lembut spekulum sehingga posisinya menjadi
horizontal
 Dengan lembut buka spekulum sampai serviks dapat
terlihat, dan kunci spekulum
(Catatan : jika sulit untuk menemukan serviks secara
langsung, maka spekulum ditarik keluar sedikit dan
masukan kembali sampai serviks terlihat jelas)
5. Lihat dinding vagina :
 Mukosa vagina pada ibu yang tidak hamil berwarna
pink, sedangkan vagina pada ibu hamil akan berwarna
kebiru-biruan. Dinding vagina lembab dan lembut atau
teraba rugae. Catat adanya tanda inflamasi, dan luka.
Sekresi normal biasanya berwarna bening, tidak berbau
menyengat
 Lihat pengeluaran pervaginam yang tidak normal : cair,
bergumpal, berbau busuk atau bau ikan, putih seperti
keju atau abu-abu. Bawa contoh cairan vagina jika
terdapat ketidaknormalan
6. Lihat serviks dan pembukaan serviks :
 Lubang serviks pada nulipara berukuran kecil dan
berbentuk bulat atau oval. Sedangkan multipara
biasanya celahnya horizontal, atau mungkin tidak
beraturan bentuknya atau bukan terbuka. Pada ibu
dengan paritas tinggi dapat dilihat juga adanya parut
bekas persalinan terdahulu
 Pembukaan serviks juga dapat dilihat melalui
pemeriksaan spekulum, jika ada pembukaan maka
selaput ketuban akan terlihat jika belum pecah,
besarnya pembukaan serviks secara pasti dapat
diperiksa melalui pemeriksaan dalam
 Catat warna serviks, warna dapat menentukan juga
diagnosis kehamilan, warna kebiruan karena
meningkatnya vaskularisasi di kenal dengan tanda
Chadwick’s. Pada ibu yang tidak hamil serviks
berwarna pink. Permukaannya lembut dan warnanya
rata. Area pada serviks dimana warna pink berubah
menjadi warna merah merupakan penampakan dari
zona transformasi, yaitu merupakan bahan dalam
kanalis servikalis
 Catat posisi dari serviks (anterior atau posterior) ; jika
ada polip, nodul, kista atau ada jaringan berwarna
merah seputar lubah serviks (ectropion); atau adanya
perdarahan atau pengeluaran nanah. Sekresi serviks
yang normal seharusnya berwarna bening atau putih
dan ada bau yang tidak menyengat
 Serviks yang normal tidak mudah berdarah jika
disentuh dengan lembut atau diusap dengan kapas
 Jika serviks mudah berdarah, maka periksakan adanya
infeksi Gonore atau clamidia (jika fasilitas lab ada)
7. Setelah selesai pemeriksaan maka lepaskan spekulum dengan
membuka kuncinya terlebih dahulu, putar menjadi arah
vertikal dan bawa keluar
8. Rendam spekulum dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
untuk dekontaminasi
9. Jelaskan bahwa akan dilanjutkan dengan pemeriksaan
bimanual
PEMERIKSAAN BIMANUAL
Catatan : tangan kanan biasanya ditempatkan didalam vagina dan
tangan kiri diluar, beritahu ibu bahwa ia akan merasakan
ketidaknyamanan selama pemeriksaan, lihat ekspresi muka ibu,
dikhawatirkan ibu kesakitan
1. Bersihkan daerah genitalia luar dengan kapas DTT
2. Buka labia dengan tangan kiri dengan lembut, masukan dengan
lembut jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan ke dalam
vagina, cari serviks. Ibu jari yang diluar jangan menekan
bagian klitoris karena akan membuat ibu tidak nyaman
3. Rasakan temperatur/kelembaban dari dinding vagina dan tonus
otot vagina
4. Mulai palapasi serviks dengan lembut :

 Serviks yang tidak hamil konsistensinya seperti hidung.


Selama hamil serviks akan lebih lembut, lebih besar
dan konsistensinya seperti bibir
 Panjang serviks sangat penting untuk diperiksa untuk
menilai pendataran serviks
 Serviks normalnya lembut
 Posisi serviks mengindikasikan posisi corpus uteri. Jika
posisi ke atas, maka uterusnya retroverted, jika
posisinya ke bawah akan uterusnya anteverted
 Adanya dilatasi serviks menandakan telah masuk fase
persalinan, adanya servics incompetent atau abortus
 Goyangkan serviks, serviks normal dapat bergerak ke
sisi kanan dan kiri 1-2 cm tanpa menimbulkan sakit
pada ibu
 Catatan : jika ibu merasakan sakit maka
mengindikasikan adanya infeksi pada uterus atau
adneksa. Tanya pada ibu bagian mana yang terasa sakit
secara tepat
5. Palpasi uterus :

 Untuk merasakan uterus, tempatkan jari di belakang


serviks, dengan posisi telapak tangan menghadap ke
atas. Lalu tempatkan tangan yang diluar (tangan kiri)
pada garis tengah antara pusat dan tulang simfisis
 Dengan perlahan pindahkan tangan ke supra pubis
tekan ke bawah, dan tangan yang berada di dalam
vagina menekan keatas, rasakan jika uterus teraba
diantara jari yang didalam dan di luar maka uterusnya
teraba diantara jari yang di dalam keadaan ini fundus
dapat teraba 2-4 cm di atas tulang pubis
 Catatan : dalam prosedur ini seluruh ibu untuk
bernafas dalam untuk mengurangi rasa tidak
nyaman dan relaks.
 Jika uterus tidak teraba diantara jari tangan mungkin
posisi uterusnya retroverted, untuk memastikan hal ini
perlu di tempuh pemeriksaan sebagai berikut :
a. Gerakan uterus ke atas : tempatkan tangan yang
berada di vagina dibawah serviks dan dengan
lembut dorong ke ats (ke anterior) atau
b. Tekankan tangan yang berada di abdomen lebih
dalam
c. Jika masih belum menemukan uterus, pindahkan ke
sisi lain dari serviks dan tekan dengan lembut dan
ibu tetap merasa nyaman
d. Jika manuver ini juga tidak membantu, maka di
perlukan pemeriksaan retrovaginal
6. Selama palpasi uterus, cek juga :

 Ukuran : ukuran uterus ibu yang tidak hamil bervariasi


tergantung paritas, tetapi ukuran uterus kira-kira
panjangnya 5-8 cm, lebar 3-5 cm dan tebalnya 2 cm.
Jika ada perubahan ukuran menjadi besar berarti ada
kehamilan
 Bentuk : uterus berbentuk seperti buah pir, jika ada
bagian yang irreguler maka mengindikasikan adanya
fibroid, jika bentuknya seperti bentuk jantung maka
menandakan adanya kelainan kongenital dari uterus
seperti uterus di delphis. Selama kehamilan uterus
membesar, menjadi globular dan cenderung membesar
dan bertambahnya usia kehamilan
 Lokasi : lokasi uterus pada garis tengah, jika fundus
uteri berada disebelah kanan atau kiri maka curigai
adanya jaringan, adanya massa di adneksa atau adanya
kehamilan (kehamilan ektopik)
 Konsistensi : uterus harus lembut, jika ada kelembutan
yang lebih berarti ada kehamilan. Tanda hegar pada
awal kehamilan menjadi salah satu tanda mungkin
kehamilan dimana adanya isthimus uteri yang sangat
lembut
 Mobilitas : uterus mudah bergerak ke anterior atau
posterior, jika tidak mobile atau terfiksasi maka curigai
adanya masalah lain
 Tenderness : secara normal, uterus tidak kenyal dengan
bergerak atau dengan palpasi. Jika ada tenderness,
curigai adanya infeksi uterus (endometritis)
7. Cari lokasi ovarium, biasanya terletak di belakang dan kedua
sisi uterus :
 Untuk palpasi ovarium kanan, tempatkan jari tangan
yang berada dalam vagina ke sisi serviks/pada forniks
lateral, pindahkan tangan yang berada di atas abdomen
ke sisi yang sama dengan tangan yang di dalam vagina.
Tekankan tangan yang diatas abdomen kebawah (ke
arah posterior) sedangkan tangan yang berada divagina
kearah atasn ( ke arah anterior). Ke dua tangan harus
merasakan ovarium. Pegang ovarium secara lembut
karena ibu akan merasakan sakit ulang untuk ovarium
yang lain sebelum mengeluarkan tangan cek massa dan
tenderness di dalam cul-de-sac (ruang dia belakang
uterus dan di depan rectum)

Catatan : Akan lebih mempermudah hasil pemeriksaan jika tangan


yang berada di dalam vagina, merupakan tangan sama dengan tangan
untuk mendeteksi ovarium sisi yang sam mis tangan kanan untuk
periksa ovarium bagian kanan)
Catatan : Menemukan ovarium memerlukan keterampilan yang baik,
kondiskan ibu dalam keadaan nyaman. Jika anda masih dalam tahap
belajar maka biasanya anda tidak dengan mudah menemukan ovarium
dari setiap klien. Jika tidak mudah meraba bagian ovarium dan
adneksa berati ukurannya normal (panjangnya sekitar 3 cm, lebar 2 cm
dan tebalnya 1 cm) yang penting untuk dicek.

PENYELESAIAN PEMERIKSAAN
1. Setelah menyelesaikan pemeriksaan, rendam sarung tangan di
dalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan dalam posisi terbalik.
Bila sarung tangan disposible, tempatkan sarung tangan pada
kantung plastik atau pada tempat yang kedap air
2. Cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir lalu keringkan
3. Bantu ibu untuk bangun dari posisi tidur ke dalam posisi
duduk. Jika setelah pemeriksaan terdapat kotoran (darah, lendir
dll) pada genitalia eksterna berikan tisu untuk membersihkan
kotoran tersebut
4. Setelah ibu berpakian kembali, jelaskan hasil pemeriksaan
5. Jika perlak karet yang digunakan, dekontaminasi dengan
larutan klorin 0,5%
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS
1. Evaluasi penemuan :
 Penemuan pada pemeriksaan spekulum apakah normal
 Jika ternyata ibu perlu follow-up
 Apusan vagina untuk pemeriksaan bakteri gram atau
kultur bakteri
 Pemeriksaan spekulum untuk mengevaluasi serviks
 Apakah perlu di rujuk ke dokter spesialis atau tempat
pelayanan yang lebih lengkap

2. Lakukan analisis data yang ditemukan dan buat keputusan


mengenai :
 Kebutuhan pengobatan
 Perencanaan untuk follow-up
3. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan dan buat perencanaan
konseling
TINDAK LANJUT
1. Komunikasikan hasil temuan kepada ibu
2. Jawab setiap pertanyaan yang ibu ajukan
3. Lakukan rujukan jika diperlukan. (jelaskan alasan di rujuk)
4. Dokumentsikan asuhan
Total skor : 176

jumlah nilai diperoleh


NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI
(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
PEMBERIAN IMMUNISASI TETANUS TOXOID

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN
1. Buka box vaksin dan siapkan vaksin yang dibutuhkan
2. Lihat botol vaksin apakah ada yang rusak atau terdapat
perubahan warna pada vaksin (jika ada, jangan gunakan
vaksin tersebut)
3. Cuci botol vaksin dengan sabun dan air jika kotor
4. Keringkan dengan handuk bersih atau pengering lainnya
PERSIAPAN SEBELUM PACKING
1. Pindahkan es batu yang dibutuhkan dari freezer
2. Jika ada kerak, pisahkan dari es batu yang dibutuhkan
3. Masukkan es batu dan vaksin ke dalam box vaksin
4. Cek temperatur di dalam box vaksin
PACKING VAKSIN
1. Lapisi es batu dengan kertas
2. Ambil vaksin TT dari refigator
3. Mengecek tanggal kadaluarsa vaksin
4. Lihat perubahan warna pada vaksin (jangan gunakan vaksin
jika ada perubahan warna)
5. Taruh vaksin di dalam box vaksin
6. Tutupi vaksin dengan kertas
7. Taruh kembali es batu di atas kertas
8. Tutup box vaksin secara benar
PROSEDUR SEBELUM PEMBERIAN
1. Bawa box vaksin dan tempatkan di udara yang sejuk
2. Jalin hubungan dengan klien : beri salam, anjurkan untuk
duduk dengan nyaman dan perkenalkan diri anda
3. Kaji ibu apakah sudah mendapatkan imunisasi TT atau
belum, kalau sudah berapa kali mendapatkan imunisasi TT
4. Jelaskan prosedur dan pentingnya imunisasi TT
5. Periksa kartu antenatal untuk mengetahui usia kehamilan ibu
6. Jelaskan kepada ibu jenis imunisasi yang akan dia terima
7. Jelaskan reaksi dari pemberian vaksin tersebut dan apa yang
harus ibu lakukan
8. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih dan keringkan
9. Gunakan alas yang bersih pada permukaan yang akan
digunakan untuk menyimpan vaksin
10. Susun alat/perlengkapan untuk imunisasi diatas permukaan
yang bersih agar mudah digunakan
11. Memeriksa peralatan imunisasi yang akan digunakan
PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
1. Tenangkan klien
2. Jelaskan pada klien tentang reaksi dari vaksinasi dan apa
yang harus dilakukan
3. Ambil vaksin dari box vaksin dan cek tanggal kadaluarsanya.
Warna dan cara pemberian
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih dan keringkan
5. Bersihkan tutup karet vial
6. Isi spuit sesuai dengan dosis yang dibutuhkan (0,5 cc)
7. Keluarkan udara yang terdapat dalam spuit
8. Anjurkan ibu untuk membebaskan daerah yang akan disuntik
9. Pilih daerah yang tepat (muskulus deltoideus)
10. Bersihkan daerah yang akan disuntik dengan kapas DTT
(jangan menggunakan antiseptik)
11. Suntikan dengan cara IM atau subkutan dengan jarum yang
sesuai
12. Tarik jarum setelah semua vaksin masuk
13. Tekan daerah bekas suntikan dengan kapas/kassa untuk
menghentikan perdarahan jika diperlukan
14. Buang bekas kassa/kapas sesuai dengan prosedur PI
15. Cuci tangan dengan air dan sabun dan keringkan
SETELAH PELAKSANAAN
1. Catat pemberian immunisasi pada kartu antenatal
2. Beritahu ibu untuk tidak mengoleskan salep atau memijat
daerah bekas suntikan
3. Anjurkan ibu untuk memberitahu reaksi yang dirasakan
4. Minta ibu untuk menyebutkan kembali imunisasi yang telah
diberikan
5. Beritahu ibu jadwal suntikan berikutnya
6. Ucapkan terimakasih kepada ibu
7. Bereskan peralatan yang telah digunakan sesuai dengan
langkah-langkah Pencegahan Infeksi
8. Bersihkan daerah yang terkontaminasi dengan larutan klorin
0,5 %
9. Cuci tangan dan keringkan
10. Tutup lagi vaksin yang telah digunakan jika akan digunakan
dalam 24 jam dan simpan dalam tempatnya (box vaksin)
11. Keluarkan dari box vaksin
12. Masukan kedalam refrigator dan tutup dengan benar (untuk
penggunaan selanjutnya
13. Bersihkan box vaksin
14. Simpan box vaksin pada tempat yang bersih dan kering
Total skor : 224

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)
PENUNTUN BELAJAR
PESIAPAN PERSALINAN (BIRTH PLAN)

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
TENAGA KESEHATAN TERLATIH
Bantu ibu mendapatkan pertolongan petugas kesehatan terlatih
untuk menolong proses persalinannya
Pastikan ibu mengetahui cara menghubungi petugas kesehatan
terlatih atau fasilitas kesehatan pada saat yang tepat
TEMPAT PERSALINAN
Tanyakan kepada ibu di mana ia berencana melahirkan (di rumah,
RB, Rumah Sakit, BPS atau lainnya)
TRANSPORTASI/TRANSPORTASI GAWAT DARURAT
Tanyakan kepada ibu bagaimana ia akan pergi ketempat bersalin,
misalnya :
1. Perjalanan ke tempat persalina
2. Transportasi gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang tepat
apabila muncul tanda-tanda bahaya
BIAYA/BIAYA GAWAT DARURAT
Tanyakan kepada ibu apakah ia memiliki uang untuk biaya
persalinan dan perawatan gawat darurat, dan apabila memungkinkan
untuk mendapatkan bantuan dana melalui masyarakat atau fasilitas
untuk keadaan gawat darurat
PEMBUAT KEPUTUSAN
Tanyakan kepada ibu tentang pembuat keputusan yang utama dalam
keluarganya apabila :
 Pembuatan keputusan harus dilakukan pada saat tanda
bahaya muncul
 Bila pembuat keputusan tersebut tidak ada, siapakah
membuat keputusan
DUKUNGAN
Tanyakan kepada ibu :
1. Siapakah yang dipilih untuk mendampingi ibu selama
persalinan, dan menemani ibu selama perjalanan apabila
diperlukan
2. Siapakah yanga akan menjaga rumah dan anak-anak selama
ibu tidak ada
DONOR DARAH
Tanyakan kepada ibu siapakah yang akan menjadi donor, dan
bagaimana cara menghubungi pada keadaan kegawatdaruratan
BARANG-BARANG YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERSALINAN YANG BERSIH
DAN AMAN
Tanyakan kepada ibu apakah barang-barang yang diperlukan
selama persalinan seperti :
1. Untuk persalina : pembalut/kain, sabun, pakaian ganti, dll
2. Untuk bayi : selimut, popok, baju bayi, topi, handuk, dll
Disimpan oleh ibu untuk persiapan persalinan
TANDA-TANDA BAHAYA DAN TANDA-TANDA PERSALINAN
Pastikan ibu mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan,
misalnya :
1. Perdarahan pervaginam
2. Demam
3. Nyeri abdomen yang sangat
4. Nyeri kepala yang sangat dan perubahan penglihatan
1. Bengkak pada muka atau tangan
2. Pergerakan janin kurang/ tidak bergerak

Juga pastikan ibu mengetahui tanda-tanda persalinan untuk


selanjutnya menghubungi tenag a kesehatan terlatih dan
merencanakan kesiapan persalinan, misalnya :
1. Kontraksi yang teratur dan ada kemajuan
2. Sakit punggung bagian bawah dan fundus
3. Tanda perdarahan
4. Pecah selaput ketuban

Total skor : 76

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PROTEIN URIN (METODE ASAM ASETAT)

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan
2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A: Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN ALAT
1. Urin 5 cc
2. Asam asetat 6 % (1 cc )
3. Lampu spritus 1 buah
4. Tabung reaksi 2 buah
5. Sarung tangan 1 pasang
6. Spuit 2-3 cc
7. Pipet 2 buah
8. Korek api
9. Tissue dan kertas saring
10. Bangkok atau ember dengan larutan clorin 0,5 %
PELAKSANAAN
1. Isilah tabung reaksi masing-masing dengan urin yang sudah
disaring 2-3 cc (satu tabung reaksi sebagai contoh)
2. Panaskan urin di atas lampu spirtus berjarak 2-3 cm dari
ujung lampu sambil digoyang-goyang hingga mendidih
3. Tambahkan 4 tetes asam asetat 6 %
4. Panaskan sekali lagi
5. Bandingkan denag urine kontrol
Total skor : 60

Catatan :

NO
WARNA PENILAIAN
.
1. Jernih (-)
2. Keruh/butiran halus (+)
3. Endapan (++)
4. Mengkristal (+++)

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN (BENEDICT SEMIKUANTITATIF)

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN ALAT
1. Pereaksi benedict, reagen benedict
2. Urin wanita hamil (diberi label nama)
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi, penjepit tabung, sarung tangan
5. Lampu spiritus
6. Korek api
7. Spuit 5 cc
8. Pipet
9. Bengkok
10. Waskom berisi larutan klorin 0,5 %
PELAKSANAAN
1. Isilah dua tabung reaksi dengan pereaksi Benedict masing-
masing 2,5 cc
2. Masukan urin pada salah satu tabung tersebut sebanyak 4 tetes
3. Panaskan diatas lampu spiritus sampai mendidih, biarkan dingin
4. Bandingkan dengan tabung yang lain, dan lihat perbedaan
warnanya
Total skor : 56

Catatan :

NO
WARNA PENILAIAN
.
1. Biru/hijau keruh (-)
2. Hijau/hijau kekuningan (+)
3. Kuning/kuning kehijauan (++)
4. Jingga (+++)
5. Endapan merah bata (++++)

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (METODE SAHLI)

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN ALAT
1. Standar hemoglobin 1 set
2. HCL 0,1 %
3. Sarung tangan bersih
4. Aquades
5. Lanset steril
6. Kapas/tisue kering
7. Pipet 2 buah
8. Klorin 0,5 % dalam wadahnya
PELAKSANAAN
1. Isilah tabung sahli dengan ditetesi HCL 0,1 % N sampai batas
angka 2 pada tabung scula
2. Pakai sarung tangan bersih untuk menghindari kontak dengan
darah
3. Tusuk ujung jari dengan lanset steril
4. Bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas/tissue
kering
5. Tekan dengan jari supaya darah yang keluar tidak sampai
jatuh/terbuang
6. Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai darah
mencapai garis warna biru pada tabung atau angka 20 mm
7. Usaplah ujung pipet dengan tissue kering untuk menghindari
sisa darah di luar pipet
8. Masukkan pipet kedalam tabung sahli kemudian keluarkan
darah sambil menarik pipet keluar
9. Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar tercampur dan
diamkan selama 3-5 menit supaya hematin dalam darah
berubah menjadi asam hematin
10. Masukan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung sahli,
aduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan
warna standar
11. Lihat terdapat pada angka berapa permukaan darah, angka
itulah yang menunjukkan kadar Hb (dalam membaca hasil
pemeriksaan : tabung sejajar dengan mata, tepat pada
lengkungan di bagian tengah, bukan di bagian pinggir dari
cairan)
Total skor : 76

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)
PENUNTUN BELAJAR
MANAJEMEN ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

LANGKAH/TUGAS PENILAIAN
1 2 3 4 N/A
1. Tanya dan catat gejala anemia :
 Pusing
 Palpitasi/jantung berdebar-debar
 Kelelahan
 Sesak nafas saat beraktifitas
2. Tanya secara spesifik :
 Riwayat perdarahan atau kehilangan darah pada
kehamilan yang lalu (contoh perdarahan postpartum)
 Penyakit cacingan
 Malaria atau riwayat malaria
 Penyakit Sickel cell
 Pola makan
3. Observasi tanda anemia :
 Konjungtiva pucat
 Lidah pucat
 Ujung kuku dan telapak tangan untuk kepucatan
4. Minta pasien untuk pemeriksaan laboratorium apabila ada
tanda dan gejala seperti diatas :
 Haemoglobin
 Sicling test
 Blood Film untuk parasit malaria
 Pemeriksaan feses untuk penilaian rutin
 Urine untuk urinalisis dan kultur dan sensitifitas, atas
indikasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK
1. Evaluasi hasil anamnesa riwayat dan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui factor yang mungkin berhubungan dengan
komplikasi/masalah
2. Lakukan analisis hasil pengumpulan data dan buatlah
keputusan mengenai asuhan yang tepat pada anemia sesuai
tingkatan pelayanan atau dilakukan rujukan
3. Nilai kebutuhan pendidikan kesehatan dan buat rencana
pendidikan kesehatan
ASUHAN AWAL
1. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga
2. Jelaskan rencana asuhan yang akan dilakukan
BILA KADAR HAEMOGLOBIN NORMAL (≥ 11 g/dl :BERIKAN TABLET
FE/ASAM FOLAT UNTUK MENCEGAH ANEMIA)
1. Berikan 1 tablet FE dan 1 tablet asam folat per oral setiap
hari
 Mulai diberikan pada awal kunjungan antenatal
(minimal 90 tablet selama kehamilan) dan dilanjutkan
40 hari postpartum
 Berikan pendidikan kesehatan cara meminum dan
efek samping obat
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai makanan yang
banyak mengandung Fe, asam folat dan vitamin C
3. Pencegahan terhadap penyakit malaria
Mencegah penyakit cacingan dengan mengkonsumsi obat
cacing setiap 6 bulan mulai trimester II, menggunakan :
 Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 100 mg 2
kali sehari per oral selama 3 hari atau Albendazol 400
mg dosis tunggal per oral
 Pendidikan kesehatan untuk pencegahan infestasi
penyakit cacingan
BILA KADAR HAEMOGLOBIN DIANTARA > 8 DAN < 11 gr/dl (ANEMIA)
1. Berikan 1 tablet Fe dan 1 tablet asam folat per oral 3 kali
setiap hari
 Berikan pendidikan kesehatan complience dari
pengobatan dengan Fe
 Berikan pendidikan kesehatan cara meminum dan
efek samping obat
2. Wanita penderita cacingan :
Mulai trimester II, menggunakan :
 Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 100 mg 2
kali sehari per oral selama 3 hari atau Albendazol 400
mg dosis tunggal per oral
 Ulangi setelah 3 minggu
 Pendidikan kesehatan untuk pencegahan penyakit
cacingan
3. Pemeriksaan lain :
 Blood film untuk pemeriksaan parasit malaria
 Sickle cell tes
 Penghitungan jumlah reticulocyte
 Feses secara mikroskopik dan occult blood
 Analisis urine (termasuk untuk schistosomiasis)
4. Obati segala penyakit lain yang nampak
5. Berikan pendidikan kesehatan mengenai makanan yang
banyak mengandung protein, Fe, asam folat dan vitamin C,
bila memungkinkan, libatkan keluarga pada saat pendidikan
kesehatan
6. Setelah penatalaksanaan di atas, cek HB ibu setelah 4
minggu sesudahnya bila umur kehamilan < 36 minggu dan
dalam 2 minggu bila kehamilan ≥ 36 minggu (pastikan tidak
ada complience dari konsumsi Fe) . respon baik (jika ada
peningkatan Hb sedikitnya 1 g) harus diobservasi selama 2
minggu.
 Jika tetap 10 g/dl atau kurang : rujuk ke RS
 Jika respon baik, lanjutkan pemberian Fe dalam 2
bulan, dan lakukan pengamatan antenatal tertutup
 Sediakan pencegahan malaria
 Rencanakan tempat yang tepat untuk persalinan
BILA KADAR HAEMOGLOBIN ≤ 8 g/dl :
RUJUK segera ke tempat pelayanan yang lengkap
Total skor : 74
jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
PENGKAJIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

LANGKAH/TUGAS PENILAIAN
1 2 3 4 N/A
JIKA DIASTOLE > 90 mmHg
1. Tanya dan kaji riwayat ibu atau keluarga mengenai :
 Epilepsi
 Hipertensi
 Penyakit ginjal atau jantung
 Cerebro-vascular accident (CVA)
2. Tanya dan kaji riwayat tanda/gejala bahaya, secara spesifik
mengenai :
 Nyeri epigastrium
 Sakit kepala
 Masalah penglihatan
 Oedema pada muka dan tangan
3. Periksa refleks patella dan biceps
4. Periksa protein urine dengan menggunakan urine “midstream”
5. Periksa oedema muka dan tangan
TENTUKAN DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
JIKA DIASTOLE > 90 mmHg TETAPI < 110 mmHg TANPA PROTEIN URINE
1. Jika diastolik > 90 mmHg tatapi, 110 mmHg dan refleks
normal dan protein urine negatif, dan tidak ada gejala pre-
eklampsia :
 Berikan hidrasi pada ibu
 Meminta ibu untuk berbaring miring ke kiri selama 20
menit
2. Periksa Tekanan Darah setelah 20 menit
3. Jika tekanan darah dalam batas normal :
 Berikan pendidikan kesehatan untuk minum minimal 8
gelas/hari dan mengurangi beban kerja
 Jelaskan mengenai tanda bahaya (sakitkepala, nyeri
epigastrium oedema muka dan tangan, masalah visual
dan muntah) dan beritahu untuk segera memeriksakan
diri jika ada tanda bahaya tersebut
 Beritahu untuk kunjungan selanjutnya 1 minggu
kemudian untuk mengetahui takanan darah
4. Jika tekanan darah masih tetap, anjurkan ibu untuk bedrest
selama 4 jam
5. Periksa ulang tekanan darah setelah 4 jam
6. Jika tekanan darah masih tetap dan umur kehamilan < 20
minggu maka berikan asuhan sebagai hipertensi kronis
7. Jika tekanan darah masih tetap dan umur kehamilan > 20
minggu maka berikan asuhan sebagai PIH
Jika Diastole > 90 mmHg atau < 110 mmHg tetapi refleks normal, Protein urine +1
1. Jika Diastole > 90 mmHg atau < 110 mmHg tetapi refleks
normal, protein urine +1
 Hidrasi
 Anjurkan ibu untuk berbaring dengan posisi miring kiri
selama 10 menit
 Periksa ulang urine dari kontaminasi cairan vagina
2. Periksa ulang tekanan darah setelah 20 menit
Jika tekanan darah dan protein urin dalam batas normal :
 Berikan pendidikan kesehatan untuk minum minimal 8
gelas/hari dan mengurangi beban kerja
 Jelaskan mengenai tanda bahaya (sakit kepala, nyeri
epigastrium, oedema muka dan tangan, masalah visual
dan muntah) dan beritahu untuk segera memeriksakan
diri jika ada tanda bahaya tersebut
 Kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk mengecek
tekanan darah dan protein urin
3. Jika tekanan darah masih tetap, anjurkan ibu untuk bedrest
selama 4 jam
4. Periksa ulang tekanan darah setelah 4 jam
5. Jika tekanan darah dan protein urin dalam bats normal :
 Berikan pendidikan kesehatan untuk minum minimal 8
gelas/hari dan mengurangi beban kerja
 Jelaskan mengenai tanda bahaya (sakit kepala, nyeri
epigastrium, oedema muka dan tangan, masalah visual
dan muntah) dan beritahu untuk segera memeriksakan
diri jika ada tanda bahaya tersebut
 Kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk mengecek
tekanan darah dan protein urin
6. Jika Diastole > 90mmHg atau < 110 mmHg, protein urine +1
menetap setelah 4 jam, dengan atau tanpa gejala Preeklampsi
(sakit kepala, nyeri epigastrium, masalah visual) kelola sebagai
pre eklampsi ringan
Jika Diastole > 110 mmHg tanpa Protein urine
1. Diastole > 11o mmHg merupakan suspek adanya dignosa
hipertensi
2. Bila Diastole > 110 mmHg, kehamilan < 20 minggu, kelola
sebagai hipertensi kronis
3. Bila Diastole > 110 mmHg, kehamilan > 20 minggu, kelola
sebagai PIH
Jika Diastole > 110 dengan Protein urine
1. Jika Diastole > 110 mmHg Protein urine +2, ada atau tanpa
gejala berikut :
 Oliguri (< 400 ml dalam 24 jam)
 Oedema paru-paru (bernafas dangkal, sinosis atau
rales)
 Nyeri perut bagian atas (Nyeri epigastrium/di kuadran
kanan atas)
 Gangguan visual (scotoma atau pandangan kabur)
 Perubahan pada mata (spasme arteriolar, oedem atau
retinal detachment)
 Hiperrefleksi, kegagalan koagulasi (koagulopati dan
haemolisis, HELLP syndrom
 IUGR, kelola sebagai Pre eklampsi berat
2. Jika ada tanda dan gejala pre eklampsi disertai kejang atau
koma dengan kejang, kelola sebagai eklampsi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS
1. Analisis data yang telah dikumpulkan dan buat differensial
diagnosis :
 Hipertensi kronis : diastole > 90 mmHg atau < 110
mmHg tanpa protein urine, kehamilan < 20 minggu
 Pregnasuhan antenataly Induced Hipertension (PIH) :
jika diastole > 90 mmHg tanpa protein urin, kehamilan
> 20 minggu
 PER : diastole > 90 mmHg atau < 110 mmHg, dengan
protein urine +1
 PEB : diastole > 110 mmHg, dengan protein urin ≥+3
tanpa kejang
 Eklampsi : diastole > 90 mmHg dengan protein urine
dan kejang
2. Buat perencanaan untuk dilakukan rujukan
3. Identifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan dan berikan
sesuai kebutuhan
4. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan :
 Status kesehatan
 Tekanan darah
5. Diskusikan mengenai komplikasi/masalah yang terdeteksi
selama kunjungan
6. Jelaskan tentang pentingnya pengelolaan bagi kehamilan,
persalinan dan kelahiran
 Tulis dan/atau jelaskan mengenai resep dokter yang
diberikan :
 Bagaimana dan kapan harus dimakan
 Kontraindikasi
 Reaksi yang mungkin terjadi
PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Menganjurkan ibu untuk bersalin di Rumah Sakit dan
menjelaskan alasannya
2. Berikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu
TINDAK LANJUT
1. Jelaskan kepada ibu tentang tahap selanjutnya termasuk
hospitalisasi, rujukan atau rawat jalan
2. Kaji ulang pemahaman ibu mengenai hal-hal yang ditemukan
3. Ingatkan ibu untuk datang jika ada pertanyaan/tanda-tanda
bahaya dan tidak menunggu waktu kunjungan selanjutnya, jika
ibu dirawat jalan
4. Berikan kartu antenatal
5. Berikan ucapan terima kasih dan selamat jalan
6. Dokumentasikan asuhan
Total skor : 148

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor
DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
MANAJEMEN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

LANGKAH/TUGAS PENILAIAN
1 2 3 4 N/A
MANAJEMEN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Hati-hati dalam menjelaskan diagnosa dan tujuan manajemen pada ibu dan keluarganya
(PENTING! Mengingat bahwa persiapan dan pendidikan yang baik akan menghasilkan hasil
yang lebih baik)

MANAJEMEN DARI HIPERTENSI KRONIK


1. Berikan konseling pada ibu dan pendampingnya, tentang
pentingnya mengontrol pengobatan tekanan darah dan
mengukur tekanan darah serta mengontrol kesejahteraan
janinnya setiap minggu
2. Berikan konseling pada ibu dan anggota keluarganya untuk
mengenal tanda-tanda bahaya dan apa yang harus dilakukan
3. Pemberian nutrisi dan istirahat merupakan hal yang sangat
penting, tekankan pentingnya istirahat dan mengurangi beban
kerja
MANAJEMEN PIH TANPA PROTEINURIA
1. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu, kelola seperti rawat
jalan
 Monitor tekanan darah, protein urine dan kesejahteraan
janin setiap minggu
 Jika tekanan darah tidak dikontrol dan buruk kelola
seperti pre eklampsi ringan
 Jika pertumbuhan janin terganggu secepatnya ibu
dibawa ke rumah sakit, untuk penkajian lebih lanjut
tentang perkiraan persalinan
 Ajari ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan yang merupakan indikasi pre eklampsi atau
eklampsi
MANAJEMEN PRE-EKLAMPSI RINGAN DENGAN RAWAT JALAN
1. Pertimbangkan untuk masuk Rumah Sakit jika rawat jalan
susah do follow up atau pre eklampsia bertambah berat.
Memasukkan ke RS adalah cara terbaik untuk melakukan
observasi dan penanganan secara baik
2. Berikan tambahan waktu istirahat
3. Berikan dukungan pada ibu untuk makan secara normal (tidak
dianjurkan untuk mengurangi garam)
4. Jangan berikan obat-obatan (anti konvulsan, anti hipertensi,
sedativa atau tranquilllizers)
5. Berikan konseling pada ibu dan keluarganya tentang gejala
(tanda bahaya) dari pre-eklampsia yang membutuhkan
perhatian segera
6. Jika tanda-tanda memburuk kelola seperti pre eklamsia berat
7. Jika kehamilan < 37 minggu dan tanda-tanda tetap tidak
berubah atau normal, follow up 2 kali seminggu seperti pasien
rawat jalan. Monitor tekanan darah, protein urine, refleks
patella dan kesejahteraan janin
8. Monitor pertumbuhan dan kondisi janin. Jika ada tanda-tanda
kelahiran, bila kehamilan ≥37 minggu tetapi serviks tidak
menguntungkan untuk dilakukan induksi serviks sebelum
matang. Jika serviks memungkinkan (lunak, tipis, sudah ada
pembukaan) lakukan induksi persalinan
MANAJEMEN PRE-EKLAMPSI RAWAT JALAN
1. Berikan diet reguler (disarankan untuk tidak mengurangi
garam
2. Monitor tekanan darah (2 kali sehari) dan protein urine setiap
hari
3. Tidak memberikan pengobatan khusus (anti konvulsan, anti
hipertensi, sedative) kecuali tekanan darah dan protein urine
meningkat (lihat penanganan pre eklampsia berat
4. Jangan berikan diuretik. Diuretik adalah berbahaya dan hanya
bila ada indikasi pre eklampsia dengan oedema pulmonary,
sakit jantung, kegagalan jantung atau kegagalan ginjal akut
5. Jika tekanan diastole menurun kebatas normal atau kondis
tetap stabil seperti sering terjadi pada pasien, maka
diperbolehkan pulang :
 Sarankan untuk istirahat dan memperhatikan
peningkatan BB secara tiba-tiba dan gejala pre-
eklamsia berat
 Kunjungi pasien 2 kali seminggu untuk memonitor
tekanan darah, protein uri, refleks patella dan
kesejahteraan janin
 Jika tekanan daistole meningkat kembali, kirim lagi ke
rumah sakit
6. Jika tanda-tanda tetap tidak berubah, pertahankan wanita tetap
di Rumah sakit. Lanjutkan manajemen dan monitor
perkembangan dan pertumbuhan janin dengan mengukur
tinggi fundus. Bila terbukti pertumbuhan terhambat
pertimbangkan untuk kelahiran dini, dan jika tidak rawat
sampai aterm
7. Peningkatan protein urine adalah tanda memburuknya
penyakit, jika tanda ini terjadi dapat menetapkan diagnosa pre
eklamsia berat, ikuti manajemen dibawah ini
MANAJEMEN PRE-EKLAMPSIA BERAT
1. Siapkan instrumen untuk penanganan kejang (tonigue spatula,
airway, suction, masker dan kantung oksigen
2. Mulai pemberian anti kejang
3. Pasang kateter untuk memonitor urine dan protein urine,
pengeluaran urine minimal 30 cc/jam, jika kurang hentikan
terapi anti kejang dan infus NaCl atau RL dengan
dipertahankan 100-125 ml/jam tetapi harus diakukan observasi
keta karena dapat teradi oedema paru
4. Jangan meninggalkan ibu sendirian karena bila terjadi kejang
akan terjadi aspirasi dari muntah yang mungkin menyebabkan
kematian pada ibu dan janin
5. Observasi DJJ, tanda-tanda vital, refleks patella setiap jam
6. Jika diastole tetap diatas 110 mmHg berikan obat anti
hipertensi. Penurunan diastole diantara 100 mmHg dan tidak
boleh kurang dari 90 mmHg
7. Cek pembekuan darah untuk mendeteksi koagulopati
8. Bila kondisi ibu stabil, segera lahirkan bayi dengan tidak
memperhitungkan usia kehamilan
9. Tentukan :
 Keadaan janin (hidup/meninggal)
 Masa gestasi (premature/aterm)
 Serviks (matang/ belum matang dengan Bishop’s Skor)
10. Lakukan persiapan Sc termasuk sediakan darah segar sebelum
Sc karena ditakutkan terjadi coagulopathy
11. Persiapan untuk SC bila :
 Serviks tidak matang (keras,tebal, tertutup) atau
kelahiran tidak dapat diantisipasi
 Terjadi fetal distress (mekonium, DJJ < 100 mnt dan
lambat atau tidak teratur, tunggu sampai keadaan
normal)
 Coagulopathy sudah diantisipasi
 Tersedianya anestesi yang aman
MANAJEMEN EKLAMSIA
1. Kelola seperti pre-eklamsia berat ditambah :
 Berikan infus NaCl atau Ringer Lactat untuk
menggantikan kehilangan darah, muntah, diare atau
keringat. Pertahankan volume intravaskuler dan hindari
overload. Monitor jumlah cairan dan pengeluarana urin
untuk memastikan tidak terjadi overload
 Dengarkan crepitation paru-paru karena hal ini
menandakan terjadinya oedema paru. Jika terjadi
perhatikan pemasukan dan berikan diuretik seperti
frusemide 20 mg IV satu kali
 Setelah kondisi stabil kelahiran dilakukan sesegera
mungkin dalam 12 jam dari terjadi kejang tanpa
melihat usia kehamilan
 Lakukan induksi persalinan jika serviks sudah matang
(lunak, tipis, sudah ada pembukaan)
 Sebelum dilakukan SC harus disiapkan darah segar
untuk antisipasi terjadinya koagulopati
2. Persiapan SC jika :
 Serviks belum matang atu kelahiran tidak mungkin
terjadi dalam 12 jam
 Bila terjadi gawat janin (mekonium, DJJ kurang dari
100 kali/menit dan lambat serta tak teratur), tunggu
sampai keadaan normal
 Antisipasi terjadinya koagulopati
 Siapkan anastesi yang aman
Manajemen umum selama kondisi baik
1. Lindungi ibu dari kemungkinan kecelakaan tetapi ibu tidak
dikekang (terjatuh, lidah tergigit, trauma)
2. Lakukan penghisapan pada mulut dan tenggorokkan bila perlu
3. Posisikan ibu miring kiri atau Trendelenburg (kepala lebih
rendah) untuk mengurangi aspirasi dari sekresi, muntah dan
darah
4. Berikan oksigen 4-6 L/menit dengan menggunakan masker
atau nasal canule
5. Berikan obat anti kejang
Total skor : 148

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
PENDIDIKAN KESEHATAN SECARA INDIVIDU DALAM ASUHAN ANTENATAL

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini
PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PERSIAPAN
1. Review catatan antenatal ibu :
 Kunjungan keberapa dan jenis kunjungan
 Umur kehamilan
 Faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi yang
teridentifikasi pada kunjungan ini
 Keluhan umum yang tercatat
 Masalah/komplikasi yang teridentifikasi pada kanjungan
ini
 Topik-topik yang tercatat pada kunjungan sebelumnya
2. Buat keputusan mengenai topik pendidikan kesehatan yang
paling sesuai dengan kebutuhan ibu pada kunjungan ini
3. Review prinsip umum dari pendidikan kesehatan :
 Nilai level pengetahuan ibu sebelum di berikan
pendidikan kesehatan
 Arahkan pembicaraan sesuai dengan tingkat pengetahuan
ibu dan pemahaman yang lalu
 Lengkapi informasi yang diberikan kepada ibu
berdasarkan kondisi sosial ibu, umur kehamilan dan
masalah dan masalah/komplikasi yang didapat selama
kunjungan
PENDAHULUAN
1. Berikan salam dan memperkenalkan diri
2. Tanyakan identitas ibu secara sopan
3. Ciptakan suasana yang nyaman dan personal
4. Bila ada pendamping, indentifikasi dan tanyakan kepada ibu
apakah ia ingin ditemani oleh pendamping selama pelaksanaan
pendidikan kesehatan
5. Jelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan serta prosedur
yang akan dilakukan. Jelaskan bahwa pendidikan kesehatan ini
bermanfaat bagi ibu, sehingga ibu merasa bebas untuk
memberikan pertanyaan setiap saat
6. Pastikan kenyamanan dan privasi ibu terjaga
PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Diskusikan faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi
yang terjadi dan tercatat selama kunjungan, menjelaskan
pentingnya hal tersebut untuk selama proses kehamilan dan
persalinannya yaitu :
 Gravida, paritas (≥6), dan umur (< 17 tahun)
 Adanya riwayat perdarahan anterpartum, SC, still birth,
bayi dengan BBLR, perdarahan postpartum, infeksi
postpartum, kehamilan ganda, hipertensi,
preeklampsia/eklampsia
 Ibu yang sedang menjalani pengobatan penyakit kronis,
seperti : AIDS, asma, tuberkolosis, diabetes, penyakit
jantung, epilepsi, dsb.
2. Tanyakan ibu mengenai perencanaan persalinan :
 Kebutuhan yang perlu disiapkan saat persalinan (pakaian
bayi, sabun, pakaian bersih, pembalut, air mencuci, dll)
 Siapa penolong persalinan yang terlatih dan dimana
tempat persalinan
 Bagaimana cara ibu dan keluarga membayar biaya proses
persalinan normal?
 Apakah ibu mengetahui tanda persalinan normal?
3. Tanyakan mengenai rencana ibu bila menemukan tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan :
 Bagaimana ibu dan keluarga membayar biaya bila terjadi
komplikasi?
 Apakah keluarga siap bila terjadi kedaruratan? Siapa yang
membuat keputusan?
 Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya dan tahu apa yang
harus dilakukan bila menemukan tanda bahaya?
 Siapa yang akan menjadi donor darah bila dibutuhkan?
4. Berikut konseling lanjutan tentang topik-topik penting dan
spesifik untuk kondisi ibu. Libatkan anggota keluarga selama
proses konseling pada ibu
 Proses kehamilan, persalinan
 Pemeriksaan rutin kehamilan
 Praktik-praktik tradisional yang merugikan dan mungkin
dilarang untuk dipraktikkan
 Praktik-praktik tradisional yang menguntungkan dan
mungkin dapat direkomendasikan
 Bahaya dari mengkonsumsi obat-obat tanpa intruksi
dalam kehamilan
 Nutrisi
 Pemberian tablet Fe
 Pencegahan malaria
 Vaksin tetanus toxoid
 Kesehatan personal dan lingkungan
 Latihan, istirahat dan tidur
 Aktivitas hubungan seksual selamakehamilan
 Pentingnya “hubungan sex” yang aman dengan
menggunakan kondom selama kehamilan untuk
mencegah HIV/AIDS, bila suami istri
 Pentingnya test HIV selama kehamilan
 Persiapan menyusui
 Keluarga berencana
 Selft care selama periode postpartum
 Perawatan BBL
5. Motivasi kepada ibu untuk ber-KB
6. Diskusikan kepada ibu dan keluarga yang mendampingi tentang
tanda-tanda bahaya, dan jelaskan jika terjaditanda0tanda bahaya
pada ibu maka segera pergi ke tenaga kesehatan, tanda-tanda
bahaya tersebut antara lain :
 Pecah ketuban sebelum waktu
 Perdaraha dari jalan lahir
 Demam
 Mual yang berlebihan
 Kenaikan BB yang berlebihan
 Oedema pada muka dan tangan
 Sakit kepala dan gangguan visual
 Gerakan janin berkurang/tidak dirasakan
 Lelah yang berlebihan
7. Berikan kesempatan kepada ibu untuk menyampaikan pertanyaan
mengenai informasi yang disampaikan
8. Berikan informasi yang dibutuhkan ibu dan keluarga
9. Pastikan ibu memahami informasi yang disampaikan pada saat
tanya jawab
10. Ingatkan ibu mengenai kunjungan antenatal selanjutnya dan hal-
hal yang memerlukan perhatian selama kehamilan
11. Berikan kartu Asuhan ASUHAN ANTENATAL pada ibu
12. Sepakati bersama ibu mengenai waktu pemeriksaan selanjutnya
13. Ucapkan terimakasih dan selamat jalan kepada ibu dan keluarga
14. Dokumentasikan asuhan yang diberikan
Total skor : 92

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
PENDIDIKAN KESEHATAN SECARA KELOMPOK DALAM ASUHAN
ANTENATAL

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan yang tidak dilakukan


2 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini
PENILAIAN
LANGKAH/TUGAS
1 2 3 4 N/A
PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN SECARA KELOMPOK
1. Pastikan suara pembicara dapat di dengar dengan jelas
2. Perlihatkan sikap antusias kepada topik yang disampaikan
3. Pertahankan kontak mata dengan audience
4. Gunakan bantuan (alat bantu) audio-visual secara efektif
PENDAHULUAN
1. Berikan salam kepada ibu dan memperkenalkan diri
2. Ciptakan suasana yang nyaman dan kondusif
3. Identifikasi kelompok yang akan diberikan pendidikan
kesehatan
4. Jelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan selama
kehamilan
5. Pastikan kenyamanan dan privasi kelompok terjaga
PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Ajukan pertanyaan secara umum mengenai pengetahuan ibu-
ibu hamil mengenai kehamilan dan ASUHAN ANTENATAL
2. Diskusikan berbagai aspek ASUHAN ANTENATAL
termasuk komplikasi yang mungkin ada. Pilih satu topik pada
setiap sesi. Informasi-informasi yang dapat diberikan antara
lain :
 Proses kehamilan, persalinan
 Pemeriksaan rutin kehamilan
 Praktik-praktik tradisional yang merugikan dan
mungkin dilarang untuk dipraktikkan
 Praktik-praktik tradisional yang menguntungkan dan
mungkin dapat direkomendasikan
 Bahaya dari mengkonsumsi obat-obat tanpa intruksi
dalam kehamilan
 Nutrisi
 Pemberian tablet Fe
 Pencegahan malaria
 Vaksin tetanus toxoid
 Kesehatan personal dan lingkungan
 Latihan, istirahat dan tidur
 Aktivitas hubungan seksual selamakehamilan
 Pentingnya “hubungan sex” yang aman dengan
menggunakan kondom selama kehamilan untuk
mencegah HIV/AIDS, bila suami istri
 Pentingnya test HIV selama kehamilan
 Persiapan menyusui
 Keluarga berencana
 Selft care selama periode postpartum
 Perawatan BBL
3. Diskusikan kepada ibu dan keluarga yang mendampingi
tentang tanda-tanda bahaya, dan jelaskan jika
terjaditanda0tanda bahaya pada ibu maka segera pergi ke
tenaga kesehatan, tanda-tanda bahaya tersebut antara lain :
 Pecah ketuban sebelum waktu
 Perdaraha dari jalan lahir
 Demam
 Mual yang berlebihan
 Kenaikan BB yang berlebihan
 Oedema pada muka dan tangan
 Sakit kepala dan gangguan visual
 Gerakan janin berkurang/tidak dirasakan
 Lelah yang berlebihan
4. Berikan kesempatan kepada ibu untuk menyampaikan
pertanyaan mengenai informasi yang disampaikan
5. Berikan kepada kelompok feedback yang positif
6. Review beberapa informasi penting
7. Berikan feedback yang positif
8. Beritahu secara langsung mengenai tempat pemeriksaan
selanjutnya
9. Tulis tanggal dan waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan
10. Ingatkan ibu mengenai kunjungan ASUHAN ANTENATAL
selanjutnya dan hal-hal yang memerlukan perhatian selama
kehamilan
11. Berikan ucapan terima kasih pada ibu atas perhatiannya
12. Berikan ucapan selamat jalan pada ibu
Total skor : 48

jumlah perolehan
NILAI AKHIR : x 100
total skor

DOSEN PENGUJI

(………………………….)

PENUNTUN BELAJAR
SENAM HAMIL

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


2 :Langkahkerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan
(apabila
harus berurutan)
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
4 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
5
N/A : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini
PENILAIAN
LANGKAH TUGAS
1 2 3 4 N/A
1. Menyiapkan alat-alat matras dan bantal
2. Menyiapkan ibu ,posisi ibu dan tempat yang akan digunakan
3. Menjelaskan pada ibu mengenai prosedur yang akan
dilakukan. jelaskan tujuan dan manfaat prosedur yang
dilakukan dalam senam hamil( informed consent )
PERTEMUAN PERTAMA
4. Mengangkat ujung kaki
mengangkat ujung kaki secara berulang ulang secara hitungan
yang diberikan (8x hitungan)
5. Menekukkan telapak kaki
tekukkan telapak kaki keatas sepenuhnya begitu juga kebawah
(8x hitungan)
6. Cara tidur yang nyaman
Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut. Masing-masing 8x.
7. Duduk bersila
Dengan posisi seperti ini, tundukan kepala dan angkat kepala
sambil menarik nafas, kemudian mengembuskannya.
Lanjutkan dengan menaikan bahu kemudian menurunkannya
kembali.Lakukan gerakan 8x hitungan.
PERTEMUAN KEDUA
8. Duduk bersila
dilakukan gerakan pemanasan dengan menggerakan kepala
menengok kekanan dan kekiri, miring kekanan dan kekiri.
Sesudah itu tundukan kepala dan angkat kepala sambil menarik
nafas, kemudian mengembuskannya. Lanjutkan dengan
menaikan bahu kemudian menurunkannya kembali. Lakukan
gerakan 8x hitungan.
9. Memutar Lengan Dan Mengencangkan Payudara
Letakan jari-tangan dibahu. Meletakan dua lengan mejepit :
Kedua payudara dan mengangkat payudara ke atas dengan
kedua
siku tersebut. Lakukan gerakan ini dengan memutar lengan.
Lepas perlahan-lahan kemudian lanjutkan dengan mengangkat
kedua siku keatas dan kembali ke posisi  semula lakukan
gerakan 8x.
10. Gerakan Relaksasi 
Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut.
Lakukan gerakan dengan mengangkat kaki atas setinggi
pinggul, kemudian turunkan, lanjutkan dengan mengangkat
kaki atas, tekuk ke arah perut dengan kaki bawah sejajar,
luruskan dan kembali keposisi semula, ulangi semua gerakan
dengan posisi miring kekiri masing-masing 8x.
11. Gerakan Pergerakan Kaki Dan Menganyuh 
Posisi tubuh terlentang. Kedua kaki lurus tekanlah jari-jari kaki
lurus ke
 bawah dan tekuk keatas kembali. Putar pergelangan kaki dari
arah kanan kekiri dan sebaliknya. Lanjutkan pergerakan
dengan kaki seolah-olah mengayuh sepeda dengan kedua
tangan disisi samping untuk menahan. Lakukan gerakan
masing-masing 8x.
12. Mengangkat Panggul 
Posisi tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk. Kedua
tangan diletakan disamping untuk menahan badan. Tarik napas,
tahan sambil mengencangkan otot panggul, tahan beberapa
detik, lalu kembali keposisi semula sambil menghembuskan
napas. Lakukan gerakan 8x.
13. Latihan Membran 
Posisi tidur terlentang, rangkul paha dengan tangan sampai
siku. Lakukan dengan posisi miring kekiri dan kenan lanjutkan
dengan posisi terlentang dan merangkul kedua paha dengan
lengan sampai siku. Sambil menarik napas angkat kepala,
pandangan keperut lalu hembuskan napas lanjutkan dengan
pergelangan kaki. Lakukan 8x.
14. Melenturkan Punggung 
Posisi merangkak, bahu sejajar dengan kedua lengan dibuka
sejajar. Dengan membuka kaki, angkat punggung dan tundukan
kepala, sambil menarik napas tahan beberapa detik kemudian
kembali ke posisi semula, pada posisi kembali otot punggung
rileks. Ulangi gerakan sampai 8x
15. Gerakan Anti Sungsang 
Posisi menungging. Tangan rileks disamping tubuh dan kedua
kaki terbuka, ditekuk sejajar bahu. Letakan kepala dikedua
tangan, turunkan dada perlahan-lahan sampai menyentuh
kasur, kepala menolek ke samping kiri atau kanan. Letakan
siku diatas kasur, geser sejauh mungkin dan tubuh kesamping.
Ulangi gerakan sampai 8x.
16. Konseling
Anjurkan ibu melakukan senam hamil di rumah dan memakan
makanan begizi serta minum susu ibu hamil
Total Skor :

Anda mungkin juga menyukai