Kelompok 1 Pemberdayaan Masyarakat Profesi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENGANTAR ILMU PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DOSEN PEMBIMBING : EPTI YORITA, SST, MPH.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. PIPIN FEBRIANTI (P0 1740522014)

2. SHOPIATUN FATHONA (P0 1740522019)

3. SUSI IRMA NOVIA (P01740522021)

PRODI : PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Pemberdayaan Masyarakat dengan
judul Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Penyusunan makalah ini bersumber dari semua data yang kami peroleh baik dari media
cetak, media elektronik, serta bimbingan dari dosen mata kuliah. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada Bunda Epti Yorita,SST,MPH selaku dosen mata kuliah
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelayanan Kebidanan, rekan-rekan prodi Profesi Bidan Tahun
2022 Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang kami banggakan, serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya. Dalam hal ini kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak dalam menyusun makalah ini
sehingga dapat menjadi makalah yang baik dan bermanfaat bagi kita semua, terutaman
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Wassalamualaikum wr.wb.

Bengkulu, 21 Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengembangan Masyarakat…………............................................................
B. Pemberdayaan Masyarakat…………………………………………………..

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha untuk membuat masyarakat menjadi
berdaya melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk mengelola dan
bertanggung jawab atas program pembangunan dalam komunitasnya. Pembelajaran
tersebut diimplementasikan dalam rangkaian pengembangan kapasitas masyarakat,
dimana pelaksanaannya harus disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan
masyarakat setempat karena pada dasarnya setiap komunitas bersifat unik.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan
wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan
pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh seluruh Provinsi, Kabupaten, dan
Kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat
diselenggarakan oleh Daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan Daerah,
yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini
dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-masing Daerah
sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat
proses peningkatan kesejahteraan rakyat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan keluarga dalam pemberdayaan masayarakat ?
2. Bagaimana pemberdayaan keluarga dalam pemberdayaan masyakat ?

iv
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi, konsep dan lain-lain dalam pengembangan keluarga
dalam pemberdayaan masyarakat
2. Untuk mengetahui definisi, konsep dan lain-lain dalam pemberdayaan keluarga dalam
pemberdayaan masyarakat

v
BAB II

PEMBAHASAN

PENGANTAR ILMU PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA


DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Pengembangan Masyarakat

1. Definisi Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat (community development) merupakan wawasan dasar


bersistem tentang asumsi perubahan sosial terancang yang tepat dalam kurun waktu
tertentu. Sedangkan teori dasar pengembangan masyarakat yang menonjol pada saat ini
adalah teori ekologi dan teori sumber daya manusia.
Teori ekologi mengemukakan tentang “batas pertumbuhan”. Untuk sumber-
sumber yang tidak dapat diperbarui perlu dikendalikan pertumbuhannya. Teori ekologi
menyarankan kebijaksanaan pertumbuhan diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat
membekukan proses pertumbuhan (zero growth) untuk produksi dan penduduk. Teori
sumber daya manusia memandang mutu penduduk sebagai kunci pembangunan dan
pengembangan masyarakat. Banyak penduduk bukan beban pembangunan bila mutunya
tinggi. Pengembangan hakikat manusiawi hendaknya menjadi arah pembangunan.
Perbaikan mutu sumber daya manusia akan menumbuhkan inisiatif dan kewirausahaan.
Teori sumber daya manusia diklasifikasikan ke dalam teori yang menggunakan
pendekatan yang fundamental.
Pengembangan Masyarakat ini memiliki sejarah panjang dalam praktek pekerjaan
sosial. Sebagai sebuah metode pekerjaan sosial, pengembangan masyarakat
memungkinkan pemberi dan penerima pelayanan terlibat dalam proses perencanaan,
pengawasan dan evaluasi. Pengembangan masyarakat meliputi berbagai pelayanan
sosial yang berbasis masyarakat mulai dari pelayanan preventif untuk anak-anak sampai
pelayanan kuratif dan pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah.

vi
Pengembangan masyarakat (community development) sebagai salah satu model
pendekatan pembangunan (bottoming up approach) merupakan upaya melibatkan peran
aktif masyarakat beserta sumber daya lokal yang ada dan dalam pengembangan
masyarakat hendaknya diperhatikan bahwa masyarakat punya tradisi, dan punya adat-
istiadat, yang kemungkinan sebagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal
sosial.
Adapun pertimbangan dasar dari pengembangan masyarakat adalah yang pertama,
melaksanakan perintah agama untuk membantu sesamanya dalam hal kebaikan. Kedua,
adalah pertimbangan kemanusiaan, karena pada dasarnya manusia itu bersaudara.
Sehingga pengembangan masyarakat mempunyai tujuan untuk membantu
meningkatkan kemampuan masyarakat, agar mereka dapat hidup lebih baik dalam arti
mutu atau kualitas hidupnya.

2. Ruang Lingkup Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota


masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi
kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep,
yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan atau
pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor,
yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat dapat diartikan
dalam dua konsep, yaitu : 1. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni
sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga,
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan. 2.
Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan
kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis
minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti
halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak

vii
cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental. Istilah masyarakat
dalam pengembangan masyarakat biasanya diterapkan terhadap pelayanan-pelayanan
sosial kemasyarakatan yang membedakannya dengan pelayananpelayanan sosial
kelembagaan. Pelayanan perawatan manula yang diberikan di rumah mereka dan/atau
di pusat-pusat pelayanan yang terletak di suatu masyarakat merupakan contoh
pelayanan sosial kemasyarakatan. Sedangkan perawatan manula di sebuah rumah sakit
khusus manula adalah contoh pelayanan sosial kelembagaan.
Istilah masyarakat juga sering dikontraskan dengan “negara”. Misalnya, “sektor
masyarakat” sering diasosiasikan dengan bentuk-bentuk pemberian pelayanan sosial
yang kecil, informal dan bersifat bottom-up. Sedangkan lawannya, yakni “sektor
publik”, kerap diartikan sebagai bentuk-bentuk pelayanan sosial yang relatif lebih besar
dan lebih biro.
Pengembangan masyarakat dapat didefinisikan sebagai metoda yang
memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu
memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.
Menurut Twelvetrees, pengembangan masyarakat adalah “the process of assisting
ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions.”
Secara khusus pengembangan masyarakat berkenaan dengan upaya pemenuhan
kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh
kemiskinan maupun oleh diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, jender, jenis
kelamin, usia, dan kecacatan. kratis.

3. Model-Model Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat dapat diklasifikasikan kedalam enam model sesuai dengan


gugus profesional dan radikal. Keenam model tersebut meliputi :
a. Perawatan masyarakat merupakan kegiatan volunter yang biasanya dilakukan oleh
warga kelas menengah yang tidak dibayar. Tujuan utamanya adalah untuk
mengurangi kesenjangan legalitas pemberian pelayanan.
b. Pengorganisasian masyarakat memiliki fokus pada perbaikan koordinasi antara
berbagai lembaga kesejahteraan sosial.

viii
c. Pembangunan masyarakat memiliki perhatian pada peningkatan keterampilan dan
kemandirian masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
d. Aksi masyarakat Berdasarkan Kelas bertujuan untuk membangkitkan kelompok-
kelompok lemah untuk secara bersama-sama meningkatkan kemampuan melalui
strategi konflik, tindakan langsung dan konfrontasi.
e. Aksi masyarakat Berdasarkan Jender bertujuan untuk mengubah relasi-relasi sosial
kapitalis-patriakal antara lakilaki dan perempuan, perempuan dan negara, serta
orang dewasa dan anak-anak.
f. Aksi Masyarakat Berdasarkan Ras (Warna Kulit) merupakan usaha untuk
memperjuangkan kesamaan kesempatan dan menghilangkan diskriminasi rasial.

4. Pengetahuan dan Keterampilan Dalam Pengembangan Masyarakat

Model-model pengembangan masyarakat perlu dibangun berdasarkan perspektif


alternatif (baik profesional maupun radikal) yang secara kritis mampu memberikan
landasan teoritis dan pragmatis bagi praktek pekerjaan sosial. Apapun perspektif dan
model yang digunakan, pekerja sosial perlu meningkatkan perangkat pengetahuan,
teknik dan keterampilan profesionalnya yang saling melengkapi. Secara umum,
beberapa bidang yang harus di kuasai adalah :
a. Engagement (dengan beragam individu, kelompok, dan organisasi).
b. Assessment (termasuk assessment kebutuhan dan profile wilayah).
c. Penelitian (termasuk penelitian aksi-partisipatif dengan masyarakat).
d. Group work (termasuk bekerja dengan kelompok pemecah masalah maupun
kelompok-kelompok kepentingan).
e. Negosiasi (termasuk bernegosiasi secara konstruktif dalam situasi-situasi konflik).
f. Komunikasi (dengan berbagai pihak dan lembaga).
g. Konseling (termasuk bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat dengan
beragam latar kebudayaan)
h. Manajemen sumber (termasuk manajemen waktu dan aplikasi-aplikasi untuk
memperoleh bantuan).

ix
i. Pencatatan dan pelaporan.
j. Monitoring dan evaluasi
5. Perencanaan Pengembangan Masyarakat
Pelaksanaan pengembangan masyarakat dapat dilakukan melalui penetapan
sebuah program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanannya dapat
dilakukan dengan mengikuti enam langkah perencanaan.
a. Perumusan masalah
Pengembangan masyarakat dilaksanakan berdasarkan masalah atau kebutuhan
masyarakat setempat. Beberapa masalah yang biasanya ditangani oleh
pengembangan masyarakat berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, kenakalan
remaja, pemberantasan buta hurup, dan lain-lain. Perumusan masalah dilakukan
dengan menggunakan penelitian (survei, wawancara, observasi), diskusi kelompok,
rapat desa, dan seterusnya.
b. Penetapan program
Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati sebagai prioritas yang perlu
segera ditangani, maka dirumuskanlah program penanganan masalah tersebut.
c. Perumusan tujuan
Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan keberhasilannya dapat diukur
perlu dirumuskan apa tujuan dari program yang telah ditetapkan. Tujuan yang baik
memiliki karakteristik jelas dan spesifik sehingga tercermin bagaimana cara
mencapai tujuan tersebut sesuai dengan dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
d. Penentuan kelompok sasaran
Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya
melalui program yang telah ditetapkan.
e. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana
Sumber adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program
kegiatan, termasuk didalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya
manusia.
f. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan
Strategi adalah cara atau metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan
program kegiatan.

x
g. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau proses dan hasil pelaksanaan
program. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal
kegiatan? Apakah program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan? suatu kegiatan indikator keberhasilan.

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan atau empowerment berawal dari kata daya (power). Daya dalam
arti kekuatan yang berasal dari dalam. Secara konseptual, pemberdayaan keluarga
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat keluarga, terutama keluarga
miskin atau keluarga tidak bisa mencapai tujuan kehidupan berkeluarga. Dengan kata
lain memberdayakan keluarga adalah memampukan dan memandirikan keluarga.
Keberdayaan keluarga merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu keluarga
bertahan, dinamis mengembangkan diri dan mencapai tujuannya (Sunarti, 2012).
Pemberdayaan keluarga dapat dipandang sebagai suatu proses memandirikan
klien dalam mengontrol status kesehatannya. Pengertian lain tentang pemberdayaan
adalah memampukan orang lain melalui proses transfer termasuk didalamnya transfer
kekuatan/power, otoritas, pilihan dan perijinan sehingga mampu menentukan pilihan
dan membuat keputusan dalam mengontrol hidupnya. Penjelasan lain tentang
pemberdayaan adalah proses sosial dalam mengenal, mempromosikan dan
meningkatkan kemampuan orang untuk memenuhi kebutuhannya, menyelesaikan
masalahnya sendiri dan memobilisasi sumber-sumber yang diperlukan untuk
mengontrol hidup mereka. Secara keseluruhan pemberdayaan bisa digunakan untuk
merubah, tidak hanya seorang individu tetapi termasuk merubah kondisi dan biasanya
kondisi sosial dan politik yang berada pada status tidak berdaya. Pemberdayaan
keluarga memiliki makna bagaimana keluarga memampukan dirinya sendiri dengan
difasilitasi orang lain untuk meningkatkan atau mengontrol status kesehatan keluarga
(Nurhaeni, 2013)

xi
Pemberdayaan keluarga adalah merupakan suatu proses atau upaya untuk
menumbuhkan kesadaran dan kemauan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan
status kesehatan. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang cara-cara
memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari pemberdayaan kesehatan
yang selanjutnya menimbulkan kemauan atau kehendak untuk melaksanakan tindakan
kesehatan sehingga keluarga dapat melaksanakan tindakan untuk berperilaku sehat.
Melalui pemberdayaan keluarga yang merupakan upaya persuasi diharapkan keluarga
mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan
didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran, sehingga
perilaku tersebut diharapkan dapat berlangsung lama dan menetap karena didasari
dengan kesadaran (Notoatmodjo, 2012).
2. Tujuan Pemberdayaan Keluarga
Tujuan pemberdayaan keluarga Menurut Sunarti (2012) pemberdayaan keluarga
memiliki dimensi tujuan yang luas dan beragam yaitu :
a. Membantu sasaran untuk menerima/melewati /menjalani/ mempermudah proses
perubahan yang harus / akan dijalani / ditemui individu / keluarga.
b. Menggali kapasitas / potensi laten anggota keluarga (keperibadian, keterampilan
manajerial dan keterampilan kepemimpinan)
c. Mendorong sasaran agar memiliki daya ungkit / daya lompat serta sebagai lecutan
untuk lari mengejar cita-cita keluarga
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup seluruh anggota keluarga
sepanjang tahap perkembangan dan siklus hidupnya
e. Membangun daya tahan dan daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan agar
mampu menjalani kehidupan dengan sukses tanpa kesulitan dan hambatan yang
berarti
f. Membina dan mendampingi proses perubahan sampai pada tahap kemandirian
dan tahapan tujuan yang dapat diterima

xii
3. Prinsip pemberdayaan keluarga
Menurut Sunarti (2012) agar pemberdayaan keluarga dapat tercapai, maka perlu
memperhatikan beberapa prinsip penting pemberdayaan keluarga. Beberapa prinsip
penting tersebut diantaranya:
a. Pemberdayaan keluarga hendaknya tidak memberikan bantuan atau
pendampingan yang bersifat charity yang akan mendatangkan ketergantungan dan
melemahkan, melainkan bantuan, pendampingan dan atau pelatihan yang
mempromosikan self reliance dan meningkatkan kapasitas sasaran pemberdayaan
b. Hendaknya menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan pihak yang
dibantu/dibina/didamping menjadi lebih kuat melalui latihan daya juang/tahan,
menghadapi masalah atau kenelangsaan
c. Meningkatkan partisipasi yang membawa pihak yang diberdayakan meningkat
kapasitasnya
d. Menjadikan pihak yang diberdayakan mengambil kontrol penuh, pengambilan
keputusan penuh dan tanggungjawab penuh untuk melakukan kegiatan yang akan
membawanya menjadi lebih kuat.
4. Teori Pemberdayaan Masyarakat
Sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang menyajikan pandangan
sistematis melalui pengkhususan hubungan antar variabel dengan tujuan menjelaskan
dan meramalkan/menduga. Teori pemberdayaan masyarakat memberikan petunjuk
apa yang sebaiknya dilakukan di dalam situasi tertentu. Teori dapat dalam bentuk luas
atau ringkas mengenai pola pola interaksi dalam masyarakat atau menggambarkan
pola yang terjadi dalam situasi tertentu (contoh: masyarakat, organisasi, atau
kelompok populasi tertentu).

Sebuah teori dalam pemberdayaan masyarakat dapat ditemukan atau diungakp


menggunakan 2 pendekatan. Pendekatan pertama yaitu Deductive Theory
Construction yaitu teori yang sudah ada atau ditemukan di awal kemudian dilakukan
penelitian pemberdayaan pada masyarakat. Pendekatan kedua yaitu Konstructive
theory yaitu teori yang belum ada atau masih di duga dan untuk menyusunnya
dilakukan penelitian pemberdayaan pada masyarakat

xiii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) menjadi isu utama dalam
program dan orientasi pembangunan nasional pada saat ini. Kegiatan peningkatan
sarana jalan diupayakan melibatkan masyarakat secara aktif melalui pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata yang
menyangkut masa depannya.
Banyaknya tahapan dalam penyusunan anggaran di desa menjadikan alasaan
perlunya pemberdayaan kepada masyarakat dalam perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran yang perlu pendampingan (advokasi).
Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan publik yang
bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan
merugikan masyarakat.

B. Saran

Kegiatan pengabdian yang berupa pendampingan (advokasi) sangat dibutuhkan oleh


masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan yang tidak memiliki kemampuan dalam
menyusun dokumen perencaaan, dokumen pelaksanaan, maupun dokumen
pertanggungjawaban, apalagi jika pelaksanaan pembangunan fisik membutuhkan
anggaran yang cukup besar, yang berasal dari pemerintah, swadaya masyarakat maupun
bantuan pihak lainnya, sehingga pengelolaan anggaran bisa dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance yang meliputi, transparansi, partisipasi dan akuntabel,
sehingga bisa meminimalisis penyimpanganpenyimpangan yang mungkin bisa terjadi.
Perlu adanya koordinasi antara pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan pemerintah
daerah agar bisa menjembatani kegiatan pendampinganpendampingan yang lain,
sehingga konsep pemberdayaan bisa lebih optimal.

xiv
DAFTAR PUSKATA

DR.Husaini,SKM,M.Kes dan Marlinwe Lenie, SKM,MKL.2016. Pemberdayaan


Masyarakat Bidang Kesehatan.Banjar Baru.

Rusmanto, Joni. 2013. Gerakan Sosial Sejarah Perkembangan Teori Kekuatan dan
Kelemahannya. Zifatama Publishing. Sidoarjo.

Shucksmith, Mark. 2013. Future Direction in Rural Development. Carnegie UK Trust.


England.

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dalam


Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

xv

Anda mungkin juga menyukai