Woc Klimakterium

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

WOC

KLIMAKTERIUM

Oleh:

ADOLOF EDUARD NIFMASKOSSU


18200000053

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
A. Pengertian
Klimakterium menggambarkan suatu periode waktu penurunan aktivitas ovarium
yang pada akhirnya berhenti. Pada sebagian besar wanita, klimakterium terjadi antara
usia pertengahan empat puluhan dan pertengahan lima puluhan. Menopause adalah
berakhirnya menstruasi dan merupakan peristiwa tunggal yang terjadi setelah
klimakterium (Brooker, 2008).

B. Anatomi Fisiologi
1. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah
mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka
akan terjadi perdarahan tak teratur.
2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium
dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa
tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
a) Tanda dan gejala
1) Tidak mendapat haid
2) Hot flush, berdebar-debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, mudah
tersinggung, vertigo, cemas, depresi, insomnia, keringat pada malam hari,
pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, penambahan BB.
3) Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher, kapan saja
selama beberapa detik sampai 2 menit diikuti menggigil, kedinginan.
4) Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga
mudah terjadi iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium
mengecil/atrofi. Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh
akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang
tidak terimbangi.
5) Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 – 20 bulan setelah
menopause.
6) Perubahan Pola Perdarahan
Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran
menstruasi, menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti.
Beberapa wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih
berat, hal ini biasanya refleksi dan produksi estrogen folikuler yang terus-
menerus dengan atau tanpa ovulasi
7) Hot flash
Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan
perasaan panas, sering kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan
kadang-kadang diikuti dengan demam.
8) Gangguan tidur
Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan
hot flash. Wanita menopause dengan keluhan hot flash berat beresiko
gangguan tidur.
9) Perubahan Atropik
Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium
vagina dan serviks, lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan
yang terputus-putus. Ukuran serviks biasanya mengecil dengan menurunnya
produksi mukus yang dapat menyebabkan disparenia. Traktus urinarius juga
menunjukkan perubahan setelah menopause. Gejalanya dapat meliputi kering
atau gatal pada vulva dan vagina atau dispareunia.
10) Perubahan Psikofisiologis
Trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan
menopause adalah depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat
seksual. Terdapat perbedaan antara insomnia sejati dengan perubahan tidur
yang dikaitkan dengan keringat malam berlebihan. Hilangnya libido dapat
dipengaruhi sejumlah faktor termasuk peningkatan depresi atau ansietas.
11) Perubahan Berat Badan
Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan
pada wanita usia paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan
diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat
untuk wanita seiring pertambahan usia mereka.
12) Perubahan Kulit
Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa
menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi
kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung,
penipisan, dan penurunan penyembuhan luka.
13) Seksualitas
Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia
wanita, maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas
wanita yang mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam
hasrat seksual, kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan potensi
seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan.
14) Perubahan Fungsi Tiroid
Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.
b) Faktor – faktor yang mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause (Baziad. A, 2003) yaitu:
1) Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan
konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal
dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti
merokok, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda
rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang,
atau pepaya (Baziad. A, 2010).
2) Sosial ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan
pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan
wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.
3) Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-
gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.

C. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen. Perkembangan dan fungsi
seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad
yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan.
Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan
merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan
mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap
setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle
(kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan
menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut
ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung
saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur
dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid
lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium
semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus
haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai
beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka
perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel
telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium
menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus- hipofisis
terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum.
Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi
dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang
paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara endokrinologis,
klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada
masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi
20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan
hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan
somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap
wanita berbeda-beda bergantung pada:
1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium.
Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat
banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik
yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis).
2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan
klimakterik.
3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-
rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

D. Manifestasi Klinik
Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan.
Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas
merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan
muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut,
tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.

Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan
kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang
wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya
mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal,
penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan
pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita
pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa vagina, yang harus
memelihara kelembaban protektif yang cukup dan memberikan pelumas selama
sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat menyebabkan dispareunia,
vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan hilang minat seksual. Kulit
wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan
elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi
kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi dan dapat
menambah ketidakseimbangan emosi wanita tersebut.
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi,
mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh
gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat
oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh keringat malam, penurunan libido
karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular,
menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos.
Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses
menua, jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70.
E. WOC PNC
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium seperti
1) Pemeriksaan kadar hormon inhibin A
2) Inhibin B
3) Estradiol
4) Follicle stimulating hormone (FSH)
5) Antimullerian hormone dapat dilakukan

G. Penatalaksanaan
1. Mengubah gaya/pola hidup
a) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium
b) Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan
sayuran.
c) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
d) Menghindari merokok.
2. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga
membawa dampak positif, seperti :
a) Menguatkan tulang
b) Meningkatkan kebugaran
c) Menstabilkan berat badan
d) Mengurangi keluhan menopause
e) Mengurangi stress akibat menopause

Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan
wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya bebetapa organ tubuhnya
sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi
tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk
mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk
wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang (Kasdu, 2002).
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan atau
menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
5. Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindrklimakterium
menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga
berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti
keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih.
Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari
kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan
pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada
keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua.
(Kasdu, 2002)
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah fisik saat klimakterium:
1. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan dengan pemberi
perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis untuk
mendapatkan resep krim pelumas/hormonal
2. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gunakan
lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon atau foam kontrasepsi
3. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan
mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot perineal
seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan.
4. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit
5. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum suplemen
kalsium dan susu yang dapt membantu untuk memperlambat proses osteoporosis
6. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan vitamin
C (500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih yang berhubungan
dengan atrofi uretra
7. Aktivitas seksual yang sering dapat membantu untuk mempertahankan elastisitas
vagina (Brunner & Suddarth, 2001)

H. Fokus Pengkajian Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa klimakterium
selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada
hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi :
a) Haid

1) Menarche

2) Lamanya

3) Banyaknya

4) Siklus
5) Dismenore
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Riwayat obstetri

1) Kehamilan

2) Abortus

3) Pemakaian obat kontrasepsi


4. Riwayat perkawinan
5. Kebiasaan hidup sehari-hari

1) Istirahat (tidur)

2) Pola kegiatan

3) Diet

6. Penyakit yang pernah diderita

7. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami

8. Keluhan-keluhan yang sedang dialami


I. Fokus Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Disfungsi Seksual Fungsi Seksual Edukasi Seksualitas
D.0069 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan fungsi seksual membaik Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
perubahan fungsi seksual Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat informasi
selama fase respon menurun Meningkat Terapeutik:
seksual berupa hasrat, 1 Kepuasan hubungan seksual  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
terangsang, orgasme,   1 2 3 4 5  Jadwal pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dan/atau relaksasi yang Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun  Baerikan kesempatan untuk bertanya
dirasa tidak memuaskan, Meningkat Menurun  Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan
tidak bermakna atau 2 Verbalisai aktivitas seksual berubah remaja serta pengaruh media
tidak adekuat.   1 2 3 4 5 Edukasi
3 Verbalisasi peran seksual berubah  Jelaskan anatomi dan fisiologi system reproduksi
  1 2 3 4 5 laki-laki dan perempuan
4 Verbalisasi fungsi seksual berubah  Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus
1 2 3 4 5 kehidupan
5 Keluhan nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia)  Jelaskan perkembangan emosi masa anak dan remaja
1 2 3 4 5  Jelaskan pengaruh tekana kelompok dan social
Memburuk Cukup sedang Cukup Membaik terhadap aktivitas seksual
memburuk membaik  Jelaskan konsekuensi negative mengasuh anak pada
6 Hasrat seksual usia dini (mis.kemiskinan, kehilangan karis dan
1 2 3 4 5 pendidikan)
7 Orientasi seksual  Jelaskan risiko tertular penyakit menular seksual dan
1 2 3 4 5 AIDS akibat seks bebas
 Anjurkan orang tua menjadi educator seksualitas bagi
anak-anaknya
 Anjurkan anak/remaja tidak melakukan aktivitas
seksual diluar nikah
 Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk
menolak tekanan teamn sebaya dan social dalam
aktivitas seksual

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
D.0080 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 Observasi:
jam diharapkan tingkat ansietas menurun  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi kemampuan mengambil
Kondisi emosi dan Memburu Cukup Sedang Cukup Menuru keputusan
pengalaman k Membur Menuru n  Monitor tanda-tanda ansietas
subjektif individu uk n Terapeutik:
terhadap objek yang 1 Konsentrasi  Ciptakan suasana teraupetik untuk
tidak jelas dan   1 2 3 4 5 menumbuhkan kepercayaan
spesifik akibat 2 Pola tidur  Temani pasien untuk mengurangi
antisipasi bahaya   1 2 3 4 5 kecemasan, jika memungkinkan
yang memungkinkan Meningka Cukup Sedan Cukup Menurun  Pahami situasi yang membuat ansietas
t Meningk g Menuru  Dengarkan dengan penuh perhatian
individu melakukan
at n  Gunakan pendekatan yang tenang dan
tindakan untuk
3 Perilaku gelisah meyakinkan
menghadapi  Motivasi mengidentifikasi situasi yang
ancaman   1 2 3 4 5
4 Verbalisasi kebingungan memicu kecemasan
Edukasi
  1 2 3 4 5
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
mungkin dialami
1 2 3 4 5
 Informasikan secara faktual mengenai
6 Perilaku tegang
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
1 2 3 4 5
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan
D.0111 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat pengetahuan membaik  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Pengertian : Kriteria Hasil: informasi
Ketiadaan atau Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kurangnya informasi Menurun Meningkat dan menurunkan motivasi perilaku perilaku hidup
kognitif yang berkaitan 1 Perilaku sesuai anjuran bersih dan sehat
dengan topik tertentu   1 2 3 4 5 Terapeutik:
2 Kemampuan menjelaskan pengetahuan suatu topik  Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
  1 2 3 4 5  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun kesepakatan
Meningkat Menurun  Berikan kesempatan untuk bertanya
3 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi Edukasi
  1 2 3 4 5  Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
4 Persepsi yang keliru terhadap masalah kesehatan
  1 2 3 4 5  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
5 Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat  Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
1 2 3 4 5 meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
6 Perilaku
1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai