LP Askeb KPSP Anak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA AN.S USIA 25 BULAN

DENGAN PERKEMBANGAN NORMAL BERDASARKAN KPSP

DI PUSKESMAS PENAJAM

Oleh:

RANI KANIO MULYONO


21082041

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

202

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan pada An.S usia 25 bulan dengan perkembangan
normal berdasarkan KPSP
telah diperiksa dan disahkan pada tanggal …………………. 2022

Clinical Instructur Mahasiswa,

(Dedah Zubaidah, S.ST.) (Rani Kanio Mulyono)

Mengetahui,
Pembimbing

(Risnawati, S.ST.,M.Keb)
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbinganNya
saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan Asuhan Kebidanan An.S usia 25 bulan
dengan perkembangan normal berdasarkan KPSP di Puskesmas Penajam
Dalam penyusunan laporan praktik ini saya menyadari adanya kekurangan dan
kesulitan, namun karena adanya bantuan dari berbagai pihak semua ini dapat terselesaikan.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Bapak H. Mujito Hadi, MM, selaku Ketua Yayasan Wiyata Husada Samarinda
2. Bapak Assoc. Prof. Dr.Eka Ananta Sidharta, CA.,CfrA, selaku Rektor Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda
3. Ibu Hestri Norhapifah, S.ST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda
4. Dedah Zubaidah, S.ST selaku pembimbing yang telah menyediakan fasilitas praktik
dan ilmu selama dua minggu.
5. Risnawati, S.ST, M.Keb Selaku Pembimbing Akademik Yang Telah berkenan waktu
untuk memberikan bimbingan hingga penyusunan laporan ini selesai.
6. Dosen yang telah memberikan bekal ilmu.
7. Pasien Puskesmas Penajam yang bersedia dilakukan pengkajian.
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharap kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini dan laporan
selanjutnya. Akhirnya saya berharap semoga laporan asuhan keperawatan ini bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca sekalian.

Penajam, Juli 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pertumbuhan dan proses perkembangan pada anak


terjadi sejak dalam intra uterine hingga dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini,
yaitu dari 0 sampai 5 tahun.Masa ini sering juga disebut sebagai
fase“Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat
penting untuk memperhatikan tumbuh kembanganak secara cermat
agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadikelainan
(Chamidah, N, A, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
terjadi pada tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak,
proses tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama
pada periode tertentu (Depkes RI : 2004).

Proses deteksi dan stimulasi


tumbuh
kembang menjadi hal yang
tidak boleh
dianggap remeh demi
terciptanya generasi
penerus yang berkualitas yang
mampu
tumbuh dan berkembang
baik secara sik,
emosisonal, maupun sosial.
Proses deteksi dan stimulasi
tumbuh
kembang menjadi hal yang
tidak boleh
dianggap remeh demi
terciptanya generasi
penerus yang berkualitas yang
mampu
tumbuh dan berkembang
baik secara sik,
emosisonal, maupun sosial.
Proses deteksi dan stimulasi tumbuh kembang menjadi hal
yang tidak boleh dianggap remeh demi terciptanya generasi penerus
yang berkualitas yang mampu tumbuh dan berkembang baik

secara fisik, emosisonal, maupun sosial. Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP) merupakan salah satu alat


skrining/deteksi yang diwajibkan oleh Depkes untuk digunakan di
tingkat pelayanan kesehatan primer. Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan atau disebut KPSP merupakan suatu daftar
pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan
perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 72 bulan (Prasida,
2015).
Oleh karena itu, pemeriksaan tumbuh kembang sangat di
perlukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak
sesuai usianya. Dengan demikian, bidan sebagai ujung tombak
Kesehatan ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan
pelayanan asuhan kebidanan pada bayi balita dan anak..

Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan
(KPSP) merupakan salah
satu alat skrining/
deteksi yang diwajibkan oleh
Depkes untuk
digunakan di tingkat
pelayanan kesehatan
primer. Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan
atau disebut KPSP merupakan
suatu daftar
pertanyaan singkat yang
ditujukan kepada
para orang tua dan
dipergunakan seba
B. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada an.s usia 25 bulan dengan
pertumbuhan dan perkembangan normal berdasarkan kpsp dengan manajemen
varney dan mendokumentasikan hasil asuhan dalam bentuk asuhan kebidanan

C. Tujuan khusus
1. Mampu menerapkan konsep asuhan kebidanan pada an.s usia 25 bulan dengan
pertumbuhan dan perkembangan normal
2. Mampu menerapan konsep manajemen varney asuhan kebidanan pada an.s
usia 25 bulan dengan pertumbuhan dan perkembangan normal
3. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada an.s usia 25 bulan dengan
pertumbuhan dan perkembangan normal
4. Menganilisis pengakajian asuhan kebidanan pada an.s usia 25 bulan dengan
pertumbuhan dan perkembangan normal
5. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada an.s usia 25 bulan dengan
pertumbuhan dan perkembangan normal.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Definisi
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi
pada tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh
kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode
tertentu (Depkes RI : 2004).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang
meliputi BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah
dan ukuran sel – sel pada semua sistem organ tubuh (Vivian nanny,
2010).
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas,
yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret
yang menyangkut ukuran dan struktur biologis (Mansur, 2009). 
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan (Soetjiingsih,
2005).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi
semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan
fungsi-fungsi system organ tubuh (Vivian nanny, 2010).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Pemkot Malang
Dinkes, 2007).
2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang
a) Ciri – ciri tumbuh kembang anak
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai perubahan fungsi.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa
melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi
badannya serta bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
6) Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu
pola sefalokaudal dan pola proksimodistal.
b) Prinsip – prinsip tumbuh kembang
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan
belajar. Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi
dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada
individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha melalui belajar. Anak memperoleh
kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan pola
potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembanagn dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak.
Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat
diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan spesifik
dan terjadi berkesinambungan (Pemkot Dinkes Malang, 2007)

3. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar –
dasar kepribadian manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir,
ketrampilan, berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dll. Ada
2 faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal
seorang anak yaitu :
a) Faktor dalam
1) Ras / etnik dan bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika maka ia tidak
memiliki faktor hereditas ras / bangsa Indonesia atau
sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh
tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,
tahun pertama kehidupannya.
4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih
cepat daripada laki – laki. Tetapi setelah melewati masa
pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5) Genetik
Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu
potensi anak akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa
kelainan genetik yang bepengaruh pada tumbuh kembang anak
seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti ada sindrom downs dan sindrom turner
b) Faktor luar (eksternal)
1) Faktor prenatal
(a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan
akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
(b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan
congenital seperti club foot.
(c) Toksin / zat kimia
Beberapa obat – obatan seperti aminopterin, thalidomide
dapat menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
(d) Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia,
kardiomegali, hyperplasia adrenal.
(e) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan
congenital mata, kelainan jantung.
(f) Infeksi
Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam,
Rubella, Citomegalo virus, dan Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin : katarak, bisu tuli,
mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung
congenital.
(g) Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk
antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
(h) Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu
(i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah /
kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak.
3) Faktor pasca salin 
(a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan
normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi,
anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik
membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah
terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat
serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit
kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola
makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi
seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan
kesehatan individu (Depkes,2014)
(b) Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
(c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider)
sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar
matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
merkuri, rokok, dll).
(d) Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak
yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
(e) Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid
akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan.
(f) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
(g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
(h) Perkembangan memerlukan rangsang / stimulasi khususnya
dalam keluarga, misalnya penyediaan alat main, sosialisasi
anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap
anak.
(i) Obat – obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormone pertumbuhan (Pemkot
Dinkes Malang, 2007).

4. Periode Perkembangan
Perkembangan anak secara umum terdiri dari :
a) Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi
pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu hubungan
antara kondisi itu memberi dampak pada pertumbuhannya.
b) Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12
bulan). Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan social.
c) Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra
sekolah 3-6 tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik
yang lebih lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan fisik lebih
lambat dan relative menetap.
d) Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak
laki-laki sedikit lebih meningkat daripada perempuan dan
perkembangan motorik lebih sempurna.
e) Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada
usia 11-18 tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode
ini adalah kematangan identitas seksual dengan
perkembangannya organ reproduksi (Donna L. Wong, 2000).
5. Kebutuhan Dasar Anak
a) Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
1) Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.
2) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau
sakit dll.
3) Papan/ pemukinan yang layak.
4) Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
5) Sandang.
6) Kesegaran jasmani, rekreasi.
7) Dll.
b) Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
1) Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
2) Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
3) Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan
dipaksa.
4) Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
5) Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal
ini bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama
pada asuh demokrasi dan kecerdasan emosional.
6) Kemandirian
7) Dorongan dari orang disekelilingnya
8) Mendapat kesempatan dan pengalaman.
9) Menumbuhkan rasa memiliki
10) Kepemimpinan dan kerja sama
11) Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
(a) Demokrasi (autoritatif)
(b) Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau
menganiaya anaknya (child abuse).
(c) Permisif (serba boleh).
(d) Tidak diperbolehkan.
12) Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen
anak, seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu
(slow to warm up).
c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1) Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak,
stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
2) Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan
anak, seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini
juga bisa berasal dari orang tua.
3) Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak
(sinaps).
4) Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan.
Pada saat itu belum ada hubungan antar sel otak.
Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang
semakin kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak
kiri dan kanan, sehingga terbentuklah multiple intelligent dan
juga kecerdasan yang lebih luas dan tinggi
5) Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui
rangsangan suara, music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi,
bermain, memecahkan masalah, mencorat-coret atau
menggambar.
6) Kapan stimulasi dilakukan ?
(a) Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu
pada masa-masa ini merupakan awal terjadinya
sinaptogenesis. Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3
tahun ketika sinaptogenesis berakhir dan berakhir dan usia
14 tahun yang merupakan akhir pruning.
(b) Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka
akan semakin besar dan lama manfaatnya.
7) Kebutuhan akan stimulasi.
(a) Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental
psikososial (agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan,
kreativitas, ketrampilan, dsb).
(b) Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal,
formal dan non formal (Vivian nanny, 2010).

6. Anamnesis Tumbuh Kembang Anak


a) Anamnesis factor prenatal dan perinatal
Merupakan factor yang terpenting untuk mengetahui
perkembangan anak.Anamnesis harus menyangkut factor resiko
untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental anak
termasuk factor resiko untuk buta, tuli, palsi serebralis,
dll.Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah
ada perkawinan antar keluarga.
b) Kelahiran premature
Harus dibedakan antara bayi premature (SMK : Sesuai Masa
Kehamilan) dan bayi dismatur (KMK : Kecil Masa Kehamilan)
dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterine.
Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran
normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan
intrauterine yang tidak sempat dilalui tersebut.
c) Anamnesis harus menyangkut factor lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan anak. Misalnya untuk meneliti
perkembangan motorik pada anak, harus ditanyakan berat
badannya. Karena erat hubungannya dengan perkembangan
motorik tersebut.
d) Penyakit – penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
dan malnutrisi.
e) Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan
pada ibunya pada saat pertama kali datang.
f) Pola perkembangan anak dalam keluarga
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya,
karena ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga
tersebut dapat lebih cepat (Soetjiningsih, 2005).

7. Skrining Menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan)
Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan.
Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur
3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining
atau pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan
petugas PAUD terlatih. Alat atau instrumen yang digunakan
adalah formulir KPSP menurut umur, alat bantu pemeriksaan
berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus.
Cara penggunaan KPSP yaitu :
a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa.
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan
tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1
bulan.
c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang
dijawab oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu
atau pengasuh anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis
pada KPSP. Tanyakan pertanyaan secara berurutan, satu
persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak.
Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah terjawab (Depkes, 2012).
Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung
jawaban YA, bila ibu atau pengasuh anak menjawab : anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
Sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh
menjawab anak belum pernah melakukan atau tidak pernah
atau ibu atau pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“= 9 atau
10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan
(S). Jumlah jawaban “Ya“ = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M). Jumlah jawaban “Ya“ = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P). Untuk Jawaban
TIDAK, perlu diperincikan jumlah jawaban Tidak menurut
jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan
anak sesuai umur (S) maka beri pujian pada ibu atau
pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai
dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau
skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
yang kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan untuk anak umur
24 sampai 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri
petunjuk pada ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan
anak lebih sering lagi, ajari ibu melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau
mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan
untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangan anak. Lakukan
penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
Jika hasil KPSP ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan (P).
Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka
rujuk ke rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerakan kasar, gerakan halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012).
Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan
a) Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga,
apakah anak meniru apa yang anda lakukan?
b) Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus
yang digunakan ukuran 2.5 — 5 cm. 3. Apakah anak
dapat mengucapkan paling sedikit
c) kata yang mempunyai arti selain "papa" clan "mama"?
d) Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau
lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin
dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).
e) Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok,
atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak ikut dinilai).
f) Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA
jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan
pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika
ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
g) Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah
anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian
badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
h) Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak
tumpah? 9. Dapatkah anak membantu memungut
mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring
jika diminta?
i) Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola
tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai.
Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan
a) Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok,
Sosialisasi & atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak
ikut dinilai)
b) Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA
jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan
pada Binding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika
ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
c) Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah
anak menunjuk dengan benar paling seclikit satu bagian
badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
d) Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
e) Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri
atau membantu mengangkat piring jika diminta?
f) Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis)
Gerak kasar ke depan tanpa berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai.
g) Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas
tanpa bantuan/petunjuk?
h) Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di
atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
i) Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara
seperti “minta minum”, “mau tidur”? “Terimakasih” dan
“Dadag” tidak ikut dinilai.
j) Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar
ini tanpa bantuan?

8. TDD ( Tes Daya Dengar )


Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal
TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih.
Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak,
gambar binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan
(boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).
Cara melakukan TDD :
a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak
dalam bulan.
b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak.
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijawab
oleh orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan
lambat dan jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau
pengasuh anak. Jawaban YA jika menurut orang tua atau
pengasuh, anak dapat melakukannya dalam sebulan terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh anak
tidak dapat melakukannya dalam sebulan terakhir.
d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan
berupa perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk
dikerjakan oleh anak. Amati kemampuan anak dalam
melakukan perintah orang tua atau pengasuh. Jawaban YA
jika anak dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orang tua atau pengasuh.
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu
atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran. Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut
sesuai dengan buku pedoman atau rujuk bila tidak dapat
ditanggulangi (Depkes, 2012).

9. TDL ( Tes Daya Lihat )


Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini
kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan
sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6
bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes
ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih.
Alat atau sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau
snellen chart (Depkes, 2012).
Cara melakukan tes daya lihat :
a. Pilih ruangan yang bersih dan nyaman
b. Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada
posisi duduk
c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau
snellen chart, menghadap ke poster E atau snellen chart .
d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen
chart untuk pemeriksa.
e. Pemeriksa memberikan kartu E pada anak, latih anak
dalam mengarahkan kartu E yang ada ditangannya
mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai petunjuk pada
poster E atau snellen chart. Lakukan hal ini dengan benar
sampai anak dapat mengarah kan kartu E dengan benar.
f. Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau
buku, dengan alat penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau
snellen chart, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris
keempat atau baris E terkecil yang masih dapat dilihat. Puji
anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E yang ada di
tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart.
Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang belum diperiksa
dengan cara yang sama.
g. Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas
yang telah tersediakan: Mata kanan :………. Mata kiri :
………
Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak
tidak dapat melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya
anak tidak dapat mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya
dengan yang ada pada poster E atau snellen chart pada baris ketiga
yang ditunjuk oleh pemeriksa. Kemungkinan anak mengalami
gengguan daya lihat. Intervensi yang dilakukan bila kemungkinan
anak mengalami gangguan penglihatan maka minta anak datang
lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya
anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk
kerumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami
gangguan (kanan, kiri atau keduanya) (Depkes, 2012).

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


Menurut Muslihatun, dkk (2010 : 268-284), langkah-langkah asuhan
kebidanan pada tumbuh kembang balita yaitu :
I. PENGKAJIAN DATA
Data Subyektif pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harus dikumpulkan, antara lain :
Riwayat kesehatan anak yang penting dan harus dikaji meliputi :
b. Faktor genetik, meliputi kelainan atau gangguan metabolik
pada keluarga dan sindroma genetik.
c. Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, DM,
penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin,
riwayat penganiayaan, riwayat abortus.
d. Faktor antenatal, meliputi pernah ANC atau tidak, adanya
riwayat perdarahan, preeklamsi, infeksi, perkembangan janin
terlalu besar/terganggu, diabetes gestasional,
poli/oligohidramnion.
e. Faktor perinatal, meliputi prematur/post matur, partus lama,
penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu
meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur
mekonium, amnionitis, KPD, perdarahan dalam persalinan,
prolapsus tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis
persalinan serta keadaan bayi baru lahir.
f. Riwayat pemberian nutrisi, meliputi pemberian ASI eksklusif,
pengganti ASI, makanan pendamping ASI, atau makanan
tambahan pada anak.
g. Riwayat alergi, meliputi adanya riwayat alergi makanan, debu
dan obat-obatan pada anak.
h. Riwayat imunisasi yang sudah diberikan, meliputi imunisasi
dasar dan imunisasi anjuran yang diberikan pada anak.
i. Riwayat uji skrining yang pernah dilakukan.
j. Riwayat kesehatan

Data Obyektif pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang


harus dikumpulkan anatara lain :
a. Penilaian pertumbuhan anak
Ada beberapa cara untuk menilai pertumbuhan anak, antara
lain :
1) Keadaan umum
2) Penilaian kesadaran
3) Pengukuran antropometri
a) Pengukuran berat badan
Pengukuran ini dilakukan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh, misalnya tulang otot, lemak, cairan tubuh,
sehingga diketahui status keadaan gizi dan tumbuh
kembang anak. Berat badan juga dijadikan dasar
perhitungan dosis obat dan makanan yang diperlukan
untuk pengobatan.
Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut
WHO dengan baku NCHS secara persentil, dengan
penilaian sebagai berikut: persentil ke 50-3 adalah
normal, dan kurang atau sama dengan tiga masuk
kategori abnormal (malnutrisi). Penilaian berat badan
berdasarkan tinggi badan, menurut WHO dengan cara
presentase dari medium dan penilaiannya adalah sebagai
berikut : antara 80-90% malnutrisi sedang, kurang dari
80% malnutrisi akut (wasting).
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan
dengan baku NCHS secara persentil, dengan penilaian :
persentil ke 75 – 25 adalah normal, persentil ke 10-5
malnutrisi sedang, kurang dari persentil kelima adalah
malnutrisi berat
b) Pengukuran panjang badan / tinggi badan
Pengukuran ini digubakan untuk menilai status
perbaikan gizi disamping faktor genetik. Pengukuran ini
bisa dilakukan dengan sangat mudah. Penilaian tinggi
badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku
NCHS secara presentase dari median dan penilaiannya
adalah lebih dari atau sama dengan 90% normal, kurang
dari 90% abnormal (malnutrisi kronis)
c) Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala dapat dilakukan untuk
menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil
(mikrosefali) menunjukkan adanya retardasi mental,
apalagi otak besar (volume kepala meningkat) terjadi
akibat penyumbatan aliran cairan cerebrospinal.
Penilaian menggunaan kurve lingkar kepala.
d) Pengukuran lingkar lengan atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan
lemak dan otot. Penilaian ini tidak cocok untuk menilai
jaringan lemak tubuh, tetapi dapat digunakan untuk
menilai status gizi pada anak pre sekolah.
4) Pemeriksaan Fisik
Penilaian dilakukan dengan melihat bentuk tubuh,
perbandingan bagian tubuh, dan anggota gerak lainnya,
menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas,
pantat dan paha, menentukan jaringan lemak pada
pemeriksaan triseps, memeriksa rambut serta gigi gerigi.
a) Kepala : menilai lingkar kepala dan ubun-ubun
b) Wajah : menilai kesimetrisan wajah, adakah paralis
wajah dan pembengkakan.
c) Mata : menilai visus, keadaan palpebra, kelenjar
lakrimalis, duktus nasolakrimalis, sklera, kornea, pupil,
lensa dan bola mata.
d) Telinga : menilai telinga bagian luar yaitu bentuk,
besar, dan posisi daun telinga, lubang telinga, membran
timpani, pembesaran daerah mastoid dan fungsi
pendengaran.
e) Hidung : menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis
f) Mulut : adakah trismus, halitosis, labioskisis, edema,
dan peradangan gusi, kelainan pada lidah, ukuran dan
adanya tremor lidah, keadaan gigi dan pengeluaran
saliva.
g) Leher : menilai tekanan vena jugularis, masa pada
leher dan pembesaran kelenjar tyroid.
h) Dada : untuk menilai bentuk dan besar dada,
kesimetrisan, gerakan dada, detormitas penonjolan,
pembengkakan, dan kelainan lain.
i) Abdomen: dengan inspeksi bentuk dan ukuran,
auskultasi usus dan suara bising, palpasi dinding
abdomen, nyeri tekan, pembesaran organ dan perkusi
abdomen. Auskultasi didahulukan agar tidak
terpengaruhi stimulasi dari luar, antara lain palpasi dan
perkusi. Periksa organ hati, ginjal dan lambung.
Pemeriksaan dilanjutkan ke organ lain seperti anus dan
rektum.
j) Genetalia: Laki-laki perhatikan ukuran dan bentuk
penis, testis, kelainan, lubang uretra dan peradangan
testis dan skrotum. Perempuan adalah epispadia, tanda
seks sekunder dan pengeluaran pervagina.
k) Ekstremitas: periksa tulang, otot, dan sendi, jari tubuh,
nyeri tekan, gaya berjalan, dan lain-lain.
5) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai keadaan
pertumbuhan dan perkembangan dengan keadaan penyakit,
serum protein (albumin dan globulin), hormonal dan lain-
lain.
6) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh
kembang seperti umur tulang apalagi dicurigai adanya
gangguan pertumbuhan.

II. INTERPRETASI DATA


Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa, masalah
dan kebutuhan tumbuh kembang anakberdasarkan data yang telah
dikumpulkan pada langkah I. Acuan untuk mendeteksi beberapa
kelainan tumbuh kembang anak antara lain: 10% anak akan
mencapai kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai
kemampuan kemudian, 755 anak akan mencapai kemampuan lebih
kemudian, 90% anak sudah harus dapat mencapai kemampuan pada
batas usia paling lambat masih dalam batas normal, dan 105 anak
dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai
kemampuannya.
Secara umum, terdapat ciri-ciri anak yang memiliki kelainan
dan perlu pemeriksaan skrining, yakni usia 1-1,5 bulan belum bisa
tersenyum spontan, usia lebih dari 3 bulan masih menggenggam dan
belum bersuara, usia 4-5 bulan belum tengkurap dengan kepala
diangkat, usia 7-8 bulan belum bisa duduk tanpa bantuan, usia 12
bulan belum bisa menjimpit, usia 15 bulan belum bisa berjalan, usia
18 bulan belum mampu mengucapkan 4-5 kata, usia 2 tahun belum
bisa menyebut nama anak sendiri, usia 30 bulan belum bisa
menggambar, usia 3 tahun belum bisa berpakaian, usia 3,5 tahun
belum bisa mengenal warna, usia 4 tahun belum bisa menggambar
orang 3 bagian, usia 4,5 tahun belum bisa bercerita. Bila dijumpai
anak dengan salah satu kondisi tersebut, maka perlu dilakukan
pemeriksaan skrining untuk mengenal berbagai masalah
pertumbuhan dan perkembangan anak.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL


Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.

IV. IDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN YANG


MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi anak.

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH


Merencanakan asuhan yang menyeluruh dan rasional sesuai
dengan temuan pada langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data
dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya apa yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap balita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu menunjukkan klien bila
ada masalah yang berkaitan dengan sosial, ekonomi.

VI. MELAKSANAKAN PERENCANAAN


Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan
rencana asuhan secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini
sebagian dilaksanakan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau
oleh petugas kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan
seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memantau
rencanannya benar-benar terlaksana).
Bila perlu kolaborasi dengan dokter misalnya karena adanya
komplikasi. Manajemen yang efisien berhubungan dengan waktu,
biaya, serta peningkatan mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua
rencana telah dilaksanakan.

VII. EVALUASI
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah
diberikan, apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah
teridentifikasi dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan
rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila anak
menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik,
terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan batasan
ideal anak.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana
dengan efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu dievaluasi, kenapa asuhan yang
diberikan belum efektif. Dalam hal ini mengulang kembali setiap
asuhan yang belum efektif, melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif serta
melakukan penyesuaian dan modifikasi apabila memang diperlukan.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses berfikir yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis karena proses
manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik.
Manajemen kebidanan yang terdiri atas tujuh langkah ini
merupakan proses berfikir dalam mengambil keputusan klinis dalam
memberikan asuhan kebidanan yang dapat diaplikasikan/diterapkan
dalam setiap situasi.
BAB III

LAPORAN KASUS

Tgl Pengkajian : 6 Juli 2022

Nama Mahasiswa : Rani Kanio Mulyono

NIM : 21082041

A. Biodata

Nama bayi/anak : An.S

Tanggal lahir : 29 / 06 / 2020

Jenis kelamin : Perempuan

Nama ibu : Ny.R Ayah : Tn.A

Agama : Islam Agama


: Islam

Suku / bangsa : Bugis Suku


: Bugis

Pendidikan : SMA Pendidikan


: SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Penajam RT.24 Alamat :


Penajam RT.24

B. Data Subjektif

1. Keluhan utama (anak / orang tua)


Tidak ada

2. Riwayat penyakit sekarang

Tidak ada
3. Respon keluarga
4. Riwayat
kesehatan
yang lalu
Riwayat
prenatal
dan
perinatal
Masa kehamilan 38 dalam minggu

Lahir tanggal 29 / 06 / 2020 jam 18.00 WITA

Jenis persalinan: spontan

Penolong : Bidan di mana tempat persalinan Puskesmas

Lama persalinan:
Kala I 6 jam Kala
II 2 jam
Riwayat pemberian nutrisi : Setiap hari makan 3-4 x sehari dengan
komposisi nasi ± ½ centong dengan sayur dimakan habis dan lauk
pauk. Anak masih minum ASI ± 2-3 x/sehari susu formula 1-2 x/sehari

Komplikasi :

Riwayat Kesehatan Ibu

1) Penyakit sistemik yang pernah/ sering diderita

Tidak ada
2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Tidak ada

3) Riwayat Keturunan kembar

Tidak ada

Riwayat Kesehatan bayi


Anak Persalinan Nifas
Ke Tgl Umur Jenis Penolong Komplikasi JK BB laktasi komplik
kehamilan persalinan Ibu Bayi
lahir lahir
1. 29/06/2 38 minggu Normal Bidan Tidak Tidak P 2800 YA Tidak ada
020 ada ada

5. Status kesehatan terakhir

1) Penyakit sistemik yang pernah/ sering diderita

Tidak ada

2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Tidak ada

6. Riwayat alergi : tidak ada

7. Imunisasi dasar :

BCG : 23/07/2020

Hepatitis b : 10/09/2020

Polio : 10/09/2020

DPT : 10/09/2020

Campak 15/04/2021
Apakah pernah imunisasi ulang dan jenis
imunisasi Campak 2 06/06/2022
8. Hasil Uji skreening pertumbuhan dan perkembangan
KPSP : total 10 perkembang sesuai

C. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum : baik

b) Kesadaran : composmentis

c) Tanda vital :

Nadi : 100 x/menit

Pernafasan. : 34 x/menit

Suhu : 36,6 ℃

d) Status Gizi

Tinggi badan 78 cm

Lingkar kepala 47 cm

Berat badan 9 kg

Lingkar lengan atas 15,2 cm

e) Kulit : kemerahan tidak kelainan kulit

f) Kuku : bersih, berwarna merah muda

g) Kelenjar getah bening/limfe (palpasi leher atau inguinal):

tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun


vena jugularis Pemeriksaan fisik
A. Kepala :

Rambut : berwarna hitam lebat tidak rontok

Ubun-ubun : bersih tidak ada kelainan

Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak kuning

Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva


merah muda

Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran cairan

Hidung : Bersih, tidak ada sekret

Mulut : Bersih, tumbuh gigi susu, gigi tidak ada


karies, lidah bersih

C. Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran pada kelenjar limfe, kelenjar


tiroid, maupun vena

jugularis

D. Dada

Bentuk dan besar : Simetris

Gerakan : tidak tampak retraksi dada.

Payudara : putting tidak ada kelainan


E. Abdomen

Ukuran dan bentuk : Bentuk normal, tidak tampak pembesaran


hepar

Auskultasi : bising usus (+)

Perkusi : tidak kembung


Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal

F. Anus/rectum : tidak ada kelainan

G. Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran sekret

I. Ekstremitas : tidak oedem

2. Pemeriksaan penunjang

a) Laboratorium : tidak dilakukan

b) X ray : tidak dilakukan

ASSESMENT

1. Diagnosis Kebidanan

An.S usia 25 bulan dengan perkembangan sesuai

2. Masalah

Tidak ada

3. Kebutuhan

Tidak ada

4. Diagnosis potensial

Tidak ada

5. Masalah potensial

Tidak ada

6. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien

a. Mandiri
Tidak ada

b. Kolaborasi

Tidak ada

c. Merujuk

Tidak ada

PLANNING (Termasuk Pendokumentasian Implementasi dan


Evaluasi)

Tanggal 6 juli 2022 jam 10.00 WITA

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan perkembangan


dengan menggunakan KPSP

R/ agar Ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya

2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian


perkembangan dengan menggunakan KPSP

R / agar ibu mengetahui manfaat dari KPSP

3. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang


sesuai usia anak

R / agar ibu mengetahui nutrisi yang sesuai usia anak

4. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya

R / agar ibu mengetahui perkembangan selanjutnya

5.  Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di


Posyandu terdekat

R / untuk memantau perkembangan anak

IMPLEMENTASI
Tanggal 6 juli 2022 jam 10.10 WITA

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua anak yaitu


dari hasil pemeriksaan dengan KPSP dapat diketahui
perkembangan motoric kasar dan halus anak menggunakan
penilaian kuesioner pra skrinning perkembangan yaitu
sesuai umur (S) maka ibu meneruskan pola asuh anak
sesuai dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi
sesering mungkin sesuai dengan tahap perkembangan anak
dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan
KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan
dan setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan

2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian


perkembangan dengan menggunakan KPSP yang sangat
diperlukan karena apabila ada keterlambatan
perkembangan dapat segera dikonsultasikan dan segera
dapat dilakukan penanganan dengan cepat

3.  Memotivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi


yang sesuai dengan usia anak supaya anak mendapat gizi
dan nutrisi yang baik untuk proses perkembangannya
4. Memberitahu ibu tugas perkembangan selanjutnya yaitu :
- Apakah anak bisa melepas pakaiannya
- Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri
- Dapatkah anak makan nasi sendiri

5.  Menganjurkan ibu untuk memantau perkembangan


anaknya 6 bulan untuk memonitor perkembangan anak.

EVALUASI

Tanggal 6 juli 2022 jam 10.30 WITA

1. Ibu telah mengetahui tentang hasil pemeriksaan KPSP


2. Ibu telah mengetahui manfaat dari penilaian perkembangan
dengan menggunakan metode KPSP

3. Ibu telah mengetahui nutrisi yang sesuai usia anak

4. Ibu telah mengetahui tugas perkembangan selanjutnya

5. Ibu mengerti dan bersedia memantau perkembangan


anaknya 6 bulan lagi di Posyandu terdekat
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Ni Wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta : ANDI

Indarso, F. 2001. Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya : FK Unair

Rukiyah dan Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : CV.
Trans Info Media

Depkes RI. (2012). Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang. Jakarta:
UKK tumbuh Kembang

Gibney, Michael J. (2005). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Dewi,Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Akarta :
Salemba Medika
DOKUMNTASI

Anda mungkin juga menyukai