BAB II Fix
BAB II Fix
BAB II Fix
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Masalah Keperawatan
1. Pengertian
Nyeri adalah pengalaman sensori dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan jaringan
tubuh (Wahyudi & Wahid, 2016).
Nyeri adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dari berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (SDKI, 2016).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan nyeri
merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, presepsi
nyeri seseorang sangat ditentukan oleh pengalaman dan status
emosionalnya. Presepsi nyeri bersifat sangat pribadi dan subjektif. Oleh
karena itu, suatu rangsang yang sama dapat dirasakan berbeda oleh dua
orang yang berbeda bahkan suatu rangsang yang sama dapat dirasakan
berbeda oleh satu orang karena keadaan emosionalnya yang berbeda.
2. Penyebab
Penyebab nyeri akut menurut SDKI (2016) antara lain:
a. Agen pencedera fisiologi (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pendera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia irita)
c. Agen pencedera fisik (pisah abses amputasi ngangkat kayu, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan
6
7
5. Penatalaksanaan
Nyeri seringkali ditangani dengan penanganan farmakologis dan non
farmakolologis, secara faarmakologis yaitu dengan pemberian obat anti
nyeri (analgesic), yang diberikan ketika pasien mengeluhkan nyeri berat
sedangkan non farmakologis yaitu teknik distraksi relaksasi, terapi kompers
hangat/dingin, serta terapi aromaterapi. Salah satu tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengurangi nyeri selain menggunakan tehnik farmakologi
juga dapat menggunakan tehnik non farmakologi seperti relaksasi
aromaterapi (Aisyah, 2017).
8
untuk mendapatkan data dari klien, dan observasi langsung pada respon
prilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan
pemahaman okjektif terhadap pengalaman subjektif.
Tabel 2.2. Pengkajian nyeri
P Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya
Nyeri
Q Quality atau kualitas nyeri (mis, tumpul atau tajam)
R Region atau daerah, yaitu daerah perjalanan nyeri
S Severity atau keganasan, yaitu intensitas
T Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan dan
sebab.
a. Riwayat nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberikan klien
kesempatan untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri
dan situasi tersebut dengan kata kata mereka sendiri. Langkah ini akan
membantu perawat memahami makna nyeri bagi klien dan bagaimana ia
berkoping terhadap situasi tersebut. Secara umum, pengkajian riwayat
nyeri meliputi beberapa aspek antara lain:
1) Lokasi, untuk menentukan lokasi nyeri dengan spesifik minta klien
menunjukan area nyerinya. Pengkajian ini bisa dilakukan dengan
bantuan gambar tubuh. Klien bisa menandai bagian tubuh yang
mengalami nyeri dan ini sangat bermanfaat terutama pada klien yang
memiliki lebih dari satu daerah nyeri.
2) Intensitas nyeri, penggunakan skala intensitas nyeri adalah metode
yang mudah dan terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri klien.
Skala nyeri yang sering digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10.
Angka 0 menandakan tidak ada nyeri dan angka tertinggi menandakan
nyeri “terhebat” yang dirasakan klien.
3) Kualitas nyeri, terkadang nyeri terasa seperti dipukul-pukul atau
ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang diungkapkan
klien untuk menggambarkan nyerinya sebab informasi yang akurat
dapat berpengaruh besar terhadap diagnosis dan etiologi nyeri serta
10
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status
masalah kesehatan actual dan potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi
masalah actual berdasarkan respon klien terhadap masalah. Manfaat
diagnosa keperawatan sebagai pedoman dalam pemberian asuhan
keperawatan dan gambaran suatu masalah kesehatan dan penyebab adanya
masalah (SDKI:2016).
Menurut SDKI (2016), diagnosa keperawatan yang muncul
berhubungan dengan gangguan rasa nyaman nyeri adalah: Nyeri dan
Kenyamanan: Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik:
Trauma. Nyeri akut: pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual/fungsional, dengan onset
mendadak/lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.3 Rencana keperawatan
Diagnosa Intervensi Utama Intervensi Pendukung
Nyeri Akut 1. Manajemen Nyeri - Aromaterapi
Observasi: - Dukungan hypnosis diri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, - Dukungan Pengungkapan
durasi, frekuensi, kualitas, kebutuhan
intensitas nyeri. - Edukasi efek samping
- Identifikasi skala nyeri. obat.
- Identifikasi respons nyeri non - Edukasi manajemen
verbal. nyeri.
- Identifikasi faktor yang - Edukasi proses penyakit.
memperberat dan memperingan - Edukasi teknik nafas.
nyeri. - Kompres dingin.
- Identifikasi pengaruh budaya - Konsultasi.
terhadap respon nyeri. - Latihan pernapasan.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada - Manajemen efek samping
kualitas hidup. obat.
- Monitor keberhasilan terapi - Manajemen kenyamanan
komplementer yang sudah lingkungan.
diberikan. - Manajemen medikasi.
- Monitor efek samping - Manajemen sedasi.
pemberian analgetik. - Manajemen terapi radiasi
Terapeutik - Pemantauan nyeri.
12
2. Pemberian analgesik
Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi).
- Identifikasi riwayat alergi obat.
- Identifikasi kesesuaian jenis
analgesic (mis. Narkotika, non-
narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri.
- Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian
analgesik.
- Monitor efektifitas analgesik.
Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang
13
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan di
mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
Pengertian tersebut menekankan bahwa implementasi adalah
melakukan atau menyelesaikan suatu tindakan yang sudah ditetapkan
sebelumnya.
Terdapat berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri. Implementasi lebih ditunjukkan pada:
a. Upaya perawatan dalam meningkatkan kenyamanan,
b. Upaya pemberian informasi yang akurat,
c. Upaya mempertahankan kesejahteraan,
d. Upaya tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis, dan Pemberian
terapi nyeri farmakologis (Andarmoyo, 2017).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses
14