Laporan Evaluasi Pmi - Pme 2017

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU

INTERNAL (PMI) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


DI KLINIK PATOLOGI RSAU dr M SALAMUN 2017

A. LATAR BELAKANG
Kualitas sebuah laboratorium ditentukan melalui mutu pelayanan
laboratorium. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan
dilaksanakan melalui berbagai upaya, antara lain peningkatan
kemampuan manajemen dan kemampuan teknis tenaga laboratorium
kesehatan, peningkatan teknologi laboratorium, peningkatan rujukan dan
peningkatan kegiatan pemantapan mutu.
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium kesehatan yang dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan, antara lain pemilihan metode yang tepat, pengambilan spesimen
yang benar, pelaksanaan pemeriksaan laboratorium oleh tenaga yang
memiliki kompetensi dan pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal
serta pemantapan mutu eksternal.
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing – masing laboratorium
secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan
teliti.
Quality kontrol merupakan suatu proses rutin harian. Kontrol
dapat digunakan baik sebagai pengukuran kualitas atau penanganan
troubel shooting instrument. Sehingga alat yang digunakan mempunyai
akurasi yang tinggi serta presisi yang baik. Menghindari kesalahan kerja
pada proses pemeriksaan laboratorium sehingga hasil yang keluar
mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Memantau presisi dan akurasi
dari kinerja alat, metode pemeriksaan atau metode analitik didalam
laboratorium sendiri.
Reagensia dan bahan-bahan lain yang selalu harus ada untuk
pelayanan laboratorium bagi pasien harus diidentifikasi dan ditetapkan.
Suatu proses yang efektif untuk pemesanan atau menjamin ketersediaan
reagensia dan bahan lain yang diperlukan. Semua reagensia di simpan
dan didistribusikan sesuai prosedur yang ditetapkan. Evaluasi periodik
semua reagensia untuk memastikan akurasi dan presisi hasil
pemeriksaan.
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan pemantapan mutu
yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak di luar laboratorium yang
bersangkutan untuk menilai secara retrospektif adanya kesamaan hasil
pada beberapa laboratorium yang mengikuti program pemantapan mutu
eksternal dan mendeteksi adanya penyimpangan hasil pada kegiatan
pemantapan mutu eksternal.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap
pra analitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik.
Tahap pra analitik yaitu tahap dimana dimulai dalam
mempersiapkan pasien, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengambil spesimen, mengirimkan specimen, menyimpan
specimen sampai dengan menguji kualitas air / reagen / antigen – antisera
/ media.
Tahap analitik yaitu tahap dimana dimulai dari mengolah
spesimen, mengkalibrasi peralatan laboratorium sampai dengan menguji
ketelitian – ketepatan alat dengan menggunakan bahan kontrol.
Tahap pasca analitik yaitu tahap dimana dimulai dari mencatat
hasil pemeriksaan, interpretasi hasil sampai dengan pelaporan hasil
pemeriksaan.

B. TUJUAN UMUM
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi RSAU dr
M Salamun.
Terwujudnya laboratorium yang profesional dan akuntabel dalam
memberikan dukungan pelayanan kesehatan yang prima bagi TNI dan
Masyarakat.
C. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan khusus dalam kegiatan pemantapan mutu eksternal
adalah :
a. Menjadikan laboratorium sebagai unit penunjang dalam membantu
menegakkan diagnosis klinis secara cepat, tepat dan akurat.
b. Menghindari kesalahan kerja pada proses pemeriksaan laboratorium
sehingga hasil yang keluar mempunyai akurasi dan presisi yang baik.
c. Memantau presisi dan akurasi dari kinerja alat, metode pemeriksaan
atau metode analitik didalam laboratorium sendiri.

D. SASARAN
Sasaran yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan
Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal adalah sebagai berikut :
1 Menjadikan hasil laboratorium sebagai data penunjang dalam
membantu menegakkan diagnosis klinis secara cepat, tepat dan
akurat.
2 Mampu mendeteksi kesalahan kerja baik pada proses pra analitik,
analitik dan pasca analitik sedini mungkin.
3 Menghindari kesalahan kerja pada pemeriksaan laboratorium baik
pada proses pra analitik, analitik dan pasca analitik sehingga hasil
yang dikeluarkan mempunyai akurasi dan presisi yang baik.
4 Memantau presisi dan akurasi dari kinerja alat, metode
pemeriksaan atau metode analitik didalam laboratorium sehingga
hasil yang dikeluarkan benar dan akurat.
5 Terstandartnya hasil pemeriksaan laborat dengan ditandai dengan
lulusnya mengikuti uji pemantapan mutu yang diadakan oleh
Departemen Kesehatan RI.

E. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab dalam pelaksanaan pemantapan mutu internal
dan eksternal adalah Dokter Patologi Klinik
F. HASIL EVALUASI (REVIEW) PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
1. Reagen
Pemantapan mutu internal dievaluasi setiap hari dengan
menghitung SD dari setiap parameter pemeriksaan, tiap
parameter tidak boleh melebihi ± 2 SD. Jika melebihi ± 2 SD
maka serum kontrol harus diperiksa ulang hingga mencapai ≤ 2
SD, jika masih belum mencapai ≤ 2 SD maka harus dilakukan
kalibrasi terhadap serum kontrol kemudian dilakukan kontrol
ulang. Presisi dan akurasi dievaluasi setiap bulannya dalam
grafik Levey Jennings.

Lampiran 1.1 Berikut ini data Evaluasi Reagen Kimia di


Laboratorium RSAU dr M Salamun berdasarkan QC.
NAMA BULAN KETE
NO.
REAGEN RANGAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Oct Nov Des
1. Glukosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Ureum x x √ x x x √ √ x x √ x
3. Kreatinin x √ x x √ √ √ √ √ √ √ √
4. Asam Urat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cholestrol
5. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Total
Cholestrol – √
6. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Hdl
7. Trigliserida √ √ x √ √ √ x x x x √ √
8. Sgot √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Sgpt √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Billirubin √
10. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Total
Bilirubin √
11. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Direct
12. Protein Total x √ x x √ √ √ x x √ √ √
13. Albumin √ √ √ √ √ √ x x √ √ √ √
Alkali √
14. √ √ √ √ √ √ √ √ x √ √
phospatase
15. Natrium x √ x √ √ x x √ x √ √ √
16. Kalium x √ x √ √ x x √ x √ √ √
17. Clorida x √ x √ x √ x x √ x √ √
Keterangan :
QC OK : √
QC Bermasalah : x

Lampiran 1.2 Berikut ini data Evaluasi Reagen Hematologi di


Laboratorium RSAU dr M Salamun.
Keterangan
NO. NAMA REAGEN QC
Mytic 18 Mindray
1. Januari OK - -
2. Februari OK - CV Hb di atas CCV
3. Maret OK CV Tr di atas CCV -
4. April OK - -
5. Mei OK - -
6. Juni OK CV Hb di atas CCV -
7. Juli OK - -
CV Leukosit di atas CV Leukosit di atas
8. Agustus OK
CCV CCV
CV Leukosit di atas
9. September OK -
CCV
CV Leukosit di atas
10. Oktober OK -
CCV
11. November OK - -
12. Desember OK - -

Lampiran 1.3 Berikut ini data Evaluasi Reagen Kimia di


Laboratorium Cyto/UGD.
BULAN
NAMA KETE
NO.
REAGEN Sep RANGAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Oct Nov Des
t
1. Glukosa x x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Ureum √ x x √ x x √ √ √ √ √ √
3. Kreatinin x x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Sgot x x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Sgpt x x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Natrium √ x x √ x x x x √ x √ √
7. Kalium √ x √ √ x √ x √ √ x √ √
8. Clorida √ √ x √ x x x x x x √ √

Keterangan :
QC OK : √
QC Bermasalah : x
Lampiran 1.4 Berikut ini data Evaluasi Reagen Hematologi di
Laboratorium Cyto/UGD.
Keterangan
NO. NAMA REAGEN QC
Mytic 18
1. Januari OK -
2. Februari OK CV Tr di atas CCV
3. Maret OK -
4. April OK -
5. Mei OK -
6. Juni OK -
7. Juli OK -
CV Leukosit&Tr di
8. Agustus OK
atas CCV
CV Leukosit&Tr di
9. September OK
atas CCV
10. Oktober OK -
11. November OK -
12. Desember OK -

Secara umum Reagen yang dipakai di Laboratorium RSAU dr M


Salamun sudah memenuhi persyaratan, hanya ada beberapa reagen
dengan QC yang tidak masuk range. Hal ini disebabkan karena
maintenance alat yang tidak sesuai jadwal.

2. Alat
Dalam upaya pencapaian mutu/kualitas pelayanan laboratorium
yang akurat, perlu adanya dukungan sumber daya manusia,
sarana, prasarana serta peralatan medis yang lengkap.
Berdasarkan uraian di atas, maka klinik patologi khususnya
dalam hal peralatan medis perlu melakukan kegiatan berupa
pengadaan, inventarisir, dokumentasi, kalibrasi serta
pemantapan mutu guna memonitoring fungsi dari peralatan agar
berfungsi dengan baik dan layak untuk digunakan dalam usaha
melakukan pelayanan laboratorium secara profesional dan
prima.
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja
dalam memberikan pelayanansesuai dengan tugas pokok dan
fungsi laboratorium RSAU dr M Salamun yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan laboratorium sehingga dapat
memberikan konstribusi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Sasaran dari evaluasi tersebut agar tercapainya pelaksanaan
laboratorium sesuai dengan SPO dan Terpenuhinya sarana
peralatan laboratorium sesuai dengan beban kerja laboratorium.
Berikut ini kami sampaikan hasil evaluasi pemeliharaan alat :
a. Seleksi dan pengadaan Peralatan
Selama tahun 2016, RSAU dr M Salamun tidak mengadakan
kegiatan seleksi tetapi mengadakan alat cardio 3 untuk
pemeriksaan CKMB, Troponin I, BNP.
b. Inventaris Alat
Dalam tahun 2016, kami melakukan inventarisir alat dengan
klasifikasi Kondisi alat Baik, Rusak ringan, Rusak Berat.
c. Inspeksi dan Alat Pengetesan
Kegiatan inspeksi dilakukan secara bersamaan dengan
program kalibrasi dan pemeliharaan alat sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
d. Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat
Program kalibrasi dan pemeliharaan alat dapat dilihat pada
lembar pemeliharaan masing-masing alat.
e. Monitoring dan Tindak lanjut
Monitoring dan tindak lanjut dapat dilihat pada lembar
pemeliharaan masing-masing alat.

G. HASIL EVALUASI (REVIEW) PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


DARI LAB RUJUKAN
1. Laboratorium Pramita dan Prodia
Laboratorium RSAU dr M Salamun mengirimkan beberapa
parameter pemeriksan laboratorium ke laboratorium Prodia dan
Pramita antara lain pemeriksaan AFP, CEA, HbA1c, Lipase, PSA,
T3 Total, T4 Total, TSH, TIBC, Beta HCG, Anti HAV, Anti
Chikungunya IgM, LDH, Ca 15-3, Calcium, LDH, IgG DHF, IgM
DHF, IgM anti Salmonella, ANA test, AFP, IgM anti HAV, CRP,
Amilase, Lipase dan pemeriksaan kultur dan resistensi darah.
Secara umum, QC masing-masing parameter tersebut di
atas masuk dalam kriteria yang telah ditentukan di level 1,2, dan
3. Berdasarkan indikator penilaian Laboratorium Rujukan sebagai
berikut :
No Indikator Mutu Pramita Prodia
1 Ketepatan Waktu Pengambilan 7.9 8,4
Sampel
2 Ketepatan Pengeluaran Hasil 7.9 8,0
3 QC 8,4 8,6
4 Komunikasi Efektif antar Lab 7.9 8.9
Rujukan
5 Harga 7,5 7,5
Jumlah 39,8 41,4
Rata-rata 7,9 8,3
Keterangan Nilai SEDANG BAIK

Baik : 8-10 ; Sedang : 6-7,9 ; Buruk : ≤ 6

Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan


Laboratorium Klinik Pramita sampai saat ini memenuhi
keinginan dan harapan pelanggan yaitu ketepatan waktu
pengambilan sampel, ketepatan pengeluaran hasil, QC dan
komunikasi efektif antar Lab rujukan dan harga, koordinasi
yang baik antara Laboratorium RSAU dr M Salamun dengan
Laboratorium Klinik Pramita.

Dengan demikian, sampai saat ini laboratorium Prodia


dan Pramita masih direkomendasikan sebagai lab rujukan.

2. Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan (BPLK)


Pelaksanaan pengambilan sampel sering terkendala
dengan koordinasi dan komunikasi yang kurang lancar antara
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan
pihak terkait di RSAU dr. M Salamun. Namun demikian, sampai
saat ini laboratorium BPLK masih direkomendasikan sebagai
lab rujukan, khusus untuk pemeriksaan analisa kuman udara,
air, usap alat dan anal swab.

3. Laboratorium Veteran
Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan
Laboratorium Patologi Veteran sampai saat ini memenuhi
keinginan dan harapan pelanggan yaitu ketepatan waktu
pengambilan sampel, ketepatan pengeluaran hasil, koordinasi
yang baik antara Laboratorium RSAU dr M Salamun dengan
Laboratorium Patologi Veteran.

4. Palang Merah Indonesia


Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan Palang
Merah Indonesia Kota Bandung sampai saat ini memenuhi
kebutuhan darah dalam pelayanan Bank Darah RSAU dr M
Salamun

5. RSUD Cibabat
Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan Rumah
Sakit Umum Daerah Cibabat sampai saat ini memenuhi
keinginan dan harapan pelanggan yaitu ketepatan waktu
pengambilan sampel, ketepatan pengeluaran hasil, dan
koordinasi yang baik antara Laboratorium RSAU dr M Salamun
dengan Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat

H. EVALUASI PERJANJIAN KERJA SAMA (MOU) LABORATORIUM


RUJUKAN DAN UNIT TRANFUSI DARAH (PMI DAN UTD RSUD
CIBABAT)
Dalam rangka peningkatan mutu pelaksanaan program dan
pengembangan di lingkup internal managemen, tuntutan kualitas dan
kuantitas mutu program merupakan keharusan karena penyelenggaraan
pelaksanaan program dan pengembangan yang bermutu merupakan
bagian dari akuntabilitas.
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kekurangan, kelemahan, dan kekuatan dalam segi
perencanaan dan implementasi kegiatan / program. Oleh karena itu
dengan melihat besarnya kepentingan monitoring dan evaluasi, maka
dipandang perlu adanya satu Laporan yang menjadi acuan bagi
Managemen di lingkungan RSAU dr M Salamun untuk melaksanakan
tugas dan fungsi dalam Perencanaan, monitoring dan evaluasi suatu
kegiatan. Dengan adanya laporan ini diharapkan tujuan dan hasil
pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dicapai dengan baik.
Hasil evaluasi dapat dilihat pada lampiran.

I. HASIL EVALUASI PROGRAM PEMANTAPAN KUALITAS EKSTRA


LABORATORIUM (PKEL) PERHIMPUNA DOKTER SPESIALIS
PATOLOGI KLINIK DAN KEDOKTERAN LABORATORIUM
INDONESIA TAHUN 2016 BIDANG HEMATOLOGI, KIMIA KLINIK
DAN KOAGULASI LABORATORIUM RSAU dr. M. SALAMUN

1. BIDANG HEMATOLOGI
Hasil PKEL bidang hematologi laboratorium RSAU dr. M.
Salamun siklus I bernilai BAIK, yaitu :
KontroI : ID rata-rata parameter per peserta adalah 0,04-0,53 dan
ID rata-rata kelompok metode 0,00-0,95. Nilai hasil sel darah tepi
adalah 100 termasuk krIteria baik sekali.
Hasil PKEL bidang hematologi laboratorium RSAU dr. M.
Salamun siklus II bernilai BAIK, yaitu :
KontroI : ID rata-rata parameter per peserta adalah 0,01-0,67 dan
ID rata-rata kelompok metode 0,01-0,76. Nilai hasil sel darah tepi
adalah 100 termasuk kriteria baik sekali.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa laboratorium
RSAU dr. M.Salamun sudah memenuhi kriteria QC dan PME yang
diharapkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan
Kedokteran Laboratorium Indonesia.

2. BIDANG KIMIA KLINIK


Hasil PKEL bidang kimia klinik siklus I secara umum VIS-nya
perseluruh peserta per parameter adalah 83 termasuk kriteria BAIK.
Sedangkan terhadap kelompok reagen adalah 129 termasuk
kriteria Cukup dan terhadap Kelompok Metode adalah 90 termasuk
kriteria BAIK. Namun demikian, ada satu parameter pemeriksaan
dengan nilai kriteria VIS-nya Kurang Sekali,yaitu protein
totaldengan VIS per kelompok metode, kelompok alat dan
kelompok peserta 400. Kemungkinan hal ini bisa terjadi
ketidakstabilan reagen. Bila dilihat dari hasil PME protein total,
maka cenderung lebih tinggi dibanding nilai target.
Serta ada parameter dengan nilai kriteria VIS-nya Kurang
,yaitu Chlorida dengan VIS per kelompok metode adalah 252,
kelompok alat adalah 225 dan kelompok peserta adalah 282.
Kemungkinan hal ini bisa terjadi karena instabilitas elektroda.
Solusi untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas, yaitu :
- Menstabilkan pasokan listrik dan suhu ruangan.
- Evaluasi ulang penggunaan reagen
- Perhatikan ED dan penyimpanan reagen.
- Sebelum dilakukan PKEL, alat pemeriksaan kimia (BT 3500 )
dan elektrolit diganti elektrode, dimaintenancedan dikalibrasi
secara berkala.

Hasil PKEL bidang kimia klinik siklus II secara umum VIS-


nya per seluruh peserta per parameter adalah 99 termasuk kriteria
CUKUP. Sedangkan terhadap kelompok reagen adalah 63
termasuk kriteria BAIK dan terhadap Kelompok Metode adalah 88
termasuk kriteria BAIK. Namun demikian, ada satu parameter
pemeriksaan dengan nilai kriteria VIS-nya KURANG SEKALI, yaitu
protein total dengan VIS per kelompok metode, kelompok alat dan
kelompok peserta 400. Kemungkinan hal ini bisa terjadi
ketidakstabilan reagen. Bila dilihat dari hasil PME protein total,
maka cenderung lebih tinggi dibanding nilai target.
Serta ada parameter dengan nilai kriteria VIS-nya Kurang
,yaitu Ureum dengan VIS per kelompok metode adalah 315,
kelompok alat adalah 298 dan kelompok peserta adalah 298.
Kemungkinan hal ini bisa terjadi karena instabilitas elektroda.
Solusi untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas, yaitu :
- Menstabilkan pasokan listrik dan suhu ruangan.
- Evaluasi ulang penggunaan reagen
- Perhatikan ED dan penyimpanan reagen.
- Sebelum dilakukan PKEL, alat pemeriksaan kimia (BT 3500 )
dan elektrolit diganti elektrode, dimaintenancedan dikalibrasi
secara berkala.

3. KOAGULASI
Hasil PKEL PDS PK siklus 1 tahun 2016 laboratorium RSAU
dr. M. Salamun untuk parameter PT, menunjukkan bahwa median
rasio seluruh peserta 1,06 dengan penyimpangan terhadap median
seluruh peserta sebesar -0,94%, termasuk kriteria SANGAT BAIK.
Sedangkan median rasio reagen terhadap median reagen sebesar
1,08 dengan penyimpangan terhadap median reagen RSAU
sebesar -2,78 %. Kedua hal tersebut termasuk kriteria SANGAT
BAIK.
Untuk parameter APTT, menunjukkan bahwa median rasio
seluruh peserta 1,07 termasuk kriteria SANGAT BAIK tetapi
Penyimpangan terhadap seluruh peserta sebesar 14,02 %. Hal ini
termasuk kriteria BAIK. Sedangkan median rasio reagen terhadap
median reagen sebesar 1,11 termasuk kriteria SANGAT BAIK
tetapi penyimpangan terhadap median reagen RSAU sebesar 9,91
%. Hal ini termasuk kriteria BAIK.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa alat dan reagen
yang dipakai di laboratorium RSAU dr.M.Salamun sudah memenuhi
kriteria QC dan PKEL yang diharapkan oleh Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia.
Hasil PKEL PDS PK siklus II tahun 2016 laboratorium RSAU
dr. M. Salamun untuk parameter PT, menunjukkan bahwa median
rasio seluruh peserta 1,00 dengan penyimpangan terhadap median
seluruh peserta sebesar -3,00%, termasuk kriteria BAIK.
Sedangkan median rasio reagen terhadap median reagen sebesar
1,04 dengan penyimpangan terhadap median reagen RSAU
sebesar -6,73 %. Kedua hal tersebut termasuk kriteria BAIK.
Untuk parameter APTT, menunjukkan bahwa median rasio
seluruh peserta 0,90 termasuk kriteria SANGAT BAIK sedangkan
penyimpangan terhadap seluruh peserta sebesar -1,11 %. Hal ini
termasuk kriteria SANGAT BAIK. Sedangkan median rasio reagen
terhadap median reagen sebesar 0,90 termasuk kriteria SANGAT
BAIK tetapi penyimpangan terhadap median reagen RSAU
sebesar -1,11 %. Hal ini termasuk kriteria SANGAT BAIK.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa alat dan reagen
yang dipakai di laboratorium RSAU dr.M.Salamun sudah memenuhi
kriteria QC dan PKEL yang diharapkan oleh Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia

J. HASIL EVALUASI PROGRAM UJI PROFESIENSI PEMERINTAH


PROVINSI JAWA BARAT DINAS KESEHATAN UNIT PELAKSANA
TEKNIS DINAS BALAI LABORATORIUM KESEHATAN TAHUN
2016 BIDANG IMUNOLOGI DAN MIKROBIOLOGI LABORATORIUM
RSAU DR. M. SALAMUN.

1. Bidang Imunologi
Hasil Uji Profesiensi bidang Imunologi sesuai dengan yang
diinginkan tetapi untuk penetapan strategi tidak sesuai ketentuan
sehingga nilai laboratorium RSAU dr. M. Salamun bernilai Kurang.
2. Bidang Mikrobiologi
Hasil Uji Profesiensi bidang Mikrobiologi (Pembacaan Preparat
Cacing) dengan nilai 10 termasuk dalam kriteria BAIK.

Demikian laporan evaluasi ini dibuat sebagai bahan pertimbangan


dalam pemilihan reagen, alat dan juga laboratorium rujukan.

Bandung,29 Desember 2017

Ka Klinik Patologi

dr. Any Yuliani, Sp.PK.,M.Kes


PNS IV bNIP : 196701051996032001
RSAU dr. M. SALAMUN
KLINIK PATOLOGI

LAPORAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU


INTERNAL (PMI) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
RSAU DR M SALAMUN
TAHUN 2017

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA RSAU dr. M. SALAMUN


JL. CIUMBULEUIT NO.203
BANDUNG
2017

Anda mungkin juga menyukai