SATUAN ACARA PENYULUHAN Kejang Demam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KESEHATAN TENTANG

DEMAM BERDARAH DENGU (DBD) DI RUANGAN ANAK


RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO

Oleh:
Kelompok IX
Fadhilatul Khairah Tohopi
Melyana Haidari
Rizka Nur
Riyanti Lasena
Sudarman I. Wolinelo

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Kejang Demam


Sub pokok bahasan : Manajemen Kejang Demam
Sasaran / peserta : Keluarga pasien An. A
Waktu : 07.30 WIB - Selesai
Tempat : Ruang Perawatan Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
Hari / Tanggal : Selasa, 17 Mei 2022

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia ynag paling penting
didalam kehidupan. Indikator pertama, kesehatan suatu bangsa dapat dilijat dari
tinggi rendahnya angka kematian pada bayi dan anak (Arifuddin,2016). Anak
merupakan hal yang terpenting dan sangat berarti bagi sebuah keluarga. Selain
sebagai penerus keturunan keluarga, nantinya anak juga sebagai penerus bangsa.
Oleh karena itu tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya sakit,
terutama bila anak mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan pada sistem neurologis dan sering
dijumpai keadaan tersebut terjadi pada anak-anak. Kejang dapat terjadi karena
adanya peningkatan suhu tubuh. Suhu tubuh pada bagian rektal biasanya mencapai
380C (Mangunatmadja, 2011). Kejang demam
yang terjadi pada anak perlu diwaspadai karena kejang yang terjadi dalam
waktu yang lama dapat mengakibatkan kematian (Wong, 2012). Faktor pemicu
kejang demam yang paling utama adalah karena demam itu sendiri. Demam pada
anak biasanya disebabkan karena adanya infeksi virus (Setiawati, 2013).
Demam tinggi yang terjadi pada anak akan berdampak negatif seperti
dehidrasi, kerusakan neurologis, kekurangan oksigen, dan kejang demam
(Cahyaningrum, 2016). Salah satu cara sederhana untuk penanganan demam supaya
tidak menimbulkan kejang dapat dilakukan kompres hangat. Penanganan tersebut
dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk menurunkan suhu tubuh pada anak
(Aryanti. dkk, 2016)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, keluarga
pasien diharapkan mampu memahami tentang penyakit kejang demam.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, diharapkan
keluarga pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian penyakit kejang demam.
b. Menjelaskan penyebab kejang demam
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit kejang demam.
d. Menjelaskan cara penanganan saat kejang dan saat demam.Materi
C. Materi (terlampir)
1. Pengertian kejang demam
2. Penyebab kejang demam
3. Tanda gejala kejang demam
4. Cara penananganan saat kejang dan saat demam
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leafleat
2. Banner
F. Pelaksana
Moderator : Riyanti Lasena
Penyaji : Sudarman I. Wolinelo
Observer : Rizka Nur
Fasilitator : Fadhilatul Khairah Thopi dan Melyana Haidari
G. Seting Tempat

A A F A A

F
P
O
M
A A A
Keterangan :
• F : Fasilitator
• M : Moderator
• P : Penyaji
• A : Audience
• O : observer
H. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu
1 Pembukaan Pasien dan 10
- Membuka kegiatan dengan Keluarga Menit
mengucapkan salam. Mendengark
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.

2 Pasien dan 15
Pelaksanaan
Keluarga Menit
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan.
- Menggali pengetahuan keluarga
klien mengenai kejang demam.
- Menjelaskan tentang kejang
demam.
3 Pasien dan 10
Tanya Jawab Keluarga Menit
- Memberi kesempatan kepada
keluarga pasien untuk mengajukan
pertanyaan kemudian didiskusikan
bersama & menjawab pertanyaan.
- Memberikan leaflet kejang demam.
- Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada keluarga pasien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4 Pasien dan 5 Menit
Penutup Keluarga
- Mengakhiri pertemuan &
mengucapkan terimakasih atas
partisipasi keluarga pasien.
- Mengucapkan salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet.
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RSUD Otanaha
f. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil Klien dan keluarga mampu:
a. Menjelaskan pengertian kejang demam
b. Menjelaskan penyebab kejang demam
c. Menjelaskan manifestasi kejang demam
d. Menjelaskan cara penanganan kejang
KEJANG DEMAM

A. Pengertian Kejang Demam


Kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang yang terjadi pada saat
demam dan tidak disebabkan oleh proses infeksi didalam kepala seperti : radang
selaput otak (meningitis), radang otak (ensifilitis), ataupun adanya infeksi lain
seperti : infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pada telinga dan infeksi pada
saluran pencernaan. Kejang demam terjadi pada anak pada usia 6 bulan sampai 5
tahun (Lusia, 2015).
Kejang demam yaitu kejang yang berbuhungan dengan demam, biasanya
ditandai dengan demam yang suhunya bisa mencapai 380C pada bagian rektal dan
lebih dari 37,80C dibagian aksilaris. Kejang demam terjadi pada saat anak berusia
antara 3 bulan - 5 tahun, untuk bangkitan kejang demam sendiri biasanya terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai dengan 22 bulan (Seineld,2013).
Dapat disimpulkan bahwa kejang demam adalah kejang yang terjadi pada
anak - anak saat adanya kenaikan suhu tubuh secara mendadak dan biasanya kejang
timbul pada hari pertama saat demam.
B. Penyebab Kejang Demam
Adapun menurut IDAI, penyebab terjadinya kejang demam antara lain :
demam, patologis otak, eklamsia, obat - obatan, ketidakseimbangan kimiawi seperti
hiperkalemia, hipoglikemia, dan asidosis (IDAI, 2013).
Biasanya kejang demam diawali dengan adanya infeksi virus atau bakteri.
Adapun untuk penyakit penyerta dari kejang demam seperti penyakit infeksi saluran
pernafasan, gastroenteritis, dan otitis media. Meningkatnya suhu tubuh secara cepat
juga dapat mempengaruhi terjadinya kejang. Faktor hereditas juga mempunyai
peranan sekitar 8-22% anak yang mengalami kejang demam bisa juga orang tua
memiliki riwayat kejang demam pada waktu kecil (Lumbantobing. SM, 2017).
C. Manifestasi Klinik
Kejang demam pada anak dapat terjadi peningkatan kejang dengan suhu
tubuh mengalami peningkatan secara cepat dan disebabkan karena adanya infeksi
diluar susunan saraf pusat seperti otitis media akut, tonsilitis, furunkolitis, dan
bronchitis. Biasanya kejang demam terjadi dalam waktu 24 jam pertama pada saat
demam dan berlangsung singkat dengan sifat bangkitan berbentuk tonik-klonik,
klonik, tonik dan fokal atau akinetik. Kejang demam dapat berhenti sendiri dan
pada saat berhenti, anak tidak dapat memberikan reaksi apapun, tetapi setelah
berhenti beberapa detik atau beberapa menit anak kemudian sadar kembali tanpa
adanya kelainan pada saraf (Ngastiyah, 2014).
Adapun ciri-ciri anak yang mengalami kejang adalah sebagai berikut:
1. Suhu badan mencapai 390C.
2. Bagian tubuh termasuk pada tangan, kaki menjadi kaku, bagian kepala terkulai
kebelakang disusul dengan munculnya gejala kejut yang kuat.
3. Saat terjadi kejang anak mengalami kehilangan kesadaran, terkadang juga napas
bisa berhenti beberapa saat.
4. Kulit berwarna pucat sampai kebiruan dan bola mata naik ke atas.
5. Gigi terkatup dan terkadang disertai muntah.
6. Anak tidak dapat mengontrol untuk buang air kecil dan buang air besar
D. Cara Penanganan kejang
Menurut (Ngastiyah, 2014) Penatalaksanaan saat kejang demam antara
lain sebagai berikut :
1. Baringkan pasien ditempat yang datar, miringkan kepala pasien.
2. Singkirkan benda – benda disekitar pasien apabila dapat membahayakan keadaan
pasien.
3. Longgarkan pakaian jika mengganggu pernafasan.
4. Jangan memasang tongue spatel karena dapat beresiko lidah tergigit.
5. Bila pasien sadar segera berikan minuman hangat.
6. Pemberian oksigen untuk mencukupi perfusi jaringan.
7. Bila suhu pasien tinggi berikan kompres hangat.
Penatalaksanaan tindakan yang dapat dilakukan bila suhu panas atau demam
tinggi (Sodikin, 2012).
1. Menggunakan pakaian yang tipis dan longgar sehingga mampu untuk menyerap
keringat.
2. Jangan menyelimuti anak dengan selimut yang tebal karena dapat meningkatkan
suhu tubuh dan akan menghalangi proses penguapan.
3. Kompres hangat dengan menggunakan washlap, tempelkan washlap ke bagian
tubuh yang akan diberikan kompres hangat.
4. Menggunakan terapi fisik dengan cara memberikan minum yang banyak
supaya kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
5. Berikan obat penurun panas atau antipiretik

Anda mungkin juga menyukai