Adriansyah - F33118128 (MAKALAH KEWIRAUSAHAAN)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh : ADRIANSYAH


Stambuk : F33118128

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Ini.
Tugas Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Tugas Besar ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Makalah ini ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palu, 13 Januari 2022

Penulis

ADRIANSYAH

Stambuk. F331 18 128


BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Semua orang di dunia bercita-cita agar hidupnya sukses, akan tetapi kesuksesan

tersebut tidak dapat kita raih dengan mudah. Jalan untuk menuju kesuksesan tersebut

juga berbedabeda. Banyak pilihan jalan untuk menuju kesuksesan salah satunya yaitu

berwira usaha. Akan tetapi, tidak semua orang dapat menjadi wirausahawan yang

sukses. Banyak hal yang perlu kita pelajari dan kita perhatikan agar menjadi seorang

wirausahawan yang sukses. salah satunya yaitu belajar dari kegagalan yang pernah

dialami ataupun mempelajari pengalaman seseorang yang sukses. oleh karena itu,

orang sekarang cenderung memilih untuk belajar dari pengalaman orang lain dan

menggali kiat sukses orang tersebut sehingga kegagalan yang dialami bisa

diminimalisir.

1.2 Rumusan Masalah

a.    Apa pengertian kewirausahaan?

b.    Apa profil kewirausahaan?

c bagaimana sifat dan jiwa kewirausahaan?

d.    Apa saja faktor-faktor pemicu kewirausahaan?

e.    Bagaimana model proses kewirausahaan ?

f.    Apa saja penyebab faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewiraushaan dan sejarahnya

Menurut Instruksi Presiden RI NO 4 tahun 1995 kewirausahaan adalah

semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau

kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,

tehnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar

(Sunarya, Sudaryono.2011).

Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani

mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi

semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan

penciptaan organisasi usaha (Suryana dan Kartib Bayu.2010).

Wirausaha adalah seorang yang memutuskan untuk memulai suatu bisnis,

sebagai pewarabala (flanchisor) menjadi terwaralaba (franchisor) memperluas sebuah

perusahaan, membeli perusahaan yang sudah ada, atau barangkali meminjam uang

untuk memproduksi suatu produk baru, atau menawarkan suatu jasa baru, serta

merupakan manajer dan penyandang resiko.

Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang

berkaitan dengan penciptaan atau usaha atau aktifitas bisnis atas dasar kemauan

sendiri dan atau kemampuan sendiri. kewirausahaan atau wiraswasta adalah orang-

orang yang memiliki sifat kewirausahaan /dan umumnya memiliki keberanian dalam
mengambil resiko terutama dalam menangani usaha atau perusahaannya dengan

berpijak pada kemampuan dan atau kemauan sendiri(Sunarya, Sudaryono.2011).

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard

Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak

abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah

wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan

unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa

negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas

yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,

hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI

Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau

perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal

maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi

berkembang.

2.2 Profil Kewirausahaan

Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha berdasarkan perannya


dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kewirausahaan Rutin (Wirt)  

Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan


pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional.Fungsi wirausaha
rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan
penyusunan dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk
menghasilkan barang, pasar, dan teknologi. misalnya seorang pegawai atau
manajer.Wirausaha rutin dibayar dalam bentuk gaji.

2. Kewirausahaan Arbitrase  

Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan


(pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Misalnya,bila tidak terjadi ekuilibrium
dalam penawaran dan permintaan pasar, maka ia akan membeli dengan murah dan
menjualnya dengan mahal. Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan
pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatannya
adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli. 

3. Kewirausahaan Inovatif  

Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang


berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan
produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan),
peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses
dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.

Sedangkan Zimmerer (1996) mengelompokkan profil wirausaha berdasarkan intensitas


pekerjaan dan status sebagai berikut :

1.    Part – time entrepreneur yaitu wirausaha yang hanya setengah waktu melakukan


usaha , biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan.

2.    Home – based new ventures yaitu usaha yang dirintis dari rumah / tempat
tinggal.

3.    Family – owned business yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki oleh beberapa


anggota keluarga secara turun – temurun.

4.    Copreneurs yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja
sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama. 
2.3 Sifat dan jiwa kewirausahaan

1. Percaya diri (self confidence)

Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas

atau pekerjaan,yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan

oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas,

keberanian, ketekunan, semangat kerja,kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam

bisnis adaalh untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses

adalahwirausaha yang mandiri dan percaya diri.

2. Berorientasi tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu

mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja

keras.

Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku

inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan

pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah

dan semangat berprestasi.

3. Keberanian mengambil risiko

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih

menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang

menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini

ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan

alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko bergantung pada :

 Daya tarik setiap alternatif

 Kesediaan untuk rugi

 Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari :

 Keyakinan pada diri sendiri

 Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan

kemungkinan untuk memperoleh keuntungan

 Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis

4. Kempemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,

keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia

menjadi pelopor baik dalamproses produksi maupun pemasaran. Dan selalu

memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

5. Berorientasi ke masa depan

Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya 

dengan kemampuan untuk menciptaka sesuatu yang baru dan berbeda dari yang

sekarang
2.4 Faktor  - Faktor Pemicu Kewirausahaan

PDavid C. McDelland (1961:207), mengemukakan bahwa kewirausahaan

(entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme

(optimism), sikap-sikap nilai (value attitudes) dan status kewirausahaan

(entrepreneurial status) atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan

Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneunalaction)

merupakan fungsi dan property right(PR), competencylahility(C), incentive (I), dan

external environment(E).

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-

faktor itu adalah hak kepemilikan (propertyright, PR), kemampuan/kompetensi

(competency/ability, Q, dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi

lingkungan (environment, E).

Menurut Ibnoe Soedjono, karena dalam kemampuan afektif (affective abilities)

mencakup sikap, nilai-nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang kesemuanya sangat

tergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif

(affective abilities) dan kemampuan kognitif (cognitive abilities) merupakan bagian dari

pendekatan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial. Jadi, kemampuan

berwirausaha (entrepreneurial merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam

mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi risiko

untuk memperoleh peluang.


2.5 Proses Kewirausahaan

Bygrave (1996:3), mengemukakan bahwa proses kewirausahaan didasarkan

pada urutan langkah sebagai berikut:

1)    Diawali dengan adanya innovation. Beberapa faktor personal yang mendorong

inovasi adalah berupa keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan

menanggung risiko, faktor pendidikan, dan juga pengalaman. Inovasi yang berasal dari

diri seseorang mendorong untuk mencari pemcu ke arah memulai usaha. Sementara

faktor lingkungan pun memengaruhinya untuk berinovasi karena adanya peluang,

pengalaman, dan kreativitas.

2)    Triggering Event. Adanya beberapa faktor personal yang mendorong atau

memicu seseorang untuk berusaha misalnya ketidakpuasan. Tidak ada pekerjaan lain,

dorongan usia, berani menanggung risiko, serta komitmen dan minat yang tinggi

terhadap bisnis. Sementara faktor lingkungan yang memicu bisnisnya yaitu adanya

persaingan, terdapat sumber yang dapat dimanfaatkan, inkubator bisnis berupa latihan,

serta kebijakan pemerintah. Demikian pula terdapat faktor sosiologi yang menjadi

pemicunya seperti relasi dan hubungan dengan orang lain, kerja sama, dorongan

orangtua, keluarga, serta pengalaman.

3)    Implementation. Beberapa faktor personal yang mendorong implementasi bisnis

yang dijalankan berupa seorang wirausaha yang memiliki kesiapan mental, adanya

manager pelaksana, komitmen yang tinggi terhadap bisnis, serta adanya visi atau

pandangan jauh kedepan guna mencapai keberhasilan.


4)    Growth. Adalah proses pertumbuhan yang didorong oleh faktor orgnisasi berupa

kelompok atau tim yang kompak, adanya strategi yang mantap, struktur budaya

organisasi, serta produk yang dibanggakan. Faktor lingkungan yang mendorong

implementasi dan pertumbuhan berupa unsur persaingan, adanya konsumen, dan

pemasok barang yang kontinu, dan berkelanjutan, adanya bantuan dari investor yang

memberi fasilitas, adanya sumber yang masih tersedia serta kebijakan pemerintah yang

menunjang.

Seorang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan

nilai-nilai sifat-sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan bekal pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan praktis (knowledge and practice). Jadi, pedoman-

pedoman, pengharapan-pengharapan dan nilai-nilai, baik yang berasal dari pribadi

maupun kelompok berpengaruh dalam membentuk perilaku kewirausahaan.

2.6 Faktor keberhasilan dan kegagalan kewirausahaan

Penyebab Keberhasilan Berwirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1.    Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi

banyak kemauan dan orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan,

keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Contohnya, seorang pemilik kios

yang memiliki kemauan untuk berjualan kebutuhan sehari-hari, tetapi tidak memiliki

kemampuan untuk mengembangkannya, maka kios yang dimilikinya tidak akan pernah

berubah dan berkembang. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kemampuan, baik ilmu
maupun keahlian berdagang tetapi tidak memiliki kemauan dan malah malas, tidak

akan pernah berdagang.

2.    Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat

tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad

yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3.    Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada

kesempatan.

Penyebab Kegagalan Berwirausaha

Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi

kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar

kesuksesan. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, keberhasilan atau kegagalan

wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer (1996:

14-15) mengemukakan beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal

dalam menjalankan usaha barunya yaitu:

1.    Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama

yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2.    Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan

memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola

sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3.    Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas.
Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara

aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan

tidak lancar.

4.    Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam

pelaksanaan.

5.    Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor

yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan

perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6.    Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan

efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat

tidak efisien dan tidak efektif.

7.    Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang

setengah-setengah terhadap, usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan

menjadi labil dan gagal. Dengan Sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi

besar.

8.    Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang slap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan

menjadi kewirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa

diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setup

waktu.
Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan, Zimmerer (1996:

17) mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari

kewirausahaan, yaitu:

1.    Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada tahap, awal maupun tahap,

pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh pendapatan

yang berkesinambungan. Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu bisa rugi dan sewaktu-

waktu juga bisa untung. Kondisi yang tidak menentu dapat membuat seseorang

mundur dari kegiatan berwirausaha.

2.    Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi usaha

baru sangatlah tinggi. Menurut Yuyun Wirasasmita (1998), tingkat mortalitas/kegagalan

usaha kecil di Indonesia mencapai 78 persen. Kegagalan investasi mengakibatkan

seseorang

3.    mundur dari kegiatan berwirausaha. Bagi seorang wirausaha, kegagalan

sebaiknya dipandang sebagai pelajaran berharga.

4.    Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja sendiri

mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. Waktu yang lama dan

keharusan bekerja keras dalam berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi

wirausaha menjadi mundur. la kurang terbiasa dalam menghadapi tantangan.

Wirausaha yang berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang

harus dihadapi dan ditekuni.

5.    Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.

Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan
seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya, pedagang yang kualitas

kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk

ke usaha lain.

Kegagalan juga dapat ditimbulkan dengan dasar kelemahan yang bersumber

pada sifat pribadi yang penuh ragu dan kehidupan tanpa pedoman maupun orientasi

yang tegas, yaitu:

·         Suka meremehkan mutu

·         Suka menerobos atau mengambil jalan pintas

·         Tidak memiliki kepercayaan diri

·         Tidak disiplin

·         Suka mengabaikan tanggung jawab

·         Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Modal utama dari berdagang ialah sebuah kejujuran. Kejujuran menimbulkan

sebuah kepercayaan yang dibutuhkan dalam urusan berdagang. Apabila seorang

pedagang sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh orang lain maka dampak terbesarnya

pedagang tersebut akan ditinggalkan baik oleh pelanggannya maupun juga

produsennya/ distributornya.

2. Ketika ingin memulai sebuah karir, seseorang harus memiliki modal

keberanian dan tekat yang kuat untuk memulainya. Apabila seseorang tersebut hanya

takut untuk memulainya walaupun memiliki modal uang yang besar maka bisnis yang

sudah direncanakan tidak akan berjalan.

3. Sebuah bisnis perlu dijalankan dengan sabar dan hati-hati. Sabar yang

dimaksud ialah, mengambil semua hikmah dari masalah tanpa stress untuk

memikirkannya, akan tetapi mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah

tersebut. Sedangkan pada hati-hati yaitu hati-hati untuk mengambil sebuah keputusan,

contohnya pada pemberian piutang kepada seorang pelanggan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebihfokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas. Maka dari itu
penulis sangatmengaharpkan saran tentang bagaimana menyempurnakan makalah di
atas dan juga kritik agar penulis mampu memperbaiki kesalahan supaya kedepannya
penulis mampu menulis dengan hasilyang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

Yuyus suryana dan Kartib Bayu. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: Prenada

Media Group.

Dr.Suryana, M.Si., Kewirausahaan pedoman praktis: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Salemba Empat.2006

Sunaryo, Sudaryono.2011. Kewirausahaan. Yogyakarta:CV ANDI OFFSET

www.kamusbesar.com/14652/ide

bisnisrumahan19.blogspot.com

Dr.Suryana, M.Si.2006.Kewirausahaan.Jakarta:Salemba Empat.

Adji Wahyu, Suwerli, & Suratno. Editor : Setiawan Yusuf. S, Utami Diyah .P.

2007. Kewirausahaan, Jakarta:Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai