Kumpulan Makalah B.indonesia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 155

MAKALAH iiBAHASA INDONESIA

“RAGAM BAHASA INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hamsiah Djafar, M. Hum

KELOMPOK I
MANAJEMEN-B
• RANIYA RAHMAWATI 90200121040
• SYARIAH AMIN 90200121056
• NADIA ALFI RAHMAH 90200121057

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat

rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna

memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul

: “RAGAM BAHASA INDONESIA”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas

dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan

kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami

miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta

masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami

berharap bahwa semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembagan dunia pendidikan.

Makassar, 18 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BABI PENDAHULUAN ......................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
D. Manfaat ................................................................................................. 2

BABII PEMBAHASAN .......................................................................... 3


A. Pengertian Ragam Bahasa ................................................................ 3
B. Penyebab Terjadinya Ragam Bahasa................................................ 4
C. Jenis-jenis Ragam Bahasa ................................................................. 4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 12


A. Kesimpulan...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional serta bahasa negara


bangsa Indonesia. Bahasa ini sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak
dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Namun tidak semua
orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar. Salah satunya
adalah penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan
ejaan ataupun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia
secara menyeluruh. Akhirnya, bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan
baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan
hilang.
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat.
Dalam hal ini tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi juga semua
warga Indonesia wajib mempelajari bahasa ini. Dalam bahasan bahasa
Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Di sini ragam bahasa
merupakan variasi bahasa yang pemakaiannyaberbeda-beda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini


adalah sebagai berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa?

2) Apa penyebab terjadinya ragam bahasa?

3) Apa sajakah jenis-jenis ragam bahasa?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah seperti di bawah ini.

1
1) Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa.

2) Untuk mengetahui penyebab terjadinya ragam bahasa.

3) Untuk mengetahui jenis-jenis ragam bahasa.

D. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah :Sebagai sumber inforrnasi mengenai


berbagai macam ragam bahasa yang muncul di kalangan masyarakat
Indonesia. Di samping itu, kita juga dapat mengetahui berbagai jenis ragam
bahasa yang ada

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi pemakaian bahasa yang timbul sebagai


akibat adanya sarana (cara), situasi, bisang pemakaian, dan daerah asal
penutur yang berbeda-beda. Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang
ini masyarakat mengalami perubahan sehingga bahasa pun mengalami
perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya. Dalam hal ini banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien sehingga dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu, yaitu disebut ragam standar (Subarianto,2000).
Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut.
1. Ragam bahasa menurut Bachman(1999)

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-


beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kavvan
bicara. orang yang dibicarakan, serta menurut mediumpembicara.
2. Ragam bahasa menurut Dendy Sugono(1999)

Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah


pekok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan takbaku. Dalam situasi
remi. seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya, dalam situasi takresmi, seperti di rumah, di taman,
atau di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasabaku.
3. Ragam bahasa menurut Fishmaned(1968)

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa
baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa
Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah tentang
3
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan
(situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

B. Penyebab Terjadinya Ragam Bahasa

Ragam bahasa timbul seiring dengan timbulnya perubahan di dalam


masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluamya. Oleh karena banyaknya variasi, agar tidak mengurangi fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu, dalam hal ini disebut ragam standar (Subarianto,2000).
Ada beberapa factor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang
ada di Indonesia, yakni seperti di bawahini,
1. Faktor Budaya

Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang


berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia
lainnya.
2. Faktor Sejarah

Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek


moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah
lainnya.
3. Faktor Perbedaan Demografi

Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah


pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang
singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi. Berbeda
dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan
yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan
intonasi volume suara yang kecil.
Selain Faktor tersebut ragam bahasa juga terjadi karena
perkembangan zaman, di samping perbedaan cara penyampaiannya atau
logat bahasanya.
C. Jenis-jenis Ragam Bahasa
4
a. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi


empat. yaitu, sebagai berikut.
1) Ragam Dialek

Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok


bangsawan di tempat tertentu. Dalam istilah lama disebut dengan logat.
Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat
Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam
pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung.
mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra'an,
kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata
bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat
dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia
orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri
khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang pendeknya
bunyi bahasa membangun aksen yangberbeda-beda.
2) Ragam Terpelajar

Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewamai


penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh
kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang
digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama
dalam pelafalan kata yang berasal dari haliusa asing. seperti contoh
dalam tabelberikut.
tidak Terpelajar
terpelajar
pidio Video
pilem Film
komplek Kompleks
pajar Fajar

5
pitamin Vitamin

b. Ragam Bahasa Dilihat Dari Situasi

1) Ragam Resmi

Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.


seperti pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan –
undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut.
➢ Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dankonsisten.

➢ Menggunakan imbuhan secara lengkap.

➢ Menggunakan kata gantiresmi.

➢ Menggunakan katabaku.

➢ Menggunakan EYD.

➢ Menghindari unsur kedaerahan.

2) Ragam Tidak Resmi

Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam


situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi.
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasaresmi.
Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat
keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan
suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan
bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).
c. Ragam Bahasa Dilihat Dari Cara Berkomunikasi

Macam-macam ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi dibagi


menjadi tiga, yaitu seperti dibawah ini
1) Ragam Lisan

Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh
alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus
6
memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa. kosakata, dan lafal
dalam pengucapannya. Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-hal
tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang
dikeluarkan, mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan
atau isyarat untuk mengungkapkan ide sangpembicara.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikutini.

a) Ragam bahasa cakapan.

b) Ragam bahasa pidato.

c) Ragam bahasa kuliah.

d) Ragam bahasa panggung.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti dibawah ini.

a) Langsung.

b) Tidak terikat ejaan Bahasa Indonesia.

c) Terkadang tidak efektif.

d) Kalimatnya pendek-pendek

Kelebihan ragam bahasa lisan. yakni sebagai berikut.


a) Dapat disesuaikan dengan situasi.

b) Faktor efisiensi.

c) Faktor kejelasan.

d) Faktor kecepatan.

e) Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas


pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f) Penggunaan bahasa lisan bisa berdacarkan pengetahuan
serta penalsiran dari informasi audit, visual dan kognitif sang
penutur.
Kelemahan ragam bahasa lisan, yakni seperti di bawah ini.

7
a) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan
terdapat frase-frase sederhana.
b) Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.

c) Tidak semua orang bisa melafalkan bahasa lisan dengan benar.

d) Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

2) Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan


memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam bahasa tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata
cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan pemilihan
kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur
tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan idekita.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal di bawah ini.

a) Ragam bahasa teknis

b) Ragam bahasa undang-undang

c) Ragam bahasa catatan

d) Ragam bahasa surat

Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.

a) Santun.

b) Efektif
c) Bahasa yang disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak.

d) Ejaan yang digunakan sesuai dengan pedoman

e) Penggunaan kosakata pada dasarnya sudah


dibakukan.

8
Kelebihan ragam bahasa tulis, yakni sebagai berikut

a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk


dikemas menjadi media atau materi yang lebih menarik
danmenyenangkan.
b) Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
c) Sebagai sarana untuk memperkayakosakata.

d) Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan,


memberikan informasi, serta dapat mengungkap unsur-unsur
emosi sehingga mampu meningkatkan wawasan sipembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagai berikut

a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti


bahasa lisan tidak ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun
lebih sempurna.
b) Tidak mampu menyajikan berita secara lugas danjujur.

c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapatdiperjelas.
d. Ragam Bahasa Dilihat Dari Bidang Pemakaian

1) Ragam Sosial

Ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan


kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang
digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat
dikatakan sebagai ragam sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula
dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial
yang bersangkutan.
2) Ragam Fungsional

Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan


dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu
lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan
9
penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan
bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan
keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.

3) Ragam Jurnalistik

Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia


persuratkabaran (dunia pers = media massa celak). Dalam perkembangan
lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh
seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media massa audio (radio),
audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa
jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh
spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik
termasuk dalam ragam bahasa ringkas.
4) Ragam Sastra

Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur.


konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai
untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan
angan-angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan
bentuk istimewa. Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada
pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannva. Bahasa dalam
ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di samping sebagai
alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala
kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan,
suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi,
posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan untuk
mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan
bahasa dalam karanganumum.
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam bahasa sastra banyak
mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas -
jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam
ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam

10
imajinasi pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum

Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam


rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya
penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai
pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.
Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang
panjang dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa
hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa
Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan hukum Indonesia pada
umumnya didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan
Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda. Namun, terkadang sangat
sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena
dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang panjang lebar, jelas kriterianya, keadaan,
serta situasi yang dimaksud.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang


berbeda- beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Ragam bahasa ini timbul karena latar belakang budaya, sejarah,
ataupun letak geografis. Akibatnya muncul berbagai variasi
bahasaIndonesia.
Ragam bahasa ini memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan
berdasarkan tiga hal yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan, dan topik
pembicaraan. Dilihat dari cara berkomunikasi, ragam bahasa dibedakan
menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini penggunaan ragam lisan lebih
baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa yang ingin
diungkapkan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan,
ragam bahasa dibedakan menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak
resmi. Dilihat dari topik pembicaraan, ragam bahasa dibedakan menjadi
ragam sosial. ragam fungsional, ragam jurnalistik. ragam sastra, ragam
politik danhukum.

B. Saran

Besar harapan kami semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih
baik dan sempurna.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dibia Ketut dan I Putu Mas Dewantara.2019. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Depok: Rajawali Pers

Siregar, R. 1987. Bahasa Indonesia Jurnalistik. Jakarta: Pustaka Graftka.

Sukartha, I Nengeh, dkk.2016. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan


Tinggi. Bali: Udayana University Press.

http://www.berbagaireviews.com/2017/04/ragam-bahasa-pengertian-dan-
jenisjenis.html
(Diakses pada Jumat, 17 September 2021)

http://rivansuhandika25.blogspot.co.id/2012/10/penyebab-timbulnya-ragam-
bahasa.html
(Diakses pada Jum’at, 17 September 2021)

13
14
MAKALAH
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Sebagai

Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum

Disusun Oleh Kelompok 2:

Siti Nur Aisyahrani R. (90200121062)


Haniza Febrianti Tato (90200121053)
Zainal Abidin (90200121050)
Muh. Amrullah (90200121067)

Program Studi Manajamen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2021/2022
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat-Nya berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Kelompok kami.

Penulisan makalah kelompok ini yang berjudul Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
ini bertujuan sebagai salah satu syarat kelulusan di mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Hamsiah Djafar M. Hum selaku dosen pengampu di mata kuliah Bahasa
Indonesia Universitas Islam Alauddin Makassar.
2. Serta teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam diskusi di mata kuliah Bahasa
Indonesia Universitas Islam Alauddin Makassar.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna perbaikan untuk kedepannya. Kami juga mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan ataupun kekeliruan
sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Makassar, 24 September 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................................................

Kata Pengantar ......................................................................................................................................................

Daftar Isi ...............................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................

1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Perkembangan Ejaan ......................................................................................

2.2 Pemakaian Huruf/Ejaan yang Baik dan Benar ........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................

3.2 Saran .......................................................................................................................................

Daftar Pustaka .......................................................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dulu saat belajar Bahasa Indonesia kita pasti tidak asing dengan istilah Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Pedoman EYD adalah pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang sudah
berlaku sejak tahun 1972. Namun, pada 26 November 2015 yang lalu, EYD sudah diganti
menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Meskipun sudah berjalan
beberapa tahun, masih banyak yang belum mengenali pedoman baru penulisan ejaan Bahasa
Indonesia ini.

Tujuan atau alasan dari berubahnya Pedoman EYD menjadi PUEBI adalah pertama
karena adanya kemajuan teknologi seiring kemajuan zaman dan yang kedua untuk
memantapkan fungsi dari Bahasa Indonesia itu sendiri. Atas dasar alasan itu, PUEBI pun
hadir sebagai jawaban atas kemajuan bahasa Indonesia di negeri ini dengan lengkap.
Beberapa hal yang menjadi isi dalam PUEBI meliputi, penggunaan huruf, penggunaan kata,
penggunaan tanda baca, serta penggunaan kata serapan.

Ejaan Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh Bahasa Melayu. Pada tanggal 23
Mei 1972, Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia Mashuri menandatangani sebuah pernyataan Bersama. Pernyataan
Bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati
oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.

Seiring perubahan zaman, perubahan ejaan juga semakin berkembang dari masa ke
masa. Maka dari itu kami akan membahas seputar ejaan yang ada di Indonesia terkhusus pada
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas, yaitu antara lain :

1. Bagaimana perkembangan ejaan di Indonesia?


2. Apa itu Ejaan Yang Disempurnakan?
3. Bagaimana pemakaian huruf yang baik dan benar?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu antara lain :

1. Memberikan bekal yang nyata bagi teman-teman untuk lebih mengembangkan ilmu
pengetahuan di mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk memberitahu kepada teman-teman tentang perkembangan ejaan yang ada di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Perkembangan Ejaan

Menurut KBBI Daring, ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Kali ini kami akan membahas tentang perkembangan ejaan Bahasa Indonesia itu sendiri.
Sejauh ini terdapat 6 kali perubahan pedoman ejaan, antara lain:

1. Ejaan van Ophuijsen


Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901.
Bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai Bahasa Melayu. Ejaan ini disusun oleh
orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar
Soetan Ma‟moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ciri-ciri ejaan van Ophuijsen,
yaitu :
Huruf/gabungan Contoh penggunaan
huruf/diftong/diakritik dalam kata
j jang ; sajang
oe kamoe ; oemoer
dj Djoedjoer ; satoe
tj tjoetjoe ; tjantik
nj njanji ; Njonja
ch chawatir ; choesoes
sj Sjahrir ; sjarat
Tanda diakritik („) ma‟mur ; ra‟yat ; Jum‟at ; ma‟af
Angka “2” untuk tanda pengulangan poera2 ; koera2

2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19
Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Penyusunan Ejaan Soewandi

3
disusun oleh Mr. Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan. Ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik.
Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua
huruf vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Tanda
apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali.
Contohnya :
 Jum’at > Jumat
 ra’yat > rakyat
 ma’af > maaf

3. Ejaan Pembaharuan
Melalui Kogres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin
menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia
yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain : membuat standar satu fonem satu
huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung
juga tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna tunggal seperti kupukupu
dan alunalun. Tetapi ejaan ini tidak jadi diresmikan dalam Undang-Undang.

4. Ejaan Melindo
Melindo ini ialah akronim dari Melayu-Indonesia. Draf penyusunan ejaan ini disusun
pada tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam
hal ini adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini tidak jauh berbeda dari
Ejaan Pembaharuan.
Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan kedua
negara. Secarakan Indonesia dan Malaysia memiliki bahasa yang mirip-mirip. Tapi
sayang, ejaan ini pun gagal diresmikan akibat ketegangan politik antara Indonesia dan
Malaysia waktu itu.

5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)


Ejaan ini biasa dibilang lanjutan dari Ejaan Melindo. Panitianya masih campuran
antara Indonesia dan Malaysia dan dibentuk pada tahun 1967. Isinya tidak jauh beda dari
Ejaan yang Disempurnakan (yang akan dibahas selanjutnya), hanya ada perbedaan di
beberapa kaidahnya saja.

4
Adapun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o, a. Dalam ejaan ini,
istilah-istilah asing sudah mulai diserap seperti: extra → ekstra; qalb → kalbu; guerrilla
→ gerilya.

6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Diantara deretan ejaan diatas, EYD
ini yang paling lama. Juga, ejaan ini mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan
Bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata,
penglafalan huruf “e”, serta penggunaan huruf kapital dan cetak miring. Selain tiu, huruf
“f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental dengan unsur Bahasa asing resmi menjadi bagian
Bahasa Indonesia. Berikut perkembangan ejaan tersebut:
Ejaan van Ejaan Ejaan yang
Ophuisjen Soewandi Disempurnakan
tj Tj c
dj dj j
j j y
nj nj ny
ch ch kh
sj sj sy
oe u u

7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun resmi
berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang diresmikan ejaan
baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga
pemakaian Bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama
dalam hal penambahan diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal.
Selain perkembangan dalam ejaan, Bahasa Indonesia juga mengalami pembaharuan
dalam teknologi. Sekarang ini kita dapat lebih mudah melihat KBBI dan EBI karena
sudah dibuat versi daring. Jadi, yang masih membutuhkan penjelasan seputar EBI kalian
dapat meluncur ke EBI Daring.

5
2.2 Pemakaian Huruf/Ejaan yang Baik dan Benar

Berikut adalah pemakaian huruf atau ejaan yang baik dan benar dari seiring
perubahan zaman dan refisi-refisi ejaan :

1. Huruf Abjad
Pengertian huruf (abjad) adalah suatu kumpulan huruf berdasarkan urutan yang umum
atau baku. Abjad yang digunakan dalam ejaan Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai
huruf yang berikut :

Huruf
Nama
Kapital Non-kapital
A a a
B b be
C c ce
D d de
E e e
F f ef
G g ge
H h ha
I i i
J j je
K k ka
L l el
M m em
N n en
O o o
P p pe
Q q ki
R r er
S s es
T t te
U u u
V v ve

6
W w we
X x ex
Y y ye
Z z zet

Abjad merupakan sistem penulisan yang memuat semua fonem, kecuali vokal.
Hampir semua tulisan-tulisan semitik tergolong abjad, misalkan abjad Fenisia, abjad
Arab, abjad Ibrani, dan abjad Suryani. Bangsa Yunani yang mengadopsi abjad Fenisia
menambahan sebagian lambang vokal ke dalam sistem tulisan mereka yang baru agar
tidak terjadi ambiguitas. Sistem tulisan itu disebut alfabet dan menurunkan alfabet Latin,
Sirilik, dan lain sebagainya.
Alfabet adalah sebuah sistem tulisan berdasarkan lambang fonem vocal dan
konsonan. Kata alfabet diambil dari Bahasa Yunani, dari dua huruf pertama tulisan
mereka yaitu alfa dan beta. Alfabet berbeda dengan abjad, yang biasanya tidak memiliki
lambang vocal, dan berbeda dengan abugida dan aksara silabis, yang setiap hurufnya
melambangkan fonem namun dalam bentuk suku kata.

2. Huruf Vokal

Huruf vokal adalah proses belajar mengenal keaksaraan awal bagi anak yang baru
masuk di Taman Kanak-kanak. Menurut Suhartono, huruf vokal merupakan bunyi ujaran
akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru dan tidak terkena hambatan ataupun
halangan. Menurut Yamin dan Sanan adalah suatu dasar pengembangan kemampuan
berbahasa terutama kemampuan keaksaraan anak (membaca permulaan) yang dalam
kegiatannya melibatkan unsur pendengaran (auditif) dan unsur penglihatan (visual), maka
factor pembelajaran dan kematangan berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
anak.

Huruf yang melambangkan vokal dalam Bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf
yaitu, a, i, u, e, dan o. Berikut adalah tabel penjelasan mengenai penggunaan dari
beberapa huruf vokal tersebut.

Huruf Misalnya Pemakaian dalam Kata


Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa

7
e enak pendek sore
i itu simpan murni
u ulang bumi ibu
o oleh kota radio

3. Huruf Konsonan

Huruf konsonan adalah huruf mati atau lebih jelasnya huruf dalam alfabet selain huruf
vokal ( A I U E O). Huruf ini pada alfabet berjumlah 21 huruf. Huruf ini akan sulit
disebut jika tidak di sambungkan dengan huruf vokal. Artinya bila ada tulisan yang terdiri
dari huruf ini saja maka akan dibaca sulit. Selain itu, pengucapan huruf konsonan tanpa
huruf vokal diantaranya juga akan sulit. Huruf yang melambangkan konsonan dalam
Bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf yaitu sebagai berikut :

Huruf Misalnya Pemakaian dalam Kata


Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q qariah iqra -
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov

8
w wanita hawa takraw
x xenon - -
y yakin payung gopay
z zeni lazim juz

Keterangan :

Untuk q dan x digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada posisi
awal kata diucapkan (s).

Adapun gabungan huruf konsonan adalah huruf konsonan yang terdiri dari dua
konsonan yang bergabung dan melambangkan satu bunyi konsonan. Misalnya huruf “k”
yang digabung dengan “h” menjadi “kh” dan biasa dipakai pada kata “khusus”. Contoh
lain dari gabungan konsonan adalah ng, ny, dan sy. Gabungan huruf konsonan masing-
masing melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Konsonan
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak -
sy syarat musyawarah arasy

4. Huruf Diftong

Diftong adalah dua vokal yang diucapkan sekaligus. Gabungan vokal disebut diftong
apabila menghasilkan satu bunyi saja. Misalnya, au pada kata kerbau; ai pada kata santai.
Sementara itu, gabungan vokal au pada bau bukan diftong karena menghasilkan dua
bunyi.

Di dalam Bahasa Indonesia terdapat 4 diftong yang dilambangkan dengan gabungan


huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Misalnya Pemakaian dalam Kata


Huruf Diftong
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir

9
ai - balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

Gabungan vokal disebut diftong apabila masih berada dalam satu suku kata yang
sama. Sebaliknya, jika sudah berada dalam suku kata yang berbeda maka gabungan vokal
tersebut tidak dapat disebut sebagai diftong.

5. Huruf Kapital

Huruf kapital disebut juga Huruf Besar, adalah huruf yang berukuran dan berbentuk
khusus (lebih besar dari huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya. Penggunaan huruf
kapital dalam Bahasa Indonesia harus sesuai dengan pedoman umum ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan.

Dalam Bahasa Indonesia terdapat tempat untuk penggunaan huruf kapital, yaitu
sebagai berikut :

1. Huruf kapital dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal kalimat.
Contohnya :
 Dia sedang membaca buku.
 Pekerjaan itu sangat sulit
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contohnya :
 Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
 “Kemarin engkau terlambat,” katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubugan
dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contohnya :
 Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam,
Kristen.
 Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.

10
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Contohnya :
 Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi
Ibrahim.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Contohnya :
 Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo,
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen
Pertanian.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contohnya :
 Siapakah gubernur yang baru dilatik itu?
 Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Contohnya :
 Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusuma.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contohnya :
 Mesin diensel, 10 volt, 5 ampere.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contohnya :
 bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Contoh :

 Mengindonesiaan kata asing.


 Kejawa-jawaan.

11
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.

Contohnya :

 tahun Hijriah, tarikh Masehi, Agustus, bulan Maulid, Jumat, hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.

Contohnya :

 Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.


 Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contohnya :
 Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran
Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas,
Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pengunungan Jayawijaya, Selat Lombok.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.

Contohnya :

 berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi ke arah tenggara.


Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis.
Contohnya :
 garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, Lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Contohnya :
 Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Contohnya :

12
 Menjadi sebuah republic, beberapa badan hukum, kerja sama antara
pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi.
Contohnya :
 Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan,
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contohnya :
 Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Contohnya :
 Dr. Doktor
 M.A. Master of Arts
 S.M. Sarjana Manajemen
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Contohnya :
 “Kapan Bapak berangkat?” tanya Desi.
 Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Contohnya :
 Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
 Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
 Sudahkah Anda tahu?

13
 Surat Anda telah kami terima.

6. Huruf Miring

Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut
italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata.
Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang
berasal dari Bahasa asing.

Berikut ini terdapat beberapa cara menulis huruf miring yang benar, terdiri atas:

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya :
 majalah Bahasa dan Sastra, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat
kabar Suara Rakyat.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contohnya :
 Huruf pertama kata abad adalah a.
 Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contohnya :
 Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostama.
 Weltanschauung bermakna ‟pandangan dunia‟.

7. Huruf Tebal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tebal” berarti bertambah lebih besar.
Huruf tebal dapat diartikan huruf yang ditulis dengan jarak yang lebih besar daripada huruf
pada umumnya. Huruf tebal terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan huruf yang
biasa.

Huruf tebal digunakan untuk istilah huruf yang dicetak tebal. Dalam cetakan
komputer, penulisan huruf tebal lebih mudah dilakukan karena ada ikon “Bold”. Akan

14
tetapi dalam ketikan manual atau tulis tangan, huruf tebal ditandai dengana garis bawah
ganda pada kata yang dimaksud.

Berikut ini terdapat beberapa cara menulis huruf miring yang benar, terdiri atas:

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Contohnya :
 Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
 Kata et dalam ungkapan ara et labora berarti “dan”.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul
buku, bab, atau subbab.
Contohnya :
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Masalah
1.2 Tujuan

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini, yaitu :

1. Dari perubahan ejaan yang ada di Indonesia memberi gambaran nyata terhadap
perubahan huruf/ejaan dari masa ke masa.
2. Pembahasan diatas pun dapat memberikan kita pembelajaran tentang bagaimana tata
cara penulisan huruf/ejaan yang baik dan benar.

3.2 Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita
mengenai penguasaan ejaan yang baik dan benar yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).

16
DAFTAR PUSTAKA

Arvin Mahardika. 2016. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Frasa Lingua.
Drs. I Ketut Dibia, S. Pd., M.Pd., I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.Pd. 2017. Bahasa
Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Engkay Sobariah, S. Pd. 2015. EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta Selatan: Hyphen
Publishing.
Sitti Aminah, Zuraida, Emilda. 2020. Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi. Banda
Aceh: Lembaga Kita.

Situs Web :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Alfabet
- http://ilhamtigaputra97.blogspot.com/2016/06/pemakaian-dan-pengertian-huruf-
huruf_22.html
- http://p2k.itbu.ac.id/id3/3055-2950/Abjad_26091_abjad-itbu.html
- Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia: dari Djadoel sampai Kekinian
(ruangguru.com)
- http://pauddikmassumbar.kemdikbud.go.id/artikel/48/implementasi-mengenal-
keaksaraan-awal-anak-usia-dini
- https://sahabatnesia.com/huruf-konsonan/
- https://fkip.umko.ac.id/2020/09/15/ingat-sekarang-puebi-bukan-lagi-eyd/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Diftong
- https://id.wikipedia.org/wiki/Huruf_Kapital

17
MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“PENULISAN UNSUR SERAPAN”

Dosen Pengampu :

Dra. Hamsiah Djafar,M.Hum

Kelompok III :

1. Alif Dwi Fachri (90200121070)

2. Nur Rahmi (90200121059)

3. Aswinda (90200121039)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun yang menjadi judul makalah adalah “Penulisan Unsur Serapan” yang di dalamnya
memuat tentang unsur bahasa asing yang diserap menjadi kaidah bahasa Indonesia dan menjadi ejaan
yang disempurnakan, kemudian pembahasan tentang istilah-istilah asing dan untuk tambahan materi
penulis juga meringkas materi tentang imbuhan awal dan akhiran yang diserap dan disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia.

Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen kami ” Dra.
Hamsiah Djafar,M.Hum ” dalam mata kuliah BAHASA INDONESIA.

Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, maka
kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah
dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

Gowa,15 September 2021

Kelompok III,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................iii
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulis .................................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kata Serapan .................................................................................................................... 3
B. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia .............................................................................................. 3
C. Contoh Unsur Serapan........................................................................................................................ 5
D. Penyerapan Istilah Asing .................................................................................................................... 6
E. Macam Dan Sumber Bentuk Serapan ................................................................................................. 6
F. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing................................................................................. 8
G.Dampak dari penggunaan kata – kata serapan. .................................................................................. 12
BAB III ..................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia menyerap semakin banyak kosakata asing. Kemajuan teknologi informasi
mempercepat penyerapan itu beberapa tahun belakangan. Saat bersamaan, sebagian bahasa daerah
kehilangan penutur. Sejak dulu, bahasa Indonesia memang bersifat terbuka. Kosakata dari negara-negara
yang pernah menjajah Indonesia, seperti Belanda, Jepang, Portugis, Spanyol, Perancis, dan Inggris, sudah
merasuki bahasa kita. Begitu pula bahasa dari negara-negara yang memiliki hubungan budaya erat dengan
kita, katakanlah seperti Arab, India, atau China.

Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa lewat pemakai pasti
akan terjadi serap-menyerap kata. Dengan adanya proses penyerapan akan menimbulkan saling
meminjam dan saling pengaruh asing. Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu sendiri pasti
dilatar belakangi oleh berbagai macam faktor.Yang biasanya mengalami perubahan proses peyerapan
adalah bunyi bahasa dan kosa kata
Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami serapan dari bahasa-bahasa
daerah maupun dari bahasa asing , seperti bahasa Sansekerta, baahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa
Belanda, ataupun bahasa Inggris. Masukan unsur bahasa asing tersebut sejalan dengan history
bangsa tentunya.
Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan dengan ajaran hindu budha di
Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan bangsa Belanda. Setelah
penjajahan masa Belanda usai adalah masa perdagangan antara bangsa timur tengah dengan bangsa
Indonesia dan proses keagamaan yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahasa Arab.
Yang terakhir adalah bahasa Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor yang begitu dominan
tentunya karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan bangsa-
bangsa pengguna bahasa inggris.Karena hal-hal yang telah dikemukakan tersebut dalam makalah ini
penulis akan mencoba membahas tentan penulisan unsur serapan, kaedah penuliasan ejaan berdasarkan
pedoman EYD, dan contoh-contoh kata serapan

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
A. Apakah yang di maksud dengan kata serapan ?
B. Bagaimana kata Serapan dalam bahasa Indonesia?
C. Apa saja contoh unsur serapan?
D. Bagaimana penyerapan istilah asing?
E. Bagaiamana macam dan sumber bentuk serapan?
F. Bagaiamana kaidah penyesuaian ejaan unsur bahasa asing?
G. Apakah dampak dari penggunaan kata – kata serapan bagi bangsa Indonesia?

C. Tujuan Penulis
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

A. Untuk mengetahui tentang kata serapan.


B. Untuk mengetahui tentang kata serapan dalam bahasa Indonesia.
C. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang beberapa contoh kata-kata serapan dalam Bahasa
Indonesia
D. Untuk mengetahui tentang penyerapan istilah asing
E. Untuk mengetahui bahimana macam dan sumber bentuk serapan.
F. Untuk mengetahui tentang kaidah penyesuaian ejaan unsur bahasa asing?
G. Untuk memberikan pengetahuan tentang dampak dari penggunaan kata–kata serapan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Serapan


Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (baik itu bahasa daerah
maupun bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan
masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosakata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang
digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-
benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan
masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, tetapi manakala terjadi hubungan dengan
masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi
keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat
luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.

B. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.

Asal Bahasa Jumlah Kata


Arab 1.495 kata
Belanda 3.280 kata
Tionghoa 290 kata
Hindi 7 kata
Inggris 1.610 kata
Parsi 63 kata
Portugis 131 kata
Sanskerta 677 kata
Tamil 83 kata

Sumber: Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (masa kini bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa).

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti
bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan
dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam

3
bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang
dinamakan dengan Kata-Kata Serapan. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah
bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.

Jika dilihat dari proses penyerapannya, kata serapan dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi empat
jenis, yaitu:

1. Adopsi: Proses penyerapan kosa kata asing tanpa mengubah ejaan, pengucapan, dan penulisan.
Contoh:
o data (dari bahasa Inggris: data)
o bola (dari bahasa Portugis: bola)
o aneka (dari bahasa Sanskerta: aneka)
2. Adaptasi: Proses penyerapan kosa kata asing dengan perubahan ejaan atau pelafalan yang sesuai
kaidah bahasa Indonesia. Contoh:
o bisnis (dari bahasa Inggris: business)
o mentega (dari bahasa Portugis: manteiga)
o baca (dari bahasa Sanskerta: vaca)
3. Terjemahan: Proses penyerapan kosa kata asing dengan mengambil konsep dasar dari bahasa
asalnya kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Contoh:
o unduh (dari bahasa Inggris: download)
o uji coba (dari bahasa Inggris: try out)
4. Kreasi: Hampir sama dengan kata serapan terjemahan, tetapi kata serapan kreasi tidak harus sama
bentuknya dengan kata asalnya. Contoh:
o berhasil guna (dari bahasa Inggris: effective)

Proses penyerapan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dipertimbangkan apabila
memenuhi salah satu syarat berikut ini:

1. Istilah serapan yang dipilih mempunyai konotasi yang lebih cocok.


2. Istilah serapan yang dipilih lebih singkat daripada terjemahan Indonesianya.
3. Istilah serapan yang dipilih bisa memudahkan tercapainya kesepakatan apabila istilah
Indonesianya terlalu banyak sinonim.

4
C. Contoh Unsur Serapan

Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan
serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Mono - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal

5
D. Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan istilah asing, yang
bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih
yang berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu
banyak sinonimnya.

Istilah Asing Istilah Indonesia yang Istilah Indonesia yang dijauhkan


dianjurkan
Anus Anus Lubang pantat
Faeces Feses Tahi
Urine Urine kencing

Amputation Amputasi Pemotongan (pembuangan) anggota


Decibel Decibel badan
Lip rounding Labialisasi Satu ukuran kekerasan suara
Marathon Marathon Pembundaran bibir
Oxygen Oksigen Lari jarak jauh
Chemistry Kimia Zata asam
Ilmu urai
Dysentery Disentri Sakit murus;berak darah;mejan
Energy energi Daya;gaya;tenaga;kekuatan
Horizon Horizon Kakilangit;ufuk cakrawala
Narcotic Narkotik Madat;obatbius;candu;opium;dadah;
ganja.

E. Macam Dan Sumber Bentuk Serapan


Istilah yang diambil dari bahasa asing dapat berupa bentuk dasar atau bentuk turunan. Pada
prisipnya dipilih bentuk tunggal, kecuali kalau konteksnya condong pada bentuk jamak pemilihan bentuk
tersebut dilakukan dengan pertimbangan

1. Konteks situasi dan ikatan kalimat


2. Kemudahan belajar bahasa

6
3. Kepraktisan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah inggris yang pemakaiannya sudah
internasional, yakni yang dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah itu sedapat-
dapatnya dilakukan dengan mengutamakan ejaannya dalam bahasa sumber tanpa mengabaikan segala
lafal.

Misalnya:

Bound morpheme morfem terikat


Clay colloid koloid lempung
Clearance volume ruang bakar
Subdivision subbagian

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan
besar.

1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle
cock. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih menbikuti
cara asing.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.
Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia nya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi diubah ejaannya
contoh : otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari
bahasa asing Sansekerta ,Arab,Portugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Untuk keperluan itu telah diusahakan ejjaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini
terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama
yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Ø Baku Tidak Baku

7
o apotek : apotik
o atlet : atlit
o atmosfer : atmosfir
o aktivitas : aktifitas
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah (lokal) maupun bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, dan Belanda.

F. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing


Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia
1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh :
· national menjadi nasional
· rationeel, rational menjadi rasional
· normaal, normal menjadi normal

2.(Sansekerta) menjadi s- contoh :


· cabda menjadi sabda
· castra menjadi sastra
3.oe- ( Yunani) menjadi e- contoh :
· oestrogen menjadi estrogen
· oenology menjadi enology
4.kh- (Arab) tetap kh- contoh :
· khusus tetap menjadi khusus
· akhir tetap menjadi akhir
5.oo (Inggris) menjadi u contoh :
· cartoon menjadi kartun
· proof menjadi pruf
A. Pengaruh Bahasa Sansekerta
Batu tulis di Ciaruteum Bogor, prasasti Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara
bertuliskan huruf Pallawa atau aksara Devanegari, bahasa Sansekerta, bukti sejarah bahwa bahasa
Sansekerta telah digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu di Pulau Jawa sejak abad ke-4 Masehi, bahasa
yang datang dari dataran India itu telah dikenal nenek moyang kita, yang sejak itu sampai sekarang
kosakata bahasa Sansekerta itu banyak memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Menurut
KUBI ( Kamus Umum Bahasa Indonesia) yang disusun oleh Prof. Dr.J.S. Badudu dan Prof. Moh. Zain :
1. acara, anugrah
2. agama, angsa

8
3. bahana, bangsa
4. bahari, berita
Bahasa Sansekerta banyak digunakan sebagai motto atau slogan organisasi angkatan atau perkumpulan
sebagai symbol dari jiwa organisasi tersebut, kita temukan pada:
Moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, " Bhineka Tunggal Ika " beraneka ragam tapi satu,
meskipun terdiri atas bermacam-macam suku bangsa tetapi tetap satu bangsa, satu Negara, satu bahasa
Insonesia.
a. Semboyan Angkatan Darat Republik Indonesia, " Kartika Eka Paksa", bintang pemaku persatuan.
Kewibawaan dan kejayaan cemerlang yang memperkokoh kesatuan, ketahanan.
b. Semboyan Angkatan Laut Republik Indonesia, " Jalesveva Jayamahe", dilaut sangat jaya. Kita
memiliki kekuatan guna mencapai kejayaan dilaut kita yang sangat luas.
c. Semboyan Angkatan Udara Republik Indonesia, " Swabuwana Paksa ", Kekuatan yang ampuh demi
kejayaan bumi dan udara kita.
B. Pengaruh Bahasa-bahasa Eropa
Bangsa-bangsa di dunia Eropa sejak zaman prasejarah, masa sebelum Masehi telah dikenal
sebagai bangsa-bangsa-bangsa yang memiliki peradaban yang telah maju, bangsa Romawi, bangsa
Yunani, bangsa Jerman dengan ras Arya, bangsa Inggris, Prancis, Portugis,, Belanda, Norwegia, Rusia,
pada masa itu telah membinakembangkan Negara mereka, telah berinisiatif untuk memperluas wilayah
Negara kekuasaannya, bermaksud membuat koloni-koloni di luar benua Eropa.
Data sejarah menyatakan, pada abad pertengahan bangsa-bangsa Eropa dengan pelaut-pelaut yang
"ulung" tercatat nama-nama : Magelhaeus, Marco Pollo, Christopher Colombus, Bartholomeus Diaz,
Vasco da Gama, Abel Jasman, mengadakan pelayaran mencari dunia baru, yang kearah barat ,
Christopher Colombus, yang menemukan benua Amerika, yang ke arah Timur " Trip to Orient " berlayar
dari Eropa melalui Capetown, di ujung benua Afrika (pada waktu itu belum ada terusan Suez) terus ke
pantai Timur Benua Afrika melewati Madagaskar terus ke India, akhirnya sampai ke kepualauan kita,
bahkan ke sebelah Timur sampai ke Australia, ke Selandia Baru.
Para pelaut : Bartholomeus Diaz, orang Portugis, sampai ke kepulauan Nusantara pada tahun 1486. Sejak
itu berdatanganlah bangsa-bangsa Eropa ke tanah air kita yang tentu membawa pengaruh budaya, gaya
hidup dan yang paling cepat pengaruh penambahan khazabah perbendaharaan kata.
Berikut ini pengayaan kosakata dari berbagai bahasa Eropa, diantaranya :
· Dari Bahasa Portugis
Kebanyakan kata-kata yang berhubungan dengan kapal, seperti : bendera, nahkoda, jendela, kemeja,
dermaga, pelana, celana, sekoci, kelasi, kemudi, algojo, sepatu, bulletin, gereja, sepeda, serana.

9
· Dari bahasa Belanda
Bangsa Eropa yang datang kemudian menjadikan tanah air Kepulauan Nusantara sebagai koloni. Sejak
tahun 1596 mendirikan Batavia sejak Gubernur Jenderal pertama Piether Both, kemudian penggantian
Yan Piether Zoen Coen tanah air ini Belanda di wilayahnya disebut Hindia-Belanda selama labih dari
3,5 abad (350 Tahun).
Ikhwal bahasa Belanda " Holland Spreaken " pemakaiannya sangat dominan, dan sejarah mencatat bahwa
: " Bahasa Belanda digunakan dikalangan pemerintah " Goverment " sebagai bahasa resmi.
Diajarkan menjadi pengajaran utama disetiap jejang sekolah, mulai :
o HIS ( Holland Inianche Skool ) ;
o MULO ( Setingkat SMP )
o AMS ( Setingkat SMA )
o HIK (Sekolah Guru setingkat SGA )
o STOVIA ( Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta, yang lulusannya antara lain Dr.Soetomo,
Dr.Wahidin )
Disyaratkan mahir berbahasa Belanda ketika melamar pekerjaan, terlebih-lebih untuk menjadi pejabat
atau staf pemerintahan menjadi " amtenaren " dalam bahasa Sunda " jenenng jadi menak ". Digunakan
oleh kaum intelektual, para cendikiawan, kaum pelajar dalam berkomunikasi sehari-hari.Oleh karena itu,
pengaruh bahasa Indonesia sejak 28 Oktober 1928, terutama penambahan perbendaharaan kosakata
sangat tampak.
Berikut ini daptar kosa kata asal bahasa Belanda :
1. Aktif
2. Biokot
3. Carter
· Dari Bahasa Latin
Bahasa Latin sebuah bahasa Eropa yang sudah " mati " yang bukan sebuah " lingua franca " yang
kosakatanya bantak dipungut digunakan dalam istilah iptek, sains, pengetahuan social dan disiplin-
disiplin ilmu lain.
Berikut ini kosa kata asal bahasa Latin yang dipergunakan dan memperkaya khazabah kosakata
bahasa Indonesia :
o Agitasi
o Akta
· Dari Bahasa Yunani
Bahasa dibenua Eropaaaa yang ikut memprkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa

10
Yunani.
Berikut ini kosakata asal bahasa Yunani dipergunakan dalam bahasa Indonesia, diantaranya dari :
 Ekonomi
 Farmasi

· Dari Bahasa-bahasa Asia


Pergaulan antarbangsa sesama orang Asia, berpengaruh terhadap saling meminjam kosakata, saling
memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa-bahasa asing.
Kosakata bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa-bahasa dibenua Asia, diantaranya dari :
 Abad
 Ajal
 Akhirat
 Alim
 Awal
 Ziarah
Unsur serapan, kata pungut dari bahasa Arab mengalami proses transliterasi, alihaksara dari huruf
Hijaiyah ke huruf latin bahasa Indonesia, diantaranya penambahan konsonan jajar dua buah konsonan
menjadi satu fonem, seperti kh dan sy.
1. kh pada khusus, khidmat, akhirat, khtulistiwa, khwatir, khisliysk, ikhsan. khotbah.
2. sy pada kata syarat, syahadat, syahwat, syahbandar, syair, syukur, syareat, asyik, isyarat, masyarakat,
musyawarah.
Sampai sekarang ini, baru kh dan sy yang diresmikan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
· Dari Bahasa Parsi
Dimensi sejarah, penyebaran Islam ketanah air, melalui atau dibawa oleh saudagar Parsi, maka
tidaklah mengherankan, jika kosakata bahasa parsi turut memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa kedua di Republik kita tercinta ini.
Beberapa kata yang dipungut dari bahasa Parsi, menurut KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) adalah
kata dastar, dewan, sanubari, permadani, mat, nafiri.
· Dari Bahasa Cina
Cina terkenal memiliki kebudayaan yang tinggi, yang paling tua, terkenal juga karena jumlah
populasi penduduk yang paling banyak di Asia dan banyak antara mereka yang menjadi imigran,
meninggalkan tanah kelahiran mereka, pergi merantau, mencari kehidupan ke luar Cina, pergi seantero
dunia. Bangsa Cina memiliki keahlian berdagang, mereka berdagang apa saja. Maka pergaulan
antarbangsa melalui perdagangan saling mempengaruhi kosakata.

11
Beberapa kosakata yang berasal dari Cina yang dimuat pada KUBI, anglo, cap, cawan, cealat, encim,
takoak, taoge, gowpe, cepe,ceban.

G. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan.


Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak positif dan juga
dampak negatif sebagai berikut.
1. Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan

Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih modern. Para remaja
juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Selain
itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan terkenal lebih singkat dari pada pengucapan
kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata “discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan
harga”.
2. Dampak NegatifPenggunaan Kata – Kata Serapan

· Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah dimata masyarakat.


· Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan Bangsa Indonesia berkurang.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas,dapat di simpulkan bahwa bahasa Indonesia yang kita sering gunakan dalam
kehidupan kita sehari hari saat berkomunikasi merupakan bentuk bahasa atau kata yang di serap dari
negara negara lain seperti cina,belanda,portugis,dsb yang telah dijadikan bahasa baku sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan (EYD).
B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa sudah kewajiban kita untuk menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar walaupun dalam berkomunikasi sehari hari kita menggunakan bahasa yang tidak resmi
atau yang sering kita sebut dengan bahasa ibu. Setidaknya saat kita berada di kota ataupun di acara-acara
resmi kita harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar tercipta komunikasi yang harmonis.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan#Jenis-Jenis_Kata_Serapan

https://majalahpendidikan.com/kata-serapan/

https://irwansahaja.blogspot.com/2015/02/kata-serapan-dalam-bahasa-indonesia.html

https://indomaterikuliah.blogspot.com/2014/10/makalah-penulisan-unsur-serapan.html?m=1

14
15
MAKALAHBAHASAI
NDONESI
A
"
PENULI
SANTANDABACA"

Di
susunol
eh:
Kel
ompok4
1.I
rmaPat
ri
zi
a
2.Put
riAmel
i
aIshak
3.I
ndr
ika
Kat
aPengant
ar

Puj
isy
ukurkehadi
ratAl
l
ahSWTy
angt
elahmember
ikanr
ahmatdan
hi
day
ah-
Nyasehi
nggakami
dapatmeny
elesai
kant
ugasmakal
ahi
ni
y
angber
judul
“Penul
i
sanTandaBaca”secar
atepatwakt
u.

Tuj
uandar
ipenul
i
sanmakal
ahi
niadal
ahunt
ukmemenuhi
tugasdar
i
doseni
buDr
a.Hamsi
ahDj
afarM.Hum padabi
dangst
udi
Bahasa
I
ndonesi
a.Sel
aini
tu,
makal
ahi
nij
ugaber
tuj
uansebagai
sumber
r
efer
ensidanunt
ukmenambahwawasansesuai
bidangst
udi
yang
kami
tekuni
.

Kami
meny
adar
imakal
ahy
angkami
tul
i
sini
masi
hjauhdar
ikat
a
sempur
nabai
kdar
isegi
peny
usunan,
bahasa,
maupunpenul
i
sanny
a
ol
ehkar
enai
tu,
kami
memi
ntakr
it
ikdansar
any
angmembangunagar
bi
samenj
adi
lebi
hbai
klagi
dimasamendat
ang.

Gowa,
26Sept
ember2021

Kel
ompokempat
Daf
tarI
si

HALAMANJUDUL……………………………i

KATAPENGANTAR…………………………i
i

DAFTARI
SI…………………………………i
i
i

BABIPENDAHULUAN………………………1

A.Lat
arBel
akang………………………………………….
.1

B.RumusanMasal
ah………………………………………1

BABI
IPEMBAHASAN………………………….2

A.Penger
ti
anTandaBaca……………………………………2

B.PengunaanTandaBaca……………………………………2

BABI
IIPENUTUP……………………………………13

A.Si
mpul
an……………………………………………………13

B.Sar
an…………………………………………………………13

DAFTARPUSTAKA…………………………………14
BAB1

PENDAHULUAN

A.Lat
arBel
akang

Set
iapkar
yat
uli
sil
miah(
makal
ah,
skr
ipsi
,l
apor
anpenel
i
tian)
mener
apkanat
uran-
atur
anEj
aanBahasaI
ndonesi
ayang
Di
sempur
nakan(
EYD)
.EYDmember
ikansal
ahsat
udar
ibeber
apa
pedomany
angada,
yai
tupenggunaant
andabaca.Pemakai
ant
anda
bacamenj
adi
bahasany
angsangatpent
ing,
kar
enaset
iapkar
yat
uli
s
i
l
miahmembut
uhkant
andabaca.

Kesal
ahany
angsangatf
atal
,apabi
l
adal
am suat
ukar
yat
uli
sil
miah
sal
ahdal
am memakai
tandabaca.Masal
aht
ersebutmuncul
aki
bat
kur
angny
apemahamant
ent
angt
andabacadenganbai
kdanbenar
.
Namunmasal
aht
ersebutdapatdi
kont
rol
agart
idakmenj
adi
kesal
ahan
y
angber
kel
anj
utan.Per
ludi
ket
ahui
,bahwat
andabacadal
am EYDada
beber
apamacam,
ant
aral
aint
andat
it
ik(
.)
,tandakoma(
,)
,tandat
it
ik
koma(
;)
,tandat
it
ikdua(
:)
,tandahubung(
-)
,tandat
any
a(?
),t
andaser
u
(
!)
,tandakur
ung(
())
,tandagar
ismi
ri
ng(
/),
tandapet
ik(
“…”
),dan
sebagai
nya.

Bahasasebagai
medi
apenul
i
sanmensy
arat
kanseor
angpenul
i
sunt
uk
menguasai
kai
dah-
kai
dahbahasa,
khususny
apenggunaanEYD.Kar
ena
denganpengusaaant
erhadapkai
dahEYD,
dapatdi
past
ikanpesan
i
nfor
masi
yangdi
sampai
kandal
am t
uli
sanny
adapatdenganmudah
di
pahami
olehpembacany
a.Makal
ahi
nimembahaspengunaant
anda-
t
andabacay
angakanmember
ikanpedomandal
am penul
i
sankar
ya
t
uli
sil
miah.

B.RumusanMasal
ah

1. Menj
elaskanpenger
ti
ant
andabaca

2. Menj
elaskanpenggunaant
andabaca
BAB2

PEMBAHASAN

A.Penger
ti
anTandaBaca

Tandabaca(
ataupungt
uasi
)adal
ahsi
mbol
yangt
idakber
hubungan
denganf
onem (
suar
a)at
aukat
adanf
rasapadasuat
ubahasa,
mel
ainkan
ber
per
anunt
ukmenunj
ukkanst
rukt
urdanor
gani
sasi
suat
utul
i
san,
dan
j
ugai
ntonasi
ser
taj
eday
angdapatdi
amat
isewakt
upembacaan.Bi
sa
j
ugadi
kat
akanbahwapungt
uasi
adal
aht
andagr
afi
syangdi
gunakan
secar
akonv
ensi
onal
unt
ukmemi
sahkanbagi
andar
isat
uanbahasa
t
ert
uli
s.At
urant
andabacaber
bedaant
arabahasa,
lokasi
,wakt
u,dan
t
erusber
kembang.Beber
apaaspekt
andabacaadal
ahsuat
ugay
a
spesi
fi
kyangkar
enany
ater
gant
ungpadapi
l
ihanpenul
i
s.

B.PenggunaanTandaBaca

1.TandaTi
ti
k(.)

a.Tandat
it
ikdi
pakai
padaakhi
rkal
i
maty
angbukanper
tany
aanat
au
ser
uan.

Mi
sal
nya:

Say
asukami
num susu.Sebuahkal
i
matdi
akhi
ridengant
it
ik.Apabi
l
a
di
l
anj
utkandengankal
i
matbar
u,har
usdi
ber
ijar
aksat
uket
ukan.Car
a
i
nidi
l
akukandal
am penul
i
sankar
yai
l
miah.

b.Tandat
it
ikdi
pakai
padaakhi
rsi
ngkat
annamaor
ang.

Mi
sal
nya:

I
rwanS.Gat
ot

Geor
geW.Bush
Muh.Ami
n

Tet
api
apabi
l
anamai
tudi
tul
i
slengkap,
tandat
it
ikt
idakdi
per
gunakan
l
agi
.

Mi
sal
nya:

MuhammadAmi
n

c.Tandat
it
ikdi
pakai
padaakhi
rsi
ngkat
angel
ar,
jabat
an,
pangkat
,dan
sapaan.

Mi
sal
nya:

Dr
.(Dokt
er)

Ny
.(Ny
ony
a)

S.
E.(
Sar
janaEkonomi
)

d.Tandat
it
ikdi
pakai
padasi
ngkat
ankat
aat
auungkapany
angsudah
sangatumum.Padasi
ngkat
any
angt
erdi
riat
ast
igahur
ufat
aul
ebi
h
hany
adi
pakai
sat
utandat
it
ik.

Mi
sal
nya:

dl
l
.(danl
ain-
lai
n)

dsb.(
dansebagai
nya)

t
gl.(
tanggal
)

Dal
am kar
yai
l
miahseper
tiskr
ipsi
,makal
ah,
lapor
an,
tesi
s,dandi
ser
tai
,
di
anj
urkant
idakmemper
gunakansi
ngkat
an.

e.Tandat
it
ikdi
bel
akanghur
ufdal
am suat
ubagi
ani
kht
isarat
audaf
tar
.

Mi
sal
nya:

I
.Peny
iapanUl
anganUmum.
A.Per
atur
an.

B.Sy
arat
.

Ji
kaber
upaangka,
makaur
utanangkai
tudapatdi
susunsebagai
ber
ikutdant
andat
it
ikt
idakdi
pakai
padaakhi
rsi
stem desi
mal
.

Mi
sal
nya:

1.
1

1.
2

1.
2.1

f
.Tandat
it
ikdi
pakai
unt
ukmemi
sahkanangkaj
am,
meni
t,dandet
ik
y
angmenunj
ukkanwakt
u.

Mi
sal
nya:
pukul
13.
00

2.TandaKoma

TandaKomadi
gunakanunt
uk:

a.Per
inci
any
angl
ebi
hdar
iduaper
inci
an

Sal
ah

 .
..
..
adi
k,kakakdani
buper
gi.
..
..

 .
..
..
ker
tas,
pensi
l
,bukudankr
ayon

 .
..
..
mej
a,kur
sidanl
emar
i

Benar

 .
..
..
adi
k,kakak,
dani
buper
gi.
..
..

 .
..
..
ker
tas,
pensi
l
,buku,
dankr
ayon
 .
..
..
mej
a,kur
si,
danl
emar
i.
..
..

b.Set
elahnamaor
angy
angdi
i
kut
igel
ar

Sal
ah

Si
tiSuwadah.S.
Pd.

Dr
.Sy
amsuddi
n.M.
Ed.

Benar

Si
tiSuwadah,
S.Pd.

Dr
.Sy
amsuddi
n,M.
Ed.

c.Unt
ukmemi
sahkankal
i
matset
aray
angsat
udengankal
i
matset
ara
ber
ikut
nyay
angdi
dahul
uiol at
ehkat et
api
,mel
ainkan.

Sal
ah

 Di
aingi
nsekal
imembel
irumahi
tut
etapi
,uangny
ati
dakcukup

 Wani
tai
tubukanTant
esay
amel
ainkan,
adi
ksay
a

Benar

 Di
aingi
nsekal
imembel
irumahi
tu,
tet
api
uangny
ati
dakcukup

 Wani
tai
tubukant
ant
esay
a,mel
ainkanadi
ksay
a

d.Set
elahanakkal
i
matmendahul
uianakkal
i
matdar
iindukkal
i
mat
apabi
l
aanakkal
i
matt
ersebutmendahul
uii
ndukkal
i
mat

Mi
sal
nya:

Kar
enaket
idakmampuanor
angt
uany
a,anaki
tut
idakj
adi
masukke
Per
gur
uanTi
nggi
.

Kar
enahar
tadanuang,
per
saudar
aanbi
sat
erput
us.

Cat
atan:
tandakomat
idakdi
pakai
unt
ukmemi
sahkananakkal
i
matdar
i
i
ndukkal
i
matapabi
l
aanakkal
i
matt
ersebutmengi
ri
ngi
indukkal
i
mat
.

Mi
sal
nya:

Ay
ahakanmember
imuhadi
ahj
i
kakamul
ulusuj
i
annant
i.

Di
ati
dakper
nahangkuhsekal
i
pundi
aanakor
angkay
adi
kampungi
ni.

e.Set
elahkat
aat
auungkapanpenghubungant
arkal
i
maty
angt
erdapat
padawal
kal
i
mat
.Ter
masukdi
dal aol
amny ehkar
enai
tu,
lagipul
a,
meski
punbegi
tu,
akant
etapi
.

Mi
sal
nya:

Meski
punbegi
tu,
say
aakant
etapmenghor
mat
iny
a.

Ol
ehkar
enai
tu,
tunj
ukkanpr
est
asi
mukepadaor
angl
ain.

f
.Pemi
sahal
amaty
angdi
tul
i
sber
urut
an

Mi
sal
nya:

Si
tiSuwadah,
Jal
anA.
P.Pet
tar
ani
V/58,
Makassar

g.Memi
sahkanbagi
annamay
angdi
bal
i
ksusunanny
adal
am daf
tar
pust
aka.

Mi
sal
nya:

Chr
ist
in,
Donna.1988,
"Languagepl
ainni
ngt
hev
iewf
rom l
i
ngui
sti
cs"
dal
am Newmey
er,
F.J.Ed.Li
ngui
sti
cst
heCambr
idgeSur
vey
.
Cambr
idgeUni
ver
sit
yPr
ess(
193-
109)
.

Cr
yst
al,
Dav
id.1997.TheCambr
idgeEncy
lopedi
aofLanguage.
Secondedi
ti
on.

h.Di
pakai
dimukaangkaper
sepul
uhandandi
ant
arar
upi
ahdansen
dal
am bi
l
angan.

Mi
sal
nya:
18,
56m. 54,
50kg

25,
34cm. 7,
15CC

3.Penempat
anTandaTi
ti
kKoma(;
)

Tandat
it
ikkomadi
gunakanunt
uk

a.Memi
sahkanbagi
an-
bagi
ankal
i
maty
angsej
eni
sdanset
ara.

Mi
sal
nya:

Har
itel
ahsor
e;makananbel
um dat
angj
uga;
kami
mer
asaudahsangat
l
apar
.

Bur
ungt
elahber
kicau;
mat
ahar
itel
ahber
sinar
;pakt
ani
tel
ahmul
ai
si
bukbeker
ja.

b.Memi
sahkankal
i
maty
angset
aradal
am suat
ukal
i
matmaj
emuk
sebagai
penggant
ikat
apenghubung.

Mi
sal
nya:

Anj
i
ngmenggonggong;
kudamer
ingkuk;
tikusmenci
cit
;ay
am j
ant
an
ber
kokok.

Ani
menggambarpemandangan;
Rai
hanmel
uki
s;I
ndahmembaca
komi
k.

4.Penet
apanTandaTi
ti
kDua(:
)

Tandat
it
ikduadi
gunakanunt
uk:

a.Suat
uper
nyat
aanl
engkapbi
l
adi
i
kut
irangkai
anat
aupember
ian.

Mi
sal
nya:
Yangkami
but
uhkansekar
angi
alahbar
ang-
bar
angber
ikuti
ni:
mangkok,
gel
as,
pir
ing,
dansendok.

b.Sesudahkat
aat
auungkapany
angmemer
lukanpember
ian.

Mi
sal
nya:

Ket
ua :
Amr
in,
S.Pd.

Sekr
etar
is:
Mal
i
k,S.
Sos.

c.Teksdr
amasesudahkat
ayangmenunj
ukkanpel
akudal
am per
cakapan.

Mi
sal
nya:

Rai
han:
"Umi
,har
iini
sekol
ahdi
l
ibur
kan"

Umi :
"Kokl
i
bur
?"

Rai
han:
"Ngakt
ahut
uh,
tiba-
ti
baaj
agur
uny
amengumumkandemi
ki
an
t
anpamember
ipenj
elasan"

Umi :
"Kal
augi
tu,
besokki
taket
emudengankepal
asekol
ah"
.

5.Penempat
anTandahubung(-)

Duat
andahubung(-)di
gunakanunt
uk:

a.Meny
ambungsuku-
sukukat
adasary
angt
erpi
sahol
ehper
gant
ianbar
is.

Mi
sal
nya:

.
..
..
..
..
..
..
kar
enasudahl
arutmal
-

am kami
har
usseger
apul
ang.

b.Meny
ambungawal
andenganbagi
ankat
adi
bel
akangny
a,at
auakhi
ran
denganbagi
ankat
adi
depanny
a.

Mi
sal
nya:
Dal
am hi
dupi
niki
tahar
usber
ani
ber
-

Kor
bandemi
mencapai
..
..
..

c.Meny
ambungunsur
-unsurkat
aul
ang.

Mi
sal
nya:

Di
por
ak-
por
andakan

Kedua-
duany
adst
nya.

6.Penempat
anTandaPi
sah(-)

Tandapi
sahdi
gunakanunt
uk:

a.Mengaskanadany
aaposi
siat
auket
erangany
angl
ainsehi
nggakal
i
mat
-
kal
i
matmenj
adi
lebi
hjel
as.

Mi
sal
nya:

.
..
.dal
am semi
nari
ni-
ket
erampi
l
anmeny
imak,
ket
erampi
l
anmembaca,
ket
erampi
l
anber
bicar
a,danket
erampi
l
anmenul
i
s-t
elahmengubah
konsepsi
..
..

b.Membat
asi
peny
isi
panat
aukal
i
maty
angmember
ipenj
elasankhusus
di
luarbangunkal
i
mat
.

Mi
sal
nya:

Ci
ta-
cit
amui
tu-
say
ayaki
nakant
ercapai
-hany
a..
..

7.Penempat
anEl
i
psi
s(.
..
)

Penempat
anEl
i
psi
sdi
gunakanunt
uk:

a.Menggambar
kankal
i
maty
angt
erput
us-
put
us

Mi
sal
nya:
Kal
aumal
u..
.y
a,bagai
manabi
samendapatt
eman.
..

Nah.
..r
aji
n-r
aji
nlahbel
ajaragarl
ulust
ahundepan

b.Menunj
ukkanbahwadal
am suat
upet
ikanadabagi
any
angdi
hil
angkan

Mi
sal
nya:

Di
apani
k..
.semuany
aakandi
sel
esai
kanny
asendi
ri

Ti
dakper
lukamur
isau.
..
hindar
isemuaper
soal
any
angber
at

8.Penempat
anTandaSer
u(!)

Tandaser
udi
gunakansesudahungkapanat
auper
nyat
aanber
upaser
uan,
per
int
ahat
auy kankesungguhan,
angmenggambar ket
idakper
cay
aan,
aur
at asaemosiy
angkuat
.

Mi
sal
nya:

Ker
jakanpeker
jaanr
umahmucepat
!

Si
raml
ahbungai
tu!

9.Penempat
anTandaTany
a(?)

Tandat
any
adi
gunakanunt
uk:

a.Tandaunt
ukmenany
akansesuat
u.

Tandat
any
adi
gunakanpadaakhi
rkal
i
matt
any
aat
aupunpr
asay
ang
ber
tuj
uanunt
ukmenany
akansesuat
u.

Mi
sal
nya:

Sej
akkapanmer
ekakeSemar
ang?

b.Di
gunakandal
am TandaKur
ung(?)
Tandat
any
adi
gunakandal
am t
andakur
ungunt
ukmeny
atakanbagi
an
kal
i
maty
angdi
sangsi
kanat
auy
angkur
angdapatdi
bukt
ikan
kebenar
anny
a.

Mi
sal
nya:

Bumi
tet
apber
bent
ukbul
atwal
aupunt
anpaat
mosf
er(
?)

10.Penempat
anTandaKur
ung

Tandat
any
adi
gunakanunt
uk:

a.TambahanKet
erangan
Tandakur
ungdi
gunakanunt
ukmengapi
ttambahanket
eranganat
au
penj
elasan,
yangbi
asadi
gunakanunt
ukmenj
elaskanabr
evi
asi
.
Mi
sal
nya:
Kement
ri
anRi
setdanTeknol
ogi
danPendi
dikanTi
nggi
(Kemenr
ist
ek
di
kti
)meny
tel
ahel
enggar
akanPr
ogam Hi
bahBi
naDesa(
PHBD)
semenj
akbul
anl
alu.

b.Mengapi
tKet
erangan
Tandakur
ungdi
gunakanunt
ukmengapi
tket
eranganat
aupenj
elasan
y
angbukanbagi
ani
ntegr
alpokokpembi
car
aan.

Mi
sal
nya:

Nov
el“
TheGr
eatGat
sby
”(sal
ahsat
unov
elt
erkenal
era)

c.Mengapi
tHur
uf
Tandakur
ungdi
gunakanunt
ukmengapi
thur
ufat
aukat
ayang
kehadi
ranny
adi
dal
am t
eksdapatdi
hil
angkan.

Mi
sal
nya:
aaggr
Kat essi
ondi
ser
apkedal
am BahasaI
ndonesi
amenj agr
adi esi
an)
( .

Pendaki
amat
ir
ant
idakdi
per
kenankanunt
ukmendaki
sampai
(puncak)
Mahamer
u.

d.Mengapi
tAngka
Tandakur
ungdi
gunakanunt
ukmengapi
tangkaat
auhur
ufy
ang
memer
inci
sat
uur
utanket
erangan.

Mi
sal
nya:

Kecer
dasansej
ati
dit
ent
ukanol
ehpenguasaan(
a)I
Q,(
b)EQ,
dan(
c)
SQ.
BABI
II

PENUTUP

A.Kesi
mpul
an

Ber
dasar
kanpembahasandi
atas,
dapatdi
tar
ikkesi
mpul
anber
ikut
.
Tandabacaadal
ahsi
mbol
yangt
idakber
hubungandengandengan
suar
aat
aukat
adanf
rasapadasuat
ubahasa,
mel
ainkanber
per
an
unt
ukmenunj
ukkanst
rukt
urdanor
gani
sasi
suat
utul
i
san,
danj
uga
i
ntonasi
ser
taj
eday
angdapatdi
amat
isewakt
upembacaan.Tanda
bacadal
am penggunaanny
adapatdi
l
ihatpadabahasandi
atas,
bukan
soal
tahusaj
atapi
har
usdi
pahami
lebi
hdal
am t
ent
angper
masal
ahan
y
angser
imuncul
(sal
ahpenggunaant
andabaca)dal
am kar
yat
uli
s
i
l
miah.Sal
ahdal
am menggunakant
andabacaakanmeny
ebabkan
kesal
ahany
angsangatf
atal
yangt
anpadi
sadar
ikal
aupunsebel
umny
a
bel
um menget
ahui
hal
ter
sebut
.Sar
anabel
ajardangi
atber
lat
ih
mer
upakanj
alankel
uardar
imasal
ahy
angt
erkadangt
imbul
aki
bat
sal
ahdal
am penul
i
sant
andabaca.

B.Sar
an

Sebagai
mahasi
swa,
pel
ajar
,at
aupunpendi
dikhar
usmemahami
penggunaant
andabacasecar
abai
kdanbenarhendakny
abel
ajardar
i
f
asi
l
itasy
angadaseper
timedi
aint
ernetat
aubuku,
agarkesal
ahan-
kesal
ahany
angt
erj
adi
dal
am penggunaant
andabacadapatdi
cegah
sedi
nimungki
n.
DAFTARPUSTAKA

ht
tps:
//i
d.m.
wiki
pedi
a.or
g/wi
ki
/Tanda_
baca

Dr
.Ri
mang,
Sit
iSuwadahS.
Pd.
,M.
Hum.Akuci
ntabahasaI
ndonesi
a.
Sul
awesi
Sel
atan:
Aur
aPust
aka.

ht
tps:
//pener
bit
deepubl
i
sh-
com.
cdn.
amppr
oject
.or
g/v
/s/
pener
bit
deepubl
i
sh.
com/
tanda-
baca/
amp/
?usqp=mq331AQKKAFQAr
ABI
IACAw%3D%3D&amp_
js_
v=a6
&amp_
gsa=1#r
efer
rer
=ht
tps%3A%2F%2Fwww.
googl
e.com&csi
=0&amp
shar
e=ht
tps%3A%2F%2Fpener
bit
deepubl
i
sh.
com%2Ft
anda-
baca%2Famp%2F%23r
efer
rer
%3Dht
tps%3A%2F%2Fwww.
googl
e.com%
26csi
%3D0
DIKSI

(PILIHAN KATA)

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Dra. Hamsiah Djafar M.Hum

Disusun Oleh :
Andi Fauzia Ramadhani (90200121071)
Muh.Wahyu Pramata (90200121058)
Mulyasari Burhanuddin (90200121043)

Program Studi Manajamen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkankepada Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proses penyusunan
makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul „Diksi (Pilihan Kata)".
Kami sebagai tim penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak, utamanya pihak-pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran,
dan kritiknya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Tim penyusun sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentunya
masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami juga sangat berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan perkembangan dunia pendidikan.

Wajo, 20 September 2021

Tim Penyusun
Kelompok 5
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

1. Latar Belakang...........................................................................................
2. Rumusan Masalah......................................................................................
3. Tujuan Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Pengertian Diksi..........................................................................................
B. Fungsi Diksi..................................................................................................
C. Syarat Syarat Ketepatan Pilihan Kata......................................................
D. Kesesuaian Kata Syarat kesesuaian kata..................................................
E. Jenis Makna.................................................................................................
F. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang...............................
G. Pilihan Kata dan Penggunaanya...............................................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan..................................................................................................
2. Saran............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik
dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana agar
tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik ihwal
penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan
gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter
berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi
dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas
dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan
bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain
tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata
yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan diksi
b. Bagaimana persyaratan diksi
c. Bagaimana yang dimaksud kata ilmiah , kata populer, kata jargon dan slang
d. Bagaimana pilihan kata dan penggunaan diksi

3. Tujuan Penulisan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah:
a. Megetahui pengertian dari diksi
b. Mengetahui syarat-syarat yang dibutuhkan dalam penggunaan diksi
c. Memahami penjelasan tentang kata ilmiah, kata populer, kata jargon dan slang
d. Memahami penjelasan pilihan kata dan penggunaan diksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata
secara tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak atau
pembaca baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dan kesesuaian sangat penting
dalam rangka mengekspersikan maksud dan tujuan. Diksi sangat menentukan gaya
bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kata,
kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika diungkapkan dengan gaya bahasa
yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan,
kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang
didukung dengan tanda baca pula yang tepat dapa menimbulkan nada kebahasaan , yaitu
sugesti yang terekspresi melalui rangkaian kata yang dsiertai penekanan mampu
menghasilkan daya persuasi yang tinggi. Pemakaian diksi yang baik akan membantu
pembicara dan pendengar dalam menyelesaikan masalah, begitu pula sebaiknya, gagasan
atau ide akan sulit berterima jika diksi yang digunakan salah sasaran atau tidak sesuai
kontek pembicara dan pendengar.

B. Fungsi Diksi
1. Melambangkan ide yang diungkapkan secara verbal
2. Membentuk wujud ungkapan gagasan yang tepat sehingga menyenangkan
penyimak atau pembaca
3. Mewujudkan komunikasi yang berterima
4. Menciptakan atmosfir yang kondusif.
5. Menghindari dan mencegas perbedaan persepsi atau interpretasi
6. Mencegah salah pemahaman
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
C. Syarat-syarat Ketepatan Pilihan Kata
1. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim misalnya: ialah,
adalah, dalam pemakaian berbeda beda. Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan
definisi formal. Jika menggunakan kata ialah maka harus disertai sinonim.

Manusia ialah orang. (benar dan cermat)


Manusia ialah makhluk yang berakal budi (salah, tidak cermaat)
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. (benar dan cermat)

2. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi yaitu kata
yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat
menimbulkan makna yang bermacam macam , lazim digunakan dalam pergaulan,
untuk tujuan estetika dan kesopanan.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya :
interferensi (saling mempengaruhi) dan inferensi ( kesimpulan), sarat (penuh,
bunting) dan syarat (ketentuan).
4. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual,
misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau
kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, berenang)
5. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya pria dan laki laki, saya
dan aku, serta buku dan kitab) berhomofon ( misalnya: bang dan bank)
berhomograf (misalnya: apel( buah) dan apel (upacara) teras ( serambi) dan teras
(pejabat) berhomonim ( misalnya buku (tulang) dan buku (kitab).
6. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya:isu (dalam
bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya,kabar angin, desas
desus)
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus,
misalnya: mobil (kata umum) fortuner (kata khusus)
8. Menggunakan kata –kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
9. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara
tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya
koordinasi.
10. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang
tepat dalam kamus, misalnya modern sering diartikan secara subjektif canggih
menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak
cakap, suka mengganggu, rewel,bergaya intelektual

D. Kesesuaian Kata Syarat kesesuaian kata


1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan,misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku),
kondite (tidak baku).
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan
cermat,misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur
(kasar), tunasusila (lebih halus).
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya…
melainkan juga (benar), bukan hanya… tetapi juga (salah), tidak hanya…tetapi
juga (benar).
4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan
lambat,mengesot,dan merangkak; merah darah, merah hati.
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah dan komunikasi
nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum) menggunakan kata popular, misalnya:
argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa
(populer).
6. Menghindari penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya;
tulis, bahasa kerja,(bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan,
bekerja, mengerjakan, dikerjakan, (bahasa tulis).
E. Jenis Makna
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal adalah makna yangsesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna yang sungguh sungguh nyata
dalam kehidupan kita, contoh: Tikus itu mati diterkam kucing. Kata tikus makna
leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan
timbulnya tifus.
Makna gramatikal adalah makna yang timbul karena proses gramatikal
atau tata bahasa.
Contoh; awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat batu seberat itu
terangkat juga oleh adik melahirkan makna “dapat”.
Kalimat berikut ini juga menunjukkan contoh makna gramatikal, Ketika
balok itu ditarik, papan itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal ”tidak
sengaja”.

2. Makna Denotatif dan Makna Konotatif.


Pembeda makna denotatif dengan konotatif didasarkan pada ada atau tidak
adanya “nilai rasa” pada sebuah kata. Makna denotatif adalah makna yang sesuai
dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan,
atau pengalaman lainnya, atau dengan kata lain makna sebenarnya. Misalnya
wanita dan perempuan secara denotatif bermakna “manusia dewasa bukan laki
laki”.
Makna konotatif adalah makna kiasan, atau makna tambahan, atau yang
muncul karena niali rasa. Contoh kata bendera merah putih bermakna denotasi
adalah secarik kain yang berwarna merah dan putih.Tetapi bila makna konotasi
dapat diartikan merah berarti berani dan putih berarti suci.

3. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif


Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna
yang sesuai dengan referennya, makna konseptual sama artinya dengan makna
denotatif. Makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Misalnya kata
ibu memiliki makna konseptual seorang wanita yang telah melahirkan seseorang.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan
dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya kata
melati berasosiasi dengan makna suci atau kesucian.

F. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang


a. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
b. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.

Kata Ilmiah Kata Popular

Analogi Kiasan

Frustasi rasa kecewa

Final akhir

Diskriminasi perbedaan perlakuan

Prediksi ramalan

Kontradiksi pertentangan

Format ukuran

Anarki kekacauan

Biodata biografi singkat

Bibliografi daftar pustaka


c. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang
dianggap aneh. Kata ini juga merupakan kata sandi atau kode rahasia untuk kalangan
terterntu (dokter, militer, perkumpulan rahasia, ilmuwan).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.

d. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan
sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat
sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa.
Contohnya :
asoy, mana tahan

G. Pilihan Kata dan Penggunaanya


1. Kata dari dan daripada
Contoh :
- Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
- Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
- Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh :
- Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
- Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh :
- Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
- Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan
waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh :
- Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
- Ibu memotong kue dengan pisau
5. Kata antar dan antara
Contoh :
- Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
- Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga
harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan
kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau
sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya
tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

2. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada
semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami
dengan baik.
KALIMAT EFEKTIF
( Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia)

Dosen Pengampuh
Dra. Hamsiah Djafar,M.Hum

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Faiqa Riski Amalia (90200121064)
Nur Fasila(90200121055)
Mahyuddin (90200121044)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil „alamin, segala puji kami hanturkan kepada Allah‟ Azza wa Jalla
karena berkat nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini dengan judul
“ Kalimat Efektif ”. Sholawat serta salam senantiasa kami hanturkan kepada Nabi Muhammad
Shollallahu „alaihi Wasallam yang telah menuntun manusia dari zaman kebodohan menuju zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan sampai sekarang
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. kami tahu makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
memohon maaf atas segala kesalahan dalam makalah ini. Kami juga meminta saran dan kritikan dari
pembaca untuk perbaikan kedepannya

Samata 06 Oktober 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DARTAR ISI.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................
1. Pengertian kalimat efektif
2. Syarat kalimat efektif
3. Ciri-ciri kalimat efektif

BAB III
PENUTUP..............................................................................................................
KESIMPULAN............................................................................................................................
SARAN........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan oleh anggota


masyarakat dengan anggota masyarakat yang lain. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang difikirkan, diinginkan
atau di rasakan dapat diterima oleh pembaca atau pendengar. Dalam bahasa terdapat
ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang. Setiap gagasan
pikiran atau konsep yang dimiliki sesorang pada prakteknya harus dituangkan kedalam
bentuk kalimat.

Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca yaitu kalimat efektif. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pendengar tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau dituliskan. Supaya
kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harusnya lengkap dan eksplisit. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada perlu dimunculkan

Ketika membaca sering sekali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak
memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh
kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah kami, selaku penulis
membahas kalimat efektif, syarat kalimat efektif dan ciri-ciri kalimat yang efektif. Agar
kita semua mengetahui dan tidak salah pengucapan kalimat agar lebih efektif dan dapat
dimengerti.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?


2. Apa saja syarat yang harus dipenuhi agar jadi kalimat efektif
3. Ciri-ciri kalimat efektif

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui pengertian kalimat efektif


2. Agar mengetahui apa saja syarat kalimat efektif
3. Agar mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian kalimat efektif

a. Pengertian kalimat

Kalimat menurut KBBI ialah, kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep
pikiran dan perasaan ; perkataan ; satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap. Kalau diucapkan,


kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Bila ditulis, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tanda tanya ,atau tanda seru. Kadang-
kadang kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsisis.

Kalimat merupakan unsur terpenting dalam sebuah wacana. Kalimat yang


tersusun rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh.

b. Pengertian efektif

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian Efektif menurut KBBI ialah, ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab (tentang obat), dapat
membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Dalam berkomunikasi dan
menyusun karya ilmiah, hendaknya kita menggunakan Bahasa yang baik yang
tersusun dalam rangkaian kalimat yang efektif

c. Pengertian Kalimat Efektif

kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagagsan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
didalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan
informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Kalimat efektif adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga
mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

d. Pengertian menurut ahli

a. Menurut Nasucha, Rohmadi, dan wahyudi: kalimat efektif dipahami sebagai


kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah
dipahami oleh pembaca.
b. Menurut Arifin: kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas,
sesuai dengan kaidah, rimgkas, dan enak dibaca.

2. Syarat kalimat efektif

 Kalimat mudah dipahami

Menyusun kalimat yang efektif akan membantu pembaca maupun pendengar


dengan mudah memahami kalimat tersebut. Sebab penyusunannya menjelaskan
sesuatu yang sangat jelas dengan unsur yang lengkap. Jadi jika dalam satu kalimat
tidak memenuhi SPOK (subjek predikat objek dan keterangan) maka akan susah
dipahami

 Kalimat enak didengar atau dibaca

Sebab sekali lagi memiliki unsur-unsur pokok dalam rumus SPOK membuat
kalimat menjadi jelas isinya. Maksus pembicara dan penulis pun tersampaikan dengan
baik kepada pendengarnya. Pembaca pun bisa mengikuti alur kalimat dalam suatu
karya tulis dengan sangat mudah. Sebab sejak awal sudah paham apa yang dibahas
dan bagaimana sesuatu yang dibahas tersebut kemudian menjadi materi yang dikenal
lebih jauh.

 Kalimat dianggap sudah benar

Benar dari segi penyusunan antara satu unsur dengan unsur yang lain. Sekaligus
dari pemilihan tanda baca diakhir kalimat yang membantu pembaca memahami apa
yang disampaikan.

3. Ciri –ciri kalimat efektif.

Kalimat efektif memiliki ciri-ciri yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :

A. Kesepadanan Struktur.

Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan


struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadaan dalam kalimat ini
diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan fikiran[10]. Ciri-ciri
kalimat yang memiliki kesepadaan struktur, yaitu:

1. Memiliki Subjek dan Predikat yang jelas.

Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan


menghindarkan penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan
sebagainya di depan subjek.
contohnya :

 Bagi semua siswa kelas VII harus mengikuti kegiatan studi tur
(tidak efektif).

 Semua siswa kelas VII harus mengikuti kegiatan studi tour


(efektif).

 Kepada hadirin dimohon berdiri.(tidak efektif) Kata depan kepada


pada kalimat di atas tidak berfungsi apa-apa, bahkan justru
mengganggu kesepadanan sebuah kalimat.

 Kalimat tersebut akan lebih baik (sepadan) kalau kata depan


kepada dihilangkan sehingga menjadi: Hadirin dimohon berdiri.
(efektif )

2. Tidak memiliki Subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal

Contohnya :

 Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa (tidak


efektif)

 Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh warga


desa(efektif)

3. Beberapa kata penghubung intrakalimat.

Beberapa kata penghubung intrakalimat (seperti sehingga, dan, atau,


lalu, kemudian, sedangkan, bahkan) tidak digunakan pada kalimat
tunggal, misalnya sebagai berikut :

“Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti


acara pertama.”

Kata sehingga merupakan kata penghubung intrakalimat sehingga


tidak sepadan kalau difungsikan sebagai penghubung antarkalimat.
Perbaikan terhadap kalimat itu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan menjadikan kalimat itu kalimat majemuk atau dengan mengganti
kata penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti di bawah ini :

1. Kami datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti


acara pertama
2. Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mnegikuti acara pertama.

B. Kepararelan bentuk

Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan


dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika
kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba.
Namun jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnnya
berbentu nomina.

Contohnya :

1. Langkah –langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami,


mengetahui, dan mengaplikasikan defenisi kalimat efektif (tidak
efektif).
2. Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah
memahami,mengetahui, dan mengaplikasikan defenisi kalimat efektif
(efektif).
3. Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermoral,
bijaksana, dan tanggung jawab.

Dalam kalimat itu terdapat sebuah kata yang tidak sejajar dengan
bentuk kata yang lainnya yang sama-sama mewakili fungsi predikat, yakni
kata tanggung jawab yang merupakan bentuk nominal, padahal yang
lainnya berbentuk ajektival. Kalimat tersebut akan lebih baik kalau diubah
menjadi seperti: Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin
bermoral, bijaksana, dan bertanggung jawab[12].

C. Kehematan Kata

Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu
digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata didalam kalimat. Hal yang harus
diperhatikan adalah:

1. Menghindari unsur yang sama dalam majemuk


Contohnya :

 Saya tidak suka apel dan saya tidak suka papaya (tidak efektif).
 Saya tidak suka pisang dan anggur (efektif).
 Karena dia tidak diundang, dia tidak datang pada acara itu.
 Penyebutan kata dia sebagai subjek pada anak kalimat tidak diperlukan karena subjek
yang sama sudah disebutkan pada induk kalimatnya. Penyebutan kata dia pada anak
kalimat di atas merupakan pemborosan kata yang sebaiknya dihindari. Perbaikan
kalimat di atas adalah sebagai berikut : Karena tidak diundang, dia tidak datang pada
acara itu
2. Menghindari kesinoniman dalam kalimat.
Contohnya :

 Saya hanya memiliki tiga buah buku saja (tidak efektif).


 Saya hanya memiliki tiga buku (efektif)

3. Menghindari penjamakan pada kata jamak.


Contohnya:

 Para mahasiswa-mahasiswi berunjuk rasa di depan gedung rektorat (tidak efektif).


 Para mahasiswa berunjuk rasa didepan gedung rektorat (efektif).
 Masih banyak hal-hal yang harus dibahas. Para tamu-tamu undangan sedang
menikmati hidangan. Kata banyak pada kalimat dan kata para pada kalimat sudah
mengandung makna jamak. Oleh karena itu, tidak perlu lagi pengulangan yang
bermakna jamak, sehingga kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi seperti :
Masih banyak hal yang harus dibahas. Para tamu undangan sedang menikmati
hidangan.

4. Kecermatan
Yang dimaksud dengan kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih
kata sehingga tidak menimbulkan keracunan dan makna garis.
Contohnya :

 Guru baru pergi ke ruang guru (tidak efektif).


 Guru yang baru pergi ke ruang guru (efektif).
 Dialah istri Pak Lurah yang baru (tidak efektif).
 Kalimat di atas mempunyai penafsiran ganda, yakni siapakah yang baru: Apakah Pak
Lurah itu yang baru menikah atau baru dilantik menjadi lurah? Untuk menghindari
penafsiran ganda itu, perlu digunakan tanda hubung (-) seperti pada perbaikan kalimat
di bawah ini:
 Dialah istri-Pak Lurah yang baru. (bila yang baru adalah istrinya) atau
 Dialah istri Pak Lurah-yang baru. (bila yang baru adalah jabatan lurahnya. (efektif).

5. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide
pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat. Ada
beberapa cara:

1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (awal kalimat).


Contohnya:

 Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
 Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
 Membuat urutan yang bertahap.
Contohnya :
Bukan seribu, sejuta, seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar (Salah).
Bukan seratus, seribu, sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar (Benar).
 Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contohnya: Dongeng itu sangat menarik. Dongeng itu mengharukan.
 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contohnya : anak itu bodoh tetapi pintar.
 Menggunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel-lah,-pun,-kah
Contohnya:
Dapatkan ia menjawab pertanyaanku?
Kamulah yang harus bertanggung jawab menyelesaikan tugas ini.

D. Kepaduan

Kalimat Efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang


disampaikan tidak terpecah-pecah.Berikut ini ciri-ciri kalimat yang padu ialah :

1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele.

Oleh karena itu, hindari penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Contohnya:

 Farhan menceritakan tentang pengalaman bertandingnya. (tidak efektif)


 Farhan menceritakan pengalaman bertandingnya. (efektif).

2. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verba secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat persona.

Contohnya:

 Surat itu saya sudah baca. Kalimat tersebut tidak menunjukkan kepaduan karena
aspek terletak di antara agen dan verba. Seharusnya kalimat itu seperti:
 Surat itu sudah saya baca.

3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja
transiti dan ojek penderita.

Contohnya :

 Mahasiswa harus menyadari akan pentingnya perpustakaan. Kata akan pada kalimat
tidak diperlukan karena kata kerja transitif menyadari harus diikuti secara langsung
oleh objek penderita pentingnya perpustakaan. Perbaikan kalimat tersebut adalah
sebagai berikut:
 Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan.
E. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide yang ada dalam kalimat itu dapat
diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai kaidah EBI.

Contohnya:

 Waktu dan tempat kami persilahkan! (tidak efektif).


 Bapak dekan kami persilahkan! (efektif).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kalimat Efektif merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas
maknanya, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Suatu kalimat dapat
dikatakan kalimat efektif apabila memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu, Mudah
dipahami oleh pendengar atau pembacanya, Tidak menimbulkan kesalahan dalam
menafsirkan maksud sang penulis, Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau
pendengarnya dengan cepat, dan Sistematis tidak bertele-tele.

Suatu kalimat efektif harus memiliki ciri-ciri yaitu, kesepadanan struktur, kepararelan
bentuk, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan serta kelogisan

Saran

Demikianlah makalah ini Penulis susun. Semoga apa yang telah Penulis uraikan diatas
mengenai Kalimat Efektif dan Ciri-ciri Kalimat Efektif dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis menyarankan kita semua, agar dapat membedakan mana kalimat yang efektif dan
mana yang tidak. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik. Apalagi kedepannya kita akan
menjadi seorang pendidik. Tentulah kita harus tau menggunakan kalimat efektif agar
nantinya peserta didik kita dapat memahami dengan jelas apa yang kita sampaikan baik
berupa penjelasan atau perkataan maupun tulisan
DAFTAR PUSTAKA

Wordpress.com coretan aksara dwngan judul “kalimat efektif” 9 juli 2019


https://coretanaksaradilfadh.wordpress.com/2019/07/19/makalah-kalimat-efektif/
(penulis: fadhilahbatubara)

Duniadosen.com dengan judul “syarat kalimat efektif lengakap dengan ciri-ciri dan
contohmya” 6 mei 2021 https://www.duniadosen.com/syarat-kalimat-efektif/ (penulis:
salma awwabiin)
MAKALAH

“PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA”

Dosen Pengampu :
Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum

Disusun Oleh

Kelompok VII

Ainun Fadhilah (90200121042)

Putri Utami (90200121060)

Fauzan Hidayat (90200121068)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Paragraf dan Pengembangannya” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Bahasa Indonesia dan menambah wawasan tentang paragraf dan
pengenmbangannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hamsiah Djafar,M.Hum


selaku dosen dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,15 September 2021

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2

A. Pengertian Paragraf ..................................................................................... 2


B. Ciri-ciri Paragraf ......................................................................................... 2
C. Fungsi dan Syarat Paragraf ........................................................................ 3
D. Unsur-unsur Paragraf ................................................................................. 4
E. Jenis-jenis Paragraf .................................................................................... 4
F. Metode Pengembangan Paragraf ............................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 16

A. Kesimpulan .................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita sering dijumpai susunan dari
banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus
dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun suatu paragraf
yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain
adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang
mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung suatu ide, terdapat
kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk
alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif.
Seperti yang kita ketahui bahwa topik yang ada pada suatu tulisan, terkadang
menjadi sesuatu yang sangat rumit untuk dipahami. Oleh karena itu, untuk lebih
memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui
berbagai metode pengembangannya, maka makalah ini disusun agar bisa
menambah pengetahuan para pembaca tentang Paragraf dan Pengembangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa ciri-ciri dari paragraf?
3. Apa fungsi dan syarat dari paragraf?
4. Apa unsur-unsur dari paragraf?
5. Apa saja jenis-jenis paragraf?
6. Apa saja metode pengembangan paragraf?

C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan paragraf
2. Memahami apa itu ciri-ciri dan unsur dari paragraf
3. Memahami apa fungsi dan syarat dari paragraf
4. Memahami apa unsur dari paragraf
5. Memahami apa saja jenis-jenis paragraf
6. Memahami apa saja metode pengembangan paragraf

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan
beberapa gagasan pendukung adalah arti paragraf. Menurut KBBI, paragraf adalah
bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru.
Pengertian paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, paragraf
merupakan bagian dari sebuah karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu
kalimat, yang membahas suatu tema tertentu dengan ide pokok sebagai
pengendalinya.
Paragraf atau alinea merupakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan
dan membentuk satu kesatuan pembahsan. Paragraf umumnya terdiri atas
beberapa kalimat (Finoza,2009:189;Keraf,2004;69).
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis
yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Paragraf juga disebut sebagai
karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau
pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan.

B. Ciri-ciri Paragraf
a. Kalimat pertamanya bertakuk atau letaknya agak ke dalam 5-7 ketukan
spasi.
b. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan
dalam kalimat topik.
c. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya
merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan,
atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
d. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan
dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik.
Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.

2
Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak
mengulang pikiran penjelas lainnya.

C. Fungsi dan Syarat Paragraf


 Fungsi Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberikan bentuk suatu
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara
logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri
dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.

 Syarat Paragraf
1. Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur paragraf yang lengkap,
diantaranya adalah:
 Gagasan utama atau topik.
 Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama.
 Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendukung gagasan utama.
2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohesi terwujud jika aliran kalimat
berjalan mulus, lancar, dan logis. Kohesi itu dapat dibentuk dengan cara
repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung, atau frasa
penghubung antarkalimat. Penggunaan kata penghubung dibagi menjadi
dua yaitu:
 Interkalimat: karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika,
maka.

3
 Antarkalimat: Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya,
bahkan.
3. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh
kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu
topik, atau satu masalah saja. Ciri-ciri kalimat utama, mengandung
permasalahan yang berpotensi untuk diuraikan, berdiri sendiri, diawal
(deduktif) dan diakhir (induktif).

D. Unsur-unsur Paragraf
Sebuah paragraf bisa disebut paragraf yang baik, kalau di dalamnya terdapat
unsur-unsur pembentuk paragraf. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
 Harus berisi kalimat utama paragraf.
 Harus berisi kalimat penjelas untuk menguraikan kalimat utama.
 Harus memiliki koherensi, yaitu kesatuan yang dibangun oleh hubungan
antar kalimat pembentuk paragraf sehingga paragraf mudah dipahami.
 Harus memiliki kesatuan (unity), yaitu perpaduan yang kokoh antara
gagasan utama dan kalimat pendukung dalam satu paragraf.
 Harus memiliki konjungsi atau penghubung yang digunakan sebagai
penyambung kalimat untuk menambahkan keterangan, menyatakan
hubungan sebab-akibat, atau menyatakan perbandingan atau pertentangan.
 Paragraf harus harmonis, semantis, gramatis, dan normatif.
 Paragraf harus lengkap berisi kalimat penjelas yang memadai dan
menunjang kalimat pokok.
E. Jenis-jenis Paragraf

1. Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

a) Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau
menghantarkan karangan itu, atau mengantar pokok pikiran dalam bagian
karangan itu. Oleh sebab itu sifat-sifat dari paragraf semacam ini harus
menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran
pembaca kepada apa yang akan segera diuraikan. Paragraf pembuka yang

4
pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya
akan menimbulkan kebosanan.

b) Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf
pembuka dan penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis
terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh sebab itu, dalam membentuk
paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antarparagraf
dengan paragraf itu teratur, serta disusun secara logis.

c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini
mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam
paragraf penghubung.

2. Berdasarkan Letak Gagasan Utamanya

a) Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di
awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu
dinyatakan dalam kalimat pertama.
Contoh paragraf deduktif :
Kegiatan ulang tahun panser biru yang ketiga bahkan mencapai
klimaksnya. Ketika mereka menggelar jalan santai sepuluh ribu peserta
bahkan membirukan kota Semarang. Apalagi panitia telah
menyiapkan doorprize besar besaran. Ada motor , TV , kulkas ,
VCD player , tape, dan ratusan hiburan lainnya.

b) Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di
akhir paragraf.
Contoh paragraf induktif :
Kita harus membiasakan diri hidup sehat. Hidup sehat dimulai dari sikap
cermat dalam segala hal. Salah satunya, kita harus cermat dan teliti ketika
mengkonsumsi suatu Produk. Sebagai konsumen, kita harus teliti
membaca petunjuk penggunaan atau aturan pakai yang ada dalam

5
kemasan tersebut. Apalagi yang menyangkut dengan kesehatan. Karena
kesehatan sangat penting dalam hidup kita.

c) Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada
kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini, terdapat dua
kalimat utama. Kalimat terakhir paragraf ini merupakan penegasan diri
pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat pertama.
Contohnya adalah:
Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup
membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang
kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu
pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang
berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan
faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.

d) Paragraf Deskriptif/ Naratif/ Tersebar


Paragraf deskriptif atau naratif adalah paragraf yang gagasan utamanya
tersebar pada seluruh kalimat. Dengan kata lain, paragraf ini tidak
memiliki kalimat utama. Semua kalimatnya merupakan kalimat penjelas
dengan gagasan utamanya tersirat pada kalimat-kalimat itu. Jenis
paragraf ini umumnya dijumpai pada karangan-karangan deskriptif dan
naratif.
Contohnya adalah:
Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang
rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggallah. Sinar matahari
menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuasku.

e) Paragraf Ineratif
Paragraf Ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di
tengah-tengah paragraf. Dalam paragraf ini, kalimat-kalimat penjelas
dipaparkan terlebih dahulu, lalu diikuti kalimat utamanya, dan diakhiri
dengan kalimat-kallimat penjelas lagi.
Contohnya :

6
Menyepelekan kesehatan tubuh saat bekerja malam akan membuat badan
justru rentan terkena sakit saat melakukan pekerjaan. Oleh karena itu,
menjaga kesehatan bagi orang yang bekerja di malam hari sangatlah
penting dilakukan. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan agar pekerja
malam dapat menjaga kesehatannya antara lain: mengkonsumsi makanan
sehat, tidur sejenak di waktu istirahat, dan berolahraga sebelum bekerja.

3. Berdasarkan Sifat Isinya

a) Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan-penjelasan atau
paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.
Contohnya adalah:
Media komunikasi yang digunakan di Indonesia saat ini bermacam-
macam. Beberapa di antara media tersebut adalah buku, majalah surat
kabar, radio, telepon, dan televisi. Dari segi kualitas, televisi
mengungguli media komunikasi lainnya. Televisi bahkan mampu
merekam dan menampilkan garis, gambar, dan suara. Televisi bahkan
dapat menayangkan suatu peristiwa secara lengkap pada saat peristiwa
itu terjadi. Kemampuan yang terakhir ini yang tidak dimiliki oleh media
komunikasi lain.

b) Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi pendapat yang disertai
dengan pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga
pendapat itu diterima kebenarannya.
Contohnya adalah:
Kerusakan alam merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi
oleh umat manusia pada era modern ini. Hampir setiap hari kita selalu
disuguhi berita berbagai macam bencana, seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, dan kebakaran hutan. Bencana alam tersebut memakan
korban nyawa dan harta. Tumbuhan dan hewan tidak berdosa pun
menjadi korban. Peristiwa ini merupakan akibat pola hidup sebagian
besar manusia modern yang tidak ramah lingkungan.

c) Persuasi

7
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi imbauan atau ajakan
kepada prang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu.
Agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus
pula disertai penjelasan dan fakta-fakta.
Berikut adalah beberapa ciri paragraf persuasif yang sering digunakan
dalam berbagai bentuk.
1. Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca
dapat diubah.
2. Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
3. Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
4. Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan
supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Menunjukkan fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi
atau dalil
Contohnya adalah:
Rekan-rekan yang saya cintai, marilah pertemuan ini kita petik
hikmahnya. Silaturahmi kali ini hendaknya jangan dipergunakan sebagai
pelampiasan pelepas rindu semata-mata. Namun lebih dari itu, jadikan
silaturahmi ini sebagai ajang persaudaraan untuk bersama-sama
memikirkan, sumbangan apa yang bisa kita berikan pada masyarakat,
bangsa, negara, dan agama agar kita senantiasa menjadi orang yang
berguna dalam kehidupan di dunia dan diakhirat nanti. Tentu salah
satunya adalah pemikiran untuk ikut serta memberikan sumbangan apa
yang patut kita berikan kepada Bapak/Ibu Guru kita tercinta yang telah
membekali kita berbagai ilmu pengetahuan. Kepada sekolah kita sebagai
lembaga tempat kita menuntut ilmu.

d) Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita, ada pelaku, peristiwa,
konflik, dan penyelesaiannya.
Contohnya adalah:
Suatu siang yang terik terlihat gadis itu berjalan dengan mempercepat
langkahnya untuk menuju pintu rumahnya seperti ketakutan akan ada
yang memergoki kedatangannya. Dengan susah payah pintu rumah pun
di buka, namun mukanya berganti dengan rasa terkejut karena lelaki
tersebut yang membukakan pintunya.

8
e) Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi pengalaman sesuatu yang
dilihat, dirasa, didengar, dialami, dan sebagainya sehingga membuat
pembaca seolah-olah melihat, merasa, mendengar, dan mengalami apa
yang digambarkan.
Contoh paragraf deskripsi:
Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman
kampus Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Senin
(27/8) siang. Lebih dari sepuluh ribu pasang tangan memainkan alat
musik tradisional angklung dan memanjakan ribuan pasang telinga yang
mendengarnya. Mereka begitu kompak. Permainan mereka begitu
memukau para penonton. Acara yang merupakan rangkaian acara
Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata, Jero Wacik, ikut terpukau.

F. Metode Pengembangan Paragraf


Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan
layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu
luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah
kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah
paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/ perincian-
perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di
dalam dan di antara paragraf.
Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan.
Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

a) Secara Alamiah
Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada
pada objek/kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua
macam urutan, yaitu: (a) urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca
dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang.
Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah
ke atas, dari kanan ke kiri dan sebagainya; (b) urutan waktu (kronologis)
yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau
tindakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

9
Contoh :
(a) urutan ruang
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang
sering disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi
kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati
Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal
srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda
pusaka kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain.
Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria
terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-
benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem.
Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah
ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut
ruang pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu
mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang
pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di
tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena
ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati
sebelum masuk ke ruang pamujan.

(b) untuk urutan waktu


Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977,
saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang
pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya
terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub
Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk
memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil
lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal memenuhinya
karena kakinya cedera.

b) Klimaks dan Antiklimaks


Paragraf dapat dikembangkan dari puncak-puncak peristiwa yang
sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak peristiwa
yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang
paling optimal tersebut. Akan tetapi, ada pula paragraf yang
pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesaian yang
selanjutnya, yakni antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks

10
dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi
kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang
lebih rendah.
Contoh
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring
dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu
mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan
mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor
pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank
ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang
memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan
Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan
dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun
tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas
di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah
mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.

Pikiran utama dari paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami


perkembangan dari zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci
dengan gagasan-gagasan : traktor yang dijalankan dengan mesin uap,
traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan Ford, dan traktor buatan
Jepang.

c) Umum-Khusus & Khusu -Umum (deduktif & induktif)


Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara
deduktif dan induktif. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan
meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-
rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya
paragraf khusus umum, mula-mula dikembangkanrincian-rincian
kemudian pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi
paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif
bersifat khusus umum.
Berikut ini secara urut akan disajikan contoh paragraf yang
dikembangkan dengan cara deduktif dan induktif.
Contoh
(1) Umum-Khusus

11
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh
kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia
telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air
kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan
bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan
bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai
bahasa nasional.

(2) Khusus-Umum
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat
yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya
ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato
kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya
dalam keadaan tertentu , demi kepentingan antarbangsa kadang-
kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing,
terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indoensia
oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan .
Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan
masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.

d) Perbandingan dan Pertentangan


Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis
berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis
berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat
perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan
kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan. Contoh berikut
ini kiranya dapat memperjelas uraian di atas.
Contoh
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu
berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan
rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian yang
praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth
Thacher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan
gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua
kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak

12
murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan , ke pemakaman, ke
upacara resmi misalnya ke parlemen.

e) Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini
dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Berikut
ini akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara
analogi. Di dalam contoh berikut ini penulis ingin menjelaskan perbedaan
filsafat dengan ilmu.
Contoh
Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut
pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infasntri ini
diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu.
Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan
keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah
hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang
dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah
dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah
penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah
laut lepas, berspekulasi dan meneratas.

f) Contoh-contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat
memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan
contoh-contoh yang konkrit. Berikut ini akan disajikan contoh sebuah
paragraf yang dikembangkan dengan contoh-contoh. Kalimat topik contoh
berikut ini mengandung gagasan pokok tentang usaha pemerintah dalam
mengejar ketertinggalan desa., dijelaskan dengan beberapa contoh, yaitu:
ABRI masuk desa, mahasiswa ber-KKN, koran masuk desa, dan
kemungkinan-kemungkinan lain.
Contoh
Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa baik dalam bidang
pembangunan maupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha
telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk desa sudah lama kita
kenal. Hasilnya pun tidak mengecewakan, seperti: perbaikan jalan,
pembuatan jembatan, pemugaran kampung, dan lain sebagainya.

13
Contoh lain adalah KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-
hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan,
misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain.
Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun
hasilnya masih belum kelihatan. Barangkali perlu pula dipikirkan
program selanjutnya, misalnya bahasa Indonesia masuk desa, jaksa
masuk desa, listrik masuk desa, dan sebagainya.

g) Sebab - Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab
akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan
akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut
Contoh
Jalan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut.
Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan
pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan
memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang
kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini
terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di
lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan
lalu lintas.

h) Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis
terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat atau bahkan beberapa
paragraf. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf yang
berfungsi menjelaskan apa yang dimaksud dengan pompa hidran,
bagaimana cara kerjanya, dan bagian-bagian dari pompa tersebut.
Contoh
Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejelis pompa yang dapat bekerja
secara kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi
tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga
aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air
tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem ini ialah

14
pompa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup udara, ruang
udara , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan
karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan
tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup
mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi
permukaannya. Desain katub limbah dan katub pemasukan dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

i) Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan


hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci
lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Berikut ini
akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan cara
mengklasifikasikan.
Contoh
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa
kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan
kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang
termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan
ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan
menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok
bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang
sistematik.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan bab pembahasan di atas di ketahui bahwa paragraf adalah
seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung
satu kesatuan ide pokok. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena
dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga
membentuk suatu topik atau tema pembicaraan.
Paragraf dibagi menjadi beberapa jenis yaitu paragraf berdasarkan sifatdan
tujuannya, jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya dan jenis paragraf
berdasarkan sifat isinya. Suatu kalimat dapat disebut paragraf jika telah memenuhi
syarat paragraf yaitu kelengkapan, kesatuan bentuk (Kohesi), kesatuan makna
(Koherensi). Salah satu fungsi paragraf untuk mengekspresikan gagasan tertulis
dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
Sebuah paragraf bisa disebut paragraf yang baik, kalau di dalamnya terdapat
unsur-unsur pembentuk paragraf yaitu berisi kalimat utama paragraf, paragraf
harus harmonis, semantis, gramatis, dan normatif dan paragraf harus lengkap
berisi kalimat penjelas yang memadai dan menunjang kalimat pokok.

B. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan
sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Dalam menyusun
sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide
pokok secara jelas sehingga mudah dipahami

16
DAFTAR PUSTAKA

Dibia, I Ketut dan Mas Dewantara I Putu. 2017. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Depok : Rajawali Pers.

Anggen, Monica. 2021. Penjelasan Lengkap tentang Paragraf,


https://www.qubisa.com/article/pengertian-paragraf#showContent diakses pada 18
September 2021 pukul 14.21.

Usagi, Kuro. 2016. Makalah Paragraf dan Pengembangannya,


http://mayurikooliviapertiwi.blogspot.com/2016/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 diakses pada 15 September 2021 pukul 20.18.

Agape. 2008. Paragraf dan Pengembangannya,


http://goesprih.blogspot.com/2008/02/paragraf-dan-pengembangannya.html?m=1
diakses pada 15 September 2021 pukul 20.27.

2019. Syarat dan Pengembangan Paragraf,


https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/bahasa-indonesia/syarat-
dan-pengembangan-paragraf/10336402 diakses pada 19 September 2021 pukul
19.54.

Hasibuan, U. 2014. Makala Paragraf dan Pola Pengembangannya,


https://www.academia.edu/15840513/MAKALAH_PARAGRAF_DAN_POLA_P
ENGEMBANGANNYA_PROGRAM_STUDI_ILMU_KESEHATAN_MASYA
RAKAT diakses pada 19 September 2021 pukul 19.50.

17
MAKALAHBAHASAI
NDONESI
A

KUTI
PANLANGSUNGdanTI
DAKLANGSUNG”

KELOMPOK9

1.
MUHAMMADHI DAYAT(90200121065)
2.
MUHAMMADFAHMI ADAMSUMARDI (
90200121041)
3KAMALTAUHI
D(90200121069)

FAKULTASEKONOMI DANBI
SNI
SISLAM
2021/
2022
BABI
PENDAHULUAN
1.
Lat
arBel
akang
Sebagaipenul
iski
tas
ebnar
nyahanyamer
amuber
bagaibagi
anmenj
adi
s
aji
an yang t
idak s
ajaenakras
anya,
tapij
ugamenar
ik bent
uknyames
kiada
(
banyak)gagas
anor
isi
naldal
am menul
is,mengut
ips
umbers
eakant
akdapat
di
hindar
i,namun kut
ipan yang t
erl
ampau banyak dapatmenyer
ets
eor
ang
penul
isapadat
uduhani
amel
akukanpl
agi
at,s
ebal
iknyat
idakmengut
ips
ama
s
ekal
i,akan di
per
tanyakan,apakah s
elur
uh gagas
an,i
nfor
mas
i,f
akt
a,s
ert
a
t
emuanyangdi
tul
isnyabenarmer
upakangagas
anor
isi
nal
nya?Mengut
isumber
l
azi
m di
lakukan penul
is pada s
eti
ap kar
ya t
uli
sil
miah.Demimenghi
ndar
i
pel
anggar
anhakc
ipt
adandenganmemper
timbangkanet
ikadal
am penul
isan
kar
yai
lmi
ah,penul
isper
lumenget
ahuikai
dah-
kai
dahmengut
ip,unt
uki
tukami
s
ebagai
pemakal
ahakanmenc
obamemapar
kanper
soal
ant
ers
ebut
.

2.
Rumus
anMas
alah
a.
 
Apayangdi
maks
uddenganmengut
ipdanf
ungs
inya?
b.
 
Jel
askanmac
am-
mac
amkut
ipan?
c

Bagai
manac
aramenempat
kans
unberkut
ipan?
d.
 
Bagai
manac
aramengut
ipt
uli
sandar
iber
bagai
sumber
?

3.
Tuj
uanMakal
ah
a.
 
Unt
ukmemahami
penger
tiankut
ipandanf
ungs
inya.
b.
 
Unt
ukmenget
ahui
mac
am-
mac
amkut
ipan.
c

Unt
ukmenget
ahui
car
amenempat
kans
umberkut
ipandal
amt
uli
san.
d.
 
Unt
ukmenget
ahui
car
amengut
ipt
uli
sanyngbenardar
iber
bagai
sumber
.
BABI
I
PEMBAHASAN
A.
Penger
tianmengut
ipdanf
ungs
inya
Kut
ipan adal
ah s
ali
nan kal
imat
,par
agr
aph,
atau paendapatdar
iseor
ang
pengar
angat
auuc
apanor
angt
erkenalkar
enakeahl
iannya,
bai
kyangt
erdapat
dal
am buku,
j
urnal
,bai
kyangmel
aluimedi
acet
akmaupunel
ekt
roni
k.menur
ut
kamus bes
arbahas
aIndones
ia,
mengut
ip adal
ah mengambi
lper
kat
aan at
au
kal
imatdar
ibukuat
auyangl
ainnya.
mengut
ipi
tuber
bedadenganpl
agi
at.
plagi
at
adal
ah mengambul kar
angan kar
angan at
au pendapat or
ang l
ain dan
menj
adi
kannyas
eol
ah-
olahkar
anganat
aupendapats
endi
ri
.Yangper
ludi
hindar
i
i
alah kut
ipan yang t
uidak mengandung makna apa-
apa dal
am t
uli
san anda.
Naamun,namanyamengut
ip,j
angans
ekal
ia=kal
imel
akukankes
alahanket
ika
mengut
ip.Kal
aut
ernyat
ater
dapatkes
alahandal
am t
eksyangdi
kut
ip,penul
is
dapatmember
ikanc
atat
ankhus
usl
angs
ungpadat
eksdengant
andakur
ung,l
alu
di
ber
itanda’
si
c’
, yakni s
ingkat
an dar
isi
cut
(lat
in) yang ber
art
i: memang
demi
kianl
ah as
alnya (
ter
cet
ak)
. At
au, s
esuai pet
unj
uk dar
i Depdi
knas
-
Pus
atBahas
aseper
tut
ermuatdal
am BukuPedomanUmum EYD,ber
ikant
anda
s
iku[]mengapi
tkut
ipanyangt
ernyat
asal
ahi
tu.
Fungs
ikut
ipan:
1.
 
Unt
ukmenunj
angf
akt
a,kons
ep,
gagas
anat
auunt
ukmember
ikani
nfor
mas
itent
ang
s
umberdat
a,gagas
andanl
ain-
lai
nyangr
elevan(
cat
atanac
uan)
2.
 
Unt
uk member
ikan penj
elas
an penambahan t
ent
ang s
uat
u mas
alah yang
di
kemukakan dal
am t
eks at
au unt
uk menj
elas
kan def
ini
sii
sti
lah s
ecar
a
c
ermat
(cat
atankaki
)

B.
Mac
am-
mac
amkut
ipan
Padaumumnyakut
ipandapatdi
bedakanmmenj
adi
2mac
am,
yai
tu:
1.
 
Kut
ipaml
angs
ung(
Dir
ectQuot
ati
on)
Adal
ahkut
ipanyangdi
lakukanper
siss
eper
tis
umberas
linya,kat
a-kat
ayang
di
gunakans
amas
eper
tibahanas
linya
Kut
ipanl
angs
ungbi
asanyadi
gunakanunt
ukhal
-hals
ebagai
ber
ikut
:
a.
 
unt
ukmengut
ipr
umusat
aumodelmat
emat
ika
b.
 
unt
ukmengut
ipper
atur
an-
per
atur
anhukum,
sur
atkeput
uds
an,
sur
atper
int
ah.
c

unt
ukmengut
ipper
ibahas
a,pui
si
,kar
yadr
ama,
dankat
a-kat
amut
iar
a.
d.
 
unt
ukmengut
ipbeber
apadef
ini
siyangdi
nyat
akandal
am kat
a-kat
ayangs
udah
pas
ti.
e.
 
unt
ukmemgut
ipbeber
apaper
nyat
aani
lmi
ahyangj
ikadi
nyat
akandal
am bent
uk
l
aindi
khawat
irkanakankehi
langanmaknanya.
Kut
ipanl
angs
ungdi
bagi
menj
adi
2,yai
tu:
A.
KUTI
PANLANGSUNGPENDEK(
Shor
tDi
rec
tQuot
ati
on)
Adal
ah kut
ipan l
angs
ungyangpanj
angnyat
idaknmel
ebi
hit
igabar
is
ket
ikan.Kut
ipan yang demi
kian di
mas
ukkan dal
am t
eksdengan member
ikan
t
andapet
ikdyant
arabahanyangdi
kut
ip.Kal
aukut
ipani
tuper
ludi
hil
angkan
beber
apakat
aat
aubagi
andar
ikal
imat
,makapadaawalkal
imatdi
ber
iti
ti
kti
ga
buah.
B.
KUTI
PANLANGSUNGPANJ
ANG(
LongDi
rec
tQuot
ati
on)
adal
ahkut
ipanl
angs
ungyangpanj
angnyal
ebi
hdar
iti
gabar
isket
ikkan.
Kut
ipant
ers
ebuutdi
ber
itempats
endi
ri
,dal
am al
ineabar
uyangber
dir
isendi
ri
,
di
ket
ikdengan s
atus
pas
i,dan l
ebarj
orokkan kedal
am dan kal
imatper
tama
adal
aht
ujuhket
ukanhur
ufdar
igar
ist
epiyangbar
u,s
edangkanbar
iskeduadan
s
eter
usnyadi
mul
ais
esudahduaket
ukanhur
ufdar
igar
ist
epiki
ri
,ser
tat
idak
di
tul
isant
arat
andapet
ik.
2.
 
kut
ipant
idakl
angs
ung(
Indi
rec
tQuot
ati
onat
aupar
aphr
ase)
adal
ahkut
ipanyangt
idakper
siss
amas
eper
tibahanas
linya.Kut
ipani
ni
mer
upakan s
uat
u ket
ikan pokok-
pokok pi
kir
an at
au r
ingkas
an kes
impul
an
menur
utj
alanpi
kir
asndanbahas
apengut
ips
endi
ri
.Kut
ipani
nit
idakdi
tul
iskkan
di
ant
arat
andapet
ik,
mel
ainkanl
angs
ungdi
mas
ukkandal
amkal
imatat
aual
inea.
Kut
ipant
idakl
angs
ungdi
bedekkanmennj
adi
dua,
yai
ti
:
a.
 
Kut
ipant
idakl
angs
ungpendek(
shor
tindi
rec
tquot
ati
on)
adal
ahkut
ipant
idakl
angs
ungyangt
erdi
ridar
isat
ual
ineaat
aukur
ang.
b.
 
kut
ipant
idakl
angs
ungpanj
ang(
longi
ndi
rec
tquot
ati
on)
adal
ahkut
ipant
idakl
angs
ungyangt
erdi
ril
ebi
hdar
isat
ual
inea.
C.
Car
aMenempat
kanSumberKut
ipan
Adat
igac
aramenempat
kans
umberkut
ipandal
amt
uli
san,
yai
tu:
1.
 
Car
ari
ngkas
,yai
tuc
aramenempat
kans
umberkut
ipandi
bel
akangbahanyang
di
kut
ip. Sumber kut
ipan i
ni di
tuki
skan di
ant
ara t
anda kur
ung dengan
menyebut
kannamapengar
ang,
tahunpener
bit
an,
danhal
amanyangdi
kut
ip.
2.
 
Car
alangs
ung,
yai
tuc
aramenempat
kans
umberkut
ipanl
angs
ungdi
bawahs
umber
kut
ipanl
angs
ungdi
bawahper
nyat
aanyangdi
kut
ip.Ant
araper
nyat
aanat
aut
eks
dal
am t
uli
sandengans
umberkut
ipandi
pus
ahkandengangar
isl
uruss
epanj
ang
gar
ist
eks
.Jar
akgar
ispemi
sahdengant
eksadal
ahs
atus
pas
idanj
arakgar
is
pemi
sahdengans
umberkut
ipanadal
ahduas
pas
i,s
edangkangar
isbar
isdar
i
kut
ipani
tus
endi
riadal
ahs
atus
pas
i
3.
 
Car
a menempat
kan s
umberkut
ipan dikakihal
aman,c
arai
nil
azi
m df
isebut
f
oot
not
e(c
atat
ankaki
)danc
arai
nil
ebi
hbanyakdi
anutdal
am penul
isans
kri
psi
.
Ant
arabagi
ant
eksdenganf
oot
not
edi
pis
ahkandengangar
isl
uruss
epanj
angdua
i
ncidanj
arakbar
isant
aragar
ispemi
sahdengant
eksadal
ahs
atus
etengahs
pas
i,
s
edangkanj
arakbar
isant
aragar
ispemi
sahat
auf
oot
not
eadal
ahduas
pas
i.
indens
i
unt
ukf
oot
not
eseper
tii
ndens
ial
inesbs
rudal
am t
eks
.Jar
akbar
isdal
am f
oot
not
e
adal
ahs
atus
pas
i,s
edangkanj
arakant
araf
oot
not
esat
udenganf
oot
not
elai
n
dal
amt
iaphal
amanadal
ahduas
pas
i.
Sumberkut
ipan yang munc
ulper
tama kal
ihar
usdi
tul
iss
elengkap-
l
engkapnya,
sedangkanunt
ukpemunc
ulankeduadans
eter
usnyadapatdi
si
ngkat
,
adapuni
sti
lahs
ingkat
andal
am f
oot
not
eit
uadabanyak,t
apiyangl
ebi
hser
ing
di
gunakani
tuadat
iga,
yai
tu:
A.
 Yai
tupadat
empatyangs
amadi
atas
,tanpadi
sel
ungis
umberbukul
ain.s
etel
ah
kat
aIbi
d,s
unberi
tuc
ukupdi
tul
isnomorhal
amannyas
aja.
B.
 Yai
tupadakar
yayangt
elahdi
kut
ip,dar
isunmberbukuyangs
ama,t
apidi
sel
ingi
ol
ehs
atus
umberbukuy
angl
ain.
C.Yai
tupadat
empatyangt
elahdi
kut
ipdar
isumberbukuyangs
ama,t
apidi
sel
ingi
ol
ehs
atuat
aul
ebi
hsumberbukuyangl
ain.
D.
Car
aPenul
isanSumberKut
ipandar
iBer
bagai
Sumber
1.
Buku
Car
apenul
isan:
-
ji
kas
atus
ampait
igapengar
ang,namapenul
isdi
tul
iss
esuaidengan nama
pengar
angpadabukudandi
ikut
ikoma.
Jikapengar
angl
ebuhdar
iti
gapengar
ang,
nampengar
angper
tamadi
ikut
isi
ngkat
andkk(
dankawan-
kawan)at
auet
.al
(etal
li
)
-
judulbukudi
cet
akmi
ri
ng
-
judulbukuyangdi
ikut
iinf
ormas
i(s
ubj
adul
,ji
li
d,edi
si
);
ti
dakdi
si
si
pikomaat
au
t
iti
k.
-
inf
ormas
ipener
bit
andi
api
ttandakur
ungdenganur
utannam kot
a(di
ikut
iti
ti
k
dua)
,pener
bit
(di
ikut
ikoma)
dant
ahun,
set
elahkur
ungt
utupdi
ber
ukoma.
-
dapatdi
ikut
ikat
ahal
aman(
dis
ingkathl
mat
auh)dandapatj
uga,
nomorhal
aman
angkaar
abdandi
akhi
ridengant
iti
k.
2.
.
Pener
bit
anpemer
int
ah,
lembaga,
organi
sas
iat
aubadan-
badanyangt
erkemuka.
Car
apenul
isan:
Nama l
embaga, j
udul pener
bit
an(
diber
i gar
is bawah)
, dat
a t
ent
ang
pener
bit
an(
tabggal
,bul
an,s
ert
atahundi
api
ttandakur
ung)
,nomorhal
aman(
bis
a
di
si
ngkathl
m.At
auh)
.
3.
Sur
atkabar
Car
apenul
isan:
Mac
am t
uli
sanat
aunamapengar
ang(
ji
kaada)
,judulber
itaat
aukar
angan,nama
s
uratkabar
,dat
atent
angpener
bit
an,bagi
an(
ji
kaada,nomorhal
aman,kol
om(
ji
ka
ada)
.
4.
Art
ikeldal
amj
urnal
Car
apenui
li
san:
Namapengar
ang,j
udukar
tikel
(di
ikut
itandapet
ik)
,namaj
urnal
(di
crt
akmi
ri
ng)
,
nomorvol
ume:
nomorhal
aman,(
tempat
,bul
andant
ahunpener
bit
an)
,nomor
hal
aman.
5.
Ter
jemahan
Car
apenul
isan:
Namaas
lipengar
ang,j
udulas
libukuat
auj
udult
erj
emahan,pener
jemah(
bis
a
di
si
ngkatt
erj
.)
,(namakot
a;pener
bit
,tahun)
,nomor
 hal
aman.

6.
Maj
alah
Car
apenul
isan:
Nama pengar
ang,
j
udul ar
tikel
(di
api
t t
anda pet
ik)
,nama maj
alah di
cet
ak
mi
ri
ng(
koma di
let
akkan s
ebel
um t
anda pet
ikt
erakhi
r)nomor dan t
anggal
pener
bit
an,
nomorhal
aman.
PENUTUP
A.
Kes
impul
an
Dar
ipenj
elas
an yang t
elah di
jel
askan t
adi
,
dapatdi
tar
ik kes
impul
an
bahwa:
Mengut
ipadal
ahmengambi
lper
kaaanat
aukal
imatdar
ibukumaupun
l
ainyadi
ser
tais
umberkut
ipany
a,s
umberkut
ipanyai
tus
ebagaic
atat
anac
uandan
s
ebagai
cat
atankaki
B.
Sar
an
Demimenghi
ndar
ipel
anggar
anhakc
ipt
adandenganmemper
timbamgkan
et
ikadal
am penuki
sankar
yai
lmi
ahs
ert
akar
yai
lmi
ahi
tumenj
adiber
nil
aidan
ber
bobot
,sebai
knyapar
apenul
ismenget
hui
kai
dah-
kai
dahmengut
ip.

 
 
MAKALAH BHS INDONESIA
“CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA”

Disusun Oleh :

Kelompok X:

1. Idham Khalid (90200121048)

2. Fathul Mubaraq (90200121054)

3. Andi Muh Syahrul Syam (90200121037)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Kutipan.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Gowa,9 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………….............................................................................i

DAFTAR ISI……………………..…………………………….....………….........………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………........................………………................................………1


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………....1
C. Tujuan ………………………………………………………………………………..2

BAB II : PEMBAHASAN

CATATAN KAKI

1. Pengertian catatatan kaki……………………………………………………………3


2. Fungsi catatan kaki…………………………………………………………………..3
3. Jenis-jenis catatan kaki………………………………………………………………3
4. Cara penggunaan catatan kaki………………...……………………………………3
5. Contoh catatan kaki……………………………………………………………….....5
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian daftar pustaka…………………………………………………………...6


2. Fungsi daftar pustaka………………………………………………………………..6
3. Jenis-jenis daftar pustaka……………………………………………………………6
4. Cara penulisan daftar pustaka dan contohnya…….………………………………6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………....9
B. Saran...........................................................................................................................9
C. Daftar Pustaka……..………………………………………….................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang
baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain.
Unsur-unsur yang terkait tersebut memegang peran penting dalam menjaga
keutuhan bahasa indonesia itu sendiri.
Dalam makalah ini tema yang akan dibahas adalah tentang kutipan, catatan kaki
dan daftar pustaka. Pembahasan ini dilatar belakangi karena untuk menulis sebuah karya
dan karangan ilmiah harus memiliki ketiga unsur ini. Oleh sebab itu, kami rasa penting
untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah
aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Penyusunan suatu karangan ilmiah, seorang penulis harus mencari beberapa
sumber untuk melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu
dicantumkan ke dalam sebuah kutipan, catatan kaki maupun daftar pustaka. Penulisan
kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan karangan
ilmiah. Sebagian besar orang belum memahami dan mempelajari tentang kutipan, catatan
kaki, dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap
tidak begitu penting. Dalam kesempatan ini sangat penting bagi kita semua dalam
penulisan suatu karangan ilmiah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan daftar pustaka
2. Apa fungsi daftar pustaka
3. Apa saja jenis-jenis daftar pustaka
4. Bagaimana cara penggunaan daftar pustaka
5. Bagaimana saja contoh daftar pustaka
6. Apa yang di maksud dengan catatatan kaki
7. Apa fungsi catatan kaki
8. Apa saja jenis-jenis catatan kaki
9. Bagaimana cara penulisan catatan kaki dan contonya
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan catatatan kaki
2. Untuk mengetahui Apa fungsi catatan kaki
3. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis catatan kaki
4. Untuk mengetahui Bagaimana cara penggunaan catatan kaki
5. Untuk mengetahui Bagaimana cara penulisan catatan kaki dan contohnya
6. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan daftar pustaka
7. Untuk mengetahui Apa fungsi daftar pustaka
8. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis daftar pustaka
9. Untuk mengetahui Bagaimana cara penggunaan daftar pustaka
10. Untuk mengetahui Bagaimana cara penulisan daftar pustaka dan contohnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Catatan Kaki
1. Pengerian Catatan Kaki
Catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan
sumber suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang
diuraikan dalam teks. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada
huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.

2. Fungsi catatan kaki


a. Memberikan keterangan dan komentar
b. Menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan daftar bacaan
c. Sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku
d. Sebagai penghargaan terhadap karya orang lain

3. Jenis dan cara penulisan catatan kaki


Catatan kaki terdiri dari 2 jenis yaitu footnote dan bodynote ditempatkan pada
bagian bawah halaman, sedangkan bodynote ditempatkan sejalur dengan tulisan atau
bacaan pada teks yang ditulis di dalam kurung.
Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis
besarnya sama, yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma,
kurung buka, tempat penerbit, koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, nomor
cetakan, koma, jilid dan nomor halaman.
4. Cara penggunaan catatan kaki
a. Sumber yang dirujuk berupa buku :
➢ Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka. Contoh :[i] Selo
Soemardjan …….
➢ Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata
yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan
huruf kapital contoh : [ii]……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
➢ Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan
(sesudah tanda koma). Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor
Sugiyono,…..
➢ Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh : [iv] Hasyim
Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata pengantar M.
Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
➢ Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak
ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan). Contoh : [v] Zamroni, Paradigma
Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
➢ Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama
penerbit). Contoh :[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
➢ Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa spasi.
Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun). Contoh : [vii] Al-
Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
➢ Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak
ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman). Contoh : [viii] Al-
Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.

b. Penulis lebih dari satu orang


Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu
ditulis dengan kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama
penyusun pertama saja yang ditulis dan nama-nama lain ditulis dengan dkk. Contoh
: [ix] Ikhsan dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal.
9.
c. Penyusun adalah Editor
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama
penyusun yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) . Contoh
: [x] Sanusi (ed.), Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.
d. Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim
Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka
dalam catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun, lembaga,
panitia atau tim itu. Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi
Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution, Cet 1 (Jakarta: Lembaga
Studi Agama dan Filsafat, 1989), hal.89.
e. Tanpa nama penyusun
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatan
kaki langsung ditulis judul buku. Contoh : [xii] Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus
Wilayah NU DY,1999), hal. 22.
f. Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan,
disebutkan judul asli dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul asli
bersama judul terjemahan dapat dilakukan seperti contoh : [xiii] Al-Syafi;I, Ar-
Risalah, alih bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
g. Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki
disebutkan pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang asli,
disebutkan nama penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.). Contoh : [xiv]Lili
Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja, 1987), hal.4.
h. Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan
kakinya sebagai berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”,
dalam Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal.
123.
i. Ensiklopedi dan Kamus
Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya
catatan kakinya yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo:
Al-Matabai; al-Amiriyyah, 1978), hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.
j. Majalah, Jurnal, Surat Kabar
➢ Terdapat nama pengarang
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan berkala
lainnya maka penulisannya: Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan
Rakyat, No. 11, Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.
➢ Tidak terdapat pengarang
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama
penerbitan yang bersangkutan. Contoh : [xvii] KUHP yang Baru Harus Beri Rasa
Keadilan Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.

k. Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai berikut
: [xviii] Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-ac.id/-
artikel 1109/accessed 24 Oktober 2009.
5. Contoh catatan kaki (Footnote dan bodynote)
a) Anif Sirsaeba el-Shirazi, Fenomena Ayat-ayat Cinta (Jakarta: Republika,2006),
hlm.350. (Footnote)
b) Dorongan untuk mengafirkan orang lain yang berbedsa justru merupakan salah satu
akibat kegagan mengendalikan hawa nafsu lho. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW
bersabda, “Barang siapa menuduh saudaranya yang muslim sebagai kafir maka salah
satu dari keduanya sangat berhak untuk mendapatkan sifat itu.” Maunya sih,
menyampaikan pendapat hukum islam yang dianggap benar, tapi gara-gara jatuh
kedalam takfir, jadi hawa nafsu, malah jatuh jadi kafir sendiri, iiiih, serem.
(K.H.S.S.Djam’an : 17). (Bodynote).
B. Daftar Pustaka
1. Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah semua sumber-sumber kepustakaan, baik berupa ensiklopedia,
buku, majalah, atau surat kabar yang perlu disusun dalam daftar khusus diletakkan pada
akhir karangan.

2. Fungsi Daftar Pustaka


a) Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri
tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b) Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat
membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c) Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu
kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3. Jenis-jenis Daftar Pustaka


Ada beberapa jenis format penulisan daftar pustaka, dan tidak setiap jurnal atau
buku selalu sama format bakunya. Jurnal yang terbit berkala (mingguan/bulanan)
kebanyakan memakai sistem yang menghemat ruang.
Jenis-jenis daftar pustaka yaitu :
a. Kelompok Textbook
➢ Penulis perorangan
➢ Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
➢ Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
➢ Buku terjemahan

b. Kelompok Jurnal
➢ Artikel yang disusun oleh penulis
➢ Artikel yang disusun oleh lembaga
➢ Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/ konferensi/simposium
c. Kelompok disertasi / tesis
d. Kelompok makalah / informasi dari Internet

4. Cara Penulisan Daftar Pustaka dan Contohnya.


Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah,
tanpa menggunakan angka arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
➢ Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru
nama depan)
➢ Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
➢ Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku
diberi tanda titik (.).
➢ Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik
dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik (.)
➢ Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka
sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di
antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Untuk lebih rinci lagi sebagai berikut :
a. Cara Menulis Daftar Pustaka Berupa Buku
Ditulis berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku, judul buku (dengan huruf
miring), tempat penerbitan, dan nama penerbit. Misalnya:
Keraf, Gorys.2005. Komposisi. Flores : Nusa Indah.
b. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Buku Kumpulan Artikel
Penulisannya sama dengan cara di atas, hanya ditambah dengan tulisan (Ed.) di antara
nama penulis dan tahun penerbitan. Misalnya :
Dick, Hartoko (ed.). 2004. Golongan Cendekiawan : Mereka yang Berumah di
Angin. Jakarta : Gramedia.
c. Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Mengambil Satu Artikel dari Buku Kumpulan Artikel
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun penerbitan, judul artikel yang diapit
oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu ditulis nama editor, judul buku kumpulan
artikel, dan nomor halaman. Misalnya :
Geertz, Clifford. 2003. “Cendekiawan di Negara Berkembang”. Dalam Kemala Sartika
(Ed.). Menjelajah Cakrawala : Kumpulan Karya Visioner Soedjatmoko. Jakarta :
Gramedia.
d. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal, tahun,
dan nomor. Misalnya :
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum
Penelitian, 1 (1) : 33-47.
e. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan, dan tahun (jika
ada). Nama majalah atau koran dicetak miring diikuti dengan nomor halaman.
Misalnya:
Gaedner, H. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song ?”. Psychological Today, hal. 70
f. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Koran Tanpa Penulis
Nama koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun terbit, judul, dan
nomor halaman. Misalnya :
Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hal. 41
g. Daftar Pustaka dari Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis terlebih dahulu diikuti tahun terbit tulisan asli, judul terjemahan,
nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit
terjemahan. Misalnya:
Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra : Satu Pengenalan. Terjemahan oleh Mohammad
Haji Saleh. 2004. Kualalumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka.
h. Daftar Pustaka dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis,
atau disertasi yang diapit dengan tanda kutip, diikuti jenis karya ilmiah, nama kota tempat
perguruan tinggi, nama fakultas, dan nama perguruan tinggi. Misalnya :Paramita, Pradnya.
2007. “Pengaruh Bioteknologi Pertanian terhadap Proses Pematangan
Tomat”. Skripsi. Surakarta : fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
i. Daftar Pustaka dari internet
Nama penulis diikuti dengan tahun, judul karya yang diapit tanda kutip, diakhiri alamat
sumber pustaka dan tanggal akses. Misalnya :
Herusatoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian : (online),
(http://www.chang.jayaHeru.com/Biotekpertan04.htm, diakses tanggal 12 Desember
2002).
j. Penulisan pustaka tanpa tahun terbit, kota, dan penerbit.
Bila tahun terbit tidak tercantum pada sebuah dokumen, terpaksa ditulis dengan
kata tanpa tahun(dapat disingkat t.t.) diantara tanda kurung (t.t.). jika tanpa kota terbit
tulislah tanpa kota (disingkat t.k.) diantara tanda kurung (t.k.). jika tanpa penerbit
tulislah tanpa penerbit (disingkat t.p.) diantara tanda kurung (t.p.).
k. Pustaka dari karangan institusi
Yang dimaksud institusi disini dapat berupa universitas, badan pemerintahan, lembaga
penelitian, organisasi, dan sebagainya. Misalnya:
AOAC. 1970. Official Methods of Analysis, 11th ed. Washington DC: Association of
Official Analytical Chemists.
l. Pustaka yang tidak diketahui pengarangnya
Untuk sumber yang tidak diketahui pengarangnya, bagian yang seharusnya
dicantumkan pengarang diganti kata anonim. misalnya:
Anonim. 1993. “Earth’s Most Primitive Mammals”. The Won-ders of Life on Earth. New
York: Life Public.
➢ Tanda titik.
➢ Huruf pertama masing-masing kata pada judul buku ditulis dengan menggunakan
huruf kapital, kecuali untuk kata-kata depan, misalnya kata dalam, pada, dan,
di, dan dari.
➢ Penerbit buku dicantumkan setelah kota penerbit yang diikuti dengan titik dua (:),
kemudian nama penerbit dan diikuti tanda titik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membuat sebuah karya dan karangan ilmiah, akan lebih baik jika dilengkapi dengan
unsur catatan kaki, dan daftar pustaka. Kedua unsur ini memiliki peran dan fungsinya
masing-masing seperti yang telah dibahas pada bab diatas. Salah satu fungsi dari kedua
unsur ini adalah sebagai penghargaan atas pendapat dan karya orang lain.
Dalam sebuah karya dan karangan ilmiah, catatan kaki terbagi menjadi dua jenis
yaitu footnote dan bodynote, footnote diletakkan pada bagian bawah halaman dengan
ukuran teks yang lebih kecil.Selanjutnya yaitu daftar pustaka, untuk membuat sebuah karya
ataupun karangan ilmiah, daftar pustaka ini harus ada tercantum agar pembaca dapat
mengetahui sumber-sumber bacaan lainnya yang ditemukan pada karya dan karangan
ilmiah. Daftar pustaka diletakkan pada halaman akhir sebuah karya atau karangan ilmiah.

B. Saran
Seorang penulis hendaknya memperhatikan dalam penulisannya baik karya
ilmiah, artikel, skripsi maupun tesis dalam penggunakaan kutipan, catatan kaki dan daftar
pustaka, agar pembaca dapat melihat referensi atau daftar bacaan penulis. Sehingga
penulis dapat mempertanggungjawabkan karya ilmiahnya nantinya. Akhirnya selesailah
makalah kami yang membahas tentang kutipan, catatan kaki dan daftar pustaka. Sungguh,
masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam penyusunan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan penulisan kami mohon maaf, kritik dan saran dari pembaca
akan kami tunggu. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka Keluarga.
Alek dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Kencana.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Akademika Pressindo.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Jalaluddin.1998. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Imiah. Yogyakarta :
Media Perkasa.
Rifky Lubis. 2013. Karangan Persuasi. http://rifkydiandap.blogspot.co.id/. Diunduh pada
Jum’at 31 Maret 2017
Sakinah Hayatun. 2015. http://sakinahwasohibatimuslimah.blogspot.co.id/2016/01/makalah-
kutipan-catatan-kaki-dan-daftar.html. diunduh pada senin, 13 Maret 2017.
Tan, Tania. 2015. http://tania1412.blogspot.co.id/2014/12/kutipan-catatan-kaki-dan-daftar-
pustaka.html. Posted by Hayatun Sakinah at 16:43:00 diunduh pada senin, 31 Maret 2017.
MAKALAH BAHASA INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH

Dosen Pengampu :
Dra. Hamsiah Djafar M.Hum

Disusun oleh :
KELOMPOK 11

Haerunnisa (90200121061)
Noval (90200121047)
Putri Suci Ramadhani (90200121045)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu „alaikum wr. wb.

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proses penyusunan makalah
ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia
tentang “Karya Tulis Ilmiah”.

Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin. Terlepas dari semua itu, kami
sebagai tim penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kesalahan atau
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
menjadikannya sebagai pembelajaran kedepannya. .Akhir kata, kami berharap semoga
makalah Bahasa Indonesia tentang “Karya Tulis Ilmiah” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Samata, 17 November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah ........................................................................................ 3
B. Fungsi Karya Tulis Ilmiah .............................................................................................. 3
C. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ............................................................................................ 4
D. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah ........................................................................................ 6
E. Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah ................................................................................. 7
F. Struktur Karya Tulis Ilmiah .......................................................................................... 10
G. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah .................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya tulis ilmiah adalah serangkaian laporan tertulis yang dipublikasikan melalui
pengkajian mendalam. Bagi yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penting untuk
mengetahui lebih dalam tentang karya ilmiah. Karya ilmiah bisa dikatakan erat dengan dunia
pendidikan dan penelitian. Kebanyakan karya ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari
riset yang dilakukan lembaga penelitian dan pendidikan.
Satu di antara tujuan dari karya ilmiah ialah untuk kepentingan memecahkan masalah
dari suatu persoalan yang ada dan dipilih oleh penulisnya. Dalam karya ilmiah harus berisi
data, fakta, dan solusi mengenai masalah yang diangkat.Jadi, saat membuat karya ilmiah,
seorang penulis harus menaati bagian-bagian penting dalam kaidah kepenulisan karya ilmiah,
seperti menggunakan bahasa yang formal, baku, sesuai teori, dan fakta yang ada di lapangan.

B. Rumusan Masalah
Dari makalah yang kami buat ini,yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah?
2. Apa saja fungsi dari karya tulis ilmiah?
3. Apa saja manfaat karya tulis ilmiah?
4. Apa saja jenis-jenis karya tulis ilmiah?
5. Bagaimana cara membuat karya tulis ilmiah?
6. Bagaimana strukrur dari karya tulis ilmiah?
7. Apa tujuan penulisan karya ilmiah?

C. Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas kuliah, makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian karya tulis ilmiah.
2. Untuk mengetahui fungsi dari karya tulis ilmiah.
3. Untuk mengetahui manfaat karya tulis ilmiah.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis karya tulis ilmiah.
5. Untuk mengetahui cara membuat karya tulis ilmiah.

1
6. Untuk mengetahui apa saja struktur dari karya tulis ilmiah.
7. Untuk mengetahui tujuan dari penulisan karya ilmiah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis ilmiah, merupakan gabungan dari tiga suku kata. menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, karya, dapat diartikan sebagai hasil sebuah usaha, upaya, perbuatan atau
ciptaan, sedangkan tulis, atau menulis memiliki arti segala kegiatan yang terkait dengan
huruf, angka, pena, atau media tulis yang lain.
Yang ketiga adalah ilmiah, menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti bersifat ilmu,
secara ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Nah, jika
diartikan secara menyeluruh, karya tulis ilmiah merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari
kegiatan menulis, dengan menggunakan penerapan kaidah ilmiah, mengutamakan aspek
rasionalitas, mengusung permasalahan yang bersifat objektif serta faktual.
pengertian karya tulis ilmiah menurut para ahli berikut ini :
1. Menurut Eko Susilo, M., Karya tulis ilmiah adalah artikel yang diperoleh sesuai dengan
sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan
isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.
2. Menurut Dwiloka dan Riana, Karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah karya seorang
ilmuwan (dalam bentuk pembangunan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang diperoleh melalui literatur, koleksi pengalaman, penelitian.
Pengertian karya tulis ilmiah di atas, berkembang seturut pengalaman penggunanya. Jadi,
para ahli di atas, mendefinisikan karya tulis ilmiah berdasarkan pengalaman, serta kebutuhan
menggunakan dan membuat karya tulis ilmiah. Dari definisi yang beragam, kita akan
mengupas mengenai fungsi karya tulis ilmiah.

B. Fungsi Karya Tulis Ilmiah


1. Fungsi Untuk Pendidikan
Dengan menulis karya ilmiah akan memberikan pengalaman dan pelajaran yang
berharga bagi penulisnya. Karena penulis akan mampu berpikir, menulis dan
mempertanggung jawabkan hasil dari penelitiannya. Di perguruan tinggi, khususnya
jenjang sarjana, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,

3
laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam.

2. Fungsi Untuk Penelitian


Berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan berguna juga bagi seorang
peneliti untuk mempraktikkan prosedur ilmiahnya. Karya tulis ini sangat membantu
seorang peneliti untuk mendapatkan data yang akurat serta rinci dari objek penelitiannya.

3. Fungsi Fungsional
Dapat berguna sebagai alat untuk mengembangkan pengetahuan, sebagai bahan
pustaka dan untuk kepentingan disiplin ilmu tertentu.

C. Manfaat Karya Tulis Ilmiah


1. Dapat melatih pengembangan keterampilan membaca yang efektif
Bagi penulis, menyusun karya tulis ilmiah membutuhkan sebuah keterampilan
tertentu, agar karya tulis ilmiah ini dapat dibaca dengan nyaman, dimengerti, dan
dipahami oleh pembacanya sehingga penulis memerlukan keterampilan membaca yang
efektif, agar tidak membuang energi dalam menyusun karya tulis ilmiah. Bagi
pembacanya, karya tulis ilmiah melatih pembacanya untuk terampil membaca mengenai
hal-hal yang diperlukan, untuk membangun pengetahuannya, tidak melebar ke topik
atau tema yang tidak diperlukan.

2. Sebagai pengenalan terhadap aktivitas kepustakaan


Sebuah karya tulis ilmiah, sarat akan sumber dan narasumber. Sumber penyusunan
karya tulis ilmiah, didapat dari teori-teori para ahli yang dibukukan, atau tertuang dalam
jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui media internet. Sumber-sumber ini disebut
sebagai sumber pustaka.

3. Mendapatkan kepuasan intelektual


Setiap penulis karya tulis ilmiah, membuat karya tulis ilmiah bukan hanya sekedar
menulis.Proses membuat karya tulis ilmiah melibatkan intelektualitas penulis. Seluruh
kemampuan kecerdasan penulis dilibatkan disini.

4
Karya tulis ilmiah disusun berdasar penelitian, percobaan, wawancara dengan
narasumber, serta menghimpun teori dari sumber-sumber pustaka yang diperoleh.
Ketika sudah mendapatkan hasil yang dirasa cukup, berhasil mempersembahkannya di
depan penguji atau khalayak, maka penulis akan merasa puas, ketika karya tulis
ilmiahnya diterima oleh banyak orang.

4. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan


Semakin berkualitas suatu karya tulis ilmiah, dilihat dari isi, tujuan dan orisinalitas.
Hal ini merupakan cerminan dari luasnya cakrawala ilmu pengetahuan penulisnya.
Suatu karya tulis ilmiah juga mewakili struktur pemikiran dari penulisnya.

5. Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk peneliti selanjutnya


Karya tulis ilmiah satu dengan yang lain, pasti saling memengaruhi. Terbitnya
karya tulis ilmiah saat ini, sedikit banyak akan dipengaruhi oleh karya tulis ilmiah
sebelumnya. Karya tulis ilmiah sebelumnya, pasti juga dipengaruhi oleh karya tulis
ilmiah terdahulu.

6. Sebagai peningkatan perorganisasian fakta dan data secara sistematis


Dari asal katanya sendiri, karya tulis ilmiah mengisyaratkan suatu hasil karya yang
bersifat ilmiah, disertai dengan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan,
penyajian data yang nyata, kemudian diolah menjadi sebuah kesimpulan dengan
sistematika yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Fakta yang terungkap berasal
dari sumber yang jelas, dengan data penelitian yang shahih, serta bukan hasil plagiasi,

7. Dapat melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber


Seorang peneliti tidak dapat berdiri sendiri pada saat melakukan penelitian, hingga
menyusun karya tulis ilmiah sebagai laporan. Peneliti yang melakukan penelitian,
memerlukan sumber pustaka sebagai landasan teori pada saat melakukan penelitian.
Landasan teori tersebut, berasal dari berbagai sumber, terutama jurnal ilmiah, atau buku-
buku yang diterbitkan sebagai penunjang penulisan karya tulis ilmiah.

5
D. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
1. Artikel
Artikel adalah sebuah karya tulis yang isinya berupa gagasan atau fakta yang dapat
membujuk, meyakinkan, mendidik, serta menghibur pembacanya. Biasanya artikel
memiliki panjang kalimat dengan jumlah karakter tertentu.Biasanya artikel dibuat untuk
keperluan publikasi di buletin, surat kabar, media sosial, kanal digital, dan lain
sebagainya

2. Makalah
Makalah adalah jenis karya tulis yang bersifat ilmiah. Biasanya, makalah ditulis
untuk keperluan terkait dengan pendidikan. Dalam penyusunannya, diperlukan data
pendukung dari hasil observasi lapangan dari sebuah masalah dalam penelitian. Data
yang terkumpul diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah dalam penelitian.
Biasanya makalah ini disampaikan dalam seminar, simposium, atau uji materi.

3. Skripsi
Menurut Wikipedia, Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk
mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian
mahasiswa strata satu (S-1), yang membahas fenomena atau permasalahan tertentu
dengan menggunakan kaidah yang berlaku. Penekanan isi dari skripsi terletak pada
orisinalitas. Skripsi menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa, untuk meraih gelar
sarjana, setelah melalui ujian di depan dosen penguji.

4. Work paper
Work paper atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah kertas kerja,
merupakan jenis karya tulis ilmiah yang hampir mirip dengan makalah, tetapi
analisisnya lebih mendalam. Biasanya work paper berisi catatan-catatan auditor, berisi
prosedur audit yang digunakan, metode uji yang dilakukan, informasi yang diperoleh,
dan kesimpulan yang dibuat berdasar auditnya.

5. Paper
Paper adalah jenis karya tulis ilmiah yang ditulis berdasar data, serta argumen yang
tingkat kevalidannya kuat. Paper juga biasa disebut sebagai ringkasan dari penelitian
yang telah dibuat. Tidak banyak perbedaan antara paper dengan makalah, hanya

6
sistematika penulisannya dan pembahasannya yang berbeda. Pembahasannya lebih
singkat, karena hanya terfokus pada analisis masalahnya saja.

6. Tesis
Tesis kurang lebih serupa dengan skripsi pada mahasiswa strata satu (S-1), tetapi
tesis menganalisis topic dengan lebih kompleks, sehingga esensi ilmiahnya lebih kuat
dan lebih kompleks jika dibanding dengan skripsi. Tesis dibuat sebagai syarat
kelulusan untuk meraih gelar magister atau master yang ditempuh oleh mahasiswa
pasca sarjana (S-2)

7. Disertasi
Setingkat lebih tinggi dari tesis, ada yang biasa disebut dengan disertasi. Karena
setingkat lebih tinggi, disertasi digunakan sebagai syarat kelulusan untuk meraih gelar
doktor bagi mahasiswa program studi strata tiga (S-3).Isi dari disertasi merupakan
hasil penelitian orisinil yang nantinya dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata,
biasanya, disertasi diuji oleh seorang profesor, atau doktor senior dan profesional.

E. Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah


 Tahap 1: Persiapan
1. Pemilihan Topik
Memilih topik atau pokok bahasan merupakan sesuatu yang penting dalam
pembuatan karya ilmiah. Dalam memilih topik untuk karya ilmiah, kita harus
memperhatikan kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta cara penulisan yang
bersifat keilmuan. Berbeda dengan karya sastra seperti cerpen, dalam karya tulis
ilmiah, kita harus mengutamakan fakta. Untuk memenuhi hal tersebut, kita dapat
memilih topik yang jelas dan spesifik.
2. Mengidentifikasi Pembaca
Tentu saja, sebelum mulai menulis sebuah karya ilmiah, kita harus menentukan
dulu siapa target pembaca kita. Kenali terlebih dahulu kira-kira siapa yang nantinya
akan membaca karya ilmiahmu. Hal tersebut harus kita pertimbangkan agar karya
ilmiah yang kita buat bisa tepat sasaran.
3. Menentukan Cakupan Isi

7
Setelah menentukan topik dan mengidentifikasi pembaca, langkah selanjutnya di
tahap ini adalah menentukan cakupan isi. Cakupan isi merupakan jenis dan jumlah
informasi yang nantinya akan kita sajikan di dalam karya ilmiah. Hal ini penting
dilakukan agar kita lebih mudah dalam mencari atau mengumpulkan bahan
referensi serta mempermudah kita dalam pengelolaan data.

 Tahap 2: Pengumpulan Informasi


1. Mencari Bahan Referensi
Untuk mencari bahan referensi, kita bisa menggunakan berbagai media cetak dan
online atau bisa juga dengan melakukan wawancara. Untuk media cetak seperti buku,
kita bisa mencarinya di berbagai perpustakaan yang ada. Carilah buku dengan judul
dan nama penulis yang jelas serta relevan dengan topik kita. Untuk media online, kita
bisa mencari berbagai makalah atau jurnal ilmiah yang berkaitan dengan topik karya
ilmiah kita.
2. Memeriksa Bahan Pustaka
Setelah bahan referensi terkumpul, jangan lupa untuk mengecek ulang bahan-
bahan tersebut. Cek sekali lagi apakah konten yang ada di dalam referensi tersebut
sesuai dengan topik yang akan kita bahas. Seleksi juga tanggal terbit referensi-
referensi tersebut, apakah teori yang ada masih layak digunakan sebagai acuan atau
tidak.
3. Membuat Ringkasan
Setelah yakin dengan bahan referensi yang kita pilih, buatlah beberapa ringkasan
tentang masing-masing bahan tersebut. Ringkasan akan berguna untuk
mempermudah kita dalam mengambil inti sari dari bahan referensi tersebut.
4. Membuat Kutipan
Selain membuat ringkasan, kita juga harus membuat daftar kutipan dari referensi
tersebut. Daftar kutipan harus sama persis dengan pernyataan yang ada pada sumber.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kutipan yang kita buat merupakan pandangan
mendasar dari penulis aslinya.

 Tahap 3: Penulisan
1. Penulisan Draf
Setelah memilih topik dan mengumpulkan referensi, sekarang saatnya kita mulai
menulis draf. Tulislah ide-ide yang kamu miliki secara random dulu. Istilahnya, ini

8
adalah tulisan kasar. Tulis saja yang sekiranya ingin kita bahas mengenai topik yang
kita pilih tadi.

2. Melakukan Revisi
Lakukan perbaikan pada ide-ide yang telah kita tulis. Pilih mana yang sekiranya
cocok, dan hapus yang sekiranya tidak digunakan. Pada bagian ini, kita juga harus
menata hasil draf kita agar lebih terstruktur dan sistematis. kita juga bisa meminta
masukan dari teman-temanmu tentang bagian mana yang harus ditambahkan atau
dihilangkan.
3. Melakukan Penyuntingan
Di bagian ini, perbaikilah tulisanmu dari segi tata bahasa. Cek apakah ada
kesalahan ejaan atau penulisan. Cek juga apakah ada kalimat-kalimat yang tidak logis
atau kurang tepat. Perhatikan juga struktur karya ilmiahmu. Cek semua
kelengkapannya mulai dari halaman judul sampai penutup.

 Tahap 4: Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pembuatan karya ilmiahmu. Pertama,
cek ulang apakah isi dari karya ilmiah yang kita buat sudah sesuai dengan topik yang
kamu pilih. Apakah konten di dalam karya ilmiahmu sudah sesuai dengan tujuan
awal?
Selanjutnya, cek apakah kita telah memberikan data-data atau fakta-fakta
pendukung yang cukup di dalam pembahasannya. Cek sekali lagi tentang format
penulisan karya ilmiahmu. Apakah susunannya sudah sesuai? Apakah penulisannya
sudah benar?
Jika kamu merasa karya ilmiahmu sudah benar, maka kamu sudah bisa
mempublikasikan karya ilmiah tersebut.

 Kesimpulan
Untuk membuat sebuah karya ilmiah, kita harus terlebih dahulu mengenali apa itu
karya ilmiah dan seperti apa strukturnya. Setelah itu, kita bisa mulai merancang
karyamu mulai dari pemilihan topik, pengumpulan informasi, penulisan, sampai
evaluasi.

9
F. Struktur Karya Tulis Ilmiah
1. Halaman Judul
Judul karya, diangkat berdasar tema dari karya tulis ilmiah yang akan dibuat. Judul
hendaknya ditulis seunik dan semenarik mungkin, sehingga memunculkan
keingintahuan dan rasa penasaran bagi calon pembacanya.Selain memantik rasa
penasaran bagi calon pembacanya, judul juga dapat dibuat untuk memberi gambaran
awal mengenai isi karya tulis ilmiah ini bagi calon pembaca. Pada halaman judul ini,
nama penulis, judul karya tulis ilmiah, institusi atau lembaga, tanggal, bulan, tahun dan
tempat karya tulis ilmiah dibuat, ditulis dengan aturan rata tengah, diurutkan setelah
judul di bagian bawah.

2. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan dari keseluruhan isi suatu karya tulis ilmiah, abstrak
berfungsi memberikan penjelasan kepada pembaca, agar secara cepat, pembaca
memahami isi, maksud dan tujuan dari penulis, menuliskan karya tulis ilmiah tersebut.
Abstrak bersifat informatif, namun tidak terlalu panjang penulisannya, kurang lebih 250
kata.

3. Pendahuluan
Dari dasar kata pembentuknya, kita tahu bahwa pendahuluan ini berada di depan,
sebagai pemberi salam untuk pembaca. Pendahuluan, biasanya menceritakan alasan
penulis melakukan penelitian, apa yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan,
menceritakan tujuan, serta manfaat dari karya tulis ilmiah ini dibuat.

4. Kerangka Teoritis
Dari asal katanya, kerangka berasal dari kata rangka, yang berfungsi sebagai
penyangga, pilar, garis besar, atau konsep. Sedangkan teori adalah suatu pendapat atau
argumen yang didapat berdasar penelitian atau penemuan, yang didukung oleh data
atau fakta penunjang.Maka dengan definisi pengertian di atas, kerangka teori
merupakan garis besar rancangan konsep sistematis yang menjadi panduan sebuah
penelitian.

5. Metode Penelitian

10
Untuk mengembangkan kerangka yang telah dibuat, terlebih dahulu, harus
ditentukan metode penelitiannya. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang
dilakukan seorang peneliti, untuk memperoleh hasil yang tepat dari penelitiannya
tersebut.Biasanya metode yang dipakai adalah metode kualitatif, metode kualitatif
secara garis besar berfokus pada analisa dan dan riset yang mendalam. Sedangkan
Metode kuantitatif merupakan metode yang banyak terkait dengan penggunaan angka,
tabel dan statistic.

6. Pembahasan
Pembahasan menjadi bagian yang paling panjang pada penulisan karya tulis ilmiah.
Pembahasan berfungsi menjelaskan tujuan, manfaat, metode, kerangka teori, serta
rumusan masalah, yang disertai dengan data-data yang diperoleh. Jika karya tulis ilmiah
ini dibagikan ke khalayak umum, yang akan memunculkan tanya jawab, adalah pada
bagian ini.

7. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan selalu berada di bagian akhir sebuah karya tulis ilmiah, yang berisi
pendapat dari penulis, atas semua yang telah dibahas. Tujuannya adalah agar pembaca
memperoleh wawasan baru dari subyek yang telah dibahas.
Saran biasanya berisi pesan dari penulis, agar suatu ketika, jika pembaca ingin
melakukan penelitian yang sama, mereka dapat menemukan cara yang efektif, atau
justru mengembangkan lebih luas lagi.

8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan sebuah daftar yang berisi sumber teori yang digunakan
oleh penulis dalam penelitiannya. Penulisan daftar pustaka biasanya dituliskan dengan
format nama penulis, judul tulisan, nama penerbitnya, identitas, dan kapan diterbitkan.

G. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah


1. Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya
ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2. Makalah ilmiah yang telah ditulis diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.

11
3. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen)
pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah
penyelesaian studinya.
4. Membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah dalam bentuk karya ilmiah yang bersangkutan
setelah mendapat pengetahuan.
5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah merupakan sebuah karya yang dihasilkan dari kegiatan menulis,
dengan menggunakan penerapan kaidah ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas,
mengusung permasalahan yang bersifat objektif serta faktual. Menurut Dwiloka dan Riana,
Karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (dalam bentuk
pembangunan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
diperoleh melalui literatur, koleksi pengalaman, penelitian.

Karya tulis ilmiah, merupakan suatu karya cetak atau karya visual yang melibatkan
penulis dan pembaca.Karya tulis ilmiah mempunyai manfaat bagi penulis maupun
pembacanya, diantaranya yaitu dapat melatih pengembangan keterampilan membaca yang
efektif, sebagai pengenalan terhadap aktivitas kepustakaan,mendapatkan kepuasan
intelektual,memperluas cakrawala ilmu pengetahuan,sebagai bahan acuan atau penelitian
pendahuluan untuk peneliti selanjutnya,sebagai peningkatan perorganisasian fakta dan data
secara sistematis,dan dapat melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai
sumber.

12
B. Saran
Saat membuat karya ilmiah, seorang penulis harus menaati bagian-bagian penting
dalam kaidah kepenulisan karya ilmiah, seperti menggunakan bahasa yang formal, baku,
sesuai teori, dan fakta yang ada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2021. Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Fungsi, Struktur, dan Contoh KTI.
https://www.gramedia.com/literasi/karya-tulis-ilmiah/ . [ 8 November 2021 ]

Tri Nugroho, Faozan. 2020. Pengertian Karya Ilmiah,Ciri-ciri,Tujuan,Struktur,dan


Manfaatnya.https://m.bola.com/ragam/read/4428285/pengertian-karya-ilmiah-ciri
ciri-tujuan-struktur-dan-manfaatnya [08 November 2021]

IDCloudHost, M. (2020, Oktober 13). Apa itu Karya Ilmiah : Pengertian, Fungsi, dan Contoh Karya
Ilmiah. Retrieved Des 1, 2021, from idcloudhost.com: https://idcloudhost.com/apa-itu-karya-ilmiah-
pengertian-fungsi-dan-contoh-karya-ilmiah/amp/

Pratama, R. (2019, Jan 19). Cara Membuat Karya Ilmiah yang Lengkap Hanya dengan 4 Tahap!
Retrieved Des 1, 2021, from bocahkampus.com: https://bocahkampus.com/cara-membuat-
karya-ilmiah

13

Anda mungkin juga menyukai