Penanganan Hydrate Gas Didalam Pipa Alir: Diajukan Guna Penyusunan Tugas Akhir Program Studi Teknik Perminyakan
Penanganan Hydrate Gas Didalam Pipa Alir: Diajukan Guna Penyusunan Tugas Akhir Program Studi Teknik Perminyakan
Penanganan Hydrate Gas Didalam Pipa Alir: Diajukan Guna Penyusunan Tugas Akhir Program Studi Teknik Perminyakan
TUGAS AKHIR
Diajukan guna penyusunan tugas akhir Program Studi Teknik Perminyakan
Oleh
SRI WULAN
NPM 143210375
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini merupakan karya saya sendiri
dan semua sumber yang tercantum didalamnya baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar sesuai ketentuan. Jika terdapat unsur penipuan
atau pemalsuan data maka saya bersedia dicabut gelar yang telah saya peroleh.
Sri Wulan
NPM 143210375
ii
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul
“Penanganan hydrat gas didalam pipa alir”
tugas akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan program strata S1 Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau.
Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari
banyak sekali menemukan kesulitan,hambatan, serta ridak lepas dari bimbingan
dan dukungan dari bebagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas segala ridho dan keberkahan ilmu yang diberikan kepada saya
dan setiap petunjuk dan jalan selama penyusunan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr.Eng,Muslim Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.
3. Ketua prodi Ibu Novia Rita,ST MT dan sekretaris prodi Bapak Tomi Erfando,
ST, MT Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.
4. Dosen Pembimbing Ibu Fitrianti,ST,MT yang telah meluangkan waktunya
bagi saya dan memberikan saya kesempatan untuk berkonsultasi serta
masukan, kritik dan saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Seluruh dosen dan staff teknik Perminyakan Universitas Islam Riau.
6. Kepada Alm. Bapak tercinta yang telah berjuang demi saya dan keluarga saat
beliau masih hidup, dan ibu saya sebagai kepala keluarga berdedikasi
memberikan semangat baik moral dan spiritual, dari materi dan juga tenaga,
yang untuk terus mendukung saya untuk selalu tidak menyerah. Serta saudara
tersayang dan tercinta Abang Bambang Banusepa,AMK, Kakak ipar Yusa
Hasdina, Amd,AK dan adik Sri Oktaviana.
7. Sahabat serta rekan seperjuangan yang selalu mensupport dan membantu saya
tanpa kenal waktu saat saya membutuhkan mereka selama masa perkuliahan
hingga saat ini. khususnya sahabat terbaik PT.Maksa Production: Abdul Riky
Hermawan, Agung Prasetyo, Ahmad Al Fajar Ginting, Andika Panggugah,
iii
Andri Ardian Putra, Claudia Anugerah Putri, Dakas Febrian, Hendri Anugrah,
Ihsan Cahyadi, Sigit Aris Munandar Dan Tri Yudha Putra
8. Selanjutnya kepada semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan dorongan untuk selalu mengingat perjuangan
akhir skprisi
9. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih untuk diri saya sendiri
karena telah berusaha apa yang saya bisa hingga saat ini untuk menyelaikan
apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab atas diri saya sendiri, thank you.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan,untuk itu dengan kerendahan hati penulis berharap pembaca bias
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan pernulisan
di masa yang akan datang
Akhir kata semoga skripsi ini bias membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di dalam maupun diluar kampus, baik bagi penulis sendiri dan
umumnya bagi pembaca yang membacanya.
Sri wulan
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK............................................................................................................ xi
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 18
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 18
3.1.1 Case study.................................................................................... 19
3.1.2 study lapangan ............................................................................. 19
3.2 Jadwal Penelitian .................................................................................. 20
BAB IV HASIL DAN PERHITUNGAN ............................................................. 21
4.1 Analisis hasil penelitian ........................................................................ 21
4.2 Interprestasi data................................................................................... 22
4.3 Analisis koefesien gas hidrat menggunakan joule-thomson ................... 23
4.4 Analisis Pembentukan Hydrate Gas Menggunakan Kesetimbangan Vapor-
Solid .................................................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN........................................................................................ 25
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR SIMBOL
Pc = Pressure, Psia
Tc = Temperature, F
Mi = Molekul weight
Yi Fraksi Mol
x
Penanganan Hydrate Gas Didalam Pipa Alir
Sri wulan
143210375
ABSTRAK
Perkiraan ditahun 1930 an gas hidrate ditemukan terbentuk di jaringan pipa dan
meyumbat dibagian pipa serta menimbulkan beberapa permasalahan lainnya,
sehingga gas hidrat dipandang sebagai gangguan. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan titik terbentuknya gas hidrat menggunakan analisa kesetimbangan vapor
solid. Dengan perhitungan tersebut didapatkan pembentukan gas hidrat tersebut
terbentuk pada suhu 42.33 F di bawah titik suhu pembentukan gas hidrat dengan
menggunakan kesetimbangan vapor-solid. Skala studi kasus pada lapangannya
pemilihan motode penanganannya yang digunakan menggunakan inhibor serta secara
anlisis uji kasus lapangan menggunakan injeksi chemical.
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan kemajuan dizaman modern seperti sekarang ini, sinergi tidak lagi
didominasi dengan minyak saja. Alternative-alternatif lain mulai sering muncul
dipermukaan sebagai media penelitian penemuan yang baru. Baru-baru belakangan
ini juga gas hidrat juga sering muncul sebagai salah satu sarana energy yang terus
menerus terdorong untuk beroperasi pada bidang produksi gas (Harun, 2012; Naseer
& Brandst, 2011). Hal ini membuat setiap bagian negara berebut untuk meneliti
lebih lanjut usaha dan upaya agar misteri mengenai gas hidrat dapat terpecahkan,
hal-hal yang perlu dikatahui agar dapat menganalisa bagaimana gas hidrat tersebut
tersebentuk, masalah yang di timbulkan serta teknologi penemuan baru seperti apa
yang akan sesuai . Beberapa Negara tersebut antara lain amerika sarikat, jepang,
india,korea, china dan turki. Mereka telah melalukan beberapa observasi seperti,
pengeboran, explorasi sumur, coring, seismic survey, logging dan uji coba
laboratorium. Akan tetapi, pandangan dan asumsi juga melibatkan pendapat itu
sendiri berbeda-beda . (Merey, 2016)
1
Beberapa penemuan berikutnya salah satunya yaitu sekitar di tahun 2010 an,
Peneliti keahlian US Geological Survey menemukan potongan gas hidrat bewarna
putih dan abu-abu dari pembentukan metana yang tercampur dengan sedimen yang
berada didasar pemukaan laut di sekitar samudra pasifik dengan kedalaman air
kurang lebih 8000 kaki (United & Geological, 2007)
2
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Batasan masalah dalam penelitian ini terdiri dari beberapa cakupan masalah yang
akan diteliti dianataranya:
3
2. Penelitian ini hanya berfokus pada prediksi menentukan titik pembentukan gas
hidarat didalam pipa alir dengan menggunakan data masing-masing fraksi mol
dan data produksi seperti tekanan dan temperature
3. Penelitian ini tidak mempertimbangkan aspek perekonomian dalam melakukan
penganan ataupun analisa seabagai sumber energy masa depan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gas Hidrat merupakan gas alam yang telah menjadi salah satu target sinergi
masa depan yang paling penting bagi perusahaan dan negara baru-baru ini. Banyak
proyek eksplorasi gas hidrat dan uji produksi nasional dan internasional telah
diselenggarakan sejak tahun 2002. Adanya sumber daya alam tidak lepas dari makin
meningkatnya penemuan dan penelitian yang baru. Segala sesuatu uji coba dan
penelitian merupakan suatu kehendak Allah Subhana wata’ala yang membimbing
manusia apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi untuk dimanfaatkan manusia
ciptaannya dan sebagai khalifah di muka bumi. Dalam salah satu Firman Allah
sebagai petunjuk manusia pada Q.S Taha (20): 6, milik-Nya lah apa yanga ada di
langit dan apa yang ada dibumi, apa yang ada diantara keduanya, dan apa yang ada di
bawah tanah.
Gas bumi atau disebut juga dengan gas alam merupakan bahan bakar fosil
berbentuk gas yang ditemukan atau diperoleh lasnug dari perut bumi baik itu diladang
minyak, gas bumi dan juga bias ditemukan di tambang batu bara (Kemdikbud, 2015;
Kementerian ESDM, 2014)
Menurut Prof. Doddy Abdassah, Ph.D, seorang prof. Teknik Perminyakan di
ITB Gas hydrate adalah senyawa material yang berbentuk seperti es kristal yang
mana molekul-molekul air terbentuk menjadi bundaran klarat yang memiliki rongga,
rongga-rongga tersebut terisi dengan partikel gas. Menurut Alfian Usman sendiri,
Spesialis dari Energi Fosil Inkonvensional merupakan dari Pusat Teknologi Hulu
(Direktorat Hulu), hidrat gas terbentuk pada tekanan yang tinggi dengan temperature
yang rendah dan biasanya terdapat pada permukaan dasar laut (Harun, 2012)
5
Sedangkan kementerian energy dan sumber daya mineral (ESDM)
berpendapat Gas hidrat merupakan suatu es yang mebentuk seperti es Kristal yang
dikenal sebagai senyawa pertimbangan, menjadi senyawa spesifik di mana atom gas
terperangkap dalam struktur rongga yang terdiri dari atom air. Gas ini adalah aset
sinergi yang terbesar di bumi selain minyak, 53% dari pengangkatan hidrokarbon
tersebut secara nature adalah sebagian gas hidrat. Penilaian tersebut diketahui di
zona sekitar kutub utara dan dasar laut di dalam (ESDM, 2020).
Secara teori (Merey, 2016; USGS 2018) menjelaskan, Gas hidrat terbentuk
melalui adanya ikatan antara hidrokarbon dan oksigen yang senyawanya saling
berikatan. Hidrat ini terbentuk oleh respon antara karakteristik gas dan air . dalam
jumlah yang absolut, deposit atau pemasukan gas hidrat secara global dapat
diperkirakan menyita sebesar 324,8 x 10,15 m2 (106,000-876,000 triliun kaki kubik).
Sebagai perbandingan konsumsi gas hidrat di marekia serikat pada tahun 2016
melebihi 27,49 TCF. Menurut again Administrasi Informasi Energi AS, studi
menunjukan bahwa gas hidrat dapat mencegah setidaknya 10-15 persen dari
persedian karbon di global.
Dari jumlah deposit tersebut menurut (susanto heri, 2016) gas hidrat tersebut
menajari daya tarik dalam beberapa hal. (1) sebagai geohazard dibawah laut, (2)
sebagai factor perubahan iklim global, dan (3) sebagai sumber poyensi energy yang
cukup besar.
Gas hidrat terdiri dari beberapa unsur senyawa yang saling berikatan dalam
pembentukan strukturnya seperti pada unsur umumnya terdiri dari metana,etana,
propane dan karbon dioksida (Masoudi & Tohidi, 2005) . Senyawa-senyawa yang
terbentuk tersebut merupakan hal yang paling umum atau paling sering di jumpai di
system produksi minyak atau gas di penyumbatan pipa dengan tekanan yang tinggi
dan temperature yang rendah.(Lachance & Keinath, 2015)
Pada awalnya studi gas hidrat ini yang menyumbat pada pipa hanya
difokuskan untuk memastikan aliran minyak dan gas berjalan dengan baik tanpa
6
menimbulkan masalah pada produksinya. Hingga tiba di tahun 1980 an gas hidrat ini
telah menajdi masalah internasional bagi setiap perusahaan terhadap gas
hidrat.(Ruppel, 2018)
7
terhadap perguruan tinggi ataupun lembaga-lembaga penelitian juga sector-sektor
dari perusahaan swasta.
8
A. Hidrat Tipe I
Struktur atau tipe gas hidrat yang paling sederhana adalah Type I. Struktur
inijuga pertama kali di kemukakan oleh von stackelberg. Struktur Type I ini adalah
Dodecahedron dan Tetrakaidecahedron. Dodecahedron dengan 12 sisi polidron
sedangkan tetrakaicahedron memiliki 14 sisi ) dan terdiri dari 14 molekul air dengan
rumus teoritis X.534H2O, dan X adalah molekul-molekul gas pembentuk hidrat. Jika
dibandingkan Struktur kerangka Dodecahedran ini lebih kecil dari pada struktur
kerangka Tetrakaidecahedral
B. Hidrat Tipe II
Jika dibandingkan dengan struktur tipe I, jenis struktur II ini sangat komplek
yaitu molekul yang teridiri dari 136 molekul air. Jenis ini terdiri dari gas nitrogen,
propan dan ibutan. Kelebihannya struktur dari nitrogen mampu membentuk kerangka
9
dengan bentuk kecil maupun besar dalam menempati sturktur gasnya. Sedangkan
propan atau isobutan hanya bisa menempati struktur yang besar saja.
Pengaruh suhu dan tekanan juga dapat mempengaruhi bentuk hidrat. Struktur
hidrat tipe I yang berada pada suhu dan tekanan yang rendah, dapat berubah menjadi
struktur hidrat tipe II pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi (Nindya K, 2019)
10
Gambar 5. Mekanisme Terbentuknya Gas Hidrat (Kemdikbud,2015)
Dua kondisi penting yang dapat mendorong pembentukan gas hidrat yaitu
gas berada pada suhu dan tekanan yang sesuai, dan gas berada pada titik dew point
atau di bawah titik dew point. Hal yang kemungkinan besar dapat memperbesar
pembentukan gas hidrat yaitu suatu keadaan atau kondisi tekanan pada aliran gas
yang meningkat atau ketika gas menjadi lebih dingin. Hal ini memungkinkan air
membentuk hidrat sebagai hasil dari sifat ikatan hidrogennya. (Sanjaya & Nofendy,
2018a)
Peyumbatan pada pipa menjadi salah satu masalah dalam aliran sehingga akan
menimbulkan tingkat penyempitan dalam operasi penyaluran. Penyumbatan bisa
11
terjadi pada saluran valve atau fitting. Peyumbatan tersebut tentu saja dapat
menggangu proses dalam produksinya. Beberapa factor yang dapat membentuk hidrat
jika bebrapa hal terpenuhi yaitu (Kemdikbud, 2015):
Penanganan gas hidrat dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
teknologi, metode dan kebutuhan yang digunakan. Metode-metode mengantisipasi
dari pembentukan pada umumnya terdapat 3 cara yang biasa dilakukan (Kemdikbud,
2015; Nindya K, 2019)
12
1. Mengubah choke yang terdapat pada kepala sumur, sehingga bobot yang
berada didalam garis aliran dapat di pertahankan sehingga suhu akan di
pertahankan di atas suhu pembentukan gas hidrat.
2. Menginjeksi inhibitor hidrat hal ini untuk menurunkan titik pemadatan air
yang terbentuk di dalamnya.
Penginjeksian secara lansung ke inhibitor ini telah terbukti adanya
yaitu ujicoba yang dilakukan dengan menyuntikkan etilena glikol pada
sedimen yang berpori untuk menghambat gas hidrat. metode ini tegolong
cukup mengeluarkan biaya yang besar.
Pembentukan gas hidrat sebagian besar terjadi pada system
perpipaan, sehingga pada kasus inhibito percangan ini meliputi beberapa
hal (Ameripour, 2005):
Untuk meningkatka operasi pengiloasian suhu di dalam pipa
atau menerapkan panas didalam pipa
Bila memungkinkan agar bias dapat menurunkan tekanan
didalam pipa.
Dengan menambahkan sejumlah inhibitor yang sesuai pada
kondisi pipa dapat mengurangi suhu pembentukan atau juga
dapat meningkatkan tekanan pembentukan hidrat
Prinsip pada pengerjaan inhibitor untuk menngeserkan
pembentukan hidrat keluar dari kondisi operasinya yaitu tekanan dan
temperature. Methanol merupakan salah satu yang paling sering digunkan
karena bahannya yang sederhana da reable, namun kekurannganya adalah
apabila kadungan air didalamnya telalu banyak atau tekanan pada
pembentukan hidrat besar. Methanol tidak digunakan karena mengingat
harganya yang mahal (Novandy, n.d.)
13
3. Dehidrasi gas
Metode ini juga memerlukan biaya yang cukup minim, sehingga
cukup ideal jika digunakan tetapi kekurangannya pun pada metode ini
yaitu mengakibatkan injeksi pompa bisa tidak berjalan dengan baik.
Hallainnya juga dehidrasi gas bias menyebabkan korosi atau pengkaran
pada pipa aliran.
1. Heater
Paling umum heater ini memiliki minus uap air yang tetap berada didalam
gas dan kemungkinan terjadinya hidrat akan tetap terbentuk, karena itu kadang-
kadang perlu menjaga stabilitasnya temperature sampai tempat tujuan, sehingga
heaternya perlu di atur.
14
Indirect heater, yaitu fluida yang berada didalam pipa alir tetap
dialirkan, dan steam yang dipanaskan di pipa terseebut bekerja
sebagai alat pemanas diharapkan temperaturnya gasnya tetap
berada pada kondisi pembentukan hidrat
2. Heater Electric
heater electric dipisahkan menjadi dua kategori,lansung dan tidak
lansung. Dalam pemanasan yang lansung heater listrik lansung dialirkan melalaui
dinding pipa dan menghangatkan aliran pipa cairan tersebut secara khusus. Dalam
pemanasan tidak lansung aliran listrik dilakukan pemanasan diatas komponen
permukaan pipa, dan aliran cairan dihangatkan oleh konduksi thrmal
15
Berdasarkan peneltian menurut (Novandy, n.d.) dalam penginjeksian
chemical sebaiknya memprediksi terlebih dahulu temperature pada pembentukan
gas hidratnya. Dengan kata lain pada dasarnya pada lokasi lapangan jika tidak
diketahui temperaturnya makanhasilnya tidak akan sesuai dengan kenyataan
dilapangan, penentuaan ini dikuti dengan adanya kehadiran inhibitor
5. Scrubber
Scrubber biasanya bejana yang dipasang secara vertikal yang diatur
dengan interior untuk menyaring dan mengumpulkan kontaminasi. Kemenangan
operasi ini sangat bergantung pada tingkat kebersihan gas normal itu sendiri.
Sebagian besar karakteristik gas yang ada sebagian mengandung fluida air atau
disebut juga air bebas
6. Dehidrasi Gas
Dehidrasi gas adalah metode yang digunakan untuk mengisolasi uap air
dari aliran gas. Penanganan dehidrasi ini juga dikenal sebagai dehidrasi gas.
Kinerja dehidrasi ini yaitu untuk mempertemukan gas dengan zat yang dapat
mengikat air . dengan selang beberapa waktu zat tersebut akan jenuh oleh uap air
sehingga uap air tidak dapat menyerap dari gas, 2 jenis yang biasa digunakan
pada dehidrasi gas:
Liquid-Dessicant Dehydration
merupakan susunan DEG (diethylene glycol) atau TEG (triethylene
glycol).
Solid Dessicant Dehydration
Solid Dessicant Dehydration biasanya mengeluarkan biaaya yang
cukup tinggi dalam pengoperasiannya. Karena penggunaan yang sangat
terbatas ini, dalam aplikasi seperti itu zat H2s tinggi lebih berhasil daripada
16
pengeringan glikol untuk volume gas,jika volume gas tersebut besar pada
tekanan yang bervariasi.jika temperature gas naik maka laju alir gas harus di
turunkan sebagai ganti naik tadi, karena dehifrator sangat sensitive terhadap
temperature gas
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengumpulan data
Persiapan Data:
1. Data masing-masing fraksi mol setiap komponen gas
2. Data tekanan dan temperature sumur
Selesai
18
3.1JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang berupa dari
file-file paper ataupun jurnal ilmiah. Beruba data produksi sumur atau data
perusahaaan yang sesuai kita gunakan sebagai bahan yang dibutuhkan. Data-data
tersebut berupa data tekana, tempratur dan komponen gas pada masing-masing
fraksi molnya yang dapat digunakan sebagai perhitungan prediksi pembentukan
gas hidrat sebagai berikut:
b. Data sekunder operasional (tekanan dan temperature) pada pipa outlet 24 inch
19
tidak diinginkan bias dihindari dalam pendustrian gas alam. Maka dari itu
dilakukan analisa menentukan pembentukan gas hidrat pada pipa outlet 24 inch
cimalaya ini yang mungkin saja sebagai salah satu pipa terdapatnya factor
pembentukan hidrat
Penelitian dilakukan mulai pada bulan Oktober hingga Desember 2021 dengan
perincian kegiatan dapat dilihat pada tabel 1.
oktober-desember
No jenis kegiatan
oktober november desember
1 Studi literatur 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Pengumpulan dan pengolahan data
3 Evaluasi pengolahan data
4 Penyusunan proposal penelitian
5 Persentasi proposal penelitian
6 Revisian
5 Persentasi TA
20
BAB IV
Analisa study kasus hidrat gas dilakukan pada salah satu bagian dari
lapangan PT.Pertamina gas cimalaya yang berada pada wilayah operasi western java
area di distrik cimalaya. Penyaluran produksi gas yang dilakukan sepanjang jalur
merupakan penyaluran dengan menggunakan pipa. Pada lapangan PT. Pertamina gas
cimalaya atau disebut dengan stasiun composer gas (SKG) sebagai composer utama
yang yang mentrasformasi gas dari wilayah timur dan barat. Dalam hal ini lapangan
SKG sendiri merupakan distrik utama yang mana di distrik ini gas akan dipisahkan
dengan air dan gas, juga memberikankan tekanan pada tekanan yang rendah agar
dapat mengalirkan hingga ke pihak konsumen atau ke wilayah penyaluran yang
dituju. Pada penyalurannya pihak distrik utama menggunakan dua pipa penyaluran
yaitu pipa dengan ukuran 14 inch kea rah timur dan 24 ke arah barat.
Penyaluran utama yang digunakan pada SKG cimalaya salah satunya yaitu
dengan menggunakan turbin kompesor sebagai salah satu penyaluran dan membantu
untuk proses pendorongan pengiriman gas alam. Pipa jenis 24 inch ini dilakukan
untuk mengetahui tekanan dan temperaturnya yang dilakukan rutin setiap 1 bulan
sekali.
21
4.2 interprestasi data
1. Table fraksi mol untuk masing-masing komponen gas pada bulan juni 2019
2. Data tekanan dan temperatur pada pipa 24 inch bulan Juni 2019
22
4.3 Analisis Pembentukan Hydrate Gas Menggunakan Kesetimbangan Vapor-
Solid
𝑌𝑖
∑𝑛𝑖=1( ) − 1 ................................................................................. 1
𝐾𝑖
𝑇2 −𝑇1
𝜇𝜋 = lim .......................................................................... 2
∆𝑝→0 𝑝2 −𝑝1
23
𝛿𝑇
𝜇𝜋 = (𝛿𝑃)H ............................................................................................ 3
Perumusahan untuk gas menurut van der waal, pada jhoule Thomson adalah
2𝑎
−𝑏
𝑅𝑇
𝜇𝜋 = ............................................................................................... 4
𝐶𝑝
24
BAB V
KESIMPULAN
25
LAMPIRAN 1
analisa ga pada bulan januari - juni 2019 (sumber: pipa 24" CIMALAYA)
Pressure : 257 PSIG = 242.3 PSIA Temperature : 114.07 F
At 40 F At 45 F
komposisi gas fraksi
Ki Yi/Ki Ki Yi/Ki
N2 0.01538
CO2 0.06566
CH4 0.8443 2.08 0.4059135 2.22 0.3803153
C2H6 0.03108 0.342 0.0908772 0.63 0.0493333
C3H8 0.02634 0.040 0.6585000 0.082 0.3212195
n-C4H10 0.00642 0.44 0.0145909 0.74 0.0086757
i-C4H10 0.00468 0.015 0.3120000 0.033 0.1418182
n-C5H12 0.0015
i-C5H12 0.00192
C6H14 0.00272
1.0000 1.4819 0.9014
26
temperatur
40 F 1.4819
45 F 0.9014
x 1
𝑛 𝑌𝑖
𝑌𝑖 (𝐻1) − 1
∑ ( ) − 1 = H1 𝐾𝑖 × (𝐻1 − 𝐻2)
𝐾𝑖 (𝐻1)𝑌𝑖 (𝐻2)𝑌𝑖
𝑖=1
𝐾𝑖 − 𝐾𝑖
(1.4819−1)
= 40 - × (40-45) = 44.15043 F
(1.4819−0.9014)
27
2. Grafik konstanta kesetimbangan vapor solid pada masing-masing komponen
gas
a. Metana
b. Etana
28
c. propana
29
Gambar 9 Grafik kesetimbangan vapor solid n-butana
30
e. isobutana
31
3. Hydrate gas yang terbentuk
outlet 24''
bulan
hydrate T T operating
jan 44.15 113.15
feb 43.37 111.96
mar 44.08 111.03
apr 43.78 115.13
mei 41.69 116.60
juni 41.81 115.02
Rata perbulan 43.1467
T rata-rata
Temperature
80
hydrate T
60
20
0
jan feb mar apr mei juni
Bulan
32
LAMPIRAN 2
33
Tabel 3. Data fisik gas untuk menentukan nilai Pc dan Tc
Pc Tc
komponen Yi Mi Yi.Mi Yi.Pc Yi.Tc
Pa kPa K
N2 0.01538 28.014 0.431 3390000 3390 52.1382 126.2 1.940956
CO2 0.06566 44.010 2.890 7390000 7390 485.2274 304.21 19.97443
CH4 0.8443 16.043 13.545 4590000 4590 3875.337 190.564 160.8932
C2H6 0.03108 30.070 0.935 4850000 4850 150.738 305.32 9.489346
C3H8 0.02634 44.097 1.162 4210000 4210 110.8914 369.83 9.741322
n-C4H10 0.00642 58.123 0.373 3770000 3770 24.2034 425.12 2.72927
i-C4H10 0.00468 58.123 0.272 4480000 4480 20.9664 274.45 1.284426
n-C5H12 0.0015 72.150 0.108 3360000 3360 5.04 469.7 0.70455
i-C5H12 0.00192 72.120 0.138 3380000 3380 6.4896 568.1 1.090752
C6H14+ 0.00272 86.177 0.234 3020000 3020 8.2144 497.5 1.3532
1.0000 4739.246 209.2014
34
2. Hasil perhitungan
Dari beberapa table di atas, yaitu table 4 dan 5 maka dapat ditentukan
perhitungan untuk menentukan suhu terbentuknya gas hidrat pada jhoule
Thomson dengan data yang diproleh sebagai berikut.
hasil
No keterangan
perhitungan
1 Toutlet Toulet 115.5 K
2 Tc Diperoleh dari tabel 209.2014 K
3 Pc Diperoleh dari tabel 4739.246 Kpa
4 R ketetapan gas 8.314 kJ/kmol K
5 Cp (0 C) Diperoleh dari tabel 8.770654 kJ/kmol K
6 Cp (150 C) Diperoleh dari tabel 5.928047 kJ/kmol K
7 a 27 R2Tc2/64 Pc 299.6075
8 b RTc/8Pc 0.048309
2𝑎
( )−𝑏
9 µ𝜋 = 𝑅𝑇 0.049967 K/Kpa
𝐶𝑝
Berdasarkan (persamaan 3) maka dari table 6 dapat kita hitung dengan menggunakan
rumus jhoule Thomson untuk menentukan nilai suhu yang terbentuk
2𝑎
(𝑅𝑇) − 𝑏
µ𝜋 =
𝐶𝑝
2 × 299.6075
( ) − 0.048309
= 8.314 × 209.2014 = 0.049967 K/Kpa
5.928047
35
suhu yang
bulan
terbentuk
januari 0.049967
februari 0.030406
maret 0.030759
april 0.030545
mei 0.030542
juni 0.03093
0.03
0.030406 0.030759 0.030545 0.030542 0.03093
0.02
0.01
0
januari februari maret april mei juni
36
Tabel 6 Critical Constants and Acentric Factors of Inorganic and Organic Compounds
(Perry handbook)
37
Tabel 7 Critical Constants and Acentric Factors of Inorganic and Organic
Compounds (Perry handbook)
38
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, W., Rosyid, D. M., & Citrosiswoyo, W. (2012). Analisa Risiko dan
Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline. 1(1).
Aji, A. S., Priyonggo, P., & Wismawati, E. (2020). Pencegahan terbentuknya hidrat
dengan insulasi pada operasional pipa gas alam. Proceeding Conference of
Piping Engineering and Its Application, 5(1), 207–211.
http://journal.ppns.ac.id/index.php/CPEAA/article/view/1422/1005
Ameripour, S. (2005). Prediction of Gas-Hydrate Formation Conditions in
Production and Surface Facilities Prediction of Gas-Hydrate Formation
Conditions in Production and Surface Facilities. August, 79.
ESDM. (2020) Mengenal Gas Hidrat Potensi Energi Alternativ Masa Depan.
http:/litbang.esdm.go.id/
Harun, M. (2012). Warta Pertamina. Corporate Communication Sekretaris Perseroan
PT Pertamina (Persero), 7.
Kemdikbud. (2015). Gas Processing.