LP Nyeri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN RASA NYAMAN AMAN NYERI

DISUSUN OLEH :

RIMA MULYATI 3720210026

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2021-2022
A. Pengertian.
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial yang
di gambarkan sebagai kerusakan (Internalional Associatron for the study of
poin); awita yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
berakhirnyadapat diantisipasi atau di prediksi (Nanda International INC, 2015-
2017).
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI, 2016). Jadi dapat disimpulkan
bahwa nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.

B. Klasifikasi.
Klasifikasi nyeri di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,dengan onsel mendadak
atau lambat dan berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung
kurang 3 bulan. (NANDA, 2018-2020)2.
2. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onselmendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan, yang berlangsung lebih dan 3 bulan.(NANDA, 2018-2020).

C. Etiologi.
Agen cidera sebagai berikut: 1.Biologis: penyebab nyeri karena kerusakan
fungsi organ atau jaringan tubuh.2.Zat kimia: penyebab nyeri karena bahan
kimia.3.Fisik: penyebab fisik karena trauma fisik. 4.Psikologi: penyebab nyeri
yang bersifat psikologi seperti kelainan organic, nekrosis traumatic, eulzofronia.
(SDKI, 2016).
D. Patofisiologi.
Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik,
deformasi, suhu yang ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan
yang intensif, reseptor-reseptor lain misalnya badan pacini danmisner juga
mengirim informasi yang dipresepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang
memperparah nyeri antara lain adalah histamine, bradikini serotonin, beberapa
prostaglandin, ion kalium dan ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut
tertimbun ditempat cidera hipoksi atau kematian sel. Nyeri cepat (fast pain)
disalurkan kekorda spindlis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain)
disalurkan kekorda spinalis oleh sera C lambat (Kowalak, 2013).

E. Manifestasi Klinis.
Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016) :
1. Mengeluh nyeri.
2. Tampak meringis.
3. Bersikap protektif.
4. Frekuensi nadi meningkat.
5. Gelisah.
6. Sulit tidur.
7. Tekanan darah meningkat.
8. Pola nafas berubah.

Tanda dan gejala nyeri kronis yaitu (SDKI, 2016) :

1. Mengeluh nyeri.
2. Merasa depresi (tertekan)
3. Tampak meringis.
4. Gelisah.
5. Tidak mampu menuntaskan aktivitas.
6. Merasa takut mengalami cidera ulang
7. Bersikap protektif.
8. Waspada.
9. Pola tidur berubah.
10. Anoreksia.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
diabdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainya
(Asmadi, 2010) .
G. Penatalaksanaan Nyeri.
1. Farmakologi, dengan pemberian obat-obatan.
Non farmakolongi:
a. Imaging guide.
b. Music theraphy.
c. Fisik dan psikis.
d. Akupresus/akupuntur.
e. Distrksi/relaksasi.
f. Hipnotis
g. Stimulus kutaneus: massage, rendam air hangat. (Nursing
Interventions Classification).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
b. Penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan saat pengkajianb.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mulai kapan dimulai nyeri, skala nyeri, lokasi, intensitas, kualitas, gejala
yang menyertai perjalanan nyeri dan pengaruh terhadap aktivitas sehari-
hari. Skala nyeri yang digunakan adalah 0-5 / 0-10.
Keterangan:

0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringan

4-6 = nyeri sedang

7-9 = nyeri berat terkontrol

10 = nyeri berat tidak terkontrol

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Pengalaman nyeri di masa lalu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh nyeri
3. Pola Pengkajian Fungsional
a. Pola Oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan napas, pola napas
b. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantangan makanan
c. Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK
d. Pola Aktivitas
Meliputi gerakan (mobilitas), aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri.
e. Pola Istirahat
Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien
f. Personal Hygiene
Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan pasien
g. Pola Beribadah
h. Pola Bekerja
i. Pola Sekesualitas
B. Pemeriksaan.
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran umum
2) Kesadaran
3) Tekanan darah
4) Nadi
5) Suhu
6) Respirasi rate
7) Berdasarkan P,Q,R,S,T
a) P (Provoking) : factor yang mempengaruhi berat atau ringannya
nyeri.
b) Q (Quality) : kualitas nyeri seperti tajam, tumpul, tersayat, atau tertusuk.
c) R (Region) : daerah perjalanan nyeri.
d) S (Seeverity) : parahnya nyeri, skala nyeri secara umum : (0-10 skala)
b. pemeriksaan fisik
1) Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala pasien
serta keadaan rambut pasien.
2) Mata
Bentuk mata simetris atau tidak, konjuntiva anemis atau tidak, ada nyeri atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemriksaan mata untuk
mengetahui adanya kelainan atau tidak
3) Hidung
Bentuk simetri atau tidak, ada secret atau tidak, ada pembengkakan didaerah
polip atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan hidung
untuk mengetahui adanya secret dan pembengkakan
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk
mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk pemeriksaan mulut
untuk mengethaui adanya infeksi mulut atau adanya gigi kotor dan berlubang
6) Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakan kelenjar getah bening atau tidak,
ada pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung.
a)Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada
b)Perkusi : Sonor/Resonan.
c)Palpasi : Kesimestrisan Dada
d)Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.
8) Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
a)Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan.
b)Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
c)Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
d)Auskultasi : Tidak terdengar bising usus
9) Integumen
a)Warna kulit: Sawo Matang
b)Keadaan kulit: Kering
c)Turgor kulit : Normal
10) Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia
C. Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( nyeri )

D. Rencana keperawatan

No DX Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri akut setelah dilakukan observasi
berhubungan tindakan 1. Observasi lokasi,  Untuk
dengan agen keperawatan selama karateristik, durasi, mengidentifikasi
pencedera …x24 jam frekuensi, kualitas, nyeri
fisiologis diharapkan nyeri intensitas nyeri,
( nyeri ) berkurang dengtan 2. Identifikasi skala nyeri  Untuk
KH : 3. Identifikasi faktor yang mengetahui skala
1. Skala nyeri memperberat dan nyeri
berkurang memperingan nyeri  unutuk
2. TTV dalam terapeutik menghindari
batas normal 1. Berikan teknik non tibulnya nyeri
farmakologis untunk  untuk
mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa
Edukasi nyeri
1. Jelaskan penyebab  agar pasien
nyeri mengetahui
2. Anjurkan memonitor penyebab
secara mandiri nyerinya
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian  agar rasa nyeri
analgetik berkurang

Anda mungkin juga menyukai