PTK Pariyah 2020
PTK Pariyah 2020
PTK Pariyah 2020
2021/2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
2. Identitas Guru
Nama : Pariyah, S. Pd.
NIP : 197202172008012007
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I/III b
3. Identitas Sekolah
Nama TK : TK Negeri Sumurrejo
Alamat : Jl. Mr. Wuryanto RT 06/ RW 05, Gunungpati, Semarang
Email : [email protected]
Telepon : 024 76902467
Fatmiarni, S. Pd AUD
ii
PRAKATA
Fatmiarni, S. Pd AUD
iii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
didik pada kelompok B di TK Negeri Sumurejo melalui kegiatan menggunting
dan menempel. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas,
dimana tujuannya adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di
dalam kelas yang dilakukan oleh guru sendiri. Dalam penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklusnya ada empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah melalui kegiatan menggunting dan menempel dapat mengembangkan
kemampuan motorik halus anak Kelompok B di TK Negeri Sumurejo Tahun
Pelajaran 2021/2022. Peningkatan yang diperoleh adalah dari 15,8% siswa pada
kondisi prasiklus menjadi 89,47% siswa yang memperoleh skor 4 bintang setelah
mengalami perlakuan menggunting dan menempel tersebut.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
D. Tujuan .................................................................................................. 4
E. Manfaat................................................................................................. 4
A. Motorik ................................................................................................. 5
1. Pengertian ......................................................................................... 5
v
7. Permasalahan Perkembangan Motorik Halus .............................. 14
A. Kesimpulan ......................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................... 26
LAMPIRAN ..................................................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Aktivitas Motorik Halus Siswa Setiap Siklus ............................. 25
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Pada masa ini, anak
mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik,
kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka
segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu
1999: 23-26) terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini, yaitu
fungsi interaksi.
1
Bermain dapat memacu perkembangan perseptual motorik pada
beberapa area yaitu: (1) Koordinasi mata-tangan, atau mata kaki, seperti saat
tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang (4) Manajemen tubuh dan kontrol
dalam Sujiono, 1999 : 287-304). Agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan
rohani.
merasa belum menemukan media yang tepat untuk membantu anak dalam
perkembangan motorik haluas anak usia 4-5 Tahun adalah melakukan kegiatan
2
yang menunjukkan anak mampu menggunakan anggota badan untuk
masih rendah. Hal terebut ditunjukkan dengan data dari 19 anak didik, 4 anak
belum beraturan, dan hasil dalam menempel masih berantakan dan kurang rapi.
B. Pembatasan Masalah
3
2. Perlakuan dalam penelitian ini dibatasi hanya dengan kegiatan menggunting
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
E. Manfaat
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motorik
1. Pengertian
terkait, yaitu kemampuan motorik kasar (gross motor skill) dan kemampuan
urutan perkembangan, dimana bagian atas badan lebih dahulu berfungsi dan
terampil digunakan sebelum bagian yang lebih rendah. Bayi terlebih dahulu
5
Mursid dalam Hasanah (2016: 721) berpendapat kemampuan fisik
berlainan.
kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
cukup cepat.
6
2. Keterampilan Motorik Halus
yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan. Dengan kata lain
kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Pura
(2019: 132) menyatakan bahwa motorik halus yang paling utama adalah
keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam
halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar
menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan
7
dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas,
a. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak blum berbeda
cenderung sempurna.
c. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi
pensil.
lingkungan sekolah.
8
3. Fungsi Motorik Halus
diantaranya yaitu:
tidakbergantung.
lingkungan sekolah.
9
c. Keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak,
f. Umur,
g. Jenis kelamin,
h. Genetik, dan
i. Kelainan kromosom.
a. Faktor Genetik
perkembangan motorik halus setiap individu misal otot kuat, syaraf baik,
10
mengalami kerusakan otak dan hal tersebut dapat memperlambat
perkembangan motorik.
pada bayi sehingga bayi dapat bergerak secara aktif sehingga daya
e. Rangsangan
motorik bayi.
f. Perlindungan
motorik anak.
g. Prematur
h. Kelainan
11
perkembangannya. Individu yang mempunyai kelainan tersebut dapat
motorik terhambat.
i. Kebudayaan
motorik anak misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri
naik sepeda maka tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.
bahwa untuk mengembangkan motorik halus anak usia 4-6 tahun di Taman
b. Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar dapat
12
f. Memberikan rasa gembira dan ciptakan suasana yang menyenangkan
pada anak.
pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput
Pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih
mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang
13
Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun ia telah belajar
yang optimal sesuai dengan pertambahan usianya. Ada beberapa yang menjadi
bahwa masalah keterampilan motorik halus yang terjadi pada anak usia dini
bermakna dan belum bisa mewarnai dengan rapi. Usia 4 tahun anak mulai bisa
anak usia 4-6 tahun belum bisa menggambar beberapa bentuk yang tergabung
dengan baik menjadi suatu bentuk yang lebih bermakna perlu diwaspadai.
mempersepsikan apa yang ada di lingkungan sekitarnya. Selain itu juga anak
pada usia 4 tahun biasanya memiliki kemampuan yang semakin baik dalam
mewarnai. Jika pada usia menjelang masuk sekolah dasar kemampuan anak
mewarnai belum baik, seperti coretan warna selalu keluar dari bidang gambar,
tangannya.
untuk dipelajari oleh guru maupun orang tua, agar masalah yang terjadi pada
anak diketahui sejak dini dan mencari jalan keluar yaitu berupa tindakan yang
14
motorik anak menjadi perhatian guru sebagai orang yang bertanggung jawab
orang tua selaku orang yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran anak di
rumah, bukan hanya aspek perkembangan motorik saja tetapi juga aspek
alur, garis atau bentuk-bentuk tertentu. Kegitan tersebut merupakan salah satu
antara mata dan tangan dapat berkembang melalui kegiatan menggunting. Hal
ini dapat terjadi karena pada saat menggunting jari jemari anak akan bergerak
Pendapat lain dari Pamadi dan Sukardi (2010: 75) mengatakan bahwa
lanjut Pamadi dan Sukardi (2010: 75) berpendapat bahwa anak usia dini sangat
tergantung pada orang lain dalam mengerjakan kegiatan seni. Jadi sebagai
memegangi kertas gambar yang akan ditempelkan karena proses menempel ini
15
C. Kerangka Pikir
anak sejak dini, dengan menggunakan keterampilan tangan dan teknik serta
hasil karya yang indah dan rapi. Selain melatih keterampilan, menggunting dan
otak anak dan kemampuan motorik anak karena dengan kegiatan menggunting
dan menempel tersebut dapat membuat anak aktif bergerak dan melatih
kerapian dan ketepatan dalam menggunting maupun menempel. Salah satu cara
D. Hipotesis Tindakan
Semarang.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru sendiri. Penelitian tindakan
kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-
melalui dua siklus. Setiap siklusnya ada empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Secara visual penelitian tindakan kelas ini dapat
17
B. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan
kepada siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu apersepsi,
c. Observasi
18
d. Refleksi
dan observasi yang telah dilakukan. Selain itu, apabila terdapat kekurangan
kekurangan pada siklus I ini, maka akan diperbaiki dan dicari pemecahnya
pada siklus II. Sedangkan apabila ada kelebihan dalam siklus I, maka akan
siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2021 sampai dengan
Desember 2021.
19
Pelaksanaan siklus I
Analisis hasil siklus I
Pelaksanaan siklus II
Analisis hasil siklus II
Menyusus Laporan
D. Subjek Penelitian
No. Nama
1 Najwa
2 Athif
3 Tisha
4 Rama
5 Zahra
6 Rasyid
7 Nada
8 Aqila
9 Aska
10 Humay
11 Dani
12 Ashraf
13 Radit
14 Disya
15 Ayunda
16 Husain
20
17 Zaki
18 Lea
19 Imel
observasi.
1. Wawancara
teman sejawat, peneliti dengan anak atau dengan narasumber yang bertujuan
2. Lembar Observasi
21
Lembar observasi aktivitas anak digunakan untuk mengukur
menempel.
dan berguna untuk memecahkan suatu permasalahan. Teknik analisis data pada
penelitian ini yang menggunakan penilaian skala likert yang telah dimodifikasi
dari skala likert dengan nilai rentang menggunakan star scoring (*); (**);
*** = Baik
** = Kurang Baik
22
* = Tidak Baik
∑∗
% = 𝑥100% ………………….. (1)
𝑁
∑∗∗
% = 𝑥100% ………………….. (2)
𝑁
∑∗∗∗
% = 𝑥100% ………………….. (3)
𝑁
∑∗∗∗∗
% = 𝑥100% ………………….. (4)
𝑁
Keterangan:
N = Jumlah siswa
2. Uji Peningkatan
memperoleh empat (4) bintang pada saat prasiklus dan jumlah siswa yang
23
BAB IV
PEMBAHASAN
penelitian dilakukan dalam dua siklus tiap siklus dikenakan perlakuan yang
berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama sesuai dengan perubahan yang
dicapai seperti yang telah direncanakan dalam faktor yang ingin diteliti. Setiap
dan hanya 3 anak mendapat bintang 4. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
keterampilan motorik halus siswa masih rendah, hal ini ditunjukkan dari 19 anak
menggunting manih keluar garis, belum beraturan, dan hasil dalam menempel
siswa berupa kegiatan menggunting dan menempel yang diberikan secara lebih
jelass dan rinci sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik.
Hasil yang diperoleh setelah diberikan perlakuan dapat dilhat pada tabel berikut.
24
Tabel 4.1 Hasil Aktivitas Motorik Halus Siswa Setiap Siklus
Hasil
No. Siklus Pertemuan
Jumlah Persentase
1 I 1 6 31,57%
2 I 2 10 52,6%
3 II 1 13 68,4%
4 II 2 17 89,47%
Berdasarkan data pada tabel 1, terlihat bahwa pada Siklus 1 pertemuan 1,
terdapat 6 siswa yang memperoleh skor 4 bintang atau meningkat dari 15,8%
motorik halus siswa. Hal tersebut terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang
awalnya hanya 3 siswa atau 15,8% yang memperoleh skor 4 bintang menjadi
89,47% atau 17 siswa yang memperoleh skor 4 bintang pada siklus II.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu: melalui kegiatan menggunting dan
diperoleh adalah dari 15,8% siswa pada kondisi prasiklus menjadi 89,47%
B. Saran
Saran yang diberikan oleh penulis adalah agar guru dapat memadukan
motorik halus siswa maupun keterampilan dan pengetahuan siswa pada bidang
yang lain.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28
2. Lampiran Hasil Observasi Pertemuan 1 Siklus 1
Hasil Penelitian
No. Nama
* ** *** ****
1 Najwa v
2 Athif v
3 Tisha v
4 Rama v
5 Zahra v
6 Rasyid v
7 Nada v
8 Aqila v
9 Aska v
10 Humay v
11 Dani v
12 Ashraf v
13 Radit v
14 Disya v
15 Ayunda v
16 Husain v
17 Zaki v
18 Lea v
19 Imel v
Jumlah 4 5 4 6
Persentase 21% 26,3% 21,05% 31,57 %
29
3. Lampiran Hasil Observasi Pertemuan 2 Siklus 1
Hasil Penelitian
No. Nama
* ** *** ****
1 Najwa v
2 Athif v
3 Tisha v
4 Rama v
5 Zahra v
6 Rasyid v
7 Nada v
8 Aqila v
9 Aska v
10 Humay v
11 Dani v
12 Ashraf v
13 Radit v
14 Disya v
15 Ayunda v
16 Husain v
17 Zaki v
18 Lea v
19 Imel v
Jumlah 4 1 4 10
Persentase 21% 0,5% 21,05% 52,6 %
30
4. Lampiran Hasil Observasi Pertemuan 1 Siklus 2
Hasil Penelitian
No. Nama
* ** *** ****
1 Najwa v
2 Athif v
3 Tisha v
4 Rama v
5 Zahra v
6 Rasyid v
7 Nada v
8 Aqila v
9 Aska v
10 Humay v
11 Dani v
12 Ashraf v
13 Radit v
14 Disya v
15 Ayunda v
16 Husain v
17 Zaki v
18 Lea v
19 Imel V
Jumlah 1 3 2 13
Persentase 5,3% 15,8% 10,5% 68,4 %
31
5. Lampiran Hasil Observasi Pertemuan 2 Siklus 2
Hasil Penelitian
No. Nama
* ** *** ****
1 Najwa v
2 Athif v
3 Tisha v
4 Rama v
5 Zahra v
6 Rasyid v
7 Nada v
8 Aqila v
9 Aska v
10 Humay v
11 Dani v
12 Ashraf v
13 Radit v
14 Disya v
15 Ayunda v
16 Husain v
17 Zaki v
18 Lea v
19 Imel v
Jumlah 0 2 0 17
0% 0% 89,47 %
Persentase
10,52,6%
32
6. Lampiran Observasi 1
Butir Amatan
Persentase
Rata-rata
Jumlah
Keberanian
Kesesuaian
Antusiame
Keaktifan
No. Nama
Bicara
lancar
peran
1 Najwa 2 2 2 2 2 10 2 50 %
2 Athif 2 2 2 2 2 10 2 50 %
3 Tisha 4 2 3 2 2 13 2,6 65%
4 Rama 0 0 0 0 0 0 0 0%
5 Zahra 2 2 2 2 2 10 2 50 %
6 Rasyid 3 2 2 2 2 11 2,9 55 %
7 Nada 4 3 3 2 3 15 3 75 %
8 Aqila 4 3 2 3 3 15 3 75 %
9 Aska 3 3 3 3 3 15 3 75 %
10 Humay 2 2 2 2 2 10 2 50 %
11 Dani 4 4 4 3 2 17 3,4 85%
12 Ashraf 4 3 2 3 3 15 3 75 %
13 Radit 3 3 3 3 3 15 3 75 %
14 Disya 3 3 3 2 3 14 2.8 70%
15 Ayunda 3 3 3 2 3 14 2.8 70%
16 Husain 2 2 2 2 2 10 2 50 %
17 Zaki 4 3 3 2 2 14 2,9 70 %
18 Lea 4 3 2 2 2 13 2,8 65 %
19 Imel 2 2 2 2 3 11 2.1 55 %
Rata-rata
33
7. Lampiran Observasi 1
Butir Amatan
Persentase
Rata-rata
Jumlah
Keberanian
Kesesuaian
Antusiame
Keaktifan
No. Nama
Bicara
lancar
peran
1 Najwa 2 2 2 2 2 10 2 50 %
2 Athif 2 2 2 2 2 10 2 50 %
3 Tisha 4 2 3 2 2 13 2,6 65%
4 Rama 0 0 0 0 0 0 0 0%
5 Zahra 2 2 2 2 2 10 2 50 %
6 Rasyid 3 2 2 2 2 11 2,9 55 %
7 Nada 4 3 3 2 3 15 3 75 %
8 Aqila 4 3 2 3 3 15 3 75 %
9 Aska 3 3 3 3 3 15 3 75 %
10 Humay 2 2 2 2 2 10 2 50 %
11 Dani 4 4 4 3 2 17 3,4 85%
12 Ashraf 4 3 2 3 3 15 3 75 %
13 Radit 3 3 3 3 3 15 3 75 %
14 Disya 3 3 3 2 3 14 2.8 70%
15 Ayunda 3 3 3 2 3 14 2.8 70%
16 Husain 2 2 2 2 2 10 2 50 %
17 Zaki 4 3 3 2 2 14 2,9 70 %
18 Lea 4 3 2 2 2 13 2,8 65 %
19 Imel 2 2 2 2 3 11 2.1 55 %
Rata-rata
34