Asbabul Wurud

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

ULUMUL HADITS

“Materi : Asbabul Wurud”

DOSEN PENGAMPUH:
Rustam, S.Ei., M.Si

DISUSUN OLEH :
ARIANTO (11521011)
WAHDINI(11521039)
ABDUL AZIZ(11521043)

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


JURUSAN EKONOMI SYARIAH
IAIN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan
segala nikmat-Nya kepada kita semua sehingga sampai detik ini kita dapat terus
menuntut ilmu dalam rangka melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim.
Sholawat seiring salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi akhir
zaman yaitu Nabiyina wasyafi’inaa wamaulana Muhammad saw. Makalah ini
berisi tentang Asbabul Wurud. Dimana dalam pembahasan kali ini menjelaskan
tentang pengertian asbabul wurud. Tentunya makalah yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu kami menerima saran dan kritik demi
terciptanya makalah yang lebih baik di lain kesempatan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan umumnya bagi rekan-rekan yang ingin terus belajar.

Pontianak, 20 Desember 2017

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I : Pendahuluan........................................................................................ 1
a. Latar Belakang...................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah................................................................................. 2
c. Tujuan dan manfaaat............................................................................. 2

BAB II : Pembahasan....................................................................................... 3
a. Pengertian Asbabu; Wurudil Hadits..................................................... 3
b. Urgensi Ilmu Asbabul Wuurud Dalam Hadits...................................... 4
c. Contoh-contoh Penerapan Asbabul Wurud Dalam Hadits................... 5

BAB III : Kesimpulan dan Saran...................................................................... 7


Daftar Pustaka................................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadis atau sunnah merupakan salah satu sumber ajaran islam yang
menduduki posisi sangat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional.
Secara struktural menduduki posisi kedua setelah al-Qur’an, namun jika dilihat
secara fungsional, ia merupakan bayan (eksplanasi) terhadap ayat-ayat al-Qur’an
yang bersifat ‘am (umum), mujmal (global) atau mutlaq. Secara tersirat, al-
Qur’an-pun mendukung ide tersebut, antara lain firman Allah SWT:
َ‫اس َمانُ ِّز َل ِإلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ ‫َوَأ ْن َز ْلنَا ِإلَ ْي‬
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬
“Dan kami turnkan al-Qur’an kepadamu (Muhammad) agar kamu menjelaskan
kapada umat manusia apa yang telah diturunkan untuk mereka, dan supaya
mereka memikirkan.”. (QS. An-Nahl 44)
Adanya perintah agar Nabi SAW. Menjelaskan kapada umat manusia
mengenai al-Qur’an, baik melalui ucapan, perbuatan atau taqrirnya, dapat
diartikan bahwa Hadis berfungsi sebagai bayan (penjelas) terhadap al-
Qur’an.Oleh karena itu tidaklah terlalu berlebihan jika kemudian Imam al-Auza’i
pernah berkesimpulan bahwa al-Qur’an sesungguhnya lebih membutuhkan
kepada al-Hadis daripada sebaliknya. Sebab secara tafshili (rinci) al-Qur’an masih
perlu dijelaskan dengan Hadis.
Disamping sebagai bayan terhadap al-Qur’an, Hadis secara mandiri
sesungguhnya dapat menetapkan suatu ketetapan yang belum diatur dalam al-
Qur’an. Namun persoalannya adalah bahwa untuk memahami suatu Hadis dengan
“baik”, tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan seperangkat metodologi dalam
memahami Hadis.
Ketika kita mencoba memahami suatu Hadis, tidak cukup hanya melihat
teks Hadisnya saja, khususnya ketika Hadis itu mempunyai asbabul wurud,
melainkan kita harus melihat konteksnya. Dengan lain ungkapan, ketika kita ingin
menggali pesan moral dari suatu Hadis, perlu memperhatikan konteks
historitasnya, kepada siapa Hadis itu disampaikan Nabi, dalam kondisi sosio-

1
kultural yang bagaimana Nabi waktu itu menyampaikannya. Tanpa
memperhatikan konteks historisitasnya (baca: asbabul wurud) seseorang akan
mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami makna suatu Hadis,
bahkan ia dapat terperosok ke dalam pemahaman yang keliru. Itulah mengapa
asbabul wurud menjadi sangat penting dalam diskursus ilmu Hadis, seperti
pentingnya asbabun nuzul dalam kajian tafsir al-Qur’an.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa tidak semua Hadis mempunyai
asbabul wurud. Sebagian Hadis mempunyai asbabul wurud khusus, tegas dan
jelas, namun sebagian yang lain tidak. Untuk katagori pertama, mengetahui
asbabul wurud mutlak diperlukan, agar terhindar dari kesalahpahaman
(misunderstanding) dalam menangkap maksud suatu Hadis. Sedangkan untuk
Hadis-Hadis yang tidak mempunyai asbabul wurud khusus, sebagai alternatifnya,
kita dapat menggunakan pendekatan historis, sosiologis, antropologis atau bahkan
pendekatan psikologis sebagai pisau analisis dalam memahami Hadis. Hal ini
didasarkan pada suatu asumsi bahwa Nabi SAW tidak mungkin berbicara dalam
kondisi yang vakum historis dan hampa kultural.
Dari latar belakang diatas. Penulis akan menjelaskan ilmu asbabul wurudil
hadis. Dengan tujuan agar para pembaca dapat mengerti dan faham tentang ilmu
asbabul wurudhil hadis. Oleh karena itu,penulis akan membahas dalam makalah
yang berjudul “ ILMU ASBABUL WURUDIL HADIS “
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asbabul wurudil hadis?
2. Urgensi ilmu asbabul wurud dalam hadits?
3. Contoh Aplikasi ilmu asbabul wurud?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui asbabul wurud.
2. Mengetahui urgensi asbabul wurud.
3. Mengetahui Apa saja contoh asbabul wurud.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASBABUL WURUDIL HADIS
Secara Etimologis asbab al-wurud merupakan susunan idhafat
yang berasal dari gabungan kata asbab dan al-wurud. Kata asbab
merupakan bentuk jamak dari kata sabab yang berarti tali atau
penghubung, yakni segala sesuatu yang lain, atau penyebab terjadinya
sesuatu. Sedangkan kata wurud merupakan bentuk masdar dari kata
warada-yaridu-wurudan, yang berarti datang atau samapai kepada sesuatu.
Sehingga asbab al-wurud disini dapat diartikan sebagai sebab-sebab
datangnya atau keluarnya hadits nabi.
Sedangkan secara Istilah ada beberapa pengertian asbab al-wurud
yang dapat kita ambil dari beberapa pakar hadits:
1. Menurut Hasby Ash-Shiddieqy asbab al-wurud adalah:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menurunkan
sabdanya dan masa-masanya Nabi menurunkan itu.
2. Menurut Imam Jalaluddin Abdurrahman al-Sayuti pada kitabnya
Al-Luma’ fi Asbab al-Wurud al-Hadits:
Sesuatu yang menjadi jalan untuk menentukan maksud
suatu hadits yang bersifat umum atau khusus, mutlaq atau
muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh
(penghapusan) dalam suatu hadits, atau yang semisal dengan hal
itu.
3. Abdul Mustakim mendefinisikan:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab dari masa Nabi
menuturkan sabdanya. Atau ilmu yang mengkaji ttentang hal-hal
yang terjadi di saat hadits di sampaikan, berupa peristiwa atau
pertanyaan, yang hal itu dapat membantu atau menentukan maksud
suatu hadits yang bersifat umum atau khusus, mutlaq atau
muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh

3
(penghapusan) dalam suatu hadits, atau yang semisal dengan hal
itu.
Dari definisi –definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
ilmu asbab al-wurud adalah ilmu yang menjelaskan sebab-sebab
keluarnya Hadits, baik berupa peristiwa atau keadaan yang terjadi,
waktu maupun karena ada pertanyaan. Sehingga dapat memahami
kejelasan hadits baik dari segi umum dan khusus, mutlaq atau
muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh
(penghapusan) dalam suatu hadits.
B. Urgensi Ilmu Asbabul Wurud dalam hadits
Asbabul wurud mempunyai peranan yang sangat penting dalam
rangka memahami suatu hadis. Oleh karenanya, memperhatikan konteks
historisitas munculnya hadis sangat penting, karena paling tidak akan
menghindarkan kesalahpahaman dalam menangkap maksud suatu hadis.
Adapun urgensiya asbabul wurud al-hadis ialah :
1. Untuk membantu kita memahami hadis dengan tepat. Seseorang
tidak akan bisa mengetahui penafsiran sebuah hadis dengan benar,
jika dia tidak mengetahui dengan tepat dalam konteks apa hadis itu
hadir.
2. Untuk mengetahui mana hadis yang bersifat pengkhususan
(takhsis) bagi hadis lain yang bersifat umum (‘am).
3. Untuk mengetahui mana hadis yang bersifat merinci (tafsil) bagi
hadis lain yang bersifat global (mujmal) .
4. Mengetahui ada tidaknya kasus nasakh dalam sebuah hadis
sehingga dapat diketahui mana hadis yang nasakh (pembtal) dan
mana yang mansukh (yang dibatalkan).
5. Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu keputusan
atau hukum tertentu.
6. Menjelaskan hadis yang masih problematik (sulit dipahami).

4
C. Contoh-Contoh Penerapan Asabul Wurud
1. Contoh: tentang Syafa’at
‫ني بيْنَ أن يُ ْد ِخ َل نصف ّأمتي الجنة و بين الشفاعة‬ َ ‫ت من عند رب ّي‬
ِ ‫فخيَّ َر‬ ٍ ‫)أتاني أ‬
Artinya: telah datang kepadaku Malaikat dari Tuhanku azza wazalla yang
menyuruh aku memilih diantara separuh umatku masuk surga atau
syafa’at.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Musa Al-‘As’ari
menurut penilaian Al-Haitsami, orang orang yang meriwayatkan hadits ini
adalah tsiqat (dapat dipercaya)
2. Sababul wurud
Dijelaskan dalam musnad imam ahmad bersumber dari abu Musa
Al-‘As’ari : kami telah bertempur melawan musuh bersama Nabi SAW
kemudian kami bersama beliau turun untuk istirahat. Pada suatu malam
aku terbangun, namun beliau tidak ada . aku mencari tetapi yang muncul
adalah seorang sahabat yang juga mencari beliau . untunglah tiba-tiba Nabi
datang menuju kami seraya bersabda; Engkau berada di daerah perang,
maka jika engkau akan pergi karena karena suatu keperluan, katakanlah
kepada yang lainnya sehingga ia menemanimu. Kemudian Rasulullah
bercerita : aku telah mendengar suara seperti gemuruhnya suara lebah dan
datanglah seorang malaikat yang menyuruh aku dst.
3. Keterangan
Yang datang kepada nabi adalah malaikat pembawa kabar gembira
yang menerangkan bahwa nabi boleh memilih diantara dua yang beliau
sukai yakni separuh umatnya masuk surga atau hak syafaat. Beliau
memilih syafaat sehingga seluruh umat beliau akan masuk surga asalkan
tidak berbuat syirik.
4. Tentang Konsentrasi
‫إذا كتبت فَض ْع قلمك على ا ُذنِ َك فإنّه َأ ْذكر لك‬
Artinya jika engkau menulis letakkan penamu diatas kupinglu sebab
dengan demikian engkau lebih ingat.
Diriwayatkan oleh al khatib dalam tarikhnya dari anas bin malik

5
Sababul wurudnya adalah kata anas, muawiyah salah satu seorang penulis
wahyu jika ia lengah atau lupa mencatat wahyu yang diterimanya dari nabi
ia meletakkan penanya kedalam mulutnya. Maka bersabdalah rasulullah:
jika engkau menulis, letakkan penamu di telingamu
5. Keterangan
Hadits ini mengisyaratkan perlunya persiapan dan pemusatan pikiran
di saat menulis dan mempelajari ilmu.
6. Tentang Menziarahi kubur
‫إني نهيتكم عن زيارة القبور فزورها َو ْلت ِزدكم زيارتُها أجرا‬
“Sesungguhnya aku pernah melarang kamu menziarahi kubur maka
sekarang ziarahilah dan tambahilah pahala kamu dengan menziarahinya”.
Diriwayatkan oleh Thahawi dalam al-atsar dari buraidah r.a dan
dari sa’id berbunyi: arabny (aku larang kamu menziarahi kubur maka
sekarang ziarahilah karena sesunggunya dalam menziarahi kubur itu
terdapat pelajaran
7. Sababul wurud
Kata Burairah: kami bersaama rosul dalam suatu perjalanan. Kami
singgah, sedangkan jumlah kami semuanya hampir 1.000 orang. Beliau
mengerjakan shalat dua rakaat bersama kami. Kemudian beliau
menghadapkan mukanya kepada kami. Air maya beliau mengalir
membasahi pipi. Umar pun berdiri dan bersedia menggantikannya (segala
apayang dihadapi nabi dengan dirinya. Umar bertanya: apa yang engkau
rasakan wahai rasul: beliau menerangkan : sesungguhnya ku mohon izin
kepada allah untuk mendo’akan keampunan kepada ibuku (istighfar) ,
tetapi Tuhan tidak mengizinkanku. Maka mengalirlah air mataku sebagai
tanda kasih sayang kepadanya (yang melepaskannya) dari api neraka.
Sesungguhnya aku pernah melarang kamu….dst.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah kami jelaskan di depan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan :
ilmu asbab al-wurud adalah ilmu yang menjelaskan sebab-sebab
keluarnya Hadits, baik berupa peristiwa atau keadaan yang terjadi,
waktu maupun karena ada pertanyaan. Sehingga dapat memahami
kejelasan hadits baik dari segi umum dan khusus, mutlaq atau
muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh (penghapusan)
dalam suatu hadits
Sebagai salah satu disiplin ilmu dalam studi hadis, asbabul
wurud mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam rangka
memahami maksud suatu hadis secara lebih baik. Pemahaman yang
mengabaikan asbabul wurud, cenderung dapat terjebak kepada arti
tekstual saja dan bahkan dapat membawa pemahaman yang keliru.
Fungsi asbabul wurudil hadis ;
1. Menentukan adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
2. Membatasi pengertian hadits yang masih mutlaq.
3. Men-tafshil (merinci) hadits yang masih bersifat globab
(umum).
4. Menentukan ada atau tidaknya nasikh-mansukh dalam suatu
hadits.
5. Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum
6. Menjelaskan maksud suatu hadist yang masih musykil. (sulit
dipahami atau janggal).
A. Saran
Dari tinjauan pembahasan tersebut di atas, masih terlihat cukup
banyak kekurangan, misalnya saja terkait metode pendekatan hadist tahlili,
ijmali, muqaramin untuk orang awam yang ingin tahu hadis akan kesulitan

7
untuk memahaminya. Begitu juga hal yang disampaikan oleh Yusuf Al
Qardhawi pada sebagaian point mudah dipahami, tapi sebagaian lain tentu
memerlukan kajian yang mendalam untuk memahami hadis. Dari berbagai
metode memahami hadis tersebut di atas, terlihat jelas masih ada kesulitan
untuk orang-orang yang tidak konsentrasi dalam mempelajari hadis akan
kesulitan memahami hadis secara utuh.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://berandapendidikan1.blogspot.co.id/2015/12/makalah-asbabul-wurud-
hadist.html
Zainuddin MZ dkk, Studi Hadits, (Surabaya: IAIN SA Press.2011)
Zein,Muhammad ma’shum:2007:109
Mudasir &Maman Abdul Djaliel.1999.”Imu Hadits”.Badung:CV.Pustaka setia
Munzier Suparta&Utang Ranuwijaya.1996.”Ilmu Hadits”.Jakarta:PT. Raja
Gafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai