Pile Cap: Pengertian

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

1.

PILE CAP
Pengertian Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantungmdarimjumlahmtiangmyangmtertanam. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasimyangmdiikatmmenjadimsatu. Tahapan Pengerjaan Pile Cap 1. Persiapan Pekerjaan Pile Cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as Pile Cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as Pile Cap. 2. Pekerjaan Galian Kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi Pile Cap.

Gambar 1.1 Proses Penggalian

3. Pekerjaan Pembobokan

Kepala Bored Pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D (1m). hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap.

Gambar 1.2 Proses Pemotongan Kepala Bored Pile

4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako disekeliling daerah pile. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukupmmurahmuntukmpadamakhirnyamditimbunmbersamamsaatmpengecoran.

Gambar 1.3 Pekerjaan Urugan, Lantai Kerja, Bekisting

5. Pekerjaan Penulangan Pile Cap & Pengecoran Penulangan Pile Cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pilemcapmsebagaimpenghubungmmenujumkolom. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisimtanahmsepertimsemula.

Gambar 1.4 Pekerjaan Penulangan

Metode Pelaksanaan Pengecoran : 1. Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie untuk daerah stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator. 2. Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan debu. 3. Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent pada pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat basement. Bonding agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama dengan beton baru. 4. Tahap Keempat, pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete pump untuk pelat basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton yang dicampur dengan waterproofing intergral (Conplast X421M)

2. POER
Poer merupakan kata lain dari Pile Cap. Poer adalah suatu struktur dukungan dari bata dan beton bertulang. Poer berfungsi menahan dan menruskan beban diatasnya. Poer secara angsung menahan lantai pertama, atau lantai diatas poer tersebut.

Gambar 2.1 Poer

3.

SLOOF
Pengertian Sloof adalah struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan. Sloof beton berfungsi sebagai perata bebean yang diterim oleh pondasi. Selain itu, sloof beton juga berfungsi sebagai pengunci dinding agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Seperti yang kita ketahui, pergerakan tanah bisa terjadi misalnya karena gempa. Bahkan dinas PU menyatakan bahwa sloof adalah balok pengikat pondasi. Sebagai tambahan, untuk menyempurnakan sistem ikatan antara pondasi dan sloof pada rumah kecil tahan gempa, dipasang angker diameter 12 dengan 12 dengan jarak 1,5meter. Namun tentu saja, angka ini mungkin berubah pada bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak. Pendek kata pengertian sloof bangunan adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal diatas pondasi. Lebih jelasnya bisa di lihat di gambar di bawah ini

Gambar 3.1 Detail Letak Sloof

Kesimpulannya,

guna sloof adalah

untuk

meratakan

beban

yang

diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, fungsi sloof adalah sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom. Tahapan Pengarjaan Sloof Pekerjaan balok sloof terbagi atas pekerjaan galian tanah, urugan pasir, lantai kerja, beton, bekisting dan pembesian. Volume beton balok dihitung dengan mengalikan luasan tampang balok dikalikan panjangnya. Luasan lantai kerja adalah lebar balok sloof ditambah 10cm pada kedua sisinya dikalikan dengan panjang balok. Urugan pasir dihitung dari luasan lantai kerja dikalikan dengan tebal urugan pasir rencana. Kemiringan galian tanah adalah 1:2 (1 bagian horisontal dibanding 2 bagian vertikal), volume galian tanah didapat dari lebar balok ditambah lebar galian di permukaan, hasilnya dibagi dua kemudian dikalikan dengan tinggi rencana dari galian tanah dan dikali lagi dengan panjang balok. Luasan bekisting adalah panjang balok sloof dikalikan dengan tingginya. Pembesian balok sloof dihitung sesuai gambar, total volume besi dibagi dengan total volume beton balok sloof didapat rasio tulangan dalam satuan kg/m3. Dimensi balok sloof yang dihitung adalah 35cm x 50cm, dengan panjang 10 m. Tulangan sisi atas dan bawah menggunakan besi ulir BJTD 19mm dengan jumlah masing-masing 4 buah, sengkang besi polos BJTP 12mm dengan jarak 15cm

4.

Proses Pelaksanaan Konstruksi


1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu: Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. 2. Pekerjaan Penulangan a) Perakitan tulangan Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan : 1. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran pondasi setempat. 2. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut. 3. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas b) Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass. Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran. 3. Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting: 1. Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi). 2. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu. 3. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. 4. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass. 5. Papan cetakan tidak boleh bocor.
6. Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit.

Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak. Perawatan (Curing Beton) Beton sudah selesai dicor, tapi pekerjaan belum selesai. Hal yang harus dilakukan adalah proses perawatan / curing beton. Proses ini diperlukan untuk menjaga suhu beton agar tidak terlalu drastis berubah dan menghindari penguapan yang terlalu cepat dan berlebihan. Beton mentah menimbulkan panas karena reaksi semen dengan air. Proses curing ini bisa dilakukan dengan menyiram dan merendam dengan air, dijaga agar permukaan selalu basah. Bisa juga dilakukan dengan menaruh karung goni basah di atas pelat beton yang baru di cor agar penguapan yang terjadi lebih kecil, siram air lagi bila karung goni mulai kering. Boleh juga menggunakan bahan kimia yang disebut curing compound, pengaplikasian jangka waktu nya ditetapkan dalam spesifikasi produk.

Anda mungkin juga menyukai