Laporan Resume Fix
Laporan Resume Fix
Laporan Resume Fix
Waktu Kegiatan
Keterangan
08.00 Melakukan pre conference bersama sift malam
14.00 Melakukan post conference bersama Karu dan Tim dari shift pagi ke
shift siang
Bagan Struktur Organisasi Bidang Keperawatan Di Ruang Teratai
RSUD dr. Doris sylvanus Palangkaraya
Tanggal 09 Juni 2022
KEPALA RUANGAN
INDRA WAHYUDI S.Tr.Kep.
KATIM 1
AYU NOVITA SARI, S.Tr.Kep KATIM 2
LIA OKTARIA, S.Tr.Kep
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
1. ANGGUN PUJA FITRIANI
1. JULYANTO PUTRA
S.Tr.Kep.
ADMAJA S.Tr.Kep.
2. INDRA WAHYUDI S.Tr.Kep.
2. RIBKA WESTINIA,
3. ANGELINA N. DERAMIKA, S.Tr.Kep
S.Tr.Kep
3. ADELIA FALENTINA,
S.Tr.Kep.
Nama : Tn. M
No. Rekam Medis : 40.08.19
Tempat, Tanggal lahir : 01-01-1979
Umur : 43 thn
Ruang Rawat Inap : Teratai 1
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Dayak
Bahasa : Indonesia
Alamat : Desa Balawa, Barito Timur
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas II
Suku : Dayak
ada sinus
i. Mulut : Normal, lidah kotor keadaan gigi tidak lengkap.
j. Leher : Normal. Mengatakan sakit pada bagian tenggorokkan.
PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari IGD dengan keluhan nyeri perut sejak 5 hari yang lalu, dengan
keluhan nyeri perut bawah disertai mual dan muntah.
Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ KaTim / perawat yang diberi
delegasi.
a) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
b) Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang
telah ditetapkan.
c) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
d) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
e) Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
f) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter
yang bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata tertib ruangan.
g) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
h) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concent sentralisasi obat.
i) Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.
c) Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga yang dilakukan
di kamar pasien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya pasien
diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang ditempelkan
di kamar pasien.
d) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan, sekaligus
menginformasikan perkembangan kondisi keperawatan pasien dengan
mengidentifikasi kebutuhan pasien.
e) Pada saat penggantian dinas (di kamar pasien), ingatkan pasien nama perawat
yang bertugas saat itu.
3. Discharge Planning
a) Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
b) Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua pasien.
c) Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan
melanjutkan perawatan.
d) Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang aman dan memadai.
e) Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah pulang dari rumah sakit.
f) Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan pasien sampai pasien
merasa siap kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat
memandirikan pasien setelah pemulangan.
6) IPSG 6-Mengurangi Risiko Pasien Cedera Karena Jatuh (Reduce The Risk Of Patient Harm
Resulting From Falls)
Kruk, tongkat,
tripot, dll 15
Pasien terpasang
infus 20 20
Skor total 50
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau
lebih Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0 – 24
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor 50 maka pasien dengan resiko jatuh
sedang
7. Penilaian Resiko Dekubitus
Buruk(2) 2
Kondisi fisik 4
Sedang(3) 3
Baik(4) 4
Stupor(1) 1
Kondisi Delirium(2) 2
mental Apatis(3) 3 4
CM(4) 4
Tirah baring(1) 1
Kursi Roda(2) 2
Aktifitas Dipapah(3) 3 3
Mandiri(4) 4
Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Mobilitas Agak terbatas(3) 3 3
Baik(4) 4
Selalu(1) 1
Sering(2) 2
Inkontinentia Kadang(3) 3 4
Tidak(4) 4
Skor total 18
Keterangan Skor:
Cara mengkaji skala nyeri secara subjektif yang sering digunakan adalah Numeric rating scale
(NRS). Metode ini menggunakan angka 0-10. Tujuan dari skala ini untuk dapat menentukan
tingkat derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyen), 1-4 (nyeri ringan), 5-6 (nyeri sedang), 7-
10 (nyeri berat). FLACC adalah singkatan dan face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity
(aktivitas tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-
masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2, Misalnya, wajah pasien tidak memperlihatkan
ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat cemberut maka diberi
nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka diberi nilai 0 dan jika menangis
kencang diberi nilai 2. Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh
pasien sendiri. Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang
dewasa yang sulit berkomunikasi. Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu :
9. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengetahui tentang keadaan pasien saat ini dan mengetahui bagaimana
penanganan yang akan diberikan setelah dijelaskan oleh dokter dan perawat.
Masalah keperawatan :
- Nyeri akut
- Resiko Infeksi
• Lanjutkan terapi
- Inj. Antrain
- Inj. Ceftriaxone
Klien II
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Umur : 55 thn
Status : menikah
Pekerjaan : Petani
Suku : Dayak
Kelas Ruangan 3
Suku : Dayak
No.Telpon : 0852xxxxxxxx
C. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan Fisik
c. Tanda-tanda Vital
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Berat Badan : 60 kg
d. Kepala : Bentuk bulat tidak ada lesi dan tidak mengalami nyeri.
f. Mata : Tidak cekung, simetris antara mata kanan dan kiri, sklera
normal, konjungtiva anemis, pupil isokor. Fungsi penglihatan pasien kabur. Reaksi
terhadap cahaya baik.
p. Genetalia : Baik
C. PENGELOLAAN PASIEN
Pasien mengatakan nyeri perut sampai kepinggang, perut membesar dan rasa kencang
sejak ±1 minggu yang lalu sampai sekarang masuk rumah sakit, keluhan umum pasien
tampak lemah kesadaran composmentis, pasien tampak tidak nafsu makan, BAB dan
BAK dalam batas normal.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
Proses penerimaan pasien baru serta keluarga pada saat pertama kali pasien datang (24
jam pertama) dan keadaan pasien sudah tenang. Orientasi pasien baru bertujuan
membina hubungan saling percaya dan informasi awal yang berkaitan dengan proses
keperawatan pasien.
D. Discharge Planning
Proses mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap
kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien
setelah pemulangan.
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
:
(1) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-7 jam perawatan langsung per 24 jam
(2) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam
(3) Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam
F. Prinsip Pasien Safety
Jelaskan prinsip patient safety di ruangan menurut IPSG (International Patient safety
Goals) dengan 6 sasaran :
1. Identifikasi pasien
4. Safety surgery
Infections)
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh (Reduce the risk of patient
harm resulting from falls)
Dumpty)
Dimensia 15 0
Lemah 10 10
Normal 0 0
Kruk, tongkat, 15
0
tripot, dll
Kondisi medis Diagnosa 15
sekunder
Pasien terpasang 20
20
infus
Skor total 30
Keterangan Skor:
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor total 30 dengan resiko jatuh sedang
mental
Delirium(2) 2
Apatis(3) 3
CM(4) 4 4
Aktifitas Tirah baring(1) 1
Kursi Roda(2) 2
Dipapah(3) 3 3
Mandiri(4) 4
Mobilitas Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Agak terbatas(3) 3
Baik(4) 4 4
Inkontinenti Selalu(1) 1
a
Sering(2) 2
Kadang(3) 3
Tidak(4) 4 4
Skor total 18
Keterangan Skor:
I. Pengkajian Nyeri
Numeric rating scale (NRS): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering digunakan.
Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS kita dapat
menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4 (nyeri ringan), 5-
FLACC adalah singkatan dari face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity (aktivitas
tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-
masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2. Misalnya, wajah pasien tidak
memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat
cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka
Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri.
Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa
J. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengetahui dengan penyakit yang diderita oleh pasien dan sudah mengetahui
2. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
06 Juni S : nyeri perut berkurang, lemas
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi
A : perfusi jaringan tidak efektif, nyeri
P : obs, K/U dan ttv, pro tranfusi PRC 3 kolf ( 1 kolf/12jam), kolf 2 sudah masuk,
darah sisa 1 kolf di BDRS
Tgl SOAP
07 Juni S: Kes. CM, nyeri perut
2022
O: Terpasang colostomy, luka post op
A: Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi H+ 3 post op
- h/I aff DC = NGT
- h/I diet bubur saring, besok bubur biasa
4. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
07 Juni S :
2022
- Nyeri perut kadang-kadang
O:
- Kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian
A:
- r/ ct scan abd dengan kontras sabtu 10-6-2022, obs, K/U dan ttv, pro
tranfusi PRC 3 kolf ( 1 kolf/12jam), kolf 2 sudah masuk, darah sisa 1 kolf
di BDRS
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 08 Juni 2022
5. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia
Tgl SOAP
08 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op
A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV hari kamis
- Hari ini diit bubur saring, besok bubur biasa
6. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
08 Juni S : nyeri perut kadang-kadang
2022 O : kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian
7. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia
Tgl SOAP
09 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op
A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi dan sore
- Diit bubur biasa
8. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
09 Juni S : nyeri perut kadang-kadang
2022 O : kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian
9. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia
Tgl SOAP
10 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op
A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi dan sore
- Diit bubur biasa
10. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
10 Juni S : nyeri perut kadang-kadang
2022 O : kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian
Tgl SOAP
11 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op
A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi dan sore
- Diit bubur biasa
- Pasien BLPL
Tgl SOAP
11 Juni S : pasien mengatakan badan lemas
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper
Klien I (Baru)
B. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Umur : 65 thn
Ruang Rawat Inap : Teratai T2 D
Status : menikah
Pekerjaan : Petani
Suku : Dayak
Kelas Ruangan 2
Pekerjaan : wiraswasta
Suku : Dayak
No.Telpon : 0852xxxxxxxx
Hasil Laboratorium
16,74 [10^3/uL]
WBC g/Dl
10,8
HGB %
31,4
HCT
409 [10^3/uL]
PLT
F. PENGELOLAAN PASIEN
G. Discharge Planning
Proses mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap
kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien
setelah pemulangan.
H. Tingkat Ketergantungan pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
:
(4) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-7 jam perawatan langsung per 24 jam
(5) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam
(6) Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam
K. Prinsip Pasien Safety
Jelaskan prinsip patient safety di ruangan menurut IPSG (International Patient safety
Goals) dengan 6 sasaran :
1. Identifikasi pasien
4. Safety surgery
a. Meningkatkan benar lokasi , benar prosedur pembedahan
b. Melakukan site marking
c. Menggunakan dan melengkapi surgical cheklist
d. Melakukan time out
5. Pencegahan infeksi (Reduce the risk of health care-Associated
Infections)
a. Melakukan cuci tangan
b. Sebelum kontak dengan pasien
c. Sebelum melakukan tindakan aseptic
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh
e. Setelah kontak dengan pasien
f. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh (Reduce the risk of patient
harm resulting from falls)
a. Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh.
b. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi.
Dumpty)
Dimensia 15 0
Lemah 10 10
Normal 0 0
Kruk, tongkat, 15
0
tripot, dll
Kondisi medis Diagnosa 15
sekunder
Pasien terpasang 20
20
infus
Skor total 30
Keterangan Skor:
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor total 30 dengan resiko jatuh sedang
mental
Delirium(2) 2
Apatis(3) 3
CM(4) 4 4
Aktifitas Tirah baring(1) 1
Kursi Roda(2) 2
Dipapah(3) 3 3
Mandiri(4) 4
Mobilitas Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Agak terbatas(3) 3
Baik(4) 4 4
Inkontinenti Selalu(1) 1
a
Sering(2) 2
Kadang(3) 3
Tidak(4) 4 4
Skor total 18
Keterangan Skor:
N. Pengkajian Nyeri
Numeric rating scale (NRS): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering digunakan.
Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS kita dapat
menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4 (nyeri ringan), 5-
FLACC adalah singkatan dari face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity (aktivitas
tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-
masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2. Misalnya, wajah pasien tidak
memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat
cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka
Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri.
Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa
O. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengetahui dengan penyakit yang diderita oleh pasien dan sudah mengetahui
Tgl SOAP
12 Juni S :
2022
- Pasien mengatakan masih lemah, pasien mengatakan masih mengeluh
mual dan muntah kadang-kadang, pasien mengatakan masih pusing
dengan skala 4
O:
- Keluhan umum pasien tampak lemah kesadaran composmentis, pasien
tampak tidak nafsu makan, adl dibantu sebagian, pasien tampak sering
menutup matanya.
- BB= 60 kg, TB= 168 cm, IMT = 21,2
- TD:130/90 mmHg, HR: 76 x/m , RR: 18x/m, S:36oC
A : Masalah keperawatan belum tertasi :
Potensial gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Nausea
Intoleransi aktivitas
Gangguan rasa nyaman
Nyeri akut
P:
Pantau ttv
Kaji ulang skala nyeri
Beri terapi sesuai advis
Berikan diit NB. T. Kalium Me : Asupan nutrisi pasien
Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi analgetik
Tgl SOAP
12 Juni S : perut ascites dan nyeri kadang-kadang
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper
P:
Rencana USG abdomen selasa 14 Juni 2022
Terapi lanjutan
Beri terapi sesuai advis
Berikan diit NB. T. Kalium Me : Asupan nutrisi pasien
Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi analgetik
Tgl SOAP
13 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut kadang-kadang, perut membesar
2022
O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, ADL dibantu sebagian
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut, r/ besok pagi pasang drain di perut
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 14 Juni 2022
17. Tn. Konor
Dx : Geriatri Syndrom Dispepsia Anoreksia Hipokalemia Ringan
Tgl SOAP
14 Juni S :
2022
- Pasien mengatakan sudah tidak lemah, pasien mengatakan kadang-kadang
masih mengeluh mual dan muntah berkurang, pasien mengatakan masih
pusing dengan skala 3
O:
- Keluhan umum pasien tampak lemah kesadaran composmentis, pasien
tampak sudah nafsu untuk makan, adl dibantu sebagian.
- BB= 60 kg, TB= 168 cm, IMT = 21,2
- TD:130/80 mmHg, HR: 76 x/m , RR: 18x/m, S:36oC
A : Masalah keperawatan belum tertasi :
Potensial gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Nausea
Intoleransi aktivitas
Gangguan rasa nyaman
Nyeri akut
P:
Rencana USG abdomen selasa 14 Juni 2022
Terapi lanjutan
Beri terapi sesuai advis
Berikan diit NB. T. Kalium Me : Asupan nutrisi pasien
Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi analgetik
Rencana px pulang /BLPL
18. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
14 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut kadang-kadang
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, ADL dibantu sebagian
Klien II (Baru)
A. IDENTITAS
Tanggal masuk :09 Juni 2022
Tanggal pengkajian :15 Juni 2022
1. IdentitasKlien
Nama : Tn. Y
No.Rekam Medis
:14.67.54
Tempat,Tanggal lahir :17-12-1965
Umur :57 thn
Ruang Rawat Inap :Teratai
JenisKelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Status :Menikah
PendidikanTerakhir :SMA
Pekerjaan :Swasta
Suku :Banjar
Bahasa :Indonesia
Alamat :Jl. Dr Murjani
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan :Kelas II
IdentitasPenanggungJawab
Nama :Ny. E
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku :Banjar
Hubungan dengan Klien : Istri
Bahasa :Indonesia, Banjar
Alamat :Jl. Dr murjani
No.Telpon :08225xxxxxx
PENGELOLAAN PASIEN
2. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari IGD dengan keluhan nyeri nyeri pada punggung kaki
Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan/KaTim/perawat yang diberi
delegasi.
a. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
b. Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ketempat yang
telah ditetapkan.
c. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ketempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/kursiroda) dan berikan posisi yang nyaman.
d. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
e. Perkenalkanpasienbarudenganpasienbaruyangsekamar.
f. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan,
perawatan(termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat),
medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite),dan tata tertib ruangan.
g. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
h. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concentsentralisasi obat.
i. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.
3. Discharge Planning
a. Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi
kebutuhan pasien.
b. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua
pasien.
c. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan
melanjutkan perawatan.
d. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang aman dan
memadai.
e. Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah pulang dari rumah
sakit.
f. Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan pasien sampai pasien
merasa siap kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat
memandirikan pasien setelah pemulangan.
g. Informasi tentang discharge planning disusun berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
h. Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam menyusun
discharge planning.
4. Tingkat Ketergantungan pasien
PARTIAL CARE
2. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan batuan1orang untuk naik-turun tempat
tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan untuk makan/disuap
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat
tidur/kamar mandi)
h. Postoperasi minor 24 jam
i. Melewati fase akut dari postoperasi mayor
j. Fase awal dari penyembuhan K. Observasi tanda- tanda
vital setiap 4jam
k. Gangguan emosional ringan
5. PrinsipPasienSafety
Prinsip patient safety diruangan menurut IPSG (International Patientsafety Goals)
dengan 6 sasaran :
7) IPSG1-Identifikasi Pasien Secara Tepat (Identify Patients Correctly)
12) IPSG6-Mengurangi Risiko Pasien Cedera Karena Jatuh (Reduce The Risk Of
Patient Harm Resulting From Falls)
a. Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh
Kruk,tongkat,
tripot,dll 15
Kondisimedis Diagnosa
Sekunder 15
Pasien terpasang
Infus 20 20
Skortotal 50
KeteranganSkor:
Resiko tinggi (RT) :51ataulebih
Resiko sedang (RS) : 25 – 50
Resiko rendah (RR) : 0– 24
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor 50 maka pasien dengan resiko jatuh
sedang
7. Penilaian Resiko Dekubitus
Buruk (2) 2
Kondisifisik 4
Sedang (3)
3
Baik (4) 4
Stupor (1) 1
Kondisi
mental Delirium (2) 2 4
Apatis (3) 3
CM (4) 4
Tirah baring (1) 1
Kursi Roda (2) 2
Aktifitas 3
Dipapah (3) 3
Mandiri (4) 4
Immobile (1) 1
Sangat terbatas (2) 2
Mobilitas 3
Agak terbatas (3) 3
Baik (4) 4
Selalu (1) 1
Sering (2) 2
Inkontinentia 4
Kadang (3) 3
Tidak (4) 4
Skortotal 18
KeteranganSkor:
Tidak beresiko decubitus jika skor ≥
14 Beresiko decubitus jika skor ≤14
Interpretasi penilaian resiko dekubitus : skor 18 maka tidak beresiko decubitus
8. Pengkajian Nyeri
Pengkajian Nyeri Dengan Numeric Scale (Dewasa) Dan Face Scale (Anak–Anak). Cara
mengkaji skala nyeri secara subjektif yang sering digunakan adalah Numeric rating scale
(NRS). Metode ini menggunakan angka 0-10. Tujuan dari skala ini untuk dapat
menentukan tingkat derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyen), 1-4 (nyeri ringan), 5-
6(nyeri sedang),7-10 (nyeri berat). FLACC adalah singkatan dan face (ekspresi wajah),
legs(posisi kaki), activity (aktivitas tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang
atautidaknya pasien). Masing-masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2, Misalnya,
wajah pasien tidak memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara
itu, jikaia terlihat cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak
menangis maka diberi nilai 0 dan jika menangis kencang diberi nilai 2. Pada skala ini,
pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri. Biasanya, FLACC
scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa yang sulit
berkomunikasi. Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu :
2 :rileks dan tidak terganggu oleh rasa nyeri
4-2 :ada sedikit nyeri dan rasa tidak nyaman
4-6 :nyeri sedang
7-2 : nyeri yang parah
9. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengetahui tentang keadaan pasien saatini dan mengetahui bagaimana
penanganan yang akan diberikan setelah dijelaskan oleh dokter dan perawat.
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 15 Juni 2022
Tgl SOAP
15 Juni S : Klien mengatakan nyeri dibagian punggung kaki
2022 Terdapat luka pada punggung kaki
O : K/u lemah, kesadaran CM, terpasang infus RL 14 tpm
- Hasil TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 110 x/mnt
S: 36,5 C
RR: 20 x/mnt
Spo2: 99%
GDS Awal 500 mg/dl
GDS pagi 474mg/dl
A : Masalah keperawatan :
- Nyeri akut
- Resiko Infeksi
P:
Obs keadaan umum dan TTV
Mengkaji ulang respon nyeri, skala nyeri
Rencana Op punggung kaki sebelah kanan
Lanjutkan terapi
- Inj. Ketorolac - Inj. Levemir 0-0-15
- Inj. Ranitidine - Infs. Nacl 0,9%
- Inj. Ceftriaxone
- Inj. Novorapid 3x 10 unit
Tgl SOAP
15 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper,
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 16 Juni 2022
Tgl SOAP
16 Juni S : Klien mengatakan nyeri dibagian punggung kaki
2022 Terdapat luka pada punggung kaki
O : Kes. CM, keluhan umum lemah.
A : Nyeri akut
P:
- GV pagi
- Pasien BLPL setelah konsul
Tgl SOAP
16 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut, batuk kadang-kadang
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 15 Juni 2022
Tanggal pengkajian : 17 Juni 2022
1. Identitas Klien
Nama : Tn. Sekoi
No. Rekam Medis :04.93.85
Tempat, Tanggal lahir : 18 Mei 1975
Umur : 47 th
Ruang Rawat Inap : Teratai HCU3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Status : menikah
Pendidikan Terakhir : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Suku : Dayak
Bahasa : Dayak ngaju dan Indonesia
Alamat : Jl. Basir Jahan No.49 B
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan :2
a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ KaTim / perawat yang diberi
delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang telah
ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien
datang dengan branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk
perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata tertib ruangan.
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concent sentralisasi obat.
j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
a. Orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan kondisi
pasien sudah tenang.
b. Orientasi dilakukan oleh PP (perawat primer). Bila PP tidak ada PA (Perawat asosiet)
dapat memberikan orientasi untuk pasien dan keluarga, selanjutnya orientasi harus
dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin. Hal ini penting karena PP yang
bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi yang dilakukan.
c. Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga yang dilakukan di
kamar pasien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya pasien diinformasikan
untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang ditempelkan di kamar pasien.
d. Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badge kepada pasien dan keluarga
kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci pasien.Orientasi ini diulang
kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang mewakili, terutama tentang daftar
nama tim yang sudah diberikan, sekaligus menginformasikan perkembangan kondisi
keperawatan pasien dengan mengidentifikasi kebutuhan pasien.
e. Pada saat penggantian dinas (di kamar pasien), ingatkan pasien nama perawat yang
bertugas saat itu, bila perlu anjurkan pasien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.
3. Discharge Planning
a. Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
b. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua pasien.
c. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan melanjutkan
perawatan.
d. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang aman dan memadai.
e. Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah pulang dari rumah sakit.
f. Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan pasien.
g. Informasi tentang discharge planning disusun berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
h. Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam menyusun discharge
planning.
TOTAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawat yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latihan pasif
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus) atau NG tube (sonde)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia
h. 24 jam post operasi mayor
i. Pasien tidak sadar
j. Keadaan pasien tidak stabil
k. Observasi TTV setip kurang dari jam
l. Perawatan luka bakar
m. Perawatan kolostomi
n. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o. Menggunakan WSD
p. Irigasi kandung secara terus menerus
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0– 24
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : Skor 85 maka pasien dengan resiko jatuh
tinggi.
Delirium(2) 2
Apatis(3) 3
CM(4) 4 4 4
Kursi Roda(2) 2
Dipapah(3) 3 3 3
Mandiri(4) 4
Mobilitas Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Agak terbatas(3) 3 3 3
Baik(4) 4
Inkontinentia Selalu(1) 1
Sering(2) 2
Kadang(3) 3
Tidak(4) 4 4 4
Skor total 17 17
Keterangan Skor:
Tidak beresiko decubitus jika skor ≥ 14
Beresiko decubitus jika skor ≤ 14
Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri.
Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa yang
sulit berkomunikasi.
Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu:
0: rileks dan tidak terganggu oleh rasa nyeri
Tgl SOAP
17 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian
perut dengan skala 2, pasien tampak pucat.
A : Masalah keperawatan
Gangguan perfusi Jaringan
P:
Rencana transfusi 2 kolf
Rencana drip melonin
Rencana swab PCR
Kaji ulang skala nyeri
Atur posisi semifowler
Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
Tgl SOAP
17 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut
Tgl SOAP
17 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian
perut dengan skala 2, pasien tampak pucat.
A : Masalah keperawatan
Gangguan perfusi Jaringan
P:
Rencana transfusi 2 kolf
Rencana drip melonin
Rencana swab PCR
Kaji ulang skala nyeri
Atur posisi semifowler
Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
Tgl SOAP
18 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian perut
dengan skala 2, pasien tampak pucat.
A : Masalah keperawatan
Gangguan perfusi Jaringan
P:
Rencana drip melonin
Rencana swab PCR
Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
Rencana BLPL
28. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
18 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut
Tgl SOAP
19 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian perut
dengan skala 2, pasien tampak pucat.
A : Masalah keperawatan
Gangguan perfusi Jaringan
P:
Rencana drip melonin
Rencana swab PCR
Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
Rencana BLPL
30. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
19 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut