Tugas Akhir Lengkap Acc-Dikompresi - 025

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 47

PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN

TANGGUL LAUT PALIE KECAMATAN BALUSU KABUPATEN BARRU

TUGAS AKHIR

Oleh:
IRA SAFITRI
1722070012

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2020

i
ii
iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma (Ahli Madya Teknik)

disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Pangkep, 31 Agustus 2020


Yang menyatakan,

Ira Safitri.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga diberikan kemudahan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada

baginda Nabi Muhammad SAW. Atas suri teladannya. Alhamdulillah penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Pengawasan Pekerjaan

Pembangunan Tanggul Laut Palie Kecamatan Balusu Kabupaten Barru”.

Penyusunan laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademik

Politeknik Pertanian Negeri Pangkep untuk meraih gelar Ahli Madya Teknik.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan tugas akhir ini berkat

bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Olehnya

itu pada kesempatan yang berbahagia ini isinkan penulis haturkan terimakasih

yang tak terhingga kepada:

1. Ayahanda Santuo dan Ibunda Ruhana yang telah mendukung dan memberi

motivasi dalam menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri

Pangkep.

2. Dr. Ir. Darmawan, M.P. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Pangkep.

3. Syamsul Marlin Amir, ST., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Teknologi

Penangkapan Ikan.

4. Muhammad Nadir, M.Si. Selaku Ketua Prodi Teknik Kelautan.

5. Andi Imran Anshari, S.Pi., M.Si Selaku Pembimbing I dan

Ir. Syatir Suaib, M.Si Selaku Pembimbing II.

v
6. Dosen, Teknisi dan staf di Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan

khususnya Prodi Teknik Kelautan.

7. Kepada seluruh staff / pegawai Kantor Dinas PUPR Kabupaten Barru.

8. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Teknologi Kelautan dan Perikanan

(HIMATKP) tercinta.

9. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Teknik Kelautan Angkatan 2.

Semoga dengan tersusunya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporana ini jauh dari

kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun supaya menjadi lebih baik dimasa mendatang.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan, arahan,

bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak terkait sehingga laporan ini dapat

tersusun dengan baik.

Pangkep, 31 Agustus 2020

Ira Safitri

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

PERNYATAAN...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi

ABSTRAK .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 13

1.1 Latar Belakang .................................................................... 13

1.2 Tujuan dan Kegunaan ......................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 15

2.1 Pengertian Tanggul laut ...................................................... 15


2.2 Definisi Pengawasan Lapangan .......................................... 15
2.3 Lingkup Kegiatan Pengawasan ........................................... 16
2.4 Uraian Metode Pengawasan................................................ 18

BAB III METODOLOGI ....................................................................... 20

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......................................... 20

3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 20

vii
3.3 Metode Pengambilan Data .................................................. 20

3.4 Pengolahan Data ................................................................. 21

3.5 Analisis Data ....................................................................... 21

BAB IV KEADAAN UMUM LPERUSAHAAN .................................. 22

4.1 Keadaan Umum Lokasi....................................................... 22

4.2 Struktur Organisasi ............................................................. 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 25

5.1 Gambar Tanggul Laut Palie ................................................ 25

5.2 Pembersihan Lokasi ............................................................ 26

5.3 Pemasangan Bouwplank...................................................... 27

5.4 Pengawasan Pekerjaan Galian Tanah Berpasir ................... 28

5.5 Pengawasan Pemasangan Buis Beton ................................. 29

5.6 Pengecoran Buis Beton ....................................................... 31

5.7 Pemasangan Besi Perekat ................................................... 32

5.8 Pengawasan Pengukuran Kembali ...................................... 33

5.9 Pemasangan Besi Melintang ............................................... 34

5.10 Pemasangan dan Pengecoran Bekisting ............................ 35

5.11 Pemasangan Batu Kosong (bolder) .................................. 37

5.12 Pekerjaan Finishing .......................................................... 37

viii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 39

6.1 Kesimpulan ......................................................................... 39

6.2 Saran ................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 40

LAMPIRAN ............................................................................................ 41

RIWAYAT HIDUP................................................................................. 45

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kantor Dinas PUPR ......................................... 22

Gambar 5.1 Gambar Tanggul Laut Palie ................................................ 26


Gambar 5.2 Pembersihan Lokasi Pantai Palie ........................................ 26
Gambar 5.3 Pemasangan Bouwplank ...................................................... 27
Gambar 5.6 Pengecoran Buis Beton ....................................................... 32
Gambar 5.7 Pemasangan Besi Perekat .................................................... 33
Gambar 5.8 Pengukuran Kembali ........................................................... 34
Gambar 5.9 Pemasangan Besi Melintang ............................................... 35
Gambar 5.10 Pemasangan dan Pengecoran Bekisting ............................ 36
Gambar 5.11 Pemasangan Batu Bolder .................................................. 37
Gambar 5.12 Tahap Finishing................................................................. 38

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alat yang Digunakan Pada Pekerjaan Tanggul Lut Palie .............. 42
Lampiran 2. Pekerjaan Tanggul Laut Palie ........................................................ 43
Lampiran 3. Papan Proyek Pekerjaan Tanggul Laut Palie ................................. 44
Lampiran 4. Rincian Anggaran Biaya Pembangunan Tanggul Laut Palie ......... 44
Lampiran 5. Rekapitulasi RAB Pembangunan Tanggul Laut Palie ................... 45

xi
ABSTRAK

IRASAFITRI. 1722070012. Pengawasan Pekerjaan Pembangunan Tanggul Laut


PaliE Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. (Dibimbing oleh ANDI IMRAN
ANSHARI dan SYATIR SUAIB).

Permasalahan abrasi secara umum banyak terjadi di wilayah pantai


Indonesia, secara khusus di Palie Kabupaten Barru. Dampak dengan adanya
abrasi menyebabkan terkikisnya daratan oleh aktivitas air laut. Pengikisan ini
disebabkan oleh gelombang yang menuju pantai lebih banyak yang diteruskan
daripada dipantulkan, olehnya itu, untuk diperlukan suatu bangunan yang dapat
meredam atau memantulkan gelombang yang datang menuju pantai. Salah satu
bangunan yang dimaksud adalah tanggul laut (Sea Dike).
Tujuan tugas akhir untuk mendeskripsikan pengawasan pekerjaan
pembangunan tanggul laut Palie Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Sedangkan
keguanaannya untuk menambah wawasan bagi para pembaca dalam hal
pengawasan pembangunan tanggul laut.
Pengumpulan data lapangan dimulai bulan November sampai dengan
bulan Desember 2019, bertempat di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
(PUPR) Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.. Metode pengambilan data dengan
cara observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi.Pengawasan Pekerjaan
Pembangunan Tanggul Laut Palie Kecamatan Balusu Kabupaten Barru berjalan
sesuai prosedur pengawasan yang telah ditentukan. Pengawasan pekerjaan
meliputi : 1) Gambar Tanggul Laut Palie, 2). Pembersihan lokasi, 3) Pemasangan
Bouwplank, 4) Pengawasan Pekerjaan Galian Tanah Berpasir, 5) Pengawasan
Pemasangan Buis Beton, 6) Pengecoran buis beton,7) Pemasangan Besi Perekat 8)
Pengawasan pengukuran kembali, 9) Pemasangan Besi Melintang, 10)
Pemasangan dan Pengecoran bekisting, 11) Pemasangan batu kosong (Bolder),
12) Pekerjaan Finishing.

Kata Kunci : Pengawasan, Tanggul Laut, Kabupaten Barru

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan tekanan terhadap wilayah pantai menyebabkan terjadinya

berbagai permasalahan yang cukup serius, salah satu fenomena yang banyak

terjadi di wilayah pantai indonesia yaitu terjadinya abrasi. Abrasi merupakan

fenomena pengikisan daratan oleh air laut. Pembangunan di sekitar wilayah

pantai akan menyebabkan terjadinya abrasi pantai yang secara perlahan-lahan

akan mengikis daratan. Pengikisan yang terjadi secara terus menerus

menyebabkan perairan yang terbentuk semakin luas sehingga membentuk perairan

baru. Perairan ini dapat disebut sebagai perairan pantai abrasi (Utojo, 2008).

Nanda et al (2011) menyebutkan bahwa terjadinya abrasi disebabkan oleh

alam atau akibat aktivitas manusia. Fenomena alam menyebabkan terjadinya

abrasi diantaranya adalah angin, gelombang, pasang surut, arus pantai, badai dan

kenaikan muka air laut. Sementara kegiatan manusia yang menyebabkan

terjadinya abrasi yaitu pengerukan, pembangunan pelabuhan ditepi pantai,

pembangunan geroin dan jeti, sirkulasi air sungai, pembangunan dinding pantai,

kerusakan mangrove dan penyanga alami lain serta penambangan atau ekstraksi

air tawar.

Penanganan abrasi pantai dilakukan dengan metode yang berbeda pada

masing-masing wilayah, tergantung dari karakteristik wilayah tersebut. Pada

dasarnya, metode penanganan abrasi dapat dilakukan dengan membuat penahan

13
(barrier) baik berupa hard barrier (tanggul, geroin, dsb) maupun soft barrier

(mangarove) (Handako, 2007).

Bentuk penanganan abrasi di pantai PaliE, Kecamatan Balusu, Kabupaten

Barru yang menonjol yakni dibuatnya tanggul penahan abrasi. Tanggul ini

berfungsi untuk membendung masuknya air laut ke wilayah daratan. Dampak dari

penanganan abrasi di Kecamatan Balusu ini dapat di fungsikan sebagai kawasan

wisata bagi masyarakat setempat. Pembangunan tanggul laut merupakan cara

pemerintah untuk mengatasi permasalahan pada wilayah pantai PaliE Kecamatan

Balusu Kabupaten Barru, oleh karena itu dalam kaitanya dalam hal tersebut diatas

maka penulis mengambil judul “ Pengawasan Pekerjaan Pembangunan Tanggul

Laut Palie Kecamatan Balusu Kabupaten Barru ”.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

1.2.1 Tujuan

Tujuan tugas akhir ini adalah mendeskripsikan pengawasan pekerjaan

pembangunan tanggul laut PaliE Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.

1.2.2 Kegunaan

Kegunaan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai bahan informasi bagi

mahasiswa Program Studi Teknik Kelautan dalam memenuhi kebutuhan

akademik, serta bagi mereka yang berkecimpung di bidang pengawasan,

khususnya pengawasan pekerjaan lapangan.

14
BAB II

TINJAUAN PUATAKA

2.1 Pengertian Tanggul Laut (Sea Dike)

Tanggul / dinding laut (sea dike) adalah bentuk pertahanan pesisir yang

digunakan untuk melindungi daerah konversi, tempat tinggal manusia, dan

kegiatan rekreasi dari kekuatan pasang surut dan gelombang yang

mengakibatakan terjadinya abrasi pada wilayah pantai (Kamphius, 2010)

Tanggul laut juga dapat dikatakan sebagai pelindung/penahan terhadap

kekuatan gelombang. Tanggul laut pada umumnya dibuat dari konstruksi padat

seperti beton, sehingga tanggul laut tidak meredam energi gelombang, tetapi

gelombang yang memukul permukaan tanggul laut akan dipantulkan kembali dan

menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya. Bahan konstruksi tambahan tanggul

antara lain; vinil, kayu, aluminium, fiberglass komposit, dan karung pasir besar

yang terbuat dari jerami dan sabut (Clark, 1994).

2.2 Definisi Pengawasan Lapangan

Dalam dunia teknik, pengawasan adalah suatu disiplin ilmu pengendalian

pelaksanaan kegiatan fisik suatu aktivitas pembangunan. Pengawasan lapangan

pekerjaan tanggul laut agar proses pembuatan tanggul laut dilapangan sesuai

dengan prosedur pekerjaan agar memeperoleh kualitas yang diinginkan, setiap

pelaksanaankonstruksi fisik bangunan pemerintah maupun swasta yang dilakukan

oleh kontraktor, harus mendapat pengawasan secara teknis dilapangan, agar

15
rencana dan spesifikasi teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar

pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung secara efektif (Dendiatama, B. 2009).

Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan secara penuh dengan

menempatkan tenaga-tenaga ahli pengawasan dilapangan sesuai kebutuhan dan

kompleksitas pekerjaan. Konsultan pengawas bertugas secara umum mengawasi

pekerjaan konstruksi, dari segi biaya, mutu, dan waktu kegiatan pelaksanaan dan

bertanggung jawab secara professional atas jasa pengawasan yang dilakukan

sesuai ketentuan dank ode etik profesi yang berlaku. Kinerja pengawasan

lapangan sangat ditentukan oleh kualitas, integritas, dan intensitas pengawasan,

yang secara menyeluruh dapat melakukan kegiatannya berdasarkan acuan kerja

pengawasan konstruksi umum atau kerangka acuan kerja (KAK) yang berlaku

ditiap instansi maupun yang di sepakati (Dendiatama, 2009).

2.3 Lingkup Kegiatan Pengawasan

Menurut Abrar, (2009) managemen proyek: perencanaan, penjadwalan dan

pengendalian proyek. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan

pengawas adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku serta gambar kerja,

perincian penawaran, rencana kerja dan syarat-syarat yang merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak pemborongan jasa kontruksi,

lingkup kegiatan tersebut antara lain:

1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan

dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan

16
2. Menyusun field engineering kondisi awal dan rekayasa lapangan ( penyesuaian

rencana awal dan kondisi/kebutuhan lapangan), sebagai syarat utama tagihan

pekerjaan konsultan pengawas.

3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan

laju pencapaian volume/ realisasi fisik sampai dengan serah terima pekerjaan

konstruksi.

4. Memberhentikan (sementara) pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai/

memenuhi spesifikasi.

5. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan

yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi

6. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dengan pelaksana

kontraktor dan unsur pengawas, membuat laporan mingguan dan bulanan

pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil-hasil rapat lapangan, laporan

harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh

kontraktor konstruksi

7. Menyelenggarakan rapat secara berkala dengan unsur pelaku proyek terkait

8. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan dan perhitungan volume pekerjaan (

back up data ), serta berita acara serah terima pertama pekerjaan konstruksi.

9. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh

kontraktor konstruksi untuk disahkan oleh pejabat pembuat komitmen (PPK)

kegiatan konstruksi

10. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (as-built

drawing) sebelum serah terima pertama

17
11. Menyusun laporan secara periodik (rekapitulasi pelaksanaan pekerjaan dua

minggu yang meliputi permasalahan/kendala dilapangan dan resume

pekerjaan) kepada PPK.

2.4 Uraian Metode Pengawasan

Abrar (2009) mengemukakan bahwa konsultan pengawas harus membuat

uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan

pengawasan pelaksanaan yang dihadapi dilapangan secara garis besar adalah

sebagai berikut:

2.4.1 Pekerjaan Persiapan

1. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan

2. Memeriksa dan menyetujui time schedule/bar chart, s-curve / network planning

yang diajukan oleh kontraktor konstruksi untuk selanjutnya diteruskan kepada

PPK untuk mendapat persutujuan.

2.4.2 Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan

1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan,

kordinasi dan inpeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis

maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai

dengan pekerjaan diserahkan

2. Mengawasi kebenaran metode pelaksanaan, ukuran, kualitas dan kuantitas dari

bahan atau komponen bangunan, komposisi campuran, peralatan dan

perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja

lainnya

18
3. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan pengambilan tindakan yang tepat dan

cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan

4. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan

pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta

berpengaruh pada ketentuan kontrak untuk mendapatkan persetujuan dari

pemimpin kegiatan

5. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan

penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak,

setelah mendapat persetujuan PPK

6. Memberhentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi

dalam dokumen kontrak, menolak bahan yang tidak memenuhi spesifikasi

7. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada kontraktor konstruksi dalam

melakukan sosialisasi dengan masyarakat dan aparat pemerintah serta

mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan

8. Memberikan bimbingan/petunjuk kepada kontraktor konstruksi dalam hal

tahapan/metode pelaksanaan agar hasil pelaksanaan memenuhi spesifikasi yang

ditentukan oleh PPK.

19
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pengumpulan data lapangan dimulai bulan November sampai dengan

bulan Desember 2019. Pada kantor dinas pekerjaan umum penataan ruang

(PUPR) Kabupaten Barru Sulawesi Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :

1. Alat tulis

2. Camera handphone

3. Laptop

3.3 Metode Pengambilan Data

3.3.1 Data Primer

Data primer ialah data yang didapat langsung dari sumbernya. Untuk

mendapatkannya dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1. Observasi, merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di

lapangan.

2. Wawancara, data diperoleh dengan melakukan tanya jawab langsung dengan

pihak yang terkait dan berwenang memberikan keterangan mengenai data-

data pada proyek tersebut.

20
3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder dapat diperoleh melalui metode kajian pustaka yaitu

berdasarkan sumber buku atau situs internet.

3.4 Pengolahan Data

Data yang telah penulis kumpulkan baik dalam bentuk data primer

maupun data sekunder selanjutnya diseleksi dan dipisahkan sesuai dengan

kebutuhan, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tulisan-tulisan atau

uraian, diagram, tabel dan gambar.

3.5 Analisis Data

Data yang didapat diolah terlebih dahulu selanjutnya dianilisis

menggunakan analisis deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan

sebenarnya yang terjadi di lapangan dan kemudian dibandingkan dengan teori

yang ada.

21
BAB IV

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi

Kantor dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) merupakan

bidang pekerjaan umum. Salah satu bidang yang vital dalam pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten Barru khususnya dalam rangka mendukung

/membackup bidang lainya. Peran dinas pekerjaan umum tersebut tidak dapat

dilepaskan dari fungsinya sehingga kinerja dinas akan berdampak secara

lanngsung terhadap kinerja pembangunan kabupaten secara umum.

Kantor Dinas PUPR terdiri dari beberapa bidang yaitu bidang pengairan,

bidang bina marga dan bidang cipta karya. Kantor dinas PUPR berlokasi di Jl.

Sultan Hasanuddin No.82, Sumpang Binangae Kecamatan Barru, Kabupaten

Barru, Sulawesi Selatan 907212. Peta lokasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kantor Dinas PUPR


(Sumber: Googe Eart Kantor Dinas PUPR ,2019)

22
4.2 Struktur Organisasi

Dalam melakukan tugas sehari-hari di kantor para kabid dan stafnya

dikepalai oleh seorang kepala dinas yang dibantu oleh beberapa personil seperti

struktur organisasi dibawah ini (Gambar 4.2)

KEPALA DINAS PUPR


DRS.BAHARUDDIN

SEKERTARIS PENYUSUNAN
A. RATNAWATY,ST ASEP SUHARJA

KASUBANG UMUM
HJ. RATNAWATI

KABID BINA MARGA KABID CIPTA KARYA


KABID PENGAIRAN
INDRA JAYA ANDI
RUNNY DWI WAHYUNI HAEDAR,ST
DIAMASO,ST.,MT

KEPALA SEKERTARIS BINA KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


OPRASI PEMBANGUNAN JALAN PEMBANGUNAN
MASLINAH, ST JAFAR,ST BAHARUDDIN ALI,ST

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN KEPALA SEKSI TATA


PEMBANGUNAN JEMBATAN
SAFIRAH SIHAB,ST
FAISAL,ST MAS’UDI,ST

KEPALA SEKSI SUNGAI KASI PERALATAN KEPALA SEKSI


HASRIAH HALIDE,ST HJ.SYARIF ULFIAH,S.SOS SUHAERUL,ST

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kantor Dinas PUPR


(Sumber: Kantor Dinas PUPR, 2019)

23
Kepala dinas sebagai penanggung jawab penuh pada kantor dinas PUPR. Kepala

bidang bertugas sebagai pengarah dan pengawas kepala seksi pada masing-masing

bidang.

24
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengawasan Pekerjaan tanggul laut (sea dike) Palie Kecamatan Balusu

Kabupaten Barru mengacu pada pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh CV.

Solidaritiy Utama Grup, dengan nilai kontrak sebesar Rp. 777.784.000 , No.

SPMK : 04\08\SPMK\PG-TP\DPUPR\XII\2019, jangka waktu pelaksanaan 42

hari kalender dengan sumber dana ; dana alokasi khusus (DAU) untuk jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran 3, sedangkan rincian anggaran biaya dan rekapitulasi

anggaran biaya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

5.1 Gambar Tanggul Laut Palie

Gambar kerja digunakan untuk keperluan pengukuran di lapangan dimana

menjadi patokan perencanaan untuk pengukuran dan menentukan titik yang akan

dikerjakan. Gambar juga dapat digunakan sebagai peningkat daya berfikir untuk

perencana. Hal tersebut karena dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas

dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk gambar melalui suatu proses. Kemudian

gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini dilakukan berulang-ulang sehingga

dapat menghasilkan gambar yang di inginkan, selengkapnya dapat dilihat pada

Gambar 5.1.

25
Gambar : 5.1 Tanggul Laut Pantai Palie
(Sumber : Kantor Dinas PUPR Kabupaten Barru, 2019)

5.2 Pembersihan Lokasi

Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi kerja harus dibersihkan dari berbagai

tanaman, sampah dan lain-lain. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul , tanah

bahan timbunan harus bersih dari humas, agar dalam pekerjaan proyek dapat

mempermudah pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Adapun dokumentasi

dari pembersihan lokasi dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar : 5.2 Pembersihan Lokasi Pantai Palie


(Sumber : Proyek Pembangunan Tanggul Laut Pantai Palie 2019)

26
5.3 Pemasangan Bouwplank

Bouwplank adalah semacam pembatas yang dipakai untuk menentukan

titik bidang kerja pada sebuah proyek pendirian bangunan atau rumah. Jika

dibahasakan secara sederhana, bouwplank ini adalah patok kayu sementara yang

dibuat untuk meletakkan titik-titik As bangunan (dengan menggunakan paku)

sesuai dengan gambar denah bangunan yang ada. Pada bouwplank ini nanti

pekerja akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang

lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini

nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pondasi, kolom, dan

pemasangan dinding bata adapun, disampung itu kegunaan dari pemasangan

bouwplank ini untuk menentukan wilayah pekerjaan dan untuk memastikan agar

perletakan dan ukuran bangunan sesuai dengan denah rencana . Dokumentasi

pemasangan bouwplank dapat dilihat pada Gambar 5.3

Gambar : 5.3 Pemasangan Bouwplank


(Sumber: Proyek Pembangunan Tanggul Laut Pantai Palie 2019)

27
Bouwplank bisa dibuat dari bahan yang sangat sederhana sekali yaitu dari

papan kayu kualitas rendah atau kelas C karena hanya digunakan sementara saja

dan tidak butuh daya kekuatan yang begitu besar, selain papan kayu, pembuatan

bouwplank juga membutuhkan kayu lain namun yang berukuran panjang.

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pemasangan bouwplank yaitu:

1) Alat

a) Palu

b) Gergaji

c) Pensil Tukang

d) Parang untuk meruncingkan kasau yang dijadikan patok

2) Bahan

a) Papan

b) Kasau atau Usuk

c) Paku

d) Benang Nilon

5.4 Pengawasan Pekerjaan Galian Tanah Berpasir

Pekerjaan galian tanah berpasir ini menggunakan excavator, dimana

pekerjaan galian akan selalu mengacu pada bowplank yang telah ditetapkan oleh

direksi dan pengawas lapangan. Pekerjaan ini dilakukan tahap demi tahap sesuai

dengan dimensi galian yang telah ditentukan dan kedalaman galian telah sesuai

dengan gambar rencana, serta memperhitungkan kesinambungan dengan

pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, selanjutnya

diteruskan dengan pemasangan buis beton yang telah selesai di cetak.

28
5.5 Pengawasan Pemasangan Buis Beton

Ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum melakukan pemasangan buis

beton yaitu :

1. Tahap Persiapan Pemasangan Buis Beton

Pada tahap ini, gambar perencanaan dan survey lokasi adalah hal yang harus

disiapkan dengan matang. Dimana hal yang didapat adalah ukuran awal dari

semua rencana pekerjaan pemasangan buis beton. Pada lokasi pemasangan

buis beton untuk pembangunan tanggul laut di pantai Palie mempunyai

ukuran sepanjang 180 meter dengan jumlah buis brton yang digunakan

sebanyak 2323 buah buis beton, yang terdiri atas 3 susun buis beton untuk

memperkuat bangunan tanggul. Adapun dokumentasi lokasi dapat di lihat

pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5. Peta Lokasi Untuk pemassangan Buis Beton


(Sumber: Kantor dinas PUPR kabupaten Barru 2019)

Keterangan: : Panjang bibir pantai untuk pemasangan Buis Beton

29
2. Tahap Penggalian Area Pemasangan Buis Beton

Tahap kedua adalah tahap penggalian, tahap penggalian dilakukan setelah

pengukuran dan penggambaran telah selesai. Dalam proses penggalian ini,

dilakukan dengan menggunakan excavator dengan sistem trimming slope.

Adapun dokumentasi untuk penggalian tanah untuk pemasangan buis beton

dapat dilihat pada Gambar 5.6

Gambar : 5.6 Penggalian Tanah Pemasangan Buis Beton


(Sumber: proyek pembangunan tanggul laut pantai Palie 2019)

3. Tahap Proses Pemasangan Buis Beton

Tahap ketiga adalah tahap pemasangan, dalam proses pemasangan buis

beton dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat berat

seperti excavator yang disesuaikan dengan seberapa dan banyak berat buis

beton yang akan dipasang. Dalam pemasangannya, buis beton dipasang

berjajar dan saling disambungakn antara satu dengan yang lainya. Adapun

dokumentasi pemasangan buis beton dapat dilihat pada Gambar 5.7

30
Gambar: 5.7 Pemasangan Buis Beton
(Sumber: Proyek Pembangunan Panggul Laut Pantai Palie 2019)

5.6 Pengecoran Buis Beton

Dalam pelaksanaan pekerjaan tanggul laut dilakukan tahap pengecoran

buis beton yang sudah di pasang. Buis beton di cor dengan campuran K100, buis

beton diisi satu persatu dengan campuran yang sudah di tetapkan oleh kepala

tukang guna untuk memperkuat pasangan buis beton dari ancaman gelombang

pasang ataupun terjadinya kenaikan muka air laut. Pengecoran satu buah buis

beton dengan diameter 1 meter, dengan campuran beton fc : 7,4 Mpa (K100) atau

setara dengan 1 Pc, 2 PB, 3Kr. Proses pengecoran buis beton dapat dilihat pada

dokumentasi Gambar 5.6

31
Gambar 5.6. Pengecoran Buis Beton
(Sumber: proyek pembangunan Tanggul Laut Pantai Palie 2019)

5.7 Pemasangan Besi Perekat

Kontraktorharus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat

pada tempat kedudukan yang telah ditunjukkan dalam gambar dan harus ada

jaminan bahwa besi perekat itu akan tetap pada kedudukanya pada waktu

pengecoran buis beton. manfaat dalam pemasangan besi perekat pada buis beton

agar buis beton dapat terikat satu sama lain dan tidak mudah roboh ketika adanya

hantaman arus laut dan juga memperkuat ketahanan tanggul laut. Adapun

dokumentasi dari pesangan besi perekat dapat dilihat pada Gambar 5.7

32
Gambar 5.7 Pemasangan Besi perekat
(Sumber : Proyek pembangunan tanggul laut pantai Palie 2019)

5.8 Pengawasan Pengukuran Kembali

Pelaksanaan pengukuran kembali dilakukan untuk memastikan apakah

panjang buis beton yang sudah terpasang sudah sesuai dengan yang diinginkan.

Selanjutnya hasil pengukuran diserahkan kepada pihak PPK untuk melihat

seberapa jauh pekerjaan tanggul yang telah selesai, setelah itu dilakukan

pemasangan besi memanjang diatas buis beton dan disusul dengan pelaksanaan

pengecoran bekisting. Adapun dokumentasi dapat dilihat pada Gambar 5.8

33
Gambar 5.8 Pengukuran Kembali
(Sumber : Proyek Pembangunan Tanggul Lauat Pantai Palie 2019)

5.9 Pemasangan Besi Melintang

Pekerjaan pembesian selalu erat hubungannya dengan pembuatan elemen

struktur beton disamping pekerjaan bekisting dan pengecoran beton. Sebelum

dilakukan pembesian perlu dilakukan marking. Marking sendiri adalah

pengukuran as atau posisi kolom dimana pekerjaan pembesian tidak boleh

melencemg dari gambar rencana atau shop drawing. Pekerjaan pembesian ini

akan berpengaruh besar terhadap kualitas kekuatan dan daya tahan pada bangunan

yang akan dibuat. Adapun dokumentasi dari pemasangan besi dapat dilihat pada

Gambar 5.9

34
Gambar 5.9. Pemasangan Besi Melintang
(Sumber : Proyek Pembangunan Tanggul Laut Pantai Palie 2019)

5.10 Pemasangan dan Pengecoran Bekisting

Bekisting atau formwork adalah salah satu faktor yang penting yang harus

direncanakan secara matang dalam suatu pekerjaan konstruksi beton. Menurut

Stephens (1985), bekisting atau formwork adalah cetakan sementara yang

digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan

bentuk yang dinginkan.

Adapun cara pemasangan bekisting sampai dengan percetakan beton yaitu :

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, serta ukran dan

posisi yang telah ditetapkan.

 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang

diakibatkan oleh beton basah.

 Bekisting harus cukup kaku, artinya harus dapat menghasilkan bentuk

yang tetap bag struktur beton sesuai dengan yang direncanakan.

35
 Perencanaan bekisting didasarkan oleh kemudahan pemasangan,

kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasanga dan biaya yang efesien.

 Sambungan bekisting harus baiksehingga tidak rusak/bocor pada saat

pelaksanaan pengecoran dan juga tuidak merusak beton.

 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen

dan tidak merusak beton.

 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai gambar rencana baik

secara vertikal maupun horizontal.

Adapun dokumentasi dari pemasangan bekisting dan pengecoran pada proyek

pembangunan tanggul laut pantai Palie, dapat dilihat pada Gambar 5.10

Gambar 5.10 Pemasangan dan Pengecoran Bekisting


(Sumber: Proyek pembangunan tanggul laut panatai Palie 2019).

36
5.11 Pemasangan Batu Kosong (Bolder)

Batu yang digunakan harus padat, keras dan tahan terhadap abrasi air serta

harus mendapat persetujuan dari direksi. Ukuran batu kosong (bolder) sebesar 50-

100 cm. Penyusunan batu dilakukan dengan alat berat serta tenaga manusia

sehingga diperoleh permukaan yang sesuai dengan gambar rencana. Adapun

dokumentasi dari pemasangan batu bolder, dapat dilihat pada Gambar 5.13

Gambar 5.11. Pemasangan Batu Bolder


(Sumber : Proyek Pembangunan Tanggu Laut Pantai Palie 2019)

5.12 Pekerjaan Finishing

Pembongkaran dan pembersihan tempat kerja setelah penyelesaian

pekerjaan konstruksi dan setelah disetujui oleh direksi, membongkar bangunan-

bangunan, sampah barang-barang tidak berguna, kecuali fasilitas-fasilitas yang

tercantum dalam spesifikasi umum, menimbun lubang-lubang dan merapikan

tempat-tempat yang berongga yang diperlukan selama pelaksanaan dan

meninggalkan wilayah kegiatan seperti keadaan semula sebagaimana ditentukan

oleh direksi. Biaya pembongkaran dan pembersihan tempat kerja dan

37
fasilitas/bangunan lainya, semuanya ditanggung oleh pihak pelaksana pekerjaan.

Adapun gambar dokumentasi dapat dilihat pada Gambar 5.12

Gambar: 5.12 Tahap Finishing


(Sumber: Proyek Pembangunan Pantai Palie 2019)

38
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengawasan Pekerjaan Pembangunan Tanggul Laut Palie Kecamatan

Balusu Kabupaten Barru berjalan sesuai prosedur pengawasan yang telah

ditentukan. Pengawasan pekerjaan meliputi :1) Gambar Tanggul Laut Palie, 2).

Pembersihan lokasi, 3) Pemasangan Bouwplank, 4) Pengawasan Pekerjaan Galian

Tanah Berpasir, 5) Pengawasan Pemasangan Buis Beton, 6) Pengecoran buis

beton, 7) Pemasangan Besi Perekat 8) Pengawasan pengukuran kembali, 9)

Pemasangan Besi Melintang, 10) Pemasangan dan Pengecoran bekisting, 11)

Pemasangan batu kosong (Bolder), 12) Pekerjaan Finishing.

6.2 Saran

1. Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan memperhitungkan

segala kemungkinan dan resiko yang bisa terjadi, sehingga tidak

mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan.

2. Pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi proyek untuk

mengontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah

ditentukan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Clark., (1994). Pelindung/penahan Terhadap Kekuatan Gelombang


https://hasrulcivil.academia.edu.diambil pada 18 maret 2019

Dendiatama, B. (2009). Pengertian dan ruang lingkup proyek.


http;//dendiatama.blogspot.com.html. diambil pada 15 april 2020
14:58:11

Handako, (2007);Saru dkk, (2009). Penanganan abrasi terhadap wilayah


pantai.https://www.slideshare.net.diambIl pada 18 maret 2020

Husen, Abbar.(2009). Managemen Proyek: Perencanaan,Penjadwalan dan


pengendalian proyek. Yogyakarta:andi offset

Kamphius,(2010). Pengertian tanggul. https://www.tneutron.net.diambil pada 19


maret 2020

Utojo (2004). Peningkatan tekanan terhadap wilayah pantai.


https;//terraconblock.com

Nanda et al., (2011). Penyebab terjadinya abrasi. https://bangazul.com.diambil


pada 19 maret 2020

40
LAMPIRAN

41
Lampiran 1. Alat Yang Digunakan Pada Pekerjaan Tanggul Laut Palie

Molen Excavator

42
Lampiran 2. Pekerjaan Tanggul Laut Palie.

Proses Pengambilan Krikil Buis Beton yang Telah Jadi


Untuk campuran bet

Pemasangan Buis Beton Pengukuran Buis Beton

43
Lampiran 3. Papan Proyek Pekerjaan Tanggul Laut Palie

Papan Proyek

44
Lampiran 4. Rincian Anggaran Biaya Pembangunan Tanggul Laut Palie

Sumber : Kantor Dinas PUPR Kabupaten Barru

45
Lampiran 5. Rekapitulasi RAB Pembangunan Tanggul Laut Palie

Sumber : Kantor Dinas PUPR Kabupaten Barru

46
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ira Safitri

Nim : 1722070012

Tempat/Tanggal Lahir : Mattirodeceng, 27 11 1999

Jurusan : Teknologi Penangkapan Ikan

Program Studi : Teknik Kelautan

Pengalaman Organisasi :1. Anggota PEC (Politani English Club)

2. Anggota HIMATKP

3. Anggota GAPPEMBAR

4. Pengurus HIMATKP 2019

Pelatihan/Seminar :1. Pelatihan K3 dan Medis

2.

Alamat : Pujananting, Kabupaten Barru

Telepon/Hp : 0852-4769-3849

Email : [email protected]

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggung jawabkan secara hukum

Pangkep

Ira Safitri

47

Anda mungkin juga menyukai