Wazan & Bina'
Wazan & Bina'
Wazan & Bina'
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kajian Nahwu dan Sharaf”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita
kedunia yang penuh kedamaian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Pembagian Bina’ ()البناء
Secara bahasa bina’ berarti konstruksi atau bangunan. Dalam ilmu shorof,
pengertian bina’ adalah bentuk kalimah yang ditinjau dari segi huruf dan tata letaknya,
apakah pada fa’ fi’il, ‘ain fi’il, atau lam fi’ilnya terdapat huruf ‘illat (ي,ا, )و/ hamzah atau
malah sepi dari huruf ‘illat dan hamzah. Adapun bina’/ bentuk bentuk fi’il, terbagi
menjadi dua, yaitu salim (yang selamat dari huruf illat) dan ghairu salim/mu’tal (yang
berhuruf illat).1
Diterangkan dalam kitab Qowa’idul I’lal, bentuk asal lafadz dalam sharaf atau yang
dinamakan bina’ terbagi menjadi tujuh yaitu:2
1. Bina’ Shahih )(الصّحيح
Yaitu bina’ yang huruf fa’ fi’il, ‘ain fi’il, dan lam fi’ilnya tidak berupa hamzah serta
tidak berapa huruf ‘illat. Bina’ shahih terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Tsulatsi, yaitu apabila kalimah yang fa’ fi’il, ‘ain fi’il, dan lam fi’ilnya tidak berupa
huruf ‘illat atau hamzah, serta huruf ‘ain fi’ilnya tidak sejenis dengan huruf lam
َ فَ ِر,َب
fi’il. Contohnya: ح َ َكت, ص َر
َ َن
b. Ruba’i, yaitu apabila kalimah yang fa’ fi’ilnya tidak sejenis dengan huruf lam fi’il
َ دَ ْخ َر
yang awal. Contohnya: ج
2. Bina’ Mitsalّ)(المثال
Yaitu bina’ yang huruf fa’ fi’ilnya berupa huruf ‘illat. Bina’ mitsal terbagi menjadi
dua, yaitu:
a. Mitsal Waw, yaitu apabila kalimah yang fa’ fi’ilnya berupa huruf waw. Contohnya:
َ َو َجد,َعد
َ َو
b. Mitsal Ya’, yaitu apabila kalimah yang fa’ fi’ilnya berupa huruf ya’. Contohnya:
س َر
َ َي
3. Bina’ Mudha’afّ)(المضاعف
1
https://www.maskuns.my.id/2021/01/pengertian-bina-dan-pembagiannya-dalam.html?m=1. Diakses
pada 10 November 2021.
2
Syekh Mundzir Nadzir, Qawaidul I’lal fi Sharfi, (Surabaya: Maktabah Ahmad Nabham), hlm.2.
2
Yaitu bina’ yang pada asalnya memiliki 3 huruf sempurna, hanya saja karena ada 2
huruf yang sama berdampingan, maka 2 huruf ini dilebur jadi satu menjadi
ditasydidkan. Bina’ mudha’af terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Tsulatsi, yaitu apabila kalimah yang huruf ‘ain fi’ilnya sejenis dengan huruf lam
fi’il. Contohnya: َمدasalnya adalah ََمدَد
b. Ruba’i, yaitu apabila kalimah yang huruf fa’ fi’ilnya sejenis dengan huruf lam fi’il
yang awal seperti tho’ dengan tho’ begitu pula huruf yang ‘ain fi’ilnya sejenis
َ ْ طأ
dengan huruf lam fi’il yang kedua. Contohnya: َ طأ َ
4. Bina’ Lafifّ)(اللفيف
Yaitu bina’ yang mengandung 2 huruf ‘illat. Bina’ lafif terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Mafruq, yaitu apabila kalimah yang fa’ fi’il dan lam fi’ilnya berupa huruf ‘illat.
َ َو ِل,َوقَى
Contohnya: ي
b. Maqrun, yaitu apabila kalimah yang ‘ain fi’il dan lam fi’ilnya berupa huruf ‘illat.
َ قَ ِو,ن ََوى
Contohnya: ي
5. Bina’ Naqishّ)(النّاقص
Yaitu bina’ yang huruf lam fi’ilnya berupa huruf ‘illat. Bina’ naqish terbagi menjadi
dua, yaitu:
a. Naqish Waw, yaitu apabila kalimah yang lam fi’ilnya berupa huruf waw.
Contohnya: َ غَزasalnya غَزَ َو
b. Naqish Ya’, yaitu apabila kalimah yang lam fi’ilnya berupa huruf ya’. Contohnya:
سرى
َ asalnya ى
َ س َر
َ
6. Bina’ Mahmuzّ)(المهموز
Yaitu bina’ yang huruf fa’ fi’il, ‘ain fi’il, atau lam fi’ilnya berupa huruf hamzah. Bina’
mahmuz terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Mahmuz Fa’, yaitu apabila kalimah yang fa’ fi’ilnya berupa hamzah. Contohnya:
أَدَ َم
b. Mahmuz ‘Ain, yaitu apabila kalimah yang ‘ain fi’ilnya berupa hamzah.
Contohnya: سأ َ َل
َ
3
c. Mahmuz Lam, yaitu apabila kalimah yang lam fi’ilnya berupa hamzah.
Contohnya: َ قَ َرأ
7. Bina’ Ajwafّ)(األجواف
Yaitu bina’ yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf ‘illat. Bina’ Ajwaf terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Ajwaf Waw, yaitu apabila kalimah yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf waw.
Contohnya: َصان
َ asalnya َص َون
َ
b. Ajwaf Ya’, yaitu apanila kalimah yang ‘ain fi’ilnya berupa huruf ya’. Contohnya:
ار
َ سَ asalnya سيَ َر
َ
B. Pengertian dan Pembagian Wazan ()الوزن
Wazan memiliki makna timbangan, acuan, atau rumus. Wazan adalah satuan rumus
baku dimana setiap kata kerja nantinya akan masuk ke salah satu dari wazan yang ada.
Perlu diketahui dan untuk mengidentifikasi wazan ilmu sharaf, mengunakan kata fa’ fi’il,
‘ain fi’il, dan lam fi’il ( )فعلdalam segala bentuknya. Dalam ilmu sharaf ada 35 bab
wazan, dimana setiap wazan memiliki wazan yang spesifik. Namun ada beberapa wazan
yang yang sangat jarang dijumpai dalam kalimat bahasa Arab sehingga pada makalah ini,
penulis hanya menampilkan wazan bab-bab yang penting dan sering di gunakan oleh
orang Arab.3
Apabila wazan adalah rumusnya, maka mauzun adalah kata yang dibandingkan dan
ُ ُ َب – يَ ْكت
disandingkan dengan wazan. Misalnya: ب َ َكتadalah mauzun dari wazan – فَعَ َل
يَ ْفعُ ُل. Telah disebutkan bahwa dalam ilmu sharaf terdapat 35 bab wazan. Dari 35 bab ini
yang berlaku umum hanya 22 wazan, yaitu 6 wazan untuk kelompok tsulatsi mujarrad, 1
wazan untuk ruba’i mujarrad, 12 wazan untuk tsulatsi mazid, dan 3 wazan kelompok
ruba’i mazid. Kedua puluh dua (22) bentuk wazan yang umum digunakan tersebut terbagi
menjadi 4 kelompok besar, yaitu:4
1. Tsulatsiy Mujarradّ)(الثّالثيّالمجرّد
3
Abu Razin Al-Batawiy dan dan Ummu Razin Al-Jawiyah, Ilmu Sharaf Untuk Pemula, (Jakarta: Maktabah
Ar-Razin, 2014), hlm.16.
4
Ibid., hlm.16.
4
Yaitu kalimah yang seluruh hurufnya asli atau disepikan dari tambahan atau bebas dari
tambahan dan terdiri dari tiga huruf asli.5 Wazan fi’il tsulatsi mujarrod terdiri dari
enam bab dengan tiga klasifikasi atau pengelompokan sebagai berikut:6
a. Jika ‘ain fi’il madhinya difathah, maka ‘ain fi’il mudhori’nya ada yang didhommah,
dikasroh, dan difathah.
1) فَعَ َل – يَ ْفعُ ُلcontoh ص ُر
ُ يَ ْن- ص َر
َ َن
2) فَعَ َل – يَ ْف ِع ُلcontoh ب
ُ ض ِر
ْ َ ي- ب
َ ض َر
َ
3) يَ ْف َع ُل- فَ َع َلcontoh ح
ُ َ يَ ْفت- فَت َ َح
b. Jika ‘ain fi’il madhinya didhommah, maka ‘ain fi’il mudhori’nya harus
didhommah. َي ْفعُ ُل- فَعُ َلcontoh س ُن
ُ ْ يَح- َسن
ُ َح
c. Jika ‘ain fi’il madhinya dikasroh, maka ‘ain fi’il mudhori’nya ada yang difathah
dan dikasroh. Contoh:
1) يَ ْفعَ ُل- فَ ِع َلcontoh ع ِل َم – يَ ْعلَ ُم
َ
2) يَ ْف ِع ُل- فَ ِع َلcontoh ب
ُ يَحْ ِس- ب
َ َح ِس
ِ َ ضم َك ْس َرت
ان َ َك ْس ُر فَتْح# ان
َ ضم ِ َ ضم فَتْ ُح َك ْسر فَتْ َحت
َ فَتْ ُح
5
https://www.maskuns.my.id/2021/06/pengertian-wazan-mauzun-dan-pembagiannya.html?m=2.
Diakses pada tanggal 11 November 2021.
6
Muhtarom Busyro, Shorof Praktis Metode Krapyak, (Yogyakarta: Menara Kudus Jogjakarta, 2021), hlm.
27.
7
Ibid., hlm.27.
5
2. Ruba’iy Mujarradّ)(الرّباعيّالمجرّد
Yaitu fi’il yang terdiri dari empat huruf asal dan kosong dari huruf penambah. Fi’il
ruba’i mujarrad dapat dikelompokkan menjadi dua klasifikasi.8
3. Tsulatsiy Mazidّ)(الثّالثيّالمزيد
Yaitu suatu kalimah yag tediri dari tiga huruf asli, namun ditambahkan huruf lainnya.
Tambahan ini bisa berupa hamzah, alif, dan tasydid. Tsulatsi mazid ini terdiri dari dua
belas bab dengan tiga klasifikasi sebagai berikut.9
a. Ziyadah Biharfin ()ﺛﻼث مزيد بحرف10, yaitu kelompok tsulatsi mazid dengan
tambahan satu huruf ziyadah. Tsulatsi mazid biharfin disebut juga dengan fi’il
tsulatsi mazid ruba’iy. Berikut contoh11 wazan tsulatsi mazid bi harfin.
1) فَع َل – يُفَ ِع ُلcontoh ح
ُ فَر َح – يُفَ ِر
2) ع ُل َ فَاcontoh يُ َيا ِس ُر-س َر
ِ ع َل – يُفَا َ َيا
3) يُ ْف ِع ُل- أ َ ْف َع َلcontoh يُ ْك ِر ُم- أ َ ْك َر َم
8
Zidnie Karimatanisak, Fi’il Shohih Dalam Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat Jilid 2, Skripsi, Universitas Negeri
Semarang 2015, hlm. 22.
9
Zidnie Karimatanisak, Op. Cit., hlm. 23.
10
Miftahul Mufid, M.Pd.I, Fiil Mazid Di Dalam Al Qur’an, An-Nas: Jurnal Humaniora, Volume1,Nomor 1,
Februari 2017, hlm. 40.
11
Syekh Muhamad Ma’sum Ali, Al Amtsilah Al Tashrifiyah, (Kediri: Pustaka Amanah), hlm. 12.
6
b. Ziyadah Biharfain ()ﺛﻼث مزيد بحرفين12, yaitu kelompok tsulatsi mazid dengan
tambahan dua huruf ziyadah. Tsulatsi mazid biharfain disebut juga dengan fi’il
tsulatsi mazid khumasiy. Berikut contoh wazan tsulatsi mazid bi harfain.
َ ع َل – يَت َفَا
1) ع ُل َ ت َفَاcontoh ُ عد
َ عدَ – يَت َ َبا
َ ت َ َبا
2) ت َفَع َل – َيت َفَع ُلcontoh َيت َنَو ُر- ت َنَو َر
c. Ziyadah Bitsalati Ahrufin ()ﺛﻼث مزيد بثلثة احرف13, yaitu kelompok tsulatsi mazid
dengan tambahan tiga huruf ziyadah. Tsulatsi mazid bitsalatsati ahrufin disebut juga
dengan fi’il tsulatsi mazid sudasiy. Berikut contoh wazan tsulatsi mazid bitsalati
ahrufin.
1) ست َ ْف ِع ُل
ْ اِ ْست َ ْف َع َل – َيcontoh اِ ْست َ ْخ َر َج – َي ْست َ ْخ ِر ُج
2) ع ُل َ اِ ْف َع ْوcontoh ب
ِ َي ْفعَ ْو- ع َل ُ ض َ ب – َي ْخ
ِ ض ْو َ ض َ اِ ْخ
َ ض ْو
ُ ط – َي ْعلَ ِو
3) َي ْف َع ِو ُل- اِ ْف َعو َلcontoh ط َ اِ ْعلَو
4) َي ْف َعال- اِ ْف َعالcontoh اِ ْب َياض – َي ْب َياض
12
Miftahul Mufid, M.Pd.I, Op. Cit., hlm. 41.
13
Ibid., hlm. 42.
7
10. َ اِ ْف َع ْو
يَ ْفعَ ْو ِع ُل- ع َل ب
ُ ض َ ب – يَ ْخ
ِ ض ْو َ ض
َ ض ْو َ اِ ْخ
11. يَ ْفعَ ِو ُل- اِ ْفعَو َل ُ ط – يَ ْعلَ ِو
ط َ اِ ْعلَو
12. يَ ْفعَال- اِ ْفعَال اِ ْبيَاض – يَ ْبيَاض
Keterangan:14
Fungsi bab ini adalah ta’diyah ( )التعديةyakni merubah kalimat muta’adi menjadi
Fungsi bab ini adalah ta’diyah ( )التعديةyakni “merubah kalimat muta’adi menjadi
Fungsi lain adalah menjadi makna “masuk”, seperti kalimat سلَ َم
ْ َ اberarti “masuk
islam”. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah adanya hamzah di awal kalimat
َ ع َل – يَت َفَا
Bab 4 Wazan ع ُل َ ت َفَا
Bab ini berfungsi untuk “bersekutu” ( مشاركةmusyarokah) didalam sesuatu
disebabkan adanya dua orang atau lebih, seperti kalimat تَقَات َ َلyang berarti
“berbunuh-bunuh” (saling membunuh). Juga bisa berfungsi sebagai kepura-puraan,
14
https:toaz.info-buku-shorof-jilid-1pdf-pr_f3ddbc92665d331392a6d8b628b92da6. Diakses pada 10
November 2021.
8
seperti pada kalimat تَغَافَ َلyang berarti “pura-pura lalai”, جا َه َل
َ َ تyang berarti “pura-
pura bodoh”. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah ta pada awal kalimat, dan
alif setelah fa fi’il
Bab 5 Wazan تَفَع َل – َيتَفَع ُل
Pada bab ini, fungsinya menunjukkan “telah jadi sesuatu”, seperti kalimat ت َ َكس َر
yang berarti “terpecah”. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah adanya huruf ta
pada awal kalimat, dan huruf yang kembar pada ‘ain fi’il, sehingga di idghomkan.
Bab 6 Wazan يَ ْفت َ ِع ُل- اِ ْفتَعَ َل
Bab ini berfungsi untuk menunjukkan “terjadi sesuatu” seperti kalimat اِجْ ت َ َم َعyang
berarti “telah terjadi perkumpulan”. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah
hamzah pada awal kalimat, dan ta setelah fa fi’il.
Bab 7 Wazan َي ْنفَ ِع ُل- اِ ْنفَ َع َل
َ اِ ْن َكyang
Fungsi bab ini untuk menunjukkan “terjadinya sesuatu”, seperti kalimat س َر
berarti “terpecah sesuatu”. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah hamzah pada
awal kalimat, dan nun sebelum fa fi’il.
Bab 8 Wazan يَ ْفعَل- اِ ْفعَل
اِحْ َمرyang berarti “bertambah merah”, yang asal kalimatnya َح َم َرberarti “telah
merah”. Huruf yang ditambahkan pada bab ini adalah hamzah di awal kalimat dan
dua huruf yang kembar pada laam fi’il, sehingga di idghomkan.
Bab 9 Wazan ست َ ْف ِع ُل
ْ َاِ ْست َ ْف َع َل – ي
Bab ini berfungsi untuk “meminta”, seperti pada kalimat ست َ ْغفَ َر
ْ ِ اyang artinya
“meminta ampun”. Juga bisa untuk menunjukkan “telah jadi”, seperti pada kalimat
اِ ْستَحْ َج َرyang berarti ”jadi batu”. Huruf yang bertambah pada kalimat ini adalah
hamzah, sin, dan ta di awal kalimat.
َ اِ ْفعَ ْو
ِ يَ ْفعَ ْو- ع َل
Bab 10 Wazan ع ُل
Tidak ada fungsi khusus di bab ini. Makna kalimatnya bergantung pada terjemah
dari kamus. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah hamzah di awal kalimat,
9
lalu satu huruf yang sama dengan ‘ain fi’il, dan diantara kedua ‘ain fi’il tersebut
ditambahkan wau.
Bab 11 Wazan َي ْف َع ِو ُل- اِ ْف َعو َل
Tidak ada fungsi khusus di bab ini. Makna kalimatnya bergantung pada terjemah
dari kamus. Huruf yang bertambah pada bab ini adalah hamzah di awal kalimat dan
dua wau yang sama terletak setelah ‘ain fi’il, lalu di idghomkan.
Bab 12 Wazan يَ ْفعَال- اِ ْفعَال
Fungsi bab ini adalah untuk mubalaghoh, seperti kalimat yang bermakna ا ِْزهَار
“lebih berbunga”. Tambahan pada bab ini adalah hamzah di awal kalimat, lalu alif
(tanda panjang) pada ‘ain fi’il, dan tambahan huruf yang sama pada lam fi’il. Yang
masuk pada bab ini hampir semua kalimat Bahasa arab yang berhubungan dengan
warna.
4. Ruba’iy Mazidّ)(الرّباعيّالمزيد
Yaitu suatu kalimah yang tediri dari empat huruf asli, namun ditambahkan huruf
lainnya baik itu satu huruf atau lebih.15 Ruba’iy mazid ini terdiri dari tiga bab dengan
dua klasifikasi sebagai berikut.16
a. Ruba’i Mazid Biharfin ()رباعي مزيد بحرف, hanya memiliki 1 bab saja, yaitu
15
Muhammad Lukman Hakim, dkk, Proses Morfologis Wazan-Wazan Fi’il Mazid dan Maknanya dalam Al-
Quran Juz 28, Tarling: Journal of Language Education, Vol. 3, No. 2, Juni 2020.
16
Zidnie Karimatanisak, Op. Cit., 24.
10
Keterangan:17
Bab ini juga berfungsi sebagai muthowa’ah ( )مطاوعةyang artinya “telah terjadi
17
https:toaz.info-buku-shorof-jilid-1pdf-pr_f3ddbc92665d331392a6d8b628b92da6. Diakses pada 10
November 2021.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bina’ adalah bentuk kalimah yang ditinjau dari segi huruf dan tata letaknya,
apakah pada fa’ fi’il, ‘ain fi’il, atau lam fi’ilnya terdapat huruf ‘illat (ي,ا, )و/ hamzah atau
malah sepi dari huruf ‘illat dan hamzah. Dalam kitab Qowa’idul I’lal, bentuk asal lafadz
dalam shorof atau yang dinamakan bina’ terbagi menjadi tujuh yaitu: shohih, mitsal,
mudha’af, lafif, naqish, mahmuz, dan ajwaf.
Sedangkan wazan memiliki makna timbangan, acuan, atau rumus. Wazan adalah
satuan rumus baku dimana setiap kata kerja nantinya akan masuk ke salah satu dari wazan
yang ada. Dalam ilmu sharaf terdapat 35 bab wazan, dari 35 bab ini yang berlaku umum
hanya 22 wazan, yaitu 6 wazan untuk kelompok tsulatsi mujarrad, 12 wazan untuk tsulatsi
mazid, 1 wazan unruk ruba’i mujarrad, dan 3 wazan kelompok ruba’i mazid.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nadzir, Mundzir. Qawaidul I’lal fi Sharfi. Surabaya: Maktabah Ahmad Nabham.
Mufid, Miftahul. 2021. Fiil Mazid Di Dalam Al Qur’an, An-Nas: Jurnal Humaniora,
Volume1, Nomor 1.
Hakim, Muhammad Lukman, dkk. 2020. Proses Morfologis Wazan-Wazan Fi’il Mazid
dan Maknanya dalam Al-Quran Juz 28. Tarling: Journal of Language Education.
Vol. 3, No. 2.
Karimatanisak, Zidnie. 2015. Fi’il Shohih Dalam Kitab Al-Akhlaq Lil Banaat Jilid 2.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
https://www.maskuns.my.id/2021/01/pengertian-bina-dan-pembagianndalam.html?m=1.
Diakses pada 10 November 2021.
https://toaz.info-buku-shorof-jilid-1pdf-pr_____f3ddbc92665d331392a6d8b628b92da6.
Diakses pada 10 November 2021.
13