Anggiat Makalah Sosiologi Politik
Anggiat Makalah Sosiologi Politik
Anggiat Makalah Sosiologi Politik
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Sosiologi Politik yang diampu
dosen Nova Zulfani Panggabean, S.E.,M.M
Disusun oleh :
Npm : 19.1020
Puji syukur Ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Media Sosial Dalam
Komunikasi politik". saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan moral maupun
materi yang diberikan untuk penyusunan makalah ini, kepada :
1. Nova Zulfani Panggabean, S.E.,M.M selaku dosen mata kuliah Sosiologi Politik.
2. Orang tua kami yang senantiasa mendukung dalam belajar.
3. Dan teman-teman yang selalu mendukung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari teman-teman sangat dibutuhkan
dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENELITIAN..................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Komunikasi Politik.........................................................................................5
2.1.1 Pengertian Komunikasi..............................................................................................5
2.1.2 Pengertian Politik.......................................................................................................6
2.1.3 Pengertian Komunikasi Politik..................................................................................6
2.1.4 Unsur Komunikasi Politik.........................................................................................8
2.2 Hubungan Media Sosial dan Komunikasi Politik...........................................................9
2.2.1 Social Media Network............................................................................................10
2.2.2 Media Online...........................................................................................................11
2.3 Peran media social dalam komunikasi politik saat ini....................................................13
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16
3.2 Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Akhirnya, arti utama proses yang mendasari definisi kita tentang komunikasi
harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Proses adalah arus, perubahan, dan
ketidaktetapan dalam hubungan kegiatan terhadap satu sama lain. Dalam mendalilkan
apa saja komunikasi itu, Barlund melukiskan sifat proses itu sendiri berkembang,
dinamis, sinambung, sirkular, tak dapat diulang, tak dapat dibalikkan, dan kompleks.
Sebagai proses, komunikasi tidak memiliki titik bertolak, tiada hentinya, ia meliputi
interpretasi personal, pertukaran sosial, dan politik. Ia tidak memiliki penyebab yang
mudah dilihat bagi akibatnya yang dapat diamati (Dan Nimmo, 2005: 7).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam kegiatan dalam
suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan tersebut.
Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari
sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala
prioritas tujuan yang dipilih.
Dalam hal ini komunikasi politik merupakan proses yang berkesinambungan, dan
melibatkan pula pertukaran informasi di antara individu-individu dengan kelompok-
kelompoknya pada semua tingkatan masyarakat.
Maswadi Rauf melihat komunikasi politik dari dua dimensi, yaitu komunikasi politik
sebagai sebuah kegiatan politik dan sebagai kegiatan ilmiah.
Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan
politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan ini bersifat empirik, karena
dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial. Sedangkan sebagai kegiatan ilmiah,
komunikasi politik adalah salah satu kegiatan politik dalam sistem politik (Rauf, 1993: 32).
Jika Cangara menjelaskan unsur komuniasi politik kedalam 5 kajian diatas, hal ini
berbedadengan Sumarno yang membagi unsur-unsur komunikasi politik kedalam
suprastruktur daninfrastruktur politik (Sumarno, 1989: 16).
1. Unsur-unsur pada suprastruktur Terdiri dari tiga kelompok yaitu yang berada pada
lembaga legislative, eksekutif danyudikatif.
2. Unsur-unsur infrastruktur Unsur ini meliputi: partai politik, kelompok
kepentingan, kelompok penekan, mediakomunikasi politik, kelompok wartawan,
kelompok mahasiswa, dan para tokoh politik
3. Komunikan dan komunikator. Merupakan unsur yang paling penting dalam dan
menentukan dalam setiap bentuk komunikasi.
Hamidjojo dalam Latuheru (1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide,
gagasan, atau pendapat sehingga dapat sampai ke penerima yang dituju.
Komunikasi politik adalah sebuah public sphere. Suatu tempat dimana para anggota
komunitas dapat secara kolektif membentuk pendapat umum dalam satu lingkungan.
Komunikasi politik yang baik membutuhkan partisipasi dari aktor politik, media, dan publik.
komunikasi politik merupakan proses pembelajaran, penerimaan dan persetujuan atas
kebiasaan-kebiasaan (customs) atau aturan-aturan (rules), struktur, dan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Sementara itu, Dan D. Nimmo dan
Keith Sanders dalam Handbook of Political Communication (1981), juga mengungkap
masalah-masalah komunikasi politik dalam kasus-kasus kegiatan politik praktis yang
dikaitkan dengan peran media massa. Dalam konteks komunikasi politik, Dan Nimmo
menjelaskan pengaruh-pengaruh politik dimobilisasi dan ditransmisikan antara institusi
pemerintahan formal di satu sisi dan komunikasi memilih masyarakat pasa sisi lain.
Pada prinsipnya, komunikasi politik tidak hanya terbatas pada even-even politik
seperti pemilu saja, tetapi komunikasi politik mencakup segala bentuk komunikasi yang
dilakukan dengan maksud menyebarkan pesan-pesan politik dari pihak-pihak tertentu untuk
memperoleh dukungan massa. Secara teoritis fenomena komunikasi politik yang berlangsung
dalam suatu masyarakat, seperti telah diuraikan sebelumnya, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari dinamika politik, tempat komunikasi itu berlangsung.
Media komunikasi politik secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
media tradisional, media semi dan media modern. Media tradisional adalah media dengan
tatap muka, langsung berhadapan secara tatap muka dengan komunikasi, baik secara
individual, maupun kelompok dan organisasi
Facebook, Twitter, Youtube adalah yang paling populer saat ini di Indonesia, terbukti
melalui data yang diambil dari tribunnews.com bahwa Saat ini Indonesia menduduki ranking
pertama di Asia sebagai pengguna layanan twitter dan facebook. jumlahnya 47 juta orang
Indonesia menjadi penggunanya atau lebih seperempat dari jumlah 245 juta. Jadi wajar jika
hampir seperempat penduduknya menghabiskan waktu mereka untuk bekerja sambil ber
twitter. Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging, yang memfasilitasi sebagai
pengguna, dapat memberikan update (perbaruan) informasi, bisnis, dan lain sebagainya.
(Waloeyo, 2010: 1).
Media sosial telah mengubah cara orang dalam mengkomunikasikan sebuah ide dan
gagasan. Media tradisional, sebagai contoh surat kabar, majalah, televisi, dan radio,
memberikan informasi ke publik dalam bentuk satu arah komunikasi. Fenomena ini berbeda
dengan media social modern, dimana media sosial telah merevolusi cara berbagi ide dan
informasi dengan jalan berbagi dalam komunitas dan jaringan online. Media sosial telah
merambah pada hampir semua komunitas di masyarakat, termasuk di dalamnya para pelaku
politik.
Internet dalam komunikasi adalah sebuah perubahan, karena dianggap telah menjadi
bentuk atau pola baru dalam berkomunikasi. Hal ini lah yang menjadi jawaban keinginan dan
mimpi manusia untuk dapat “bersentuhan” dengan sesama secara lebih luas, meng-global,
cepat, dan murah. Dan ini kemudian yang menjadi sebuah bentuk baru media, bentuk baru
komunikasi, media baru (Zinaida, 2013:624).
Para pelaku politik harus dapat menyampaikan pesan mereka kepada pendukungnya
baik secara langsung maupun lewat perantara. Dalam hal ini, internet telah menjadi perantara
dan wadah yang baik bagi proses komunikasi dan kampanye politik.
Hubungan antara media sosial dalam komunikasi politik di era modern saat ini dapat
dikatakan sebagai satu kesatuan yang mungkin tidak bisa dipisahkan, dalam artian antara
dunia politik dan media massa akan selalu ada hubungan satu sama lain yang saling
membutuhkan dan saling mempengaruhi. Para pelaku politik membutuhkan media untuk
mempublikasikan kebaikan partai politiknya atau bahkan menggunakannya sebagai tempat
mengkampanyekan partai politiknya. Media social merupakan media informasi bagi
masyarakat yang berguna sebagai sarana pemberi informasi kepada masyarakat, saat ini
bukan hanya dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan informasi terkini tentang
kejadian yang terjadi di masyarakat, namun juga digunakan sebagai sarana komunikasi
politik.
Media sosial saat ini seringkali dijadikan ‘kendaraan’ bagi partai-partai politik untuk
ingin dipandang lebih oleh masyarakat. Dan melalui media sosial, proses budaya politik atau
partisipasi politik masyarakat akan dapat sangat mempengaruhi. Cara-cara dari media sendiri
dalam menyampaikan peristiwa-peristiwa politik ini dapat mempengaruhi persepsi atau
pandangan masyarakat mengenai isu-isu perkembangan politik. Hal ini dapat menimbulkan
pembentukan opini publik atau pendapat umum yakni dalam upaya pembangunan sikap dan
tindakan masyarakat mengenai isu-isu politik yang berkembang tersebut dianggap sebagai
masalah politik atau actor politik.
2.3 Peran media social dalam komunikasi politik saat ini
Dalam abad ke-21 ini media social atau media interaktif telah terbukti efektif dalam
komunikasi social dan komunikasi politik. Efektivitas pesan singkat melalui telepon seluler
(sms), Twitter, Facebook dan Blog memang luar biasa. Peran strategis media social itu dalam
komunikasi politik, telah ditunjukkan keberhasilan dan kemampuannya menggalang kekuatan
dan dukungan terhadap gerakan prodemokrasi di berbagai Negara seperti Tunisia (2011) dan
Mesir ( 2011). Pada akhir abad ke 20 yang lalu beberapa Negara telah mengalami gerakan
politik yang didorong juga oleh media social itu seperti Indonesia (1998), filiphina (2001),
dan malaysia (2008). (Anwar, 2011: 171)
Tampaknya media social atau media interaktif itu telah ditakdirkan menjadi wahana
penegakkan politik terbuka dan demokratis dengan dampak positif dan negatifnya. Justru
rakyat dimana saja di dunia ini akan memahami bahwa akses internet itu semakin diterima
sebagai bagian dari hak asasi manusia dan semakin menjadi komponen penting dalam
komunikasi politik.Arti penting dari penggunaan internet sebagai bagian pokok dari revolusi
informasi, adalah kemampuan manusia menghemat waktu dan menundukkan ruang. Ada
penghematan energy dalam transportasi, karena komunikasi tidak lagi tergantung pada jarak,
sehingga dunia dapat “dipersatukan” dalam waktu yang singkat dan terjadilah globalisasi.
Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa penggunaan internet dalam komunikasi politik,
telah dimungkinkan dan sangat urgen serta strategis dalam masyarakat informasi. Internet
telah mengubah komunikasi dengan cara yang sangat mendasar, terutama melibatkan banyak
interaksi atau interaktivitas antara komunikator dengan pengguna. Melalui internet, kegiatan
komunikasi politik dapat terlaksana dengan menyertakan jutaan orang di seluruh dunia, tanpa
adanya hubungan yang bersifat pribadi. Jika internet digunakan untuk komunikasi politik,
maka penerima komunikasi politik yang dapat tercipta oleh internet terebut sangat khas, yaitu
jutaan individu yang terhubung oleh jaringan komputr, yang disebut dengan dunia maya
(cyberspace). Media elektronik baru ini telah membuat perubahan besar dalam masyarakat
dengan segala dampak positif dan negatifnya (Severin-Tankard,2009 :465).
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa media social berbeda dengan media massa,
meskipun sasaran yang disentuh jumlahnya besar, namun tidak bersifat “missal”. Media
massa mendorong terjadinya massifikasi, sebagai cirri masyarakat industry. Sebalikanyya
media social lebih banyak bersifat individual, sehingga terjadi individualisasi dan
demassifikasi, sebagai cirri masyarakat informasi. (Anwar, 2011: 175)
Beberapa waktu yang lalu untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio,
atau koran dibutuhkan modal yang cukup besar serta butuh tenaga kerja yang banyak,
berbeda halnya dengan sosial. Pengguna media sosial dapat mengakses hanya dengan
menggunakan jaringan internet bahkan yang kemampuan aksesnya lambat sekalipun, tanpa
dibutuhkan biaya besar, tanpa alat yang mahal dan bahkan bisa dilakukan sendiri tanpa
karyawan (Pujho dalam Junaedi, 2011: 33).
Kampanye melalui media sosial mulai dimanfaatkan pasca runtuhnya rezim Orde
Baru. Pada Pemilu 1999 dan 2004, sudah muncul kampanye partai atau kandidat melalui
media sosial yang merupakan metode baru bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Partai
politik, calon legislatif, calon presiden-wakil presiden maupun calon kepala daerah kini
mengandalkan media sebagai sarana mengiklankan profil untuk membentuk pencitraan
melalui media sosial, Karena media sosial dianggap cukup efektif untuk mendongrak
popularitas sekaligus meningkatkan perolehan suara dalam setiap Pemilu ataupun
Pemilukada. Dalam media sosial iklan politik memainkan peranan penting dalam membentuk
pencitraan untuk merebut popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Perkembangan media
sosial di dunia maya akan semakin berkembang dan terus tumbuh. Kemampuan untuk
menguasai dan memanfaatkannya akan menjadi faktor strategis bagi pelaku politik dalam
proses komunikasi dan kampanye politiknya.
Perolehan dukungan dan suara adalah target utama dari setiap pelaku politik. Dan
telah menjadi suatu hal yang identik (untuk tidak mengatakan suatu hal yang linier dan suatu
hal yang pasti) bahwa pelaku politik yang paling populer di media sosial, ialah yang
mendapat dukungan dan memperoleh suara terbanyak dari khalayak. Inilah dampak positif
terbesar dari media sosial bagi proses komunikasi dan kampanye politik.
Media sosial mampu memberikan efek positif bagi pelaku politik dengan terjalinnya
komunikasi politik dua arah yang intens dengan para pendukungnya. Pergeseran opini dan
mobilisasi suara dari suara mengambang (floating voters) juga merupakan efek positif dari
media sosial tersebut.
Di sisi lain, konten dan opini yang terbangun di media sosial oleh pelaku politik
kadang dapat berimbas negatif bagi para pesaing politik. Opini akan kekurangan dan
kelemahan bahkan kesalahan (yang dicari-cari) dari para pesaing politik, tak jarang dapat
menimbulkan masalah. Memang, sudah ada banyak aturan main bahkan sudah terbentuk
dalam sebuah undang-undang (UU), baik UU ITE dan UU Pemilu beserta perangkat Bawaslu
dan aparat Kepolisian.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan
pesan-pesan politik dan actor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan,
dan kebijakan pemerintah. Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga dapat
sampai ke penerima yang dituju.
Hubungan antara media sosial dalam komunikasi politik di era modern saat ini dapat
dikatakan sebagai satu kesatuan yang mungkin tidak bisa dipisahkan, dalam artian antara
dunia politik dan media massa akan selalu ada hubungan satu sama lain yang saling
membutuhkan dan saling mempengaruhi. media sosial mampu membentuk image dengan
tujuan mempengaruhi perilaku politik masyarakat. Media mempunyai pengaruh yang sangat
kuat dalam pembentukan kognisi seseorang. Media memberikan informasi dan pengetahuan
yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi. Dan persepsi mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang
3.2 Saran
Peneliti berharap, dalam penelitian selanjutnya tentang penggunaan instagram sebagai
media kampanye dalam melakukan strategi komunikasi politik dilakukan dengan lebih
mendalam karena penggunaan instagram sebagai media kampanye dalam melakukan strategi
komunikasi politik menjadi gaya sekaligus trend baru belakangan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Maswadi Rauf dan Mappa Nasrun. 1993.Indonesia dan Komunikasi Politik. Jakarta:
Gramedia.
Muhtadi, Asep. S.2008. Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca Orde
Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Nasution, zulakarimen. 1990. komunikasi politik: suatu pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nimmo, Dan., Political Communication and Public Opinion and America, diterbitkan
Goodyear Pubhlising, edisi Indonesianya, Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek, Bandung;
Rosda Karya,2000
http://eprints.uny.ac.id/23581/4/4.%20BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/1412721/KOMUNIKASI_POLITIK_UMAIMAH_WAHID_202
https://www.academia.edu/3812003/
TUGAS_KOMUNIKASI_POLITIK_KOMUNIKASI_POLITIK_JURUSAN_ILMU_KOMUNI
KASI_FAKULTAS_ILMU_SOSIAL_DAN_ILMU_POLITIK_UNIVERSITAS_SEBELAS_MAR
ET_SURAKARTA