Laporan Resume Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KEGIATAN KATIM/PPJA

LAPORAN PENGELOLAAN KLIEN TIM 2 DI RUANG TERATAI


RSUD DORIS SYLVANUS

RENCANA KEGIATAN HARIAN KATIM/PPJA

Nama : Ayu Novita Sari


Tanggal : 09 Juni 2022

Nama Perawat Pelaksana : 1. Adelia Falentina


2. Angelina N. Deramika
3. Anggun Puja Fitriani
4. Julyanto Putra Admaja

Waktu Kegiatan
Keterangan
08.00 Melakukan pre conference bersama sift malam

08.10 Menerima serah terima dari Karu untuk memberikan pelayanan


keperawatan pada Tim A dengan jumlah pasien sebanyak 2 orang

08.30 Membagi tugas bersaa Karu sesuai tingkat ketergantungan pasien:


1. Tn. I dengan tingkat ketergantungan Minimal Care
2. Tn. S dengan tingkat ketergantungan Parsial Care
09.00 Mempersiapkan keperluan Asuhan Keperawatan

09.15 Menyusun rencana Asuhan Keperawatan

10.00 Mengawasi proses pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien

11.45 Mengevaluasi asuhan keperawatan

14.00 Melakukan post conference bersama Karu dan Tim dari shift pagi ke
shift siang
Bagan Struktur Organisasi Bidang Keperawatan Di Ruang Teratai
RSUD dr. Doris sylvanus Palangkaraya
Tanggal 09 Juni 2022

KEPALA RUANGAN
INDRA WAHYUDI S.Tr.Kep.

KATIM 1
AYU NOVITA SARI, S.Tr.Kep KATIM 2
LIA OKTARIA, S.Tr.Kep

PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
1. ANGGUN PUJA FITRIANI
1. JULYANTO PUTRA
S.Tr.Kep.
ADMAJA S.Tr.Kep.
2. INDRA WAHYUDI S.Tr.Kep.
2. RIBKA WESTINIA,
3. ANGELINA N. DERAMIKA, S.Tr.Kep
S.Tr.Kep
3. ADELIA FALENTINA,
S.Tr.Kep.

Daftar Tim Keperawatan


Tanggal Nama Tim Nama Nama Perawat Nama Nama Dokter
Katim/PPJ Pelaksana Pasien Penanggungjawab
(DPJP)
08 Juni Tim 1 Ayu Novita Sari, 1. Anggun Puja 1. Tn. Konor 1. dr. Dayang, SP.
2022 S.Tr.Kep Fitriani , 2. Tn. Yusniansyah PD
S.Tr.Kep. 3. Tn. Ikar 2. dr.Endang, SP.B
2. Indra Wahyudi, 4. Tn. Suriadi dr.Budi, SP. PD
S.Tr.Kep. 5. Tn. Kalu 3. dr. Dessy, SP. PD
3. Angelina N. dr. Darryl, SP. PD
Deramika, 4. dr. Yosua, SP. U
S.Tr.Kep 5. dr. Dayang, SP.
PD
08 Juni Tim 2 Lia Oktaria, 1. Julyanto Putra 1. Tn. Suyono 1. dr. Dessy, SP.PD
2022 S.Tr.Kep Admaja, 2. Tn. Galldrianus 2. dr. Dippan
S.Tr.Kep. 3. Tn. Musa dr. Maria
2. Ribka 4. Tn. Addiyarul 3. dr. Dayang,
Westinia, 5. Tn. Harsono SP.PD
S.Tr.Kep 6. Tn. Wahyudi 4. dr. Maria, SP. PD
3. Adelia
Falentina,
S.Tr.Kep.
Klien I
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 02 Juni 2022
Tanggal pengkajian : 06 Juni 2022
1. Identitas Klien

Nama : Tn. M
No. Rekam Medis : 40.08.19
Tempat, Tanggal lahir : 01-01-1979
Umur : 43 thn
Ruang Rawat Inap : Teratai 1
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Dayak
Bahasa : Indonesia
Alamat : Desa Balawa, Barito Timur
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas II

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. N

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku : Dayak

Hubungan dengan Klien : Istri

Bahasa : Indonesia, Dayak

Alamat : Desa Balawa, Barito Timur

No. Telpon : 08236xxxxxx

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 100/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 36, 5oC
- Tinggi Badan : 168 cm
- Berat Badan : 60 kg
d. Kepala : Bentuk bulat tidak ada lesi dan tidak mengalami nyeri.
e. Rambut : Rambut berwana hitam dan tampak tidak terlalu kotor
f. Mata : Tampak cekung, simetris antara mata kanan dan kiri,
sklera normal, konjungtiva anemis, pupil isokor. Fungsi penglihatan pasien kabur.
Reaksi terhadap cahaya baik.
g. Telinga : Pendengaran baik, terdapat serumen.
h. Hidung : Normal, tidak ada perdarahan maupun sekret dan tidak

ada sinus
i. Mulut : Normal, lidah kotor keadaan gigi tidak lengkap.
j. Leher : Normal. Mengatakan sakit pada bagian tenggorokkan.

Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid


k. Throrax : Simetris. Pernapasan 20x/mnt, frekuensi cepat .Pasien

menggunakan alat bantu pernapasan 3 liter/menit O2. Tidak

ada nyeri dada. Mamae tidak terdapat benjolan.


l. Abdomen : Normal tidak terdapat asites
m. Ekstermitas Atas : Normal, tidak ada edema atau fraktur
n. Ekstermitas Bawah : Normal, tidak ada edema atau fraktur
o. Kulit : Warna kulit normal tidak ada bercak dan kebiruan.

Akral hangat, turgor kulit baik.


p. Genetalia : Baik

2. Hasil Laboratorium (02 JUNI 2022)


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
WBC 25,67 + 10^3/uL 4,50 – 11,00
RBC 2,74 10^6/ uL 4,00 – 6,00
HGB 8,1 g/dL 10,5 – 18,0
HCT 24,0 % 37,0 – 48,0
MCV 87,6 fL 86,6 – 102,0
MCH 29,6 pg 25,6 – 30,7
MCHC 33,8 g/ dL 28,2 – 31,5
PLT 468 10^3/uL 150 - 400
RDW-SD 46,5 fL 38,0 – 50,0
RDW-CV 14,3 % 11,2 – 13,7

PDW 8,2 fL 9,5 – 15,2


MPV 8,8 fL 9.2 – 12,1
P-LCR 13,6 %
PCT 0,41 %
NEUT 22,10 10^3/uL 1,50 – 7,00
LYMPH 1,76 10^3/uL 1,00 – 3,70
MONO 1,08 10^3/uL 0,00 – 0,70
EO 0,67 10^3/uL 0,00 – 0,40
BASO 0,06 10^3/uL 0,00 – 0,10
IG 0.16 10^3/uL
NEUT % 86,1 % 37,0 – 72,0
LYMPH % 6,9 % 20,0 – 50,0
MONO% 4,2 % 0,0 – 14,0
EO% 2,6 % 0,0 – 6,0
BASO% 0,2 % 0,0 – 1,0
IG% 0,2 %
Natrium (Na) 135 mmol/l 135-148
Kalium (K) 4,2 mmol/l 3,5 – 5,3
Calcium (Ca) 1,16 mmol/l 0,98 – 1,2
Ureum 27 mg/dl 21 – 53
Kreatinin 1,22 mg/dl 0,17 – 1,5
Glukosa sewaktu 109 <200
SGOT 11 L :<37, P: <31
SGPT 12 L :<42, P: <32
HBsAg Negatif Negatif

PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari IGD dengan keluhan nyeri perut sejak 5 hari yang lalu, dengan
keluhan nyeri perut bawah disertai mual dan muntah.

Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ KaTim / perawat yang diberi
delegasi.
a) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
b) Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang
telah ditetapkan.
c) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
d) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
e) Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
f) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter
yang bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata tertib ruangan.
g) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
h) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concent sentralisasi obat.
i) Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


a) Orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan kondisi
pasien sudah tenang.
b) Orientasi dilakukan oleh PP (perawat primer). Bila PP tidak ada PA (Perawat
asosiet) dapat memberikan orientasi untuk pasien dan keluarga, selanjutnya
orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin. Hal ini penting
karena PP yang bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi yang
dilakukan.

c) Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga yang dilakukan
di kamar pasien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya pasien
diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang ditempelkan
di kamar pasien.

d) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan, sekaligus
menginformasikan perkembangan kondisi keperawatan pasien dengan
mengidentifikasi kebutuhan pasien.

e) Pada saat penggantian dinas (di kamar pasien), ingatkan pasien nama perawat
yang bertugas saat itu.
3. Discharge Planning
a) Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
b) Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua pasien.
c) Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan
melanjutkan perawatan.
d) Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang aman dan memadai.
e) Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah pulang dari rumah sakit.
f) Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan pasien sampai pasien
merasa siap kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat
memandirikan pasien setelah pemulangan.

g) Informasi tentang discharge planning disusun berdasarkan hasil diskusi dan


kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
h) Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam menyusun
discharge planning.
4. Tingkat Ketergantungan pasien
PARTIAL CARE 
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun
tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat
tidur/ kamar mandi)
h. Post operasi minor 24 jam
i. Melewati fase akut dari post operasi mayor
j. Fase awal dari penyembuhan K. Observasi tanda- tanda
vital setiap 4 jam
k. Gangguan emosional ringan

5. Prinsip Pasien Safety


Prinsip patient safety di ruangan menurut IPSG (International Patient safety Goals) dengan 6
sasaran :
1) IPSG 1-Identifikasi Pasien Secara Tepat (Identify Patients Correctly)
Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi sebagai berikut:
a) Nama lengkap dan tanggal lahir, atau
b) Nama lengkap dan nomor medical record, atau
c) Nama lengkap dan alamat
Nama : Tn.M
No. Rekam Medis : 40.08.19

2) IPSG 2-Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif (Improve Effective


Communication)
a) Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon
b) Melakukan hand over saat serah terima pasien
c) Melakukan critical result dalam waktu 30 menit Menggunakan singkatan
yang dibakukan (menggunakan singkatan bakuan dalam pendokumentasian
seperti HR,TD, RR, dan T)

3) IPSG 3-Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat Yang Membutuhkan Perhatian


(Improve The Safety Of High-Alert Medication)
a) Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi diruang perawatan (termasuk
potassium chlonde/KCL dan Sodium chloride/NaCl >0.9%) Hal-hal yang
perlu diperhatikan dari obat-obat high alert ini antara lain:
b) Perlunya penandaan obat high alert berupa stiker "HIGH ALERT DOUBLE
CHECK" untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus tertentu
seperti heparin dan insulin.
c) Penandaan stiker "LASA" untuk obat yang termasuk kelompok LASA, baik
itu pada tempat penyimpanannya maupun apabila obat dikemas dalam paket
untuk kebutuhan pasien.
d) Pentingnya memiliki daftar obat high alert pada setiap depo farmasi, ruang
rawat, dan poliklinik.
e) Kewajiban bagi setiap tenaga kesehatan untuk mengetahui cara penanganan
khusus untuk obat high alert.
f) Penyimpanan obat high alert diletakkan pada tempat yang terpisah dengan
akses yang terbatas.
g) Perlunya dilakukan pengecekan obat dengan 2 orang perugas yang
berbeda.Jangan pernah menyimpan obat dengan kategori kewaspadaan
tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan.

4) IPSG 4-Meningkatkan Benar Lokasi, Benar Pasien, Benar Prosedur Pembedahan


(Ensure Correct-Site, Correct-Procedure, Correct-Patient Surgery)
a) Melakukan site marking
b) Menggunakan dan melengkapi surgical checklist
c) Melakukan time out

5) IPSG 5-Mengurangi Risiko Infeksi (Reduce The Risk Of Health Care-Associated


Infections)
Melakukan cuci tangan 5 moment:
a) Sebelum kontak dengan pasien
b) Sebelum melakukan tindakan aseptic
c) Setelah kontak dengan cairan tubuh
d) Setelah kontak dengan pasien
e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6) IPSG 6-Mengurangi Risiko Pasien Cedera Karena Jatuh (Reduce The Risk Of Patient Harm
Resulting From Falls)

a) Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh


b) Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikası
6. Penilaian Resiko Jatuh (Dewasa : Morse scale, Anak :Humpty Dumpty)
Rekapan Penilaian Resiko Jatuh
Tgl:
Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl:
6/6/22
Riwayat jatuh : Jatuh satu kali
tidak termasuk atau lebih dalam
kecelakaan kerja kurun waktu 6 25 0
atau rekreasional bulan
Status mental Agitasi / konvulsi 15 10
Dimensia 15
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10 10
Normal 0
Alat bantu jalan Benda sekitar,
kursi, dinding, dll 30 10

Kruk, tongkat,
tripot, dll 15

Kondisi medis Diagnosa


sekunder 15

Pasien terpasang
infus 20 20

Skor total 50
Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau
lebih Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0 – 24
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor 50 maka pasien dengan resiko jatuh
sedang
7. Penilaian Resiko Dekubitus

Penilaian Resiko dekubitus Skor Tgl: Tgl: Tgl:


6/6/
22
Sangat baik(1) 1

Buruk(2) 2

Kondisi fisik 4
Sedang(3) 3
Baik(4) 4

Stupor(1) 1
Kondisi Delirium(2) 2
mental Apatis(3) 3 4

CM(4) 4
Tirah baring(1) 1
Kursi Roda(2) 2
Aktifitas Dipapah(3) 3 3
Mandiri(4) 4
Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Mobilitas Agak terbatas(3) 3 3
Baik(4) 4
Selalu(1) 1
Sering(2) 2
Inkontinentia Kadang(3) 3 4
Tidak(4) 4
Skor total 18
Keterangan Skor:

Tidak beresiko decubitus jika skor ≥


14 Beresiko decubitus jika skor ≤ 14
Interpretasi penilaian resiko dekubitus: skor 18 maka tidak beresiko decubitus
8. Pengkajian Nyeri
Pengkajian Nyeri Dengan Numeric Scale (Dewasa) Dan Face Scale (Anak – Anak)

Cara mengkaji skala nyeri secara subjektif yang sering digunakan adalah Numeric rating scale
(NRS). Metode ini menggunakan angka 0-10. Tujuan dari skala ini untuk dapat menentukan
tingkat derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyen), 1-4 (nyeri ringan), 5-6 (nyeri sedang), 7-
10 (nyeri berat). FLACC adalah singkatan dan face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity
(aktivitas tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-
masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2, Misalnya, wajah pasien tidak memperlihatkan
ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat cemberut maka diberi
nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka diberi nilai 0 dan jika menangis
kencang diberi nilai 2. Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh
pasien sendiri. Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang
dewasa yang sulit berkomunikasi. Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu :

1 : rileks dan tidak terganggu oleh rasa nyeri

4-1 : ada sedikit nyeri dan rasa tidak nyaman


4-6 : nyeri sedang

7-1 : nyeri yang parah

9. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengetahui tentang keadaan pasien saat ini dan mengetahui bagaimana
penanganan yang akan diberikan setelah dijelaskan oleh dokter dan perawat.

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 06 Juni 2022 (Dinas Pagi ke Sore)

Kondisi Pasien Saat Handover :


1. Tn. Mardiono
Dx: Masa abdomen + Anemia

S Klien dengan diagnosa medis Massa intra abdomen + Post Colostomi


+ Post laparatomi.

Masalah keperawatan :

- Nyeri akut
- Resiko Infeksi

B - Klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah dan bekas luka


operasi.
- Klien mengatakan mual sudah +_ 5 hari yang lalu.
- Kesadaran composmentis TD : 100/70 mmHg
HR : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
T : 36,5 OC
Skala nyeri 2

Luka operasi tertutup


opsite
A Nyeri masih dirasakan saat bergerak,
Masih mual (+), Muntah (-)
Terpasang infus B.Fluid 30tpm dilengan kanan.
R • Pantau keadaan umum dan TTV

• Kaji ulang skala nyeri

• Rencana aff drain + NGT

• Rencana ganti verban H+3 Post op Pagi dan Sore (Jika


merembes)

• Lanjutkan terapi

- Inj. Omeprazole - Inj.Ondansentron

- Inj. Ranitidine - P/o VIP Albumin

- Inj. Antrain

- Inj. Ceftriaxone

Klien II

A. IDENTITAS

Tanggal masuk : 04 Juni 2022


Tanggal pengkajian : 06 Juni 2022

1. Identitas Klien

Nama : Tn. Ikar


No. Rekam Medis : 40.09.93

Tempat, Tanggal lahir : Muara Lahin, 01 Februari 1967

Umur : 55 thn

Ruang Rawat Inap : Teratai T8 A

Jenis Kelamin : Laki-laki


Agama : Islam

Status : menikah

Pendidikan Terakhir : SD Sederajat

Pekerjaan : Petani

Suku : Dayak

Bahasa : Dayak Ngaju dan Indonesia

Alamat : Desa Batampang

Pembiayaan Kesehatan : BPJS

Kelas Ruangan 3

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. A

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Suku : Dayak

Hubungan dengan Klien : Istri

Bahasa : Dayak Ngaju dan Indonesia

Alamat : Desa Batampang

No.Telpon : 0852xxxxxxxx
C. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

- Tekanan Darah : 121/85 mmHg

- Nadi : 80 x/menit

- Pernapasan : 20x/menit

- Suhu : 36, 5oC

- Tinggi Badan : 168 cm

- Berat Badan : 60 kg

d. Kepala : Bentuk bulat tidak ada lesi dan tidak mengalami nyeri.

e. Rambut : Rambut berwana putih dan tampak tidak terlalu kotor

f. Mata : Tidak cekung, simetris antara mata kanan dan kiri, sklera
normal, konjungtiva anemis, pupil isokor. Fungsi penglihatan pasien kabur. Reaksi
terhadap cahaya baik.

g. Telinga : Pendengaran baik, terdapat serumen.


h. Hidung : Normal tidak ada perdarahan maupun sekret dan tidak ada
sinus

i. Mulut : Normal, lidah kotor keadaan gigi tidak lengkap.


j. Leher : Normal. Mengatakan sakit pada bagian tenggorokkan.
Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid

k. Throrax : Simetris. Pernapasan 20x/mnt, frekuensi cepat .Pasien


menggunakan alat bantu pernapasan 3 liter/menit O2. Tidak ada nyeri dada. Mamae
tidak terdapat benjolan.

l. Abdomen : Normal tidak terdapat asites

m. Ekstermitas Atas : Normal, tidak ada edema atau fraktur


n. Ekstermitas Bawah : Normal, tidak ada edema atau fraktur

o. Kulit : Warna kulit normal tidak ada bercak dan kebiruan.


Akral hangat, turgor kulit baik.

p. Genetalia : Baik

C. PENGELOLAAN PASIEN

1. Proses Penerimaan Pasien Baru

Pasien mengatakan nyeri perut sampai kepinggang, perut membesar dan rasa kencang
sejak ±1 minggu yang lalu sampai sekarang masuk rumah sakit, keluhan umum pasien
tampak lemah kesadaran composmentis, pasien tampak tidak nafsu makan, BAB dan
BAK dalam batas normal.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien

Proses penerimaan pasien baru serta keluarga pada saat pertama kali pasien datang (24
jam pertama) dan keadaan pasien sudah tenang. Orientasi pasien baru bertujuan
membina hubungan saling percaya dan informasi awal yang berkaitan dengan proses
keperawatan pasien.
D. Discharge Planning

Proses mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap
kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien
setelah pemulangan.

E. Tingkat Ketergantungan pasien

Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
:
(1) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-7 jam perawatan langsung per 24 jam

(2) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam

(3) Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam
F. Prinsip Pasien Safety

Jelaskan prinsip patient safety di ruangan menurut IPSG (International Patient safety
Goals) dengan 6 sasaran :
1. Identifikasi pasien

Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi nama lengkap dan


nomor medical record
2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif (Improve Effective Communication)

a. Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon

b. Melakukan hand over saat serah terima pasien

c. Melakukan critical result dalam waktu 30 menit

d. Menggunakan singkatan yang dibakukan

3. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)

Cairan elektrolit dengan konsentrasi tinggi disimpan di ruang Tindakan bukan di


ruang perawatan (termasuk potassium chloride/KCL dan Sodium chloride/NaCl
>0.9%)

4. Safety surgery

a. Meningkatkan benar lokasi , benar prosedur pembedahan

b. Melakukan site marking

c. Menggunakan dan melengkapi surgical cheklist

d. Melakukan time out

5. Pencegahan infeksi (Reduce the risk of health care-Associated

Infections)

a. Melakukan cuci tangan

b. Sebelum kontak dengan pasien

c. Sebelum melakukan tindakan aseptic


d. Setelah kontak dengan cairan tubuh

e. Setelah kontak dengan pasien

f. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh (Reduce the risk of patient
harm resulting from falls)

a. Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh.

b. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi.

G. Penilaian Resiko Jatuh (Dewasa : Morse scale, Anak :Humpty

Dumpty)

Buat rekapan penilaian resiko jatuh dan kesimpulan skor nya

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl: Tgl:


06/6/22
Riwayat jatuh : Jatuh satu kali 25

tidak termasuk atau lebih dalam


0
kecelakaan kerja kurun waktu 6

atau rekreasional bulan

Status mental Agitasi / konvulsi 15 0

Dimensia 15 0

Gaya berjalan Terganggu 20 0

Lemah 10 10

Normal 0 0

Alat bantu jalan Benda sekitar, 30


0
kursi, dinding, dll

Kruk, tongkat, 15
0
tripot, dll
Kondisi medis Diagnosa 15

sekunder

Pasien terpasang 20
20
infus

Skor total 30

Keterangan Skor:

Resiko tinggi (RT) : 51 atau

lebih Resiko sedang (RS) : 25 - 50

Resiko rendah (RR) : 0 – 24

Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor total 30 dengan resiko jatuh sedang

H. Penilaian Resiko Dekubitus

Penilaian Resiko dekubitus Skor Tgl: Tgl: Tgl:


06/06/
2022
Kondisi fisik Sangat baik(1) 1
Buruk(2) 2
Sedang(3) 3 3
Baik(4) 4
Kondisi Stupor(1) 1

mental
Delirium(2) 2
Apatis(3) 3
CM(4) 4 4
Aktifitas Tirah baring(1) 1
Kursi Roda(2) 2
Dipapah(3) 3 3
Mandiri(4) 4
Mobilitas Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Agak terbatas(3) 3
Baik(4) 4 4
Inkontinenti Selalu(1) 1
a
Sering(2) 2
Kadang(3) 3
Tidak(4) 4 4
Skor total 18
Keterangan Skor:

Tidak beresiko decubitus jika skor ≥


14 Beresiko decubitus jika skor ≤ 14
Interpretasi penialain resiko dekubitus: skor ≥ 14 maka pasien tidak beresiko decubitus

I. Pengkajian Nyeri

Numeric rating scale (NRS): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering digunakan.

Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS kita dapat

menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4 (nyeri ringan), 5-

6 (nyeri sedang), 7-10 (nyeri berat).

FLACC adalah singkatan dari face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity (aktivitas

tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-

masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2. Misalnya, wajah pasien tidak

memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat

cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka

diberi nilai 0 dan jika menangis kencang diberi nilai 2.

Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri.

Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa

yang sulit berkomunikasi.

Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu:


0: rileks dan tidak terganggu oleh rasa

nyeri 1-3: ada sedikit nyeri dan rasa tidak

nyaman 4-6: nyeri sedang

7-10: nyeri yang parah

J. Pengetahuan Keluarga

Keluarga mengetahui dengan penyakit yang diderita oleh pasien dan sudah mengetahui

bagaimana penanganannya setelah dijelaskan oleh dokter dan perawat.

2. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
06 Juni S : nyeri perut berkurang, lemas
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi
A : perfusi jaringan tidak efektif, nyeri
P : obs, K/U dan ttv, pro tranfusi PRC 3 kolf ( 1 kolf/12jam), kolf 2 sudah masuk,
darah sisa 1 kolf di BDRS

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 07 Juni 2022
3. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia

Tgl SOAP
07 Juni S: Kes. CM, nyeri perut
2022
O: Terpasang colostomy, luka post op

A: Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi H+ 3 post op
- h/I aff DC = NGT
- h/I diet bubur saring, besok bubur biasa

4. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
07 Juni S :
2022
- Nyeri perut kadang-kadang
O:

- Kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian
A:

- Perfusi jaringan tidak efektif, nyeri


P:

- r/ ct scan abd dengan kontras sabtu 10-6-2022, obs, K/U dan ttv, pro
tranfusi PRC 3 kolf ( 1 kolf/12jam), kolf 2 sudah masuk, darah sisa 1 kolf
di BDRS
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 08 Juni 2022

5. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia
Tgl SOAP
08 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op

A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV hari kamis
- Hari ini diit bubur saring, besok bubur biasa

6. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
08 Juni S : nyeri perut kadang-kadang
2022 O : kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian

A : gangguan rasa nyaman


P : r/ ct scan abd dengan kontras sabtu 10-6-2022. Infus wida kn2 sampai dengan
2 kolf, terpasang kolf 1. Cek SE 6 jam post wida kn2, terapi lanjut

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 09 Juni 2022

7. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia

Tgl SOAP
09 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op

A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi dan sore
- Diit bubur biasa

8. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
09 Juni S : nyeri perut kadang-kadang
2022 O : kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian

A : gangguan rasa nyaman


P : r/ ct scan abd dengan kontras sabtu 10-6-2022. Infus wida kn2 sampai dengan
2 kolf, terpasang kolf 1. Cek SE 6 jam post wida kn2, terapi lanjut

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 10 Juni 2022

9. Tn. Mardiono
Dx : Masa abdomen + Anemia

Tgl SOAP
10 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op

A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi dan sore
- Diit bubur biasa
10. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
10 Juni S : nyeri perut kadang-kadang
2022 O : kes. CM, terpasang infus, terapi oral dan injeksi, ADL dibantu sebagian

A : gangguan rasa nyaman


P : r/ ct scan abd dengan kontras sabtu 11-6-2022. terapi lanjut

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 11 Juni 2022

11. Tn. Mardiono


Dx : Masa abdomen + Anemia

Tgl SOAP
11 Juni S : Nyeri bagian perut, kepala pusing.
2022 O : K/U lemah, Kes. CM, terpasang colostomy, luka post op

A : Nyeri akut
P:
- Rencana GV pagi dan sore
- Diit bubur biasa
- Pasien BLPL

12. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
11 Juni S : pasien mengatakan badan lemas
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper

A : gangguan rasa nyaman


P : r/ ct scan abd, observasi k/u dan ttv, terapi lanjut

Klien I (Baru)

B. IDENTITAS

Tanggal masuk : 10 Juni 2022

Tanggal pengkajian : 12 Juni 2022

1. Identitas Klien

Nama : Tn. Konor Bodong

No. Rekam Medis : 39.99.99

Tempat, Tanggal lahir : Bahu Palawa, 04 April 1957

Umur : 65 thn
Ruang Rawat Inap : Teratai T2 D

Jenis Kelamin : Laki-laki


Agama : Hindu

Status : menikah

Pendidikan Terakhir : SD Sederajat

Pekerjaan : Petani

Suku : Dayak

Bahasa : Dayak Ngaju dan Indonesia

Alamat : Jl. Patahu Desa Bahu Palawa RT 001

Pembiayaan Kesehatan : BPJS

Kelas Ruangan 2

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. Indra Maujan

Pekerjaan : wiraswasta

Suku : Dayak

Hubungan dengan Klien : Ayah

Bahasa : Dayak Ngaju dan Indonesia

Alamat : Jl. Patahu Desa Bahu Palawa RT 001

No.Telpon : 0852xxxxxxxx

D. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 36, 5oC
- Tinggi Badan : 168 cm
- Berat Badan : 60 kg
d. Kepala : Bentuk bulat tidak ada lesi dan tidak mengalami nyeri.
e. Rambut : Rambut berwana putih dan tampak tidak terlalu kotor
f. Mata : Tidak cekung, simetris antara mata kanan dan kiri, sklera
normal, konjungtiva anemis, pupil isokor. Fungsi penglihatan pasien kabur. Reaksi
terhadap cahaya baik.
g. Telinga : Pendengaran baik, terdapat serumen.
h. Hidung : Normal tidak ada perdarahan maupun sekret dan tidak ada
sinus
i. Mulut : Normal, lidah kotor keadaan gigi tidak lengkap.
j. Leher : Normal. Mengatakan sakit pada bagian tenggorokkan.
Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid
k. Throrax : Simetris. Pernapasan 20x/mnt, frekuensi cepat .Pasien
menggunakan alat bantu pernapasan 3 liter/menit O2. Tidak ada nyeri dada. Mamae
tidak terdapat benjolan.
l. Abdomen : Normal tidak terdapat asites
m. Ekstermitas Atas : Normal, tidak ada edema atau fraktur
n. Ekstermitas Bawah : Normal, tidak ada edema atau fraktur
o. Kulit : Warna kulit normal tidak ada bercak dan kebiruan.
Akral hangat, turgor kulit baik.
p. Genetalia : Baik

Hasil Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan Satuan


DIABETES
139 <200 mg/dL
Glukosa darah sewaktu
GINJAL-HIPERTENSI
13-43 mg/dL
Ureum 26
0,67-1,17 mg/dL
Kreatinin 0,87
ELEKTROLIT
132-146 mmol/L
Natrium (Na) 134
3,4 3,7-5,4 mmol/L
Kalium (K)
1,19 0,98-1, 2 mmol/L
Calcium
(Ca)

16,74 [10^3/uL]
WBC g/Dl
10,8
HGB %
31,4
HCT
409 [10^3/uL]
PLT

F. PENGELOLAAN PASIEN

1. Proses Penerimaan Pasien Baru


Pasien mengatakan mengeluh mual dan muntah sejak ±1 minggu yang lalu sampai
sekarang masuk rumah sakit, keluhan umum pasien tampak lemah kesadaran
composmentis, pasien tampak tidak nafsu makan, BAB dan BAK dalam batas normal.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
Proses penerimaan pasien baru serta keluarga pada saat pertama kali pasien datang (24
jam pertama) dan keadaan pasien sudah tenang. Orientasi pasien baru bertujuan
membina hubungan saling percaya dan informasi awal yang berkaitan dengan proses
keperawatan pasien.

G. Discharge Planning
Proses mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sampai pasien merasa siap
kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat memandirikan pasien
setelah pemulangan.
H. Tingkat Ketergantungan pasien

Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok
:
(4) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-7 jam perawatan langsung per 24 jam
(5) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam
(6) Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam
K. Prinsip Pasien Safety
Jelaskan prinsip patient safety di ruangan menurut IPSG (International Patient safety
Goals) dengan 6 sasaran :
1. Identifikasi pasien

Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi nama lengkap dan


nomor medical record
2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif (Improve Effective Communication)
e. Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon
f. Melakukan hand over saat serah terima pasien
g. Melakukan critical result dalam waktu 30 menit
h. Menggunakan singkatan yang dibakukan
3. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)

Cairan elektrolit dengan konsentrasi tinggi disimpan di ruang Tindakan bukan di


ruang perawatan (termasuk potassium chloride/KCL dan Sodium chloride/NaCl
>0.9%)

4. Safety surgery
a. Meningkatkan benar lokasi , benar prosedur pembedahan
b. Melakukan site marking
c. Menggunakan dan melengkapi surgical cheklist
d. Melakukan time out
5. Pencegahan infeksi (Reduce the risk of health care-Associated

Infections)
a. Melakukan cuci tangan
b. Sebelum kontak dengan pasien
c. Sebelum melakukan tindakan aseptic
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh
e. Setelah kontak dengan pasien
f. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
6. Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh (Reduce the risk of patient
harm resulting from falls)
a. Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh.
b. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi.

L. Penilaian Resiko Jatuh (Dewasa : Morse scale, Anak :Humpty

Dumpty)

Buat rekapan penilaian resiko jatuh dan kesimpulan skor nya

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl: Tgl:


10/6/22
Riwayat jatuh : Jatuh satu kali 25

tidak termasuk atau lebih dalam


0
kecelakaan kerja kurun waktu 6

atau rekreasional bulan

Status mental Agitasi / konvulsi 15 0

Dimensia 15 0

Gaya berjalan Terganggu 20 0

Lemah 10 10

Normal 0 0

Alat bantu jalan Benda sekitar, 30


0
kursi, dinding, dll

Kruk, tongkat, 15
0
tripot, dll
Kondisi medis Diagnosa 15

sekunder

Pasien terpasang 20
20
infus

Skor total 30

Keterangan Skor:

Resiko tinggi (RT) : 51 atau

lebih Resiko sedang (RS) : 25 - 50

Resiko rendah (RR) : 0 – 24

Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor total 30 dengan resiko jatuh sedang

M. Penilaian Resiko Dekubitus

Penilaian Resiko dekubitus Skor Tgl: Tgl: Tgl:


10/06/
2022
Kondisi fisik Sangat baik(1) 1
Buruk(2) 2
Sedang(3) 3 3
Baik(4) 4
Kondisi Stupor(1) 1

mental
Delirium(2) 2
Apatis(3) 3
CM(4) 4 4
Aktifitas Tirah baring(1) 1
Kursi Roda(2) 2
Dipapah(3) 3 3
Mandiri(4) 4
Mobilitas Immobile(1) 1
Sangat terbatas(2) 2
Agak terbatas(3) 3
Baik(4) 4 4
Inkontinenti Selalu(1) 1
a
Sering(2) 2
Kadang(3) 3
Tidak(4) 4 4
Skor total 18
Keterangan Skor:

Tidak beresiko decubitus jika skor ≥


14 Beresiko decubitus jika skor ≤ 14
Interpretasi penialain resiko dekubitus: skor ≥ 14 maka pasien tidak beresiko decubitus

N. Pengkajian Nyeri

Numeric rating scale (NRS): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering digunakan.

Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS kita dapat

menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4 (nyeri ringan), 5-

6 (nyeri sedang), 7-10 (nyeri berat).

FLACC adalah singkatan dari face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity (aktivitas

tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-

masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2. Misalnya, wajah pasien tidak

memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat

cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka

diberi nilai 0 dan jika menangis kencang diberi nilai 2.

Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri.

Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa

yang sulit berkomunikasi.

Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu:


0: rileks dan tidak terganggu oleh rasa

nyeri 1-3: ada sedikit nyeri dan rasa tidak

nyaman 4-6: nyeri sedang

7-10: nyeri yang parah

O. Pengetahuan Keluarga

Keluarga mengetahui dengan penyakit yang diderita oleh pasien dan sudah mengetahui

bagaimana penanganannya setelah dijelaskan oleh dokter dan perawat.

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 12 Juni 2022

13. Tn. Konor


Dx : Geriatri Syndrom Dispepsia Anoreksia Hipokalemia Ringan

Tgl SOAP
12 Juni S :
2022
- Pasien mengatakan masih lemah, pasien mengatakan masih mengeluh
mual dan muntah kadang-kadang, pasien mengatakan masih pusing
dengan skala 4
O:
- Keluhan umum pasien tampak lemah kesadaran composmentis, pasien
tampak tidak nafsu makan, adl dibantu sebagian, pasien tampak sering
menutup matanya.
- BB= 60 kg, TB= 168 cm, IMT = 21,2
- TD:130/90 mmHg, HR: 76 x/m , RR: 18x/m, S:36oC
A : Masalah keperawatan belum tertasi :
 Potensial gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Nausea
 Intoleransi aktivitas
 Gangguan rasa nyaman
 Nyeri akut
P:
 Pantau ttv
 Kaji ulang skala nyeri
 Beri terapi sesuai advis
 Berikan diit NB. T. Kalium Me : Asupan nutrisi pasien
 Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi analgetik

14. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
12 Juni S : perut ascites dan nyeri kadang-kadang
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper

A : gangguan rasa nyaman


P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut, tunggu hasil ct scan

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 13 Juni 2022
15. Tn. Konor
Dx : Geriatri Syndrom Dispepsia Anoreksia Hipokalemia Ringan
Tgl SOAP
13 Juni S :
2022
- Pasien mengatakan masih lemah, pasien mengatakan masih mengeluh
mual dan muntah kadang-kadang, pasien mengatakan masih pusing
dengan skala 4
O:
- Keluhan umum pasien tampak lemah kesadaran composmentis, pasien
tampak tidak nafsu makan, adl dibantu sebagian, pasien tampak sering
menutup matanya.
- BB= 60 kg, TB= 168 cm, IMT = 21,2
- TD:130/90 mmHg, HR: 76 x/m , RR: 18x/m, S:36oC
A : Masalah keperawatan belum tertasi :
 Potensial gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Nausea
 Intoleransi aktivitas
 Gangguan rasa nyaman
 Nyeri akut

P:
 Rencana USG abdomen selasa 14 Juni 2022
 Terapi lanjutan
 Beri terapi sesuai advis
 Berikan diit NB. T. Kalium Me : Asupan nutrisi pasien
 Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi analgetik

16. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
13 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut kadang-kadang, perut membesar
2022
O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, ADL dibantu sebagian

A : gangguan rasa nyaman

P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut, r/ besok pagi pasang drain di perut
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 14 Juni 2022
17. Tn. Konor
Dx : Geriatri Syndrom Dispepsia Anoreksia Hipokalemia Ringan

Tgl SOAP
14 Juni S :
2022
- Pasien mengatakan sudah tidak lemah, pasien mengatakan kadang-kadang
masih mengeluh mual dan muntah berkurang, pasien mengatakan masih
pusing dengan skala 3
O:
- Keluhan umum pasien tampak lemah kesadaran composmentis, pasien
tampak sudah nafsu untuk makan, adl dibantu sebagian.
- BB= 60 kg, TB= 168 cm, IMT = 21,2
- TD:130/80 mmHg, HR: 76 x/m , RR: 18x/m, S:36oC
A : Masalah keperawatan belum tertasi :
 Potensial gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Nausea
 Intoleransi aktivitas
 Gangguan rasa nyaman
 Nyeri akut
P:
 Rencana USG abdomen selasa 14 Juni 2022
 Terapi lanjutan
 Beri terapi sesuai advis
 Berikan diit NB. T. Kalium Me : Asupan nutrisi pasien
 Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi analgetik
 Rencana px pulang /BLPL
18. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
14 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut kadang-kadang
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, ADL dibantu sebagian

A : gangguan rasa nyaman


P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut, h/i op pemasangan drain

Klien II (Baru)
A. IDENTITAS
Tanggal masuk :09 Juni 2022
Tanggal pengkajian :15 Juni 2022

1. IdentitasKlien

Nama : Tn. Y
No.Rekam Medis
:14.67.54
Tempat,Tanggal lahir :17-12-1965
Umur :57 thn
Ruang Rawat Inap :Teratai
JenisKelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Status :Menikah
PendidikanTerakhir :SMA
Pekerjaan :Swasta
Suku :Banjar
Bahasa :Indonesia
Alamat :Jl. Dr Murjani
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan :Kelas II
IdentitasPenanggungJawab
Nama :Ny. E
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku :Banjar
Hubungan dengan Klien : Istri
Bahasa :Indonesia, Banjar
Alamat :Jl. Dr murjani
No.Telpon :08225xxxxxx

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :Baik
b. Kesadaran :Compos mentis
c. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 130/80mmHg
- Nadi : 110x/menit
- Pernapasan :20x/menit
- Suhu :36,5oC
- Tinggi Badan : 158cm
- Berat Badan : 66kg
d. Kepala : Simetris, tidak ada hematom, tidak ada benjolan.
e. Rambut : Rambut berwana hitam dan tampak beruban
f. Mata : Tampak cekung, simetris antara mata kanan dan kiri,
sklera normal, konjungtiva anemis, pupil isokor. Fungsi penglihatan pasien kabur.
Reaksi terhadap cahaya baik.
g. Telinga : Pendengaran baik, terdapat serumen.
h. Hidung : Normal, tidak ada perdarahan maupun sekret dan tidak
ada sinus
i. Mulut : Normal, lidah kotor keadaan gigi tidak lengkap.
j. Leher : Normal. Mengatakan sakit pada bagian tenggorokkan.
Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid
k. Throrax : Simetris. Pernapasan 20x/mnt, frekuensi cepat .Pasien
menggunakan alat bantu pernapasan 3 liter/menit O2. Tidak
ada nyeri dada. Mamae tidak terdapatbenjolan.
l. Abdomen : Normal tidak terdapatasites
m. Ekstermitas Atas : Normal, tidak ada edema ataufraktur
n. Ekstermitas Bawah : Normal, tidak ada edema ataufraktur
o. Kulit : Warna kulit normal tidak ada bercak dan kebiruan.
Akral hangat, turgor kulit baik.
p. Genetalia :Baik

2. Hasil Laboratorium (09 JUNI 2022)

JenisPemeriksaan Hasil Nilai Normal


WBC 26,67 + 10^3/uL 4,50 – 11,00
RBC 2,74 10^6/ uL 4,00 – 6,00
HGB 11,5 g/dL 10,5 – 18,0
HCT 24,0 % 37,0 – 48,0
MCV 87,6fL 86,6 – 102,0
MCH 29,6 pg 25,6 – 30,7
MCHC 33,8 g/dL 28,2 – 31,5
PLT 468 10^3/uL 150 - 400
RDW-SD 46,5fL 38,0 – 50,0
RDW-CV 14,3 % 11,2 – 13,7
PDW 8,2fL 9,5 – 15,2
MPV 8,8fL 9.2 – 12,1
P-LCR 13,6 %
PCT 0,41 %
NEUT 22,10 10^3/uL 1,50 – 7,00
LYMPH 1,76 10^3/uL 1,00 – 3,70
MONO 1,08 10^3/uL 0,00 – 0,70
EO 0,67 10^3/uL 0,00 – 0,40
BASO 0,06 10^3/uL 0,00 – 0,10
IG 0.16 10^3/uL
NEUT % 86,1 % 37,0 – 72,0
LYMPH % 6,9 % 20,0 – 50,0
MONO% 4,2 % 0,0 – 14,0
EO% 2,6 % 0,0 – 6,0
BASO% 0,2 % 0,0 – 1,0
IG% 0,2 %
Natrium (Na) 136 mmol/l 135-148
Kalium (K) 4,5 mmol/l 3,5 – 5,3
Calcium (Ca) 1,16 mmol/l 0,98 – 1,2
Ureum 27 mg/dl 21 – 53
Kreatinin 1,22 mg/dl 0,17 – 1,5
Glukosa sewaktu 30500 <200
SGOT 11 L :<37, P: <31
SGPT 12 L :<42, P: <32
HbsAg Negatif Negatif

PENGELOLAAN PASIEN
2. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari IGD dengan keluhan nyeri nyeri pada punggung kaki
Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan/KaTim/perawat yang diberi
delegasi.
a. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
b. Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ketempat yang
telah ditetapkan.
c. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ketempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/kursiroda) dan berikan posisi yang nyaman.
d. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
e. Perkenalkanpasienbarudenganpasienbaruyangsekamar.
f. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan,
perawatan(termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat),
medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite),dan tata tertib ruangan.
g. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
h. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concentsentralisasi obat.
i. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


a. Orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan kondisi
pasien sudah tenang.
b. Orientasi dilakukan oleh PP (perawat primer). Bila PP tidak ada PA (Perawat
asosiet) dapat memberikan orientasi untuk pasien dan keluarga, selanjutnya
orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin. Hal ini
penting karena PP yang bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi
yang dilakukan.
c. Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga yang
dilakukan dikamar pasien dengan menggunakan formatorientasi. Selanjutnya
pasien diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang
ditempelkan dikamar pasien.
d. Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang
mewakili, terutama tentang daftar nama tim yang sudah diberikan, sekaligus
menginformasikan perkembangan kondisi keperawatan pasien dengan
mengidentifikasi kebutuhan pasien.
e. Pada saat penggantian dinas (dikamar pasien), ingatkan pasien nama perawat
yang bertugas saat itu.

3. Discharge Planning
a. Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi
kebutuhan pasien.
b. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua
pasien.
c. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan
melanjutkan perawatan.
d. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang aman dan
memadai.
e. Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah pulang dari rumah
sakit.
f. Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan pasien sampai pasien
merasa siap kembali ke lingkungannya. tindakan yang bertujuan untuk dapat
memandirikan pasien setelah pemulangan.
g. Informasi tentang discharge planning disusun berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
h. Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam menyusun
discharge planning.
4. Tingkat Ketergantungan pasien
PARTIAL CARE 
2. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan batuan1orang untuk naik-turun tempat
tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan untuk makan/disuap
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat
tidur/kamar mandi)
h. Postoperasi minor 24 jam
i. Melewati fase akut dari postoperasi mayor
j. Fase awal dari penyembuhan K. Observasi tanda- tanda
vital setiap 4jam
k. Gangguan emosional ringan

5. PrinsipPasienSafety
Prinsip patient safety diruangan menurut IPSG (International Patientsafety Goals)
dengan 6 sasaran :
7) IPSG1-Identifikasi Pasien Secara Tepat (Identify Patients Correctly)

Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi sebagai berikut:


a) Nama lengkap dan tanggal lahir, atau
b) Nama lengkap dan nomor medical record, atau
c) Nama lengkap dan alamat
Nama :Tn.B
No.RekamMedis : 40.08.19

8) IPSG2-Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif (Improve Effective


Communication)
d) Melakukan proses feedback saat menerima instruksi pertelepon
e) Melakukan handover saat serah terima pasien
f) Melakukan critical result dalam waktu 30 meni tMenggunakan singkatan
yang dibakukan (menggunakan singkatan bakuan dalam pendokumentasian
seperti HR, TD, RR, danT)
9) IPSG 3-Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat Yang Membutuhkan Perhatian
(Improve The Safety Of High-Alert Medication)
a) Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi diruang perawatan (termasuk
potassium chlonde/KCL dan Sodium chloride/NaCl>0.9%)Hal-hal yang
perlu diperhatikan dari obat-obat high alert ini antara lain:
b) Perlunya penandaan obat highalert berupa stiker "HIGH ALERT DOUBLE
CHECK" untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus tertentu
seperti heparin dan insulin.
c) Penandaan stiker "LASA" untuk obat yang termasuk kelompok LASA, baik
itupada tempat penyimpanannya maupun apabila obat dikemas dalam paket
untuk kebutuhan pasien.
d) Pentingnya memiliki daftar obat high alert pada setiap depo farmasi, ruang
rawat,dan poliklinik.
e) Kewajiban bagi setiap tenaga kesehatan untuk mengetahui cara penanganan
khusus untuk obat high alert.
f) Penyimpanan obat high alert diletakkan pada tempat yang terpisah dengan
akses yang terbatas.
g) Perlunya dilakukan pengecekan obat dengan 2 orang perugas yang berbeda.
Jangan pernah menyimpan obat dengan kategori kewaspadaan tinggi dimeja
dekat pasien tanpa pengawasan.
10) IPSG4-Meningkatkan Benar Lokasi, Benar Pasien, Benar Prosedur Pembedahan
(Ensure Correct-Site, Correct-Procedure, Correct-Patient Surgery)
a) Melakukan site marking
b) Menggunakan dan melengkapi surgical checklist
c) Melakukan timeout
11) IPSG5-Mengurangi Risiko Infeksi (Reduce The Risk Of Health Care-Associated
Infections)
Melakukan cuci tangan 5 moment:
a) Sebelum kontak dengan pasien
b) Sebelum melakukan tindakan aseptic
c) Setelah kontak dengan cairan tubuh
d) Setelah kontak dengan pasien
e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien

12) IPSG6-Mengurangi Risiko Pasien Cedera Karena Jatuh (Reduce The Risk Of
Patient Harm Resulting From Falls)
a. Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh

6. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasiPenilaian Resiko


Jatuh (Dewasa:Morsescale, Anak: Humpty Dumpty)
Rekapan Penilaian ResikoJatuh

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl: Tgl:


6/6/22
Riwayat Jatuh satu kali
jatuh :tidak atau lebih dalam
termasuk kurun waktu 6 25 0
kecelakaan kerja bulan
atau rekreasional
Status mental Agitasi/konvulsi 15 10
Dimensia 15
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10 10
Normal 0
Alat bantu jalan Benda sekitar,
kursi,dinding,dll 30 10

Kruk,tongkat,
tripot,dll 15

Kondisimedis Diagnosa
Sekunder 15

Pasien terpasang
Infus 20 20

Skortotal 50
KeteranganSkor:
Resiko tinggi (RT) :51ataulebih
Resiko sedang (RS) : 25 – 50
Resiko rendah (RR) : 0– 24
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : skor 50 maka pasien dengan resiko jatuh
sedang
7. Penilaian Resiko Dekubitus

Penilaian Resiko dekubitus Skor Tgl: Tgl: Tgl:


6/6/
22
Sangat baik (1) 1

Buruk (2) 2
Kondisifisik 4
Sedang (3)
3
Baik (4) 4

Stupor (1) 1
Kondisi
mental Delirium (2) 2 4
Apatis (3) 3
CM (4) 4
Tirah baring (1) 1
Kursi Roda (2) 2
Aktifitas 3
Dipapah (3) 3
Mandiri (4) 4
Immobile (1) 1
Sangat terbatas (2) 2
Mobilitas 3
Agak terbatas (3) 3
Baik (4) 4
Selalu (1) 1
Sering (2) 2
Inkontinentia 4
Kadang (3) 3
Tidak (4) 4
Skortotal 18
KeteranganSkor:
Tidak beresiko decubitus jika skor ≥
14 Beresiko decubitus jika skor ≤14
Interpretasi penilaian resiko dekubitus : skor 18 maka tidak beresiko decubitus
8. Pengkajian Nyeri
Pengkajian Nyeri Dengan Numeric Scale (Dewasa) Dan Face Scale (Anak–Anak). Cara
mengkaji skala nyeri secara subjektif yang sering digunakan adalah Numeric rating scale
(NRS). Metode ini menggunakan angka 0-10. Tujuan dari skala ini untuk dapat
menentukan tingkat derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyen), 1-4 (nyeri ringan), 5-
6(nyeri sedang),7-10 (nyeri berat). FLACC adalah singkatan dan face (ekspresi wajah),
legs(posisi kaki), activity (aktivitas tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang
atautidaknya pasien). Masing-masing bagian tersebut dinilai dari angka 0-2, Misalnya,
wajah pasien tidak memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara
itu, jikaia terlihat cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak
menangis maka diberi nilai 0 dan jika menangis kencang diberi nilai 2. Pada skala ini,
pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri. Biasanya, FLACC
scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa yang sulit
berkomunikasi. Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu :
2 :rileks dan tidak terganggu oleh rasa nyeri
4-2 :ada sedikit nyeri dan rasa tidak nyaman
4-6 :nyeri sedang
7-2 : nyeri yang parah

9. Pengetahuan Keluarga
Keluarga mengetahui tentang keadaan pasien saatini dan mengetahui bagaimana
penanganan yang akan diberikan setelah dijelaskan oleh dokter dan perawat.
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 15 Juni 2022

19. Tn. Yusniansyah


Dx : Ulkus DM pedis, DM T2, Hiponatremia, Hipokalemia

Tgl SOAP
15 Juni S : Klien mengatakan nyeri dibagian punggung kaki
2022 Terdapat luka pada punggung kaki
O : K/u lemah, kesadaran CM, terpasang infus RL 14 tpm
- Hasil TTV:
TD: 130/80 mmHg
N: 110 x/mnt
S: 36,5 C
RR: 20 x/mnt
Spo2: 99%
GDS Awal 500 mg/dl
GDS pagi 474mg/dl
A : Masalah keperawatan :
- Nyeri akut
- Resiko Infeksi
P:
 Obs keadaan umum dan TTV
 Mengkaji ulang respon nyeri, skala nyeri
 Rencana Op punggung kaki sebelah kanan
 Lanjutkan terapi
- Inj. Ketorolac - Inj. Levemir 0-0-15
- Inj. Ranitidine - Infs. Nacl 0,9%
- Inj. Ceftriaxone
- Inj. Novorapid 3x 10 unit

20. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
15 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper,

A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut
Laporan hand over
Format Hand over tanggal 16 Juni 2022

21. Tn. Yusniansyah


Dx : Ulkus DM pedis, DM T2, Hiponatremia, Hipokalemia

Tgl SOAP
16 Juni S : Klien mengatakan nyeri dibagian punggung kaki
2022 Terdapat luka pada punggung kaki
O : Kes. CM, keluhan umum lemah.
A : Nyeri akut
P:
- GV pagi
- Pasien BLPL setelah konsul

22. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
16 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut, batuk kadang-kadang
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut

Klien III (Baru)

A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 15 Juni 2022
Tanggal pengkajian : 17 Juni 2022

1. Identitas Klien
Nama : Tn. Sekoi
No. Rekam Medis :04.93.85
Tempat, Tanggal lahir : 18 Mei 1975
Umur : 47 th
Ruang Rawat Inap : Teratai HCU3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Status : menikah
Pendidikan Terakhir : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Suku : Dayak
Bahasa : Dayak ngaju dan Indonesia
Alamat : Jl. Basir Jahan No.49 B
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan :2

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. Hermansyah
Pekerjaan : wiraswasta
Suku : Dayak
Hubungan dengan Klien : Ayah
Bahasa : Dayak ngaju dan Indonesia
Alamat : Jl. Basir Jahan No.49 B
No.Telpon : 0852xxxxxxxx
B. PENGELOLAAN PASIEN

1. Proses Penerimaan Pasien Baru

a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ KaTim / perawat yang diberi
delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang telah
ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien
datang dengan branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk
perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata tertib ruangan.
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concent sentralisasi obat.
j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
a. Orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam pertama) dan kondisi
pasien sudah tenang.
b. Orientasi dilakukan oleh PP (perawat primer). Bila PP tidak ada PA (Perawat asosiet)
dapat memberikan orientasi untuk pasien dan keluarga, selanjutnya orientasi harus
dilengkapi kembali oleh PP sesegera mungkin. Hal ini penting karena PP yang
bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi yang dilakukan.
c. Orientasi diberikan pada pasien dan didampingi anggota keluarga yang dilakukan di
kamar pasien dengan menggunakan format orientasi. Selanjutnya pasien diinformasikan
untuk membaca lebih lengkap format orientasi yang ditempelkan di kamar pasien.

d. Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badge kepada pasien dan keluarga
kemudian gantungkan daftar nama tersebut pada laci pasien.Orientasi ini diulang
kembali minimal setiap dua hari oleh PP atau yang mewakili, terutama tentang daftar
nama tim yang sudah diberikan, sekaligus menginformasikan perkembangan kondisi
keperawatan pasien dengan mengidentifikasi kebutuhan pasien.

e. Pada saat penggantian dinas (di kamar pasien), ingatkan pasien nama perawat yang
bertugas saat itu, bila perlu anjurkan pasien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.

3. Discharge Planning
a. Discharge planning merupakan proses multidisiplin dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
b. Prosedur discharge planning dilaksanakan secara konsisten untuk semua pasien.
c. Pengkajian juga dilakukan terhadap keluarga sebagai orang yang akan melanjutkan
perawatan.
d. Meyakinkan bahwa pasien dipindahkan ke lingkungan yang aman dan memadai.
e. Menjamin adanya kontinuitas dalam perawatan setelah pulang dari rumah sakit.
f. Discharge planning dimulai saat kontak pertama dengan pasien.
g. Informasi tentang discharge planning disusun berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga.
h. Keyakinan/kepercayaan pasien harus dipertimbangkan dalam menyusun discharge
planning.

4. Tingkat Ketergantungan pasien


MINIMAL CARE
1. Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik- turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri
d. Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan G.
Status psikologis stabil
g. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
h. Operasi ringan
PARTIAL CARE 
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat
tidur/ kamar mandi)
h. Post operasi minor 24 jam
i. Melewati fase akut dari post operasi mayor
j. Fase awal dari penyembuhan K. Observasi tanda- tanda vital
setiap 4 jam
k. Gangguan emosional ringan

TOTAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawat yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong atau kursi roda
b. Membutuhkan latihan pasif
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus) atau NG tube (sonde)
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Dalam keadaan inkontinensia
h. 24 jam post operasi mayor
i. Pasien tidak sadar
j. Keadaan pasien tidak stabil
k. Observasi TTV setip kurang dari jam
l. Perawatan luka bakar
m. Perawatan kolostomi
n. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o. Menggunakan WSD
p. Irigasi kandung secara terus menerus

B. Prinsip Pasien Safety


Jelaskan prinsip patient safety di ruangan menurut IPSG (International Patient safety
Goals) dengan 6 sasaran :
1. Identifikasi pasien
6 Goals Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (IPSG)
IPSG 1 – Identifikasi Pasien Secara Tepat
(Identify Patients Correctly)
Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi sebagai berikut:
 Nama lengkap dan tanggal lahir, atau
 Nama lengkap dan nomor medical record, atau
 Nama lengkap dan alamat

IPSG 2 – Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif


(Improve Effective Communication)
 Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon
 Melakukan hand over saat serah terima pasien
 Melakukan critical result dalam waktu 30 menit
 Menggunakan singkatan yang dibakukan

IPSG 3 – Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang Membutuhkan


Perhatian
(Improve the safety of High-Alert Medications)
 Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi diruang perawatan (termasuk
potassium chloride/KCL dan Sodium chloride/NaCl >0.9%)

IPSG 4 – Meningkatkan Benar Lokasi, Benar Pasien, Benar Prosedur


Pembedahan
(Ensure Correct-Site, Correct-Procedure, Correct-Patient Surgery)
 Melakukan site marking
 Menggunakan dan melengkapi surgical checklist
 Melakukan time out

IPSG 5 – Mengurangi Risiko Infeksi


(Reduce the risk of health care-Associated Infections)
Melakukan cuci tangan:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptic
 Setelah kontak dengan cairan tubuh
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan pasien

IPSG 6 – Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh


(Reduce the risk of patient harm resulting from falls)
 Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh.
 Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi

2. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Hal- hal yang perlu diperhatikan dari obat-obat high alert ini antara lain:
a. Perlunya penandaan obat high alert berupa stiker “HIGH ALERT DOUBLE
CHECK” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus tertentu seperti
heparin dan insulin.
b. Penandaan stiker “LASA” untuk obat yang termasuk kelompok LASA; baik itu pada
tempat penyimpanannya maupun apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan
pasien.
c. Pentingnya memiliki daftar obat high alert pada setiap depo farmasi, ruang rawat,
dan poliklinik.
d. Kewajiban bagi setiap tenaga kesehatan untuk mengetahui cara penanganan khusus
untuk obat high alert.
e. Penyimpanan obat high alert diletakkan pada tempat yang terpisah dengan akses
yang terbatas.
f. Perlunya dilakukan pengecekan obat dengan 2 orang perugas yang berbeda.
g. Jangan pernah menyimpan obat dengan kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
3. Safety surgery
Meningkatkan benar lokasi, benar prosedure pembedahan
 Melakukan site marking
 Menggunakan dan melengkapi surgical cheklist
 Melakukan time out
4. Pencegahan infeksi
Melakukan cuci tangan :
 Sebelum kontak denan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptic
 Setelah kontak dengan cairan tubuh
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan

C. Penilaian Resiko Jatuh (Dewasa : Morse scale, Anak :Humpty Dumpty)


Buat rekapan penilaian resiko jatuh dan kesimpulan skor nya
Penilaian Resiko Jatuh Skor Tgl: Tgl: Tgl:
15/6/2022 16/6/202
2
Riwayat jatuh : Jatuh satu kali 25 0 0
tidak termasuk atau lebih dalam
kecelakaan kerja kurun waktu 6
atau rekreasional bulan
Status mental Agitasi / konvulsi 15 15 15
Dimensia 15
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10 10 10
Normal 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, 30 30 30
kursi, dinding, dll
Kruk, tongkat, 15
tripot, dll
Kondisi medis Diagnosa 15
sekunder
Pasien terpasang 20 20 20
infus
Skor total 75 75

Keterangan Skor:
Resiko tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko sedang (RS) : 25 - 50
Resiko rendah (RR) : 0– 24
Interpretasi penilaian resiko jatuh pasien : Skor 85 maka pasien dengan resiko jatuh
tinggi.

D. Penilaian Resiko Dekubitus

Penilaian Resiko dekubitus Skor Tgl: Tgl: Tgl:


15/06/2022 16/06/202
2
Kondisi fisik Sangat baik(1) 1
Buruk(2) 2
Sedang(3) 3 3 3
Baik(4) 4
Kondisi Stupor(1) 1
mental

Delirium(2) 2

Apatis(3) 3

CM(4) 4 4 4

Aktifitas Tirah baring(1) 1

Kursi Roda(2) 2

Dipapah(3) 3 3 3

Mandiri(4) 4

Mobilitas Immobile(1) 1

Sangat terbatas(2) 2

Agak terbatas(3) 3 3 3

Baik(4) 4

Inkontinentia Selalu(1) 1
Sering(2) 2

Kadang(3) 3

Tidak(4) 4 4 4

Skor total 17 17

Keterangan Skor:
Tidak beresiko decubitus jika skor ≥ 14
Beresiko decubitus jika skor ≤ 14

Interpretasi penialain resiko dekubitus: skor 19 maka tidak beresiko decubitus.


A. Pengkajian Nyeri
Jelaskan tentang pengkajian nyeri dengan Numeric scale (dewasa) dan face
scale (anak – anak)
Numeric rating scale (NRS): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering
digunakan. Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS kita
dapat menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4 (nyeri ringan),
5-6 (nyeri sedang), 7-10 (nyeri berat).
FLACC adalah singkatan dari face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity (aktivitas
tubuh), crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-masing
bagian tersebut dinilai dari angka 0-2. Misalnya, wajah pasien tidak memperlihatkan
ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0. Sementara itu, jika ia terlihat cemberut maka diberi
nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak menangis maka diberi nilai 0 dan jika menangis
kencang diberi nilai 2.

Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri.
Biasanya, FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa yang
sulit berkomunikasi.
Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu:
0: rileks dan tidak terganggu oleh rasa nyeri

1-3: ada sedikit nyeri dan rasa tidak nyaman


4-6: nyeri sedang

7-10: nyeri yang parah

23. Tn. Sekoi


Dx : obs melena dd anemia ringan, DM Type 2 Hiperglikemi

Tgl SOAP
17 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian
perut dengan skala 2, pasien tampak pucat.

O : - Pasien tampak pucat.


TD:130/80 mmHg HR: 80
x/mmhg
RR: 25x/mmhg
S:38oC

A : Masalah keperawatan
 Gangguan perfusi Jaringan

P:
 Rencana transfusi 2 kolf
 Rencana drip melonin
 Rencana swab PCR
 Kaji ulang skala nyeri
 Atur posisi semifowler
 Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

24. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
17 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 17 Juni 2022
25. Tn. Sekoi
Dx : obs melena dd anemia ringan, DM Type 2 Hiperglikemi

Tgl SOAP
17 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian
perut dengan skala 2, pasien tampak pucat.

O : - Pasien tampak pucat.


TD:130/80 mmHg HR: 80
x/mmhg
RR: 25x/mmhg
S:38oC

A : Masalah keperawatan
 Gangguan perfusi Jaringan

P:
 Rencana transfusi 2 kolf
 Rencana drip melonin
 Rencana swab PCR
 Kaji ulang skala nyeri
 Atur posisi semifowler
 Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

26. Tn. Ikar


Dx: Susp Hepatoma Hep B
Tgl SOAP
17 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 18 Juni 2022

27. Tn. Sekoi


Dx : obs melena dd anemia ringan, DM Type 2 Hiperglikemi

Tgl SOAP
18 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian perut
dengan skala 2, pasien tampak pucat.

O : - Pasien tampak pucat.


TD:130/80 mmHg HR: 80
x/mmhg
RR: 25x/mmhg
S:38oC

A : Masalah keperawatan
 Gangguan perfusi Jaringan

P:
 Rencana drip melonin
 Rencana swab PCR
 Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
 Rencana BLPL
28. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
18 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut

Laporan hand over


Format Hand over tanggal 19 Juni 2022

29. Tn. Sekoi


Dx : obs melena dd anemia ringan, DM Type 2 Hiperglikemi

Tgl SOAP
19 Juni S : Pasien mengatakan sesak napas, tampa pucat,perut, Pasien mengatakan
2022 lemas, mual dan hari ini muntah 1x, pasien mengatakan sesak napas
berkurang, pasien mengatakan sakit kepala nyut-nyutan dengan skala 3
dan demam berkurang, pasien mengatakan nafsu makan berkurang , pasien
mengatakan tidur malam hanya 3 jam, dan merasakan nyeri dibagian perut
dengan skala 2, pasien tampak pucat.

O : - Pasien tampak pucat.


TD:130/80 mmHg HR: 80
x/mmhg
RR: 25x/mmhg
S:38oC

A : Masalah keperawatan
 Gangguan perfusi Jaringan

P:
 Rencana drip melonin
 Rencana swab PCR
 Transfusi darah 5 kolf (1 kolf/24 jam)
 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
 Rencana BLPL
30. Tn. Ikar
Dx: Susp Hepatoma Hep B

Tgl SOAP
19 Juni S : pasien mengatakan nyeri perut
2022 O : K/U lemah, kes. CM, terpasang stopper, Terpasang NGT
A : nyeri
P : observasi k/u dan ttv, terapi lanjut

Anda mungkin juga menyukai