H1A018022 - Muhammad Raihan A'isy Umran - LaporanKerjaPraktik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PEMELIHARAAN JARINGAN HUTM DI PLN(PERSERO) RAYON


BINJAI TIMUR

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana


di Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh:

Muhammad Raihan A’isy Umran


H1A018022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
PURBALINGGA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktik dengan Judul:


PEMELIHARAAN JARINGAN HUTM DI
PT. PLN(PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR

Disusun oleh:
Muhammad Raihan A’isy Umran
H1A018022

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Jurusan/Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan disetujui


Pada Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II/Lapangan
Manager ULP Binjai Timur

Priswanto Elfian
(NIP : 197802192001121001) (NIP : 8204032A )
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Farida Asriani, S.Si . M.T.

(NIP. 197502012000032005)

i
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalamm Laporan Kerja Praktik dengan judul
“PEMELIHARAAN JARINGAN HUTM DI PT. PLN (PERSERO) RAYON
BINJAI TIMUR” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 20 Desember 2021

Muhammad Raihan A’isy Umran

ii
RINGKASAN

PEMELIHARAAN JARINGAN HUTM DI PT. PLN(PERSERO)


RAYON BINJAI TIMUR

Muhammad Raihan A’isy Umran

Jaringan distribusi listrik adalah sistem listrik yang terdiri atas penghantar dan

perlengkapan listrik yang terhubung satu dengan lainnya, untuk mengalirkan tenaga

listrik. Jaringan distribusi listrik yang baik adalah jaringan distribusi listrik yang dapat

menyalurkan energi listrik yang berkualitas baik Ketika sampai ke masyarakat.

Dikarenakan listrik yang juga dapat menimbulkan dampak negative bagi masyarakat

maupun lingkungan, maka dibutuhkan upaya agar penyaluran tenaga listrik selalu

dalam keadaan aman.

Untuk mendukung pengadaan dab penyaluran tenaga listrik ke masyarakat

dibutuhkan jaringan distribusi listrik yang handal dan terjamin kontinuitasnya. Untuk

menjaga agar pengadaan dan penyaluran listrik ke masyarakat maka diperlukan

pemeliharaan jaringan distribusi listrik secara berkala.

Metode yang digunakan pada kerja Praktik ini adalah metode observasi dengan

turun langsung ke lapangan serta ikut membantu beberapa hal seperti membantu

mengangkat komponen yang dibutuhkan oleh para teknisi, serta metode wawancara

dengan bertanya beberapa pertanyaan pada pendamping lapangan yang juga ikut turun

ke lapangan pada saat kegiatan.

iii
SUMMARY
HUTM NETWORK MAINTENANCE IN PT. PLN(PERSERO)

EAST BINJAI RAYON

Muhammad Raihan A'isy Umran

The electricity distribution network is an electrical system consisting of conductors

and electrical equipment that are connected to each other, to transmit electric power. A good

electricity distribution network is an electricity distribution network that can distribute good

quality electrical energy when it reaches the community. Because electricity can also have a

negative impact on society and the environment, efforts are needed to ensure that the

distribution of electricity is always safe.

To support the procurement and distribution of electricity to the community, a reliable

and guaranteed electricity distribution network is needed. To maintain the supply and

distribution of electricity to the community, it is necessary to maintain the electricity

distribution network on a regular basis.

The method used in this practical work is the observation method by going directly to

the field and helping with several things such as helping to lift the components needed by the

technicians, as well as the interview method by asking some questions to the field assistants

who also went to the field during the activity.

iv
PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat melaksanakan kerja praktik di
PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR, sampai terselesaikannya
penulisan laporan hasil kerja praktik ini dengan judul “PEMELIHARAAN
JARINGAN HUTM DI PT. PLN(PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR”.
Laporan ini penulis susun untuk memenuhi persayaratan untuk mencapai
gelar S1 pada Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jenderal
Soedirman. Kerja praktik ini merupakan mata kuliah yang mendukung mata kuliah
yang mendukung mata kuliah lain yang bersifat teori, sehingga dengan adanya
kerja praktik ini mahasiswa dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh pada
bangku perkuliahan untuk diaplikasikan dalam proses kerja praktik ini.

Medan , 20 Desember 2021

Muhammad Raihan A’isy Umran

v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Just Try Everything”

PERSEMBAHAN

Penulis menyadari bahwa keberhasilan kegiatan kerja praktik dan prosespembuatan laporan
ini tidak lepas dari bantuan berbagaipihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT atas nikmat kesehatan yang diberikan ditengah pandemik covid-19 sehingga
penulis dapatmenyelesaikan kegiatan dan laporan kerja praktikdengan lancar.

2. Bunda saya yang selalu mendukung dan memfasilitasi seluruh kegiatan sehingga
pelaksanaan Kerja Praktik berjalan dengan lancar dan baik.

3. Bapak Priswanto selaku dosen pembimbing kerja praktik yang senantiasa memberikan
bimbingan dan pengarahan hingga tersusunnya laporan Kerja Praktik ini.

4. Bapak Muhammad Syaiful Alim selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan hingga tersusunnya laporan Kerja Praktik ini.

5. Bapak Elfian selaku pembimbing lapangan serta manager ULP Binjai Timur selama
pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik.

6. Bapak-bapak Teknisi PT. PLN (Persero) Rayon Binjai Timur yang telah senantiasa
membimbing dan mengarahkan selama melaksanakan kegiatan lapangan Kerja Praktik.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………….i
HALAMAN PENYATAAN……………………………………………………………………ii
RINGKASAN…………………………………………………………………………………iii
SUMMARY………………………..………………………………………………………….iv
PRAKATA………...……………………………………………………………………………v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………....vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN……………………………………………………..ix
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Mannfaat ........................................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan ................................................................................................................................ 3
1.2.2 Manfaat .............................................................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................................... 4
1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktik ...................................................................................... 4
1.5 Metodologi Kerja Praktik ................................................................................................. 5
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN .......................................................................... 7
2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (PERSERO) ............................................................................. 7
2.2 Visi, Misi, Nilai dan Motto PT. PLN (Persero) ................................................................ 9
2.3 Makna Logo PLN ........................................................................................................... 10
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 13
3.1 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .................................................................................. 13
3.2 Tipe Jaringan Distribusi Listrik ...................................................................................... 15
3.3. Komponen Sistem Distribusi ............................................................................................. 18
3.3 Sistem Pengaman Jaringan Distribusi ............................................................................ 20
3.4 Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik .................................................................. 22
3.5 Istilah Dalan Keandalan Distribusi ................................................................................. 25
BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 28
4.1 Umum ............................................................................................................................. 28
4.2 Perhitungan Kerugian PLN ............................................................................................ 28

vii
4.3 Jenis Pemeliharaan ......................................................................................................... 29
4.4 Komponen ...................................................................................................................... 29
4.5 Pembahasan Kegiatan..................................................................................................... 40
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................................... 45
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 45
5.2 Saran ............................................................................................................................... 45

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lambang PT. PLN(Persero)………………………………………………………………………….. 11


Gambar 3.1 Gambar ilustrasi penyaluran daya listrik …………………………………………………..….. 13
Gambar 3.2 Jaringan Radial…………………………………………………………………………………………….. 15
Gambar 3.3 Jaringan Loop ……………………………………………………………………………………………… 15
Gambar 3.4 Jaringan Spindle…………………………………………………………………………………………… 16
Gambar 3.5 Jaringan Hantaran Penghubung…………………………………………………………………..… 17
Gambar 3.6 Jaringan Sistem Gugus atau Kluster ……………………………………………………………… 17
Gambar 4.1. Tiang Listrik………………………………………………………………………………………………... 29
Gambar 4.2. Pin Isulator………………………………………………………………………………………………….. 32
Gambar 4.3. Isulator Tumpu……………………………………………………………………………………………. 33
Gambar 4.4. Isulator Tarik………………………………………………………………………………………………. 34
Gambar 4.5. Komponen isulator Tarik……………………………………………………………………………... 34
Gambar 4.6. Isulator pin yang dipakai……………………………………………………………………………… 35
Gambar 4.7. Cross Arm…………………………………………………………………………………………………… 35
Gambar 4.8. Cross Arm yang digunakan…………………………………………………………………………... 37
Gambar 4.9. Cross Arm…………………………………………………………………………………………………… 37
Gambar 4.10. Band Pole…………………………………………………………………………………………………. 38
Gambar 4.11. H Type Connector……………………………………………………………………………………... 39
Gambar 4.12. Joint Slip Connector…………………………………………………………………………………... 39
Gambar 4.13. Pemasangan Cross Arm dan Pin Isulator……………………………………………………. 40
Gambar 4.14. Penggunaan Tali tambang sebagai tempat duduk teknisi……………………………. 42
Gambar 4.15. Pemasangan Kabel jaringan pada isulator………………………………………………….. 42
Gambar 4.16. Hail Pemeliharaan Jaringan HUTM……………………………………………………………. 43
Gambar 4.17. Hasil Pemeliharaan Jaringan HUTM…………………………………………………………... 43
Gambar 4.18. Hasil Pemeliharaan Jarngan HUTM…………………………………………………………… 44

ix
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

HUTM :Hantaran Udara Tegangan Menengah


JTM :Jaringan Tegangan Menengah
JTR :Jaringan Tegangan Rendah
Jumper :Penghubung
Isolator :Benda-benda yang tidak bisa menghantarkan
NG NIGM :Perusahaan Swasta Belanda
NV ANIEM :Perusahaan Asing Belanda
PENUPETEL :Perusahaan Negara Untuk Perusahaan Tenaga Listrik
PENUDITEL :Perusahaan Negara Untuk Distribusi Tenaga Listrik
AVR :Auto Voltage Regulator

x
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan pokok bagi seluruh masyarakat di

Indonesia. Listrik dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan yang ada di

masyarakat baik yang tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Pada

saat ini, segala aspek kegiatan sehari-hari tidak dapat dilepaskan dari kelistrikan,

sehingga pengadaan listrik sangat dibutuhkan untuk ada setiap saat. Maka

dibutuhkan jaringan listrik yang baik sehingga kebutuhan listrik setiap masyarakat

dapat selalu terpenuhi.

Jaringan distribusi listrik adalah sistem listrik yang terdiri atas penghantar

dan perlengkapan listrik yang terhubung satu dengan lainnya, untuk mengalirkan

tenaga listrik. Jaringan distribusi listrik yang baik adalah jaringan distribusi listrik

yang dapat menyalurkan energi listrik yang berkualitas baik Ketika sampai ke

masyarakat. Dikarenakan listrik yang juga dapat menimbulkan dampak negative

bagi masyarakat maupun lingkungan, maka dibutuhkan upaya agar penyaluran

tenaga listrik selalu dalam keadaan aman.

Untuk mendukung pengadaan dab penyaluran tenaga listrik ke masyarakat

dibutuhkan jaringan distribusi listrik yang handal dan terjamin kontinuitasnya.

Untuk menjaga agar pengadaan dan penyaluran listrik ke masyarakat maka

diperlukan pemeliharaan jaringan distribusi listrik secara berkala. Tujuan dari

1
dilakukannya pemeliharaan jaringan distribusi listrik secara berkala ini adalah

sebagai berikut :

1. Peralatan dapat bekerja secara optimal.

2. Kehandalan dan kualitas jaringan distribusi memiliki nilai yang tinggi.

3. Usia teknis dapat ditingkatkan, sehingga peralatan tidak berencana dapat

ditekan.

Dilihat dari tegangannya unit distribusi dapat dibedakan menjadi 2 macam

yaitu :

1. Distribusi Primer, atau biasa disebut Sistem Jaringan Tegangan Menengah

(JTM)

2. Distribusi Sekunder, atau biasa disebut Sistem Jaringan Tegangan Rendah

(JTR)

Pada Jaringan Tegangan Menengah gangguan yang dapat terjadi diantaranya

adalah :

1. Petir

Gangguan petir dapat dihindari dengan membuat perlindungan.

2. Tumbuhan

Gangguan tumbuhan dapat diatasi dengan menebang ranting pohon yang

mengganggu.

3. Jumper Putus

4. Isolator retak atau pecah

2
1.2 Tujuan dan Mannfaat
1.2.1 Tujuan
Laporan kerja praktek yang dilaksanakan di PT. PLN(PERSERO) Rayon

Binjai Timur bertujuan sebagai berikut.

1. Melaksanakan salah satu mata kuliah wajib yaitu Kerja Praktik (KP)

sebagai syarat kelulusan program S-1 program studi Teknik Elektro

Universitas Jenderal Soedirman.

2. Dapat mengetahui tentang sistem dan lingkungan kerja di PT. PLN

(PERSERO) Rayon Binjai Timur

3. Mempelajari tentang sistem distribusi listrik dan pemeliharaannya.

4. Mempelajari tentang prinsip – prinsip dasar distribusi listrik.

5. Mengamati proses pelayanan terhadap keluhan masyarakat dan

pemeliharaan jaringan distribusi listrik.

1.2.2 Manfaat
Manfaat yang didapat dari dilaksanakannya kerja praktik ini adalah sebagai

berikut.

1. Dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan pada

pekerjaan yang sebenarnya.

2. Mengenal dan mempelajari sistem kerja yang sebenarnya sehingga

membangun etos kerja yang baik.

3
3. Memperoleh data yang aktual di lapangan yang dapat digunakan sebagai

pembanding ajaran pada saat perkuliahan

4. Mengetahui sistem pendistribusian listrik.

5. Mengetahui pelaksanaan pemeliharaan dan proses pelayanan gangguan.

1.3 Batasan Masalah


Pada laporan Kerja Praktik ini terdapat hal –hal yang menjadi batasan

masalah agar permasalahan tidak meluas, diantara lain :

1. Secara umum membahas tentang jaringan distribusi listrik.

2. Secara khusus membahas tentang masalah teknis saja, tidak memperhitungkan

dari sisi biaya.

3. Secara khusus membahas tentang pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi

HUTM

4. Secara khusus membahas komponen dalam pelaksanaan pemeliharaan jaringan

HUTM.

1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktik


Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik sebagai berikut :

1. Tempat

Kerja praktik dilaksanakan di PT PLN(PERSERO) rayon Binjai Timur.

2. Waktu

Kerja praktik ini dilaksanakan pada tanggal 4 Januari sampai

dengan 4 Februari 2021..

4
1.5 Metodologi Kerja Praktik
Dalam pelaksanaan Kerja Praktik, metodologi yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah sebagai berikut.

1. Metode Studi Pustaka

Metode Studi Pustaka merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang

berfungsi sebagai referensi penyusunan laporan dengan mencarinya di berbagai

sumber literatur seperti perpustakaan, internet, buku katalog maupun jurnal.

2. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengamati secara

langsung objek / bentuk fisik peralatan yang akan diteliti dan berhubungan dengan

pembahasan pada kerja praktik.

3.Metode Wawancara

Metode wawancara diaplikasikan untuk mengumpulkan data dan informasi

dengan memberikan beberapa pertanyaan dan meminta penjelasan yang diberikan

langsung kepada pihak yang terkait.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan Kerja Praktik ini, penulis menggunakan sistematika

penyusunan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan memberikan gambaran umum tentang isi dari laporan

kerja praktik ini yang meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah,

waktu dan tempat, serta metodologi yang akan di lakukan pada kerja praktik dan

sistematika penulisan dari laporan ini.

BAB 2 TINJAUAN PERUSAHAAN

5
Pada bab ini, akan membahas mengenai tinjauan perusahaan yang meliputi

seperti sejarah, visi dan misi, logo serta susunan organisasi di PT. PLN(PERSERO).

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan membahas mengenai penjelasan singkat jaringan

distribusi listrik.

BAB 4 PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan membahas mengenai kegiatan pemeliharaan jaringan

HUTM.

BAB 5 PENUTUP

Pada bab ini, akan membahas kesimpulan dan saran untuk menyempurnakan

hasi dari kerja praktik selama di PT. PLN(PERSERO) Rayon Binjai Timur.

6
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (PERSERO)


Sejak awal berdirinya PT PLN (Persero) telah mengalami banyak

perkembangan yang dibagi dalam beberapa periode :

1. Periode 1894-1942

Listrik mulai dirintis di Indonesia sekitar abad XIX yaitu pada masa

penjajahan Belanda. Pada saat itu bidang kelistrikan diselenggarakan oleh

pemerintah setempat. Beberapa perusahaan Belanda yang didirikan juga

mempunyai pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan

sendiri. Salah satu contohnya adalah NG NIGM, perusahaan swasta Belanda yang

terletak di Jakarta ini semula bergerak di bidang gas untuk umum, kemudian

berkembang dan menangani bidang listrik untuk umum di Jakarta. Pada tahun 1931,

Pemerintah Belanda mengambil keputusan untuk menyerahkan pengolahan

kelistrikan di wilayah Indonesia kepada sebuah perusahaan asing Belanda, yaitu NV

ANIEM.

2. Periode 1942-1945

Pada tahun 1942, Jepang berhasil mengalahkan Belanda dan mengambil alih

kekuasaan Pemerintah Belanda atas Indonesia. Semua perusahaan milik Belanda

yang berada di Indonesia diambil alih oleh Jepang, termasuk perusahaan listrik

swasta. Kemudian Pemerintah Jepang mengubah namanya menjadi Jawa Denki

Jigyosha Djakarta Shisha. Perusahaan ini hanya beroperasi sampai tahun 1945

karenasekutu berhasil mengalahkan Jepang dalam perang Asia Timur Raya.

3. Periode 1950-1966
7
Pada tahun 1952, Perusahaan Negara untuk Perusahaan Tenaga Listrik

(PENUPETEL) dan Perusahaan Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik

(PENUDITEL) berada dibawah jawatan tenaga. Pada tanggal 13 Oktober 1953

dikeluarkan Kepres RI No. 163 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik

Belanda, jika dikasasi perusahaannya telah berakhir. Berdasarkan Kepres tersebut

maka perusahaan-perusahaan listrik swasta Belanda diambil alih dan digabungkan

ke jawatan tenaga. Pada tahun 1958 pemerintah mengeluarkan UU No. 86 tahun

1958 tentang Nasionalisasi yang menetapkan bahwa semua perusahaan Belanda

dibawah penguasaan Pemerintah Republik Indonesia. Sebagai pelaksanaannya

dikeluarkan PP No. 18 tahun 1959, tentang penentuan perusahaan Listrik dan Gas

milik Pemerintah Belanda yang dinasionalisasikan. Berdasarkan peraturan tersebut

NV ANIEM dan NG NIGN dinasionalisasikan dan digabung.Kemudian dibentuk

Pengusaha-pengusaha perusahaan Listrik dan Gas (P3LG).

4. Periode 1967-1985

Pada tahun 1972 pemerintah mengeluarkan PP No. 10 Tahun 1972 yang

menetapkan PLN sebagai Perusahaan Umum yang berada di lingkungan

Departemen Pertambangan dan Energi dengan tugas mengatur, membina,

mengawasi dan melaksanakan pelaksanaan umum di bidang kelistrikan nasional

disamping tugas-tugasnya sebagai suatu perusahaan.

5. Periode 1985-1990

Untuk menyediakan tenaga listrik yang cukup bagi masyarakat,diperlukan

upaya yang optimal untuk memanfaatkan sumber energiguna membangkitkan

tenaga listrik. Oleh karena itu, pemerintahmengeluarkan undang-undang No. 15

Tahun 1985, tentang peningkatan pembangunan di bidang kelistrikan. Sebagai

pelaksanaannya pemerintah menetapkan PP No. 10 Tahun 1989, tentang penyadiaan


8
dan pemanfaatan tenaga listrik. Berdasarkan UU dan PP tersebut ditetapkan bahwa

PLN merupakan pemegang kekuasaan atas tenaga listrik.

6. Periode 1990-Sekarang

Mengingat tenaga listrik mempunyai fungsi yang sangat penting bagi negara

dan kehidupan masyarakat sehari-hari, maka berdasarkan PP No. 23 tahun 1994

tentang pengalihan bentuk perum menjadi persero, Perum Listrik Negara dialih

bentuknya menjadi PT. PLN (Persero). Dengan dialihkan bentuknya diharap PLN

dapat melakukan kegiatan usahanya secara optimal.

2.2 Visi, Misi, Nilai dan Motto PT. PLN (Persero)

Berikut adalah Visi, Misi, Nilai dan Motto yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero).

a. Visi PLN

Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan

Pelanggan untuk Solusi Energi

b. Misi PLN

Misi yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) antara lain:

1) Menjadikan bisnis dan kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang

saham.

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4) Menjadikan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

1) Motto PT. PLN (Persero)

9
Motto yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) adalah:

“ Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (electricity for better life)”

a. Tata Nilai PT. PLN (Persero)

Tata Nilai PLN

Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:

1. AMANAH : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan

2. KOMPETEN : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

3. HARMONIS : Saling peduli dan menghargai perbedaan

4. LOYAL : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

5. ADAPTIF : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun

menghadapi perubahan

6. KOLABORATIF : Membangun kerjasama yang sinergis

2.3 Makna Logo PLN


Setiap perusahaan tentunya memiliki lambang atau logo yang

melambangkan perusahaan tersebut. Berikut adalah logo PT. PLN (Persero) dan

penjelasan mengenai maksud logo tersebut. Bentuk warna dan makna lambang

Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran

Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76

Tanggal: 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik

Negara. Elemen–Elemen Dasar Lambang yang dimiliki PT. PLN (Persero) adalah

sebagai berikut.

10
Gambar 2.1. Lambang PT. PLN(Persero)
a. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan

bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir

dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti

yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi

kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyalanyala

yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk

jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja

cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi

para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai

perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan

beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan

perkembangan jaman.

c. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang

usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan

distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (Persero) guna

11
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk

menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap

diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan

keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik

bagi para pelanggannya.

12
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Proses penyebaran tenaga listrik di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu

pembangkitan, transmisi sertadistribusi seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Gambar ilustrasi penyaluran daya listrik


Tegangan listrik yang dihasilkan dari pembangkit umumnya relatif kecil,

sehingga dibutuhkan transformator step up untuk menaikkan tegangan hingga

mencapai 150-500 kV. Sebelum mencapai konsumen, tegangan mengalami 2 kali

penurunan. Yang pertama pada Gardu Induk (GI), tegangan 500 KV diturunkan

ke 150 KV atau 70 KV. Kedua pada gardu distribusi, tegangan 150 KV atau 70

KV diturunkan lagi menjadi 20 KV[4]. Saluran distribusi sendiri dibagi menjadi

2, yaitu:

1. Saluran Distribusi Primer

Saluran distribusi primer atau jaringan distribusi 20 kV adalah

saluran penghubung gardu induk dengan gardu distribusi.

2. Saluran Distribusi Sekunder


13
Saluran distribusi sekunder disebut juga jaringan tegangan

rendah (JTR) adalah saluran penghubung gardu distribusi ke

konsumen.

Untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik secara efisien dan konsisten,

diharuskan memilih sistem distribusi yang sesuai. Faktor yang harus

dipertimbangkan dalam memilih sistem distribusi diantaranya:

a) Faktor biaya

b) Faktor lokasi

c) Faktor kelayakan

Penentuan sistem distribusi harus memenuhi kriteria persyaratan yaitu :

a. Keandalan yang tinggi

b. Kontinuitas pelayanan

c. Biaya investasi yang rendah

d. Instabilitas frekuensi dan tegangan rendah

14
3.2 Tipe Jaringan Distribusi Listrik
3.1.1 Konfigurasi jaringan radial

Konfigurasi jaringan jenis radial adalah konfigurasi paling

sederhana, oleh karena itu konfigurasi ini banyak digunakan dalam

sistem distribusi listrik. Selain itu biaya investasinya juga murah.

Kelemahannya adalah arus listrik tidak merata dan tidak ada back up

dari penyulang lain bila terjadi masalah.

Gambar 3.2 Jaringan Radial


3.1.2 Konfigurasi Jaringan Loop

Konfigurasi ini adalah gabungan beberapa konfigurasi radial. Pada

konfigurasi loop, penyulang satu terhubung dengan penyulang lain dan

dibatasi oleh PMT.

Gambar 3.3 Jaringan Loop

15
3.1.3 Konfigurasi Jaringan Spindle

Konfigurasi jaringan spindle sama dengan konfigurasi radial, tetapi

pada ujung penyulang terdapat penyulang express yang berfungsi

sebagai back up jika terjadi gangguan pada penyulang tersebut.

Gambar 3.4 Jaringan Spindle


3.1.4 Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)

Konfigurasi tie line digunakan untuk konsumen dengan prioritas

harus selalu menyala seperti rumah sakit, bandara, dll. Konfigurasi ini

mempunyai 2 penyulang atau lebih dengan tambahan Automatic

Change Over Switch / Automatic Transfer Switch. Gardu pada

pelanggan tersebut terkoneksi kesetiap penyulang untuk menjamin

ketersediaan tenaga listriknya.

16
Gambar 3.5 Jaringan Hantaran Penghubung
3.1.1 Konfigurasi Sistem Gugus atau Sistem Kluster

Konfigurasi gugus/kluster memiliki komponen paling banyak

dibanding konfigurasi lain. Oleh karena itu biaya investasinya paling mahal.

Konfigurasi ini sangat cocok digunakan pada daerah dengan tingkat beban

yang sangat tinggi.

Gambar 3.6 Jaringan Sistem Gugus atau Kluster

17
3.3. Komponen Sistem Distribusi

Sebuah sistem jaringan distribusi pada dasarnya memiliki berbagai

komponen, diantaranya :

3.3.1 Tiang Listrik

Tiang listrik merupakan salah satu komponen utama sistem distribusi

tenaga listrik. Tiang listrik memiliki 2 jenis yaitu tiang listrik beton dan

tiang listrik besi. Tiang listrik haruslah kuat karena selain sebagai penopang

kabel listrik juga berfungsi menopang berbagai pengaman serta komponen

lain.

3.3.2 Isolator

Fungsi utama isolatordalah untuk memisahkan kabel dengan kabel,

kabel dengan tiang listrik, serta kabel dengan tanah pada jaringan bawah

tanah. Sedangkan fungsi lain isolator adalah menahan beban kabel,

mengatur sudut dan jarak antar kabel, serta mencegah pemuaian kbel akibat

cuaca.

3.3.3 Kabel Penghantar

Kabel penghantar adalah komponen terpenting dalam sebuah sistem

distribusi. Fungsi utama kabel penghantar adalah sebagai media atau

penyuplai daya listrik dari trafo ke konsumen.

3.3.4 Transformator

Transformator atau trafo berguna untuk menaikkan/menurunkan

tegangan sesuai kebutuhan.

3.3.5 AVR (Auto Voltage Regulator)

18
AVR (Auto Voltage Regulator) ialah regulator trafo yang berguna

sebagai stabilizer naik/turunnya tegangan secara otomatis

3.3.6 Meter Ekspor-Impor

Meter ekspor-impor berguna untuk mengetahui berapa kWH yang

dikirim dan diterima antar UPJ. Pada Meter Ekspor-Impor terdapat CT dan

PT yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari yang

lebih tinggi ke yang lebih rendah untuk proses pengukuran

19
3.3 Sistem Pengaman Jaringan Distribusi
Sistem pengaman berfungsi untuk mencegah, membatasi atau melindungi

jaringan dan peralatan sistem distribusi dari berbagai macam gangguan.

Berdasarkan pemakaian dan prinsip kerja, pengaman jaringan distribusi

dibagi menjadi :

3.3.7 Rele arus lebih

Rele ini bekerja dengan menggunakan arus sebagai besaran ukur.

Rele ini akan bekerja jika arus mengalir melampaui batas tertentu yang telah

diteetapkan. Batas tersebut disebut juga setting rele.

3.3.8 Directional Ground Relay

Directional Ground Relay merupakan pengaman jaringan dari

gangguan pentanahan/grounding yang memiliki arah. Arah atau polaritas

tersebut menjadi pedoman untuk menetukan setting DGR.

3.3.9 Fuse Cut Out

Pelebur (Fuse Cut Out) adalah suatu komponen pemutus daya listrik

yang dilengkapi elemen pemutus yang akan melebur jika dialiri arus lebih

pada jaringan. Alat ini berfungsi untuk memutuskan aliran listrik bila terjadi

gangguan arus lebih.

3.3.10 Sakelar Sesi Otomatis

Saklar Sesi Otomatis/Sectionalizer merupankan suatu saklar otomatis

yang bekerja berdasarkan waktu dan perhitungan arus gangguan yang

mengalir pada jaringan. Alat ini dilengkapi dengan pendeteki gangguan, jadi

jika jumlah arus gangguan yang mengalir telah sesuai dengan yang telah

ditentukan, maka alat ini akan otomatis terbuka alias memutuskan jaringan

20
listrik. Alat ini dapat digunakan pada saat jaringan dalam keadaan berbeban.

3.3.11 Pemutus Tenaga (CB)

Pemutus Tenaga(PMT) atau disebut juga Circuit Braker (CB) adalah

suatu sebuah saklar otomatis yang berfungsi untuk memutuskan hubungan

listrik pada jaringan dalam keadaan berbeban pada saat terjadi gangguan.

Alat ini juga dilengkapi Over Current Relay (OCR)/relay arus lebih yang

berfungsi sebagai pengaman jaringan saat terjadi arus lebih.

3.3.12 Penutup Balik Otomatis (Recloser)

Recloser berfungsi untuk memisahkan daerah yang terkena gangguan

dengan cepat. Pada gangguan temporer, recloser akan membuka dan

menutup secara otomatis berdasarkan setting waktu yang ditentukan.

Sedangkan pada gangguan permanen, recloser akan tetap membuka setelah

nila lock out terpenuhi.

3.3.13 Sakelar Beban /Load Break Switch (LBS)

Sakelar Beban/Load Break Switch (LBS) merupakan sebuah saklar

yang berfungsi untuk menghubungkan antara satu penyulang dengan

penyulang lainnya dalam keadaan berbeban pada jaringan distribusi bertipe

lingkar terbuka (Open Ring). Umumnya alat ini dipasang diletakkan diatas

tiang jaringan dengan tuas berada dibawah dan berfungsi sebagai pembatas

lokasi gangguan.

3.3.14 Pemisah (PMS)/Disconeccting Switch (DS)

Pemisah (PMS)/Disconeccting Switch (DS) adalah suatu saklar yang

berfungsi utuk memutuskan atau menghubungkan jaringan listrik dalam

keadaan tidak berbeban atau tidak bertegangan. Alat ini biaasanya digunakan

21
untuk pemeliharaan jaringan listrik yang dilakukan PLN.

3.3.15 Arrester

Arrester adalah pengaman peralatan listrik dari gangguan arus lebih

yang disebabkan oleh sambaran petir. Alat ini berfungsi sebagai konduktor

yang mempunyai tahanan rendah, sehingga arus tinggi akan dialirkan ke

tanah untuk dinetralisir, setelah gangguan hilang arrester kembali berfungsi

sebagai isolator.

3.4 Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Pengertian keandalan atau reliability adalah kemampuan dari sebuah

sistem untuk menjalankan fungsinya secara normal dalam kurun waktu dan

kondisi kerja tertentu. Dalam sistem distribusi tingkat keandalan suatu

sistem ditakar dari kemampuan distribusi tenaga listrik secara konsisten

tanpa adanya pemadaman.

Semakin tinggi tingkat pemutusan beban yang terjadi, maka keandalan

akan semakin berkurang. Begitu pula sebaliknya.

Tingkatan pemadaman terbagi menjadi beberapa tingkat, yaitu:

• Tingkat 1: Dimungkinkan pada berjam-jam, yaitu waktu yang

diperlukan untuk mencari dan memperbaiki bagian yang rusak karena

gangguan.

• Tingkat 2 : Padam beberapa jam, yaitu yang diperlukan untuk mengirim

petugas ke lapangan, melokalisir kerusakan dan melakukan manipulasi

untuk menghidupkan sementara kembali dari arah atau saluran yang

lain.

• Tingkat 3 : Pada beberapa menit, yaitu manipulasi oleh petugas yang

22
stand by di gardu atau dilakukan deteksi/pengukuran dan pelaksanaan

manipulasi jarak jauh dengan bantuan DCC (Distribution Control

Centre).

• Tingkat 4 : Padam beberapa detik, yaitu pengamanan dan manipulasi

secara otomatis dari DCC.

• Tingkat 5 : Tanpa padam yaitu jaringan dilengkapi instalasi cadangan

terpisah dan otomatis secara penuh dari DCC.

Keandalan sebuah sistem dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut

ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi keandalan suatu sistem :

• Probabilitas

Probabilitas atau peluang yang digunakan sebagai penentu besaran

kuantitas dari suatu keandalan. Baik atau buruknya kualitas suatu

peralatan dapat ditentukan dari historinya dimasa lampau. Begitu pula

beban sistem tersebut, dapat diperkirakan melalui histori dimasa lalu

ditambah perkiraan pertumbuhan bban dimasa depan.

• Unjuk Kerja

Kinerja (performance) dari suatu peralatan merupakan suatu

parameter keberhasilan atau kegagalan dari suatu peralatan dalam

menjalankan fungsinya. Hal ini ditentukan dari standar-standar

tertentu yang telah ditentukan.

• Selang Waktu Pengamatan

Selang waktu pengamatan adalah akumulasi jumlah waku yang

23
diperlukan untuk memantau kinerja suatu peralatan. Umumnya waktu

yang dibutuhkan untuk pengamatan adalah setahun.

• Kondisi Operasi

Kondisi oprasi merupakan kondisi diaman sebuah peralatan

beroperasi. Kondisi operasi sebuah peralatan sangat mempengaruhi

keberhasilan kerja peralatan tersebut

Gangguan adalah kedaan komponen/sistem/peralatan jika tidak

dapat melaksanakan fungsi sebenarnya akibat dari suatu atau beberapa

kejadian yang berhubungan lengsung dengan

komponen/sistem/peralatan tersebut. [9] Gangguan pada sistem tenaga

dibedakan menjadi dua, yaitu :

• Gangguan Paksa

Gangguan paksa adalah gangguan yang disebabkan oleh kondisi

darurat yang berhubungan langsung dengan peralatan yang

mengakibatkan komponen/peralatan harus dipisahkan dari sistem oleh

suatu sistem proteksi otomatis atau manual oleh manusia.

• Ganguan Terencana

Gangguan terencana adalah gangguan yang menyebabkan

komponen/peralatan dikeluarkan dari sistem, hal ini biasanya untuk

perawatan komponen/sistem/peralatan tersebut yang telah

direncanakan

24
3.5 Istilah Dalan Keandalan Distribusi
Ada beberapa istilah yang penting berkaitan dengan keandalan sistem

distribusi :

• Pemadaman (outage)

Kondisi dimana peralatan gagal menjalankan fungsinya karena

berbagai faktor yang mempengaruhi peralatan secara langsung.

• Pemadaman Paksa (forced outage)

Pemadaman yang dilakukan karena faktor manusia. Baik

keslahan yang disengaja ataupun tidak disngaja

• Pemadaman Terjadwal (scheduled outage)

Pemadaman yang disengaja atau dengan kata lain fungsi peralatan

sengaja dimatikan, biasanya saat terjadi perawatan berkala.

• Gangguan (interruption)

Pemutusan daya listrik pada satu atau lebih pelanggan dikarenakan

gangguan (outage).

• Gangguan Paksa (forced interruption/λ)

Gangguan paksa adalah gangguan yang disebabkan oleh kondisi

darurat yang berhubungan langsung dengan peralatan yang

mengakibatkan komponen/peralatan harus dipisahkan dari sistem oleh

suatu sistem proteksi otomatis atau manual oleh manusia. Biasanya

dihitung dalam kurun waktu setahun dan dinyatakan dengan

failure/year.

• Waktu Pemadaman (outage time/r)

25
Periode waktu yang dibutuhkan untuk mengganti/memperbaiki

peralatan yang mengalami failure. Dinyatakan dalam satuan

hours/failure.

• Waktu Pemadaman Tahunan (annualoutage time/ U)

Rentang waktu padamnya aliran listrik selama setahun. Umumnya

dinyatakan dalam hours/yeaR

26
BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Umum
Pemeliharaan HUTM (Hantaran Udara Tegangan Menengah) dilakukan

agar penyaluran energi listrik ke masyarakat tetap terjaga sehingga kebutuhan

sehari-hari masyarakat dapat terpenuhi. Di PT. PLN (Persero) Rayon Binjai

Timur kegiatan pemeliharaan dilakukan disebabkan adanya istruksi bahwa

terdapat kerusakan komponen Tiang listrik tegangan menengah.

Pemeliharaan ini dilakukan agar tidak terjadi kerusakan berlebih yang

akan mengakibatkan kerugian yang besar baik bagi masyarakat maupun bagi

pihak PT. PLN(PERSERO). Kerugian pada pihak PLN adalah kerugian secara

materi juga dapat berpengaruhnya pandangan masyarakat terhadap citra PLN

dimana masyarakat akan berkurang tingkat kepercayaan kepada PLN.

4.2 Perhitungan Kerugian PLN


Biaya kerugian PLN dapat dihitung berdasarkan tarif dasar listrik, tarif

dasar listrik dihitung menggunakan rumus daya tiga phasa dikalikan dengan

rupiah jual listrik.

Berikut adalah rumus tarif dasar listrik:

𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘(𝑇𝐷𝐿) = √3 × 𝑉 × 𝐼 × cos 𝜋 × 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑗𝑢𝑎𝑙

Selama kegiatan pemeliharaan dilakukan pemadaman listrik, pada umumnya

pemadaman listrik dapat mencapai 60 menit.

28
4.3 Jenis Pemeliharaan
Terdapat 2 jenis pemeliharaan pada PLN yaitu pemeliharaan secara preventif

dan pemeliharaan secara korektif. Pemeliharaan secara preventif adalah pemeliharaan

yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada masa mendatang. Sedangkan

pemeliharaan secara korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki

suatu masalah yang telah terjadi.

Berdasarkan penjelasan diatas kegiatan pemeliharaan jaringan HUTM yang

dilaksanakan di PT. PLN (PERSERO) rayon Binjai Timur adalah pemeliharaan yang

bersifat preventif. Dikarenakan masalah belum terjadi tapi telah dideteksi bahwa ada

terjadi kerusakan pada komponen jaringan HUTM sehingga Langkah cepat langsung

dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahaan yang lebih besar maka masalah

kecil seperti itu langsung ditangani.

4.4 Komponen
Pada pelaksanaan pemeliharaan jaringan HUTM terdapat beberapa komponen yang

digunakan/dibawa yaitu sebagai berikut :

4. Tiang Listrik HUTM 12 meter sebanyak 3 batang

Gambar 4.1. Tiang Listrik

29
Tiang merupakan bagian jaringan distribusi tegangan menengah yang

berfungsi sebagai penopang / penyangga penghantar. Tiang listrik harus

memiliki daya mekanis yang tinggi sehingga dapat menahan beban tarikan

penghantar atau terpaan angin.

Berdasarkan bahannya, tiang listrik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu

tiang kayu, tiang besi dan tiang beton. Berikut ini penjelasan mengenai jenis

tiang listrik beserta kelebihan dan kekurangannya.

Tiang Kayu

Tiang kayu merupakan tiang yang berbahan dasar kayu pohon yang

memiliki ketahanan tinggi. Kayu yang biasa dijadikan sebagai tiang adalah

kayu Rasamala yang tahan akan perubahan cuaca, tidak mudah rapuh dan

tidak disukai rayap.

Kelebihan tiang kayu adalah harganya murah, ukuran kecil dan

bobotnya ringan. Sedangkan kekurangan tiang kayu adalah ketahanannya

yang tidak lama dan rapuh ketika diterpa pohon tumbang.

Tiang Besi

Tiang besi merupakan tiang berbahan dasar baja (steel) yang

sebenarnya terdiri dari 2 atau 3 pipa yang disusun. Bagian pipa atas

berukuran sedikit lebih kecil dibandingkan bagian bawahnya. Tiang besi

memiliki ketahanan yang lebih baik dari tiang kayu.

30
Kelebihan tiang besi adalah ukuran kecil dan mudah dalam

pemancangannya. Sedangkan kekurangan tiang besi adalah mudah berkarat

dan harganya lebih mahal.

Tiang Beton

Tiang beton merupakan tiang yang terbuat dari bahan dasar semen,

pasir dan batu split yang kemudian di-cor dengan kerangka besi baja. Tiang

beton kini menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang mengelola

kelistrikan seperti PLN.

Kelebihan tiang beton adalah umurnya yang lama, tidak

membutuhkan pemeliharaan dan kekuatan puncak besar. Sedangkan

kekurangan tiang beton adalah berat, transportasi lebih sulit dan perlu alat-

alat khsusus untuk memancangnya.

Dalam pemilihan tiang yang digunakan pada kegiatan pemeliharaan

jaringan HUTM adalah tiang beton sehingga pondasinya kokoh dan lebih

kuat, serta tahan lama.

31
5. Pin Isolator sebanyak 6 buah dan Suspension Isolator sebanyak 12 buah

Gambar 4.2. Pin Isulator

Isolator merupakan komponen jaringan ditribusi tegangan rendah yang

berfungsi sebagai penyekat antara pahasa dan penyekat antara phasa dengan tanah.

Selain itu, isolator juga berfungsi sebagai penumpu atau penarik penghantar.

Isolator harus memiliki kemampuan mekanis dalam menumpu dan menarik

penghantar yang memiliki berat. Isolator harus bisa menjaga posisi penghantar

phasa agar tidak bersentuhan dengan phasa lain atau pada tiang listrik.

Berdasarkan bahannya, isolator jaringan tegangan menengah dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu isolator kaca, isolator keramik dan isolator polimer (porselin).

Saat ini, isolator porselin menjadi prioritas karena memiliki keuntungan yang lebih

banyak diantaranya, ringan tidak ditempeli embun.

32
Berdasarkan bebannya, isolator jaringan tegangan menengah dibedakan

menjadi 2 jenis, yaitu isolator tumpu (pin insulator) dan isolator tarik (strain

insulator). Berikut ini penjelasan jenis jenis isolator tersebut.

Isolator Tumpu (Pin Insulator)

Gambar 4.3. Isulator Tumpu

Isolator tumpu merupakan jenis isoator yang memikul beban berupa beban

berat penghantar jika penghantar dipasang pada bagian atas isolator (top side)

dengan sudut kemiringan maksimal 2o. Juga memikul beban tarik ringan apabila

penghantar dipasang di bagian sisi (leher) untuk sudut kemiringan 18 o.

33
Isolator Tarik (Strain Insulator)

Gambar 4.4. Isulator Tarik

Isolator tarik merupakan jenis isolator yang memikul beban berat penghantar

ditambah beban akibat penarikan (pengencangan). Isolator tarik dipasang pada

konstruksi tiang awal, tiang akhir, tiang sudut, tiang percabangan dan tiang

penegang.

Berikut adalah isolator yang digunakan saat pemeliharaan jaringan HUTM :

Gambar 4.5. Komponen isulator tarik

34
Gambar 4.6. Isulator pin yang dipakai

6. Cross Arm sebanyak 10 buah

Gambar 4.7. Cross Arm

Travers atau Cross Arm merupakan komponen jaringan tegangan menengah

yang berfungsi sebagai tempat terpasangnya isolator. Travers terbuat dari bahan baja

digalvanisasi yang berbentuk U dan ada juga berbentuk persegi panjang.

35
Travers berbentuk U memiliki ukuran 10 x5 x 5 cm dengan ketebalan 5 mm.

Sedangkan travers berbentuk persegi panjang memiliki ukuran x 7,5 x 7,5 x 7,5 cm

dengan , ketebalan 5 mm.

Adapun panjang dari travers disesuaikan dengan sudut kemiringan tarikan

kawat penghantar, yaitu sebagai berikut.

• Panjang travers 1800 mm untuk sudut tarikan dari 0o s/d 18o

• Panjang travers 2662 mm untuk sudut tarikan dari 18o s/d 60o

• Panjang travers 2500 mm untuk sudut tarikan dari 60o s/d 90o

Travers dipasang langsung pada tiang beton dengan baut. Sedangkan

pemasangan travers pada tiang besi harus diikat dengan klem dan mur-baut. Besi

penyangga harus dipasang pada travers untuk menjaga agar travers tidak miring

setelah dibebani isolator + penghantar.

Berikut adalah Traver atau Cross Arm yang digunakan dalam pemeliharaan

jaringan HUTM :

36
Gambar 4.8. Cross Arm yang digunakan

Gambar 4.9. Cross Arm

37
7. Band Pole sebanyak 30 buah

Gambar 4.10. Band Pole

Pole band ini digunakan untuk membungkus pada tiang, juga bernama

pengencang tiang, penjepit pengikat tiang, penjepit pita tiang, braket tiang.

Menurut struktur, band tiang termasuk single offset pole band dan double offset

pole band.

Menurut aplikasi, ada pita tiang utilitas, braket tiang telepon, dan pita

tiang kabel. Penjepit pengikat tiang dapat digunakan dengan kabel pria. Pita

tiang kabel dapat digunakan untuk menghubungkan kabel ADSS dan OPGW.

Ada kaki diperpanjang pada satu bagian dari band tiang. Lubang pada kaki

panjang akan menghubungkan ZH clevis, U clevis.

Sebuah band tiang dirancang agar cocok untuk digunakan pada kutub

pole top diameter 150mm hingga 280mm. Kami telah menyediakan diameter

155mm, 185mm, 230mm, dan sebagainya.

38
Band pole memiliki kekuatan ketegangan tetap tidak melebihi 29kn.

Sementara hasilnya akan berbeda jika grid gain atau perangkat lain digunakan

untuk mentransfer beban geser dari baut tiang.

8. H Type Connector sebanyak 3 buah

Gambar 4.11. H Type Connector


Connector press type merupakan komponen jaringan tegangan rendah

yang berfungsi untuk menghubungkan / menyambung penghantar. Cara

pemasangannya yaitu dengan memasukkan dua ujung penghantar kebagian

sambungan kemudian di press menggunakan alat press connector

9. Joint Slip Connector Sebanyak 3 buah

Gambar 4.12. Joint Slip Connector

39
Joint Sleeve merupakan komponen jaringan tegangan rendah yang

digunakan untuk menyambung penghantar. Pada titik sambungan di joint sleeve

tidak boleh mengalami gaya tarikan demi menjaga sambungan tetap kuat.

10. Penghantar

Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara


(NFA2Y) alumunium twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti
penghantar Fasa dan almelec/alumunium alloy sebagai netral. Penghantar
Netral (N) dengan ukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N berfungsi sebagai
pemikul beban mekanis kabel atau messenger.

Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan handling transportasi,


panjang penghantar tiap haspel kurang lebih 1000 m

4.5 Pembahasan Kegiatan

Pada Kegiatan Pemeliharaan Jaringan HUTM dimulai dari persiapan komponen-


komponen yang dibutuhkan. Pada hari pengerjaan pemeliharaan pada pagi harinya
komponen-komponen dinaikkan ke 2 mobil pick up. Komponen-komponen yang
dinaikkan ke mobil pick up ialah pin Isolator, band pole dan cross arm. Sedangkan
komponen yang lain seperti Tiang Listrik sudah berada di lokasi Bersama dengan mobil
crane nya.

Ketika sudah sampai di lokasi pemeliharaan maka seluruh teknisi mendapatkan


pengarahan oleh supervisor Teknik ULP Binjai Timur. Pengarahan ini dilakukan agar
setiap teknisi dapat mengetahui hal-hal yang diperlukan seperti posisi tiang listrik yang
ingin ditanam dan lain-lain.

Ketika sudah mendapatkan pengarahan oleh supervisor Teknik maka teknisi mulai
berpencar ke posisi masing-masing yang telah ditentukan. Pada saat ini maka penggalian
dilakukan untuk menanamkan tiang listrik. Kedalaman lubang galian berada sekitar 1,5
meter agar tiang listrik dapat berdiri dengan kokoh. Sebelum menanamkan tiang listrik
dilakukan pemasangan pin isulator, cross arm, serta band pole.

40
Gambar 4.13. Pemasangan Cross Arm dan Pin Isulator

Pada saat seluruh komponen telah terpasang ke tiang listrik maka tiang listrik akan
mulai ditanamkan menggunakan mobil crane secara perlahan. Pada penanaman tiang
listrik harus memastikan tiang listrik benar-benar berdiri lurus ke atas. Setelah bagian
kaki tiang listrik ternanam maka dilakukan penimbunan dengan tanah hasil galian tadi
sehingga tiang listrik dapat berdiri tegak.

Setelah itu, dilakukan penarikan kabel jaringan sesuai dengan posisi tiang listrik
yang akan ditanamkan. Pada penarikan kabel jaringan ini para teknisi memberi saran agar
susunan kabel jaringan harus rapi sehingga Ketika akan dinaikkan ke atas tiang listrik
pemasangan lebih mudah tanpa harus memerhatikan posisi kabel jaringan dipasangkan.

Ketika tiang listrik telah benar-benar ternanam maka para teknisi mulai naik ke
atas tiang listrik menggunakan tali tambang yang dililit disekitar badan mereka seperti
pada gambar 4.13 . Setelah itu, maka kabel jaringan mulai dinaikkan ke atas tiang listrik
menggunakan sebuah katrol bertali yang kemudian akan dipasang ke pin-pin isolator

41
seperti pada gambar 4.14 . Setelah itu maka kabel jaringan akan disambungkan ke trafo.
Hasil pemasangan pemeliharaan jaringan HUTM dapat dilihat pada gambar 4.15 , 4.16 ,
4.17 .

Gambar 4.14. Penggunaan Tali tambang sebagai tempat duduk teknisi

Gambar 4.15. Pemasangan Kabel jaringan pada isulator

42
Gambar 4.16. Hail Pemeliharaan Jaringan HUTM

Gambar 4.17. Hasil Pemeliharaan Jaringan HUTM

43
Gambar 4.18. Hasil Pemeliharaan Jarngan HUTM

44
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan kerja praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Binjai

Timur pada kegiatan pemeliharaan jaringan HUTM dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pemeliharaan harus dilakukan secara kontinuitas atau

setiap hari sehingga distribusi listrik dapat selalu terjaga.

2. Pemeriksaan komponen dilakukan setiap hari agar penyaluran

listrik ke masyarakat tidak terganggu sehingga pihak PLN tidak

mengalami kerugian reputasi dari masyarakat.

5.2 Saran
Dari pelaksanaan kerja praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Binjai

Timur pada kegiatan pemeliharaan jaringan HUTM dapat diambil beberapa

saran sebagai berikut :

1. Dari pelaksanaan kegiatan penulis seharusnya lebih fokus dalam

dokumentasi kegiatan daripada membantu kegiatan sehingga pada

pembuatan laporan dapat mencantumkan lebih banyak foto

dokumentasi.

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Bayang. Ory, “ Sistem Distribusi Tenaga Listrik”. Politeknik Negeri Sriwijaya

2. Duyo. Rizal, “ Analisa Jaringan Dan Pemeliharaan Pada Jaringan Distribusi di PT. PLN

Cabang Pinrang”. Universitas Muhammadiyah Makassar. 2019

3. Duyo. Rizal, “ Analisis Penyebab Gangguan Jaringan Pada Distribusi Listrik Menggunakan

Metode Fault Tree Analysis Di PT.PLN (PERSERO) Rayon Daya Makassar”. Universitas

Muhammadiyah Makassar. 2020

4. Arifin. Ashar. “ 8 Komponen Jaringan Tegangan Menengah JTM dan Fungsinya”. 8

Komponen Jaringan Tegangan Menengah JTM dan Fungsinya - Cara Ilmu (Accessed. Nov.

24. 2021)

5. Damanik. Ridho. “ Studi Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada

Penyulang BG 3 Daerah Kerja PT. PLN (PERSERO) ULP Binjai Barat “ Politeknik Negeri

Medan. 2019.

6. “ Sistem Distribusi “. Institut Teknologi Padang. 2018

46
BIODATA PENULIS

A. Identitas

Nama : Muhammad Raihan A’isy Umran

NIM : H1A018022

Tempat, tanggal lahir : Medan, 25 Juli 2000

Alamat : Jl. Tuar 8 no. 206 Blok XI Griya Martubung, Kelurahan Besar,
Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan

No. Telp. : 08112525512

Alamat e-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan Akademik

Periode Jenjang Institusi

2018 – sekarang S1 Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman

2015 – 2018 SMA SMAN 12 Medan

2012 – 2015 SMP SMPN 19 Medan

2007 – 2012 SD SDS Ikal Medan

47
48
7
8

Anda mungkin juga menyukai