Makalah Thermodinamika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIKA DASAR

“ PRINSIP THERMODINAMIKA DALAM BIDANG FARMASI ”

Disusun Oleh :

Devita Laraswati 2004015086

Dinda Salma Aprilia 2004015159

Ismi Aulia Aziz 2004015152

( Kelompok 9 – MUON )

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena telah memberikan
berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Fisika Dasar ini
dengan judul “ Makalah Prinsip Termodinamika Dalam Teknologi Farmasi ”.

Dalam penyelesaiaan Makalah ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih banyak sekali kekurangan yang perlu diperbaiki, maka dari itu kami
menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Demikianlah makalah ini dibuat, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca
dan terkhusus kami sebagai penyusun.

Jakarta, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Thermodinamika .............................................................................. 3

2.2 Prinsip Thermodinamika .................................................................................... 4

2.3 Konsep-Konsep Dasar Thermodinamika ........................................................... 5

2.4 Proses-Proses Thermodinamika ......................................................................... 7

2.5 Bentuk-Bentuk Energi ........................................................................................ 8

2.6 Hukum-Hukum Thermodinamika ..................................................................... 10

2.6.1 Hukum Thermodinamika I ...................................................................... 10

2.6.2 Hukum Thermodinamika II ..................................................................... 13

2.6.3 Hukum Thermodinamika III .................................................................... 15

2.7 Penerapan Prinsip Thermoinamika daam Bidang Farmasi dan Kesehatan ......... 17

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 20

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 20

3.2 Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti yang
ada didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi termodinamika bercakupan
jauh, dan penerapannya membentang keseluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan
sejarah teknologi kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk
memanfaatkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat.
Kebanyakan kegiatan kita melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi.
Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi
didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu
energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnetik, energi
akibat gaya magnet dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain,
baik secara alamiah maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi dialam semesta
bersifat kekal. Tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan
energindari satunbentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan.
Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekebalan energi.
Ilmu termodinamika merupakan ilmu yang berupaya untuk memprediksi
perpindahan energi yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat dari
perbedaan suhu. Ilmu termodinamika mengajarkan bahwa transfer energi yang
dimaksud didefinisikan sebagai panas. Ilmu perpindahan panas tidak hanya menjelaskan
bagaimana energi panas dapat ditransfer, akan tetapi juga untuk memprediksi tingkat
dimana pertukaran berlangsung di bawah kondisi tertentu. Menurut jenis perambatannya,
perpindahan panas digolongkan menjadi tiga yaitu perpindahan panas secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
Secara umum termodinamika mempelajari tentang reaksi. Reaksi yang menyerap
panas atau kalor dari lingkungan ke sistem disebut reaksi eksoterm sedangkan reaksi
yang melepaskan panas atau kalor dari sistem ke lingkungan disebut reaksi eksoterm.
Penerapan hukum termodinamika dalam bidang farmasi adalah penggunaan energi
panas dalam pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur

1
permukaan kulit), pembuatan emulsi dengan bantuan emulgator, dan termometer bimetal
mekanik keping bimetal memiliki dua buah keping logam. Kepingan ini
dapatmelengkung jika terjadi perubahan suhu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Thermodinamika ?


2. Bagaimana Prinsip dari thermodinamika ?
3. Bagaimana Konsep dari thermodinamika ?
4. Apa saja Hukum dari Thermodinamika ?
5. Bagaimana penerapan thermodinamika dalam bidang farmasi dan kesehatan ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahu apa yang dimaksud dengan Thermodinamika ?


2. Mengetahu bagaimana Prinsip dari thermodinamika ?
3. Mengetahu bagaimana Konsep dari thermodinamika ?
4. Mengetahui apa saja Hukum dari Thermodinamika ?
5. Mengetahu bagaimana penerapan thermodinamika dalam bidang farmasi dan
kesehatan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termodinamika


Termodinamika ( bahasa Yunani : thermos = panas dan dynamic = perubahan )
adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika
berhubungan dekat dengan mekanika statistik dimana hubungan termodinamika berasal.
Termodinamika merupakan cabang imu fisika yang berkaitan dengan hukum-hukum
umum yang berhubungan dengan perubahan kalor menjadi energy bentuk lain dan
tentang penerapan hukum kekalan energy. Ilmu termodinamika adalah ilmu yang
menjelaskan hubungan antara panas , kerja mekanik, dan aspek-aspek lain dari energy
dan perpindahan energi.

Termodinamika mempelajari hubungan bermacam-macam bentuk tenaga dalam


suatu sistem. Seperti diketahui tenaga ada bermacam-macam, misalnya tenaga listrik,
tenaga kimia, tenaga radiasi, tenaga cahaya, tenaga panas dan sebagainya (Suhardjo,
1997). Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang berkenaan dengan
panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi termodinamika adalah
ilmu mengenai fenomena tentang energi yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan
usaha yang dilakukan (Hani, 2010). Tenaga yang satu dapat diubah menjadi bentuk
tenaga yang lain, misal tenaga kimia menjadi tenaga listrik atau panas dan sebaliknya.
Termodinamika hanya mempelajari hubungan antara tenaga awal dan akhir dari sistem
tersebut. Tenaga dari sistem ialah jumlah tenaga potensial dan tenaga kinetiknya. Tenaga
potensial yaitu tenaga yang dimiliki oleh sistem karena kedudukannya (struktur sistem
atau kedudukan terhadap sistem lain) (Suhardjo, 1997).

Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas


tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan
kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit,
energi akibat gaya magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi.

3
2.2 Prinsip Thermodinamika
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika
direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk mekanisme yang bisa
membantu manusia dalam kegiatannya.Energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat
dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk
menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai
prinsip konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik
dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin,
gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses
alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang
kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala
kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai
proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu
manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun
udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi
mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di
luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin
pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja.
Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas,
dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar thermodinamika. Aplikasi
thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu
thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris,
dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph
Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika
dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari
perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut
pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan
partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu

4
thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan
thermodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang
sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.

2.3 Konsep-Konsep Dasar Thermodinamika


1) Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah sejumlah zat atau campuran zat-zat yang dipelajari sifat-sifat dan
perilakunya. Segala sesuatu di luar sistem disebut lingkungan. Suatu sistem terpisah
dari lingkungannya dengan batas-batas tertentu yang dapat nyata atau tidak nyata.
Sebagai contoh, bila dalam botol yang tertutup terdapat air yang terisi setengah, maka
yang menjadi sistem adalah air. Sedangkan dinding dan tutup botol merupakan batas-
batas sistem dan segala yang berada disekeliling botol adalah lingkungan.
Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk
dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan.
Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam
aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan
dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem
terbuka. Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada
masa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah.
Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.
Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara
didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam
masa udara didalam balon. Dalam sistem terbuka, energi dan masa dapat keluar
sistem atau masuk kedalam sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesin-
mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang
didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk
kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. melalui knalpot.
Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem
thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-masuk
sistem tersebut. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari
sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m, viskositas, konduksi
panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang disefinisikan

5
dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-
lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila
masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan
tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari
sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property nya
berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu
sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan
seimbnag (equilibrium). Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang
satu menjadi keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara
keadaan awal dan akhir disebut lintasan proses. Suatu sistem disebut menjalani suatu
siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan
akhir sistem kembali ke keadaan awalnya.
Antara sistem dan lingkungan terdapat pula yaitu sistem tersekat. Sistem
tersekat merupakan sistem yang tidak dapat melakukan pertukaran materi maupun
energi dengan lingkungannya. Sistem tersekat memiliki jenis energi yang tetap.
Contoh untuk sistem tersekat adalah botol termos ideal.

2) Keadaaan Sistem dan Fungsi Keadaan


Keadaan sistem ditentukan oleh sejumlah parameter atau variabel, misalnya
suhu, tekanan, volume, massa dan konsentrasi. Variabel sistem dapat bersifat
intensif, artinya tidak bergantung pada ukuran sistem (tekanan, suhu, massa jenis,
dan sebagai-nya), atau bersifat ekstensif yang berarti bergantung pada ukuran sistem
(massa, volume, energi, entropi, dan sebagainya). Setiap besaran atau variabel yang
hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak bergantung pada bagaimana
keadaan sistem itu tercapai, disebut fungsi keadaan. Fungsi keadaan, misalnya suhu,
tekanan, volume, energi dalam, entropi, dan lain-lain.

3) Kalor dan Kerja


Keadaan sistem ditentukan oleh sejumlah parameter atau variabel, misalnya
suhu, tekanan, volume, massa dan konsentrasi. Variabel sistem dapat bersifat
intensif, artinya tidak bergantung pada ukuran sistem (tekanan, suhu, massa jenis,
dan sebagai-nya), atau bersifat ekstensif yang berarti bergantung pada ukuran sistem
(massa, volume, energi, entropi, dan sebagainya). Setiap besaran atau variabel yang
hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak bergantung pada bagaimana

6
keadaan sistem itu tercapai, disebut fungsi keadaan. Fungsi keadaan, misalnya suhu,
tekanan, volume, energi dalam, entropi, dan lain-lain.

2.4 Proses-Proses Thermodinamika


Proses termodinamika adalah jika kita tinjau sebuah gas nitrogen yang dicairkan,
dengan melakukan kompresi terhadap gas tersebut sampai pada tekanan yang sangat
tinggi sambil tetap menjaga agar suhu konstan kemudian mengisolasi gas tersebut
danmembiarkannya berekspansi. Pada saat berekspansi ke suhu yang lebih dingin itulah
gas akan mulai mencair. Proses termodinamika didasarkan pada hukum-hukum
termodinamika antara lain hukumke-nol, hukumpertama dan hukum kedua. Beberapa
variable termodinamika yang penting kita kenal sebelum dirumuskannya hukum-hukum
termodinamika antara lain adalah : tekanan (P), Volume (V), suhu (T), Entropi (S),
kalor/ panas (Q), kerja (W), dan energy dalam (U). Beberapa konstanta yang lain adalah :
kalor jenis ( c ), tetapan gas ( R ) dan lain-lain.
Proses termodinamika yang terjadi pada gas terdiri dari proses isobaric, proses
isokorik, proses Isotermal, dan proses adiabatic. Energi selalu berkaitan dengan usaha
merupakan hasil perkalian gaya dengan perpindahan
a) Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam
suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam
suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan
hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan
sistem.

(Q = W).
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang
dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah
volume akhir dan awal gas.

b) Proses Ishokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan
(∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama

7
dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada volume konstan QV.
QV = ΔU

c) Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan,
gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan
konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai
kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan
energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =∆U

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai


W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi
(kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang
diserap gas pada volume konstan (QV).

d) Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas
sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U).

2.5 Bentuk-Bentuk Energi


Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi thermal, mekanis,
kinetis, potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir.
Di dalam thermodinamika yang dipelajari adalah besarnya perubahan dari satu
bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung jumlah anergi dari suatu sistem.
Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:
1) Energi Makroskopik
Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi, magnetik, elektrik
dan tegangan permukaan. Energi Makroskopik terdiri dari :

8
a. Energi Kinetik (KE) : Energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap
suatu referensi. Adapun besarnya dalam berntuk energi per-satuan masa dengan:
m= satuan masa media pembawa energi
v= satuan kecepatan gerakan masa
b. Energi Potensial (PE) : Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan
gravitasi, besarnya adalah:
PE= m.g.z

2) Energi Mikroskopik
Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul. Jumlah total
energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol U.
Energi Mikroskopik terdiri dari:
a. Energi Sensibel : Berhubungan dengan energi kinetik dan gerakan (translasi,
rotasi, vibrasi) molekul sistem.
b. Energi Latent : Berhubungan dengan fasa dari sistem, mencair, menguap dll.
c. Energi Kimia : Berhubungan dengan ikatan atm-atom dalam sistem.

3) Energi Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam.
Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada
dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik
rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan
suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan
energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di
dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas.
Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol
gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah
perubahan suhu gas (dalam kelvin).

9
Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi
potensial dan energi dalam.

2.6 Hukum-Hukum Thermodinamika


Termodinamika mempunyai hukum-hukum pendukungnya. Hukum-hukum ini
menerangkan bagaimana dan apa saja konsep yang harus diperhatikan. Seperti
peristiwa perpindahan panas dan kerja pada proses termodinamika. Sejak
perumusannya, hukum-hukum ini sudah menjadi hukum penting dalam dunia fisika
yang berhubungan dengan termodinamika. Penerapan hukum-hukum ini juga
digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang ilmu lingkungan, otomotif, ilmu
pangan, ilmu kimaia dan lain-lain. Berikut hukum-hukum termodinamika :

2.6.1 Hukum Thermodinamika I


Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya
bisa mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam
termodinamika, jika sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan berguna
untuk usaha luar dan mengubah energi dalam. Jika kalor diberikan kepada
sistem. volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat
mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem,
volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa
lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu
bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan
volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu
akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada
sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan
energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam
termodinamika atau disebut hukum I termodinamika.

Bunyi Hukum Thermodinamika :


“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.

Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W


dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses

10
termodinamika yang bisa merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel
keadaan (P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem melakukan usaha terhadap
lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan. Secara matematis
hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = ∆U + W

ΔU = Q − W

Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)

Dengan ketentuan, jika:


Q (+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W (+) → sistem melakukan usaha
W (-) → sistem dikenai usaha
∆U (+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U (-) → terjadi penurunan energi dalam

Proses-proses
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0

Persamaan Keadaan Gas

Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2

Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2

11
Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2

P, V, T Berubah (non adiabatis)


(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)

Adiabatis
P1V1 γ = P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap → γ =
Cp/Cv

Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)

Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693

Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2

Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)

12
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum


universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas
sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum
pertama termodinamika ini berbunyi:

“ Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan


jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja
yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya. ”
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan
kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh
Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut
'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan
dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

2.6.2 Hukum Thermodinamika II


Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang
dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam.
Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius
mengatakan, “Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan
efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke
benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat
proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian
adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan
adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah
nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai
yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana
keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi.

13
Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut
proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah
proses alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir
di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang
menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar". Jika
entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua
termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen
dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin
besar.
Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati
keseluruhan ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul
gas tersebut menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki
temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga mencapai temperatur yang
serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi lebih kacau,
dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian
dengan temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan
semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan temperatur T 1 dan benda
B bersesuaian dengan temperatur T2".
Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan
adalah, pers. (1):
S = k log w
dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah
parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif
terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal,
dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya
semakin besar, maka kemungkinan sebuah molekul dapat ditemukan dalam
suatu daerah bervolume V adalah sebanding dengan V; yakni semakin besar V
maka semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di dalam
V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah,
pers. (2):
W1 = c V

14
Dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara
serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni,
kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul berada di dalam
volume V adalah, pers.(3):
w = w1N = (cV)N

Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas ideal
dalam proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak
berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses
ekspansi isotermal tersebut bertambah besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan
gambaran termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang
memungkinkan untuk meletakkan hukum kedua termodinamika pada landasan
statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju entropi yang lebih
tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang
lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana
entropi maksimum secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin
secara statistik. Akan tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di
sekitar distribusi kesetimbangan.
Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar
di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika
cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat
terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim panas
yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu
ruangan.

2.6.3 Hukum Thermodinamika III


Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa
paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih
rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-
ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara isoterm, penurunan
medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar
bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk

15
menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan
yang lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara adiabat
yang kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan
seterusnya. Maka akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat
dipakai untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.

Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah


bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit
menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan
persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga
banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari
pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut :

Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang


banyaknya terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau
ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum
ketiga termodinamika adalahhasil percobaan yang menuju ke perhitungan
bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST ialah perubahan
entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔST berkurang jika
sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:

Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu


sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol.
Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-
Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses
reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan
yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau
secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara
reversibel.

Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan
sebagai :

Pada Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis 0,


bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zatàsuhu T padat atau
cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat ditunjukkan secara

16
eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati St menurun.D0 K, perubahan
entropi transisi. Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.


Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

StD Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan


entropi yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan
murni pada T = 0 K bernilai nol.

Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan
ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan
dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K.
Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat ketidakteraturan
dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan
entropi.

2.7 Penerapan Prinsip Thermodinamika dalam Bidang Farmasi dan Kesehatan


1) Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik
termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit)
Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas:
Dengan menggunakan kamera infra merah, panas yang dipancarkan kulit
berupa radiasi infra merah oleh susunan optis yang dijatuhkan ke detektor
infra merah menjadi diskontinu. Oleh transduser, infra merah diubah menjadi
pulsa listrik. Kemudian,diperkuat dengan amplifier dan ditampilkan gambar di
layar Cathode Ray Tube (CRT). Untuk mendapatkan hanya berkas infra merah
saja pada transduser dipakai filter transparan yang hanya melewatkan radiasi
infra merah.
2) Pembuatan emulsi dengan bantuan emulgator
Prinsipnya dengan bantuan emulgator untuk mencampurkan zat-zat yang tidak
saling campur. Contohnya pada pembuatan emulsi dari campuran balsam peru
dengan oleum sesami. Kedua senyawa itu tidak saling campur. Dengan

17
adanya emulgator, yaitu gom arab maka kedua senyawa tersebut tercampur
dan setelah tercampur sulit untuk dipisahkan lagi karena terjadi gerakan-gerakan
yang bebas dalam sistem
3) Termometer bimetal mekanik
Keping Bimetal memiliki dua buah keping logam. Kepingan ini dapat
melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah
menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien
muainya lebih rendah. Sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal
akan melengkung ke arah logam yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam
dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang
sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang
satunya lagi tidak ikut memanjang. Pada termometer, keping bimetal dapat
difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika kepingan menerima rangsanag
berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena pemuaian panjang
pada logam.
4) EKG
Tubuh manusia memiliki potensial listrik, denyut jantung manusia dapat teramati
dengan adanya perubahan potensial listrik tersebut. Sensor ditempatkan pada
lengan tangan dan kaki, karena ditempat tersebut pulsa potensial
denyut dapat menggambarkan kerja jantung mendekati sebenarnya. Pulsa
denyut analog akan diubah ke pulsa listrik dengan rangkaian ADC dan kemudian
data-data tersebut akan diolah dengan prosesor yang ada di PC.
5) Thermometer Maksimum
Termometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat
tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu
udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu
udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula,
thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan
magnet.
6) Thermometer Minimum
Prinsip kerja termometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah
penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan
menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah. Namun,bila suhu meningkat maka

18
indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan termometer harus
miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah.
7) Penerapan energi panas dalam pengobatan (Metode Konduksi)
“Apabila ada perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan ditransfer
secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin”.
Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan
temperatur, lama melakukan kontak, material konduksi panas.
8) Penerapan energi dingin dalam pengobatan
Penyimpanan darah (Bank Darah), Penyimpanan Sperma (Bank Sperma)
Penyimpanan Bone Marrow, (Sumsum tulang) Penyimpanan jaringan tubuh lain.
Penyimpanan obat-obat an, Pengobatan edema akibat trauma akut dan sakit kepala ;
memakai ice bag/kantong es, Pengobatan nyeri dan bengkak lokal ; dipakai
kompres dingin dan Operasi Jaringan Kanker ; memakai cairan nitrogen untuk
merusak jaringan kanker yang luas. Untuk beberapa jenis sel, dibantu dengan
gliserol atau dimethil sulfonat sebagai proteksi agent.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas


tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan
kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit,
energi akibat gaya magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Dalam thermodinamika
ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Proses termodinamika
yang terjadi pada gas terdiri dari proses isobaric, proses isokorik, proses Isotermal, dan
proses adiabatic. Energi selalu berkaitan dengan usaha merupakan hasil perkalian gaya
dengan perpindahan
Termodinamika mempunyai hukum-hukum pendukungnya. Hukum-hukum ini
menerangkan bagaimana dan apa saja konsep yang harus diperhatikan. Seperti peristiwa
perpindahan panas dan kerja pada proses termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-
hukum ini sudah menjadi hukum penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan
termodinamika. Penerapan hukum-hukum ini juga digunakan dalam berbagai bidang
seperti bidang ilmu lingkungan, otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain.

3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak sekali kekurangan baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi pembahasan oleh karena itu kami selaku
penyusun menerima segala kritik saran yang bersifat membangun dari pembaca dan
semoga setelah membaca makalah ini pembaca bisa lebih memahami lagi mengenai
penerapan Prinsip Thermodinamika baik dalam bidang farmasi, kesehatan maupun dalam
kehidupan sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

ayari, M. (2015, Maret 22). PENERAPAN HUKUM TERMODINAMIKA DALAM


PELAYANAN KESEHATAN. Retrieved Januari 11, 2021, from
meilisaayari.blogspot.com: http://meilisaayari.blogspot.com/2015/03/penerapan-
hukum-termodinamika-dalam.html

Fenomena Termodinamika Pengaruhi Kestabilan Sediaan Emulsi. (2019, November 16).


Retrieved Januari 11, 2021, from farmasetika.com:
https://farmasetika.com/2019/11/06/fenomena-termodinamika-pengaruhi-kestabilan-
sediaan-emulsi/

Melindah, S. (2014, November 23). BENTUK ENERGI DAN HUKUM


THERMODINAMIKA. Retrieved Januari 11, 2021, from
susimelindah23.blogspot.com: http://susimelindah23.blogspot.com/2014/11/contoh-
makalah-termodinamika.html

TERMODINAMIKA. (2020, November 23). Retrieved Januari 11, 2021, from


www.gurupendidikan.co.id: https://www.gurupendidikan.co.id/termodinamika/

TERMODINAMIKA FISIKA DASAR 1. (2016, Agustus 31). Retrieved Januari 11, 2021, from
dakwahtilltheend.blogspot.com:
https://dakwahtilltheend.blogspot.com/2016/08/termodinamika-fisika-dasar-1.html

Umar, R. F. (2019, Februari 7). TERMODINAMIKA. Retrieved Januari 11, 2021, from
rekasafitriumar.blogspot.com: http://rekasafitriumar.blogspot.com/2019/02/laporan-
lengkap-kimia-fisika-tentang.html

21

Anda mungkin juga menyukai