2 Bibliologi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

MATERI 2:

PENGAJARAN TENTANG ALKITAB


(BIBLIOLOGI)

TUJUAN PEMBELAJARAN
Bab ini mengandung informasi tentang Alkitab yang
berhubungan dengan penyataan, pengilhaman, pengkanonan,
penerangan (Iluminasi), kewibawaan, ketaksalahan, keaslian dan
kredibilitas Alkitab. Pembaca diharapkan mencermati dan meyakini
kebenaran yang berhubungan dengan Alkitab dan mengajarkan
kebenaran tersebut secara relevan dengan kebutuhan pelayanan dan
hidup.

MATERI PEMBELAJARAN
Pengajaran tentang Alkitab sangat penting karena merupakan
sumber dari semua pengajaran dalam gereja. Teologi tidak dapat
dipisahkan dari Alkitab dan harus bermula dari Alkitab. Pengajaran ini
adalah pengajaran yang penting, dasar dari segala pengajaran (doktrin)
lainnya. Keyakinan tentang Alkitab akan menentukan apa yang di
percaya mengenai pengajaran-pengajaran lainnya. Pengaruh Alkitab
terhadap dunia tak dapat terhitung banyaknya. Alkitab berisi puisi-
puisi sangat indah, kisah-kisah sengsara, dan karakter yang
mengesankan. Pengaruhnya atas seni dan sastra Barat meluas
melampaui bidang agama, paling luas diterjemahkan, dicetak,
didistribusikan, dan paling laku sepanjang masa.1

1
Michael Keene, Alkitab: Sejarah, proses Terbentuk, dan
Pengaruhnya (Yogyakarta: Kanisius2006), 6.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 11


Alkitab adalah buku sejarah, dan kebenaran-kebanaran agung
tentang kekristenan didasarkan pada fakta-fakta sejarah yang
diungkapkan dalam Alkitab. Sejarah Alkitab merupakan catatan
temtang penyataan Allah kepada manusia.2 Seluruh isi Alkitab, baik
secara ilmiah atau historis adalah akurat, dan implikasi Alkitab secara
ilmiah dan historis terus menerus diperjelas dan diteguhkan oleh
temuan-temuan modern.
Alkitab ditulis berabad-abad yang lalu, namun berjuta-juta
manusia di bumi sekarang masih membacanya dengan penuh
semangat dan memiliki pengalaman dalam membaca dan
merenungkannya. Perkembangan yang menarik bahwa dalam studi
modern tentang Alkitab sekarang ini ditransformasi melalui microcip
yang berguna untuk mengorganisasi, menceritakan dan memberikan
informasi mengenai teks-teks Alkitab sehingga informasi dapat
diperoleh dengan mudah, dan dalam perkembangannya bisa
mempelajari teks secara gramatikal. Berikut akan diuraikan
keberadaan Alkitab, berbagai pandangan Alkitab, Asal usul Alkitab,
dan pemeliharaan Alkitab.
Menelusuri kebenaran dalam Alkitab, diperlukan sikap yang
benar dengan itikad memuliakan dan mengagungkan Yesus kristus.
I Petrus 3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu
sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk
memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang
meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan
yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan
hormat, 16a, dan dengan hati nurani yang murni.
Kata “memberi pertanggungjawaban” Yunani apologia (apologia)
menunjukkan “pertanggungjawaban terhadap cara-cara dan perilaku-
perilaku.” Kata apologia terjemahan bakunya dan dalam bahasa
Inggris. Kata Apology yang dipakai secara luas pada masa-masa

2
Joseph P. Free, Arkeologi dan Sejarah Alkitab, direvisi Howard F.
Vos (Malang: Gandum Mas, 2001), 14.

12 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


awal. Apologia yang diterjemahkan kata bahasa Inggris menjadi
“defense” dan di dalam bahasa Indonesia menjadi
“pertanggungjawaban atau pembelaan diri atau membela” dipakai
delapan kali termasuk dalam 1 Petrus 3:15 di atas dalam Perjanjian
Baru.
Dalam memahami Alkitab maka Tuhan Yesus menekankan
dalam Matius 22:37, “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap
hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Keyakinan atau iman yang dimiliki melibatkan hati dan
pikiran yang diciptakan untuk bekerja sama dan mempercayai segala
sesuatu secara harmonis Rasul paulus mengatakan, “Aku tahu kepada
siapa aku percaya (IITim. 1:12). Yesus berkata, “Kamu akan
mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”
(Yoh. 8:32).

I. KEBERADAAN ALKITAB
Mengkaji doktrin-doktrin Alkitab sangatlah penting.
Pentingnya doktrin ini karena dalam teologi, bibliologi mempunyai
peranan yang sangat menentukan, karena pandangan Alkitab
seseorang akan menentukan teologi seseorang. Menurut Carl Henry,
wewenang Alkitab menentukan seluruh teologi.

A. Nama
1. Alkitab (the Bible)- Bibliologi berasal daridua kata Yunani, yaitu
“biblios” yang berarti buku/kitab dan “logos” yang berarti buah
pikiran, uraian atau pelajaran. Dari kata tersebut terbentuk “Bible”
dalam bahasa inggris dan Alkitab dalam bahasa Indonesia. Jadi
bibliologi bisa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang kitab. Alkitab sesungguhnya berarti “Kitab segala kitab,”
didalamnya terdiri dari dua bagian yaitu 39 Kitab Perjanjian Lama
dan 27 kitab Perjanjian Baru. Jadi keseluruhan ada 66 kitab dalam
Alkitab.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 13


2. Firman Tuhan (The Words of God)- Alkitab ditulis oleh manusia,
namun demikian Alkitab adalah firman Allah kepada manusia.
Lebih dari 200 kali kumpulan kitab-kitab ini disebut sebagai
“Firman Allah.” Yesus Kristus adalah Firman Hidup, Firman yang
telah menjadi daging sedangkan Alkitab adalah Firman yang
tertulis. “Firman yang Hidup dinyatakan dalam Firman yang
tertulis. Dan Firman yang tertulis menuntun kepada Firman yang
Hidup.”
3. Kitab Suci (The Holly Scripture) – Kata “Kitab Suci” berarti
“tulisan atau tulisan-tulisan.” Namun demikian Kitab Suci berbeda
dengan semua tulisan-tulisan manusia yang telah diinspirasikan.
Ungkapan “Kitab Suci” dipakai 24 kali dalam Kitab Injil dan 28
kali dalam kitab-kitab lain dalam Perjanjian Lama.

B. Keunikan Alkitab
Berbagai latar belakang dengan berbagai kedudukan dalam
kehidupan orang menarik hikmah dari Firman Allah. John Locke, ahli
falsafah besar dari Inggris, pernah berkata, “Alkitab merupakan salah
satu berkat paling besar yang Allah karuniakan kepada anak-anak
manusia, Allah sebagai penulis dan keselamatan sebagai tujuan akhir
dan kebenaran tanpa campuran untuk bahannya.”3 Hal yang menarik
dari Alkitab, ada keanekaragaman yang mencengangkan sebagai
berikut:
1. Ditulis selama kurun waktu lebih dari 1500 tahun.
2. Ditulis selama lebih dari 40 generasi.
3. Ditulis oleh lebih dari 40 penulis dari segala lapisan masyarakat
termasuk raja, petani, ahli filsafat, nelayan, pujangga, negarawan,
cendikiawan, dan lain-lain.
4. Ditulis di berbagai tempat yang berbeda.

3
Dikutip dalam karya William J. Federer, America”s God and
country: Encyclopedia for Quotation (Coppell, TX: FAME Publishing, Inc.,
1994), 398.

14 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


5. Ditulis dalam waktu yang berbeda.
6. Ditulis dalam suasana hati yang berbeda.
7. Ditulis di tiga benua yang berbeda.
8. Ditulis dalam tiga bahasa yang berbeda yaitu Ibrani, Yunani, dan
Aram.
9. Temanya meliputi berbagai masalah yang kontroversial.
10. Kesimpulan kesinambungan.

Sekalipun ada rentang waktu dipisahkan selama enambelas


abad tetapi Alkitab memberitakan kisah yang sama dari awal sampai
akhir. Ada kesinambungan yang luar biasa dari keseluruhan Alkitab.
Alasan mengapa ditulis dan dipelihara dijelaskan dalam 1 Yohanes
5:13, “Supaya kamu..tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.”
Inilah keunggulan Alkitab.
Alkitab unik dalam penerjemahannya, kemampuannya
bertahan, dalam ajarannya, unik dalam pengaruhnya terhadap
kesusasteraan. Dalam Alkitab terdapat segala macam sastra, termasuk
prosa dan puisi; sejarah dan hukum, biografi dan perjalanan;
genealogi, teologi dan falsafah. Semua unsur ini berpadu untuk
memberi kesatuan dari Kejadian sampai Wahyu.4 Jadi Alkitab Adalah
buku kerohanian pertama yang dibawah keruang angkasa (dalam
bentuk mikrofilm). Ia adalah buku pertama yang dibaca untuk
menjelaskan asal mula dunia (para astronot membaca kejadian 1:1
“Pada mulanya Allah.” Kemudian Voltaire mengatakan Alkitab akan
punah pada tahun 1850.)

C. Bahan Alkitab
1. Jenis PAPYRUS- ini adalah bahan tulis yang paling populer.
Kertas papirus ini dibuat dari tanaman papirus semacam rumput
buluh halus yang banyak tumbuh di danau-danau yang dangkal

4
James C. Hefley, What’s So Great About the Bible? (Elgin, IL:
David C. Cook, 1969), 20.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 15


yang banyak terdapat di Mesir dan Syria. Papirus banyak dikirim
dalam jumlah yang besar ke pelabuhan Syria bernama Bublos.dari
nama Bublos inilah muncul kata Yunani Biblos yang berarti buku.
Kata bahasa Inggris dikenal dengan Bible. Sedangkan kata paper
dalam bahasa Inggris berasal dari papirus ini. lempengan-
lempengan papirus dikaitkan dengan 2 batang kayu menjadi
gulungan kitab.
2. CODEX- Lembar papirus dalam bentuk daun dan ditulis pada
kedua sisi. Tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Kristen
abad pertama yang menulis buku dari Alkitab.
3. UNCIAL- Perkamen adalah bahan yang dibuat dari kulit domba,
kambing, atau binatang-binatang yang lain. Kulit ini dicukur dan
dikerok agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih tahan lama.
Perkamen ini berasal dari kota Pergamus di Asia kecil atas inisiatif
raja pergamus yang bernama Eumenes. Karena berasal dari
Pergamus maka diberi nama perkamen. Papirus di abad ke-4 ini
sangat populer sampai abad kesembilan.
4. LECTIONARY- 2193 katalog, di kedua script berhuruf besar dan
miniscule digunakan sehari-hari atau digunakan sebagai pelajaran
mingguan.

D. Doktrin Penyataan (Revelation)


Alkitab menjelaskan bahwa Allah telah menyatakan atau
membukakan kebenaran tentang diri-Nya, karya, dan kehendak-Nya.
Melalui Alkitab dijelaskan bagaimana manusia membangun
komunikasi dengan sang pencipta.
1. Definisi
Kata revelation dari kata Yunani “”
(apokalupsis) dan kata “” (Apokalupto) yang berarti
menyingkapkan atau mengungkapkan, membuka. Dengan demikian
penyataan adalah tindakan Allah dalam rangka membeberkan,
menyatakan, memperkenalkan diri-Nya dalam bentuk tindakan

16 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


maupun kata-kata, melalui berbagai sarana, cara maupun peristiwa,
yang puncaknya melalui Yesus Kristus (Yoh. 8:19, 14:7). Tanpa
tindakan ini manusia tidak akan sanggup mengenal Allah (Chaefer).

2. Pandangan yang Salah


Para teolog modern berkeyakinan bahwa pernyataan adalah
perjumpaan pribadi semata-mata, ini menyangkali kenyataan,
mengacaukan penyataan dengan penerangan batiniah.

3. Perlunya atau Pentingnya Penyataan


a. Hakikat manusia memerlukan penyataan Ilahi. Setelah manusia
jatuh kedalam dosa, pikiran dan hatinya telah dibutakan dan
dikaburkan tentang kebenaran Allah dan menjadi picik dan
sempit (Kis. 17:32; Rm. 3:10; 2 Kor. 4:4; 1 Yoh. 2:11).
b. Hakekat Allah Tritunggal jauh di luar jangkauan akal dan
pikiran manusia, sehingga manusia sulit memahami, kecuali ada
penyataan Illahi.

4. Macam-macam Penyataan
Ada dua penyataan umum dan penyataan khusus. Keduanya
memiliki hubungan yang saling memperlengkapi. Penyataan khusus
berdasarkan penyataan umum, sedang penyataan umum bergantung
padapenyataan khusus. Dua jenis penyataan ini, untuk memahami
secara komprehensif maka dapat ditelusuri dari penyataan yang
lengkap yaitu Alkitab dimana Allah menyatakan diri-Nya dalam
bentuk tertulis.

a. Penyataan Umum
Adalah kesaksian Allah mengenai diri-Nya sendiri kepada
semua orang secara umum, dengan cara yang dapat dilihat, dirasakan

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 17


dan disadari oleh umum, seperti melalui alam semesta, peristiwa
sejarah dan melalui hati nurani manusia.5
Beberapa contoh penyataan umum disampaikan, antara lain:
(1) Melalui ciptaan-Nya (Maz. 19:1-7; Rm. 1:18-21; Kis. 14:15).
Allah yang tak nampak, bisa nampak melalui karya dan ciptaan-Nya.
Ciptaan alam raya dan isinya adalah penampakan Allah yang tak
nampak; (2) Melalui umat-Nya (Kis. 17:28-29; Mat. 14:9; Kej. 1:26-
27; Pkh. 3:11, Rm. 2:12-16). Keberadaan manusia
menunjukkan/membuktikan keberadaan Allah; (3) Melalui keteraturan
(Ayb. 11:7; Yes. 40:18; Rm. 11:33), semua teratur pasti ada yang
mengatur. Harmonisasi alam raya ini pasti bukan kebetulan melainkan
ada yang mengerjakan; (4) Sejarah (Kis. 17:24-28) dari horison
sejarak keselamatan Allah menyatakan peneguhan dan kepastian-Nya;
(5) Kesimpulan: Semua orang di mana saja, kapan saja, mereka telah
melihat penyataan Allah, mereka tinggal memutuskan untuk menolak
atau menerima. Meskipun penyataan umum sangat terbatas, dalam arti
tidak sanggup membawa manusia kedalam hubungan yang benar
dengan Allah tetapi sangat diperlukan.karena membuat manusia tidak
bisa berdalih, jika manusia menghadapi penghukuman Allah (Rm.
1:20). Juga untuk memelihara kesadaran manusia akan Allah
(melawan atheis dan evolusi), termasuk untuk menghambat kesaksian
dosa.

b. Penyataan Khusus
Penyataan khusus adalah tindakan Allah memperkenalkan
diri-Nya secara khusus, melalui cara-cara khusus, orang-orang khusus
dan tindakan-tindakan khusus yaitu melalui: (1) Firman Hidup yaitu
Yesus Kristus (Yoh. 1:14; Ibr. 1:1-3); (2) Firman tertulis yaitu Alkitab

5
Wahyu Tujuan Allah melalui alam, sejarah, dan hati nurani (sifat
manusia) tidak padam karena kejatuhan manusia (lihat Mazmur 19: 1-6;
Roma 2: 14-15; Kisah Para Rasul 17: 26-27), tetapi serius terdistorsi melalui
penindasan dan penghinaan yang disengaja (Roma 1: 18-20).

18 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


(2 Tim. 3:15-17; Yoh. 5:39-30). Jadi pernyataan khusus melalui
Alkitab adalah hal yang paling lengkap dan doktrin didasarkan pada
penyataan khusus ini. Jadi penyataan khusus untuk mengenal Allah
melalui kitab suci. Bentuk-bentuk Penyataan Khusus: (1) Komunikasi
langsung yang dapat didengar (1 Sam.3:4; Kis. 9:4); (2) Komunikasi
yang dapat didengar dalam batin (Kis. 10:19); (3) Lewat mimpi (Kej.
37:5); (4) Penglihatan dan Penampakan (Kej. 12:7); (5) Wahyu Illahi
(2Tim. 3:16); (6) Inkarnasi Yesus Kristus.
Jadi Alkitab adalah penyataan ilahi tertulis. Allah secara
progresif menyatakan siapa Tuhan dan siapakah manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan oleh karena itu Alkitab harus diterima
dengan penuh iman sebagai firman Allah maka hal itu akan sangat
besar pengaruhnya terhadap kepercayaan tentang Allah. Untuk
memahami dan mengerti siapa Allah dan kebesarannya maka Allah
berbicara, manusia mendengar, memasukkan dalam hati dan
mematuhinya itulah firmannya yaitu Alkitab.

II. BERBAGAI PANDANGAN TENTANG ALKITAB


A. Liberalisme
Walaupun ada berbagai macam kelompok “liberalisme”
namun emiliki kesamaan paham tentang Alkitab: (1) Alkitab memiliki
kesalahan karena ditulis oleh manusia; (2) Alkitab berisi pikiran
manusia tentang Allah; (3) Keajaiban dalam Alkitab tidak dapat
diterima sebagai kebenaran; (4) Kebenaran Alkitab sebagai objek
pengujian dari pikiran dan pengalaman manusia; (5) Adapun
kebenaran dalam Alkitab bersifat subyektif dan relatif; karenanya
tidak objektif dan mutlak; (6) Alkitab bukan pernyataan supranatural
ilahi dari Allah; (7) Kebenaran akhir ditentukan oleh manusia, bukan
oleh Allah; (8) Allah itu mungkin sesuatu yang kita rasakan atau kita
alami.
Tokoh-tokoh seperti Immanuel Kant dan Frederick
Schleirmacher yang banyak mengajarkan paham liberalisme.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 19


Liberalisme nenolak karya supranatural Allah dan mengagungkan
hasil pemikiran manusia. Emil Bruner berpendapat bahwa penyataan
adalah perjumpaan pribadi antara Allah dan manusia dimana Allah
menyatakan diri-Nya kepada manusia. Tindakan Allah tersebut tak
bisa diungkapkan dengan bahasa manusia karena melampaui kata-
kata.

B. Neo Orthodox
Pandangan ini dipelopori oleh Bultman yang antara lain: (1)
Alkitab mungkin berisikan Firman Allah tetapi sesungguhnya bukan
Firman Allah tetapi hanya semata-mata kesaksian yang salah terhadap
Kristus; (2) Kristus adalah firman Allah, tetapi hanya salah satu
bagian dari pengalaman dalam hidup pribadi Kristus; (3) Penyataan
Allah tentang dirinya datang hanya melalui pengalaman pribadi
Kristus bukan melalu Alkitab; (4) Kebenaran Alkitab adalah relatif
dan subyektif. Pandangan neo ortodoxy terhadap Alkitab sangat
merendahkan wibawa Alkitab dan mementingkan pengalaman pribadi
secara subjektif.

C. Pandangan Roma Katolik


Menurut Gereja Roma Katolik penyataan khusus disampaikan
dengan dua cara yakni dengan tertulis (Yoh. 20:30, 21:25) dan dengan
tradisi rasul/tradisi gereja (2 Tes. 2:15). Jadi pandangan dan tradisi
gereja tentang Alkitab memiliki kuasa dan nilai sama dengan Alkitab
itu sendiri karena itu Alkitab mengajarkan apa yang gereja katakan
untuk ajarkan.

D. Pandangan Injili/Konservatif
Dalam pandangan ini Alkitab dijunjung tinggi dan Allah
dipercayai secara penuh. Adapun ciri dari pandangan ini adalah: (1)
Alkitab adalah firman Allah pernyataan suranatural tentang diri-Nya;
(2) Ketidabersalahan Alkitab. Tulisan dalam Alkitab tidak ada yang

20 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


salah karena merupakan inspirasi Allah dan karenanya penuh kuasa;
(3) Alkitab adalah kebenaran objektif dan tidak relatif, tetapi pasti; (4)
Sementara Alkitab harus dipelajari dengan seksama, kebenaran dan
akurasinya tidak tergantung pada pemikiran dan pengalaman hidup
manusia.
Penyataan khusus adalah tindakan yang bersifat obyektif dan
subyektif, diberikan melalui tindakan juga kata-kata sehingga tindakan
tersebut bisa dipahami. Contoh: Malaikat Yahweh (Hak. 6:12),
inkarnasi Yesus Kristus. Jadi pandangan terhadap doktrin Alkitab
berperan penting dalam mengembangkan doktrin yang benar.

III. ASAL-USUL ALKITAB


Pada bagian ini akan dipelajari konsep “Inspirasi”
(pengilhaman) dan “Inerrancy” (ketidaksalahan Alkitab) dan
hubungannya dengan penyataan (wahyu).Istilah "wahyu" berarti
"mengungkap" atau "mengungkap

A. Doktrin Pengilhaman (Inspiration)


Dalam bahasa Inggris”Inspiration”, terdiri dari dua akar kata
yaitu”inspiro” (bhs.Latin) yang berarti “menghembuskan ke dalam”.
Dalam Alkitab dipakai hanya dua kali, antara lain (Ayb. 32:8, “nafas”
atau “hembusan keluar” dan dalam 2 Timotius 3:16 “theopneustos”
yang berarti “dihembuskan keluar oleh”atau “dari Allah.”Ada dua kata
yang menjelaskan tentang inspirasi:
Dalam 2 Timotius 3:15-17
5kai. o[ti avpo. bre,fouj Îta.Ð i`era. gra,mmata oi=daj( ta. duna,mena,
se sofi,sai eivj swthri,an dia. pi,stewj th/j evn Cristw/| VIhsou/Å
6 pa/sa grafh. qeo,pneustoj kai. wvfe,limoj pro.j didaskali,an(
pro.j evlegmo,n( pro.j evpano,rqwsin( pro.j paidei,an th.n evn
dikaiosu,nh|(
17 i[na a;rtioj h=| o` tou/ qeou/ a;nqrwpoj( pro.j pa/n e;rgon avgaqo.n
evxhrtisme,nojÅ

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 21


Penjelasan teks ini, pa/sa berarti segala, semua atau setiap.
Menjelaskan grafh. Tulisan grafh. Dalam tulisan Rasul Paulus kata
ini dipakai sebagai istilah khusus untuk semua Alkitab Perjanjian
Lama (Gal. 3:22; Luk. 24:46). Konteks disini juga mendukung bahwa
disini grafh berarti Firman Tuhan. Dalam 2 Timotius 3:15 bahwa
Rasul paulus berbicara mengenai i`era. gra,mmata (tulisan suci), yang
berarti Perjanjian Lama (Istilah ini hanya dipakai di Perjanjian Baru)
tetapi Josephus dan Philo memakaianya dalam Perjanjian Lama.
Dalam Perjanjian Baru teks ini juga diilhamkan. Berarti
memberitahukan kepenuhan wahyu (ay.15) diilhamkan.
Kata qeo,pneustoj : qeo, artinya Allah, neustoj artinya nafas.
Ada dua kemungkinan artinya:
1. Arti bisa aktif: subyek melakukan kegiatan pa/sa grafh (segala
tulisan) bergiat, dengan arti segala tulisan mengeluarkan nafas
Allah.
2. Artinya bisa pasif: subyek menerima kegiatan: pa/sa grafh
(segala tulisan) adalah qeo,pneustoj (nafas Allah atau hasil nafas
Allah).
Kedua hal ini berbeda, kalau aktif, grafh sudah ada, dan Allah
memakainya untuk “mengeluarkan nafas.” Kalau pasif, grafh tidak
ada sebelum Allah, bernafas,” tulisan adalah nafas Allah. Oleh karena
itu, teks menjelaskan bahwa kalau semua grafh. adalah i`era.
gra,mmata nafas Allah.
Karena berbentuk Predicate:
1. qeo,pneustoj (theopneustos) dan wvfe,limoj (ophelimos, bermanfaat)
harus dimengerti bersama-sama karena dikaitkan dengan
kai.qeo,pneustoj dan wvfe,limoj berbentuk kata sifat feminim
tunggal nominatif, dan karena dikaitkan dengan kai menjelaskan
kata yang sama.
2. Kalau dibandingkan dengan 1 Timotius 4:4, di mana bentuk
kalimat sama, dan semua mengakui bahwa adalah predikatif.

22 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


GNT
1 Timothy 4:4 o[ti pa/n kti,sma qeou/ kalo.n kai. ouvde.n
avpo,blhton meta. euvcaristi,aj lambano,menon\ (karena semua
yang diciptakan Allah (adalah) baik dan tidak ditolak apabila
diterima dengan bersyukur.
3. Dalam ayat 15, di mana Paulus memakai istilah “Kitab Suci”
mendukung bahwa segala tulisan diilhamkan. Jadi artinya segala
tulisan diilhamkan dan segala tulisan bermanfaat. Semua
Perjanjian Lama dan perjanjian Baru.
Dalam 2 Petrus 1:21 (menjelaskan tentang “bagaimana,” Alkitab
diilhamkan)
2 Peter 1:19kai. e;comen bebaio,teron to.n profhtiko.n lo,gon(
w-| kalw/j poiei/te prose,contej w`j lu,cnw| fai,nonti evn
auvcmhrw/| to,pw|( e[wj ou- h`me,ra diauga,sh| kai. fwsfo,roj
avnatei,lh| evn tai/j kardi,aij u`mw/n(20 tou/to prw/ton
ginw,skontej o[ti pa/sa profhtei,a grafh/j ivdi,aj evpilu,sewj ouv
gi,netai\21 ouv ga.r qelh,mati avnqrw,pou hvne,cqh profhtei,a
pote,( avlla. u`po. pneu,matoj a`gi,ou fero,menoi evla,lhsan avpo.
qeou/ a;nqrwpoiÅ

Penjelasan:
1. Dalam 2 Petrus 1:16-18 Petrus, mengatakan bahwa yang
diberitahukan kepada mereka tentang Kristus datang langsung dari
saksi mata, yaitu rasul-rasul yang melihat dan mendengar
semuanya dengan matanya sendiri. Dalam ayat 19 Petrus berkata
bahwa semua yang lebih teguh dari “saksi mata!” berarti “Firman
yang telah di sampaikan oleh nabi” lebih teguh dari laporan saksi
mata.” kai. e;comen bebaio,teron to.n profhtiko.n lo,gon dan kita
mempunyai lebih teguh (dari bebaioz: adj. masc. sing. Accusative
comparative) kata nubuatan.
2. profhtiko.n lo,gon(prophetikon logon: ‘firman yang telah
disampaikan oleh nabi”) berarti semua Perjanjian Lama. “Kata
nabi-nabi” menekankan bahwa semua berasal dari Allah.
3. Ayat 20: tou/to prw/ton ginw,skontej o[ti pa/sa profhtei,a grafh/j
ivdi,aj evpilu,sewj ouv gi,netai “Nubuatan-nubuatan dalam Kitab

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 23


Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri” lebih tepat
“ Nubuat-nubuat dalam Kitab Suci bukanlah tafsiran sendiri” dan
berarti bahwa isi Alkitab bukan saja penyelidikan seseorang ke
dalam hal-hal tertentu yang kemudian menulisnya.
4. Ayat 21: ouv ga.r qelh,mati avnqrw,pou hvne,cqh profhtei,a pote,(
avlla. u`po. pneu,matoj a`gi,ou fero,menoi evla,lhsan avpo. qeou/
a;nqrwpoiÅ (karena tidak pernah menurut kehendak manusia
nubuatan dibuat, tetapi orang-orang dituntun oleh Roh Kudus
berbicara dari Allah.)
Oleh karena itu perhatikan tiga hal yang penting: (1) Tidak
pernah nubuatan dihasilkan oleh kehendak seseorang. Atau tidak ada
nubuatan yang adalah hasil kehendak pribadi; (2) Orang-orang yang
berbicara, isi atau kata-kata berasal dari Allah; (3) Orang-orang,
sambil mereka berbicara, mereka diangkat dan dibawa, (fero,menoi)
atau dituntun (lebih dari dorongan: orang yang diangkat dan dibawah
ke sasaran oleh yang mengangkatnya, bukan pada sasaran yang
diangkat.) pheromenoi (more than just a push: it was irresistable.) Jadi
yang mereka tulis dan katakan adalah di bawah pengaruh Roh Kudus,
supaya isi pembicaraannya bukan dari mereka, tetapi dari Roh Kudus.
Jadi ada dua ayat kunci untuk Inspirasi 2 Timotius 3:16
sumber asli segala tulisan adalah Allah sendiri dan 2 Petrus 1:20-
21manusia hanya melaksanakan dan dipimpin oleh Roh Kudus untuk
menuliskan. Menurut Warfield, pengaruh supranatural Roh Allah
yang menggerakkan para penulis Kitab Suci, yang memiliki kepatutan
dipercaya yang bersifat ilahi.
Definisi pengilhaman adalah pengawasan Allah terhadap atau
atas para penulis, sehingga mereka dengan menggunakan sifat-
sifatnya, kepribadiannya, menulis penyataan Allah kepada
manusia tanpa tambahan maupun kesalahan. Tulisan
diilhamkan Tuhan dalam Gereja Katolik Roma dan Gereja
Protestan. Gereja Katolik Roma dalam Katekismus Baltimore
(P. 1327) menyatakan bahwa, “kita bisa mengetahui tulisan
kuno mana yang diilhamkan dan yang mana yang tidak hanya

24 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


melalui Tradisi (yang dipelihara di dalam Gereja Katolik
Roma).”6

1. Pengilhaman tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Pengilhaman


merupakan karya Roh Kudus, namun tidak mengetahui dengan
jelas bagaimana kuasa Roh Kudus bekerja.
2. Pengilhaman dalam arti yang terbatas ini, terbatas pada penulis-
penulis kitab dalam Alkitab saja. Kitab-kitab lainnya tidak
diilhamkan dengan begitu.
3. Pengilhaman pada hakikatnya merupakan tuntunan. Maksudnya,
Roh Kudus mengawasi pemilihan bahan yang dipakai serta kata-
kata yang akan digunakan dalam menulis suatu kitab.
4. Roh Kudus melindungi para penulis dari berbuat kesalahan serta
tidak mencantumkan apa yang harus dicantumkan.
5. Pengilhaman meliputi juga kata-kata yang dipakai, bulan sekedar
pikiran atau konsepnya saja. Jadi Allah menuntun sampai kepada
pemilihan kata.7 Oleh karena itu berbicara mengenai
pengilhaman pelenary (menyeluruh) dalam 2 Timotius 3:16 dan
pengilhaman verbal (kata-demi kata) dalam 2 Korintus 2:13.
6. Pengilhaman hanya berlaku bagi naskah asli saja (autographs),
tidak termasuk berbagai versi terjemahan, baik itu terjemahan
kuno maupun terjemahan modern, bukan pula naskah-naskah
Ibrani dan Yunani yang ada, dan akhirnya bukan pula naskah-
naskah yang bersifat mengkritik. Semua naskah ini diketahui
mengandung kesalahan atau setidak-tidaknya tidak bebas dari
kesalahan. Dan sekalipun tidak ada naskah asli Alkitab, tetapi
kata-kata yang mengandung kesalahan itu tidak banyak
jumlahnya dan juga tidak mempengaruhi doktrin.

6
G. I. Williamson, Pengakuan Iman Westminster (Surabaya:
Penerbit Momentum, 2009), 12.
7
Inspirasi menjelaskan bahwa bila perlu Allah menuntun sampai
kepada pemilihan kata-kata pun. Tetapi bukan berarti juga Allah mendikte isi
seluruh Alkitab secara kata demi kata.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 25


Penulis didorong dan dipimpin oleh Roh Kudus, karena itu
Alkitab tersebut diinspirasikan oleh Allah dan bukan manusia.
Keberadaan Alkitab menunjukkan bahwa Roh Kudus mengajar dan
memungkinkan penulis-penulis mengingat apa yang Yesus ajarkan.
Ingatan itu membuat keakuratan data-data dalam Alkitab terjamin
(Yoh. 14:25-26; 1 Kor. 2; 13).
Berbagai teori inspirasi yang telah muncul, akan tetapi di
tolak karena tidak sesuai dengan Alkitab. Teori-teori yang Keliru:
a. Pengilhaman Mekanik: yaitu Allah mendikte/imla bukan
mengawasi dan menuntun para penulis, sehingga di sini
menghasilkan tulisan dengan kata-kata yang benar, bukan gagasan
yang benar.
b. Pengilhaman Sebagian/Partial: yaitu Allah mengilhamkan kata-
kata yang bermakna dan bersifat rohani saja atau Allah hanya
bersifat mempengaruhi para penulis bukan mengawasi atau
menuntunnya. Teori ini Alkitab mengandung firman Allah, tetapi
bukan Firman Allah secara keseluruhan. Jadi masalahnya siapa
yang memiliki otoritas tertinggi untuk memberitahukan kepada
kita mana yang diinspirasikan dan mana yang tidak.
c. Teori Alami: manusia sebagai penulis belaka karena itu tulisannya
bukanlah inspirasi Roh Kudus. sebagai contoh puisi Shakespeare
dan kitab-kitab suci agama-agama besar di dunia dianggap sebagai
pekerjaan-pekerjaan hasil inspirasi manusia atau karya manusia
yang jenius. Kalau Alkitab adalah hasil karya manusia biasa,
mengapa manusia alami tidak dapat memahaminya? (1Kor. 2:12).

Bukti-bukti Alkitab Diilhamkan


a. Bukti-bukti ke dalam
(1) Gagasan Alkitab tentang Allah khususnya Trinitas. Gagasan ini di
luar jangkauan akal manusia, sampai hari ini akal manusia tidak
sanggup memahami. Oleh karena itu penulis Alkitab mustahil
mampu memahami tanpa pengilhaman.

26 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


(2) Gagasan Alkitab tentang Manusia. Bagaimana mungkin para
penulis tahu bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah jika
bukan karena ilham. Bagaimana penulis tahu bahwa gambar dan
rupa Allah itu bisa dan telah jatuh ke dalam dosa kalau bukan
karena ilham.
(3) Tidak mungkin keunikan Tuhan Yesus mampu dimengerti para
penulis Alkitab, kecuali mereka diilhami. Sebab eksistensi Kristus
sebagai Allah sejati, manusia sejati, pra penjelmaan, kehidupan,
kematian, kebangkitan tidak akan terselami oleh para penulis
tanpa ilham.
(4) Luas lingkup penyataan, meliputi segala sesuatu yang di Surga
dan yang di bumi, yang hidup dan yang mati, asal mula dan akhir
segala sesuatu yang dibahas para penulis Alkitab membuktikan
bahwa mereka diilhami.
(5) Gagasan Alkitab tentang Keselamatan. Darimana para penulis
Alkitab tahu bahwa keselamatan melalui iman kepada Tuhan
Yesus, karena akal manusia hanya bisa menduga bahwa
keselamatan melalui perbuatan.
(6) Sifat Alkitab itu sendiri. Kesinambungan dan kesatuan Alkitab
merupakan bukti pengilhaman yang tak bisa dilupakan begitu saja.
Alkitab ditulis oleh beranekaragam manusia, di berbagai tempat
dan rentang waktu yang sangat lama, namun tetap ada
kesinambungan dan kesatuan.
(7) Nubuatan dan Pemenuhannya. Para penulis mencatat bahwa tidak
terhitung fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang terjadi
sebenarnya telah dinubuatkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Misalnya Nubuatan tentang Israel (Kej. 15:13-16; Bil. 23:9).
Mengenai ketidaksetiaan mereka, penawanan dan pembuangan
mereka (Ul. 28:63-69; Im. 26:14-39). Peringatan tentang
penawanan (Ezr. 7:8-20; Luk. 21 band. Rm. 11:25-29).

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 27


(8) Kesegaran dan berkatnya yang tak pernah kering. Alkitab telah
ditulis ribuan tahun yang silam dan telah dibaca dari generasi ke
generasi tetapi tetap hidup, segar dan berkatnya tetap baru.
(9) Kuasa dan pengaruhnya. Alkitab satu-satunya yang berkuasa
mengubah dan mempengaruhi manusia dan dunia. Contohnya:
banyak penjahat yang bertobat, negara Inggris suatu negara yang
kejam menjadi beradap karena Alkitab.
b. Bukti-bukti dari luar
(1) Terlaris. Alkitab adalah satu-satunya buku yang terlaris di dunia,
diedarkan dan dijual ke seluruh dunia sejak dicetak pertama kali
sampai hari ini tetap kekurangan. Pada tahun 1928, Alkitab
terjemahan Britain Bible Society terjual 409.00.000 buah, Gideon
of America terjual 965 buah, NationalBible Society terjual
88.070.068 buah, Dublin bible Society terjual 6.987.961 buah,
German Bible Society terjual 1.460.728.796 buah dan American
Bible Society terjual 1.665.559 buah.
(2) Terbanyak diterjemahkan. Menurut laporan encyclopedia Britania,
pada tahun 1928 Alkitab sudah diterjemahkan kedalam 1.280
bahasa dan dialek. Di Indonesia sudah hampir ada terjemahan di
setiap suku daerah.
(3) Teruji. Belum ada kitab suci manapun yang tetap teruji seperti
kitab suci agama Kristen. Alkitab tanpa dilindungi penguasa
maupun umatnya dikritik, dibasmi, dilarang, dibakar tetapi tetap
eksis dan semakin dicari dan dibaca orang di seluruh dunia.
(4) Terkutip ke berbagai Literatur. Alkitab berisikan berbagai
jawaban kebutuhan manusia, sehingga dikutip oleh berbagai
literatur Kristen, non Kristen agamawi non agamawi.
c. Bukti-bukti dari para saksi
(1) Kesaksian isi Alkitab sendiri. Alkitab bersaksi tentang
pengilhaman dirinya sendiri. Kesaksian Alkitab mengenai dirinya
sendiri bahwa dirinya diilhamkan adalah sah dan dapat diterima
kecuali dapat dibuktikan kebalikannya.

28 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


(2) Kesaksian Kristus. Kristus bersaksi bahwa Alkitab diilhamkan.
Kesaksian melalui sikap yang ditujukan terhadap Alkitab yang
mengakui dan menghormati kewibawaan dan pengilhaman
Alkitab (Yoh. 10:35; Mat. 5:18, 22:31 band. 15:3,4,6). Maka
Tuhan Yesus selalu menekankan pentingnya setiap kata dalam
Alkitab (Luk. 16:17, 18:31, 14:4). Jika mengajar Ia mendasarkan
ajaranNya pada Alkitab (Yoh. 10:34, 82:6). Ia juga memakai
Alkitab sebagai sumber ajaranNya (Mat. 4:4, 7, 10; Ul. 8:3, 6:16;
Mat. 12:3,5 18:4, 21:16; Luk. 10:17; Mzr. 118:22; Luk. 4:6-21;
Yoh. 10:34; Mzr. 82:6). Ia juga mendukung dan menguatkan
pernyataan Alkitab (Mat. 24:37;Luk. 11:51; Yoh. 6:56) bahwa Ia
mengatakan sumber kekeliruan adalah mengabaikan Alkitab
(Mrk. 12:24-27; Luk. 24:25).
(3) Kesaksian Para Penulis. Para penulis Alkitab menyatakan
kewibawaan dan pengilhaman Alkitab (2Tim. 3:15-17; Rm. 3:1-2;
Kis 13:35 band. Mzm. 16:10; Ibr. 3:7 band. Mzm. 95:7; 2Pet.
1:21). Mereka percaya bahwa tulisan-tulisan mereka sama
wibawanya baik PL maupun PB (2Pet. 3:2, 16). Di samping itu
mereka juga yakin bahwa apa yang mereka tulis adalah firman
Allah (Mik. 4:4; 1Tes. 2:13). Mereka juga percaya bahwa apa
yang mereka ucapkan atau mereka tulis adalah dorongan Roh
Kudus atau Allah (2Sam. 23:2; Yak. 11:2, 5; Yer. 1:9, 23:16; 2
Pet. 1:21).
(4) Kesimpulan. Alkitab adalah Firman Allah sebagai jaminannya
adalah ilham. Ketidaksalahan Alkitab dijamin oleh firman Allah.
Jadi ilham menjamin Alkitab, Firman Allah dan Firman Allah
menjamin Alkitab tanpa salah.

B. Doktrin Ketidaksalahan Alkitab (Inerrancy)


1. Pengertian

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 29


Inerrancy adalah pandangan tentang ketidaksalahan Alkitab.
Alkitab adalah Firman Allah tanpa salah dalam naskah aslinya,
ketidaksalahan tersebut bisa dilihat melalui dua sisi.
a. Secara Negatif
(1) Ketidaksalahan tidak berarti bahwa kesaksian beberapa orang
tentang satu peristiwa harus memakai kata-kata yang sama.
(2) Ketidaksalahan tidak berarti kutipan harus tepat persis kata demi
kata menurut standar modern.
(3) Ketidaksalahan tidak berarti bahwa kesulitan-kesulitan atau
perbedaan-perbedaan berarti kesalahan.
(4) Ketidaksalahan tidak berarti bahwa Alkitab harus ditulis dengan
standar kesusasteraan moderen.
(5) Ketidaksalahan tidak berarti bahwa setiap penulis memiliki
tingkat pengetahuan yang sama.

b. Secara Positif
(1) Kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat, latar belakang penulis harus
dipertimbangkan
(2) Perbedaaan cara penggunaan penyataan oleh masing-masing
penulis tidak harus berarti kesalahan
(3) Pentingnya penilaian terhadap kesetiaan penulis kepada tujuan
atau amanat yang dipercayakan Allah kepada para penulis
diutamakan.

2. Pentingnya
a. Kalau doktrin inerrancy tidak dipertahankan atau ditolak,
akibatnya akan merusak doktrin dan praktek hidup Kristen.
(1) Pengaruhnya terhadap doktrin. Kecuali Alkitab benar tanpa salah,
semua doktrin Kristen tidak bisa dipercaya. Jika gagal
mempertahankan Alkitab Firman Allah yang benar tanpa salah
berarti memberi peluang seluas-luasnya terhadap penyangkalan
kebenaran fakta dan fatalnya dosa. Bila dosa bukan hal yang fakta

30 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


dan fatal, maka tidak ada penginjilan, jika tidak ada penginjilan
berarti seluruh dunia akan binasa.
(2) Pengarunhya terhadap praktek hidup Kristen. Jika Alkitab tidak
lagi mendapat otoritas tertinggi dalam hidup, maka hidup menjadi
amoral sebab tanpa standar moral Allah.
b. Ketidaksalahan Alkitab harus dipertahankan, jika tidak Alkitab
tidak bisa dipakai sebagai sumber pengajaran, dasar teguran dan
dasar iman.
c. Beberapa masalah yang berhubungan dengan ketidaksalahan
Alkitab
(1) Pertentangan semu/nisbi karena progresif penyataan yang
berkembang (Kej. 17:10-11 band. Gal. 5:2; Im. 11:4-8 bnd 1Tim.
4:1-4)
(2) Perbedaan dalam memberi laporan tentang peristiwa yang sama
karena masing-masing penulis memandang dari sudut yang
berbeda terhadap kasus yang sama (Mat. 27:5-7 bnd. Kis. 11:19-
19; band. Mat. 26:34, 47 band. Luk. 22:60-61).
(3) Perbedaaan gaya penulisan. Masing-masing penulis memiliki gaya
yang berbeda dalam menulis peristiwa yang sama-tetapi masing-
masing tetap setia pada tujuan penyataan (Kis. 7:6 band. Kel.
12:40).
Alkitab adalah inerran karena diinspirasikan. Alkitab adalah
firman Allah, oleh sebab itu tanpa kesalahan. Kemungkinan salah satu
dari dua hal ini adalah benar:
1. kemungkinan Alkitab bukan Firman Allah
2. atau Allah tidak mengatakan kebenaran
Kata sempurna (infallible) dipakai dalam arti inerran, tetapi dewasa
ini pemakaian kata infallible dipakai untuk menolak inerransi yang
memiliki arti bahwa Alkitab berbicara secara benar dalam
hubungannya dengan keselamatan dan iman, tetapi berisikan
kesalahan-kesalahan kecil dalam hubungan dengan manusia, sejarah,
ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 31


Alkitab menunjuk karakter Allah sendiri (Yoh. 17:27; Rm.
3:3-4; Tit. 1:1-3). Alkitab sendiri membuktikan Inerrancy dalam diri-
Nya (Mat. 5:17-18; Yoh. 10:31-36). Yesus sendiri menjunjung tinggi
kebenaran keakurasian Alkitab (Mat. 22:29-33). Yesus dan penulis-
penulis Alkitab menegaskan kepastian sejarah dan keakurasian suatu
peristiwa dan orang-orang dalam Alkitab, misalnya Matius 12:38-41
tentang Yunus, Matius 2:3-6 tentang nubuatan kelahiran Yesus, 2
Korintus 11;3 tentang Hawa dan pencobaan, 1 Timotius 2:13 tentang
penciptaan manusia dan lain-lain.
Jadi kesimpulannya inerrancy ditegaskan oleh Alkitab sendiri,
berkaitan dengan kata-kata asli Alkitab, diajarkan sejak sejarah gereja
mula-mula (Agustine dan Aquinas). Kesalahan kecil atau
ketidakcocokan dalam salinan atau terjemahan tidak membatalkan
keakurasian aslinya.

C. Konsep Illuminasi
1. Definisi dan Penjelasan
Kata illuminasi berasal dari bahasa Yunani phatizo (phatizo)
yang berarti “menerangi” atau memberi penerangan batiniah. Jadi
illuminasi adalah pekerjaan Roh Kudus dalam rangka menerangi hati
para pembaca dan memampukan mereka memahami secara benar dan
menghayati secara benar Alkitab Firman Allah benar tanpa salah (1
Kor. 2:12-14; Ef. 1:17-19). Ada dua hal yang ditekankan dalam
iluminasi, yaitu: (a) Hubungan orang percaya kepada Kristus termasuk
kedewasaan rohani; (b) Memberi kemampuan untuk mengerti,
menerima dan menerapkan kebenaran Allah (Luk. 24:45; Mrk. 4:34).

2. Hubungan Illuminasi dengan Inspirasi


Illuminasi adalah pekerjaan Allah menerangi para pembaca
Alkitab sedang inspirasi adalah pekerjaan Allah dalam rangka
mengawasi penulis. Illuminasi terus berlangsung sedang inspirasi
sudah berhenti pada waktu penulisan Alkitab selesai.

32 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


3. Pentingnya Illuminasi
a. Karena kegelapan perlu penerangan. Kegelapan hati orang yang
belum percaya adalah kegelapan alamiah (Kis. 8:30-31; Rm.
10:17). Kegelapan yang dibuat setan (2Kor. 4:3-4). Kegelapan
karena tegar tengkuk/bebal (Yes. 6:10; Kis. 28:26; Yoh. 12:40).
Kegelapan karena pengaruh dosa dan kuasa daging (1Kor. 3:1-3;
Ibr. 5:12-14).
b. Tuntutan Alkitab. Alkitab adalah wahyu Allah yang harus
dipahami tepat persis dengan maksud-Nya, oleh karena itu perlu
penerangan Roh Kudus atas diri para pembaca.

D. Doktrin Tentang Kanon


Kanonisasi kitab-kitab bukan sama dengan proses
mengumpulkan kitab-kitab. Kitab-kitab tidak menjadi kanonik dengan
alasan koleksi atau kumpulan kitab, melainkan kitab-kitab itu
dikumpulkan karena kitab-kitab itu kanonik, yaitu memiliki otoritas
ilahi berdasarkan karakter pengilhamannya. Dengan kata lain, manusia
tidak menjadikan kitab-kitab kanonik, tetapi hanya mengenal dan
mengakui bahwa kitab-kitab itu diilhamkan Allah.

1. Definisi
a. Arti Etimologis
Kata kanon berasal dari kata Yunani “kanon” yang berarti
tongkat yang lurus, penggaris atau tongkat pengukur yang dipakai
sebagai pengukur atau meteran, maka kanon juga berarti sebatang
kayu atau tongkat pengukur (Yoh. 40:3, 42:16). Jakob Van Bruggen
menyatakan arti kata kanon sebagai tongkat besi yang lurus, lalu
berkembang artinya menjadi tongkat pengukur.8
b. Arti Teologis

8
Jakob Van Bruggen, Siapa Yang Membuat Alkitab? (Surabaya:
Penerbit Momentum, 2010), 11

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 33


Kanon dalam konteks teologi berarti sejumlah buku yang
disusun dalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu yang dikenal dan
diakui sebagai Firman Allah yang dipakai untuk ukuran atau patokan
hidup Kristen (2Kor. 10:13-16; Gal. 6:16). Bila dipakai untuk
literatur, kanon berarti:”tulisan-tulisan yang cocok kepada aturan-
aturan standar pengilhaman dan otoritas ilahi.
c. Beberapa Istilah yang berhubungan erat
(1) Otentitas atau keasliannya dalam arti bukan palsu atau tiruan,
yang dimaksud adalah naskah aslinya.
(2) Kredibilitas atau benarnya dalam isinya dapat dipercaya atau
dipegang
(3) Kanonitas berarti punya kehormatan atau wewenang sebagai
bagian dari kitab suci.
2. Proses Pembentukan Kanon
Pembentukan kanon melalui proses sejarah yang berangsur-
angsur atas pimpinan Roh Kudus, kitab-kitab sekarang termasuk
dalam Alkitab dikenal atau diakui sebagai kitab-kitab kanonik. Dalam
proses ini tidaklah diadakan penentuan atau penetapan buku-buku
kanonik melainkan pengakuan. Daftar ini telah diterima oleh gereja-
gereja timur dari Mediterania sementara gereja-gereja di Barat datang
untuk menerima daftar yang sama sekitar 30 tahun kemudian, di AD
397, di Dewan Carthage.9

(1) Proses Sejarah Kanon Perjanjian Lama

9
Untuk informasi lebih lanjut tentang kanon Alkitab, lihat Roger
Beckwith, The Old Testament Canon Gereja Perjanjian Baru dan Latar
Belakang Its dalam Yudaisme Awal (Grand Rapids: Eerdmans, 1985); F. F.
Bruce, The Canon of Kitab Suci (Downers Grove, IL: InterVarsity, 1988);
Harry Y. Gamble, Perjanjian Canon Baru: Pembuatan Its dan Makna, Seri
Perjanjian Baru, ed. Dan O. Via (Philadelphia: Fortress, 1985); Bruce M.
Metzger, The Canon of Perjanjian Baru: Asal Its, Pengembangan, dan
Signifikansi (Oxford: University Press, 1987).

34 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


Naskah Perjanjian Lama yang di miliki saat ini adalah naskah
Laut Mati yang ditemukan mulai dari tahun 1947. Sebelum ditemukan
naskah-naskah Laut Mati tersebut, salinan lengkap Perjanjian Lama
dalam bahasa Ibrani yang paling tua ialah Codex Babylonicus
Petropalitanus yang berasal dari tahun 1008 M, lebih dari 1.400 tahun
setelah Perjanjian Lama dilengkapkan. Sedangkan naskah Laut Mati
tersebut sekitar 1000 tahun lebih tua dari Codex Babylonicus
Petropalitanus. Apa yang dapat kita temukan dari penemuan terbesar
Alkitab tersebut adalah ketelitian orang-orang Yahudi dalam menyalin
naskah-naskah Perjanjian Lama. Setelah naskah-naskah Laut Mati
dibandingkan dengan naskah yang 1000 tahun lebih baru, hanya
terdapat sangat sedikit perbedaan.10 Kanon Perjanjian Lama tidak
banyak mengalami kesulitan karena pada waktu buku-buku Perjanjian
Lama ditulis, pada saat itu juga diterima dan diakui sebagai buku-
buku kanonik dan diterima sebagai otoritas tertinggi (Ul. 17:18; 1Sam.
10:25; 2 Raj. 22:8; 2 Taw. 34:14).
Pada waktu pembuangan ke Babel dan Yerusalem
dihancurkan pada tahun 587 SM, kitab-kitab itu dibawa dan
diselamatkan oleh bangsa Yahudi (Dan. 9:2). Setelah kembali dari
pembuangan kitab itu juga dibawa.di bawah kepemimpinan Ezra,
buku-buku tersebut dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa. Pada
tahun 80 M pada persidangan di Yamnia, memutuskan bahwa ke 39
buku-buku PL diterima dan diakui sebagai buku-buku kanonik.
Seperti yang dipakai sekarang ini. Jadi penetapan itu hanya memberi
pengakuan resmi.

(2) Proses Sejarah Kanon Perjanjian Baru


Kapankah Perjanjian Baru selesai ditulis? Ahli-ahli Perjanjian
Baru pada umumnya menerima bahwa surat Wahyu (Kitab kanonik
terakhir) ditulis oleh Rasul Yohanes pada tahun 90-95 TM dan surat

10
Josh McDowell dan Don Stewart, Jawaban (Malang: Gandum
Mas, 2005), 39.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 35


tersebut pada mulanya ditujukan Yohanes kepada Gereja-Gereja yang
mengalami penganiayaan dari pemerintah Romawi.11 Sebagai saksi
mata pelayanan Yesus, para Rasul menulis ajaran-ajaran mereka dan
diterima sebagai otoritas tertinggi dan luas oleh jemaat mula-mula.
Sepanjang tahun 100-299M, tulisan-tulisan mereka dipakai dan
dikumpulkan oleh sidang-sidang jemaat (Kol. 4:15-16). Pada tahun
200M kanon Perjanjian Baru sudah berbentuk dan disebut sebagai
kanon “Muratori.”
a. Pengakuan Gereja
Gereja-gereja tidak membuat atau menetapkan buku-buku
masuk dalam kanon melainkan hanya mengakui. Adapun dasar-dasar
pertimbangan pengakuan antara lain: buku-buku PL diakui sebagai
buku-buku kanonik atas dasar pengakuan para nabi dan juga atas dasar
pengakuan Tuhan Yesus (Yes. 1:7-8). Buku-buku PB diakui sebagai
buku-buku kanonik atas dasar pengakua para Rasul (2Pet. 3:16).
b. Seleksi Roh Kudus
Penerangan mengacu pada karya Roh dalam orang percaya /
komunitas orang percaya yang memungkinkan dia / dia / mereka
untuk memahami, selamat datang, dan menerapkan kebenaran Alkitab
(lih. 1 Kor 2:. 9-14).12 Lebih dari pada proses itu semua, buku-buku
yang masuk dalam buku-buku kanonik baik PL maupun PB adalah
hasil seleksi Roh Kudus. Hal ini bisa dibuktikan dari hasilnya sampai
saat ini teruji dan terbukti sebagai Firman Allah. Jadi buku-buku yang

11
Walter M. Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru (Malang: Gandum
Mas, 2011), 103.
12
Seluruh bagian dari 2: 6-16 tidak menerima sedikit perhatian
dalam beberapa tahun terakhir. Tapi meskipun ada perbedaan pendapat
mengenai tata bahasa, latar belakang, dan penekanan teologis, bisa ada
sedikit keraguan bahwa pemikiran yang relevan untuk tujuan kita cukup
jelas: manusia dalam keadaan yang belum lahir dan jasmaninya tidak dapat
memahami dan menerima hal-hal dari Allah (misalnya, lintas berpusat Injil),
sedangkan orang percaya, yang menikmati pelayanan mencerahkan Roh (lih
1:18), mampu menyambut kebenaran-sekarang Allah disimpan bagi kita
dalam Alkitab-dalam cara yang sangat pribadi dan transformatif

36 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


masuk dalam standart kanonik tidak berdasarkan tua-nya, bukan
karena ditulis dalam bahsa Ibrani, bukan karena setuju dengan hormat,
bukan karena memiliki nilai agamawi, tetapi karena proses yang
panjang, pengakuan yang mendasar dan seleksi Roh Kudus.Jadi secara
teologis kanon berarti sejumlah buku yang disusun dalam Alkitab dari
Kejadian-Wahyu yang dikenal dan diakui sebagai Firman Allah yang
dipakai untuk ukuran atau patokan hidup Kristen (2Kor. 10:13-16).
Kanonitas berarti punya kehormatan atau wewenang sebagai bagian
dari kitab suci.
c. Kesaksian Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru
Lukas 24:44: “…harus digenapi semua yang ada tertulis
tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab
Mazmur.” Dalam ayat ini Kristus menyatakan tiga bagian Alkitab
bahasa Ibrani dibagi: Hukum Musa, Para Nabi, dan “Tulisan-tulisan.”
Di sini disebut Mazmur kemungkinan karena kitab Mazmur adalah
kitab yang pertama dan terpanjang dalam tiga bagian ini.Yohanes
10:24-35: Yesus mengaku kitab Taurat sebagai kitab Suci. Dalam
semua pertengkaran Yesus dengan orang farisi, Yesus tidak setuju
dengan tradisi lisan mereka, bukan dengan konsep kanon Ibrani
mereka. Lukas 11:51 /Matius 23:45: “…dari darah Habel sampai
kepada darah Zakharia…” Habel adalah syahid pertama dalam
Kejadian 4:8. Zakharia adalah orang yang dilempari batu ketika
bernubuat dengan umat itu” di pelataran rumah Tuhan” II Tawarikh
24:21. Kitab Kejadian adalah kitab pertama dalam Kanon Ibrani
Perjanjian Lama dan tawarikh adalah kitab Terakhir. Yesus pada
dasarnya berkata “ dari Kejadian sampai Tawarikh,” atau menurut
susunan kanon Perjanjian Lama kita,” dari kejadian sampai dengan
Maleakhi.”

3. Kitab-kitab Apokripa
a. Definisi dan Penjelasan

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 37


Istilah “apokripa” berasal dari kata Yunani Apokrifos
(Apokrifos) yang berarti “tersembunyi”. Akhirnya Apokripa
dimengerti sebagai sejumlah kitab yang tidak dimasukkan ke dalam
kanon Alkitab karena tidak lulus proses dan seleksi Roh Kudus.
b. Macam-macam Apokripa
(1) Apokripa Perjanjian Lama
Apokripa ini ditulis antara tahun 300SM-100M yang
kebanyakan tidak diketahui siapa penulisnya, berjumlah 15 buah yang
dibagi 5 jenis antara lain: pengajaran, kanon religius, sejarah, nubuat
dan dongeng.
(2) Apokripa Perjanjian Baru
Tidak ada daftar yang jelas, namun setidaknya ada 4 kitab
apokripa PB yang cukup popular antara lain: Gembala Hermas, Ajaran
12 Murid, Injil Barnabas dan Injil Ibrani.
c. Alasan-alasan penolakan terhadap Apokripa
(1) Terhadap Apokripa Perjanjian Lama
▪ Kitab-kitab tersebut tidak termasuk dalam Perjanjian Lama
Ibrani
▪ Penulis-penulis Perjanjian Baru tidak ada yang mengutip
▪ Tidak ada konsili gereja yang mengakui
▪ Tidak ada klaim: “Inilah Firman Tuhan”
▪ Adanya kesalahan dalam bidang sejarah, kronologis dan peta
bumi.
▪ Di samping kisah-kisahnya ada yang khayalan dan ajaran
moralnya juga rendah.
▪ Kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
(2) Terhadap Apokripa Perjanjian Baru
▪ Buku-buku Apokripa Perjanjian Baru hanya dikenal secara
lokal
▪ Tidak ada konsili gereja yang mengakui.
▪ Hanya dianggap bacaan yang bermanfaat.

38 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


E. Doktrin Pemeliharaan Alkitab
Alkitab seringkali mendapat tekanan dari dalam maupun dari
luar. Tetapi Alkitab tetap ada dan terus bertahan sampai sekarang. Ini
meneguhkan, kalau Allah memberikan Alkitab yang tidak salah
kepada manusia supaya ia mengenal Allah dan jalan keselamatan,
apakah Allah akan membiarkan diubahkan atau dihancurkan dalam
abad-abad kemudian? Jawabnya jelas. Allah akan bekerja untuk
memelihata firman-Nya sesuai dengan rencana-Nya. Liberalisme
menyatakan bahwa teologi-teologi yang ada, adalah hasil dari
rasionalisme dan eksperimentalisme dari para filsuf dan ilmuwan.
Liberalisme menempatkan penalaran manusia dan penemuan-
penemuan ilmiah pada tempat utama; segala sesuatu yang tidak
sepakat dengan penalaran dan ilmu pengetahuan harus ditolak.
Sebagai akibatnya, liberalisme telah menolak doktrin historik dari
iman Kristen, karena berhubungan dengan mukjizat dan supranatural:
Inkarnasi Kristus, kebangkitan tubuh Kristus, dan semacamnya.13
1. Kenyataan bahwa Alkitab tidak bisa dimusnahkan.
Salah satu bukti adalah ketahanan Alkitab. Thiessen
menjelaskan hal ini dalam Teologi Sistematika, 68-69. Bila ingat
bahwa hanya sedikit sekali buku yang bertahan lebih dari seperempat
abad, jumlah yang lebih sedikit lagi bisa bertahan satu abad, dan
bahwa jumlah yang aman sangat sedikit bisa bertahan selama seribu
tahun, maka kita langsung sadar bahwa Alkitab merupakan sebuah
kitab yang sangat unik. Di samping itu, bila mengingat situasi-situasi
dimana Alkitab telah bertahan selama ini maka kenyataan akan
uniknya Alkitab pastilah sangat mengejutkan. Selanjutnya, “Bukan
saja Alkitab dimuliakan dan dicintai dari pada buku lain mana pun
juga, tetapi Alkitab juga merupakan kitab yang paling banyak menjadi
sasaran penganiayaan dan perlawanan.” (Bancroft, Christian
Theology, hal. 360.)

13
Paul Enns, The Moody Handbook Of Theology, Jil., II (Malang:
Literatur SAAT, 2010), 195.

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 39


Usaha yang telah diupayakan untuk menumpas dan
membinasakana Alkitab atau bila usaha tersebut tidak berhasil,
mencomot wibawa ilahi yang dimiliki Alkitab. Para raja Romawi
segera sadar bahwa orang-orang kristen melandaskan kepercayaan
mereka kepada Alkitab. Oleh karenanya, mereka berusaha untuk
menumpas atau memusnahkan Alkitab. Melalui sebuah dekrit pada
tahun 303 TM, kaisar Dioceletianus menuntut agar setiap jilid Alkitab
dibakar. Ia membunuh begitu banyak orang Kristen dan
menghancurkan begitu banyak Alkitab sehingga ia merasa telah
berhasil memusnahkan Alkitab secara tuntas ketika orang-orang
Kristen bersembunyi dan tidak memperlihatkan kegiatan selama
beberapa waktu. Diocletianus menyutuh membuat medali yang
bertuliskan, “Agama Kristen telah musnah dan penyembahan para
dewa telah dipulihkan.” Akan tetapi, hanya beberapa tahun kemudian
Constantinus naik takhta dan mengumumkan agama Kristen sebagai
agama negara.
Sepanjang abad pertengahan, menempatkan pengakuan iman
diatas Alkitab. Sekalipun sebagian besar diantara mereka ketika itu
masih berusaha menopang pengakuan itu dengan ayat-ayat Alkitab,
secara bertahap tradisi menjadi kuat. Gereja-negara mengambil ahli
kuasa untuk menafsirkan Alkitab, sehingga penelaahan Alkitab oleh
kaum awan dibatasi dan dicurigai, dan bahkan tidak jarang dilarang
pula.
Pada masa reformasi, yaitu ketika Alkitab diterjemahkan ke
dalam bahasa yang dapat dipahami umum, gereja yang resmi
membatasi secara ketat pembacaan Alkitab dengan alasan bahwa
kaum awan tidak mampu mengartikan isi Alkitab. Orang awam tidak
diizinkan membaca dan menafsirkan isi Alkitab sendiri. Banyak orang
yang harus berkorban jiwa karena mereka merupakan pengikut Kristus
yang percaya Alkitab. Bahkan pada masa itu dinuat hukum-hukum
tertentu yang melarang penerbitan Alkitab. Menarik untuk dicamkan
bahwa dalam hubungan dengan ini Voltaire, kafir Perancis yang

40 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


tersohor itu, meramalkan bahwa dalam kurun waktu seratus tahun dan
sejak zamannya tidak akan ada kekristenan lagi di atas muka bumi ini.
Baik keputusan negara Romawi maupun peraturan-peraturan
kegerejaan tidak pernah berhasil memusnahkan Alkitab. Makin keras
usaha memusnahkan Alkitab, makin luas pula Alkitab itu tersebar.
Usaha terakhir untuk menghilangkan wibawa Alkitab ialah usaha
untuk menurunkan wibawa Alkitab menjadi sejajar dengan kitab-kitab
keagamaan kuno lainnya. Namun Alkitab tetap saja menunjukkan
wibawa adikodratinya, dan dewasa ini dibaca oleh berjuta-juta orang
kristen di seluruh dunia dan diterjemahkan ke dalam beratus-ratus
bahasa.
2. Apakah Allah menjaga proses transmisi teks Alkitab supaya tidak
ada kekeliruan dalam teks bahasa asli?
Jelas bahwa Alkitab mampu memelihara setiap penyalin
Alkitab supaya tidak salah menyalin, tetapi supaya nyata bahwa ada
beberapa kekeliruan kecil dalam salinan-salinan, dalam bahasa asli
pun.
3. Apakah kekeliruan-kekeliruan ini mengubahkan arti dari teks asli
supaya kita tidak bisa yakin bahwa yang dipegang masih bisa
dipercaya?
Pertanyaan ini penting sekali. Menurut Archer dalam A Survey
of Old Testament Introduction, hlm. 24-25): Kalau [teks arti teks
diubahkan dalam proses transmisi], rencana Allah telah digagalkan; Ia
tidak bisa memelihara wahyu-Nya supaya orang-orang dalam generasi
berikut dapat mengertinya secara benar. Kalau ia tidak bertindak
untuk menjaga penyalin-penyalin yang menulis naskah-naskah
Alkitab yang standar dan mempunyai otoritas, berarti bahwa teks
diubahkan dan dikelirukan oleh mereka. Kalau teks diubahkan, tujaun
Allah yang utama dalam memberikan wahyu tertulis telah ditiadakan;
karena naskah-naskah yang salah telah dipeliharakan hanya bisa
mengandung campuran kebenaran dan kesalahan, dan harus dihakimi
oleh manusia (dari pada menjadi dasar untuk menghakimi manusia).

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 41


Apakah ada bukti objektif bahwa kekeliruan trasnmisi tidak
dibiarkan oleh Allah untuk mengubahkan atau mengelirukan
wahyunya? Ada! Penelitian akan variasi-variasi pembacaan dalam
beberapa naskah kuno menyatakan bahwa tidak ada salah satu variasi
pun yang mempengaruhi salah satu doktrin dari Alkitab. Sistem
kebenaran rohani dalam teks Perjanjian Lama yang standar pada masa
kini tidak diubahkan sedikitpun oleh naskah-naskah lebih kuno yang
ditemukan. Jadi, Alkitab sungguh-sungguh firman Allah.

Sumber Bacaan
1. Michael Keene.Alkitab: Sejarah, proses Terbentuk, dan
Pengaruhnya. Yogyakarta: Kanisius2006.
2. Joseph P. Free.Arkeologi dan Sejarah Alkitab, direvisi Howard F.
Vos. Malang: Gandum Mas, 2001. Dikutip dalam karya William
J. Federer, America”s God and country: Encyclopedia for
Quotation . Coppell, TX: FAME Publishing, Inc., 1994.
3. James C. Hefley.What’s So Great About the Bible? Elgin, IL:
David C. Cook, 1969.
4. Wahyu Tujuan Allah melalui alam, sejarah, dan hati nurani (sifat
manusia) tidak padam karena kejatuhan manusia (lihat Mazmur
19: 1-6; Rom 2: 14-15; Kisah Para Rasul 17: 26-27), tetapi serius
terdistorsi melalui penindasan dan penghinaan yang disengaja
(Roma 1: 18-20).
5. G. I. Williamson. Pengakuan Iman Westminster . Surabaya:
Penerbit Momentum, 2009.
6. Inspirasi menjelaskan bahwa bila perlu Allah menuntun sampai
kepada pemilihan kata-kata pun. Tetapi bukan berarti juga Allah
mendikte isi seluruh Alkitab secara kata demi kata.
7. Jakob Van Bruggen. Siapa Yang Membuat Alkitab? Surabaya:
Penerbit Momentum, 2010.
8. Untuk informasi lebih lanjut tentang kanon Alkitab, lihat Roger
Beckwith, The Old Testament Canon Gereja Perjanjian Baru dan

42 – Materi 2: Pengajaran Tentang Alkitab (Bibliologi)


Latar Belakang Its dalam Yudaisme Awal (Grand Rapids:
Eerdmans, 1985); F. F. Bruce, The Canon of Kitab Suci (Downers
Grove, IL: InterVarsity, 1988); Harry Y. Gamble, Perjanjian
Canon Baru: Pembuatan Its dan Makna, Seri Perjanjian Baru, ed.
Dan O. Via (Philadelphia: Fortress, 1985); Bruce M. Metzger, The
Canon of Perjanjian Baru: Asal Its, Pengembangan, dan
Signifikansi (Oxford: University Press, 1987).
9. Josh McDowell dan Don Stewart. Jawaban. Malang: Gandum
Mas, 2005
10. Walter M. Dunnett, Pengantar Perjanjian Baru (Malang: Gandum
Mas, 2011), 103.
11. Seluruh bagian dari 2: 6-16 tidak menerima sedikit perhatian
dalam beberapa tahun terakhir. Tapi meskipun ada perbedaan
pendapat mengenai tata bahasa, latar belakang, dan penekanan
teologis, bisa ada sedikit keraguan bahwa pemikiran yang relevan
untuk tujuan kita cukup jelas: manusia dalam keadaan yang belum
lahir dan jasmaninya tidak dapat memahami dan menerima hal-hal
dari Allah (misalnya, lintas berpusat Injil), sedangkan orang
percaya, yang menikmati pelayanan mencerahkan Roh (lih 1:18),
mampu menyambut kebenaran-sekarang Allah disimpan bagi kita
dalam Alkitab-dalam cara yang sangat pribadi dan transformatif.
12. Paul Enns. The Moody Handbook Of Theology. Jilid II Malang:
Literatur SAAT, 2010.
13. Carl Reed, Diktat Teologi Perjanjian lama (Yogyakarta: STTII).

Desti Samarenna, M.Th Buku Ajar Dogmatika 1 – 43

Anda mungkin juga menyukai