Reny Vernanda 2021019 Akuntansi Jurnal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Memanfaatkan Intensif Pajak UMKM

Dalam Upaya Membangun Prekonomian Nasional

Reny Vernanda Sari 20210019

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Malahayati

[email protected]

ABSTRAK

Pandemi Vi1us Covid-19 telah berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial,
politik, sampai ke aspek stabilitas ekonomi baik didalam negeri maupun diluar negeri. Serangan Pandemi
ini juga sangat mempengaruhi produktivitas masyarakat dalam melaksanakan aktifitas dan tugas-
tugasnya setiap hari baik itu peke1ja, pelajar, mahasiswa, pengusaha dan masyarakat umum lainnya. Dalam
upaya mendorong Program Pemulihan Ekonomi Nasional ditengah pandemi Covid 19, Pemerintah
Republik Indonesia melalui Kementrian Keuangan telah memberikan insentif pajak kepada wajib pajak
khususnya pelaku UMKM (usaha Mikro Kecil Menengah). Pemberian insentif pajak ini sebagai
dukungan dan respon dari pemerintah yang bermanfaat bagi UMKM, karena menu1unnya produktivitas
para pelaku usaha khususnya UMKM secara otomatis telah mempengaruhi stabilitas ekonomi dan
menurunya jumlah penerimaan negara. Insentif Pajak me1upakan salah satu instrumen yang sering
digunakan oleh negara-negara berkembang untuk menarik investasi ke negaranya termasuk Indonesia,
namun ditengah pandemi Covid 19 saat ini Pemerintah telah membuat peraturan yang menggembirakan
berupa insentif PPh final bagi UMKM yang ditanggung pemerintah. Bagi pelaku usaha seperti para
UMKM, pemberian insentif pajak ini dapat mengurangi biaya operasional atau beban pengeluaran usaha
sehingga UMKM mampu untuk bertahan (Survive) selama pandemi. Namun sebagai penyeimbang,
pelaku UMKM juga harus melakukan upaya-upaya lain yang kreatif dan inovatif agar dapat
mempertahankan bisnisnya karena pada dasarnya dukungan insentif pajak kepada UMKM bertujuan
untuk menjaga eksistensi usaha di beberapa sektor yang sangat terdampak Covid-19 sebagai stimulus
pemulihan perekonomian nasional

ABSTRACT

The Covid-19 virus pandemic has a major impact on various aspects of life, from social and political aspects
to aspects of economic stability both at in this country and abroad. This pandemic attack has also greatly
affected the productivity of society in carrying out activities and tasks every day for workers, students,
businessmen and other people in general. In an effort to encourage the National Economic Recovery
Program in the midle of the Covid 19 pandemic, the Government of the Republic of Indonesia through
the Ministry of Finance has provided tax incentives to taxpayers of UMKM/MSMEs (Micro, Small and
Medium Enterprises). The provision of this tax incentive is a government support and response that is
beneficial for MSMEs, because the decline in the productivity of business actors, especially MSMEs, has
automatically affected economic stability and decreased the amount of state revenue. Tax incentives are
one of the instruments that are often used by developing countries to attract investment to their countries,
including Indonesia, but in the midst of the Covid 19 pandemic, the government has made encouraging
regulations in the form of final PPh incentives for MSMEs that are covered by the government. For
business activity such as MSMEs, providing tax incentives can reduce operational costs or reduce
business expenses so that MSMEs are able to survive during a pandemic. However, as a counterweight,
MSME must also make other creative and innovative efforts in order to maintain their business because
of the support for tax incentives for MSMEs which aim to maintain the existence of business in several
sectors that are heavily affected by Covid-19 as a national recovery stimulant

Key word: Insentif, Pajak, UMKM, Pemulihan Ekonomi


1. PENDAHULUAN

Serangan pandemi Covid 19 yang terjadi secara global hampir di seluruh


Negara termasuk di Indonesia telah berdampak buruk pada sektor ekonomi
khususnya bisnis UMKM. Dampak negatif akibat wabah Covid-19 ini
menghambat roda pergerakan bisnis UMKM di seluruh Indonesia. Banyak
UMKM yang terpaksa gulung tikar karena ha1us mengikuti aturan pemerintah
untuk melakukan PSBB (Peraturan Sosial Berskal Besar) terutama usaha kecil
seperti industri rumahan kuliner, kerajinan, butik, warung retail dan sebagainya
harus kehilangan Omzet penjualan, Sektor usaha mikro, kecil dan menengah ini
tentunya lebih rentan dalam menghadapi Covid-19, karena sejak Pandemi
Covid 19 terjadi di Indonesia pada bulan Maret sampai dengan September 2020
ini hamper semua UMKM mengalami penurunan penjualan sebab ada peraturan
pemerintah setempat untuk melakukan pembatasan social agar tidak terjadi
kerumunan massa seperti te1jadi penutupan pasar-pasar baik pasar tradisional
maupun modern, penutupan mall dan restauran yang tentunya berdampak sangat
serius pada kemampuan pengusaha-pengusaha kecil tersebut untuk tetap terus
be1usaha sehingga terjadi dampak negative secara langsung kepada kemampuan
dan keberlangsungan usaha khususnya pelaku UMKM. Kesulitan yang dihadapi
UMKM yang paling nyata adalah disaat UMKM ha1us melakukan pembayaran
cicilan atas pokok (hutang) maupun bunganya kepada perbankan sementara
aktifitas penjualan menurun dan tidak ada pemasukan untuk merribayar kewajiban
kredit terhadap Bank, bahkan terpaksa harus merumahkan karyawan atau terpaksa
melakukan pemutusan hubungan ke1ja (PHK).

Sebelum terjadi Pandemi Covid 19 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
memiliki peran strategis dalam membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia te1us meningkat sampai sekitar 60%,
Bahkan dari data di kementrian UMKM berkontribusi sebesar 61,7 persen
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau setara dengan Rp 8.952 triliun dari
total Rp 14.837 triliun PDB Indonesia. Selanjutnya keberadaan UMKM juga
dalam perekonomian nasional mencerminkan peran penting UMKM dalam
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals
(SDGs) di Indonesia, karena UMKM dapat menjadi lini terdepan dalam
pencapaian pilar ekonomi SDGs dengan penciptaan dan pengadaan peluang
lapangan kerja, daya cipta dan inovasi bisnis untuk pertumbuhan ekonomi
nasional yang inklusif dan berkelanjutan dalam menghadapi era globalisasi.
Namun kondisi saat ini dalam menghadapi Pandemi Covid 19 telah menuntut,
Pemerintah harus aktif berupaya memberikan penanganan pencegahan virus Covid
19, pemerintah juga bertekad untuk terus memulihkan perekonomian nasional.

Berbagai program kebijakan telah dikelurkan pemerintah salah satunya adalah


dengan pemberian intensif pajak bagi pelaku UMKM. Stimulus pajak ini diberikan
untuk membantu wajib pajak menghadapi dampak pandemic Covid-19. Intensif
pajak dapat dimanfaatkan sampai dengan Desember 2020 dengan prosedur yang
lebih mudah dan bisa diurus secara online untuk menghindari penuralaran Covid-
19.

2. METODELOGI

Pada hakikatnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk


mengumpulkan data-data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kemudian Metode
yang digunakan dalam penulisam jurnal ini adalah dengan metode deskriptif, yaitu
melalui studi literatur, teori atau kepustakaan sehingga memberikan gambaran
tentang aspek-aspek kehidupan tertentu dari populasi masyarakat yang diteliti

3. LANDASAN TEORI

Sebagaimana kita ketahui bahwasanya Perekonomian menjadi sebuah


pondasi kekuatan dan kemakmuran suatu Negara, karena melalui ekonomilah
indikator kesejahteraan rakyat akan terlihat dimana kesejahteraan rakyat tersebut
menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak hanya kegiatan
ekonomi yang mempunyai kekuatan modal besar saja yang terdampak akibat
adanya pandemi COVID19, te1utama usaha yang mempunyai kekuatan modal
terbatas termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga ikut terdampak
karena produktivitas manusia sebagai pekerja dan pelaku usaha menjadi sangat
menurun. Akibatnya stabilitas ekonomi nasional akan mengalami gangguan dan
goncangan yang pada akhirnya mempengaruhi angka tingkat penurunan
pertumbuhan ekonomi..
Disaat Pandemi Covid 19 ini Pemerintah berupaya untuk mendukung sektor yang
paling terpukul dan terimbas, salahsatunya yakni UMKM agar tetap berdiri dan
bertahan untuk terus menjalankan usahanya sehingga roda perekonomian terus
berputar. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
44/PMK03/2020 tentang isentif pajak untuk wajib pajak yang terdampak pandemi
Corona Virus Disease 19 yang mulai berlaku tanggal 27 April 2020. Selain itu
dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, pemerintah telah mengmbil kebijakan
baik kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang komprehensif. Pemerintah
memberikan stimulus fiskal untuk penanganan Covid 19 di berbagai sektor
diantaranya sektor kesehatan, jaring pengaman sosial

pemotong atau pemungut pajak tidak lagi memotong atau memungut pajak kepada
pelaku UMKM. Agar mendapatkan fasilitas insentif pajak maka syarat dan cara
mengajukan Insentif PPh Final UMKM yang ditanggung pemerintah adalah
sebagai berikut:

a) UMKM Mengajukan dan memiliki Surat Keterangan PP 23 kepada kantor


pajak setempat
b) Pengajuan permohonan melalui laman www.pajak.go.id
c) Membuat laporan realisasi PPh Final DTP setiap Masa Pajak, yang
meliputi PPh teRutang atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
termasuk dari transaksi dengan pemotong atau pemungut
d) Pemotong atau pemungut pajak harus membuat Surat Setoran Pajak atau
cetakan kode billing yang dibubuhi cap atau tulisan "PPh Final Ditanggung
Pemerintah Eks PMK Nomor .. JP MK.03/2020" atas transaksi yang
merupakan objek pemotongan atau pemungutan PPh
e) Laporan realisasi PPh final DTP dilampiri dengan Surat Setoran Pajak
atau cetakan kode billing harus disampaikan paling lambat 20 bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Sementara itu Pph UMKM Ditanggung Pemerintah adalah Pemerintah


menanggung PPh Final yang seharusnya dibayarkan oleh pelaku usaha UMKM
yang peredaran brutonya dibawah 4,8 miliar rupiah per tahun. Kebijakan
pemberian insentif pajak penghasilan (PPh) fmal ditanggung pemerintah (DTP)
bagi Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) yang awalnya sampai 30
September ini diperpanjang sampai Desember 2020. Informasi yang diperoleh
dari catatan otoritas pajak, saat ini ba1u ada 201.000 usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) yang memanfaatkan insentif Pajak Penghasilan (PPh) fmal
ditanggung pemerintah, kemungkinan pelaku UMKM masih belum memahami
kebijakan insentif pajak ini karena jumlah wajib pajak UMKM yang tercatat
membayar PPh final pada 2019 sebanyak 2,3 juta pelaku usaha, jadi dengan
jumlah yang masih terbatas ini bisa dikatakan belum banyak UMKM yang
memanfaatkan insentif pajak ini. Pemerintah masih te1us berupya agar UMKM
bisa lebih memahami manfaat insentif pajak ini maka diperlukan kordinasi dan
kolaborasi lintas sektoral dalam melakukan sosialisasi danedukasi, sehingga bisa
meningkatkan literasi perpakan yang akhirnya bisa menggerakan kembali roda
perekonomina ditengah mewabahnya Covid 19 di Indonesia.

Untuk mendapatkan insentif PPh fmal DTP wajib pajak khusunya UMKM
harus mengajukan surat keterangan sesuai dengan PMK No 44/2020 dimana
urat keterangan sebagaimana dimaksud hanya dapat iperoleh Wajib Pajak
termasuk yang telah memiliki urat Keterangan sebelum Peraturan Menteri ini
erlaku dengan mengajukan permohonan kepada irektur Jenderal Pajak melalui
saluran tertentu pada man www.pajak.go.id. Setelah mendapatkan surat
eterangan, wajib pajak juga harus menyampaikan poran realisasi pemanfaatan
insentif PPh final DTP aling lambat setiap tanggal 20 pada bulan berikutnya
etelah berakhirnya masa pajak. Surat keterangan a1us sudah dimiliki paling
lambat sebelum enyampaian laporan realisasi. Selain itu ketentuan ini a1us
segera dilakukan, tidak hanya kepada wajib ajak,akan tetapi juga kepada para
pemotong PPh mal yang melakukan transaksi dengan wajib pajak. karena
apabila hal ini tidak atau terlambat diketahui sent1f PPh final DTP kurang
termanfaatkan oleh wajib pajak.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) tidak saja berdampak
pada bu1uknya kesehatan tubuh manusia, tetapi telah memberi dampak pula
terhadap memburuknya kondisi keuangan yang ditunjukkan dengan penurunan
berbagai aktivitas ekonomi nasional. Adanya Program Pemulihan Ekonomi
Nasional me1upakan langkah pemerintah dalam upaya melindungi,
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dari
sektor riil dan sektor keuangan dalam menjalankan usahanya selama pandemi
Covid-19. Kebijakan pemulihan ekonomi nasional yang digaungkan pemerintah
ini diharapkan bisa membantu meringankan beban sektor yang terimbas covid 19.

Pemerintah telah mengambil langkah dan strategi khusus kebijakan dengan


program-program yang bertujuan dalam penyelamatan perekonomian nasional dan
stabilitas sistem keuangan melalui be: 1bagai kebijakan relaksasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Bapak Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan anggaran untuk
pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 356,5 triliun, yakni salah satunya
untuk penanganan bidang kesehatan sebesar Rp 25,4 triliun dan bidang
perlindungan sosial Rp 110,2 triliun. Sementara APBN untuk bantuan UMKM
sekitar Rp 48,8 triliun yang diberikan melalui subsidi bunga KUR, pembiayaan
UMKM, penjaminan serta penempatan dana di perbankan agar dapat
bermanfaat bagi dunia usaha untuk bangkit kembali.

Pemerintah berupaya melakukan perlindungan sosial kepada lebih dari I03


juta masyarakat Indonesia dengan memberikan bantuan dari pemerintah berupa
bantuan sosial senilai 65 triliun yang dilaksanakan secara bertahap dan merata
Bantuan sosial berupa paket-paket sembako untuk membantu rumah tangga atau
masyarakat, dimana paket bansos tersebut diberikan sejak awal pandemi Covid-19
terjadi di Indonesia sampai September 2020 ini dan akan te1us diberikan sampai
pandemic berakhir. Bantuan sosial ini diberikan bagi warga di DKI Jakarta dan
wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Tidak hanya
bansos tetapi pemerintah juga memberikan bantuan tunai yang ditujukan untuk
warga di luar Jabodetabek. Program ini memberikan dana secara tunai yang
masuk ke rekening masyarakat sebesar Rp 600.000 kepada masyarakat selama 3
bulan, yakni April, Mei, dan Juni 2020. Begitu juga dengan adanya program
kartu prakerja, subsidi listrik, bantuan desa dan sebagainya.

Kembali kepada pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah telah menerbitkan


Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 (PP 23/2020) tentang Pelaksanaan
Program Pemulihan Ekonomi Nasional Untuk Mendukung Kebijakan Keuangan
Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Dan/Atau Untuk Menghadapi Ancaman yang membahayakan Perekonomian
Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi
Nasional (PEN). Peraturan ini merupakan tu1unan peraturan perundang-
undangan mengenai penanganan Covid-19 dimana mengatur mengenai
mekanisme intervensi pemerintah dalam pelaksanaan Program PEN melalui
penyertaan modal negara, penempatan dana, investasi pemerintah, dan
penjaminan. Sementara maksud dari pilihan skema intervensi akan disesuaikan
dengan kebutuhan yakni target kelompok pelaku usaha yang akan diberikan
stimulus dengan tetap mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. Pada
Perautaran Pemerintah Nomor 23/2020 juga mengatur bahwa Pemerintah dapat
melakukan program pemulihan ekonomi melalui berbagai cara yakni pengalokasian
belanja Negara dengan memberikan subsidi bunga bagi kelompok pelaku usaha
mikro, kecil dan menengah yang terdampak Covid-19 dan sudah berupaya
melakukan rest1ukturisasi kreditnya pada perbankan, mengajukan keringanan pada
pe1usahaan pembiayaan agar mendapat atau memperoleh fasilitas subsidi bunga
untuk keringanan cicilan, penundaan pembayaran hutang pokok atau jangka waktu
yang diperpanjan.

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa dalam rangka Menghadapi Ancaman


yang membahayakan perekonomian Nasional dan atau stabilitas sistem
keuangan menjadi Undang-Undang. Maka Program PEN ini ditujukan untuk
membantu, mendorong, meningkatkan daya beli masyarakat serta memulihkan
perekonomian Indonesia secara merata dan keseluruhan. Berfokus pada 1umah
tangga masyarakat yang paling rentan atas dampak Covid 19 kemudian pada
sektor usaha (UMKM). Pemerintah juga akan fokus pada strategi untuk
mengurangi risiko kontraksi ekonomi di kuartal 3 dan di kuartal 4 tahun 2020
dengan melakukan optimalisasi atas potensi anggaran-anggaran yang
kemungkinan belum atau tidak terserap dengan melakukan re-alokasi ke
program-program yang dapat terlaksana dan selesai di tahun 2020 shingga roda
kehidupan perekonomian diharapkan bisa berputar kembali. Program PEN
dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Menganggarkan belanja penanganan Covid-19


2. Melakukan perlindungan sosial melalui Bantuan sosial kepada masyarakat
berpenghasilan rendah
3. Membantu Pemda dan Sektoral dengan program Padat Karya
4. Subsidi bunga UMKM
5. Pembiayaan Korporasi
6. lnsentif usaha berupa pajak
Mengacu pada program PEN dengan pemberian insentif usaha berupa keringan
pajak, Seperti diketahui, sejak 2018 pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan menengah
(UMKM) telah dipungut pajak penghasilan final sebesar 0,5 persen. Insentif pajak
UMKM ini ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23/2018 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (Dibawah 4.8Milyar per tahun),
maksudnya agar kelompok UMKM tetap dikenakan kewajiban membayar Pajak
Penghasilan (PPh) yang didasarkan pada jumlah peredaran bruto tertentu yang
ditetapkan pemerintah

Diuraikan, bahwa wajib pajak adalah UMKM yang diberikan fasilitas insentif
pajak yang ditanggung pemerintah. Dengan adanya surat keterangan tersebut
maka bila ada transaksi yang dilakuakan oleh UMKM tersebut tidak ada pajak
yg dibayarkan karena pajak Pph nya ditanggung pemerinta. UMKM hanya
melampirkan surat keterangan tersebut di Invoice tagihannya dan setiap bulan
melaporkan realisasi nya melalui DJP online. Sementara itu diperoleh informasi
dari Kementrian Koperasi dan UKM terdapat lima skema perlindungan dan
pemulihan UMKM di tengah pandemi Covid-19 yakni pelaku UMKM miskin
dan rentan yang masuk kategori penerima Bansos, Insentif pajak bagi UMKM
dengan omzet kurang dari Rp4,8 miliar per tahun dan tarif PPH final nol persen
selama enam bulan periode April-September 2020 yang kemudian diperpanjang
sampai Desember 2020. Relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM be1upa
penundaan angsuran dan subsidi bunga kredit diperluas untuk usaha mikro
penerima bantuan usaha dari Pemda. Termasuk KUR, UMi, PNM, Mekaar dan
LPDB UMKM. Perluasan pembiayaan modal kerja UMKM ditujukan agar terhubung
terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan. Kementerian, BUMN, dan
pemda sebagai penyangga produk UMKM di bidang pertanian, perikanan, kuliner, dan
industri rumah tangga.

KESIMPULAN

Program Pemulihan Ekonomi Nasional diharapkan berjalan sesuai dengan


tujuannya, PP No. 23/2020 mengatur prinsip pelaksanaan program PEN yang
terdiri atas asas keadilan sosial yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Sebagai salah satu program PEN adalah Insentif perpajakan, maka yang
dimaksud adalah pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung pemerintah
(DTP), pembebasan PPh Pasal 22 impor selama 6 bulan, percepatan restitusi
pajak pertambahan nilai (PPN), serta peringanan PPh Pasal 25 sebanyak 30%.
Tujuan Pemberian insentif perpajakan untuk UMKM agar sektor usaha dapat
memiliki ruang untuk bergerak di tengah kondisi pandemic Covid 19 seperti saat
ini. Pemerintah melalui Dirjen Pajak akan te1us melakukan sosialisasi kepada
pelaku UMKM terkait adanya insentif pajak ini sehingga penerima manfaat dapat
meningkat dan mampu mendukung pemulihan perekonomian nasional. Melalui
berbagai program dan langkah taktis yang dilakukan pemerintah diharapkan
pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, dan penyebaran Covid-19 dapat
dikendalikan dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomihttp://indonesiakreatif.bekraf.go.id/ik
pro/programs/ap a-itu-ekonomi-kreatif
www.bps.go.id
www.kemenkue.go.id www.bapenas.go.id
Sudaryanto, Ragimun. 2011. Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar
Bebashean. Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat
http://www.depkop.go.id/read/menkop-dan-ukm paparkan-skema-pemulihan-ekonomi-
kumkm-di masa-dan-pasca-covid-19 https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran
pers/siaran-pers-desain-program-pemulihan-ekonomi nasional-untuk-umkm-dan-dunia-
usaha-rampungpemerintah-terbitkan-aturan-pp-232020/
https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5f3648808e827/anggaran-pemulihan-ekonomi-
nasional-2021-rp- 356-5-t-ini-perinciannya

Anda mungkin juga menyukai