LP Nyeri Akut
LP Nyeri Akut
Oleh :
RAHMANIA ISABEL
(2101024)
A. Pengertian
1. Pengertian
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan
nyeri). (Kolcaba, 1992, dalam Potter & Perry, 2005).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Disebut individu karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam dan
tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Ada kesamaan presepsi
mengenai nyeri yaitu suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori
maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan
atau faktor lain (Asmadi, 2008, hlm. 145).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut. (Mubarak, 2014, hlm. 204).
2. Macam Nyeri
Nyeri berdasarkan sifat dan intensitas nyeri antara lain;
1. Sifat Nyeri
a. Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu waktu lalu menghilang
b. Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta disarankan dalam
waktu lama
c. Proximal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintesitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasanya ±10-15 menit lalu menghilang kemudian timbul
lagi
2. Intensitas Nyeri
a. Nyeri Ringan 0-3
b. Nyeri Sedang 4-6
c. Nyeri Berat 7-9
d. Nyeri Tak tertahankan 10 (Mubarak, 2014)
3. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nyeri
Menurut Mubarak, 2014 Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan
dengan melihat adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas,
kualitas dan waktu serangan terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik PQRST:
a. P (Pemacu) : merupakan faktor yang menyebabkan berat ringannya nyeri
b. Q (Quality) : menanyakan rasa nyeri, apakah nyerinya seperti rasa tajam,
tumpul atau terasa tersayat
c. R (Region) : daerah/ lokasi terjadinya nyeri
d. S (Severity) : tingkat keparahan nyeri
e. T (Time) : lama nya serangan atau frekuensi nyeri. (Alimul, 2009).
Penilaian skala nyeri 0-10 dapat dilihat pada penjelasan berikut :
Reseptor Nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga (nosireseptor) secara otonomis reseptor nyeri
ada yang bermielien dan nada juga yang tidak bermielien dari saraf perifer.
4. Persepsi
Proses ketiga, persepsi adalah saat klien menyadari rasa nyeri. Diyakini bahwa
persepsi nyeri terjadi dalam struktur kortikal, yang memungkinkan stategi
kognitif-perilaku yang berbeda dipakai untuk mengurangi komponen sensorik
dan afektif nyeri misalnya, intervensi nonfarmakologi seperti distraksi, imajinasi
terbimbing, dan musik dapat mengalihkan perhatian klien ke nyeri.
5. Modulasi
Seringkali digambarkan sebagai “sistem desendens” proses keempat ini terjadi
saat neuron di batang otak mengirimkan sinyal menuruni kornu dorsalis medula
spinalis. Serabut desendens ini melepaskan zat seperti opioid endogen, serotinin,
dan neropinefrin, yang dapat menghambat naiknya implus berbahaya
(menyakitkan) di kornu dorsalis. Namun, neurotrasmiter ini diambil kembali
oleh tubuh, yang membatasi kegunaan analgetiknya. Klien yang mengalami
nyeri kronik dapat diberi resep antidepresan trisiklik, yang menghambat kembali
norepinefrin dan serotonin. Tindakan ini menigkatkan fase modulasi yang
membantu menghambat naiknya stimulus yang menyakitkan.
Faktor yang mempengaruhi nyeri dapat dibedakan menjadi dua menurut asmadi
tahun 2008 hlm.144 - 145 yaitu penyebab nyeri yang berhubungan dengan fisik
dan berhubungan dengan psikis.
Nyeri yang berhubungan dengan fisik
Adanya trauma baik trauma mekanik, kimiawi maupun elektrik, peradangan,
gangguan sirkulasi darah. Nyeri yang disebabkan karena factor fisik berkaitan
dengan terganggunya serabut syaraf resptor nyeri. Serabut syaraf ini terletak
dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu yang
terletak lebih dalam.
Nyeri yang berhubungan dengan psikis
Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya traumas
psikologis. Nyeri ini dirasakan bukan karena penyebab organik, melainkan
akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Nyeri karena factor
ini disebut pula psychogenic pain.
Sedangkan menurut Mubarak tahun 2014, hlm. 212 penyebab nyeri dapat
dikarenakan:
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk
mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga.
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk
pemeriksaan mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau adanya
gigi kotor dan berlubang.
6) Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakak kelenjar getah bening atau tidak,
ada pembengkakan kelenjar tiroid atau tidak
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung
Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada
Perkusi : Sonor/Resonan.
Palpasi : Kesimestrisan Dada
Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.
8) Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan.
Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
Auskultasi : Tidak terdengar bising usus.
9) Integumen
a. Warna kulit : Sawo Matang
b. Keadaan kulit : Kering
c. Turgor kulit : Normal
10) Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
2. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
3. Gangguan Pola Tidur (D.0055)
D. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077)
SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)
1) Observasi
a) Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik
2) Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3) Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Mengobservasi TTV
2. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
SIKI : Terapi Relaksasi (I.09326)
1) Observasi
a) Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
b) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
c) Kesediaan kemampuan dan penggunaan teknik sebelumnya
d) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
e) Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2) Terapeutik
a) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
b) Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
c) Gunakan pakaian longgar
d) Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
e) Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai
3) Edukasi
a) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
(miss, music, meditasi, nafas dalam, relaksasi otot progresif).
b) Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih.
c) Anjurkan mengambil posisi nyaman.
d) Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
e) Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih.
f) Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (miss, napas dalam,
peregangan, atau imajinasi terbimbing)
g) Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, (2008), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi konsep dan proses