Proposal Kegiatan Tak Jiwa Sehat
Proposal Kegiatan Tak Jiwa Sehat
Proposal Kegiatan Tak Jiwa Sehat
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Perkembangan anak pada usia prasekolah sangatlah penting karena anak
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan apabila perkembangan
tersebut mengalami masalah maka anak akan mengalami kesulitan dalam
tahap belajar selanjutnya (Maulina, 2013). Secara garis besar, ranah
perkembangan anak terdiri atas motorik kasar, motorik haus, bahasa/bicara
dan personal social/ kemandirian. Pada usia prasekolah, kemampuan imajinasi
dan belajar seorang anak sangatlah besar. Kegiatan terapi bermain merupakan
sarana dan yang tepat dan sesuai untuk anak usia prasekolah dalam rangka
mengaktualisasikan, mengekspresikan diri, dan membantu anak untuk
mengembangkan serta meningkatkan imajinasi (Lestari, 2018). Anak akan
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang dapat menimbulkan
sehat dan sakit (Masulili and Hastono, 2013).
Kebutuhan bermain bagi anak-anak sangatlah penting, bermain
merupakan aktivitas yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak
baik secara fisik maupun secara psikologis (Diani, 2013). Melalui bermain
semua aspek perkembangan anak di tumbuhkan sehingga anak menjadi lebih
sehat dan cerdas. Bermain pada anak usia pra sekolah telah terbukti mampu
meningkatkan perkembangan mental, kecerdasan, motorik kasar dan motorik
halus (Arief et al., 2012). Daya pikir anak terangsang untuk membagunkan
aspek emosional, sosial, serta fisiknya. Kesenangan merupakan salah satu
elemen pokok dalam bermain. Bermain juga dikatakan sebagai media untuk
eksplorasi dan oenemuan hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran
orang dewasa, dan memahamai perasaannya sendiri. Bermain adalah beruk
ekspresi diri yang paing lengkap yang pernah dikembangkan manusia
(Landreth, 2001).
Terapi bermain diyakini mampu menghilangkan batasan, hambatan dalam
diri, kecemasan, frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan
mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjai tingkah laku yang
diharapkan dan anak sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah
di ajak kerjasama ketika diajak bermain (Mulyaman, 2008 dalam Noverita
dkk, 2017). Sementara Landreth (2001) mendefinisikan terapi bermain
sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan trapis yang
terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan
yang dipilihdan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi
anak untuk sepenuhnya mekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan,
pikiran, pengalaman dan perilakunya melalui media bermain. Teori adaptasi
Roy mengatakan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial yang
mepakan satu kesatuan yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi
terhadap lingkungan yang akan berpengaruh terhadap perkembangan manusia
(Seran, 2019).
Melihat pentingnya bermain bagi seorang anak terutama anak yang sedang
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, maka kkami akan mengadakan
terapi bermain dengan sasaran pra sekolah yaitu umur 3 – 6 tahun yang berada
di Dusun I dan Dusun III di Desa Tateli III. Kami berharap dengan
diadakannya terapi bermain ini, anak dengan rentang umut 3-6 tahun dapat
berfikir kreatif serta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
tahap tumbuh kembangnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak dihrapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan
serta membantu tumbuh kembang anak.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatkan kreativitas anak
b. Mampu merangsang kemampuan anak untuk berpikir kreatif
c. Gerakan motorik halusnya lebih terarah
d. Mampu mengembangkan perilaku kognitifnya
e. Mampu meningkatkan kemampuan yang dimiliki anak oleh anak
f. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Rancangan Bermain
Kegiatan terapi bermain yang kelompok buat kali ini bertema
“Mengemabngkan kreativitas anak melalui mewarnai gambar”. Kegiatan ini
terdiri dari 3 sesi yaitu: Pertama menyanyikan lagu sesuai dengan keinginan
anak. Pada sesi kedua, anak diberi petunjuk untuk mewarnai gambar yang
telah disediakan oleh kelompok. Pada sesi terakhir yaitu anak diajak untuk
mewarnai gambar yang telah disediakan oleh kelompok tanpa stimulus atau
petunjuk dari kelompok sambil diobservasi. Pemilihan untuk mewarnai
gambar pada sesi ketiga ini tidak dibatasi, kemudian hasil dari kreasi anak
berupa gambar yang telah diwarnai didokumentasikan secara berkelompok
dan dibawah pulang oleh anak.
B. Media dan Alat
1. Buku Gambar
2. Pensil warna
3. Pensil crayon
4. Lembar observasi tingkat kreativitas anak
C. Sasaran
1. Kelompok usia pra sekolah (3 sampai 6 tahun)
2. Criteria anak:
a. Anak usia prasekolah (3 sampai 6 tahun)
b. Anak yang berada di dusun I dan dusun III
c. Anak yang tidak memiliki masalah intoleransi aktivitas
D. Waktu Pelaksanaan
1. Hari / tanggal : Jumat, 27 Mei 2022
2. Waktu : Pukul 09.30 - Selesai
3. Tempat : Kantor Desa Tateli III
Waktu yang dipilih untuk memberikan terapi bermain ini sudah
didisukusikan oleh orang tua anak tersebut, dan saat anak tidak pada waktu
makan dan istirahat.
E. Pengorganisasian
1. Penangng Jawab : Ns. Bayu Dwisetyo, S. Kep., M. Kep
2. Leader : Indah Sari Fauto, S. Kep
3. Co leader : Devita Rodonuwu, S. Kep
Irmawati Djafar, S. Kep
Ikhmal G. Duwila, S. Kep
4. Fasilitator : Ciska Oktavianti, S. Kep
Sriwahyuni Suleman, S. Kep
Windyawanti H. Andup, S. Kep
Djihat Halil, S. Kep
Risdayanti Harjono, S. Kep
Riswanto Teapon, S. Kep
Nurjanna Jufri, S. Kep
Risdayanti Harjono, S. Kep
Nurlina M. Ali, S. Kep
Mega Seredity, S. Kep
Suyasti Yasin, S. Kep
Rida Sondang, S. Kep
Rafly Facriandy, S. Kep
F. Pembagian Tugas
1. Indah Sari Fauto, S. Kep (Leader)
Peran :
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlau lemah atau
mendominasi.
c. Coordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan.
2. Devita Rondonuwu, S. Kep, Irwati Djafar, S. Kep, dan Ikhmal G Duwila,
S. Kep (Co Leader)
Peran :
a. Mengidentifikasi isu penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
c. Membantu leader dalam kelancaran kegiatan
3. Ciska Oktavianti, S. Kep, Sriwahyuni Suleman, S. Kep, Windyawanti H.
Andup, S. Kep, Djihat Halil, S. Kep, Risdayanti Harjono, S. Kep,
Riswanto Teapon, S. Kep, Nurjanna Jufri, S. Kep, Risdayanti Harjono, S.
Kep, Nurlina M. Ali, S. Kep, Mega Seredity, S. Kep, Suyasti Yasin, S.
Kep, Rida Sondang, S. Kep, dan Rafly Facriandy, S. Kep (Fasilitator).
Peran :
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap peserta
d. Mendokumentasikan saat berjalannya kegiatan
e. Mencatat semua kejadian saat berlangsungnya kegiatan
G. Susunan Kegiatan
No Waktu Perawat Klien/Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
a. Co – leader membuka dan a. Menjawab
mengucapkan salam salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Memperkenalkan c. Mendengarkan
pembimbing
d. Memperkenalkan anak d. Mendengarkan
satu persatu
e. Kontrak waktu dengan e. Mendengarkan
anak
f. Mempersilahkan leader f. Mendengarkan
2 45 menit Kegiatan bermain:
a. Leader menjelaskan cara a. Mendengarkan
permainan
b. Membagikan b. Menerima
perlengkapan buku
gambar dan pensil warna
c. Leader, co-leader dan c. Bermain
fasilitator memotivasi
anak d. Bermain
d. Fasilitator mengobservasi
e. Mengungkapkan
anak
perasaan
e. Menanyakan perasaan
anak
3 10 menit Penutup :
a. Leader menghentikan a. Selesai bermain
permainan
b. Menanyakan perasaan b. Mengungkapkan
anak perasaan
c. Menyampaikan hasil c. Mendengarkan
permainan
d. Memberikan hadia kepada d. Senang
semua anak-anak
e. Mengungkapkan
e. Menanyakan perasaan perasaan
anak Co-leader menutup
kegiatan f. Menjawab
f. Mengucapkan salam salam
H. Evaluasi
1. Evaluasi stuktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan daptat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancer
b. Anak dapat menagikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompo dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan kreativitas berpikir dengan cara
mewarnai buku gambar
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak merasa bosan
e. Kreativitas anak meningkat
I. Hambatan
Hambatan yang mungkin ditemui dalam permianan ini, anatara lain:
1. Anak kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya
2. Anak merasa bosan dengan permainan yang diberikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut, tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan
informasi, member kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak,
dimana dalam bermain anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya
sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain.
Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan selayaknya bekerja pada orag
dewasa, oleh sebab itu bermain dirumah sangat diperlukan guna untuk
menstimulasi perkembangan anak.
B. Saran
1. Orang Tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak
agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat
dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari
permainan tersebut. factor kemanan dari permainan yang dipilih juga
harus diperhatikan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk
meningkatkan kreativitas anak dengan terapi bermain yang sesuai dengan
tahap tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat,
maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh kembang dan melatih
kreativitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Y. S. et al. (2012). “Peningkatan perkembangan multiple intelligences anak
usia prasekolah melaluo stimulasi permainan edukatif. Jurnal Ners, 7(1), pp.
64-70.
Dewi, A. D. (2018). Pengaruh terapi Bermain Plastisin terhadap Penurunan
Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah (4-6 tahun).
Skripsi. STIKES Insan Cendekia Medika.
Dewi R. C., Oktiawati A., dan SAputri . D. (2015). Teori dan konsep Tumbuh
Kembang Bayi, Todller, Anak dan Usia Remaja. Yogyakarta. Nuha Medika;
2015. Pp. 23-25.
Diani, N. (2013). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Kedua. Edited by
E. Raptika. Jakarta: Salemba medika.
Lestari, R. (2018). Mengembangkan Kemandirian Anak Melalui Metode Pemberian
Tugas pada Anak Usia 5-6 tahun kelompok B2 di TK Al-Kautsar Bandar
Lampung. In Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
UIN Raden Intan Lampung.
Masulili, F. and Hastono, S. P. (2013). “Metode Bimbingan Imajinasi Rekaman
Audio Untuk Menurunkan Stress Hospitalisasi pada Anak Usia Sekolah Di
Rumah Sakit di Kota Palu”, Keperawatan Indonesia, 17(36), pp. 61-69. Doi:
10.7454/msk.vl7i2.xxxx.
Maulina, N., Ulfiana, D., makhfudi. (2013). Perbedaaan peran ibu dalam stimlasi
perkembangan anak usia prasekolah pada ibu bekerja dan tidak bekerja:
Jurnal. Universitas Airlangga Surabaya.
Mulyaman. I. (2008). Bermain Sebagai Media terapi, Retrieved 23 Mei 2021. From
www.ugm.ac.id
Novita., Mulyadi., & Mudatsir. (2017). Terapi bermain Terhdap Tingkat Kecemasan
Pada Anak usia 3-5 Tahun yang Berobat di Puskesmas. Jurnal Ilmu
Keperawatan. 5(2). ISSN 2338-6381.
Seran, Yasintha Maria. (2019). Pengaruh Terapi Bermain Slime Terhadap respon
Biologis, Psikologis, dan Perilaku Makan pada Anak Preschool yang
Menjalani Hospitalisasi di Ruang Dahlia RSUD MGR. Gabriel Manek, SVD
Arambua. Skripsi. Universitas Airlangga.