Woc Klimakterium
Woc Klimakterium
Woc Klimakterium
KLIMAKTERIUM
Oleh:
B. Anatomi Fisiologi
1. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah
mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka
akan terjadi perdarahan tak teratur.
2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium
dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa
tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
a) Tanda dan gejala
1) Tidak mendapat haid
2) Hot flush, berdebar-debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, mudah
tersinggung, vertigo, cemas, depresi, insomnia, keringat pada malam hari,
pelupa, tidak dapat berkonsentrasi, penambahan BB.
3) Tanda khas kulit merah dan hangat terutama pada kepala dan leher, kapan saja
selama beberapa detik sampai 2 menit diikuti menggigil, kedinginan.
4) Kulit genetalia, dinding vagina, uretra menipis dan lebih kering sehingga
mudah terjadi iritasi, infeksi, disparemia, labia, klitoris, uterus, ovarium
mengecil/atrofi. Bertambahnya pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh
akibat menurunnya kadar estrogen dan efek androgen dalam sirkulasi yang
tidak terimbangi.
5) Osteoporosis pada sekitar 25 % wanita dalam waktu 15 – 20 bulan setelah
menopause.
6) Perubahan Pola Perdarahan
Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran
menstruasi, menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti.
Beberapa wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih
berat, hal ini biasanya refleksi dan produksi estrogen folikuler yang terus-
menerus dengan atau tanpa ovulasi
7) Hot flash
Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan
perasaan panas, sering kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan
kadang-kadang diikuti dengan demam.
8) Gangguan tidur
Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan
hot flash. Wanita menopause dengan keluhan hot flash berat beresiko
gangguan tidur.
9) Perubahan Atropik
Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium
vagina dan serviks, lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan
yang terputus-putus. Ukuran serviks biasanya mengecil dengan menurunnya
produksi mukus yang dapat menyebabkan disparenia. Traktus urinarius juga
menunjukkan perubahan setelah menopause. Gejalanya dapat meliputi kering
atau gatal pada vulva dan vagina atau dispareunia.
10) Perubahan Psikofisiologis
Trias gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan
menopause adalah depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat
seksual. Terdapat perbedaan antara insomnia sejati dengan perubahan tidur
yang dikaitkan dengan keringat malam berlebihan. Hilangnya libido dapat
dipengaruhi sejumlah faktor termasuk peningkatan depresi atau ansietas.
11) Perubahan Berat Badan
Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan
pada wanita usia paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan
diet sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat
untuk wanita seiring pertambahan usia mereka.
12) Perubahan Kulit
Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa
menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi
kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung,
penipisan, dan penurunan penyembuhan luka.
13) Seksualitas
Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia
wanita, maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas
wanita yang mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam
hasrat seksual, kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan potensi
seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan.
14) Perubahan Fungsi Tiroid
Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.
b) Faktor – faktor yang mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause (Baziad. A, 2003) yaitu:
1) Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal bisa dikarenakan
konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah menopause lebih awal
dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti
merokok, serta mengonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda
rajin mengonsumsi makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang,
atau pepaya (Baziad. A, 2010).
2) Sosial ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh status ekonomi, disamping pendidikan dan
pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan
wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.
3) Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-
gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.
C. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen. Perkembangan dan fungsi
seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad
yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan.
Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan
merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan
mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap
setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle
(kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan
menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut
ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung
saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur
dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid
lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium
semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus
haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai
beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka
perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel
telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium
menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus- hipofisis
terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum.
Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi
dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang
paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara endokrinologis,
klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada
masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi
20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan
hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan
somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap
wanita berbeda-beda bergantung pada:
1. Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium.
Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat
banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik
yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis).
2. Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan
klimakterik.
3. Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-
rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.
D. Manifestasi Klinik
Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan.
Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas
merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan
muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut,
tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari
merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan
kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang
wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.
Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya
mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal,
penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan
pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita
pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa vagina, yang harus
memelihara kelembaban protektif yang cukup dan memberikan pelumas selama
sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat menyebabkan dispareunia,
vaginitis, vaginismus, taknyaman fisis, dan hilang minat seksual. Kulit
wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan
elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi
kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi dan dapat
menambah ketidakseimbangan emosi wanita tersebut.
Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi,
mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh
gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat
oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh keringat malam, penurunan libido
karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia.
Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular,
menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos.
Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses
menua, jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70.
E. WOC PNC
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium seperti
1) Pemeriksaan kadar hormon inhibin A
2) Inhibin B
3) Estradiol
4) Follicle stimulating hormone (FSH)
5) Antimullerian hormone dapat dilakukan
G. Penatalaksanaan
1. Mengubah gaya/pola hidup
a) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium
b) Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan
sayuran.
c) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
d) Menghindari merokok.
2. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini juga
membawa dampak positif, seperti :
a) Menguatkan tulang
b) Meningkatkan kebugaran
c) Menstabilkan berat badan
d) Mengurangi keluhan menopause
e) Mengurangi stress akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan
wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya bebetapa organ tubuhnya
sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu bebeapa penyakit sudah dideritanya. Jadi
tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga untuk
mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk
wanita usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang (Kasdu, 2002).
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
Penggantian estrogen tunggal bisa dikombinasikan. HRT dapat menurunkan atau
menghilangkan rasa panas, dapat membantu pencegahan osteoporosis.
4. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
5. Terapi sulih hormon (TSH)
Untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindrklimakterium
menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga
berguna untuk menjaga berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti
keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih.
Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari
kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan
pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada
keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua.
(Kasdu, 2002)
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah fisik saat klimakterium:
1. Untuk mengatasi gatal-gatal dan ras terbakar pada vulva : bicarakan dengan pemberi
perawatan kesehatan untuk menyingkirkan abnormalitas dermatologis untuk
mendapatkan resep krim pelumas/hormonal
2. Untuk mencegah dispareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) : gunakan
lubrikan yang larut dalam air, seperti jelly K-Y, krim hromon atau foam kontrasepsi
3. Memperbaiki otot tonus perineal dan kontrol kandung kemih dengan
mempraktikkan latihan Kegel’s setiap hari : mengkontraksikan otot-otot perineal
seperti ketika mnghentikan ketika berkemih, tahan 5-10 detik dan bebaskan.
4. Untuk mencegah kekeringan kulit : gunakan krim dan lotion kulit
5. Untuk mencegah osteoporosis : amati asupan kalsium dengan meminum suplemen
kalsium dan susu yang dapt membantu untuk memperlambat proses osteoporosis
6. Untuk mencegah infeksi saluran kemih : minum 6-8 gelas air setiap hari dan vitamin
C (500 mg) sebagai cara untuk mengurangi infeksi saluran kemih yang berhubungan
dengan atrofi uretra
7. Aktivitas seksual yang sering dapat membantu untuk mempertahankan elastisitas
vagina (Brunner & Suddarth, 2001)
1) Menarche
2) Lamanya
3) Banyaknya
4) Siklus
5) Dismenore
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Riwayat obstetri
1) Kehamilan
2) Abortus
1) Istirahat (tidur)
2) Pola kegiatan
3) Diet
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI