MOU Rujukan RSB Sby 2022

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TIMUR


SATUAN BRIGADE MOBIL
KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM
Jl. Gresik No. 39 Surabaya 60178 Telp. (031) 3524525

PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM
DENGAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HS SAMSOERI MERTOJOSO
TENTANG RUJUKAN PASIEN

NOMOR :
NOMOR : /VI/KES.9.3/2022

Pada hari ini Senin, tanggal enam bulan Juni tahun duaribu duapuluh dua, yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : dr. NIKEN WULANDARI. A, MM
Pangkat NIP : Pembina NIP. 197707072003122004
Jabatan : Kepala Klinik
Nama instansi : Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim
Alamat instansi : Jl. Gresik 39 Surabaya
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : dr. SUMARSONO, Sp. RAD., M.M.


Pangkat NRP : AJUN KOMISARIS BESAR POLISI (AKBP).
Jabatan : Plt. Karumkit Bhayangkara H.S Samsoeri Mertojoso
Alamat : Jl. A. Yani No. 116 Surabaya
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Bahwa “PIHAK PERTAMA “ dan “ PIHAK KEDUA” , secara bersama- sama


disebut “PARA PIHAK” dan secara sendiri- sendiri disebut “PIHAK”.

PIHAK PERTAMA “ dan “ PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerjasama


(selanjutnya disebut “PERJANJIAN”) dengan ketentuan :
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah- istilah ini
memiliki pengertian- pengertian sebagai berikut :

1. Rujukan adalah kegiatan mengirim pasien dari “PIHAK PERTAMA kepada


PIHAK KEDUA” sehubungan dengan keterbatasan sarana dan prasarana
, serta kompetensi “PIHAK PERTAMA.
2. Surat rujukan adalah surat pengantar dari PIHAK PERTAMA yang berisi
data nama, umur , jenis kelamin, alamat, diagnosa penyakit dan terapi
yang telah diberikan kepada pasien dan tanggal rujukan kepada PIHAK
KEDUA di poli yang sesuai dengan kasus pasien. Surat rujukan harus
ditandatangani oleh Dokter yang memeriksa disertai nama jelas dari doketr
tersebut.
3. Pasien adalah semua orang yang memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan baik di PIHAK PERTAMA ataupun PIHAK KEDUA.
4. Surat Rujukan Balik adalah surat pemberitahuan dari PIHAK KEDUA ke
PIHAK PERTAMA atas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien
yang dirujuk dan mengembalikan pada PIHAK PERTAMA untuk
penanganan selanjutnya.
5. Surat Keterangan Masih Dalam Perawatan adalah surat keterangan yang
dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA yang ditujukan kepada PIHAK PERTAMA,
yang berisi keterangan bahwa pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA
masih memerlukan perawatan PIHAK KEDUA untuk diagnosis yang sama,
sehingga pasien tidak harus meminta surat rujukan lagi dari PIHAK
PERTAMA.
6. Program Rujuk Balik (PRB) adalah program pelayanan penyakit kronis
bagi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN).
7. Surat Eijibilitas Peserta (SEP) surat yang dikeluarkan oleh BPJS atau
BPJS CENTER yang ada di rumah sakit bagi para peserta JKN yang
berobat di rumah sakit.
8. Penilaian Kinerja adalah bentuk evaluasi atas pelayanan yang telah
diberikan dan diterima dalam proses rujukan oleh PARA PIHAK dalam
kurun waktu tertentu dengan tujuan memperbaiki mutu pelayanan PARA
PIHAK.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pelayanan rujukan bagi
para pasien penjaminan maupun pasien umum.

PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
Ruang lingkup perjanjian ini meliputi pemberian pelayanan kesehatan tingkat
lanjut bagi pasien yang dirujuk oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan
kewenangan dan kompetensi PIHAK KEDUA.

PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
I. HAK PIHAK PERTAMA :
a. Menunjuk semua pasien yang tidak bisa ditangani oleh PIHAK
PERTAMA ke PIHAK KEDUA disertai dengan surat rujukan.
b. Mendapatkan surat rujukan balik dari PIHAK KEDUA apabila
penanganan pasien pasien dari PIHAK KEDUA dirasa sudah cukup
c. Mendapatkan surat rujuk balik dari PIHAK KEDUA untuk peserta
PRB JKN, dilengkapi dengan salinan resep obat dan SEP guna
pelayanan obat rujuk balik oleh PIHAK PERTAMA.
d. Mendapatkan surat keterangan masih dalam perawatan oleh PIHAK
KEDUA apabila pasien masih membutuhkan penanganan PIHAK
KEDUA untuk diagnosa yang sama.
e. Mendapatkan informasi jenis- jenis layanan dan jadwal pelayanan
dari PIHAK KEDUA.

II. KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


a. Membuat surat rujukan yang ditujukan ke PIHAK KEDUA di poli
yang sesuai dengan kondisi pasien.
b. Merujuk pasien dengan program rujuk balik untuk pertama kalinya
ke PIHAK KEDUA.
c. Melayani peserta PRB yang telah mendapatkan rujuk balik dari
PIHAK KEDUA.
III. HAK PIHAK KEDUA :
a. Mendapatkan surat rujukan dari PIHAK PERTAMA
b. Memberikan surat keterangan masih dalam perawatan ke PIHAK
PERTAMA , apabila pasien masih memerlukan perawatan PIHAK
KEDUA untuk mendiagnosa yang sama di bulan selanjutnya.
c. Merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi apabila PIHAK
KEDUA tidak mampu menangani.

IV. KEWAJIBAN PIHAK KEDUA :


a. Merawat dengan sebaik- baiknya pasien yang dirujuk oleh PIHAK
PERTAMA sesuai dengan wewenang dan kompetensinya.
b. Mengirim surat rujukan balik ke PIHAK PERTAMA apabila pasien
telah ditangani secara paripurna oleh PIHAK KEDUA.
c. Khusus peserta PRB, PIHAK KEDUA wajib mengirim surat rujuk
balik, copy resep dan S.E.P ke PIHAK PERTAMA.
d. Menginformasikan dengan benar kepada PIHAK PERTAMA tentang
ketersediaan tempat tidur di pihak kedua sesuai kondisi pasien yang
akan dirujuk.

PASAL 5
MASA BERLAKU
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu)
tahun dan akan ditinjau kembali apabila ada ketidaksesuaian.

PASAL 6
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah suatau keadaan yang
terjadi di luar kemampuan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan
PIHAK yang mengalami tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam kesepakatan ini. Keadaan memaksa (Force
Majuere) tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang
(yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru hara,
pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh
secara langsung terhadap pelaksanaan kerjasana ini.

Dalam hal terjadi Force Majuere, maka PIHAK yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain. PIHAK yang
terkena Force Majuerewajib memberitahukan adanyan peristiwa Force Majuere
kepada PIHAK lain secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majuer, yang dikuatkan oleh surat keterangan dari
pejabat yang berwenang yang menerangkan adanyan peristiwa tersebut. PIHAK
yang terkena Force Majuere wajib mengupayakan sebaik- baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam kerjasama ini, segera
setelah peristiwa Force Majuere berakhir.

Apabila peristiwa Force Majuere tersebut berlangsung terus hingga


melebihi atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majuere akan melebihi
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat untuk
meninjau kembali jangka waktu kerjasama ini.

Semua kerugian dari biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai
akibat terjadinya Force Majuere bukan merupakan tanggungjawab PIHAK lain.

PASAL 7
ADDENDUM
APABILA DALAM pelaksanaan perjanjian kerjasama ini PARA PIHAK
merasa perlu melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat
dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam ADDENDUM
perjanjian kerjasama ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

PASAL 8
PENUTUP
1. Hal- hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur
kemudian oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian
mencantumkannya dalam addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Segala perubahan, pencabutan atau pembatalan baik untuk sebagian atau
keseluruhan terhadap hal- hal yang diatur dalam perjanjian ini, hanya dilakukan
atas persetujuan tertulis PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEPALA KLINIK PRATAMA
HS SAMSOERI MERTOJOSO SURABAYA SATBRIMOB POLDA JATIM

dr. SUMARSONO, Sp. RAD., M. M. dr. NIKEN WULANDARI. A, MM


AKBP NRP. 72010472 NIP. 197707072003122004

Anda mungkin juga menyukai