Makalah Klompok 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“ Makalah terkait Pengendalian Keuangan ’’

Dosen Pengampu : SRIAYU PRACITA, S.Akun.,M.A.

OLEH KELOMPOK 5 :

Pramesti Regita Cahyani (196602057)

Pratiwi Dwi Lyana (196602070)

Program Studi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM


KENDARI

Tahun Ajaran 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas izin
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Pengendalian Keuangan”ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan saya ucapkan
terimakasih kepada ibu SRIAYU PRACITA, S.Akun.,M.A. sebagai dosen pada
mata kuliah Akuntansi Keperilakuan.

Pada penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak


kesalahan dan kekurangan yang kami sajikan, baik itu yang berkaitan dengan
pemaparan materi dan cara kami menulis. Namun, ini adalah hasil yang telah
kami lakukan sendiri dan kami telah berusaha semaksimal mungkin.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah
wawasan bagi kami dan kepada para pembaca yang budiman. Kritik dan saran
dari pembaca sangat membantu kami dalam membangun tulisan yang lebih baik
lagi.

Kendari, 06 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Manajemen Keuangan..........................................................................................3

2.2 Fungsi Keuangan.....................................................................................................................3

2.3 Definisi Pengendalian Keuangan............................................................................................4

2.4 Pengendalian Terpadu.............................................................................................................5

2.5 Faktor-faktor Kontekstual.......................................................................................................7

2.6 Pertimbangan-pertimbangan Rancangan.................................................................................8

2.7 Pengendalian dalam Era Pemberdayaan..................................................................................9

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................13

3.2 Saran......................................................................................................................................13

Daftar Pustaka...........................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian keuangan merupakan pengendalian yang penting bagi


manajer, karena laporan keuangan menyajikan ringkasan kegiatan organisasi
dimasa lalu. Manajer, khususnya manajer puncak, berkepentingan terhadap
informasi rigkasan itu, karena dia tidak perlu mengetahui kegiatan operasional
organisasi.

Fokus utama dalam pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang


dalam organisasi bukan mesin. Maka, pengendalian adalah suatu inisiatif ayang
dipilih yang akan mengubah kemungkinan dari pencapaian hasil yang diharapkan.
Akhir akhir ini,keterbatasan dalam akuntansi menjadi luas karena permintaan atau
kebutuhan dan teknologi baru atas bagian yang selama ini dicari oleh pemakai
akuntansi sebagai bentuk dukungan dalam pelaporan akuntansi. Pertumbuhan
yang signifikan dalam manajemen penyedia sistem informasi baru yang terdapat
disetiap organisasi selalu menjadi pemicu hadirnya kebutuhan kebutuhan klien
seperti yang disebutkan diatas. Setiap klien membutuhkan suatu dukungan untuk
perancangan dan penerapan sistem sistem pengendaliann keuangan. Pada
kesempatan ini akan dibicarakan masalah masalah yang terkait dengan topik
pengendalian dan dampak dari design serta implementasi dari sistem pengendalian
keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa sangat pentingnya Manajemen Keuangan?
2. Apa saja Fungsi Keuangan?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian Keuangan?
4. Apa saja pengendalian terpadu dalam pengendalian keuangan?
5. Apa saja faktor- faktor Kontekstual?
6. Bagaimana pertimbangan-pertimbangan rancangan?
7. Bagaimana Pengendalian dalam Era Pemberdayaan?

1
1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mengapa Pentingnya Manajemen Keuangan.


2. Untuk mengetahui Fungsi Keuangan.
3. Untuk mengetahui Definisi Pengendalian Keuangan.
4. Untuk mengetahui Pengendalian Terpadu.
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor Kontekstual.
6. Untuk mengetahui Pertimbangan-pertimbangan Rancangan.
7. Untuk mengetahui Pengendalian dalam Era Pemberdayaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita
mendekati abad ke-21. Radio dan televise menyajikan cerita-cerita yang dramatis
tentang pertumbuhan dan penurunan perusahaan-perusahaan, pengambil alihan
perusahaan, dan berbagai jenis restrukturisasi perusahaan.
Pentingnya prinsip keuangan ini di garis bawahi dengan adanya perkembangan
dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan. Misalnya saja, dalam bulan
September 1989, Campeau Corporation tidak melunasi pembayaran bunga untuk
sebagian utangnya.
2.2 Fungsi Keuangan
Walaupun rinciannya bervariasi antar organisasi, fungsi keuangan yang
utama adalah dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk
suatu organisasi. Dana dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan eksternal dan
dialokasikan untuk penggunaan yang berbeda-beda. Arus dana di dalam
perusahaan dipantau. Imbalan untuk sumber-sumber perhitungan ini dapat berupa
tingkat pengembalian (returns), pembayaran kembali, serta produk dan jasa.
Fungsi-fungsi yang sama ini harus dilaksanakan baik di perusahaan bisnis, badan
pemerintah, maupun organisasi-organisasi nirlaba. Tujuan manajer keuangan
adalah untuk merencanakan guna memperoleh dan menggunakan dana, serta
memaksimalkan nilai organisasi. Ada beberapa kegiatan yang terlibat yaitu.
1. Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi
dengan para eksekutif yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
perencanaan strategis umum.
2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan
investasi dan perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan
dengannya. Perusahaan yang berhasil biasanya mengalami laju
pertumbuhan penjualan yang tinggi, sehingga memerlukan dukungan

3
penambahan investasi. Para manajer keuangan perlu menentukan laju
pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan membuat prioritas
atas alternative investasi yang tersedia.
3. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya
agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, karena semua
keputusan bisnis memiliki dampak keuangan.
4. Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan
pasar modal, yang merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat
berharga perusahaan diperdagangkan.

Fungsi pokok kontroler adalah mencatat dan membuat laporan mengenai


informasi keuangan perusahaan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan anggaran
dana laporan keuangan. Tugas lainnya adalah mengelola penggajian, menyusun
perhitungan dan pelaporan pajak, serta melakukan audit internal.

2.3 Definisi Pengendalian Keuangan

a. Umpan Balik Mekanikal vs Respons Perilaku

Focus Sama dalam subsistem pengeluaran keuangan adalah para perilaku


dari orang-orang yang ada di dalam organisasi dan bukan pada mesin Itu,
keuangan dapat dipahami secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-
asumsi. Tetapi, tidak desain fokus pada perilaku manusia.

Sasaran perilaku utama dari pengendalian keuangan dapat dijelaskan


menggunakan definisi pengendalian secara umum. Pada umumnya, pengendalian
didefinisikan sebagai suatu inisiatif yang dipilih, akan mengubah kemungkinan
dari pencapaian hasil yang diharapkan pada pengendalian keuangan hasil yang
diinginkan merupakan peristiwa-peristiwa aplikasi dari masalah-masalah.

b. Perluasan Konsep-Konsep Tradisional

Konsep-konsep tradisional dalam akuntansi seringkali berarti bahwa Hasil


informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntansi. Dalam pendekatan
perilaku, tekan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, masih dapat
dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Informasi akuntansi

4
adalah bagian dari proses penandaan yang dirancang untuk meningkatkan manfaat
dari organisasi awal dengan cara mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya.

Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif


yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang
diharapkan. Ketika sistem pengendalian dirancang secara tepat untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan andal, cara tradisional, sistem
pengendalian terletak pada tujuh faktor berikut ini:

1. Mempekerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung


jawabnya dengan kompetensi dan penuh integritas.
2. Menghindari fungsi-fungsi yang cara memisahkan tugas dan tanggung
jawab.
3. Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga
ketidaksesuaian dari suatu transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi.
4. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi
telah dicatat dengan akurat.
5. Memastikan bahwa dokumentasi memadai.
6. Menjaga aktiva dengan mendesain prosedur yang membatasi akses
terhadap aktiva tersebut.
7. Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.

2.4 Pengendalian Terpadu

Secara formal, pengendalian komprehensif merupakan suatu konfigurasi


yang saling melengkapi, subsistem formal yang mendukung proses administratif.
Untuk dapat diformalkan, sistem pengendalian seharusnya terstruktur dan
berkelanjutan, tapi desain dengan suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan
spesifik. Pendekatan informal merupakan sesuatu yang bersifat ad hoc, memiliki
tingkat keperibadian yang tinggi, bertujuan untuk mempertimbangkan variabilitas.
Anggaran, laporan-laporan akuntansi, biaya standar, pertanggungjawaban
merupakan contoh dari pendekatan formal. Sementara, pendekatan pengendalian
informal meliputi norma-norma tertulis, pengendalian dengan cara intuisi. Ada tiga
tahap proses administratif dan implementasi pengendalian yang akan dibicarakan
pada sub-sub materi berikut.

5
a. Perencanaan

P roses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku


penetapan tujuan. Usaha-usaha perencanaan formal lebih dari sekedar pengisian
lembaran-lembaran dokumen perencanaan. Masalah-masalah dari perencanaan,
menjadi kunci pengendalian yang efektif. Dan juga dapat menjadi pokok dari
perencanaan yang efektif. Terlalu teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan
suatu kerusakan pada pengendalian bagi mereka yang kurang Waspada karena
tidak ada perhatian yang utuh pada implikasi pengendalian dari implementasi
rencana.

b. Umpan Balik

Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang
disusun dari komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan
dari statistic yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi
ini akan memengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan
atas proses perencanaan serta oeprasi sebagai akibat dari umpan balik. Suatu
rancangan yang formal dan sistematis dikumpulkan untuk koleksi dan penyaringan
umpan balik.

c. Interaksi Pengendalian

Perencanaan, operasi, dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah identifikasi


sebagai tiga aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh rancangan
pengendalian terpadu. Ketika masing-masing dimensi ini dibahas, akan tampak
bahwa dimensi-dimensi tersebut bukanlah aktivitas-aktivitas yang terikat. Desain
dari subsistem perencanaan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang,
penciptaan dukungan pengendalian bagi operasi, dan keputusan untuk menekankan
ukuran-ukuran umpan balik tertentu untuk mengidentifikasi keberhasilan dan
kegagalan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada adalah beberapa
contoh dari hubungan.

Hal yang berbeda juga terjadi antara perencanaan dan umpan balik. Proses
perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan
balik. Tujuan-tujuan perencanaan yang berlawanan tidak akan menjadi penting

6
untuk dijadikan prioritas, sasaran rencana menekankan pada ukuran-ukuran kerja
secara statistik yang didasarkan pada ukuran-ukuran umpan balik yang telah
ditentukan sebelumnya .

2.5 Faktor-faktor Kontekstual

Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan


mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Konteks, sebagaimana
digunakan dalam bagian ini, mengacu pada serangkaian karakteristik yang
menentukan susunan empiris dalam sistem pengendalian yang akan ditetapkan.
Terdapat banyak cara untuk menjelaskan suatu konteks khusus yang hampir tak
terbatas. Pada bagian ini faktor konteks ukuran, stabilitas lingkungan, motivasi
keuntungan dan faktor proses akan didiskusikan.

a. Ukuran

Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan
bukan sebagai strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika
pertumbuhan ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi terhadap strategi
pengendalian. Fenomena-fenomena telah diterapkan pada perusahaan manufaktur
dengan sebaik mungkin, demikian pula halnya di institusi keuangan dan
perusahaan-perusahaan berorientasi pada jasa.

Ketika ukuran menjadi sesuatu yang penting dalam melakukan pembatasan


konteks ukukan juga banyak dikaitkan dengan variabel-variabel lainnya. Kondisi
ini membuat "ukuran" tidak dapat memisahkan diri menjadi hanya satu variabel
saja. Sebagai contoh, struktur-struktur stabilitas lingkungan dan proses dapat
dikaitkan dengan "ukuran". Ketika pendekatan ukuran menjadi faktor penting
dalam menentukan perbedaan diantara konteks, terdapat banyak variabel lainnya
yang juga dapat berhubungan dengan masalah-masalah ukuran.

b. Stabilitas Lingkungan

Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari


desain pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam

7
lingkungan eksogen dapat dinilai dari kekuatan gerakan yang secara eksternal
menghasikan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan. Derajat stabilitas
lingkungan dapat ditingkatkan dengan memilih alat yang tepat terhadap perubahan
lingkungan, seperti pengenalan sejumlah produk baru, tindakan-tindakan pesaing
yang melakukan metode produksi yang lebih baik atau efisien, atau inisiatif pihak
pengambil keputusan yang memengaruhi unit-unit kerja.

c. Motif Keuntungan

Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk


menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi
lain, jelas bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-
ukuran provitabilitas seringkali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada
konteks nirlaba (non-profit). Ukuran-ukuran laba adalah penting dan meskipun
sulit dapat menjadi indicator keberhasilan.

d. Faktor-faktor Proses

Proses sederhana adalah salahsatu yang dapat dikarakteristikkan dengan


memahami hubungan sebab akibat secara baik. Suatu proses yang kompleks
melibatkan berbagai hubungan yang tidak dapat dipahami dengan baik. Biaya-
biaya yang sulit dihindari terjadi pada unit-unit dalam perusahaan, seperti riset
dan pengembangan, pemasaran, dan administrasi karyawan.

2.6 Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan

Pengendalian telah didefinisikan sebagai suatu inisiatif karena diyakini


bahwa kemungkinan pencapaian hasil yang diharapkan tinggi. Untuk
memperbaiki kemungkinan keberhasilan, para desainer akan mencari cara untuk
menemukan hubungan sebab akibat yang dipercaya betsfiat nyata dalam
lingkungan, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk megantisipasi
konsekuensi logis yang dapat dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau
aturan pengendalian. Suatu evaluasi yang pragmatis terhadap keberhasilan secara
kolektif seharusnya dapat menilai pencapaian keuntungan yang terjadi.

8
a. Antisipasi Terhadap Konsekuensi Logis

Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen


inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi
seorang manajer keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkan
apakah suatu hasil itu baik atau buruk. Suatu pengendalian akan berhubungan
dengan hasil atau konsekuensi baik yang tepat maupun tidak. Perilaku pekerja
yang rasional, dapat diprediksi dan logis merupakan konsekuensilogis yang sering
dikaitkan terhadap pengenalan dengan sistem biaya standar.

b. Relevansi dengan Teori Agensi

Teori agensi menyangkut persoalan biaya, dimana suatu pendelegasian


dengan asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak nyata atau dipengaruhi
secara bersama-sama agar menjadi tidak nyata. Ide-ide mengenai teori agensi
dapat diilustrasikan dengan perjalanan seorang tenaga penjualan yang secara terus
menerus berada jauh dari kantor. Manajer penjualan akan memiliki sedikit
gagasan mengenai tingkat usaha yang dilakukan oleh agen tersebut, oleh karena
itu perjajian kerja dari tenaga penjualan akan didasarkan pada prestasi penjualan.

c. Pengelolaan Perubahan

Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan


rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian
untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih
dilema bisnis. Suatu tantangan yang lebih logis dan lebih menimbulkan
ketegangan adalah ketika manajer tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi. Para manajer yang berhadapan dengan kondisi ini sebaiknya
mempertanyakan tentang kelayakan dari perancangan system pengendalian yang
baru.

2.7 Pengendalian dalam Era Pemberdayaan

9
Bisnis kompetitif dengan permintaan konsumen dan informasi yang
banyak harus mengandalkan inisiatif karyawan guna mencari peluang dan
merespon kebutuhan konsumen. Namun mengejar peluang dapat menempatkan
bisnis pada resiko besar atau menimbulkan kebiasaan yang menghancurkan
integritas perusahaan.Untuk melindungi perusahaannya para manajer senior
didorong untuk mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-
tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat
kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Meskipun
demikian, di kebanyakan organisasi yang beroperasi yang beroperasi di pasar
yang sangat kompetitif, para manajer tidak dapat menghabiskan seluruh waktu
dan upayanya guna memastikan semua orang melaksanakan permintaannya. Para
manajer hsrus mendorong para karyawannya untuk memprakarsai proses dan
cara-cara baru untuk merespon kebutuhan konsumen, tetapi masih dalam batasan
yang dapat dikendalikan.
.
a. Sistem Pengendalian Diagnostik

Sistem pengendalian diagnostik bekerja seperti tombol-tombol pada panel


pengendalian di kokpit pesawat terbang yang memungkinkan pilot untuk
mendeteksi tanda-tanda dan menjaga variabel-variabel kinerja penting dalam
batas tertetu. Para manajer menggunakan sistem pengendalian diagnostik untuk
memonitor tujuan dan profitabilitas serta memastikan kemajuan kearah target,
seperti pertumbuhan laba dan pangsa pasar.secara berkala, para manejer menilai
output dan membandingkan dengan standar kinerja pada saat itu.

b. Sistem Kepercayaan

Perusahaan menggunakan sistem kepercayaan selama bertahun tahun


dalam upayanya untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang di inginkan oleh para
manejer untuk diterapkan oleh karyawanya.pada umumnya,sistem kepercayaan
bersifat singkat,sarat nilai,dan inspirasional. Sebagai manejer menerapkan dan
memahami misi,tetapi secara rill kelihatannya mengikuti tren. Tetapi, para
manajer yang menggunakan misi mereka sebagai dokumen hidup dan bagian dari

10
system untuk menuntun pola kebiasaan menemukan alat pengendalian yang
ampuh.

c. Sistem Batasan

Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen sederhana,tetapi mendasar


yang dapat disebut kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan tidaklah selalu
jelas bagi para manejer senior.banyak aturan main ditetapkan setelah skandal
publik atau penyelidikan internal atas tindakan yang dipertanyakan.selama
bertahun-tahun, System batasan dan system kepercayaan yang digabungkan akan
secara bersama-sama menciptakan ketegangan yang dinamis serta kepercayaan
yang hangat, positif, dan inspirasional. Hasilnya adalah ketegangan dinamis antara
komitmen dengan sanksi. Kedua system ini bersama-sama membentuk
kesempatan tanpa batas ke dalam domain yang terfokus, dimana para manajer dan
karyawan didorong untuk memanfaatkan secara efektif.

d. Sistem Pengendalian Interaktif

System pengendalian interaktif merupakan system informasi formal yang


digunakan oleh para manager untuk melibatkan diri secara terus-menerus dan
personal dalam keputusan bawahan. System ini pada umumnya mudah untuk
dipahami. System pengendalian interaktif memiliki empat karakteristik yang
membedakannya dari system pengendalian diagnostic, yaitu:

1. Memfocuskan pada informasi yang berubah secara konstan, yang


didefinisikan oleh para manajer puncak sebagai informasi yang potensial
bersifat strategis.
2. Informasi menuntut perhatian yang rutin yang cukup siginifikan dari para
manajer operasi di seluruh tingkatan organisasi.
3. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung
yang dihadiri oleh para penyelia, bawahan dan rekan sejawat.
4. Debat hanya akan berlangsung mengenal data, asumsi, dan tindakan
perencanaan.

11
e. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian

Sistem kepercayaan Sistem batasan

Nilai-Nilai Inti Risiko yang akan


dihindari
Strategi Bisnis

Variabel Kinerja
Ketidakpastian Yang penting
Strategis

Sistem Pengendalian Interaktif Sistem Pengendalian Diagnostik

Secara kolektif, keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam


kekuatan yang saling mendukung. Karena organisasi menjadi lebih kompleks,
para manajer akan selalu berhubungan dengan kesempatan dan kekuatan
kompetitif yang bertambah serta penurunan dalam waktu dan perhatian untuk
mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang tidak dapat dicapai dengan
mengorbankan pengendalian

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu inisiatif dalam memilih


karena yakin bahwa kemungkinan untuk memperoleh hasil yang diinginkan akan
semakin meningkat. Suatu system yang komprehensif atas pengendalian dapat
ditemukan pada perencanaan,oeperasi, dan kegiatan umpan balik organisasi.
Supaya menjadi komperhensif, suatu desain pengendalian seharusnya juga
responsive terhadap lingkup organisasional.

3.2 Saran

Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama dan kami juga
membuat makalah ini dari berbagai sumber dan referensi. Jadi, apabila pembaca
menemukan kesalahan terhadap makalah ini, maka kami sarankan untuk mencari
referensi masalah yang lebih baik dan meninggakan saran untuk kami agar untuk
kedepannya kami bisa membuat makalah lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan.


Jakarta:Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai