Full Text

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 59

ANALISIS DESKRIPTIF KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM

PENGEMBANGAN USAHA TANI PADI DI DESA TANABANGKA


KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA

MUH ARFAH
105960182114

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ANALISIS DESKRIPTIF KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM
PENGEMBANGAN USAHA TANI PADI DI DESA TANABANGKA
KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA

MUH ARFAH
105960182114

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata
Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Deskriptif
Kegiatan Penyuluhan Pertanian Dalam Pengembangan Usaha Tani Padi Di
Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 21 April 2020.

Muh. Arfah
105960182114

iv
ABSTRAK

MUH. ARFAH 105960182114. Analisis Deskriptif Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Dalam Pengembangan Usahatani Padi Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh IRWAN MADO dan SITTI KHADIJAH
YAHYA HIOLA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan penyuluh pertanian dalam
pengembangan usaha tani padi di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa.
Penentuan sampel simple random sampling, yaitu peneliti memilih secara
acak terhadap populasi yang mengetahui cara mengunakan teknologi 70 orang petani
dan yang dijadikan sampel penelitian yaitu 10% jadi sampel yang diambil sebanyak 7
orang petani. Metode pengumupulan data menggunakan metode wawancara dan
kuesioner. Analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa
kegiatan Penyuluhan pertanian di desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat telah
melakukan peranannya dengan baik.Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan penyuluh telah memberikan informasi kepada petani dalam pengembangan
usaha tani padi di desa tanabangka seperti pengunaan benih unggul,pengolahan
tanah,pengunaan pupuk,pengendalian hama dan penyakit tanaman,dan pengairan atau
irigasi.

Kata Kunci : Penyuluh, Petani, Pengembangan Usaha

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, hidayah-Nya dan Karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis

dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan

Skripsi dengan judul “Analisis Deskriptif Kegiatan Penyuluh Pertanian Dalam

Pengembangan Usaha Tani Padi Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat

Kabupaten Gowa”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Sri Mardiyati..S.P..M.P selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

vi
3. Dr. Irwan Mado, M.P selaku pembimbing I dan Sitti Khadijah Yahya Hiola,

S.TP,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan..

4. Kedua Orangtua Ayahanda Haris dan Ibunda Fatmawati, dan teman-temanku

tercinta CCS (Calon - Calon Sarjana) dan segenap keluarga yang senantiasa

memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Bajeng Barat Khususnya Kepala Desa

Tanabangka beserta jajarannya serta masyarakat sekitar yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penelitian skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-

kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Aamiin.

Makassar, Maret 2020

MUH ARFAH

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI............................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ......................................................................... 1


I.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi .......................................................................... 5


2.2 Kegiatan Penyuluhan ............................................................... 6
2.3 Penyuluh Pertanian .................................................................. 6
2.4 Pengembangan Usaha Tani Padi ............................................ 8
2.5 Kerangka Pemikiran ................................................................ 10

viii
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 11


3.2 Teknik Penentuan Sampel........................................................ 11
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 11
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 12
3.5 Teknik Analisis Data................................................................ 12
3.6 Definisi Operasional................................................................. 13

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis .................................................................... 14


4.2 Kondisi Topografi .................................................................... 14
4.2.1 Iklim .............................................................................. 15
4.2.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa...................... 16
4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 17
4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian……... 18

4.2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 20


4.3 Sarana dan Prasarana ............................................................... 21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden .......................................................... 22


5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur……… 22

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…..23

5.2 Kegiatan Penyuluhan Pertanian Dalam Program Pengembangan


Usaha Tani Padi Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa ........................................................... 25

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 34


6.2 Saran ........................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Text

1. Jumlah Penduduk Desa Tanabangka ................................................................... 17


2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian ....................................................... 18
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................... 20
4. Sarana dan Prasarana Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten
Gowa ................................................................................................................... 21
5. Umur Responden Petani Usaha Tani Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa ....................................................................................... 23
6. Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................................... 24

x
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Text

1. Skema Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian Dalam Program


Pengembangan Usaha Tani Padi ......................................................................... 10

2. Peta Lokasi Penelitian Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten


Gowa ................................................................................................................... 40

3. Dokumentasi Foto Penelitian Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat


Kabupaten Gowa ................................................................................................. 42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Text

1. Kuesioner Penelitian Penyuluhan Pertanian Dalam Program Pengembangan


Usaha Tani Padi ..................................................................................................... 38
2. Identitas Penyuluh dan Responden Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa .......................................................................................... 41

xii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program penyuluhan pembangunan yang efektif dan efisien dapat

dikembangkan oleh tenaga - tenaga profesional di bidang penyuluhan pembangunan

Hal ini hanya memungkinkan apabila program penyuluhan diwadahi oleh sistem

kelembagaan penyuluhan yang jelas dan pelaksanaannya didukung oleh tenaga -

tenaga yang kompeten di bidang penyuluhan. Peningkatan kompetensi penyuluh

dalam pembangunan pertanian, bisa dikondisikan melalui berbagai upaya seperti

meningkatkan efektivitas pelatihan bagi penyuluh, meningkatkan pengembangan diri

penyuluh melalui peningkatan kemandirian belajar dan pengembangan karir

penyuluh, meningkatkan dukungan terhadap penyelenggaraan penyuluhan.

Kegiatan penyuluh pertanian dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

penyuluh. Kegiatan penyuluh dalam penelitian ini adalah dipersepsikan oleh tingkat

kepuasan petani yang menerima jasa penyuluhan pertanian. Faktor internal yang

diduga berpengaruh terhadap kegiatan penyuluh adalah kompetensi penyuluh

pertanian. Faktor eksternal yang diduga berpengaruh terhadap kegiatan penyuluh

adalah karakteristik sistem sosial yaitu aspek - aspek yang mendukung/menghambat

perubahan dalam sistem sosial sebagai akibat proses intervensi pembangunan

pertanian.
Sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional

Indonesia adalah sektor pertanian. Sektor agribisnis menyerap lebih dari 75%

angkatan kerja nasional termasuk di dalamnya 21,3 juta unit usaha skala kecil berupa

usaha rumah tangga, maka sebesar 80% dari jumlah penduduk nasional menggantung

hidupnya pada sektor agribisnis. Peranan sektor agribisnis yang demikian besar

dalam perekonomian nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan

ekonomi nasional ke depan.

Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

penting dalam keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian. Peranan

sektor pertanian sangatlah strategis, bukan saja dalam rangka mencapai swasembada

pangan tetapi juga dalam rangka memperluas sumber devisa nonmigas. Lebih dari itu

pembangunan pertanian memperluas lapangan pekerjaan di daerah pedesaan dan

menaikkan pendapatan petani yang juga merupakan lapisan terbesar dalam

masyarakat.

Dalam upaya membangun sektor pertanian sebagai landasan perekonomian dan

meningkatkan pendapatan rakyat kecil demi pemerataan hasil pembangunan,

pemerintah Indonesia telah melaksanakan program – program. Pembangunan

masyarakat desa dapat dikatakan suatu gerakan untuk menciptakan kehidupan yang

lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat dengan berpartisipasi aktif dan

berdasarkan inisiatif rakyat. Artinya pembangunan yang dilaksanakan harus

berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Untuk itulah perlu diadakan


pendekatan dan penelitian untuk mengungkapkan permasalahan yang paling

mendasar.

Masyarakat desa sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena

langsung atas berbagai kegiatan pelaksanaan pembangunan. Mengingat masyarakat

merupakan potensi sumberdaya manusia, maka perlu dibina dan dikembangkan

sehingga berkemampuan untuk berprakarsa serta memperbaiki dirinya sendiri dan

pada gilirannya akan semakin mampu meningkatkan kesejahteraan melalui

peningkatan kemampuan tersebut diharapkan dapat mendorong tumbuh dan

berkembangnya partipasi yang baik dari masyarakat yang ingin berkembang dalam

merubah kehidupannya sesuai dengan keinginan.

Peneliti kemudian merasa tertarik untuk mengkaji dan membahas lebih lanjut

tentang permasalahan tersebut menuangkannya dalam bentuk Usulan Penelitian yang

Berjudul “Analisis Deskriptif Kegiatan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan

Usaha Tani Padi Di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian adalah bagaimana kegiatan

penyuluhan pertanian dalam program pengembangan usaha tani padi di Desa

Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.


1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian dalam

pengembangan usaha tani padi di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat

Kabupaten Gowa.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan peneliti sekaligus memperoleh pengalaman untuk

melakukan penelitian lapangan mengenai kegiatan penyuluhan pertanian dalam

pengembangan usaha tani padi.

2. Sebagai bahan informasi dalam meningkatkan pengetahuan petani.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi konseling penyuluhan dalam menentukan

informasi teknologi pertanian.

4. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi peneliti lain, jika ingin

mengkaji dan melaksanakan penelitian lebih lanjut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi

Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah ditemukan,

apalagi kita yang tinggal di daerah pedesaan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan

tanaman padi. Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan

pokok. Padi merupakan tanaman yang termasuk genusOrzya L. Yang meliputi kurang

lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropics, seperti Asia, Afrika,

Amerika dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan persilangan antara

Oryzaofficianalis dan OryzasativaF. Spontane Produksi padi dunia menempati urutan

ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan

sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia ( Anonim, 2016 )

Menurut data BPS (2011), konsumsi beras pada tahun 2011 mencapai 139 kg

kapita-1 tahun-1 dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa, sehingga konsumsi beras

nasional pada tahun 2011 mencapai 34 juta ton. Kebutuhan akan beras terus

meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dari

pertumbuhan produksi pangan yang tersedia.

Kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan ketahanan pangan

nasional adalah kompetisi dalam pemanfaatan sumberdaya lahan dan air. Konversi

lahan pertanian untuk kegiatan non pertanian terutama di Jawa menyebabkan

produksi pertanian semakin sempit. Dalam hal ini, sektor pertanian menghadapi

tantangan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya


lahan. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatan efisiensi

pertanaman melalui pengaturan sistem tanam dan mengefisienkan umur bibit di lahan

persemaian. Pengaturan sistem tanam dan umur bibit yang tepat, serta penggunaan

varietas unggul padi selain efektif dalam pertumbuhan tanaman juga efisien dalam

waktu dan mendapatkan produktivitas yang optimal. Sistem tanam padi yang biasa

diterapkan petani adalah sistem tanam tegel dengan jarak 20 X 20 cm atau lebih rapat

lagi.

2.2 Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja,

kecepatan kerja, kualitas kerja atau perilaku nyata penyuluh yang ditampilkan sesuai

dengan peranannya. Sebagai indikator adalah sejauhmana tugas - tugas pokok

penyuluh pertanian seperti: 1) Identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem, 2)

Menyusun programa penyuluhan pertanian, 3) Menyusun rencana kerja penyuluh

pertanian, 4) Menyusun materi penyuluhan, 5) Menerapkan metode penyuluhan, 6)

Mengembangkan swadaya dan swakarya petani, 7) Mengevaluasi dan melaporkan

hasil pelaksanaan penyuluhan dan 8) Mengembangkan profesionalitas penyuluh, telah

dilaksanakan sesuai dengan satuan hasil yang ditentukan.

2.3 Penyuluh Pertanian

Deptan (2010) dalam Syafruddin, Sunarru Samsi Hariadi, Sri Peni

Wastutiningsih (2013) Penyuluh pertanian turut berperan penting dalam menentukan

keberhasilan pembangunan pertanian, yaitu dalam transfer teknologi pertanian kepada

6
petani. Dengan demikian kegiatan penyuluh pertanian perlu mendapat perhatian.

Penyuluh pertanian dapat dikatakan baik apabila telah melaksanakan tugas pokok

dan fungsi sesuai dengan standar indikator yang telah ditentukan. Tugas pokok dan

fungsi yang tercakup dalam indikator kinerja penyuluh pertanian telah ditetapkan

dalam Undang - Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(UUS-P3K) Nomor 16 Tahun 2006.

Dalam menjalankan amanah UUSP3K tersebut terdapat banyak faktor yang

berpengaruh baik internal maupun eksternal penyuluh. Penyuluh pertanian harus

mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan

permasalahan yang dihadapi dan mengkomunkasikannya kepada petani sebagai

sasaran agar dapat menerima dan mengaplikasikan teknologi pertanian yang

disampaikan penyuluh. Faktor eksternal penting yang mempengaruhi kinerja

penyuluh adalah program pelatihan serta ketersediaan sarana dan prasarana

penyuluhan yang perlu mendapat perhatian pemerintah.

Penelitian Wardhani (2004) melihat faktor personal dari sisi kemampuan,

pengalaman, motif dan persepsi sedangkan faktor situasional dilihat dari faktor

teknologi menyangkut variabel sarana kerja dan faktor sosial yang meliputi variabel

kelembagaan penyuluhan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor personal

dan situasional terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perilaku komunikasi

penyuluh pertanian. Penelitian dengan hasil serupa, juga telah dilaporkan oleh

Suhanda dan kawan kawan (2008).

7
Dengan demikian, faktor personal dan situasional ini sangat penting dan

saling berhubungan satu sama lainya dalam mempengaruhi perilaku penyuluh

pertanian dalam pelaksanaan tugasnya. Jika faktor personal dan situasional tersebut

kurang memadai, maka fungsi dan hasil penyuluhan sulit mencapai maksimal.

Informasi yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penyuluhan, Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan kinerja penyuluh pertanian

Sulawesi Tenggara belum sepenuhnya baik atau masih rendah (Anonim, 2011).

Kegiatan seorang penyuluh, dapat dilihat dari dua faktor yaitu: (1) bahwa

kinerja merupakan fungsi dari karakteristik individu atau personal dalam hal ini

penyuluh pertanian, karakteristik personal tersebut yang merupakan ciri objektif

penyuluh yang diperoleh dari rekaman pribadinya. Sampson (dalam Rakhmad, 2001)

mengemukakan bahwa karakteristik individu merupakan sifat yang dimiliki oleh

seseorang yang berhubungan dengan aspek kehidupan dan lingkungan. Karakteristik

penyuluh dapat mempengaruhi motivasi, produk-tivitas kerja, yang pada gilirannya

tercermin dalam kinerjanya (Leilani & Amri, 2006).

2.4 Pengembangan Usaha Tani Padi

Upaya peningkatan produktivitas padi melalui program intensifikasi pertanian

untuk memenuhi kebutuhan pangan telah menyebabkan penurunan kesuburan lahan

yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Produksi padi pada

periode 1980–1989 meningkat sebesar 5,32% per tahun melalui penggunaan benih

unggul yang sangat responsif terhadap pupuk kimia sehingga tahun 1984 Indonesia

8
dapat mencapai swasembada beras. Namun pertumbuhan produktivitas padi

mengalami penurunan dan menjadi negatif pada periode 1996–2000 (Maulana et al.

2006). Produktivitas padi yang rendah, sementara harga pupuk semakin mahal maka

pendapatan petani dapat mengalami penurunan. Selain itu penggunaan pupuk dan

pestisida kimia menyebabkan pencemaran lingkungan perairan serta menghasilkan

produk yang tidak sehat.

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat

tentang kesehatan maka permintaan beras organik semakin meningkat. Tahun 2005,

pasar beras organik di Indonesia mencapai Rp 28 milyar dengan volume produksi

hampir 11.000 ton dan tumbuh sekitar 22% per tahun (BIOCert, 2006). Pada tahun

2009, permintaan beras organik di Indonesia sebanyak 114.110,23 ton, sedangkan

produksi beras organik sebanyak 57.708 ton sehingga belum dapat memenuhi

permintaan (Ahmad 2007 dalam Pertanian Sehat Indonesia, 2012). Peluang pasar

produk organik juga sangat besar untuk ekspor. Pada tahun 2010 pangsa pasar dunia

produk pertanian organik mencapai US$100 milyar dengan tingkat pertumbuhan

permintaan produk pertanian organik rata-rata sebesar 20% per tahun (Pertanian

Sehat Indonesia, 2012). Dengan semakin terbukanya perdagangan bebas, sementara

ketersediaan beras organik masih terbatas, maka pasar beras Indonesia dapat semakin

dikuasai oleh beras organik impor.

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang dapat meningkatkan dan

menjaga produktivitas lahan sehingga dapat menyediakan pangan yang cukup,

berkualitas dan berkelanjutan untuk menunjang ketahanan pangan lokal, mengurangi

9
pencemaran lingkungan dan meningkatkan pendapatan petani (Roidah, 2013).

Pertanian organik didasarkan pada penggunaan input eksternal secara minimal serta

tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Beberapa penelitian tentang usaha

padi organik menunjukkan. (Ristianingrum, et al, 2016).

2.5 Kerangka Pemikiran

Petani

Penyuluhan pertanian

Kegiatan penyuluhan pertanian

 Metode ceramah
 Metode penelitian

Gambar 1: Kerangka Pemikiran Analisis Deskriptif Kegiatan Penyuluhan Pertanian


dalam Pengembangan Usaha Tani Padi di Desa Tanabangka Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.

10
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng

Barat Kabupaten Gowa, bulan April sampai dengan Mei 2019. Pemilihan lokasi ini

ditentukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa di Desa

Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa memiliki pengembangan

usaha tani padi.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani yang ada di Desa

Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Penentuan sampel dilakukan

secara Purposive (Sengaja). Karena hanya mengambil ketua kelompok yang dianggap

paling paham dalam kegiatan penyuluhan sehingga diambil 7 orang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif adalah

data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh

melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis

dokumen, diskusi terfokus, atau observasi.

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini terbagi atas 2 ( Dua ) jenis

yaitu, data sekunder dan data primer yaitu:


1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang

meliputi umur petani, pendidikan, pengalaman, luas lahan, jumlah pendapatan

dan produksi.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti

kantor desa, kantor camat dan kantor statistik.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Wawancara (interview).

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui cara bertanya

langsung kepada responden (petani) dan penyuluh pertanian, dimana dalam

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang identitas respoden

dan penyuluh. Untuk memudahkan dalam proses interview digunakan

kuesioner/daftar pertanyaan yang diberikan kepada setiap petani.

3.4.2 Kuisioner

Kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir -

formulir yang berisi pertanyaan yang dilakukan secara tertulis pada responden untuk

mendapatkan jawaban informasi yang dibutuhkan oleh peniliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Unit analisis yang

digunakan untuk mengukur kegiatan penyuluhan pertanian khusus untuk menilai

objektivitas kegiatan penyuluhan pertanian dan petani yang berada di wilayah kerja

12
seorang penyuluh pertanian, yang mengetahui kegiatan penyuluhan pertanian

sehingga program pengembangan usaha tani padi dapat di ketahui dengan detail.

3.6 Definisi Operasional

1. Penyuluh Pertanian ialah sebagai penyalur atau penyampaian program untuk

petani padi

2. Kegiatan yang dimaksud dalam penyuluhan pertanian yaitu peningkatan kerja

penyuluh apakah berkembang atau semakin rendah.

3. Petani dan penyuluh yaitu studi kasus pada penelitian evaluasi program di Desa

Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

4. Program usaha tani padi yaitu program - program yang akan di evaluasi untuk

pengembangan usaha tani padi

5. Aksesibilitas pemerintah atau usaha sendiri yaitu akses yang menghubungkan

pengembangan dan program guna mencapai tujuan untuk meengembangkan

usaha tani padi

6. Pengembangan usaha tani padi adalah program dari pemerintah atau usaha

sendiri yang telah berjalan atau sementara akan dilakukan oleh petani dan

petani memiliki perkembangan yang baik atau tidak mengalami perubahan

dalam usaha tani padi.

13
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Desa Tanabangka merupakan salah satu dari 7 desa di wilayah kecamatan

Bajeng Barat kabupaten Gowa yang terletak 1,5 km ke arah timur dari kota

Kecamatan Bajeng Barat. Desa Tanabangka mempunyai luas wilayah seluas +

244,90 km2. Secara geografis Desa Tanabangka mempunyai iklim tropis yang

umumnya mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di

Desa Tanabangka. Adapun jarak Desa Tanabangka dari ibu kota Kecamatan 1,5

Km, jarak dari ibu kota Kabupaten 13 Km, dan jarak dari ibu kota Provinsi yaitu

17 Km.

Batas Batas Wilayah :

a. Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kelurahan Tubajeng Kec. Bajeng

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Gentungan

c. Sebelah Timur :Berbatasan dengan Desa Tangkebajeng Kec. Bajeng

d. d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Bori’matangkasa

4.2 Kondisi Topografi

Wilayah Desa Tanabangka didominasi oleh areal persawahan, selebihnya

digunakan sebagai areal pemukiman penduduk. Sebagian lahan persawahan dan

halaman rumah dijadikan sebagai lahan industri rumah tangga yakni pembuatan
batu bata. Hamparan sawah yang hijau menjadi pemandangan yang indah dan

menjadikan Desa Tanabangka sebagai wilayah yang asri dan sejuk dipandang.

Areal persawahan yang luas menjadikan warga Desa Tanabangka sebagai

penghasil beras pada dua musim panen dan satu musim sebagai penghasil

tanaman palawijah seperti kacang hijau, jagung dll. Banyaknya lahan yang

digunakan warga sebagai industri batu bata membuat orang yang baru masuk ke

wilayah ini berpandangan bahwa wilayah ini adalah wilayah pengrajin batu bata.

Hal ini mampu mendatangkan pengusaha batu bata dari luar wilayah Desa

Tanabangka untuk membeli batu bata di Desa Tanabangka.

 Luas wilayah Desa Tanabangka 244,90 Km2 terdiri dari :

a. Sawah : 159,12 ha

b. Pemukiman : 21,36 ha

c. Kebun : 12,30 ha

d. Lahan Industri Pembuatan Batu Bata : 52,12 ha

4.2.1 Iklim

Pada umumnya menggunakan sumur sebagai mata air rumah tangga dan

menggunakan irigasi sebagai sumber pengairan pada areal persawahan. Pada

musim hujan pemukiman penduduk dan areal persawahan selalu terendam air dan

kekeringan pada musim kemarau. Musim hujan berawal pada bulan November

dan berakhir pada bulan April, sedangkan musim kemarau mulai bulan Mei

hingga Oktober. Padal bulan september sampai November suplai air menurun,

malah banyak mata air yang kering, sedangkan pada bulan Januari sampai bulan

15
Februari terjadi banjir di perkampungan dan persawahan akibat curah hujan yang

tinggi.

4.2.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa

 Dalam wilayah Desa Tanabangka Wilayah Desa Tanabangka terdiri dari 5

(lima) dusun yaitu :

a. Dusun Binabbasa terdiri dari 2 (dua) Rukun warga (RW) dan 4 Rukun

Tetangga (RT), yaitu :

1) RW 01, 2 (dua) RT

2) RW 02, 2 (dua) RT

b. Dusun Renggang terdiri dari 3 (tiga) Tukun Warga (RW) dan 4 (empat)

Rukun Tetangga (RT), yaitu :

1) RW 01, 2 (dua) RT

2) RW 02, 1 (satu) RT

3) RW 03, 1 (satu) RT

c. Dusun Biring Balang terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga (RW) dan 3 (tiga)

Rukun Tetangga (RT), yaitu:

1) RW 01, 2 (dua) RT

2) RW 02, 1 (satu) RT

d. Dusun Kampung Parang terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga (RW) dan 4

(empat) Rukun Tetangga (RT), yaitu :

1) RW 01, 2 (dua) RT

2) RW 02, 2 (dua) RT

16
e. Dusun Tangkeballa terdiri dari 1 (satu) Rukun Warga (RW) dan 3 (tiga)

Rukun Tetangga (RT).

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Berdasarkan data administrasi pemerintah Desa

Tanabangka, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, jumlah total

3.659 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.087. Dengan

perincian penduduk berjenis kelamin laki - laki berjumlah 1.794 Jiwa, sedangkan

berjenis kelamin perempuan 1.865 Jiwa. Berkaitan dengan data penduduk pada

saat itu, terlihat dari laporan hasil sensus Kader Pemberdayaan Masyarakat

(KPM) Desa Tanabangka dalam rangka penetapan Peringkat Kesejahteraan

Masyarakat (PKM) dengan menggunakan alat kajian dengan sistem penjajakan

pendataan langsung dimasyarakat dan dijadikan sebagai Bank Data Desa untuk

kepentingan pembangunan masyarakat.

Perkembangan penduduk Desa Tanabangka yang setiap bulan

disampaikan pada pemerintah kabupaten melalui kantor camat Bajeng Barat

sebagaimana data yang terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Tanabangka


No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 1.794 49,02

2 Perempuan 1.865 50,98

TOTAL 3.659 100

Sumber : Profil Desa 2019.

17
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Tanabangka adalah

sebanyak 3.659 jiwa, dimana terdapat 1.794 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki

dan 1.865 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk perempuan

lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki di Desa Tanabangka

Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Secara umum mata pencarian masyarakat Desa Tanabangka dapat

teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti PNS/TNI/Polri,

pengusaha, petani, tukang, pengrajin batu bata, penjual, buruh lepas dan tukang

ojek sebagaimana dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian


No Pekerjaan Jumlah Persentase dari Jumlah

Penduduk

1 PNS 45 1,36

2 TNI 11 0,33

3 Polri 4 0,12

4 Pengusaha 30 0,90

5 Petani 196 5,89

6 Penrajin batu bata 353 10,62

dan pertukangan

7 Wirausaha/perjualan 141 4,24

8 Buruh lepas dan 151 4,54

tukang ojek

18
9 Lansia, anak-anak 2395 72

dan pengangguran

Jumlah 3326 100

Sumber : RPJM-Desa 2019(diolah)

Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi di Desa Tanabangka,

jumlah penduduk yang mempunyai mata pencarian berjumlah 931 jiwa atau

27,99% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Kehidupannya tergantung

disektor indusri kecil, yakni batu bata dan pertukangan sebanyak 353 jiwa atau

10,62% dari jumlah penduduk Desa Tanabangka, jumlah ini menjadi jumlah jenis

pekerjaan terbanyak atau mayoritas di Desa Tanabangka. Disektor pertanian 196

jiwa atau 5,89% dari total julah penduduk Desa Tanabangka, jenis pekerjaan ini

berada pada urutan kedua jumlah jenis pekerjaan terbanyak yang menjadi pilihan

hidup warga Desa Tanabangka. Pekerjaan ini adalah pekerjaan turun temurun dari

nenek moyang leluhur warga Desa Tanabangka, Mereka menggantungkan hidup

dari hasil pertanian. Jenis pekerjaan buruh lepas dan tukang ojek menempati

urutan ketiga dari hasil persentase sebanyak 4,54% dari jumlah penduduk Desa

Tanabangka. Sementara urutan ke empat berada pada sektor wirausaha/jualan dari

hasil persentase sebanyak 4,24% dari jumlah penduduk Desa Tanabangka.

Diurutan kelima terdapat pekerjaan PNS, TNI, dan Polri yang mencapai 1,81%

dari jumlah penduduk Desa Tanabangka dan yang menempati urutan terakhir

adalah jenis pekerjaan pengusaha yang mencapai 0,90% dari jumlah penduduk

Desa Tanabangka.

19
4.2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat diperoleh melalui dua sumber yaitu pendidikan formal

dan pendidikan non formal. Tingkat pendidikan ini sangat berperan penting dalam

hal pengembanagan teknologi ini erat kaitannya dengan ketersedian sumber daya

manusia karena dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkatan pendidikan

maka kualitas sumber daya manusia akan lebih baik. Penyebaran penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Tanabangka tampak beragam mulai dari

penduduk yang belum sekolah sampai dengan penduduk yang bergelar sarjana,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 3 berdasarkan tingkat pendidikan


No Tingkat pendidikan Jumlah jiwa

1 Tidak pernah sekolah 290 orang

3 Tidak tamat SD 275 orang

4 SD/sederajat 1.024 orang

5 SLTP/sederajat 561 orang

6 SLTA/ sederajat 760 orang

Jumlah 3.659

Sumber : Profil Desa 2019 (diolah)

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa

Tanabangka tergolong masih tinggi, dimana terdapat 290 orang tidak sekolah, 621

belum sekolah, 275 orang tidak tamat SD, 1024 tamat SD, Tamat SLTP 561

orang, sementara Tamat SLTA 760 orang, DIPLOMA 61 orang, tamat perguruan

tinggi S1 63 orang. S2 3 Orang, S3 1 orang Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

20
pendidikan di Desa Tanabangka tergolong tinggi yakni rata-rata hanya tamat

sekolah SLTA.

4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Tanabangka. bisa dikatakan

sudah memadai, dimana jenis sarana dan prasarana yaitu kantor desa, mobil

mikrolet, masjid, pustu, posyandu dan sekolah dasar (SD). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Sarana dan Prasarana Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat


Kabupaten Gowa

No Jenis Jumlah (Buah)

1 Kantor Desa 1

2 Mobil Mikrolet 4

3 Masjid 11

4 Pustu 4

5 Posyandu 5

6 Sekolah Dasar (SD) 5

Jumlah 30

Sumber: Kantor Desa Tanabangka, 2019

Tabel 4 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana Desa Tanabangka

sudah memadai dimana terdapat 1 kantor Desa. 4 buah, mobil mikrolet 11,

bangunan masjid, 4 buah postu, 5 posyandu, dan sekolah dasar SD 5. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat sarana dan prasarana di Desa Tanabangka tergolong

sudah memadai

21
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani yang membudidayakan padi

di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Karakteristik

petani responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pengalaman

bertani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan. Karakteristik responden

adalah sebagai berikut.

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur

Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi seorang

petani dalam upaya pengolahan usaha taninya. Umur akan sangat mempengaruhi

kemampuan fisik dan cara berfikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan. Petani yang berusia muda memiliki kemampuan fisik yang lebih

dibandingkan dengan petani yang berusia tua. Namun demikian, petani yang

memilki usia lebih tua relative memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga

akan mempengaruhi kematangan dalam mengambil keputusan untuk mengelola

usaha taninya.

Hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur petani

responden bervariasi mulai 30-50 tahun umur petani responden disajikan pada
Tabel 5 Umur Responden Petani Usaha Tani di Desa Tanabangka Kecamatan
Bajeng Barat kabupaten Gowa
Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
30 – 35 2 30
36 – 40 2 30
41 – 45 2 30
46 – 50 1 10
Jumlah 7 100%
Sumber: Data Primer Setelah diolah 2019

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah responden usaha tani yang berada

pada kelompok umur 30-35 tahun adalah 2 orang dengan persentase 30%

merupakan kelompok umur tertinggi disusul kelompok umur 36-40 tahun adalah 2

orang atau 30% merupakan kelompok umur tertinggi kedua, disusul kelompok

umur 41-45 tahun dengan persentase 30% dan umur 46-50 tahun sebanyak 1

orang dengan persentase 10% adalah yang terendah. Melihat komposisi umur

tersebut diatas menunjukkan bahwa petani responden masih tergolong produktif

sehingga dapat dikatakan bahwa petani responden masih potensial untuk

mengelola usaha taninya, serta terdapat 1 penyuluh yang melakukan kegiatan

penyuluhan pertanian terhadap para petani di Desa Tanabangka dalam

pengembangan usaha taninya.

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir

petani, Petani yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih cepat

menyerap inovasi dan perubahan alat teknologi. Tingkat pendidikan yang

dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden,

Hal ini dapat dilihat dari perilaku petani dalam menyikapi usaha taninya.

23
Sehingga perubahan cara bertani akan seiring dengan kemajuan alat teknologi

pertanian.

Hasil pengumpulan data diperoleh bahwa tingkat pendidikan petani

responden bervariasi, tingkat pendidikan mulai dari SD sampai SLTA, tingkat

pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh 7

responden petani. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang

menentukan dalam pengembangan usaha tani, terutama kaitannya penyerapan

inovasi dan teknologi dalam menunjang pencapaian tingkat produksi yang

optimal.

Pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan akan menentukan

seorang petani dalam mengadopsi dan menerima inovasi baru serta pemahaman

terhadap informasi yang didapat. Pendidikan formal yang relatif lebih tinggi akan

lebih memudahkan petani dalam menerapkan teknologi baru dan teknik - teknik

baru dalam usaha taninya, sehingga dengan demikian kemajuan - kemajuan

teknologi dalam usaha pertanian dapat diaplikasikan dengan baik dan cepat,

Komposisi tingkat pendidikan petani responden disajikan pada tabel

Tabel 6 Petani responden berdasarkan tingkat Pendidikan Petani Usaha Tani di


Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat kabupaten Gowa
No Tingkat pendidikan Jumlah Orang

1 SD/sederajat 1

2 SLTP/sederajat 2

3 SLTA/ sederajat 4

Jumlah 7 orang

Sumber : Profil Desa 2019 (diolah)

24
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa

Tanabangka tergolong masih tinggi, dimana 1 orang tamat SD, Tamat SLTP 2

orang, sementara Tamat SLTA 4 orang, Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan di Desa Tanabangka tergolong tinggi yakni rata-rata hanya tamat

sekolah SLTA.

5.2 Kegiatan penyuluhan pertanian dalam program pengembangan usaha

tani padi di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten

Gowa

a. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya.

Penyuluhan merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah

untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani mempunyai

kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan penyuluh. Dengan

demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang

diinginkan sesuai dengan kepentingan petani. Keberhasilan pembangunan

pertanian sangat ditentukan oleh dukungan dan peran aktif para petani beserta

keluarganya dalam melaksanakan usaha taninya. Serta peran penyuluh di wilayah

binaannya masing-masing, sehingga kegiatan usaha tani tidak lagi untuk

meningkatkan produksi, dan mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga petani saja,

tetapi sudah berorientasi agribisnis untuk meningkatkan pendapatan yang

akhirnya diharapkan kesejahteraan keluarga petani meningkat.

25
Namun kenyataan dilapangan menunjukan belum semua anggota petani

yang dapat mengikuti dikarenakan sulitnya untuk mengadakan pertemuan dengan

petani, dan ini dikarenakan adanya kesibukan yang berbeda-beda pada masing-

masing petani.

Hal ini juga membedakan banyaknya pertemuan dalam kegiatan

penyuluhan pertanian yang dilakukan pada masing-masing petani. Jenis program

kegiatan penyuluh yang diberikan pada masing - masing petani pada dasarnya

adalah sama, namun yang membedakan disini adalah jumlah dan waktu kegiatan

yang diikuti oleh petani tersebut berbeda - beda. Hal ini disebabkan seperti yang

telah disebutkan sebelumnya, yaitu sulitnya untuk mengadakan pertemuan dengan

petani, dikarenakan kesibukan yang berbeda-beda pada masing - masing petani.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari informan kunci, yaitu kepala

Desa Tanabangka, hal ini terjadi karena berbagai sebab, yaitu sulitnya untuk

mengumpulkan anggota pada masing-masing kelompok tani karena banyaknya

kesibukan dari masing-masing petani, namun terlepas dari itu para anggota petani

sudah mulai tertarik dalam mengikuti penyuluhan yang diberikan petugas

penyuluh pertanian dibandingkan tahun sebelumnya.

Didalam kegiatan penyuluhan diharapkan program - program yang

disampaikan hendaknya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani

atau sesuai dengan kebutuhannya. Maka dengan ini akan dibentuk kerjasama yang

baik antara pihak pemerintah atau pihak penyampai program dengan pihak yang

menerima program atau petani dalam menstransfer ilmu - ilmu teknologi baru

dalam rangka meningkatkan usaha taninya.

26
Dari hasil penelitian bahwa penyuluh dalam melakukan kegiatan

penyuluhan pertanian dalam pengembangan usaha tani padi di Desa Tanabangka

sudah melaksanakan kegiatan penyuluhan sesuai dengan peranannya yakni

terlebih dahulu mengidentifikasi potensi wilayah dan agroekosistem di Desa

Tanabangka, menyusun programa penyuluhan pertanian dan rencana kerja

penyuluhan pertanian kemudian menyusun materi penyuluhan serta

menerapkannya kepada para petani padi di Desa Tanabangka. Setelah itu

penyuluh membantu mengembangkan swadaya dan swakarya petani yakni

menumbuh kembangkan kemampuan petani di Desa Tanabangka sebagai anggota

kelompok dalam mencapai tujuan bersama mengembangkan usaha tani padi,

penyuluh pun melakukan evaluasi dan melaporkan pelaksanaan hasil penyuluhan

yang telah penyuluh selenggarakan, tentunya dari hasil wawancara dengan

penyuluh pertanian di Desa Tanabangka penyuluh pun melakukan pengembangan

profesional sebagai penyuluh pertanian.

b. Kegiatan Penyuluhan Pertanian dalam Pengembangan Usaha Tani

Padi.

Dalam perkembangannya, kegiatan penyuluhan tidak hanya terbatas pada

fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh sasaran penyuluh, akan tetapi ia harus mampu menjadi

jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluh yang diwakilinya

dengan masyarakat sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau

kebijakan-kebijakan yang harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat

sasaran maupun untuk pemerintah/lembaga penyuluh yang bersangkutan.

27
Sebab hanya menempatkan diri pada kedudukan atau posisi seperti itulah

dia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil keseluruhan peran

penyuluh dalam pengembangan petani yang terdiri dari peran penyuluh sebagai

motivator, edukator, organisator, dan komunikator diperoleh hasil dengan kategori

berperan. Menurut Suhardiyono (1992), dalam pembentukan dan pengembangan

petani penyuluh mempunyai peran sebagai dinamisator dan organisator petani.

Artinya penyuluh harus bisa menggerakan dan memberi motivasi dalam

kelompok untuk lebih aktif lagi dalam melaksanakan dan mengikuti kegiatan-

kegiatan dalam kelompok.

Berdasarkan wawancara dengan Rusli, S.P penyuluh pertanian Desa

Tanabangka (Wawancara pada tanggal 25 April 2019). Kegiatan penyuluhan

pertanian diberikan kepada kelompok tani agar para petani dapat mengembangkan

usaha pertaniannya.

Kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Tanabangka Kecamatan Bajeng

Barat Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:

A. penggunaan benih unggul

Benih yang biasa di gunakan petani di desa tanabangka adalah varietas

ciliung, karna mempunyai kelebihan yaitu tahan terhadap hama seperti, hama

wereng, coklat biotipe 1,2 ,wereng hijau dan ganjur.selain hama, varietas ciliwung

juga tahan terhadap penyakit seperti tungro dan bakteri hawar daun.

B. Pengolahan Tanah

28
Pengolahan tanah yang biasa di lakukan oleh petani di desa tanabangka

yaitu membajak sawah dengan memakai mesin traktor dengan 1 kali bajak dan 3

kali garu, kemudian di ratakan dengan kedalaman 15 sampai 20 cm.

C. Penggunaan pupuk

Pupuk yang di gunakan petani di desa tanabangka kecamatan barat yaitu

pupuk urea,pemupukan ini di lakukan agar pertumbuhan tanaman padi dapat

bertumbuh dengan baik dan subur sehingga diperoleh peningkatan hasil panen.

D. Pengendalian hama dan penyakit tanaman

pengendalian yang di lakukan petani yaitu biasanya melakukan

pembersihan agar tanaman padi tidak terganggu proses pertumbuhannya oleh

tanaman lain atau gulma.

E. Pengairan atau Irigasi

Pengairan atau irigasi sangat penting bagi tanaman padi,petani padi di

desa tanabangka biasanya memberikan air pada tanamannya sesuai dengan

kebutuhan tanaman padi atau ketinggian genangan air yang di berikan dalam

petakan sekitar 2 sampai 5 cm agar tdk mengurangi pembentukan anakan tanaman

padi.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan beberapa responden

yaitu petani padi memberikan jawaban yang menunjukkan kepuasan dan manfaat

terhadap keberadaan penyuluh pertanian di Desa Tanabangka.

a. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara DL (Laki-laki

30 Tahun) bahwa:

“penyuluh hanya datang memberikan penyuluhan ke petani hanya


satu kali dalam satu bulan dengan penyuluh sebanyak satu orang. Materi

29
yang diberikan berupa pemaparan ide-ide baru tentang masalah
pertanian seperti sistem penanaman, penanganan hama dan penyakit
tanaman, serta teknologi pertanian terbaru”

Selain penyampaian materi, penyuluh juga mengimbangi dengan

peyampaian motivasi kepada petani agar selalu sabar dan tidak putus asa dalam

berusaha tani. Agar kami semakin paham terhadap apa yang disampaikan,

penyuluh melakukan demonstrasi plot terhadap apa yang menjadi materi inti yang

disampaikan dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar kami dapat

memahaminya dengan baik. Selain itu saya juga menyampaikan saran kepada

penyuluh agar kiranya selalu aktif dalam memberi materi penyuluhan kepada

kami dan memberi solusi terhadap masalah yang kami hadapi khususnya dalam

berusaha tani padi.

b. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara K (Laki-laki

34 Tahun) bahwa:

“Di Desa Tanabangka seorang penyuluh datang sekali dalam satu


bulan. Penyuluh tersebut datang menyampaikan cara bercocok tanam
yang baik dan menyampaikan cara membuat pupuk kandang, penjelasan
yang diberikan juga disertai dengan simulasi dalam membuat pupuk
kandang sesekali juga diimbangi demonstrasi plot”

Menurutnya, penyuluh pertanian sangat membantu para petani yang ada di

Desa Tanabangka. Namun responden K merasa kurang dalam hal pemberian

motivasi kepada para petani,

Penyuluh juga belum memberikan keahlian khusus kepada para petani

Dalam hal komunikasi penyuluh dengan petani cukup bagus karena penyuluh

menyampaikan penjelasannya menggunakan bahasa sederhana yang mudah

dipahami penyuluh. Responden K berharap program penyuluhan pertanian di

30
Desa Tanabangka dapat terus berlangsung dan berjalan dengan baik karena

dengan adanya penyuluhan petani lebih memahami masalah pertanian agar petani

juga mampu membuat inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan usaha tani

mereka. Responden K menyampaikan bahwa penyuluhan pertanian harus

dilakukan lebih dari sekali dalam sebulan demi keefektifan program usaha tani

yang dilakukan para petani di Desa Tanabangka dan juga mengharapkan adanya

bantuan dari pihak pemerintah terhadap para petani karena petani membutuhkan

sarana dan prasarana untuk kelangsungan usaha tani mereka.

c. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara DB (Laki-laki

36 Tahun) bahwa:

“Penyuluh menyampaikan informasi kepada petani yang berkaitan


dengan masalah pertanian. Saat ditanya mengenai kegiatan penyuluh,
beliau berpendapat bahwa kegiatan penyuluh selama ini lumayan sangat
membantu para petani dalam mengembangkan pertaniannya khususnya
dalam usaha tanam padi”

Beliau juga berpendapat bahwa para penyuluh juga memberikan motivasi

kepada para petani berupa dorongan untuk terus semangat dalam bertani sehingga

perasaan malas bisa hilang dalam diri seorang petani.

Saat melakukan proses penyuluhhan, penyuluh terkadang hanya

memberikan materi dan terkadang juga memberikan demplot (demonstrasi plot)

dalam proses tersebut komunikasi penyuluh cukup baik sehingga para petani

dapat memahaminya baik itu penjelasan materi pertanian maupun penjelasan saat

memberikan demonstrasi plot. Namun penyuluh belum memberikan keahlian

khusus kepada para petani yang ada di Desa Tanabangka sehingga responden DB

ini menyarankan untuk terus dilaksanakannya penyuluhan pertanian karena hal

31
tersebut sangat berguna bagi para petani dan beliau juga berharap adanya inovasi

baru yang diberikan kepada para petani agar bisa meningkatkan penghasilan

dalam usaha tani di desa tanabangka.

d. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara S (Laki-laki

40 Tahun) bahwa:

“Penyuluh pertanian biasanya dilakukan sekali dalam sebulan dan


penyuluh yang datang hanya satu orang dengan materi yang diberikan
berupa hal yang menjadi keluhan para petani yang salah satunya adalah
cara bercocok tanam yang baik serta pemberian inovasi-inovasi baru dalam
pertanian”

Petani ini juga menyampaikan dengan adanya penyuluh pertanian sangat

membantu para petani karena selain menyampaikan hal-hal dalam sistem

pertanian, para penyuluh juga sering memberikan motivasi-motivasi kepada para

petani sehingga dengan demikian petani lebih giat dalam melakukan usaha

taninya.

Dalam proses penyuluhan, para penyuluh menyampaikan materi yang

disertai praktek sehingga para petani mudah memahaminya serta memberikan

inovasi-inovasi baru berdasarkan dari pengalaman para penyuluh pertanian. Selain

itu, penyuluh pertanian juga melakukan komunikasi yang baik denga para petani

yang ada di desa Tanabangka. Hal terakhir yang disampaikan oleh responden S

yakni harapannya yang ingin kegiatan penyuluh pertanian terus terlaksana agar

terus memberikan informasi-informasi yang baru dalam usaha tani padi.

e. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara B (Laki-laki

41 Tahun) bahwa:

“kegiatan penyuluh pertanian di Desa Tanabangka tidak menentu


terkadang dilakukan sekali dalam sebulan kadang juga dilakukan dua kali

32
dalam sebulan dengan penyuluh yang hadir hanya satu orang. Materi yang
dibawakan pun beragam seperti tata cara untuk membasmi hama maupun
tata cara bercocok tanam yang baik”

Penyuluh pertanian juga belum memberikan keahlian khusus kepada para

petani di Desa Tanabangka sehingga petani belum mampu menemukan inovasi-

inovasi baru dalam usaha taninya. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut penyuluh

berkomunikasi dengan baik terhadap para petani sehingga materi penyuluhan

yang diberikan mudah dipahami oleh petani. B menaruh harapan lebih kepada

para penyuluh agar mampu membimbing para petani di Desa Tanabangka agar

usaha taninya bisa sukses.

f. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara G (Laki-laki

45 Tahun) bahwa:

“Di Desa Tanabangka dilakukan penyuluhan pertanian sebanyak


satu kali dalam satu bulan yang dilakukan di setiap dusun, dimana kegiatan
penyuluhan tersebut dilakukan oleh satu orang penyuluh, Materi yang
disampaikan seputar hal-hal dalam sistem pertanian seperti cara membuat
pupuk kandang dan lain-lain”

Beliau beranggapan kegiatan penyuluhan tersebut sangat bermanfaat bagi

para petani dikarenakan memberi pengetahuan baru kepada para petani dan juga

memotivasi para petani dalam kegiatan pertanian yang dilakukannya. Dalam

kegiatan penyuluhan tersebut selain memperoleh materi petani juga kerap kali

diberikan demonstrasi plot tetapi dalam hal pemberian keahlian khusus para

penyuluh belum menyampaikannya.

Komunikasi yang terjadi antara penyuluh pertanian dengan para petani

terjalin dengan baik sehingga para petani juga mudah memahami hal-hal yang

disampaikan oleh tim penyuluh di Desa Tanabangka tersebut. Responden G

33
berharap kegiatan penyuluhan tersebut rutin dilakukan agar bisa membantu para

petani dalam usaha taninya.

g. Dikemukakan oleh salah satu responden ketika wawancara DR (Laki-laki

50 Tahun) bahwa:

“Penyuluh pertanian tersebut menyampaikan hal-hal baru yang


terkait dengan masalah pertanian dan kegiatan para penyuluh pertanian itu
sangat membantu para petani yang ada di desa Tanabangka dan juga
memotivasi para petani untuk tetap rajin dalam bertani”

Dalam kegiatan penyuluhan kerap kali para petani diberi bantuan berupa

bibit padi sehingga para petani merasa senang karena meminimalisir ongkos

pertanian yang dikeluarkan. Penyuluh dan petani juga menjalin komunikasi yang

baik sehingga dalam kegiatan penyuluhan tersebut para petani mudah memahami

penjelasan yang diberikan.

34
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa

kegiatan Penyuluhan pertanian di desa Tanabangka Kecamatan Bajeng Barat

telah melakukan peranannya dengan baik.Berdasarkan hasil wawancara yang telah

dilakukan penyuluh telah memberikan informasi kepada petani dalam

pengembangan usaha tani padi di desa tanabangka seperti pengunaan benih

unggul,pengolahan tanah,pengunaan pupuk,pengendalian hama dan penyakit

tanaman,dan pengairan atau irigasi.

5.2 Saran

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan di Desa Tanabangka

Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa, ada beberapa hal yang disarankan

antara lain sebagai berikut :

1. Kegiatan penyuluhan sebaiknya rutin atau sesering mungkin dilakukan guna

untuk membimbing para petani agar dapat membantu dalam kegiatan

pertaniannya.

2. Penyuluh pertanian harusnya lebih kreatif memberikan inovasi-inovasi baru

kepada para petani serta mampu memberikan motivasi bagi para petani agar

para petani lebih giat dalam usaha taninya.

3. Pemerintah setempat sebaiknya memberi perhatian lebih kepada para petani

dikarenakan mayoritas masyarakat di Desa Tanabangka berprofesi sebagai

petani dan pemerintah juga diharapkan mampu menjadi fasilitator dalam

sistem pertanian.

34
4. Untuk para petani di Desa Tanabangka diharapkan meningkatkan

semangatnya dan lebih aktif Ketika ada kegiatan penyuluhan dalam usaha

tani yang dilakukan guna untuk memperoleh hasil yang maksimal agar

dapat meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan

hidupnya.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Model Evaluasi Program. http://teoribagus.com/model-evaluasi-


program. di Akses 09 April 2018

Anonim. 2016. Pertanian Padi Modern.https://petaniindomodern.wordpress.com/2


016/02/10/pengertian-tanaman-padi-3/. Di Akses 09 April 2018

Anita Ristianingrum, M. A. Chozin, Machfud, Sugiyanta dan Sri Mulatsih. 2016.


Optimalisasi Keberlanjutan Pengembangan Usaha Padi Organik Di
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 13
No. 1, Maret 2016

Arikunto, Suharsimi dan Safrudin, Cepi, 2009, Evaluasi Program


Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Deptan. (2010). Buku Kerja Penyuluh Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Fita Anggraini, Agus Suryanto, Nurul Aini. 2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit
pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa. L) Variabel Inpari 13. Juranl
Produksi Tanam Vol. 1 No. 2 Mei 2013. Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 66514,
Indonesia

Hennykartika 2008 simple random sampling


https://hennykartika.com/2008/01/27/simple-random-sampling/. Di Akses 09April
2018.

Leilani, A., & Amri J.A. (2006). Kinerja Penyuluh Pertanian di beberapa
Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.Jurnal Penyuluhan, 2(3).

Rahmad, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Jakarta

Sasmita Siregar dan Gustami Harahap, Evi Erawati dan Yudha Andriansyah
Putra. 2013. Peran Program Penegmbangan Uaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani.Agrium, April 2013
Volume 18 No 1. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utaras

Siti Abir Wulandari. 2016. Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Uaha


Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Jurnal
Media Agribisnis (MeA) Vol.1 No.1 Tahun 2016 Media Komunikasi Hasil
Penelitian Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jambi.
Suhanda, N.S., Jahi, A., Sugihen, B.G., & Susanto, D. (2008). Kinerja Penyuluh
Pertanian di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan, 4(2).

Syafruddin, Sunarru Samsi Hariadi, Sri Peni Wastutiningsih. 2013. Kinerja


Penyuluh Pertanian Berdasarkan Faktor Personal dan Situasional.Jurnal
Psikologi Volume40, NO. 2, Desember 2013: 240 – 257. PS Penyuluhan
dan Komunikasi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada.

Tashakkori, A., & Teddlie, C. (1998). Mixed Methodology Combining


Qualitative and Quantitative Approaches. Sage Publications Inc.,
Thousand Oaks, California

Wardhani, A.C. (2004). Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional


Terhadap Perilaku Komunikasi Penyuluh Pertanian

.
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

No. Responden :…

KUESIONER PENELITIAN
Yth. Bapak/ibu Responden, di mohon kesediaannya untuk
diwawancarai dalam rangka penyelesaian Studi Strata Satu (S-1) pada Fakultas
Pertanian Unismuh Makassar, dengan judul skripsi :
ANALISIS DESKRIPTIF KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI PADI DI DESA

TANABANGKA KECAMATAN BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA

Karakteristik responden

1. Nama :......................................................

2. TTL/Umur : ..............tahun

3. Pendidikan terakhir :......................................................

4. Status :......................................................

5. Jumlah tanggungan keluarga :..............orang

6. Agama :......................................................

7. Alamat :......................................................

.......................................................

.......................................................

8. Luas lahan : ............ Ha

9. Pengalaman berusaha tani :......................................................


DAFTAR PERTANYAAN

1. Berapa kali penyuluh datang melakukan penyuluham ke desa ini?

2. Berapa penyuluh yang ditugaskan untuk melakukan penyuluhan?

3. Materi apa saja yang diberikan penyuluh untuk petani di desa ini?

4. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan kinerja penyuluh selama ini?

5. Dalam pemberian penyuluhan apakah penyuluh selalu memberikan

motivasi?

6. Motivasi seperti apa yang penyuluh sampaikan kepada para petani?

7. Apakah penyuluh hanya memberikan petani materi atau diimbangi dengan

demplot (demonstrasi plot)?

8. Apakah penyuluh juga memberikan atau mengajarkan keahlian khusus

untuk petani? Jika ada seperti apa

9. Bagaimana menurut bapak tentang kemampuan komunikasi yang dimiliki

penyuluh?

10. Apakah bapak/ibu dapat memahami dengan baik apa yang disampaikan

oleh penyuluh saat memberikan materi?

11. Saran bapak untuk para penyuluh?


Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 2 Identitas Penyuluh dan Responden

No. Nama Penyuluh Tempat Tugas Wilayah Kerja

1 Rusli, S.p Badan Penyuluhan Pertanian Desa Tanabangka

Kabupaten Gowa

Pengalaman Tanggungan Luar Lahan


No. Nama Umur
Usaha Tani Keluarga (Ha/Are)

1. DL 30 Tahun 5 Tahun 2 Orang 0, 80 Ha


2. K 34 Tahun 4 Tahun 2 Orang 0,60 Ha
3. DB 36 Tahun 4 Tahun 4 Orang 2 Ha
4. S 40 Tahun 20 Tahun 3 Orang 4 Ha
5. B 41 Tahun 8 Tahun 2 Orang 0,50 Ha
6. G 45 Tahun 20 Tahun 3 Orang 0,98 Ha
7. DR 50 Tahun 25 Tahun 3 Orang 0,60 Ha
Lampiran 3. Dekomentasi Penelitian

Gambar 3: Wawancara Dengan Petani Padi Tentang penyuluh pertanian dalam


program pengembangan usaha tani padi

Gambar 4: Wawancara Dengan Petani Padi Tentang penyuluhan pertanian dalam


program pengembangan usaha tani padi
Gambar 5: Petani yang diberikan penyuluhan pertanian dalam program
pengembangan usaha tani padi

Anda mungkin juga menyukai