Aulia Nabila D. - 181510601048 - Ekmak G - UTS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aulia Nabila Damayanti

NIM : 181510601048
Matkul : Ekonomi Makro – Lingkungan Bisnis “G”
UTS EKONOMI MAKRO- LINGKUNGAN BISNIS

1. Dampak Covid terhadap Perekonomian Indonesia


Pandemi corona telah membuat ekonomi dunia terguncang. Dari data Bloomberg Economics,
angka pertumbuhan ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia, akan minus di tahun 2020. Sri
Mulyani memperkirakan, dalam skenario terburuk, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini negatif
0,4%. Untuk angka optimistisnya, Menteri Keuangan bersama BI, OJK, dan LPS menghitung angkanya
di 2,3%.
Dampak covid 19 berpengaruh pada menurunnya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan
mencapai 3,2%-1,2 %. Dengan tingkat konsumsi yang menurun maka akan menyebabkan investasi
yang juga akan mengalami kemrosotan tajam. Awalnya sebelum terjadi wabah pandemic covid 19 ini,
negara optimis bahwa investasi akan tumbuh sebesar 6% namun dengan adanya pandemi covid 19 ini
diprediksi akan turun ke level 1% hinga -4% (prediksi terburuk). Dengan tingkat konnsumsi dan
investasi yang menurun maka perusahaan berupaya untuk memperkecil faktor produksi agar usahanya
tidak merugi dan mampu bertahan, langkah yang dilakukan oleh perushaan salah satunya ialah
mengurangi jumlah tenaga kerja sehingga hal ini menyebabkan banyak pengangguran. Hal ini
menyebakan saving juga akan berkurang atau menurun. Hal ini juga menyebabkan menurunnya
pendapatan nasional negara karena berkurangnya pemasukan negara yang disebabkan oleh
pandemik covid 19 ini.
Grafik IS-LM:
2. Kebijakan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia
 Kebijakan Fiskal
Di tengah pandemik Covid-19 ini, pemerintah melanjutkan dengan stimulus fiskal jilid II mulai
tanggal 13 Maret 2020 yang berisi kebijakan untuk menopang aktivitas industri. Termasuk dalam paket
stimulus fiskal yakni pembebasan pajak penghasilan (PPh) 21 untuk pekerja/karyawan, penundaan
pengenaan PPh Pasal 22 bea masuk Impor, dan pengurangan PPh Pasal 25 penundaan angsuran
pajak perusahaan sebesar 30% serta relaksasi restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Stimulus
tersebut berlaku selama enam bulan untuk industri manufaktur. Dengan total perkiraan anggaran
sebesar Rp. 22,9 Triliun.
Dukugan terhadap bidang kesehatan, sosial, dunia usaha dan pemulihan ekonomi:
Tambahan belanja dan pembiayaan dalam bidang kesehatan sebesar Rp 75 triliun. Anggaran
tersebut digunakan untuk subsidi iuran penyesuaian tarif pekerja bukan penerima upah dan bukan
pekerja (Rp 3 triliun), insentif tenaga medis pusat dan daerah (Rp 5,9 triliun), santunan kematian untuk
tenaga kesehatan (Rp 0,3 triliun), dan belanja penanganan kesehatan (Rp 65,8 triliun).
Sementara itu, tambahan belanja untuk bantuan sosial sebesar Rp 110 triliun. Rincian anggaran
ini antara lain penambahan jaringan pengaman sosial (Rp 65 triliun), cadangan untuk pemenuhan
kebutuhan pokok dan operasi pasar atau logistik (Rp 25 triliun), dan penyesuaian anggaran pendidikan
penanganan Covid-19 (Rp 20 triliun).
Dalam mendukung industri, tambahan pembiayaannya sebesar Rp 70,1 triliun. Sedangkan
pembiayaan dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 150 triliun.
Kementerian dan lembaga juga perlu mengutamakan penggunaan anggaran untuk kegiatan
yang mendukung percepatan penangangan Covid-19. Dengan kata lain melakukan refocussing
kegiatan dan realokasi anggaran.
 Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter ini berupa penurunan suku bunga BI 7 Day Repo Rate dan Giro Wajib
Minimum, melonggarkan Rasio Intermediasi Makroprudensial, meningkatkan intensitas triple
intervension, memperluas underlying transaksi DNDF, dan mendukung penyaluran dana nontunai.
3. Kebijakan yang lebih efekktif
Menurut saya, kebijakan pemerintah yang lebih efektif di tengah pandemik ini bagi masyarakat
ialah kebijakan fiskal. Sebab dengan adanya kebijakan fiskal, pemerintah memberikan bantuan
langsung kepada msyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih dengan
meningkatnya angka pengangguran yang disebabkan oleh PHK yang dilakukan secara massal oleh
banyak perusahaan dan adanya kebijakan phisycal distancing yang mengharuskan masyarakat
berdiam diri di rumah dan menghentikan kegiatan perekonomian untuk sementara akan menyebabkan
masyarakat kehilangan mata pencaharian dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

4. Hal yang terjadi jika Indonesia lockdown


 Dampak Lockdown Bagi Ekonomi Negara
Perekonomian Indonesia dilihat dari segi sektor produksi didominasi oleh UMKM. Data Kementerian
Koperasi dan UKM menyebutkan, pada 2019, entitas produksi Indonesia didominasi UMKM, yaitu
99,99 persen dari total jumlah unit usaha yang ada. Sementara itu, dari sisi nilai tambah, UMKM
menyumbang sekitar 63 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dari segi ukuran jumlah pekerja dan
omzet, yang terkecil adalah usaha mikro dengan kontribusi nilai tambah sekitar 34 persen PDB.
Sementara secara entitas berjumlah sekitar 98 persen dari 63 juta jumlah total unit usaha yang ada,
termasuk perusahaan besar.
Tidak seperti pegawai di perkantoran, bagi usaha mikro dan pekerjanya, hidup adalah dari hari
ke hari dengan mengandalkan omzet dan pendapatan harian. Maka apabila Indonesia menerapkan
lockdown, kegiatan ekonomi usaha mikro akan terhenti dan sumber penghasilan mereka juga akan
berhenti. Sehingga, apabila lockdown diterapkan, yang paling besar merasakan dampaknya adalah
pekerja-pekerja dengan pemasukan harian seperti ini.
 Dampak Lockdown Bagi Distribusi Barang dan Jasa
Apabila keputusan lockdown jadi dijalankan, masyarakat akan mulai mengkalkulasi kebutuhan
sehari-hari mereka. Perilaku konsumsi pun akan berubah. Lockdown akan menimbulkan fenomena
panic buying di masyarakat dan hal tersebut akan mengganggu kelancaran distribusi barang dan jasa.
Over consumption atau belanja yang berlebihan untuk menimbun bahan makanan dan barang
kebutuhan sehari-hari akan terjadi. Hal ini tidak berbanding lurus dengan terhentinya aktivitas jual-beli
para pedagang harian. Lockdown pun berpotensi melahirkan konflik sosial terkait dengan suplai
kebutuhan masyarakat seperti makanan, obat, dan lain sebagainya. Pendapatan masyarakat yang
terganggu ditambah dengan pasokan barang yang terhambat akan menimbulkan kekacauan. Harga
barang di pasaran juga akan melambung secara gila-gilaan apabila permintaan konsumen meningkat.
 Dampak Lockdown Bagi Transportasi
Sektor transportasi juga akan mengalami dampak lockdown. Mulai dari ojek
online/konvensional, taksi, kereta dan maskapai penerbangan akan terganggu jadwal operasinya. Alat-
alat transportasi ini akan kehilangan penumpang, mengingat mobilitas masyarakat akan terhenti.

Anda mungkin juga menyukai