MOU Rujukan RSB Sby 2022
MOU Rujukan RSB Sby 2022
MOU Rujukan RSB Sby 2022
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM
DENGAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HS SAMSOERI MERTOJOSO
TENTANG RUJUKAN PASIEN
NOMOR :
NOMOR : /VI/KES.9.3/2022
Pada hari ini Senin, tanggal enam bulan Juni tahun duaribu duapuluh dua, yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : dr. NIKEN WULANDARI. A, MM
Pangkat NIP : Pembina NIP. 197707072003122004
Jabatan : Kepala Klinik
Nama instansi : Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim
Alamat instansi : Jl. Gresik 39 Surabaya
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pelayanan rujukan bagi
para pasien penjaminan maupun pasien umum.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkup perjanjian ini meliputi pemberian pelayanan kesehatan tingkat
lanjut bagi pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan
kewenangan dan kompetensi PIHAK KEDUA.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
I. HAK PIHAK PERTAMA :
a. Menunjuk semua pasien yang tidak bisa ditangani oleh PIHAK
PERTAMA ke PIHAK KEDUA disertai dengan surat rujukan.
b. Mendapatkan surat rujukan balik dari PIHAK KEDUA apabila
penanganan pasien pasien dari PIHAK KEDUA dirasa sudah cukup
c. Mendapatkan surat rujuk balik dari PIHAK KEDUA untuk peserta
PRB JKN, dilengkapi dengan salinan resep obat dan SEP guna
pelayanan obat rujuk balik oleh PIHAK PERTAMA.
d. Mendapatkan surat keterangan masih dalam perawatan oleh PIHAK
KEDUA apabila pasien masih membutuhkan penanganan PIHAK
KEDUA untuk diagnosa yang sama.
e. Mendapatkan informasi jenis- jenis layanan dan jadwal pelayanan
dari PIHAK KEDUA.
PASAL 5
MASA BERLAKU
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu)
tahun dan akan ditinjau kembali apabila ada ketidaksesuaian.
PASAL 6
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah suatau keadaan yang
terjadi di luar kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan
PIHAK yang mengalami tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam kesepakatan ini. Keadaan memaksa (Force
Majuere) tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang
(yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru hara,
pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh
secara langsung terhadap pelaksanaan kerjasana ini.
Dalam hal terjadi Force Majuere, maka PIHAK yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain. PIHAK yang
terkena Force Majuerewajib memberitahukan adanyan peristiwa Force Majuere
kepada PIHAK lain secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majuer, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari
pejabat yang berwenang yang menerangkan adanyan peristiwa tersebut. PIHAK
yang terkena Force Majuere wajib mengupayakan sebaik- baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam kerjasama ini, segera
setelah peristiwa Force Majuere berakhir.
Semua kerugian dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai
akibat terjadinya Force Majuere bukan merupakan tanggungjawab PIHAK lain.
PASAL 7
ADDENDUM
APABILA DALAM pelaksanaan perjanjian kerjasama ini PARA PIHAK
merasa perlu melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat
dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam ADDENDUM
perjanjian kerjasama ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.
PASAL 8
PENUTUP
1. Hal- hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur
kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian
mencantumkannya dalam addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Segala perubahan, pencabutan atau pembatalan baik untuk sebagian atau
keseluruhan terhadap hal- hal yang diatur dalam perjanjian ini, hanya dilakukan
atas persetujuan tertulis PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama.