Bab I IV Atau V Daftar Pustaka

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 129

DAMPAK WIRAUSAHA KAIN TENUN GOYOR TERHADAP

KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT


(Studi Kasus pada Pengrajin Tenun Goyor di Dusun Kenteng
Desa Pojok, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi
Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Oleh:

Sarah Hanumning Shellarianti


NIM: 16250089

Pembimbing:
Siti Solechah, S. Sos, I., M.Si
NIP: 19830519 200912 2 002

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
l_?+J'lri
KEMENTRIANAGAMA
{.J7,V+? UMIT,RSITAS ISLAM NEGERI STJNAN KALIJAGA
ILY\1/)l FAKULTAS DAKWAII DAN KOMUNIKASI
Jl, Marsda Adisucipto Telp. (0274) 515856
Qio yogyakarta 55281

S URAT PERSEJUTUAN SKRIPSI

Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta

Ass alamualaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta


mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi Saudara:

Nama : Sarah Hanumning Shellarianti


NIM : 16250089
Jurusan : Ilmu Kesej ahteraan Sosial
Judul proposal : Dampak Wirausaha Kain Tenm Goyor Terhadap
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Studi kasus pada
pengrajin tenlm goyff Dusun Kenteng Desa pojok,
Tawangsari, Sukoha{o, Jawa Tengah)

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi program
Studi llmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga yogyakarta sebagai salah
satu syamt untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam bidang llmu
Kesejahteraan Sosial.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi tersebut di atas dapat segera
dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, Februari 2020

Siti Solechah. S.Sos.I.. M.Si


6199903 2 008 NIP: 198305 19 200912 2 002

11
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Sarah Hanumning Shellarianti

NIM 16250089

Program studi Ilmu Kesej ahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Menyatakan dengan sesrmgguhnya, bahwa skripsi saya ya[g berjudul Dampak


Wirausaha Kain Tenun Goyor Terhadap Kesejahteraan Sosial Masymakat (Studi
kasus pada pengra,jin tenun goyor Dusrm Kenteng, Desa pojok, Tawangsari,
Sukohado, Jawa Tengah), adalah hasil karya saya pribadi yang tidak mengandurg
plagiarism dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain,
kecuali bagian-bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai 6sr,an dengan tatia
cara yang dibenarkan sesuai ilmiah.

Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penyu$m bersedia


mempertanggungjawabkannya sesuai hukum yang berlaku.

Yogyakarta, Februari 2020

Sarhh Hanumnrng Shellarianti


NIM: 16250089

lll
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB

Yang bertanda tangan di bawah ini, berdasarkan QS. An-Nur Ayat 31 dan QS. AI-
Ahzab Ayat 54, maka saya:

Nama Sarah Hanumning Shellarianti

NIM 16250089

Program studi Ilmu Kesej ahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Menyatakan dan mengajukan permohonan mtuk tidak melepaskan jilbab poada


foto Ijazah Sa{ana. Apabila dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan, maka saya bersedia menanggung semua akibatnya.

Surat pernyataan ini saya buat sebenar-benamya. Atas perhatian dan


kebijaksanaan BapaMbu saya ucapkan terimakasih.

Yogyakartq Februari 2020

Yallgmq$y,atakan,
ltr@
11AHF45Sv

wrsffifii&..xF
Sdf dh Hanumning Shellarianti
NIM:16250089

lv
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALUAGA

rlo FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


Jl. Marsda Adisucipo Telp. (0274) 515E56 kx. (0274t 552230 Yogyakana 552E1

PENGESAHAN TUGAS AKHIR


Nomor : B-41,1/Un.0ZDD/PP.0O.9/05/2020

Tugls Alhir dergan judul : DAMPAK WIRAUSAHA KAIN TENIJN COYOR TERHADAP KESE,AIITERAAN
MASYARAKAT (STIJDI KASUS PADA PENCRAJIN TENUN COYOR DI DUSUN
KENTENC DESA POJOK TAWANGSARI SUKOHARO JAWA TENGAH)

y,rng dipersiapkan dan disusun oleh

NIUDA : SARAH TIANUMNING SIIELLARIAN


Nomor lndul Mahisiswa : 1625fi)89
Tclah diujikan pada : Jumat. 15 Mci X)20
Nilai ujian Tugas Akhir : A-

dinyatalian tclah diterima olch Fakultas Datwah dan Kornunikasi tllN Sunan Kalijaga Yogyakana

TIM UJIAN TUGAS AKHIR


Ketua Sid.mg/hnguji I

Siti Solcchah S.Sos.l.. M.Si


-105 r 9 2009 r2 2

Peng II

Dr. H. W . M.Ag. Asep Jahidin. S.Ag., M.Si


NIP. t970l0l0 lq)903 I m2 NIP. t9750810 200604 I 002

Yogyakana. t5 lvtci 2020


UIN Sunan Kalijaga
dan Konrunikirsi

t
M.Si.
0 r 98703 2 ml

1/t $nd2020
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada almamater tercinta UIN Sunan Kalijaga

Kepada kedua orang tuaku tercinta terimakasih atas doa dan kasih sayang yang
tulus kepada ananda.

Kepada adik-adik tersayang, teladani yang baik dariku dan jadilah pribadi yang
sukses

vi
MOTTO

Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu mudah di jelajahi, maka jelajahilah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.

(QS. Al-Mulk 14)

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW, semoga kita senantiasa beradaa dijalan untuk

menuju syafaat beliau di hari akhir kelak.

Segala daya dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini, namun semua itu tidak lepas dari segala keterbatasan

peneliti. Skripsi ini berjudul Dampak Wirausaha Tenun Goyor Terhadap

Kesejahteraan Sosial Masyarakat, disusun untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar sarjana strata I. pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan

terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang senantiasa telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah

memberikan kesempatan melaksanakan pendidikan di Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, yang telah memberikan bimbingan kepada penulis

dalam proses akademik di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah

viii
memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

proposal skripsi.

4. Dosen pembimbing akademik, Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M. Ag, yang

telah memberikan nasihat, saran, bimbingan dan motivasi untuk

menyelesaikan pendidikan.

5. Ibu Siti Solechah, S.Sos,I,. M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah memberikan masukan, arahan, bimbingan dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi.

6. Pemilik Tenun Goyor, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan

penelitian.

7. Ibu-ibu pekerja Tenun Goyor, yang telah bersedia menjadi responden

penelitian.

8. Ayah, Mama dan Eyang uti Sumiyati tercinta, terima kasih atas dukungan,

motivasi, doa dan kasih sayang yang senantiasa diberikan untuk penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Kakak dan adik-adiku tercinta, Mas Niko, Dek Yolla, Dek Aya terimakasih

atas semangat dan motivasi yang telah diberikan untuk penulis, semoga yang

baik dapat menjadi teladan bagi kalian.

10. Abah Nazri, Ibuk Rofidhah, Akak Nazmi, Dik Najwa, Cikgu Masita, di Kuala

Lumpur, Malaysia tersayang, selaku Induk Semang keluarga saya saat

pertukaran pelajar dari SMA hingga saat ini yang selalu mendoakan dan

mensuport diri ini agar cemerlang cita-cita dan cinta nya di dunia wal akhirat.

Aamiin

ix
11. Teman-teman dekat dari awal maba Almh.Munjiyatun, Laras, Agustina,

Ratna,Wahyu, Maryati, Fiqi, Kamila, Novi terimakasih telah menemani suka

duka diri ini dari awal menjelajahi di dunia perkuliahan di Jogjakarta.

12. Teman-teman produksi dan pemasaran usaha kecil-kecilan saya Gempes

Snack di Magelang, Mang Etak, Mang Madun, Mami Nita, Mbak Yani,

terimakasih atas semangatnya dari kalian,semoga harapan yang baik dari

kalian di kabulkan.

13. Teman-teman KKN Angkatan 99 Tematik Tembaga, Putra, Elly, Dandi,

Andika, Ify, Gaida, Mumun, Dewo, King, Ayutika, Watsiq, Baity, Dinda,

Rifki serta teman teman KKN se tematik Tembaga lainnya dan Bapak

Poniran, Ibu Suryanti selaku Induk Semang kami di Dusun Blimbing, Desa

Planjan, Saptosari, Gunung Kidul, Yogyakarta terima kasih telah memberi

dukungan kepada saya selama kurang lebih 45 hari menemani diri ini setiap

dari pagi sampai pagi lagi hingga saya mendapatkan izin untuk bolak balik

tiap beberapa minggu sekali naik turun Gunung Kidul untuk mengerjakan

Skripsi ini.

14. Keluarga PPS Panti Asuhan Muhammadiyah Achmad Sudjari, Girimulyo,

Kulon Progo, Bapak Suyadi, Ibu Nur selaku para pengasuh lembaga, mbak

Sufi selaku Supervisor, dan Abdul, Syuha, Ratna, Faiza, Pras yang hampir tiap

hari nya selama kurang lebih 3 bulan kita naik turun gunung bersama-bersama

terus, dengan belokan dan turunan tajam dari berangkat pagi bahkan pulang

sampai larut malam bersama-sama depan belakang motoran, sampai bisa

silaturahim bersama satu mobil ke keluarga Syuha di Ngawi, terima kasih

x
ABSTRAK

Sarah Hanumning Shellarianti, Dampak Wirausaha Kain Tenun Goyor


Terhadap Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Studi kasus pada pengrajin tenun
goyor Dusun Kenteng, Desa Pojok, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah).
Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2020.

Permasalahan sosial di masyarakat mendapatkan penganganan yang serius. Selain


pemerintah, wirausaha dapat mendukung dan memfasilitasi penyelesaian masalah
tersebut dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan dan sekaligus
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak wirausaha kain tenun goyor terhadap kesejahteraan sosial
masyarakat di Dusun Kenteng Desa Pojok Tawangsari Sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan teori wirausaha sosial dengan menggunakan metode


penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini sebanyak 10 orang yaitu 5
orang pengrajin tenun dan 5 orang pemilik usaha tenun goyor. Pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan metode triangulasi data.

Hasil penelitian menujukkan bahwa wirausaha tenun goyor telah memberikan


dampak nyata bagi kesejahteraan sosial masyarakat Dusun Kenteng Desa Pojok
Tawangsari Sukoharjo. Dampak wirausaha tenun goyor terhadap masyarakat yaitu
menciptakan lapangan kerja, menurunkan pengangguran, meningkatkan
pendapatan dan meningkatkan produktivitas. Dampak pada tingkat kesejahteraan
sosial masyarakat meliputi pendapatan keluarga, komposisi pengeluaran rumah
tangga, tingkat pendidikan keluarga, tingkat kesehatan keluarga, kondisi rumah
serta fasilitas yang semakin meningkat.

Kata kunci: dampak wirausaha, kesejahteraan sosial, pengrajin tenun,


Dusun Kenteng

xii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii
PERNYATAAN BERJILBAB iv
PENGSAHAN SKRIPSI v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
MOTTO vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK xii
DAFTAR ISI xiii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
E. Kajian Pustaka 7
F. Kerangka Teori 10
G. Metode Penelitian 32
H. Sismatikan Pembahasan 39

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN GAMBARAN


USAHA TENUN GOYOR DI DUSUN KENTENG DESA POJOK
TAWANGSARI 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 41
B. Gambaran Sejarah Berdirinya Usaha Tenun Goyor 42
C. Gambaran Proses Produksi Tenun Goyor 43

BAB III DAMPAK WIRAUSAHA KAIN TENUN GOYOR TERHADAP


KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT DI DUSUN KENTENG
DESA POJOK TAWANGSARI SUKOHARJO 56
A. Dampak Wirausaha Tenun Goyor Terhadap Kesejahteraan Sosial Masyarakat
di Dusun Kenteng, Desa Pojok, Tawangsari, Sukaharjo, Jawa Tengah 57

xiii
B. Tingkat Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Pengrajin Tenun) di Dusun
Kenteng, Desa Pojok, Tawangsari, Sukaharjo, Jawa Tengah 75

BAB IV Penutup 105


A. Kesimpulan 105
B. Saran 107

DAFTAR PUSTAKA 108


LAMPIRAN 111

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini masih mempunyai permasalahan sosial yang sangat

perlu ditangani dan diselesaikan. Permasalahan sosial di Indonesia diantaranya

disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang fluktuatif serta situasi politik

yang memanas. Kondisi tersebut berdampak pada terjadinya peningkatan

permasalahan sosial di masyarakat. Permasalahan sosial tersebut diantaranya

korupsi, urbanisasi, kemiskinan dan pengangguran.1

Pengangguran di Indonesia menjadi masalah sosial yang belum tuntas

penanganannya hingga saat ini. Pada dasarnya Indonesia merupakan Negara

yang mempunyai potensi sumber daya manusia yang melimpah karena jumlah

penduduk Indonesia yang besar. Namun besarnya jumlah penduduk tersebut

belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai.

Kondisi ini berakibat pada tingginya tingkat pengangguran di masyarakat.2

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui tingkat

pengangguran di Indonesia pada tahun 2016 mencapai angka 7,58% dari total

angkatan kerja. Pada tahun 2017 jumlah pengangguran menjadi 7,55% dari

total angkatan kerja. Jumlah pengangguran tahun 2018 sebanyak 6,62% dari

1
Dhewanto, W, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Panduan Dasar Menjadi Agen
Perubahan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 68.
2
Ibid. hlm. 71.
2

total angkatan kerja. 3 Tingkat pengangguran tersebut tersebar hampir di

seluruh wilayah Indonesia baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan.

Tingkat pengangguran yang cukup tinggi juga terjadi di Provinsi Jawa

Tengah. Menurut data dari BPS Jawa Tengah diketahui tingkat pengangguran

di Jawa Tengah pada tahun 2017 mencapai angka 4,57%. Tingkat

pengangguran tahun 2018 mencapai 4,51% dari total angkatan kerja.4 Tingkat

pengangguran di Jawa Tengah tersebut, tersebar hampir di seluruh wilayah

salah satunya di Sukoharjo.

Sukoharjo merupakan salah satu kota pusat budaya di Jawa Tengah.

Sukoharjo juga masih mempunyai permasalah pengangguran seperti kota-kota

yang lain. Berdasarkan data BPS Jawa Tengah diketahui angka pengangguran

di Sukoharjo tahun 2017 sebesar 2,27% dari total angka angkatan kerja.

Tingkat pengangguran pada tahun 2018 meningkat menjadi 2,78% dari total

angkatan kerja. 5 Berdasarkan data tersebut diketahui angka pengangguran

pada dua tahun terakhir mengalami peningkatan.

Salah satu kecematan yang ada di Sukoharjo yang terlihat masih terdapat

permasalahan sosial yaitu Tawangsari. Selain pengangguran, permasalahan

lain yang ada di Tawangsari diantaranya adalah kesejahteraan masyarakat

yang masih kurang. Peneliti melakukan studi pendahuluan di salah satu Desa

di Tawangsari yaitu Desa Pojok diketahui tingkat kesejahteraan keluarga pada

tahun 2019 yaitu keluarga pra sejahtera sebanyak 26,10%, keluarga sejahtera 1

3
BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka, (https://www.bps.go.id/tingkat-pengangguran-
terbuka-tpt-menurut-provinsi.html), diakses 4 Juli 2019, pukul: 8:21 WIB.
4
BPS Jateng, Tingkat Pengangguran Terbuka Jateng, (http//: jateng.bps.go.id-tingkat-
pengangguran-terbuka.html), diakses 28 Mei 2019, pukul: 6.38 WIB.
5
Ibid.
3

sebanyak 43,08%, keluarga sejahtera 2 sebanyak 13,76%, keluarga sejahtera 3

sebanyak 11,72% dan keluarga sejahtera 3+ sebanyak 3,31,%.6 Berdasarkan

data tersebut diketahui bahwa tingkat kesejahteraan keluarga masyarakat di

Desa Pojok adalah sejahtera 1 yaitu keluarga telah mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

sosial psikologinya seperti pendidikan, kesehatan dan transportasi. Tingkat

kesejahteraan keluarga terbanyak kedua adalah pra sejahtera yaitu keluarga

yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal.7

Berdasarkan data dari Desa Pojok diketahui tingkat pendidikan

masyarakat di Desa Pojok sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak

.612 orang dan tidak tamat SD mencapai 902 orang. Penduduk Desa Pojok

sebagian besar bekerja sebagai buruh dan tidak mempunyai pekerjaan tetap

mencapai 380 orang. Penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak

mempunyai lahan diarahkan untuk menjadi buruh.8

Tingkat kesejahteraan masyarakat utamanya dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan yang didapatkan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan kesejahteraan

masyarakat menjadi rendah. Pendapatan yang rendah dapat terjadi karena

sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak akibat rendahnya tingkat

pendidikan, tidak adanya keterampilan serta kurangnya lapangan pekerjaan

dimana jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja yang

ada. Kualitas sumber daya manusia yang rendah menyebabkan orang tidak
6
Desa Pojok, Tingkat Perkembangan Desa, (Sukorharjo: Pemerintah Desa Pojok), hlm. 2.
7
Ibid.
8
Ibid.
4

mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Permasalahan pengangguran

ini perlu mendapatkan penganganan yang serius utamanya oleh pemerintah.

Selain pemerintah, para wirausaha dapat mendukung dan memfasilitasi

penyelesaian masalah pengangguran dengan cara menciptakan lapangan

pekerjaan dan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.9

Wirausaha yang dilandasi dengan nilai-nilai sosial menjalankan

usahanya tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan. Wirausaha

sosial berusaha untuk membantu mengatasi permasalahan sosial. Tujuan

wirausaha sosial yaitu menghendaki terjadinya perubahan sosial ke arah yang

lebih baik dan menjadi solusi untuk membantu mengatasi permasalahan sosial

yang terjadi di masyarakat.10

Salah satu wirausaha yang dijalankan untuk membantu mengatasi

permasalahan sosial di wilayah Tawangsari Sukoharjo yaitu Usaha Kain tenun

Goyor. Misi sosial dari usaha kain tenun goyor ini sangat jelas dari latar

belakang berdirinya usaha kain tenun goyor. Berdasarkan hasil wawancara

dengan pemilik usaha kain tenun goyor diketahui bahwa latar belakang

berdirinya usaha kain tenun goyor adalah menghidupkan kembali pasar yang

telah mati dan mensejahterakan masyarakat sekitar baik dari segi sosial

maupun ekonomi sehingga dapat meminimalkan tingkat pengangguran dan

kemiskinan terutama di wilayah Tawangsari Sukoharjo. Tujuan usaha kain

tenun goyor sendiri adalah memberdayakan masyarakat supaya mandiri dan

tidak bergantung pada orang lain. Dilihat dari latar belakang pendirian usaha
9
Dhewanto, W, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Panduan Dasar Menjadi Agen
Perubahan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 72.
10
Ibid. hlm. 43.
5

kain tenun goyor dapat diketahui bahwa memang terdapat misi sosial dalam

usaha yang dijalankan.

Usaha kain tenun goyor sendiri telah berdiri sejak tahun 1988, dan pada

tahun 1992 mengalami masa kejayaan. Sampai saat ini usaha kain tenun goyor

telah berkembang pesat dengan komunitas pengrajin yang telah meluas

sampai di berbagai wilayah. Semakin luasnya daerah pengrajin yang berada di

bawah naungan usaha kain tenun goyor menunjukkan bahwa semakin banyak

tenaga kerja yang terserap dalam usaha kain tenun goyor.

Proses produksi kain tenun goyor sendiri masih manual atau

menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), sehingga untuk

memproduksi kain tenun goyor menggunakan tenaga manusia. Penggunaan

ATBM di usaha kain tenun goyor maka akan membutuhkan banyak tenaga

kerja. Usaha kain tenun goyor telah mampu menciptakan lapangan kerja dan

menyerap banyak tenaga kerja lokal di sekitar wilayah Sukoharjo sehingga

tingkat pengangguran semakin menurun.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih jauh tentang dampak wirausaha kain tenun goyor

terhadap kesejahteraan sosial masyarakat di Dusun Kenteng, Desa Pojok,

Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belajang, rumusan masalah penelitian ini adalah

“Bagaimana dampak wirausaha kain tenun goyor terhadap kesejahteraan

sosial masyarakat di Dusun Kenteng, Desa Pojok, Tawangsari, Sukoharjo,

Jawa Tengah?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengkaji dampak wirausaha kain tenun goyor terhadap kesejahteraan

sosial masyarakat di Dusun Kenteng, Desa Pojok, Tawangsari, Sukoharjo,

Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial khususnya berkaitan dengan

peningkatan kesejahteraan melalui wirausaha.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan bacaan dan

bahan acuan untuk mengembangkan penelitian ilmiah yang berkaitan

dengan pokok-pokok bahasan yang ada dalam penelitian ini.


7

3. Bagi Pengrajin Kain Tenun Goyor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi pengrajin tenun goyor dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui usaha yang dijalankan yaitu membuat

kain tenun goyor.

E. Kajian Pustaka

Peneliti menggunakan beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan

penelitian. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Muhammad Najib, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga melakukan penelitian

dengan judul “Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui

Usaha Gerabah di Dusun Pagerjurang Kecamanan Wedi Kabupaten

Klaten”.11 Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan

kesejahteraan ekonomi melalui usaha kerajinan gerabah dan hasil dari

upaya pengrajin gerabah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi

melalui usaha gerabah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif

kualitatif dengan subyek penelitian pengrajin gerabah. Fokus pembahasan

dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi

melalui usaha gerabah meliputi upaya permodalan, upaya memiliki

keterampilan, upaya memiiki ruang produksi, upaya pengadaan alat

produksi dan upaya pemasaran. Selain itu juga dilihat peningkatkan


11
Muhammad Najib, “Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Gerabah di
Dusun Pagerjurang Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten”. Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Kalijaga Togyakarta, 2015.
8

kesejahteraan ekonomi diamati dari peningkatan pendapatan, memiliki

keterampilan, memberikan pekerjaan baru, membuka lapangan pekerjaan

dan mengasah kreativitas.

2. Malik Suryatama, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang melakukan

penelitian dengan judul “Dampak Program Corporate Social

Responsibility Kewirausahaan Sekolah di SD Segoroyoso Pleret

Bantul”.12 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Penelitian ini membahas tentang fenomena penerapan CSR dan dan

dampak program CSR kewirausahaan sekolah yang diterapkan oleh

JAPFA foundation. Fokus penelitian ini pada penerapan CSR pada

awalnya merupakan tanggapan terhadap gempa, dilanjutkan pemberian

sarana dan prasarana penunjang pembelajaran dan dilanjutkan dengan

pengembangan kualitas dan mutu manusia. Selanjutnya fokus pada

dampak penerapan CSR meliputi perubahan pendapatan pendidik, sekolah

mempunyai kantin sekolah tanaman cabai sebagai sarana kewirausahaan

sekolah untuk kemandirian sekolah.

3. Wahyu Putri Widyaningrum, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Wirausaha Desain Grafis

Terhadap Kesejahteraan Sosial Masyarakat Kaliabu, Salaman,

Magelang”.13 Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif.

12
Malik Suryatama, “Dampak Program Corporate Social Responsibility Kewirausahaan
Sekolah di SD Segoroyoso Pleret Bantul”, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Togyakarta, 2018.
13
Wahyu Putri Widyaningrum, “Pengaruh Wirausaha Desain Grafis Terhadap
Kesejahteraan Sosial Masyarakat Kaliabu, Salaman, Magelang”, Skripsi, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Togyakarta, 2019.
9

Peneliti menggunakan 6 orang informan. Fokus penelitian ini pada

merubah paradigma dan proyeksi hidup untuk memiliki kesejahteraan

sosial dan ekonomi. Selanjutnya fokus pada upaya menggerakkan

masyarakat secara positif dengan membuat sistem baru dalam masyarakat

yang mampu membangun kesejahteraan sosial.

4. Maylinda Ambarwati, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS yang

melakukan penelitian dengan judul “Studi Kerajinan Tenun Ikat Sarung

Goyor Sudarto di Desa Kenteng Kelurahan Pojok Kecamatan Tawangsari

Sukoharjo”.14 Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Fokus penelitian pada proses pembuatan tenun ikat

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sarung goyor dan mengetahui bentuk

motif atau ragam hias yang terdapat pada sarung goyor bapak Sudarto di

Desa Kenteng, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo Strategi

penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang.

Kajian pustaka pada skripsi di atas memfokuskan penelitian pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi

melalui berbagai macam usaha diantaranya usaha gerabah, program CSR dan

wirausaha desain grafis. Dibandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti, skripsi di atas berbeda karena penelitian ini meneliti tentang

pengaruh wirausaha kain tenun goyor terhadap kesejahteraan sosial

masyarakat. Dapat dikatakan penelitian ini berbeda dengan penelitian-

penelitian yang ada dan penting untuk dilakukan.

14
Maylinda Ambarwati, “Studi Kerajinan Tenun Ikat Sarung Goyor Sudarto di Desa
Kenteng Kelurahan Pojok Kecamatan Tawangsari Sukoharjo”, Skripsi, FKIP UNS, 2013.
10

F. Kerangka Teori

Peneliti menggunakan beberapa teori dasar ilmiah yang digunakan

sebagai dasar untuk mendukung terlaksanakannya penelitian. Landasan teori

juga berfungsi sebagai alat untuk menganalisa temuan yang selanjutnya dapat

memperjelas pengertian berkaitan dengan hal yang diteliti.

1. Dampak

a. Pengertian Dampak

Dampak adalah akibat, imbas atau pengaruh yang terjadi dari

sebuah tindakan yang dilakukan oleh satu/sekelompok orang yang

melakukan kegiatan tertentu. Dampak adalah sesuatu yang diakibatkan

oleh sesuatu yang dilakukan. Dampak merupakan perubahan nyata

pada tingkah laku, sikap atau aspek kehidupan lain yang dihasilkan

oleh suatu aktivitas, peristiwa atau dijalankannya suatu kebijakan.15

Dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat

baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan

timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan suatu

keadaan dimana ada hubungan timbal baik atau hubungan sebab akibat

antara apa yang mempengaruhi dan apa yang dipengaruhi.16

Definisi lain dari dampak yaitu suatu perubahan yang terjadi

akibat suatu aktivitas, dimana aktivitas tersebut dapat bersifat fisik

15
Pius, A, dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arloka, 2011), hlm. 92
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (https://kbbi.co.id), diakses 7 April 2020, pukul
1:55 WIB.
11

ataupun hal lain yang dilakukan oleh manusia. 17 Dampak secara

sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dampak juga

bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan suatu aktivitas

atau kegiatan. Dampak adalah sesuatu yang diakibatkan oleh sesuatu

yang dilakukan, bisa positif atau negatif. Dampak merupakan akibat

dari suatu aktivitas tertentu yang telah dialami sebelumnya.18

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan dampak adalah

akibat dari suatu tindakan yang dilakukan oleh orang lain dimana

tindakan tersebut dapat berupa tindakan fisik maupun non fisik.

Terkait dengan masalah pada penelitian ini maka dampak pada

penelitian ini adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari

kegiatan wirausaha tenun goyor. Dampak yang diamati terutama yaitu

difokuskan pada perubahan kesejahteraan sosial masyarakat.

b. Macam-Macam Dampak

Dampak yang ditimbulkan oleh suatu tindakan dibedakan

menjadi 2 macam yaitu positif dan negatif. 19

1) Dampak positif

Akibat baik atau pengaruh menguntungkan yang didapatkan

dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi. Positif diartikan

sebagai sesuatu yang pasti atau tegas serta nyata dari hal-hal yang

baik akibat dari suatu peristiwa. Positif dicapai melalui usaha-

17
Otto Soemarwoto, Analisis Dampak Lingkungan, (Yogyakarta, UGM Press,
2010), hlm. 20
18
Ibid.
19
Pius, A, dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arloka, 2011), hlm. 93
12

usaha sadar yang dilakukan untuk memberikan pengaruh yang

baik. Dapat disimpulkan dampak positif merupakan keinginan

untuk mempengaruhi orang lain dengan tujuan agar orang lain

tersebut mau mengikuti dan mendukung apa yang dilakukan dalam

rangka mencapai tujuan yang baik.

2) Dampak negatif

Akibat atau pengaruh buruk yang dihasilkan dari suatu

tindakan yang merugikan dan cenderung memperburuk keadaan.

Dampak negatif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan

akibat negatif. Dampak negatif yaitu apabila pengaruh buruk lebih

dominan atau lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.

Berkaitan dengan penelitian ini, bentuk wirausaha sosial yang

dilakukan mempunyai harapan memberikan dampak positif bagi

masyarakat sekitar. Dampak positif yang diharapkan dicapai yaitu

terwujudnya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, dimana

masyarakat sekitar yang mau ikut bekerja menjadi pengrajin tenun

goyor diharapkan mampu meningkatkan pendapatan keluarganya

sehingga tingkat kesejahteraan semakin meningkat.

2. Wirausaha

a. Pengertian Wirausaha

Wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian

menciptakan organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Wirausaha merupakan individu yang memiliki pengendalian tertentu


13

terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak dari pada


20
yang dikonsumsinya agar mendapatkan pendapatan. Wirausaha

adalah seseorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan dan

memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan

laba.21

Wirausaha merupakan para pengambil resiko. Wirausaha selalu

mencari perubahan, menanggapi masalah dan menggunakannya

sebagai peluang. Wirausaha melaksanakan seluruh fungsi organisasi

pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia dan

informasi.22

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan wirausaha

adalah orang yang melihat peluang dan mampu memanfaatkan peluang

tersebut dengan mengorganisasikan sumber daya, melaksanakan fungsi

organisasi dan memperhitungkan resiko usaha untuk mendapatkan

laba.

b. Ciri-ciri dan Karakteristik Wirausaha

Wirausaha memiliki karakteristik yang mendukung kemandirian

dan keberhasilan usaha. Adapun karakteristik wirausaha meliputi

20
Suyaman, D.J, Keriwausahaan dan Industri Kreatif, (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 6.
21
Nitisusastro, M, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hlm. 26.
22
Suyaman, D.J, Keriwausahaan dan Industri Kreatif, (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 5.
14

kemauan dan rasa percaya diri, fokus pada sasaran, berani mengambil

resiko dan pekerja keras dan bertanggung jawab.23

1) Kemauan dan rasa percaya diri

Modal utama wirausaha adalah kemampuan yang kuat dan

rasa percaya diri. Wirausaha yang mempunyai keyakinan dan

kepercayaan bahwa dengan tekad dan kemauan yang tinggi akan

mampu mengatasi semua permasalahan di lapangan. Wirausaha

sangat yakin bahwa dengan segala sesuatu tugas dan pekerjaan

dapat diselesaikan secara tuntas sesuai dengan rencana dan

dorongan nurani. Rasa percaya yang besar memberikan motivasi

bahwa sesuatu yang dikerjakan harus berhasil. Jika saat ini belum

berhasil maka tidak membuat putus asa, bahkan membuat

wirausaha menjadi lebih giat dalam usaha. Keberhasilan dalam

mencapai sesuatu hasil merupakan kepuasan batin yang tidak dapat

dinilai dengan materi dan dianggap sebagai kesuksesan dan

memberikan motivasi untuk bekerja.

2) Fokus pada sasaran

Wirausaha yang pertama kali terjun dalam dunia usaha,

pencapaian pertama dan utama adalah usahanya terwujud dalam

pengertian berdiri. Sasaran kedua usahanya mampu bertahan hidup.

Sasaran berikutnya adalah usahanya mampu tumbuh, berkembang

23
Nitisusastro, M, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hlm. 5.
15

dan bermanfaat bagi leingkungannya. Setiap pelaku usaha

menyadari tidak selamanya kondisi usaha sesuai dengan harapan

dan banyangan. Kondisi yang demikian mengharuskan pelaku

usaha untuk tetap fokus pada sasaran yang telah ditetapkan dan

mencari berbagai alternatif cara untuk mengatasi permasalahan

yang dihadapi.

3) Berani mengambil resiko

Setiap usaha baik usaha baru maupun usaha yang telah lama

berjalan akan selalu berhadapan dengan resiko. Seorang wirausaha

memiliki sikap berani mengambil resiko, artinya segala tindakan

yang dilakukan telah diperhitungkan benar dampaknya.

4) Pekerja keras

Seorang wirausaha bekerja tanpa kenal waktu dan tempat.

Wirausaha termotivasi untuk mnyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan dorongan naluri dan keinginannya. Wirausaha mengejar

kepuasan batin, tidak merasa dibatasi oleh dimensi waktu dan

ruang melainkan lebih berorientasi terhadap hasil kerja atau

sesuatu karya yang ingin dicapai. Wirasaha selain bekerja keras

juga bekerja cerdas.

5) Berani memikul tanggung jawab

Seorang wirausaha lazimnya secara konsekuen berani

memikul tanggung jawab. Tanggung jawab disini artinya berani

memikul tangung jawab apabila gagal. Bagi pelaku usaha,


16

kegagalan bukan merupakan akhir pekerjaan melainkan menjadi

keberhasilan yang tertunda. Kerja keras dengan keberanian

memikul tanggung jawab akan membuahkan keberhasilan.

Seorang yang memiliki jiwa keriwausahaan memiliki ciri-ciri

khusus yang membedakan dengan orang lain. Banyak ahli yang

mengemukakan ciri atau karakteristik wirausaha diantaranya sebagai

berikut:24

1) Percaya diri

Keyakinan, ketidaktergantungan, individualisme, dan

optimisme.

2) Berorienasi tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan,

tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif.

3) Pengambilan risiko

Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan suka

tantangan.

4) Kepemimpinan

Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain,

menanggapi saran dan kritik.

5) Orisinalitas

Inovatif, kreatif, dan fleksibel.

24
Suyaman, D.J, Keriwausahaan dan Industri Kreatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 5.
17

6) Berorientasi masa depan

Pandangan ke depan dan perspektif.

c. Nilai-nilai Wirausaha

Nilai-nilai wirausaha disebut dengan catur grata meliputi budi

pekerti, rajin dan tekun, mampu bekerjasama serta bersifat

pembaharu.25 Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Berbudi pekerti

Budi pekerti merupakan watak khusus seseorang untuk

berbuat sopan santun dalam menghargai pihak lain yang tercermin

dalam perilaku dan kehidupannya. Budi pekerti mengandung watak

moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai

hidup. Budi pekerti dimaknai juga sebagai perbuatan yang

dilandasi oleh pikiran yang jernih dan baik. Orang yang mampu

menampilkan sikap yang santun dalam pergaulan membuat orang

lain senang dan merasa dihargai. Orang yang berperilaku baik,

berbudi baik, berbahasa baik, selain dihargai orang lain, secara

pribadi akan mendatangkan keuntungan yaitu mengalami

peningkatan taraf kejiwaan dan kemajuan batiniah.26

2) Rajin dan tekun

Rajin dan tekun dapat dimaknai sebagai perbuatan melakukan

semua pekerjaan dengan teliti, sabar, hati-hati yang merupakan

sikap dan perilaku kesungguhan, terus menerus serta tetap

25
Ibid. hlm. 20.
26
Ibid. hlm. 23.
18

semangat dalam melakukan sesuatu. Rajin dan tekun diperlukan

wirausaha dimana karakter tersebut perlu menjadi bagian integral

dari kepribadiannya. Rajin dan tekun berorientasi pada tindakan-

tindakan yang diperhitungkan dengan cermat serta

memperhitungkan semua resiko.27

3) Mampu bekerjasama

Kemampuan untuk bekerjasama merupakan karakter utama

yang harus melekat pada wirausaha. Kerjasama artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu dengan lainnya sebagai suatu kelompok dalam tim.

Bekerjasama akan membuat orang lebih mudah berinteraksi

dengan orang lain. Kemampuan bekerjasama bermanfaat untuk

lebih bisa memahami orang lain, merangsang kemampuan berfikir,

membangun ide, membantu orang lain, menghargai orang lain dan

menerima perbedaan.28

4) Bersifat pembaharu

Seorang wirausaha harus segera mewujudkan mimpinya

menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jika mimpi dan

tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka

inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang

kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus

senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga

27
Ibid. hlm. 24.
28
Ibid. hlm. 25.
19

bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apapun.

Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin

dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik.29

3. Social Entrepreneurship Theory

Teori konsep social entrepreneurship mulai diperkenalkan sejak

tahun 1984 oleh Bill Drayton melalui pengembangan usahanya yaitu

Ashoka Foundation yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada

masyarakat miskin. Bill Drayton mengembangkan usahanya dengan tetap

fokus pada misi sosial yaitu dengan memberikan berbagai peluang dari

sector sosial untuk dikembangkan secara ekonomis atau menjalankan

usaha sosial dengan prinsip-prinsip kewirausahaan.30

Sebuah kajian yang berjudul “A positive theory of social

entrepreneurship” menguatkan pendapat bahwa kewirausahaan sosial

adalah sebuah aktivitas kewirausahaan dipertimbangkan sebagai kegiatan

yang melakukan kegiatan ekonomi namun hasilnya tidak untuk

kesejahteraan diri sendiri melainkan juga untuk kesejahteraan orang lain.

Pemikiran bahwa aktivitas ekonomi adalah untuk sebesar-besarnya

kemakmuran pribadi ditabrak oleh konsep kewirausahaan sosial.31

Kewirausahaan sosial merupakan sebuah gerakan dengan misi yang

diusahakan dengan upaya-upaya menemukan peluang dan mengolahnya

dengan inovasi dan proses belajar yang tiada henti serta didukung oleh
29
Ibid. hlm. 28.
30
Dhewanto, W, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Panduan Dasar Menjadi Agen
Perubahan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 40.
31
Hery Wibowo dan Sony, A. Nulhaqim, Kewirausahaan Sosial, (Bandung:
UNPAD PRESS, 2015), hal 6.
20

kesiapan umtuk bertindak walaupun dengan sumber daya yang terbatas.

Kewirausahaan sosial memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk

masyarakat dengan cara yang inovatif dan pendekatan yang sistematik.32

Kewirausahaan sosial telah mampu memberikan dampak positif bagi

anggota masyarakat. Kewirausahaan sosial telah memberikan dampak

diantaranya meningkatkan akses kesehatan bagi kaum miskin, mendorong

perdamaian daerah konflik, membantu petanu keluar dari kemiskinan.

Kewirausahaan sosial terbukti mampu menyembuhkan berbagai penyakit

sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan dan meningkatkan kesehatan

masyarakat.33

a. Pengertian Kewirausahaan Sosial

Kewiurausahaan sosial adalah suatu metode memecahkan

masalah sosial diantaranya pengembangan diri, meningkatkan

kemandirian, mengembangkan jaringan sosial dan untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi. Wirausaha sosial dapat membawa manfaat pada

menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan output. Kewirausahaan

sosial dalam implementasinya akan menciptakan berbagai bentuk

inovasi sosial yang mendukung pemberdayaan individu dan kelompok

masyarakat tertentu.34

32
Ibid, hlm, 20.
33
Ibid, hlm, 4.
34
Hilman Palaon dan Laksmi Andam Dewi, Pemberdayaan Perempuan Melalui
Kewirausahaan Sosial Dalam Mendorong Kemandirian Ekonomi, Jakarta: TNP2K,
2019), hlm 13.
21

Kewirausahaan sosial adalah sebuah aktivitas kewirausahaan

yang meliputi sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif,

berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha serta

berupaya untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di

lingkungan sosial seperpti pengangguran, ekonomi, pelestarian

lingkungan dan sebagainya.35

Kewirausahaan sosial adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya

secara optimal untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dengan

dilandasi adanya sikap memperhatikan terhadap kondisi sosial

lingkungan. Kewirausahaan sosial terbukti mampu menyembuhkan

berbagai penyakit sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan dan

meningkatkan kesehatan masyarakat. 36

Kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan

untuk melakukan perubahan sosial dengan menyelesaikan

permasalahan sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip

kewirausahaan. Kewirausahaan sosial mengejar simultan ekonomi,

tujuan sosial dan lingkungan dengan tujuan menemukan penyebab

permasalahan yang ada di masyarakat dan lingkungan.37

Kewirausahaan sosial berbeda dengan kewirausahaan bisnis

secara umum dimana seorang wirausaha membuka usaha baru dengan

35
Madziatul Churiyah, Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis
Potensi Lokal, (Malang: Surya Pena Gemilang, 2015), hlm. 143.
36
Muhammad Isnan Nurfaqih dan Rizqi Afnanni Fahmi, Kewirausahaan Sosial
dalam Perseptif Ekonomi Islam, (Working Paper Keungan Publik Islam No 8 Seri 1
Tahun 2018), hlm. 3.
37
Dhewanto, W, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Panduan Dasar Menjadi Agen
Perubahan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 43.
22

tujuan keuntungan, sedangkan wirausaha sosial prioritasnya adalah

untuk memenuhi misi sosial. Wirausaha sosial merancang strategi

pendapatannya dengan memberikan nilai sosial, dimana hal ini

dilakukan sebagai bentuk misi sosialnya.38

Kewirausahaan sosial bekerja dengan cara menguraikan masalah

sosial tertentu dan kemudian mengatur, membuat dan mengelola

usaha sosial untuk mencapai perubahan sosial yang diinginkan.

Pengelolaan tersebut dicapai dengan memadukan kegiatan sosial dan

berorientasi laba, mencapai swasembada, mengurangi ketergantungan

pada sumbangan, dan meningkatkan potensi sosial. Kewirausahaan

sosial bertujuan untuk memberikan nilai sosial dengan finansial

mandiri.39

b. Penelitian Ilmiah Tentang Kewirausahaan Sosial

Berbagai penelitian ilmiah berkaitan dengan kewirausahaan

sosial telah dilakukan oleh banyak ahli. Beberapa penelitian tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Oghojafor dkk (2011), berjudul Social entrepreneurship as an

instrument for curbing youth curbing gangsterism. Temuan dari

penelitian ini adalah tidak semua masalah dapat ditangani oleh

mekanisme pasar dan sector pemerintah. Beberapa diantara

permasalahan tersebut dapat ditangani oleh wirausaha sosial.

Kajian ini menguatkan wacana yang telah ada yaitu bahwa gerakan

38
Ibid. hlm. 48.
39
Ibid. hlm. 47.
23

kewirausahaan sosial memegang peranan penting dalam

menganani beberapa masalaha sosial di masyarakat.40

2) Leeuw (1999), berjudul “Health cites urban social

entrepreneurship for health. Temuan penelitian ini yaitu bahwa

perubahan kebijakan oleh kehadiran aksi dari kewirausahaan

sosial, dimana kota yang paling efektif menjalankan program

kesehatan kota adalah yang telah memformalkan kapasitas

kewirausahaan sosial. Artinya bahwa praktik kewirausahaan sosial

dapat memiliki pengaruh pada program-program perkotaan.41

3) Thompson dan Doherty (2006), berjudul The diverse of social

enterprise stories a collection of social entrepreneur story.

Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini bahwa secara umum

praktik dari masing-masing kewirausahaan sosial tidak dapat

disamakan karena masing-masing memiliki cara dan strategi

tersendiri.42

4) Spears (2006), berjudul Social entrepreneurship a different model.

Temuan penelitian bahwa terdaoat aspek-aspek yang berbeda

antara kewirausahaan sosial dengana usaha menengah pada

umumnya seperti aspek motivasi, inovasi, dukungan serta

kepemimpinan.43

40
Hery Wibowo dan Sony, A. Nulhaqim, Kewirausahaan Sosial, (Bandung:
UNPAD PRESS, 2015), hlm 10.
41
Ibid, hlm, 11.
42
Ibid, hlm, 11
43
Ibid, hlm, 12.
24

5) Gibb dan Nielsen (2010), berjudul Entrepreneruship within urban

and rural areas individual creativity and social network. Temuan

penelitian bahwa terdapat perbedaan dinamika kewirausahaan di

dua wilayah tersebut. Jaringan sosial merupakan aspek yang

penting adalah jaringan sosial dalam mengembangkan

kewirausahaan sosial baik di kota maupun di desa.44

6) Seelos (2010), berjudul The embeddedness of social

entrepreneurship understanding across local communities. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa keterikatan dengan masyarakat

setempat menjadi syarat untuk mengakses dan membangun

kepercayaan dengan anggota masyarakat. Artinya, keterikatan

dengan masyarakat lokal akan membantu membangun relasi yang

kuat dan stabil dengan yang berkepentingan.45

c. Dimensi Kewirausahaan Sosial

Dimensi kegiatan sosial entrepeneurship dibedakan menjadi 4

yaitu sebagai berikut:46

1) Penciptaan kerja (job creation)

2) Pemanfaatan bangunan (utilitation of building)

3) Dukungan sukarelawan (volunteer support)

44
Ibid, hlm, 12.
45
Ibid, hlm. 12.
46
Siti Adiprigandari, dkk, Menggali Konsep Sosial Entrepreneurship, (Surabaya, UIN
Sunan Ampel Press, 2015), hlm. 12.
25

4) Fokus membantu kelompok yang membutuhkan (focus on helping

people in need).

d. Kriteria Kewirausahaan Sosial

Terdapat empat kriteria sosial entrepeneurship meliputi nilai

sosial, lingkungan masyarakat, inovasi dan kegiatan ekonomi. 47

1) Sosial Value (nilai sosial)

Wirausaha sosial mempunyai elemen yang sangat kuat yaitu

memberikan manfaat sosial bagi masyarakat dan lingkungan

sekitar.

2) Civil Society (lingkungan masyarakat)

Wirausaha sosial umumnya muncul dari inisiatif masyarakat

atau tokoh masyarakat dengan memanfaatkan modal dan sumber

daya yang dimiliki untuk kepentingan masyarakat.

3) Innovation (inovasi)

Wirausaha sosial berusaha memecahkan berbagai

permasalahan sosial dengan cara melakukan inovasi tanpa

meninggalkan kekayaan dan kearifan lokal masyarakat setempat.

4) Economic Activity (kegiatan ekonomi)

Wirausaha sosial melakukan kegiatan usaha dengan

menyeimbangkan antara aktivitas bisnis untuk mendapatkan

keuntungan dengan aktivitas sosial. Kegiatan usaha secara

47
Ratna Widiastuti dan Meily Margaretha. Socio Entrepreneurship: Tinjauan Teori dan
Perannya Bagi Masyrakat. (Jurnal Manajemen, Vol. 11, 2011, UKRIM), hlm. 22.
26

ekonomi dikembangkan dalam rangka melaksanakan misi sosial

organisasi.

4. Peran Wirausaha dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Wirausaha selain bertujuan untuk mendapatkan keuntungan tetapi

juga mempunyai misi sosial yaitu kegiatan usaha yang dijalankan mampu

memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar yaitu peningkatan

kesejahteraan sosial masyarakat. Paul C. Light dalam Dhewanto, dkk,

menyebutkan bahwa peran wirausaha dalam kesejahteraan sosial

diantaranya adalah:48

a. Menciptakan lapangan kerja

b. Mengurangi pengangguran

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat

d. Meningkatkan produktivitas kerja

5. Kesejahteraan Sosial

a. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial menurut UU No 11 Tahun 2009 tentang

kesejahteraan sosial pasal 1 adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya.49

48
Dhewanto, W, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Panduan Dasar Menjadi Agen
Perubahan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 64.
49
UU RI No 11, Kesejahteraan Sosial, (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4967, tahun 2009), hlm. 1.
27

Kesejahteran sosial merupakan suatu sebagai kondisi sejahtera

yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup,

khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,

perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. 50 Kesejahteraan

sosial menandakan suatu kondisi yang sejahtera mencakup keadaan

jasmani, rohani, dan sosial.

Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari masyarakat

meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup

masyarakat. 51 Kesejahteraan sosial merupakan suatu kondisi yang

menunjukkan keadaan sejahtera yaitu meliputi kondisi jasmani, rohani

maupun sosial.

Kesejahteraan sosial dapat dilihat dari keberfungsian sosial.

Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan individu-

individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan dan

memenuhi kebutuhannya. Konsep ini pada intinya menunjuk pada

“kapabilitas” (capabilities) individu, keluarga atau masyarakat dalam

menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya. Keberfungsian

sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhan dasar diri dan keluarganya, serta dalam memberikan

kontribusi positif bagi masyarakat.52

50
Suharto, E, Pekerja Sosial di Dunia Industri, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 12.
51
Suud, M., H. Orientasi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), hlm.5.
52
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditaman,
2009), hlm. 146.
28

Keberfungsian sosial mengedepankan nilai bahwa klien adalah

subyek pembangunan; bahwa klien memiliki kapabilitas dan potensi

yang dapat dikembangkan dalam proses perrtolongan, bahwa klien

memiliki dan/atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan


53
memobilisasi asset dan sumber-sumber yang ada di sekitar.

Keberfungsian sosial merupakan konsepsi penting bagi pekerjaan

sosial. Keberfungsian sosial merupakan resultan dari interaksi individu

dengan berbagai sistem sosial di masyarakat, seperti sistem

pendidikan, sistem keagamaan, sistem keluarga, sistem politik, sistem

pelayanan sosial. Keberfungsian sosial merupakan kemampuan orang

(individu, keluarga, kelompok atau masyarakat) dan sistem sosial

(lembaga dan jaringan sosial) dalam memenuhi/merespon kebutuhan

dasar, menjalankan peranan sosial, serta menghadapi goncangan dan

tekanan (shocks and stresses).54

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan adalah suatu kondisi yang menunjukkan

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual maupun sosial agar dapat

mengembangkan diri sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya di

masyarakat.

b. Fungsi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk mengurangi terjadinya

terkanan akibat perubahan yang terjadi pada sector sosio ekonomi serta

53
Ibid.
54
Ibid. hlm. 26.
29

menghindarkan terjadinya dampak sosial yang kurang baik akibat dari

pembangunan. Kesejahteraan sosial juga berfungsi untuk mewujudkan

suatu kondisi yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial yaitu sebagai berikut:55

1) Fungsi Pencegahan (Preventive)

Kesejahteraan sosial ditujukan pada penguatan baik secara

individu, keluarga maupun masyarakat agar dapat terhindar dari

berbagai permasalahan sosial. Hal tersebut dapat dicegah dengan

kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk menciptakan pola baru

dalam hubungan sosial.

2) Fungsi Penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menyembuhkan

berbagai kondisi baik secara fisik, emosional maupun sosial agar

orang yang mengalami permasalahan dapat kembali berfungsi

secara normal di masyarakat.

3) Fungsi Pengembangan (Development)

Kesejahteraan sosial dapat berperan dalam proses

pembangunan dan pengembangan sumber-sumber daya sosial di

masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

55
Fahrudin, A, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm.
12.
30

4) Fungsi Penunjang (Support)

Kesejahteraan sosial mempunyai fungsi penunjang yaitu

berupa kegiatan-kegiatan yang dapat membantu tercapainya tujuan

bidang pelayanan kesejahteraan sosial.

c. Cara Mewujudkan Kesejahteraan Sosial

Dalam proses pertolongannya, peranan pekerja sosial sangat

beragam tergantung pada konteksnya. Secara umum pekerja sosial

dapat berperan sebagai mediator, fasilitator atau pendamping,

pembimbing, perencana, dan pemecah masalah. Kinerja pekerja sosial

dalam melaksanakan meningkatkan keberfungsian sosial dapat dilihat

dari beberapa strategi pekerjaan sosial sebagai berikut:56

1) Meningkatnya kemampuan orang dalam menghadapi masalah yang

dialaminya.

2) Menghubungkan orang dengan sistem dan jaringan sosial yang

memungkinkan mereka menjangkau atau memperoleh berbagai

sumber, pelayanan dan kesempatan.

3) Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga sosial sehingga mampu

memberikan pelayanan secara efektif, berkualitas dan

berperikemanusiaan.

56
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika
Aditaman, 2009), hlm. 27.
31

4) Merumuskan dan mengembangkan perangkat hokum dan peraturan

yang mampu menciptakan situasi yang kondusif bagi tercapainya

kemerataan ekonomi dan keadilan sosial.

d. Indikator Kesejahteraan Sosial

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia, disebutkan bahwa

untuk melihat tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari beberapa

indikator antara lain:57

1) Tingkat pendapatan keluarga

2) Komposisi pengeluaran rumah tangga

3) Tingkat pendidikan keluarga

4) Tingkat kesehatan keluarga

5) Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki

Indikator lain untuk menilai tingkat kesejahteraan sosial dapat

dilakukan pada beberapa key indicators yang mencakup kemampuan

dalam:58

1) Memperoleh mata pencaharian (livelihood capabilities).

2) Memenuhi kebutuhan dasar (basic needs fulfillment).

3) Mengelola asset (asset management).

4) Menjangkau sumber-sumber (access to resources).

5) Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (access to social

capital).

57
BPS. Indikator Kesejahteraan Rakyat, (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2018), hlm. 12.
58
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika
Aditaman, 2009), hlm. 149.
32

6) Kemampuan dalam menghadapi goncangan dan tekanan (cope with

shocks dan stresses).

G. Metode Penelitian

Penelitian ilmiah membutuhkan metode penelitian agar karya ilmiah

yang disusun dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan

dapat ditemukan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga

dapat digunakan untuk memahami, memacahkan dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan

menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik

mengenai populasi serta berusaha menggambarkan situasi atau kejadian

tertentu. 59 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan

pada proses penyimpulan deduksi dan induksi serta dinamika

antarfenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.60

Jenis penelitian deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian

ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui usaha tenun. Dalam penelitian ini,

peneliti akan mendeskripsikan bagaimana dampak wirausaha tenun dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.


59
Azwar, S. Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 7.
60
Ibid, hlm. 5.
33

2. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber data yang dapat memberikan


61
data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Subyek dalam

penelitian ini adalah pengrajin tenun yang ada di Dusun Kenteng, Desa

Pojok, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah Dalam penelitian

kualitatif subyek penelitian ini disebut sebagai informan.

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan

tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. 62

Pertimbangan dalam menentukan subyek penelitian ini meliputi orang

yang bekerja di usaha tenun, berusia dewasa (> 18 tahun), telah

bekerja minimal 1 tahun sebagai pengrajin tenun goyor, mengetahui

perkembangan usaha tenun dan mempunyai waktu untuk memberikan

informasi berkaitan dengan usaha tenun. Berdasarkan pertimbangan

tersebut ditetapkan subyek penelitian sebanyak 5 orang pengrajin

tenun.

Selain itu peneliti juga menjadikan pihak manajemen yaitu

diambil dari juragan tenun sebagai subyek penelitian. Subyek dari

manajemen diambil sebanyak 5 orang. Alasan melibatkan manajemen

sebagai subyek penelitian yaitu peneliti menggunakan teknik

61
Arikunto, S, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Roneka Cipta,
2012), hlm. 107.
62
Ibid, hlm. 15.
34

triangulasi sehingga data yang didapatkan dari manajemen dapat

dijadikan sebagai pembanding maupun penguat dari data atau

informasi yang didapatkan dari pengrajin.

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah pokok permasalahan yang ditetapkan


63
untuk dipelajari, diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Obyek

penelitian ini adalah dampak wirausaha tenun dalam meningkatkan

kesejahteraan sosial masyarakat.

3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 64 Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga metode,

yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi (observation) merupakan suatu teknik mengumpulan

data dengan jalan mengadakan pengamatan pada kegiatan yang sedang

berlangsung. Observasi akan membuat peneliti lebih mampu

memahami konteks dal am dala keseluruhan situasi sehingga akan

dapat diperoleh pandangan yang lebih menyeluruh.65

63
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 115.
64
Ibid, hlm. 224.
65
Ibid, hlm. 407.
35

Observasi yang dilakukan dalam penelitian dilakukan dengan

mengamati tetapi tidak terlibat langsung dalam kegiatan atau pekerjaan

tetapi melakukan pengamatan secara langsung. Peneliti mengamati

kegiatan yang dilakukan oleh pengrajin dalam membuat tenun, meliputi

proses produksi, pengemasan maupun distribusi dan pemasaran yang

dilakukan. Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan pada aktivitas

kehidupan sehari-hari pengrajin serta aspek kesejahteraan seperti kondisi

rumah, fasilitas yang dimiliki dan sebagainya.

Dalam proses observasi, peneliti melakukannya secara terang-

terangan dengan terlebih dahulu meminta ijin kepada subyek (pengrajin)

yang menjadi sumber data untuk melakukan observasi. Observasi

dilakukan secara terang-terangan agar subyek tidak merasa terganggu

dengan aktivitas observasi yang dilakukan oleh peneliti dan peneliti dapat

secara bebas melakukan pengamatan dalam proses pengambilan data

penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. 66 Sebelum melaksanakan wawancara,

peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut dengan panduan

wawancara (interview guide). Panduan ini berisi sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh subjek. Isi

66
Ibid, hlm. 410.
36

pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan,

konsep, pendapat, persepsi dari informan.

Alasan peneliti menggunakan wawancara model terstruktur yaitu

agar peneliti mendapatkan jawaban yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Peneliti bisa mendapatkan jawaban yang lebih terstruktur, fokus, lebih

tepat sasaran dan tidak meluas pada hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam

penelitian. Hasil jawaban yang didapatkan dari subyek pun dapat dengan

mudah untuk dianalisa menggunakan triangulasi serta mudah untuk ditarik

kesimpulannya.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terhadap seluruh

informan meliputi pemilik usaha tenun (manajemen) dan pengrajin tenun

di Dusun Kenteng, Desa Pojok, Tawangsari, Sukoharjo.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.67 Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.68

Dokumentasi dalam penelitian ini diambil dari data catatan-catatan

usaha tenun yang ada pada pihak manajemen (juragan) meliputi data

tenaga kerja, proses produksi, pemasaran maupun data-data dan informasi

lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

67
Arikunto, S, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Roneka Cipta,
2012), hlm. 247.
68
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 442.
37

4. Metode Validasi Data

Validasi data digunakan sebagai pembuktian bahwa data yang

didapatkan oleh peneliti selama penelitian telah valid dan sesuai dengan

data yang sesungguhnya. Validitas data dilakukan peneliti dengan

menggunakan cara triangulasi metode dan sumber. Triangulasi metode

yaitu pemeriksaan keabsahan dengan cara membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara serta membandingkan dengan

perkataan di depan umum dengan perkataan pribadi. Triangulasi sumber

yaitu teknik pengecekan validitas data dengan membandingkan data yang

didapatkan melalui beberapa sumber untuk mengecek kebenaran data

dilihat dari beberapa sumber yang berbeda.69

5. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen

dalam Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.70 Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

69
Ibid, hlm. 465.
70
Moleong, Lexy, J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 248.
38

a. Reduksi Data

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data artinya menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan dan membuang yang tidak perlu serta memilih bagian

yang penting dan relevan dengan maslaah penelitian yang didapatkan

dari wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga dapat

menghindarkan terjadinya kekurangan data.71

b. Penyajian Data

Data disajikan dengan menggunakan teks yang bersifat naratif.

Data disajikan dengan tujan untuk memudahkan peneliti dalam

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.72

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses pengorganisasian

data-data yang telah didapatkan kemudian ditarik kesimpulan sebagai

jawaban dari rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Apabila

kesimpulan yang didapatkan dirasa kurang, peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data untuk mendapatkan bukti-bukti yang

71
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 431.
72
Ibid, hlm. 434.
39

valid dan konsisten sehingga kesimpulan yang didapatkan merupakan

kesimpulan yang kredibel.73

H. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini terbagi menjadi 4 BAB yang di dalamnya terdapat sub bab,

sebagai berikut:

BAB I : Bab I berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian

pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : Bab II berisi gambaran umum tempat penelitian yang meliputi letak

geografis, kondisi demografi penduduk, kondisi sosial ekonomi, tingkat

pendidikan, keagamaan, organisasi masyarakat, fasilitas umum, serta sejarah

tentang usaha tenun.

BAB III : BAB III berisi penyajian data penelitian dan pembahasan yaitu

mendeskripsikan dampak wirausaha kain tenun goyor terhadap kesejahteraan

sosial masyarakat, serta mendeskripsikan apa yang didapatkan masyarakat dari

usaha tenun.

BAB IV : BAB IV berisi penutup yaitu kesimpulan, saran-saran yang

membangun, dan kata penutup dari penulis.

Pada bagian akhir terdapat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat

pendidikan penulis.

73
Ibid, hlm. 438.
105

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa wirausaha tenun goyor telah memberikan dampak bagi kesejahteraan

sosial masyarakat Dusun Kenteng Desa Pojok Tawangsari Sukoharjo Jawa

Tengah. Dampak wirausaha tenun goyor terhadap masyarakat Dusun Kenteng

Desa Pojok Tawangsari Sukoharjo Jawa Tengah diantaranya menciptakan

lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan

dan meningkatkan produktivitas. Dampak pada kesejahteraan sosial

masyarakat dapat dilihat dari 5 indikator dari BPS yaitu pendapatan keluarga,

komposisi pengeluaran rumah tangga, tingkat pendidikan keluarga, tingkat

kesehatan keluarga dan kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki.

Tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari 5 indikator kesejahteraan sosial

masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:

Tingkat pendapatan keluarga mengalami peningkatan setelah bekerja

menjadi pengrajin tenun goyor. Pendapatan yang didapatkan dari tenun goyor

dapat memenuhi kebutuhan pangan, menambah jajan anak serta kebutuhan

sehari-hari lainnya. Artinya bahwa dilihat dari indikator tingkat pendapatan

keluarga, menunjukkan bahwa wirausaha tenun goyor dapat meningkatkan

pendapatan keluarga pengrajin, sehingga pengrajin mampu memenuhi

kebutuhan hidup keluarga dan tercapai kesejahteraan sosial keluarga.


106

Komposisi pengeluaran rumah tangga yaitu digunakan untuk menenuhi

kebutuhan pokok. Selain kebutuhan pokok, pengeluaran rumah tangga juga

telah meningkat pada kebutuhan sekunder seperti membeli TV, radio, kulkas

bahkan membeli kendaraan sepeda motor walaupun dengan cara kredit.

Penghasilan pengrajin yang didapatkan dari tenun goyor telah membantu

memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan primer maupun sekunder.

Hasil ini dapat diartikan bahwa dilihat dari indikator komposisi pengeluaran

rumah tangga menunjukkan jika keluarga pengrajin telah mencapai taraf

sejahtera karena telah mampu memenuhi kebutuhan pokoknya dan telah

meningkat pada kebutuhan sekunder.

Tingkat pendidikan keluarga pengrajin diketahui rata-rata berpendidikan

dasar yaitu SD dan SMP. Pengrajin seluruhnya mampu menyekolahkan

anaknya. Hasil pendapatan dari tenun goyor mampu mendukung pembiayaan

sekolah seperti membeli buku, tas, seragam, sepatu, karena kebanyakan

pengrajin mendapatkan bantuan pendidikan dari PIP sehingga tidak membayar

SPP. Tingkat kesehatan keluarga telah memenuhi 4 aspek tingkat kesehatan

keluarga yaitu telah mampu mendapatkan pelayanan kesehatan saat ada

anggota keluarga yang sakit. Hasil pendapatan dari tenun goyor diantaranya

digunakan oleh pengrajin memeriksakan keluarga yang sakit di bidan, dokter

atau Puskesmas.

Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki diketahui kondisi rumah

tempat tinggal pengrajin telah memenuhi kriteria layak huni meliputi rumah

berdinding bata, lantai dikeraskan, ada sumber penerangan dan ada sumur.
107

Selain itu pengrajin rata-rata juga telah memiliki fasilitas lain yaitu kendaraan

bermotor ada yang memiliki 1 sepeda motor dan ada yang memiliki 2 sepeda

motor. Dilihat dari hasil ini dapat diartikan bahwa keluarga pengrajin sudah

semakin sejahtera.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada

beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Pengrajin dapat lebih fokus menekuni tenun goyor tidak hanya sebagai

kerjaan sambilan tetapi benar-benar menjadi mata pencaharian sehingga

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

2. Pemilik usaha tenun goyor lebih berperan aktif dalam memberikan

pelatihan-pelatihan kepada masyarakat yang berminat menjadi pengrajin

tenun goyor sehingga semakin banyak keluarga semakin sejahtera.

3. Bagi Dinas UMKM dapat mendukung usaha kerakyatan skala kecil

menengah terutama dalam hal pemasaran tenun goyor di pasar lokal

maupun internasional, sehingga potensi tenun goyor sebagai produk asli

Desa Pojok Tawangsari dapat berkembang dan kesejahteraan pengrajin

tenun pun juga akan semakin meningkat.


108

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, S, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,


2012.

Azwar, S, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

BPS. Indikator Kesejahteraan Rakyat, Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2018.

Desa Pojok. Tingkat Perkembangan Desa. Sukoharjo: Desa Pojok, 2019.

Dhewanto, W, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial, Panduan Dasar Menjadi


Agen Perubahan, Bandung: Alfabeta, 2013.

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis


Pembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: PT.
Refika Aditaman, 2009.

Fahrudin, A, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2012.

Hery Wibowo dan Sony, A. Nulhaqim, Kewirausahaan Sosial, Bandung: UNPAD


PRESS, 2015.

KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2010.

Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 2009.

Madziatul Churiyah, Model Pembelajaran Kewirausahaan Sosial Berbasis


Potensi Lokal, Malang: Surya Pena Gemilang, 2015.

Moleong, L, J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2007.

Nitisusastro, M, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Bandung:


Alfabeta, 2017.

Siti Adiprigandari, dkk, Menggali Konsep Sosial Entrepreneurship, Surabaya,


UIN Sunan Ampel Press, 2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharto, E, Pekerja Sosial di Dunia Industri, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suud, M., H. Orientasi Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009.

108
109

Suyaman, D.J, Keriwausahaan dan Industri Kreatif, Bandung: Alfabeta, 2015.

Undang-undang

UU RI No 11, Kesejahteraan Sosial, (Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4967

Skripsi

Muhammad Najib, Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui


Usaha Gerabah di Dusun Pagerjurang Kecamanan Wedi Kabupaten Klaten,
Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2015.

Malik Suryatama, Dampak Program Corporate Social Responsibility


Kewirausahaan Sekolah di SD Segoroyoso Pleret Bantul, Skripsi, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018.

Maylinda Ambarwati, Studi Kerajinan Tenun Ikat Sarung Goyor Sudarto Di Desa
Kenteng Kelurahan Pojok Kecamatan Tawangsari Sukoharjo, Skripsi, FKIP
UNS, 2013.

Wahyu Putri Widyaningrum, Pengaruh Wirausaha Desain Grafis Terhadap


Kesejahteraan Sosial Masyarakat Kaliabu, Salaman, Magelang, Skripsi,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Togyakarta, 2019.

Jurnal

Muhammad Isnan Nurfaqih dan Rizqi Afnanni Fahmi, Kewirausahaan Sosial


dalam Perseptif Ekonomi Islam, Working Paper Keuangan Publik Islam No 8
Seri 1 Tahun 2018.

Ratna Widiastuti dan Meily Margaretha. Socio Entrepreneurship: Tinjauan Teori


dan Perannya Bagi Masyrakat. Jurnal Manajemen, Vol. 11, November 2011,
UKRIM: 22.

Ziauddin Sardar, Kesejahteraan Dalam Perspektif Islam, Jurnal Ekonomi Syariah


Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 391-401.

Internet

BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka, (https://www.bps.go.id/tingkat-


pengangguran-terbuka-tpt-menurut-provinsi.html), diakses 4 Juli 2019,
pukul: 8:21 WIB.
110

BPS Jateng, Tingkat Pengangguran Terbuka Jateng, (http//: jateng.bps.go.id-


tingkat-pengangguran-terbuka.html), diakses 28 Mei 2019, pukul: 6.38 WIB.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (https://kbbi.co.id), diakses 7 April 2020, pukul


1:55 WIB.
111

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

IDENTITAS DIRI

1) Siapakah nama bapak/ibu/saudara/saudari?

2) Berapa usia bapak/ibu/saudara/saudari?.//

3) Tingkat pendidikan bapak/ibu/saudara/saudari?

4) Sudah berapa lama menjadi pengrajin tenun goyor?

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Tingkat pendapatan keluarga

1) Berapakah pendapatan yang anda peroleh dari tenun goyor tiap bulan?

2) Bagaimana sistem penggajian yang didapatkan dari tenun goyor?

3) Apakah ada tambahan penghasilan atau bonus yang didapatkan dari usaha

tenun goyor?

4) Apakah pendapatan yang anda dapatkan dari tenun goyor mampu mencukupi

kebutuhan keluarga?

5) Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga setelah menjadi pengrajin tenun

goyor dibandingkan sebelum menjadi pengrajin tenun goyor?

6) Apakah ada sumber pendapatan keluarga lainnya selain dari tenun goyor?

Komposisi pengeluaran rumah tangga

1) Pengeluaran keuangan keluarga setiap bulan utamanya untuk memenuhi

kebutuhan apa saja?


112

2) Apakah keuangan keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok

(pangan, sandang dan papan)?

3) Apakah keuangan keluarga mampu memenuhi biaya pendidikan anak?

4) Apakah keuangan keluarga mampu membiayai biaya pengobatan saat ada

anggota keluarga yang sakit?

5) Apakah keuangan keluarga mampu membeli kebutuhan sekunder seperti TV,

radio, kulkas dan kendaraan?

6) Apakah setiap bulan mampu menyisihkan uang untuk tabungan?

Tingkat pendidikan keluarga

1) Apakah tingkat pendidikan anda?

2) Apakah tingkat pendidikan suami/isteri anda?

3) Berapa jumlah anak anda?

4) Apakah semua anak anda sekolah?

5) Dimanakah anak anda bersekolah?

6) Apakah anda akan menyekolahkan anak anda sampai tingkat pendidikan

tinggi?

7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu membiayai sekolah anak?

Tingkat kesehatan keluarga

1) Apakah saat ini ada anggota keluarga yang sakit?

2) Saat anggota keluarga ada yang sakit apakah diperiksakan di Puskesmas atau

layanan kesehatan terdekat?


113

3) Apakah isteri mengikuti program KB?

4) Apakah saat anak anda bayi diberikan ASI dan imunisasi?

5) Apakah anggota keluarga sudah mempunyai asuransi kesehatan seperti BPJS?

6) Apakah ada anggota keluarga yang merokok?

7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu memenuhi fasilitas

kesehatan keluarga?

Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki

1) Apakah saat ini anda tinggal di rumah sendiri?

2) Apakah rumah anda berdinding bata?

3) Apakah lantai rumah anda sudah dikeraskan (dikeramik)?

4) Apakah rumah anda sudah memiliki sumber penerangan listrik?

5) Apakah rumah anda sudah ada sumber air bersih (sumur/PDAM)?

6) Apakah anda memiliki fasilitas pendukung seperti TV, radio, dan perabotan

rumah tangga?

7) Apakah anda memiliki kendaraan yang dipergunakan untuk keperluan

keluarga?

8) Apakah rumah dan fasilitas yang anda miliki diantaranya didapatkan

menggunakan pendapatan dari tenun goyor?


114

PEDOMAN OBSERVASI

1) Mengamati proses produksi tenun goyor.

2) Mengamati peningkatan kesejahteraan pengrajin tenun goyor (dilihat dari

keadaan ruman, gaya hidup dan gaya berpakaian).

3) Mengamati sekilas kehidupan keluarga pengrajin (pada saat melakukan

penelitian).

4) Mengamati aktivitas kerja yang dilakukan pengrajin.


115

PEDOMAN DOKUMENTASI

1) Mencari data profil Desa Pojok Tawangsari.

2) Mencari data profil usaha tenun goyor.

3) Mencara data sejarah berdirinya usaha tenun goyor.

4) Mencari data proses produksi tenun goyor.

5) Mencari data pengrajin tenun goyor.

6) Mencari data proses pemasaran.

7) Mencari data peran usaha tenun goyor dalam peningkatan kesejahteraan

masyarakat.
116

PEDOMAN WAWANCARA MANAJEMEN

1) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu menciptakan lapangan kerja

bagi masyarakat sekitar?

2) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu mengurangi pengangguran?

3) Apakah keberadaan usaha tenun goyor meningkatkan pendapatan masyarakat?

4) Apakah manajemen selalu mendorong peningkatan produktivitas kerja

pengrajin?

5) Apakah usaha tenun goyor telah mampu meningkatkan kesejahteraan

pengrajin?

6) Bagaimana peran usaha tenun goyor dalam meningkatkan kesejahteraan

pengrajin?

7) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin dilihat dari

pendapatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor?

8) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin dilihat dari

pendidikan anggota keluarga pengrajin setelah bergabung menjadi pengrajin

tenun goyor (contoh: apakah mampu menyekolahkan anak)?

9) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin dilihat dari

kesehatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor (contoh: apakah

mampu memeriksakan anggota keluarga saat sakit)?

10) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin dilihat dari

kondisi rumah dan fasilitas yang dimiliki setelah bergabung menjadi pengrajin

tenun goyor?
117

Rekap Hasil Wawancara

INFORMAN 1

IDENTITAS DIRI
1) Siapakah nama bapak/ibu/saudara/saudari?
Sri Mardari
2) Berapa usia bapak/ibu/saudara/saudari?
35 tahun
3) Tingkat pendidikan bapak/ibu/saudara/saudari?
SMP
4) Sudah berapa lama menjadi pengrajin tenun goyor?
9 tahun

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Tingkat pendapatan keluarga


1) Berapakah pendapatan yang anda peroleh dari tenun goyor tiap bulan?
1 minggu dapat 4 potong
Tiap potong dihargai Rp. 42.0000
Jadi pendapatan 4 x Rp. 42.000 x 4 (Rp.672.000)
2) Bagaimana sistem penggajian yang didapatkan dari tenun goyor?
Mingguan
3) Apakah ada tambahan penghasilan atau bonus yang didapatkan dari
usaha tenun goyor?
Dapat THR berupa uang Rp. 200.000
4) Apakah pendapatan yang anda dapatkan dari tenun goyor mampu
mencukupi kebutuhan keluarga?
Alhamdulillah mampu
5) Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga setelah menjadi pengrajin
tenun goyor dibandingkan sebelum menjadi pengrajin tenun goyor?
Ada
118

Bisa mencukupi uang jajan dan belanja sehari-hari.


6) Apakah ada sumber pendapatan keluarga lainnya selain dari tenun
goyor?
Ada dari suami kerja di sawah

Komposisi pengeluaran rumah tangga


1) Pengeluaran keuangan keluarga setiap bulan utamanya untuk memenuhi
kebutuhan apa saja?
Beli makan, sayur, pajek, listrik saja
2) Apakah keuangan keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok
(pangan, sandang dan papan)?
Bisa
3) Apakah keuangan keluarga mampu memenuhi biaya pendidikan anak?
Bisa
4) Apakah keuangan keluarga mampu membiayai biaya pengobatan saat
ada anggota keluarga yang sakit?
Bisa, karena ada bantuan KIS
5) Apakah keuangan keluarga mampu membeli kebutuhan sekunder seperti
TV, radio, kulkas dan kendaraan?
Bisa
6) Apakah setiap bulan mampu menyisihkan uang untuk tabungan?
Ora

Tingkat pendidikan keluarga


1) Apakah tingkat pendidikan anda?
Saya berpendidikan SMP
2) Apakah tingkat pendidikan suami/isteri anda?
Suami SD
3) Berapa jumlah anak anda?
Anak 2 (dua)
119

4) Apakah semua anak anda sekolah?


Iya semua sekolah, SD kelas 4 dan TK
5) Dimanakah anak anda bersekolah?
SD Pojok 3
TK Pojok 2
6) Apakah anda akan menyekolahkan anak anda sampai tingkat
pendidikan tinggi?
Insha Allah pengen mengekolahkan anak sampai tinggi.
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu membiayai sekolah
anak?
Iya, ya buat sangu jajan anak, ya buat beli buku, tas

Tingkat kesehatan keluarga


1) Apakah saat ini ada anggota keluarga yang sakit?
Tidak ada
2) Saat anggota keluarga ada yang sakit apakah diperiksakan di Puskesmas
atau layanan kesehatan terdekat?
Kalau ada yang sakit, priksa ke bidan ibu Ponirah
3) Apakah isteri mengikuti program KB?
Tidak KB mbak, Cuma KB alami
4) Apakah saat anak anda bayi diberikan ASI dan imunisasi?
Iya, anak saya samua tak kasih ASI. Imunisasi juga dikasih imunisasi dasar
lengkap di tempat bu bidan.
5) Apakah anggota keluarga sudah mempunyai asuransi kesehatan seperti
BPJS?
Punya, KIS untuk periksa saat keluarga sakit
6) Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
Ada, suami merokok
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu memenuhi fasilitas
kesehatan keluarga?
Mboten karena pendapatan hanya untuk kebutuhan anak.
120

Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki


1) Apakah saat ini anda tinggal di rumah sendiri?
Iya sudah rumah sendiri.
2) Apakah rumah anda berdinding bata?
Iya
3) Apakah lantai rumah anda sudah dikeraskan (dikeramik)?
Belum dikeramik tapi sudah dikeraskan pake semen
4) Apakah rumah anda sudah memiliki sumber penerangan listrik?
Iya, pake PIN
5) Apakah rumah anda sudah ada sumber air bersih (sumur/PDAM)?
Iya, ada sumur
6) Apakah anda memiliki fasilitas pendukung seperti TV, radio, dan
perabotan rumah tangga?
Ada
7) Apakah anda memiliki kendaraan yang dipergunakan untuk keperluan
keluarga?
Ada 1 motor buat nganter anak sekolah, buat suami kerja
8) Apakah rumah dan fasilitas yang anda miliki diantaranya didapatkan
menggunakan pendapatan dari tenun goyor?
Mboten sebab suami ada pekerjaan lain
121

INFORMAN 2
IDENTITAS DIRI
1) Siapakah nama bapak/ibu/saudara/saudari?
Deniati
2) Berapa usia bapak/ibu/saudara/saudari?
30 tahun
3) Tingkat pendidikan bapak/ibu/saudara/saudari?
SMP
4) Sudah berapa lama menjadi pengrajin tenun goyor?
1 tahun

KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tingkat pendapatan keluarga
1) Berapakah pendapatan yang anda peroleh dari tenun goyor tiap bulan?
1 minggu dapatnya sekitar 4 potong, per potong dihargai Rp. 40.000
Jadi pendapatan per bulan sekitar Rp. 640.000;.
2) Bagaimana sistem penggajian yang didapatkan dari tenun goyor?
Tiap minggu
3) Apakah ada tambahan penghasilan atau bonus yang didapatkan dari
usaha tenun goyor?
Tidak ada
4) Apakah pendapatan yang anda dapatkan dari tenun goyor mampu
mencukupi kebutuhan keluarga?
Mboten
5) Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga setelah menjadi pengrajin
tenun goyor dibandingkan sebelum menjadi pengrajin tenun goyor?
Ada, sekarang bisa mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari.
6) Apakah ada sumber pendapatan keluarga lainnya selain dari tenun
goyor?
Ada, suami kerja ten sabin kalih serabutan.
122

Komposisi pengeluaran rumah tangga


1) Pengeluaran keuangan keluarga setiap bulan utamanya untuk memenuhi
kebutuhan apa saja?
Biaya sekolah, beli sayur, pangan, sandang
2) Apakah keuangan keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok
(pangan, sandang dan papan)?
Bisa
3) Apakah keuangan keluarga mampu memenuhi biaya pendidikan anak?
Bisa, mendapat PKH sehingga bisa meringankan
4) Apakah keuangan keluarga mampu membiayai biaya pengobatan saat
ada anggota keluarga yang sakit?
Bisa, menggunakan KIS
5) Apakah keuangan keluarga mampu membeli kebutuhan sekunder seperti
TV, radio, kulkas dan kendaraan?
Bisa. Sekarang bisa membeli TV, radio, dan kendaraan walaupun masih kredit
6) Apakah setiap bulan mampu menyisihkan uang untuk tabungan?
Mboten

Tingkat pendidikan keluarga


1) Apakah tingkat pendidikan anda?
Saya sekolah sampai SMP
2) Apakah tingkat pendidikan suami/isteri anda?
Kalo suami hanya lulusan SD
3) Berapa jumlah anak anda?
Anak ada 1
4) Apakah semua anak anda sekolah?
Iya sekolah
5) Dimanakah anak anda bersekolah?
TK Pojok 1
123

6) Apakah anda akan menyekolahkan anak anda sampai tingkat


pendidikan tinggi?
Insha Allah mbak, mugi-mugi diparingi rejeki buat anak sekolah.
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu membiayai sekolah
anak?
Mboten

Tingkat kesehatan keluarga

1) Apakah saat ini ada anggota keluarga yang sakit?


Tidak ada
2) Saat anggota keluarga ada yang sakit apakah diperiksakan di Puskesmas
atau layanan kesehatan terdekat?
Kalo keluarga sakit kadang periksa ke Dokter Agus kadang bu bidan
3) Apakah isteri mengikuti program KB?
Iya pasang KB mb
4) Apakah saat anak anda bayi diberikan ASI dan imunisasi?
ASI dikasih sampai 2 tahun, imunisasi dasar semua sampai tuntas di Puskesmas.
5) Apakah anggota keluarga sudah mempunyai asuransi kesehatan seperti
BPJS?
Ada, keluarga punya KIS saat sakit dipakai untuk periksa jadi meringankan
6) Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
Ada, suami merokok ya di rumah ya di tempat kerja
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu memenuhi fasilitas
kesehatan keluarga?
Mboten sebab hanya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari saja.
124

Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki


1) Apakah saat ini anda tinggal di rumah sendiri?
Iya sudah tinggal di rumah sendiri
2) Apakah rumah anda berdinding bata?
Iya rumah sudah berdinding bata
3) Apakah lantai rumah anda sudah dikeraskan (dikeramik)?
Lantai belum dikeramik sudah diplaster pake semen.
4) Apakah rumah anda sudah memiliki sumber penerangan listrik?
Iya, listrik pulsa
5) Apakah rumah anda sudah ada sumber air bersih (sumur/PDAM)?
Iya, ada sumur
6) Apakah anda memiliki fasilitas pendukung seperti TV, radio, dan
perabotan rumah tangga?
Ada
7) Apakah anda memiliki kendaraan yang dipergunakan untuk keperluan
keluarga?
Ada 1 motor untuk keperluan keluarga kalo butuh pergi yang agak jauh
8) Apakah rumah dan fasilitas yang anda miliki diantaranya didapatkan
menggunakan pendapatan dari tenun goyor?
mboten.
125

INFORMAN 3

IDENTITAS DIRI
1) Siapakah nama bapak/ibu/saudara/saudari?
Sri Ningsih
2) Berapa usia bapak/ibu/saudara/saudari?
33 tahun
3) Tingkat pendidikan bapak/ibu/saudara/saudari?
SD
4) Sudah berapa lama menjadi pengrajin tenun goyor?
11 tahun

KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tingkat pendapatan keluarga
1) Berapakah pendapatan yang anda peroleh dari tenun goyor tiap bulan?
Setiap minggu dapat 2 potong per potong Rp. 35.000
Tiap bulan angsal 2 x 4 minggu x Rp. 35.000 = Rp. 280.000
2) Bagaimana sistem penggajian yang didapatkan dari tenun goyor?
Tiap mingguan
Dinten setu siang
3) Apakah ada tambahan penghasilan atau bonus yang didapatkan dari
usaha tenun goyor?
Ada
Dapat bonus jilbab, piknik tiap tahun, bapak dapat sarung
4) Apakah pendapatan yang anda dapatkan dari tenun goyor mampu
mencukupi kebutuhan keluarga?
Dicukupin untuk kebutuhan pangan saja
5) Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga setelah menjadi pengrajin
tenun goyor dibandingkan sebelum menjadi pengrajin tenun goyor?
Nggih enten, entuk duit
126

6) Apakah ada sumber pendapatan keluarga lainnya selain dari tenun


goyor?
Bapak buruh serabutan (sawah, mebel)

Komposisi pengeluaran rumah tangga


1) Pengeluaran keuangan keluarga setiap bulan utamanya untuk memenuhi
kebutuhan apa saja?
Sekolah, pangan, listrik, air sumur
2) Apakah keuangan keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok
(pangan, sandang dan papan)?
Dicukup-cukupke untuk anak 3, seminggu cukup untuk diputerke.
3) Apakah keuangan keluarga mampu memenuhi biaya pendidikan anak?
Anak pertama SD Pokok 3 dapat dana PIP
4) Apakah keuangan keluarga mampu membiayai biaya pengobatan saat
ada anggota keluarga yang sakit?
Mampu dengan KIS
5) Apakah keuangan keluarga mampu membeli kebutuhan sekunder seperti
TV, radio, kulkas dan kendaraan?
Ada
6) Apakah setiap bulan mampu menyisihkan uang untuk tabungan?
Bisa untuk kebutuhan anak-anak, atau ada tetangga ewuhm sripah, manten.

Tingkat pendidikan keluarga


1) Apakah tingkat pendidikan anda?
Saya pendidikan SD
2) Apakah tingkat pendidikan suami/isteri anda?
Suami juga sama pendidikan SD
3) Berapa jumlah anak anda?
Anak ada 3 (tiga)
127

4) Apakah semua anak anda sekolah?


Baru 2 yang sekolah, yang satu masih 1 tahun
5) Dimanakah anak anda bersekolah?
Anak 1 : SD kelas 2 Pojok
Anak 2 : TK Tawangsari
Anak 3 : 1 tahun
6) Apakah anda akan menyekolahkan anak anda sampai tingkat
pendidikan tinggi?
Insha Allah amin nggih nyuwune
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu membiayai sekolah
anak?
Tidak, sebab kebutuhan pangan lebih utama

Tingkat kesehatan keluarga


1) Apakah saat ini ada anggota keluarga yang sakit?
Tidak
2) Saat anggota keluarga ada yang sakit apakah diperiksakan di Puskesmas
atau layanan kesehatan terdekat?
Kalo ada yang sakit periksanya ke Puskesmas Tawangsari
3) Apakah isteri mengikuti program KB?
Iya, sudah steril
4) Apakah saat anak anda bayi diberikan ASI dan imunisasi?
Iya dikasih ASI, kalo imunisasi tiap bulan
5) Apakah anggota keluarga sudah mempunyai asuransi kesehatan seperti
BPJS?
Ada, punya KIS
6) Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
Tidak, ga ada yang merokok suami tidak doyan rokok
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu memenuhi fasilitas
kesehatan keluarga?
128

Mboten
Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki
1) Apakah saat ini anda tinggal di rumah sendiri?
Iya rumah sendiri
2) Apakah rumah anda berdinding bata?
Iya sudah dinding bata
3) Apakah lantai rumah anda sudah dikeraskan (dikeramik)?
Belum keramik, sudah disemen
4) Apakah rumah anda sudah memiliki sumber penerangan listrik?
Ada listrik
5) Apakah rumah anda sudah ada sumber air bersih (sumur/PDAM)?
Ada sumur
6) Apakah anda memiliki fasilitas pendukung seperti TV, radio, dan
perabotan rumah tangga?
Ada di rumah sudah ada TV, sudah punya radio, ada kendaraan meskipun
direwangi kredit
7) Apakah anda memiliki kendaraan yang dipergunakan untuk keperluan
keluarga?
Ada 2 motor, buat nganter anak, buat anter gawean, buat suami kerja
8) Apakah rumah dan fasilitas yang anda miliki diantaranya didapatkan
menggunakan pendapatan dari tenun goyor?
Tidak, soale ada tambahan dari suami juga
129

INFORMAN 4

IDENTITAS DIRI

1) Siapakah nama bapak/ibu/saudara/saudari?


Hamini
2) Berapa usia bapak/ibu/saudara/saudari?
31 tahun
3) Tingkat pendidikan bapak/ibu/saudara/saudari?
SLTP
4) Sudah berapa lama menjadi pengrajin tenun goyor?
7 tahun

KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tingkat pendapatan keluarga
1) Berapakah pendapatan yang anda peroleh dari tenun goyor tiap bulan?
Kurang lebih tiap minggu 5 potong. 1 potong kan Rp. 40.0000 jadi sebulan Rp.
1.400.000.
2) Bagaimana sistem penggajian yang didapatkan dari tenun goyor?
Tiap minggu
3) Apakah ada tambahan penghasilan atau bonus yang didapatkan dari
usaha tenun goyor?
Tahunan, bonus lebaran Rp. 200.000 dulunya Rp. 150.000
4) Apakah pendapatan yang anda dapatkan dari tenun goyor mampu
mencukupi kebutuhan keluarga?
Mampu, membantu buat jajan anak
5) Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga setelah menjadi pengrajin
tenun goyor dibandingkan sebelum menjadi pengrajin tenun goyor?
Alhamdulillah banget ada karena dulunya enggak
6) Apakah ada sumber pendapatan keluarga lainnya selain dari tenun
goyor?
Ada dari suami yaitu sebagai buruh mebel.
130

Komposisi pengeluaran rumah tangga


1) Pengeluaran keuangan keluarga setiap bulan utamanya untuk memenuhi
kebutuhan apa saja?
Beras, sayur, air tumbas dari derijen yang lain pake sanyo, pulsa listrik
2) Apakah keuangan keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok
(pangan, sandang dan papan)?
Alhamdulillah saget, nggih dicukup-cukupke
3) Apakah keuangan keluarga mampu memenuhi biaya pendidikan anak?
Alhamdulillah dapet dana bantuan dari PIP juga anak sekolah
4) Apakah keuangan keluarga mampu membiayai biaya pengobatan saat
ada anggota keluarga yang sakit?
Mampu biasanya pake KIS berobat di bidan/Puskesmas
5) Apakah keuangan keluarga mampu membeli kebutuhan sekunder seperti
TV, radio, kulkas dan kendaraan?
Mampu beli TV, radio, pengen kulkas smoga bisa beli, ada kendaraan.
6) Apakah setiap bulan mampu menyisihkan uang untuk tabungan?
Waduh, kalau ini belum banyak iuruan untuk ewuh atau jenguk orang sakit.

Tingkat pendidikan keluarga


1) Apakah tingkat pendidikan anda?
Saya lulusan SLTP
2) Apakah tingkat pendidikan suami/isteri anda?
Suami juga sama SLTP
3) Berapa jumlah anak anda?
Anak ada 2 (SD dan TK)
4) Apakah semua anak anda sekolah?
Iya semua sudah sekolah
5) Dimanakah anak anda bersekolah?
SD Pojok
TK Tawangsari
131

6) Apakah anda akan menyekolahkan anak anda sampai tingkat


pendidikan tinggi?
Ya, semoga bisa mba yang penting itu.
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu membiayai sekolah
anak?
Iya, biasanya untuk bayar buku dan seragam, kalau SPP tidak ada pungutan.

Tingkat kesehatan keluarga


1) Apakah saat ini ada anggota keluarga yang sakit?
Tidak ada
2) Saat anggota keluarga ada yang sakit apakah diperiksakan di Puskesmas
atau layanan kesehatan terdekat?
Saat sakit periksa ke Puskesmas bisa, terdekat juga bisa
3) Apakah isteri mengikuti program KB?
Iya, sekarang KB anak sudah 2
4) Apakah saat anak anda bayi diberikan ASI dan imunisasi?
Iya anak-anak saya semua dapat ASI, imunisasi juga lengkap ke Puskesmas.
5) Apakah anggota keluarga sudah mempunyai asuransi kesehatan seperti
BPJS?
Jaminan kesehatan punya KIS, jadi bisa meringankan saat keluarga sakit.
6) Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
Ada, bapak masih merokok belum mau berhenti
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu memenuhi fasilitas
kesehatan keluarga?
Mampu

Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki


1) Apakah saat ini anda tinggal di rumah sendiri?
Iya tinggal di rumah sendiri
132

2) Apakah rumah anda berdinding bata?


Iya bata
3) Apakah lantai rumah anda sudah dikeraskan (dikeramik)?
Belum dikeramik, masih semen
4) Apakah rumah anda sudah memiliki sumber penerangan listrik?
Iya ada listrik
5) Apakah rumah anda sudah ada sumber air bersih (sumur/PDAM)?
Iya, ada sumur
6) Apakah anda memiliki fasilitas pendukung seperti TV, radio, dan
perabotan rumah tangga?
Ada
7) Apakah anda memiliki kendaraan yang dipergunakan untuk keperluan
keluarga?
Ada 2 sepeda motor
8) Apakah rumah dan fasilitas yang anda miliki diantaranya didapatkan
menggunakan pendapatan dari tenun goyor?
Tidak, karena hasil saya hanya untuk bantu untuk jajan anak dan kebutuhan
pangan.
133

INFORMAN 5

IDENTITAS DIRI
1) Siapakah nama bapak/ibu/saudara/saudari?
Dwi
2) Berapa usia bapak/ibu/saudara/saudari?
24 tahun
3) Tingkat pendidikan bapak/ibu/saudara/saudari?
SMP
4) Sudah berapa lama menjadi pengrajin tenun goyor?
3 tahun
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tingkat pendapatan keluarga
1) Berapakah pendapatan yang anda peroleh dari tenun goyor tiap bulan?
Tiap minggu dapat 2 potong
Per potong Rp. 40.000 jadi pendapatan tiap minggu Rp. 80.000
Pendapatan tiap bulan Rp. 320.000
2) Bagaimana sistem penggajian yang didapatkan dari tenun goyor?
Mingguan
3) Apakah ada tambahan penghasilan atau bonus yang didapatkan dari
usaha tenun goyor?
THR berupa uang Rp. 100.000
4) Apakah pendapatan yang anda dapatkan dari tenun goyor mampu
mencukupi kebutuhan keluarga?
Alhamdulillah mencukupi
5) Apakah ada peningkatan pendapatan keluarga setelah menjadi pengrajin
tenun goyor dibandingkan sebelum menjadi pengrajin tenun goyor?
Ada, untuk tambahan jajan anak
6) Apakah ada sumber pendapatan keluarga lainnya selain dari tenun
goyor?
Suami kerja di PT. Sritex
134

Komposisi pengeluaran rumah tangga


1) Pengeluaran keuangan keluarga setiap bulan utamanya untuk memenuhi
kebutuhan apa saja?
Pangan, listrik, bensin
2) Apakah keuangan keluarga sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok
(pangan, sandang dan papan)?
Sudah
3) Apakah keuangan keluarga mampu memenuhi biaya pendidikan anak?
Belum, sebab suami bekerja di Sritex gaji UMR tidak seberapa.
4) Apakah keuangan keluarga mampu membiayai biaya pengobatan saat
ada anggota keluarga yang sakit?
Mampu dengan KIS
5) Apakah keuangan keluarga mampu membeli kebutuhan sekunder seperti
TV, radio, kulkas dan kendaraan?
Dereng sebab masih dicukupi orang tua
6) Apakah setiap bulan mampu menyisihkan uang untuk tabungan?
Tidak

Tingkat pendidikan keluarga


1) Apakah tingkat pendidikan anda?
Saya pendidikan SMP
2) Apakah tingkat pendidikan suami/isteri anda?
Suami pendidikan SMA
3) Berapa jumlah anak anda?
Anak ada 2 (dua)
4) Apakah semua anak anda sekolah?
Yang satu sekolah dan yang satu masih balita
5) Dimanakah anak anda bersekolah?
SD Pojok
135

6) Apakah anda akan menyekolahkan anak anda sampai tingkat


pendidikan tinggi?
Insha Allah aminn, semoga bisa menyekolahkan anak setinggi-tingginya.
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu membiayai sekolah
anak?
Bisa, buat jajan dan mendapat dana PIP dari sekolah

Tingkat kesehatan keluarga


1) Apakah saat ini ada anggota keluarga yang sakit?
Tidak ada
2) Saat anggota keluarga ada yang sakit apakah diperiksakan di Puskesmas
atau layanan kesehatan terdekat?
Anggota keluarga sakit biasanya periksa ke Dokter Agus
3) Apakah isteri mengikuti program KB?
Iya abis lahiran langsung KB
4) Apakah saat anak anda bayi diberikan ASI dan imunisasi?
Iya, tiap bulan imunisasi
5) Apakah anggota keluarga sudah mempunyai asuransi kesehatan seperti
BPJS?
Ada KIS dipake saat periksa, lumayanlah bisa meringankan.
6) Apakah ada anggota keluarga yang merokok?
Tidak ada
7) Apakah pendapatan anda dari tenun goyor mampu memenuhi fasilitas
kesehatan keluarga?
Belum, karena menggunakan KIS dan sisanya untuk makan keluarga

Kondisi rumah sekaligus fasilitas yang dimiliki


1) Apakah saat ini anda tinggal di rumah sendiri?
Tidak, dengan orang tua
2) Apakah rumah anda berdinding bata?
Iya
136

3) Apakah lantai rumah anda sudah dikeraskan (dikeramik)?


Iya
4) Apakah rumah anda sudah memiliki sumber penerangan listrik?
Iya
5) Apakah rumah anda sudah ada sumber air bersih (sumur/PDAM)?
Iya air sumur sendiri
6) Apakah anda memiliki fasilitas pendukung seperti TV, radio, dan
perabotan rumah tangga?
Iya
7) Apakah anda memiliki kendaraan yang dipergunakan untuk keperluan
keluarga?
Ada 2 motor, untuk wira-wiri keperluan keluarga.
8) Apakah rumah dan fasilitas yang anda miliki diantaranya didapatkan
menggunakan pendapatan dari tenun goyor?
Tambahan saja dari suami kalau pendapatan tenun hanya untuk jajan anak
137

INFORMAN 6

Bapak Darto

1) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu menciptakan lapangan


kerja bagi masyarakat sekitar?
Iya, usaha tenun goyor dapat memberikan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Banyak masyarakat daerah sini yang bekerja sebagai pengrajin ada juga yang
bekerja disini yang mempersiapkan bahan baku tenun. Lapangan kerja di usaha ini
cukup besar peluangnya karena tenun goyor ini juga perkembangannya pesat ya,
jadi membutuhkan juga banyak tenaga kerja. Sekarang banyak masyarakat sudah
mulai bisa hidup mandiri menambah pemasukan uang saku untuk jajan anak.
2) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu mengurangi
pengangguran?
Iya, sekarang pengangguran di wilayah sini semakin berkurang. Bahkan ibu-ibu
rumah tangga pun bekerja menjadi pengrajin tenun. Memang tidak semua bekerja
di tenun, tapi banyak yang ikut kerja disini.
3) Apakah keberadaan usaha tenun goyor meningkatkan pendapatan
masyarakat?
Iya, disisi lain dapat menambah penghasilan keluarga disamping jadi buruh tani
suaminya.
4) Apakah manajemen selalu mendorong peningkatan produktivitas kerja
pengrajin?
Iya, dengan memberi dorongan tiap minggu saat para penenun setor barang yang
sudah ditenun. Penenun diajak ngobrol, ditanya-tanya kesulitan dan kendala yang
dihadapi. Tentu kalau ada permasalahan akan dibantu untuk diselesaikan. Kadang
diberi bonus kalau mencapai target kerja tertentu. Pas lebaran juga dikasih THR.
138

5) Apakah usaha tenun goyor telah mampu meningkatkan kesejahteraan


pengrajin?
Iya, dilihat dari hasil kerja penenun jika dapat menyelesaikan tenun dengan
jumlah 2 atau 4 potong dalam satu minggu lumayan gajinya bisa untuk kebutuhan
sehari-hari.
6) Bagaimana peran usaha tenun goyor dalam meningkatkan kesejahteraan
pengrajin?
Dengan memberikan pelatihan kerja cara menenun dengan ATBM, kemudian
diberi gaji tiap minggunya.
7) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendapatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun
goyor?
Iya, dapat mencukupi kebutuhan keluarga seperti pangan. Ada juga yang bisa
kredit motor
8) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendidikan anggota keluarga pengrajin setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor (contoh: apakah mampu menyekolahkan
anak)?
Iya bisa buat nyangoni sekolah, beli seragam, beli buku
9) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kesehatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor
(contoh: apakah mampu memeriksakan anggota keluarga saat sakit)?
Iya, ditambah sekarang ada layanan dari pemerintah berupa KIS jadi lebih mudah.
10) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kondisi rumah dan fasilitas yang dimiliki setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor?
Para buruh menjadi lebih terampil dalam hal menenun sehingga dapat menyetor
hasil barangnya dengan kami dan bisa langsung kami beri upah untuk modal
seperti beli alat bahan bangunan seperti semen, batu bata dan lain-lain.
139

INFORMAN 7
Ibu Naning
1) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu menciptakan lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar?
Iya, karena alat tenun kan bukan mesin jadi butuh banyak tenaga kerja. Sekarang
banyak masyarakat yang ikut jadi pengrajin. Tenun goyor ini peluangnya bagus
untuk ke depan, jadi semakin bisa menciptakan lapangan kerja yang luas bagi
masyarakat.
2) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu mengurangi
pengangguran?
Iya memang usaha ini langsung tidak langsung telah menyerap banyak tenaga
kerja baik yang kerja disini di rumah ataupun yang kerja sebagai pengrajin.
Memang kalau dilihat pengangguran semakin menurun ya kalo di wilayah sini.
Ibu-ibu nya pun kerja jadi penenun.
3) Apakah keberadaan usaha tenun goyor meningkatkan pendapatan
masyarakat?
Iya, setelah bekerja disini ya lumayan pengrajin bisa memperoleh tambahan
pendapatan. Selain dari hasil kerja suami ditambah dengan hasil tenun tentu saja
pendapatan keluarga pengrajin bertambah. Biasanya yang cari hanya suami
sekarang istri juga membantu dengan menjadi pengrajin dan hasilnya terlihat
sekarang pendapatan meningkat, kebutuhan sehari-hari terpenuhi.
4) Apakah manajemen selalu mendorong peningkatan produktivitas kerja
pengrajin?
Iya, kadang para buruh hanya mengambil kerjaan sebagai penenun selalu
dimotivasi untuk kerja giat. Diajak ngobrol, diberikan dorongan semangat kerja.
Diberikan bonus saat kerjaan banyak.
5) Apakah usaha tenun goyor telah mampu meningkatkan kesejahteraan
pengrajin?
Mampu
140

6) Bagaimana peran usaha tenun goyor dalam meningkatkan


kesejahteraan pengrajin?
Diberi gaji biasa terkadang dapat bonus THR semampunya.
7) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendapatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun
goyor?
Semakin meningkat, tiap minggu para buruh bayar sendiri naik kereta kelinci ke
desa-desa.
8) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendidikan anggota keluarga pengrajin setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor (contoh: apakah mampu menyekolahkan
anak)?
Iya bisa karena direwangi lembur nenun sama garapan sawah.
9) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kesehatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor
(contoh: apakah mampu memeriksakan anggota keluarga saat sakit)?
Periksa sendiri-sendiri dari subsidi pemerintah berupa KIS.
10) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kondisi rumah dan fasilitas yang dimiliki setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor?
Semakin sejahtera, terkadang pinjam bank untuk beli batu-batu terkadang bisa
mencari kredit kendaraan dengan hasil setoran (gaji) tenun.
141

INFORMAN 8

Ibu Wid

1) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu menciptakan lapangan


kerja bagi masyarakat sekitar?
Iya tenun goyor saat banyak peminatnya, jadi butuh banyak tenaga kerja untuk
memenuhi permintaan pasar itu. Warga masyarakat sekitar sini sekarang juga
banyak yang menjadi pengrajin. Kalau kami sebagai pemilik membuka
kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin menjadi pengrajin.
Kami akan memfasilitasi, mengajari sampai bisa hingga bisa mandiri mengerjakan
tenun di rumah.
2) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu mengurangi
pengangguran?
Iya kalo dilihat diamati pengangguran di sekitar sini sudah berkurang ya. Banyak
yang ikut kerja di tenun terutama ibu-ibunya. Sebagian ibu kerja ditenun tidak ada
yang nganggur di rumah, karena nenun bisa dikerjakan di rumah sambil momong
anak.
3) Apakah keberadaan usaha tenun goyor meningkatkan pendapatan
masyarakat?
Iya itu sudah pasti karena setiap minggu pengrajin mendapat upah dari hasil tenun
yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh itu tentu menambah pendapatan keluarga
karena dua-duanya bekerja jadi hasil yang didapatkan juga semakin bertambah.
Kalau mengenai jumlah upah dari tenun, itu bergantung dari jumlah kain tenun
yang dihasilkan. Kalau jumlah kain yang dihasilkan banyak maka upah yang
didapatkan juga banyak pendapatan keluarga juga semakin meningkat.
4) Apakah manajemen selalu mendorong peningkatan produktivitas kerja
pengrajin?
Iya tentu. Saat ketemu pengrajin diberikan dorongan dan motivasi biar semangat
kerjanya. Selalu menanyakan kesulitan kerja yang dihadapi dan sebisa mungkin
dibantu saat ada masalah. Bila usaha lagi bagus ya berbagai dengan pengrajin
diberi bonus. Saat hari raya juga diberikan THR dan bingkisan.
142

5) Apakah usaha tenun goyor telah mampu meningkatkan kesejahteraan


pengrajin?
Iya
6) Bagaimana peran usaha tenun goyor dalam meningkatkan kesejahteraan
pengrajin?
Menambah penghasilan
7) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendapatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun
goyor?
Pendapatannya jadi ajeg, sehingga bisa memenuhi kebutuhan keluarga bahkan
kredit motor.
8) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendidikan anggota keluarga pengrajin setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor (contoh: apakah mampu menyekolahkan
anak)?
Iya pengrajin bisa menyekolahkan anak, sebab juga sudah ada bantuan dana PIP
9) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kesehatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor
(contoh: apakah mampu memeriksakan anggota keluarga saat sakit)?
Iya, terkadang mobilnya pun juga digunakan untuk mengantar orang sakit.
10) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kondisi rumah dan fasilitas yang dimiliki setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor?
Sedikit demi sedikit dapat memperbaiki yang tadinya rumah gedek jadi tembok.
143

INFORMAN 9

Bapak Bambang

1) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu menciptakan lapangan


kerja bagi masyarakat sekitar?
Usaha ini bisa membuka lapangan kerja. Dari tahun 1983 menyebar ke desa
tetangga. Sekarang telah dikelola oleh generasi kedua dan berkembang semakin
besar. Permintaan tenun di pasaran juga tambah banyak jadi butuh tenaga kerja
yang banyak. Lapangan kerjanya ya jadi pengrajin atau kerja di sini untuk
menyiapkan bahan baku, ngepak tenun yang sudah jadi.
2) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu mengurangi
pengangguran?
Usaha tenun ini mampu mengurangi pengangguran yaitu dengan cara menjadi
buruh tenun. Banyak warga sini yang ikut kerja jadi buruh tenun ataupun
pengrajin tenun. Kalo dilihat pengangguran semakin menurun ya, karena banyak
yang ikut kerja ibu, bapak maupun kaum muda.
3) Apakah keberadaan usaha tenun goyor meningkatkan pendapatan
masyarakat?
Buruh tani tidak mesti, buruh tenun malah lebih pasti. Upah dibayar seminggu
sekali setiap Sabtu. Jumlahnya sesuai dengan jumlah kain yang dihasilkan. Kalau
banyak ya hasilnya banyak. Dari sini sudah dapat dilihat kalau hasil dari tenun
dapat menambah pendapatan keluarga.
4) Apakah manajemen selalu mendorong peningkatan produktivitas kerja
pengrajin?
Setiap minggu diajak jagongan (minim seminggu sekali) dan enaknya buruh tenun
bisa didadak untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sosial.
5) Apakah usaha tenun goyor telah mampu meningkatkan kesejahteraan
pengrajin?
Bisa
144

6) Bagaimana peran usaha tenun goyor dalam meningkatkan kesejahteraan


pengrajin?
Dengan diberi bonus THR dilihat dari jumlah produktivitas yang paling mempeng
Rp. 300.000/Rp. 400.000.
7) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendapatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun
goyor?
Meningkat dari sebelumnya.
8) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendidikan anggota keluarga pengrajin setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor (contoh: apakah mampu menyekolahkan
anak)?
Mampu, ada yang anaknya sampai menamatkan SLTA.
9) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kesehatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor
(contoh: apakah mampu memeriksakan anggota keluarga saat sakit)?
Kesehatan belum ada saat ini karena program pemerintah beberapa buruh sudah
mempunyai KIS.
10) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kondisi rumah dan fasilitas yang dimiliki setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor?
Setelah ikut kami meningkat karena dua-duanya ada kesadaran tinggi untuk
berusaha membangun rumah tidak ada yang bambu dan rata-rata bangunan bata.
145

INFORMAN 10

Ibu Suharti

1) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu menciptakan lapangan


kerja bagi masyarakat sekitar?
Nggih kathah, sakniki sampun sepuh-sepun, ibu rumah tangga. Mugi-mugi
wiranem nggih purun nenun. Sampun wonten naming taksih sekedik ingkang
enem. Nek peluang kerjanipun nggih kathah, sinten ingkang purun kerja nggih
monggo.
2) Apakah keberadaan usaha tenun goyor mampu mengurangi
pengangguran?
Nggih ngirangi pengangguran, sedoyo sampun saged nyambut damel. Kathah
ingkat tumut dados pengrajin mriki. Sinten kemawon saged nyambul damel
wonten mriki sek penting sregep.
3) Apakah keberadaan usaha tenun goyor meningkatkan pendapatan
masyarakat?
Nggih sekedik-sekedik, nyatane sampun kedaden kabeh. Hasile saking tenun
saget kagem nyekapi butuh, jajan anak. Umpami dipun gabung kaliyan hasil
saking garwonipun nggih mestinipun tambah cekap maleh.
4) Apakah manajemen selalu mendorong peningkatan produktivitas kerja
pengrajin?
Nggih dioyak sak mampune, sebagian tenogo sampun sepuh-sepuh. Menawi setor
kain nggih ditanglet wonten masalah nopo mboten. Umpami kerjo saget target
nggih onten bonus. THR nggih mesti sak mampune.
5) Apakah usaha tenun goyor telah mampu meningkatkan kesejahteraan
pengrajin?
Sampun, nggih lumayan sakniki pendak minggu tampi arto, mboten kaya sritex
akeh ora ono kudu ono
6) Bagaimana peran usaha tenun goyor dalam meningkatkan kesejahteraan
pengrajin?
Nek kados mbah Darto malah nyicil ngajar, ndamelke griyo buruh
146

7) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin


dilihat dari pendapatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun
goyor?
Entek mbak modal sekedik mundak sekedik
8) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari pendidikan anggota keluarga pengrajin setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor (contoh: apakah mampu menyekolahkan
anak)?
Nggih saget kadang ngampil kagem bayaran sekolah
9) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kesehatan setelah bergabung menjadi pengrajin tenun goyor
(contoh: apakah mampu memeriksakan anggota keluarga saat sakit)?
saget
10) Bagaimana gambaran peningkatkan kesejahteraan sosial pengrajin
dilihat dari kondisi rumah dan fasilitas yang dimiliki setelah bergabung
menjadi pengrajin tenun goyor?
Sampun sedoyo keramik turah cukup-cukup.
Q'o
'yiti Ifi'119
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta Telp: 0274-515856 Email : [email protected]

SERTIFIKAT
NO : B-835.1 /Un.O2lDD/PP.O1.2lO4 l2O1 7

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan ini menyatakan bahwa :

SARAH HANUMNING SHELLARIANTI


NIM: 16250089

LULUS dengan Nilai 83 ( I )


Ujian Sertifikasi Baca Tulis Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN 5unan Kalijaga Yogyakarta

Yogyakarta, 13 April 2017


Ketua Panitia

4V
Dr. Abdur fozaki, M.Si
310 198703 2 00'l NtP.19750701 200501 1 oo7
Nomor : B-L686I Un.ozl DD I P M.03.21 08 / 2OL6 ai(7

uN'vERs.rX:l5ll=nl ilSEil'itrl'^iffi iI,'f#?S.yAKARrA


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

6errfikar
diberikan kepada

Nama : SAMH HANUMNING SHELLARIANTT


NIM : 16250089
Jurusan/Prodi : llmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas : Dakwah dan Komunikasl
Sebagai Peserta
dalam kegiatan
SOSIALISASI PEMBETAJARAN DI PERGURUAN TINGGI
Bagi Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun AkademikzOtGlzOLT
dan telah mengikuti seluruh kegiatan yang berlangsung mulaitanggal 22s.d.24 Agustus 20!6 {.24iam pelajardn)

Agustus 2016

M.S,.r(
10 198703 2 001
ffi
am
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UN]VERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

SERTIFIKAT I
Nomor: B-4683. 1 4/UN/13/PM.3.2/P3. 1 058i09/201

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kali.iaga
memberikan sertifikat kepada:
Nama : Sarah Hanumning Shellarianti
Tempat, dan TanggalLahir : Magelang, 15 April 1998
Nomor lnduk Mahasiswa : 16250089
'Fakultas Dakwah dan Komunikasi

yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) lntegrasi-lnterkoneksi semester pendek,
Tahun Akademik 2018/2019 (Angkatan ke-99), di:
Lokasi
Kecamatan : Saptosari
Kabupaten/Kota : Kab. Gunungkidul
Propinsi : D.l. Yogyakarta

dari tanggal 01 Juli s.d. 29 Agustus 2019 dan dinyatakan LULUS dengan nilai 97,.18 (A).
sertifiket ini diberikan sebagai bukti yang bersangkutan telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) dengan status mata kuliah intra kurikuler dan sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian
Munaqasyah Skripsi.
147

Dokumentasi Penelitian

Gambar Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian Desa Pojok

Gambar 2. Lokasi Dusun Kenteng


148

Gambar Bahan Baku Tenun

Gambar 3. Bahan Baku Benang

Gambar 4. Benang yang Dipintal


149

Alat Produksi

Gambar 5. Tungku Memasak Benang

Gambar 6. Alat Skir Benang


150

Gambar 7. Alat Skir

Gambar 8. Alat Pintal Benang


151

Proses Produksi

Gambar 9. Proses Pewarnaan Benang

Gambar 10. Proses Pewarnaan Benang


152

Gambar 11. Proses Pencucian Benang Setelah Diwarnai

Gambar 12. Proses Pengeringan Benang


153

Gambar 13. Bahan Tenun yang Telah Dibuat Motif

Gambar 14. Proses Menenun


154

Gambar 15. Proses Menenun

Gambar 16. Proses Menenun


155

Gambar 17. Proses Pengepakan


156

Wawancara dengan Pengrajin

Gambar 18. Wawancara dengan Pengrajin 1

Gambar 19. Wawancara dengan Pengrajin 2


157

Gambar 20. Wawancara dengan Pengrajin 3

Gambar 21. Wawancara dengan Pengrajin 4


158

Gambar 22. Wawancara dengan Pengrajin 5


159

Wawancara dengan Pemilik

Gambar 23. Wawancara dengan Pemilik 1

Gambar 24. Wawancara dengan Pemilik 2


160

Gambar 25. Wawancara dengan Pemilik 3

Gambar 26. Wawancara dengan Pemilik 4


161

Wawancara dengan Pihak Kelurahan

Gambar 27. Wawancara dengan Bapak Lurah Desa Pojok

Gambar 28. Wawancara dengan Bapak Lurah Desa Pojok

Anda mungkin juga menyukai