Dokumen - Tips - Makalah Kelompok 1 Persamaan Schrodinger

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

 

Makalah Fisika Kuantum

“Persamaan Schrodinger” 

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

 ERVINA
 KRISNA (4113240016)
 MUTIA AMALIA
 VICKY ( 4103240039)

FISIKA Non_Dik 2011

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
 

Kata pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
 berjudul "Persamaan Schrodinger" dan membandingkan nya dari 3 ebook dan 2 internet
serta tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk 
 penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk 
 penyempurnaan makalah selanjutnya.

Medan, 09 Oktober 2013

Penulis 
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….................... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….. ...................... ii

BAB I: PENDAHULUAN ………………………….………………..................... 1

a. Latar Belakang …………………………………………………............................. 1

BAB II: ISI ……………………..…………………………………........................ 4

a.  Persamaan Schrodinger  ………………………………………….......................... 4


 b.  Persamaan Gelombang Schrodinger Untuk Atom Hidrogen …........…..….............. 6

BAB III: PENUTUP ...………………………………………………..................... 8

a.  Kesimpulan .……………...……………………………………………….…........... 8

DAFTAR PUSTAKA ……………………….………………………...................... 9  


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pada awalnya orang menganggap materi (zat) bersifat kontinu. Tetapi hasil
 penemuan berikutnya seperti penemuan muatan elementer melalui percobaan
simpangan sinar katoda membuat para ilmuan mulai memikirkan bahwa materi
 bersifat diskrit. Lalu konsep atom muncul karena rasa ingin tahu terhadap struktur zat.
Struktur zat berarti komponen-komponen dan hubungan antar komponen yang
membentuk zat tersebut.

Penjelasan Rutherford tentang penerapan mekanika Newton pada model atom,


dimana elektron diandaikan melakukan gerak mengelilingi atom, seperti planet
mengelilingi matahari. Dalam gerak itu elektron mengalami percepatan sentrifugal.
Gambaran ini dapat disimpulkan bahwa elektron pada atom tidak stabil. Karena
mengalami percepatan maka elektron akan memancarkan gelombang
elektromagnetik. Energi pancaran ini akan mengurangi energi total elektron sehingga
 jari-jari elektron akan mengecil. Karena adanya pancaran gelombang elektromagnetik 
maka spektrum panjang gelombang yang dipancarkan adalah spektrum yang kontinu.

 Namun dalam konsep mekanika modern menganggap bahwa di dalam atom


terdapat kestabilan. Hal ini didukung oleh percobaan yang dilakukan oleh J.J. Balmer 
 pada tahun 1855 yang bereksperimen tentang pemanasan gas hidrogen pada beda
 potensial tinggi yang menghasilkan spektrum emisi diskrit, dan juga ditambahkan
dengan teori atom Bohr yang menyatakan bahwa elektron memiliki kestabilan.

Penjelasan mengenai struktur atom yang lebih lengkap diperlukan untuk 


mengetahui struktur yang lebih detail tentang elektron di dalam atom. Model atom
yang lebih lengkap harus dapat menerangkan efek Zeeman dan sesuai untuk atom
 berelektron banyak. Efek Zeeman merupakan terpecahnya satu garis spektrum atomik 
yang dialiri arus listrik melalui gas dalam sebuah tabung menjadi beberapa garis di
dalam medan magnet. Berikut adalah gambar pemisahan garis spektrum atomik di
dalam medan magnet.
 

Erwin Schrodinger (1887-1961), merumuskan teori mekanika gelombang,


yang menggambarkan perilaku partikel kecil yang membentuk segi materi
gelombang. Pembuktian mekanika gelombang, schrodinger meneruskan penemuan
Louis de Broglie yaitu elektron atau partikel memiliki sifat gelombang yang tidak 
memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya
untuk menjelaskan gerak elektron digantikan oleh persamaan schrodinger yang
menyatakan fungsi gelombang untuk elektron. Untuk model atom pada prinsip ini
disebut model atom mekanika kuantum.

 Posisi dan keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang terbesar 
elektron di dalam atom

Pada gambar atom diatas,  elektron mengandung tiga bilangan kuantum yang
 jika ditentukan akan diperoleh hasil berupa orbital. Ketiga bilangan kuantum ini
adalah bilangan kuantum utama, orbital, dan magnetik. 2 menggambarkan rapatan
muatan elektron atau peluang menemukan elektron pada suatu titik dalam atom.
 

BAB II

ISI

A.  Persamaan Schrodinger

Perbedaan pokok antara mekanika klasik dengan mekanika kuantum terletak 


 pada cara penggambarannya. Dalam mekanika klasik, masa depan partikel dapat
ditentukan berdasarkan keadaan awal (kedudukan awal, momentum awal) serta gaya-
gaya yang bekerja padanya melalui hukum kedua Newton. Artinya dengan
menyelesaikan secara matematis dari hukum kedua Newton, maka bisa diketahui
dengan pasti kedudukan dan momentum partikel untuk setiap saat.

Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang keadaan masa depan partikel


seperti pada mekanika klasik tidak mungkin diperoleh, karena kedudukan dan
momentum awal tidak dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.

Penggambaran besar energi perilaku partikel pada mekanika klasik yaitu


 penjumlahan energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) kecil, yaitu:

     

         
, dimana: ,  

Dalam mekanika kuantum fungsi gelombang Ψ bersesuaian dengan variabel


gelombang y dalam gerak gelombang umumnya. Untuk Ψ merupakan menyatakan
matematis gelombang yang ekuivalen dari partikel bebas yang berenergi total E dan
 bermomentum p yang bergerak kearah + x , yaitu Ψ  (⁄ )()

.

Apabila kedua suku pada persamaan energi dikalikan dengan fungsi


gelombang Ψ menghasilkan persamaan,

   
Ψ Ψ Ψ, dimana;      
Ψ 
Ψ
 

    
Ψ
 Ψ
 

Sehingga persamaan menjadi,

      



Ψ  Ψ
Ψ,

Persamaan diatas adalah persamaan Schrodinger yang bergantung pada waktu


dalam tiga dimensi.

    
           

Ψ  Ψ Ψ Ψ
Ψ 
 

Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel V tidak bergantung dari
waktu, sehingga hanya berubah terhadap kedudukan partikel (x,y,z). untuk itu kita
dapat menyederhanakan persamaan Schrodinger dengan meniadakan kebergantungan
terhadap waktu t. fungsi gelombang bebas dapat dituliskan sebagai,

 (⁄ )()  (⁄ ) (⁄ )


Ψ   
 

Ψ  (⁄ ) (⁄ )  (⁄ )


 
=   

 
Jadi Ψ merupakan perkalian dari fungsi yang bergantung kedudukan  dan
fungsi bergantung waktu 
(⁄ )
. pada kenyataannya perubahan terhadap waktu dari
semua fungsi partikel yang mengalami aksi gaya tunak mempunyai bentuk yang sama
seperti pada partikel bebas. Selanjutnya, dengan mensubtitusikan persamaan
gelombang diatas kedalam persamaan Schrodinger yang bergantung waktu diperoleh,

 (⁄ )    (⁄ ) (⁄ )


  

Selanjutnya dengan membagi kedua suku dengan faktor eksponensial bergantung


waktu diperoleh,

      




, atau
   () 
 

Maka persamaan Schrodinger dalam keadaan tunak dalam tiga dimensi menjadi,

       ()


   
 

B.  Nilai Eigen

Mekanika kuantum dikembangakan melalui pendekatan-pendekatan oleh Erwin


Schrodinger, Warner Heisenberg dan lain-lain pada tahun 1952-1926 di tempat yang terpisah.
Mekanika kuantum timbul saat mekanika klasik dianggap tidak mampu menjelaskan
 banyaknya fakta eksperimen yang menyangkut perilaku sistem yang berukuran atom, bahkan
teori mekanika klasik memberi distribusi spektral yang salah radiasi dari suatu rongga yang
dipanasi.Mekanika kuantum menghasilkan hubungan antara kuantitas yang teramati, tatapi
 prinsip ketidaktentuan menyebutkan bahwa kuantitas teramati bersifat berbeda dalam
kawasan atomik. Dalam mekanika kuantum kedudukan dan momentum awal partikel tidak 
dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.
 

Mekanika Newton Fisikawan Austria Erwin Schrödinger (1887-1961) mengusulkan


ide bahwa persamaan De Broglie dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel,
tetapi juga pada gerakan yang terikat seperti elektron dalam atom. Dengan memperluas ide
ini, ia merumuskan sistem mekanika gelombang. Pada saat yang sama Heisenberg
mengembangkan sistem mekanika matriks. Kemudian hari kedua sistem ini disatukan dalam
mekanika kuantum. Dalam mekanika kuantum, keadaan sistem dideskripsikan dengan fungsi
gelombang. Schrödinger mendasarkan teorinya pada ide bahwa energi total sistem, E dapat
diperkirakan dengan menyelesaikan persamaan. Karena persamaan ini memiliki kemiripan
dengan persamaan yang mengungkapkan gelombang di fisika klasik, maka persamaan ini
disebut dengan persamaan gelombang Schrödinger. Persamaan gelombang partikel (misalnya
elektron) yang bergerak dalam satu arah (misalnya arah x) diberikan oleh:

(-h2/8π2m)  (d2Ψ/dx2) + VΨ = EΨ … (2.14) m adalah massa elektron, V adalah energi


 potensial sistem sebagai fungsi koordinat, dan Ψ adalah fungsi gelombang. 

Perbedaan mekanika Newton dan Mekanika Kuantum :

Mekanika newton :

1.  Kedudukan awal dapat ditentukan


2.  Momentum awal
3.  Gaya – gaya yang bereaksi padanya
4.  Kuatitas teramati dengan teliti
5.  Keadaan awal dan akhir dapat ditentukan dengan teliti
Mekanika Kuantum:

1.  kuantitas dapat teramati


2.  Kuantitas teramati bersifat berbeda dengan atomik 
3.  Kedudukan dan momentum awal tidak dapat dipereoleh dengan ketelitian yang
cukup
Untuk suatu partikel (elektreon proton). Kedudukannya tidak terukur dengan pasti.

 p> Xo 
2
   p 2 Xo  

 p= m V V =  p
m
 
2 m Xo
 

X=V t
 

Kuantitas yang diperlukan dalam mekanika kuantum ialah fungsi gelombang  dari
 benda itu. Walaupun  sendiri tidak mempunyai tafsiran fisis, kuadrat besar mutlak  2 (

atau sama dengan * jika  kompleks ) yang dicari pada suatu tempat tertentu pada suatu
saat berbanding lurus dengan peluang untuk mendapatkan benda itu di tempat itu pada saat
itu. Momentum, momentum sudut, dan energi dari benda dapat diperoleh dari . Persoalan
mekanika kuantum adalah untuk menentukan  untuk benda itu bila kebebasan gerak 

dibatasi oleh aksi gaya eksternal. Biasanya untuk memudahkan kita ambil 2 sama dengan

 peluang P untuk mendapatkan partikel yang diberikan oleh , hanya berbadinng lurus

dengan P. Jika 2 sama dengan P, maka betul bahwa :

 x


 x
 2 dV = 1 normalisasi

Karena

 x

 x
 dV = 1

ialah suatu pernyataan matematis bahwa partikel itu ada di suatu tempat untuk setiap saat,
 jumlah semua peluang yang mungkin harus tertentu. Selain bisa dinormalisasi ,  harus
 berharga tunggal, karena P hanya berharga tunggal pada tempat dan waktu tertentu , dan
kontinu.

Apabila prinsip komplemeter dan prinsip korespondensi serta asumsi interpretatif 


dasar (yakni yang menyatakan bahwa hasil yang mungkin dari suatu besaran diberikan oleh
 persamaan nilai eigen), maka akan diperoleh persamaan yang menentukan semua tingkatan
energi dari sistem. Secara eksplisit operator energi dalam sajian Schrodinger adalah

(72)

Persamaan nilai eigen energi adalah

(73)

Sajian ini merupakan persamaan Schrodinger.


 

Persamaan Schrodinger untuk sebuah partikel yang berada dalam pengaruh potensial adalah

(74)

Dalam 3 dimensi persamaan ini menjadi

(75)

Persamaan di atas akan diselesaikan untuk syarat batas yang menjadikan berhingga
dimana-mana (termasuk pada daerah tak hingga). Bentuk syarat batas dan makna fisisnya
akan diulas pada bagian selanjutnya.

Kasus khusus yang penting adalah persamaan atom hidrogen dengan energi potensial seperti
dalam diagram berikut. Dengan menganggap proton tak bergerak, kita gunakan koordinat
kutub dan memasukkan potensial Coulomb . Sehingga,

(76)

Hal penting yang patut diperhatikan adalah bahwa persamaan ini menghasilkan
tingkatan energi diskret yang sesuai pengamatan. Pembuktiannya menyangkutkan
 perhitungan rumit, yang akan diulas pada Bab 7. Untuk sementara, akan dibahas model
sederhana.
 

Diagram energi untuk atom hidrogen ditunjukkan dalam Gambar  3.1. Jika energi
kinetik adalah dan energi total adalah , maka

Oleh karena secara klasik harus dipenuhi , partikel dengan energi dapat diamati
hanya pada daerah dengan garis di atas kurva
Garis putus-putus pada diagram bersesuaian dengan energi kinetik negatif, karena itu
 berada pada posisi yang tak teramati. Untuk elektron dapat berada pada posisi sampai
takhingga. Untuk elektron terikat (bound ). Untuk harga yang besar tetapi negatif, elektron
terbatas pada potensial yang berubah sangat cepat dalam daerah yang sangat sempit. Untuk 
menganalisis sifat kualitatif dari sistem yang demikian kita tinjau harga energi kuantum dari
sebuah partikel yang terbatas dalam dinding potensial takhingga 1-d, yakni

(77)

Secara klasik partikel terbatas dalam daerah , dan berapapun energinya partikel terpantul
setiap kali menumbuk dinding potensial. Persamaan Schrodinger untuk sistem dengan
 potensial , yang didefiniskan oleh (3.25), untuk , adalah

(78)

Oleh karena bernilai takhingga pada , sementara suku-suku lainnya tetap berhingga, maka
diperlukan syarat batas sebagai

(79)
 

Dengan memperkenalkan

(80)

Persamaan menjadi

(81)

Solusi persamaan di atas yang memenuhi syarat batas pada , adalah

(82)

dimana

(83)

dan

dimana

(85)

Dengan menggabungkan (3.31) dan (3.33), diperoleh

(86)

dan dengan menggunakan (3.28), tingkatan energi yang mungkin adalah


 

(87)

Sifat penting dari spektrum energi diskret telah muncul secara alamiah dari formalisme di
atas, dan dapat dibandingkan dengan rumus Bohr untuk atom hidrogen,

(88)

Kenyataan bahwa model yang ditinjau masih sederhana tetapi telah mendekati model
real atom hidrogen merupakan kesuksesan. Perbedaan dengan faktor merupakan kekhususan
dari pendekatan 1-d (dinding potensial) terhadap sistem 3-d (atom hidrogen). Sedangkan
 perbedaan tanda muncul dari kenyataan bahwa tingkatan energi atom hidrogen diukur dari
 puncak potensial ke bawah.

Persamaan Schrodinger merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum  –  


seperti halnya hukum gerak kedua yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika
 Newton  –  dan seperti persamaan fisika umumnya persamaan Schrodinger berbentuk 
 persamaan diferensial. Bentuk umum persamaan Schrodinger adalah sebagai berikut,

dengan adalah fungsi Schrodinger yang mendefinisikan partikel yang bergerak dalam tiga
dimensi dengan energi tertentu dan berada di bawah pengaruh medan potensial V tertentu.
Bentuk khusus persamaan Schrodinger yaitu persamaan Schrodinger bebas waktu adalah

Bentuk ini lebih sering digunakan karena energi dan medan potensial sistem fisika umumnya
hanya bergantung pada posisi.

Walaupun rumusan matematis persamaan Schrodinger lebih sederhana dibandingkan


Mekanika Matriks dan Aljabar Kuantum, pemecahan persamaan ini tetap membutuhkan
 pengetahuan matematika lanjut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan energi
kinetik dan potensial sistem dan mensubstitusikannya ke dalam persamaan di atas. Langkah
 

kedua adalah merubah persamaan di atas kedalam sistem koordinat yang sesuai dengan
sistem yang ditinjau. Untuk sistem atom hidrogen sistem koordinat yang sesuai adalah sistem
koordinat bola. Langkah kedua adalah melakukan pemisahan variabel. Persamaan
Schrodinger mengandung tiga koordinat ruang yang saling ortogonal dan harus dipisahkan
menjadi 3 persamaan berbeda yang hanya mengandung satu koordinat ruang. Langkah ketiga
adalah memecahkan ketiga persamaan tersebut secara simultan. Hasil yang diperoleh
merupakan bilangan-bilangan kuantum yang memerikan struktur sistem berdasarkan tingka-
tingkat energi yang menyusun sistem tersebut. Struktur sistem ini selanjutnya dipergunakan
untuk meramalkan perilaku sistem dan interaksinya dengan sistem lain.

Penerapan persamaan Schrodinger pada sistem fisika memungkinkan kita


mempelajari sistem tersebut dengan ketelitian yang tinggi. Penerapan ini telah
memungkinkan perkembangan teknologi saat ini yang telah mencapai tingkatan nano.
Penerapan ini juga sering melahirkan ramalan-ramalan baru yang selanjutnya diuji dengan
eksperimen. Penemuan positron  –  yang merupakan anti materi dari elektron  –  adalah salah
satu ramalan yang kemudian terbukti. Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat
yang semakin kecil ukurannya pada gilirannya akan menempatkan persamaan Schrodinger 
sebagai persamaan sentral seperti halnya yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.

C.  Persamaan Schrodinger bergantung waktu

 bersesuaian dengan variabel


Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang

gelombang y dalam gerak gelombang umumnya. Namun,  bukanlah suatu kuantitas yang
dapat diukur, sehingga dapat berupa kuantitas kompleks. Karena itu, kita akan menganggap
 dalam arah x dinyatakan oleh :
 = Ae-2I(Vt-x/)

sehingga :

 = Ae-(i/ħ)(Et-px)

Persamaan di atas merupakan penggambaran matematis gelombang ekuivalen dari


 partikel bebas yang berenergi total E dan bermomentum p yang bergerak dalam arah +x.
 Namun, pernyataan fungsi gelombang  hanya benar untuk partikel yang bergerak bebas.
 

Sedangkan untuk situasi dengan gerak partikel yang dipengaruhi berbagai pembatasan untuk 
memecahkan  dalam situasi yang khusus, kita memerlukan persamaan
Schrodinger.Pendekatan Schrodinger disebut sebagai mekanika gelombang. Persamaan
Schrodinger dapat diperoleh dengan berbagai cara, tetapi semuanya mengandung kelemahan
yang sama yaitu persamaan tersebut tidak dapat diturunkan secara ketat dari prinsip fisis yang
ada karena persamaan itu sendiri menyatakan sesuatu yang baru dan dianggap sebagai satu
 postulat dari mekanika kuantum, yang dinilai kebenarannya atas dasar hasil-hasil yang
diturunkan darinya.

Persamaan Schrodinger diperoleh mulai dari fungsi gelombang partikel yang bergerak 
 bebas. Perluasan persamaan Schrodinger untuk kasus khusus partikel bebas (potensial V =
konstan) ke kasus umum dengan sebuah partikel yang mengalami gaya sembarang yang
 berubah terhadap ruang dan waktu merupakan suatu kemungkinan yang bisa ditempuh, tetapi
tidak ada satu cara pun yang membuktikan bahwa perluasan itu benar. Yang bisa kita lakukan
hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan Schrodinger berlaku untuk berbagai situasi
fisis dan membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen. Jika hasilnya cocok, maka
 postulat yang terkait dalam persamaan Schrodinger sah, jika tidak cocok, postulatnya harus
dibuang dan pendekatan yang lain harus dijajaki.

   
2 2
(Persamaan Schrodinger bergantung waktu
i   V   
t  2m  x 2 dalam satu dimensi)

      2   2 
2 2

i   2  2  2   V    (Persamaan Schrodinger bergantung


t  2m    x  y  z    waktu dalam tiga dimensi)

dimana energi potensial partikel V merupakan fungsi dari x, y, z dan t.

Dalam kenyataanya, persamaan Schrodinger telah menghasilkan ramalan yang sangat


tepat mengenai hasil eksperimen yang diperoleh. Pada rumus terakhir diatas hanya bisa
dipakai untuk persoalan non relativistik dan rumusan yang lebih rumit jika kelajuan partikel
yang mendekati cahaya terkait. Karena persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam
 batas  –  batas berlakunya, kita harus mengakui bahwa persamaan Schrodinger menyatakan
 

suatu postulat yang berhasil mengenai aspek tertentu dari dunia fisis.Betapapun sukses yang
diperoleh persamaan Schrodinger, persamaan ini tetap merupakan postulat yang tidak dapat
diturunkan dari beberapa prinsip lain, dan masing  –  masing merupakan rampatan pokok,
tidak lebih atau kurang sah daripada data empiris yang merupakan landasan akhir dari
 postulat itu. Penjabaran Persamaan Schrodinger bergantung waktu

 ~ (identik) dengan y dalam gerak gelombang umum

 : menggambarkan keadaan gelombang kompleks yang tak dapat terukur 

 i ( t   x )
v
= A e , = 2f, V =f 

2 i (  ft   x )


maka =A e  

energi totalnya

hc h 2  2 
E=h = , dengan = = , p=  
   p  p  

 E   E 
F= =  
h 2 

Persamaan gelombangnya menjadi

i
( )( Et  px )
= Ae h
 

2 2 2
   (
i
)( Et  px)  p (
i
)( Et  px)
2

2
( Ae 
) 
2
[ Ae 

 x  x 

  p ( i
)( Et  px )  2  p 2
 iA e 
jadi    
 x   x 2 
2

 i
 
t    

D.  Persamaan Schrodinger tak bergantung waktu


 

Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu
secara eksplisit, gaya yang bereaksi padanya, jadi juga V , hanya berubah terhadap kedudukan
 partikel. Jika hal itu benar, persamaan Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan
ketergantungan terhadap waktu t. Fungsi gelombang partikel bebas dapat ditulis

 = Ae-(i/ħ)(Et – px) = Ae-( iE/ħ )te+(ip/ħ)x 

=   e-(iE/ħ)t 

ini berarti,  merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e -(iE/h)t dan fungsi yang
 bergantung kedudukan   . Kenyataanya, perubahan terhadap waktu dari semua fungsi

 partikel yang mengalami aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada
 partikel bebas.

Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam satu dimensi

 2  2m
  E   V    0  
 x 2  2

Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam tiga dimensi

 2   2   2  2m


    E   V    0  
 x 2  y 2  z 2  2

Pada umumnya kita dapat memperoleh suatu fungsi gelombang  yang tidak saja
memenuhi persamaan dan syarat batas yang ada tetapi juga turunannmya jenuh, berhingga
dan berharga tunggal dari persamaan keadaan jenuh Schrodinger. Jika tidak, sistem itu tidak 
mungkin berada dalam keadaan jenuh. Jadi kuantitas energi muncul dalam mekanika
gelombang sebagai unsur wajar dari teori dan kuantitas energi dalam dunia fisis dinyatakan
sebagai jejak universal yang merupakan ciri dari semua sistem yang mantap. Harga En
supaya persamaan keadaan tunak Schrodinger dapat dipecahkan disebut harga eigen dan
fungsi gelombang yang bersesuaian  n disebut fungsi eigen. Tingkat energi diskrit atom

hidrogen :

me 4   1  
En = - 2 2 2
 2    n = 1,2,3…… 
32    0  n  
 

Dalam atom hidrogen , kedudukan elektron tidak terkuantitasi, sehingga kita bisa memikirkan
elektron berada disekitar inti dengan peluang tertentu 2 per satuan volume tetapi tanpa
ada kedudukan tertentu yang diramalkan atau orbit tertentu menurut pengertian klasik.
Pernyataan peluang ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa eksperimen yang
dilakukan pada atom hidrogen selalu menunjukkan bahwa atom hidrogen selalu mengandung
satu elektron, bukan 27 persen elektron dalam satu daerah dan 73 persen di daerah lainnya;
 peluang itu menunjukkan peluang untuk mendapatkan elektron , dan walaupun peluang ini
menyebar dalam ruang, elektronnya sendiri tidak.

Persamaan gelombang partikel bebas

 ( i )( et  px )
   Ae  

ip
( i ) Et  (  ) x
=  Ae e  

 ( iE 
, dengan = Ae
) t 
= e 

Ambil persamaan Schrodinger yang bergantung waktu,

   
2 2

i   v  
t  2m  x 2

iE  iE 
 ( iE  ) t  
2
 ( iE  ) t  
2
( ) t   2 ( ) t 
 E e 
 e 
 e 
2
 V e 
 
2m 2m 2 x

2 
2
2m
 E     V    X  2  
2m  x 2

 2  2m
 ( E   V )  0 , tidak bergantung waktu
 x 2  2

Analog terhadap persamaan schrodinger adalah tali terbentang yang panjangnya L yang
keduanya terikat.

 2 1  2
 ,   Y   
 x 2 V 2 t 2
 

2 L
 n   , n=0,1,2,… 
n 1

Dengan tingkat energi diskrit atom Hidrogen

me 4 1
 E n   2 2 2
( ),   n=1,2,3….. 
32  to  n2

Momentum sudut ditentukan

1/ 2
 Li  (l (l   1)) , l = 0,1,2,….. 

dengan harga ekspektasi

 G   G 2 dx,   
~
 

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Persamaan gelombang materi Schrodinger untuk elektron yang bergerak


mengelilingi inti atom hidrogen dalam sistem koordinat kartesian

       () 


   
dengan energi potensial listrik
 
()     

Schrodinger merumuskan teori mekanika gelombang, yang menggambarkan


perilaku partikel kecil yang membentuk segi materi gelombang.

Pada intinya Schrodinger menggambarkan besar energi perilaku partikel yaitu


bersumber dari mekanika Newton yang kedua sukunya dikalikan dengan fungsi
gelombang,

 
     
 

DAFTAR PUSTAKA

Beisser A, 1987. Konsep Fisika Modern. Edisi Keempat . McGraw-Hill International


Book Company

Sukardiono-dkk. 2003. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta

www.wikipedia.com/persamaan schrodinger

www.wordpress.com/dunia fisika

www. math.ucla.edu

www.physlink.com

Anda mungkin juga menyukai