Makalah Hadis Akidah Dan Akhlak KLP5
Makalah Hadis Akidah Dan Akhlak KLP5
Makalah Hadis Akidah Dan Akhlak KLP5
Dibuat Sebagai Bahan Presentasi dan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat keilmuan yang telah diberikan kepada manusia
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Hadits Akidah Dan akhlak yang
berjudul “Hadits Tentang Iman Sebagai Benteng Kemaksiatan”. Tak lupa kami
kirimkan shalwat serta salam kepada baginda Rasulullah SAW. nabi yang menjadi
penutan, serta sebagai uswatun khasanah bagi kita semua.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Akidah
Dan Akhlak. Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk menambah wawasan bagi
pembaca khususnya penulis. Makalah ini juga hadir sebagai solusi bagi jiwa-jiwa
yang haus akan ilmu. Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Ustadz Dr.
Tasmin Tangngareng.,M.Ag sebagai dosen pada mata kuliah ini, yang telah
memberikan tugas dalam bentuk makalah, agar menuntun kami menjadi
mahasiswa yang mandiri, kreatif lagi produktif.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan............................................................................................... 16
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang Hadits mungkin sudah tidak asing lagi bagi umat
Islam karena Hadits merupakan salah satu pedoman hidup umat islam itu
sendiri. Hadits juga merupakan warisan terbesar dari Nabi Muhammad
saw. yang dimiliki oleh umat Islam sesudah Al-Qur‟an. Dengan mengacu
pada keduanya diyakini bahwa umat Islam dijamin keselamatan dan
kebahagiannya di dunia dan di akhirat kelak. Dalam keyakinan umat
Islam, hampir seluruh aspek kehidupan manusia dapat diketahui
petunjuknya di dalam Al-Qur‟an dan Hadits, baik itu tersirat maupun yang
tersurat.
Salah satu aspek kehidupan yang juga banyak dibahas pada hadits
Nabi saw. yaitu tentang keimanan dan kemaksiatan. Dalam hadis-hadis
Nabi, sangat banyak disebutkan tentang masalah-masalah keimanan, akan
tetapi sebagian besar kaum muslim tidak memahami bagaimana keimanan
itu, apabila dalam diri seseorang tertanam iman yang kuat maka orang
tersebut akan terjauh dari perbuatan maksiat. Adapun keimanan seorang
yang melakukan perbuatan maksiat, hal tersebut masuk ke dalam
fenomena lemahnya iman.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pada makalah kami yaitu untuk
mengetahui:
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini secara teoritis
dan praktis adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
5
M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an: memfungsikan wahyu dalam kehidupan,
Jilid II, (Tangerang: Lentera Hati, 2010),h.18
6
kepercayaan yang memenuhi seluruh isi hati nurani, dari situ timbul
bekas-bekas atau kesan-kesannya, seperti cahaya yang disorotkan oleh
matahari.
Dalam hadits -hadits nabi sangat banyat disebutkan tentang
masalah keimanan. Tetapi sebagian besar kaum muslim tidak
memahami bahkan salah memahami bagaimana keimanan itu.
Sehingga banyak kaum muslim yang mengaku beriman tetapi mereka
tidak sama sekali mengaplikasikan substansi keimanan tersebut.
Keimanan seseorang itu dapat dilihat dari penerapan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari („amaliyat yaumiyyat). Rutinitas dan
kontinuitas amal seseorang, meskipun amalan nya kecil. Amal bukan
saja dalam bentuk hubungan vertikal kepada Allah, akan tetapi dalam
bentuk hubungan horizontal, sesama manusia pun, asalkan diniatkan
karena Allah SWT. Juga dianggap sebagai amal shaleh. Karena itu
iman bisa saja berkurang (yanqus) dan bisa bertambah (yazid).
2. Maksiat
1. Teks Hadits
،ضْي ُل بْ ُن َغ ْزَوا َن َِّ حدَّثَنَا عب ُد، ح َّدثَِِن عمرو بن علِ ٍّي- 6782
َ ُ َحدَّثَنَا ف،اَّلل بْ ُن َد ُاوَد َْ َ ّ َ ُ ْ ُ ْ َ َ
: قَ َال،صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِ
ِّ ِ َعن الن،اَّللُ َعْن ُه َما
َ َّب ٍّ َّ َع ِن ابْ ِن َعب،َع ْن ِع ْك ِرَم َة
َّ اس َر ِض َي
b) السا ِر ُق
َّ
Akar kata tersebut ialah َ َس َرق, َّار ُق
ِ ( السmencuri) artinya adalah
mengambil sesuatu yang bukan miliknya dengan cara sembunyi-
sembunyi. Dan dalam istilah syar‟i adalah mengambil sesuatu
ditempat yang khusus dengan jumlah yang khusus.8
c) َخَُْر
Disebut arak, karena ia dapat menyebabkan tertutupnya akal.
Menurut sebagian masyarakat kata َخ ْم ُرmerupakan nama untuk
setiap hal yang dapat memabukkan. Sedangkan menurut sebagian
yang lain ia merupakan nama untuk perasan anggur atau kurma,
sesuai dengan hadis Nabi SAW “ Khamar itu terbuat dari dua
macam pohon ini; kurma dan anggur‟.
Dan diantara masyarakat juga ada yang menjadikannya sebagai
sebuah nama untuk sesuatu yang tidak dimasak. Kemudian
kuantitas masakan yang dapat menggugurkan nama َخ ْم ُرini
berbeda-beda.9
6
Muhammad bin ismail Abu Abdullah Al-bukhari Al-ju‟fi, Al-jami‟ musnad shahih al-
mukhtashar min umuri Rasulullah saw wa sunanuhu wa ayamuhu, Juz 8(Cet.I; t.t:Dar Tuq al-
Najah, 1443 H), h.951
7
Al-Raghib al-Asfahani, al-Mufradat fil Gharib al-Qur’an, Juz II, (Beirut: Dar al-fikri, tth)
h.151
8
Al-Raghib al-Asfahani, al-Mufradat fil Gharib al-Qur’an, Juz II, (Beirut: Dar al-fikri, tth)
h.226
9
Al-Raghib al-Asfahani, al-Mufradat fil Gharib al-Qur’an, Juz II, (Beirut: Dar al-fikri, tth)
h.695
9
12
Ahmad bin „Ali bin Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari bi Syarah Shahih al-Bukhari, Juz
10, h. 59.
13
Al-„Asqalani, Fath al-Bari, Juz 21, h. 59.
14
Mahyu ad-Diin Abu Zakariya Yahya bin Muri An-Nawawi, al-Minhaj bi Syarh Muslim
bin al-Hajjaj, Juz 1 (Cet. II; Beirut : Dar Ihya at-Turas 1392 H), h. 146.
15
Abdul Hamid Ritonga, 16 Tema Pokok Hadits Seputar Islam dan Tata Pergaulan, cet.
2 (Bandung : Citapustaka Media, 2015), h.33.
16
Muhammad Syams al-Haq al-„Azim Abadi, „Aun al-Ma‟bud Syarh Sunan Abu Dawud,
cet. 2 (Beirut :Dar al-Kutub al- Ilmiyah, 1415 H), Juz 12, h. 290-291, Muhammad bin „Abd ar-
rahman bin „Abd ar-rahim almubarakfuri, Tuhfah al-ahwazi bi Syarh Jami at-Tirmizi, Juz 7,
(Beirut : Dar al-kurtub al- „Ilmiyyah, tt.), h. 313
17
An-Nawawi, al-Minhaj, Juz 2, h. 41.
11
18
Q.S an-Nisa‟ : 48 dan 16
19
An-Nawawi, al-minhaj, Juz 2, h.41.
20
Al- „Asqalani, Fath al-Bari, Juz 12, h.61
21
Ritonga, 16 Tema Pokok, h. 36
22
Abu Muhammad „Abdullah bin Muslim bin Qutaibah. Ta‟wil Mukhtalif al-Hadits
(Beirut : Dar al-Jayyid 1411 H/1991 M), h. 170-171.
12
23
„Abdullah bin „Abd al-Barr, at-Tahmid Lima fi al-Muwatta‟ min al-Ma‟ani wa al-
Asanid (Magrib: Wizarah „Umum al-Auqaf wa asy-Syu‟un al-Islamiyah, 1387 H), Juz 4, h. 237.
24
Ibn „Abd al-Barr, at-Tahmid, Juz 9, h. 234.
25
Baso Midong, “Buku Daras Hadits” ,(Makassar: Alauddin Pres,2010), h.35
13
Salah satu bukti nyata yang dapat kami ambil sebagai contoh yaitu
: Dikisahkan “Bahwasannya ada seorang imam mesjid dipanggil oleh
seorang keluarga penjudi dan pemabuk untuk membantu dalam
mengurus mayat suaminya yang telah meninggal dunia. Pada saat itu
tak ada seorang pun yang pergi membantunya kecuali imam mesjid
tersebut. Setelah dikafaninya, ibu itu mengeluarkan air minum dan
beberapa macam kue yang hendak diberikannya pada imam tersebut,
akan tetapi di dalam rumah tersebut yang ada cuma minuman yang
beralkohol dan ibu itu juga tidak mau kalau imam tersebut tidak
mencicipinya, tapi sebenarnya imam itu tidak mau karena beralkohol.
Semakin ibu itu membujuk dan pada akhirnya imam tersebut
tergoyahkan imannya dan langsung mencoba setengah gelas, setelah
mencoba setengah gelas akhirnya bertambah juga menjadi 1 gelas. 1
gelas tersebutlah yang membuat pikirannya menjadi tak terkontrol dan
imam tersebut jadi mabuk. Ketika seseorang mabuk, banyak
kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Singkat cerita,
Pada saat melihat ke perempuan itu imam itu tergoda dan akhirnya
memerkosa ibu tersebut. Setelah memperkosa ibu itu, teriakan sang
anak dari dalam kamar didengarnya dan imam tersebut masuk dan
membunuh anak tersebut. Na‟udsubillahi min dsalik. Beberapa dosa
telah terjadi ; meminum alkohol menjadi mabuk sehingga memerkosa
perempuan lantas membunuh jiwa seorang anak kesemuanya dilarang
oleh Allah Swt
1. Orang yang berzina masuk dalam ancaman ini, baik dia belum
menikah maupun sudah menikah, dan baik yang dizinai itu bukan
mahram maupun mahram. Tidak diragukan lagi, bahwa berzina
dengan mahram lebih keji, apalagi dilakukan oleh orang yang
sudah menikah. Namun ini tidak termasuk semua yang disebut
zina, yaitu menyentuh yang haram, mencium dan memandang,
karena walaupun secara syar‟i itu disebut zina, akan tetapi
perbuatan ini tidak termasuk kategori tersebut, karena perbuatan-
perbuatan ini termasuk dosa-dosa kecil sebagaimana yang telah
dipaparkan dalam penafsiran al-laman (perbuatan-perbuatan dosa
kecil).
2. Orang yang mencuri, baik sedikit maupun banyak, dan juga orang
yang merampas harta orang lain, masuk dalam ancaman ini.
Menganai hal ini, perlu ditinjau lebih lanjut, karena sebagaian
ulama, yang juga merupkan pendapat sebagaian ulama Syafi‟i,
menyatakan bahwa ghasb (mengambil sesuatu tanpa
sepengatahuan yang mempunyai barang atau harta) termasuk
perbuatan dosa besar dengan syarat bahwa barang itu mencapai
nishab, demikian juga dalam kasus pencurian. Walaupun sebagaian
mereka memutlakkan (tidak mensyaratkan hal tertentu), namun ini
dimaknai dengan keterangan yang masyhur, bahwa pemberlakuan
hukuman potong tangan berpatokan pada nishab, walaupun
pencurian yang tidak mencapai nishab juga haram
3. Mengambil hak orang lain tanpa haq merupakan masalah yang
sangat besar, karena Nabi Muhammad Saw telah bersumpah
mengenai itu, dan tentunya beliau tidak akan bersumpah kecuali
untuk menekankan apa yang disumpahkannya itu.
4. Orang yang minum khamar termasuk dalam cakupan ancarnan
tersebut, baik yang diminum itu banyak maupun sedikit. Karena
meminum sedikit khamer juga termasuk perbuatan dosa besar,
walaupun dampak minum yang dapat menghilangkan akal lebih
keji daripada yang tidak menghilangkan akal.26
26
Al-„Asqalani, Fath al-Bari bi Syarah Shahih al-Bukhari, Juz XII, (Beirut : Dar al-
ma‟rifah, 1379 H), h.19
15
27
Al-„Asqalani, Fath al-Bari bi Syarah Shahih al-Bukhari, Juz XII, (Beirut : Dar al-
ma‟rifah, 1379 H), h..17
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imam ialah percaya kepada Allah swt, para malaikat-Nya, pertemuan
dengan Allah, para Rasul-Nya, percaya kepada hari berbangkit dalam kubur.
Dan percaya kepada qadha dan qadhar Allah, mempercayai terjadinya hari
kiamat, yang tidak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah swt. merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk jiwa untuk
mengabdi kepada Allah sehingga mendapat keridhaan-Nya.
al-Barr, Abdullah bin „Abd. at-Tahmid Lima fi al-Muwatta‟ min al-Ma‟ani wa al-
Asanid (Magrib: Wizarah „Umum al-Auqaf wa asy-Syu‟un al-Islamiyah,
1387 H
al-Asfahani, Al-Raghib. al-Mufradat fil Gharib al-Qur‟an, Juz II, Beirut: Dar al-
fikri, tth
Al-„Asqalani, Fath al-Bari bi Syarah Shahih al-Bukhari, Juz XII, Beirut : Dar al-
ma‟rifah, 1379 H
al-„Asqalani, Ahmad bin „Ali bin Hajar. Fath al-Bari bi Syarah Shahih al-
Bukhari, Juz 10
An-Nawawi, Mahyu ad-Diin Abu Zakariya Yahya bin Muri., al-Minhaj bi Syarh
Muslim bin al-Hajjaj, Juz 1 Cet. II; Beirut : Dar Ihya at-Turas 1392 H
Qutaibah, Abu Muhammad „Abdullah bin Muslim bin. Ta‟wil Mukhtalif al-Hadits
Beirut : Dar al-Jayyid 1411 H/1991 M
19
20